Anda di halaman 1dari 129

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain
dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya
:energi cahaya untuk fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organic dari senyawa anorganic dengan bantuan energi
cahaya matahari.
Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen.
CO2 + H2O energi cahaya
C6H12O6 +O2 + H2O
klorofil
Untuk mengetahui fotosintesis menghasilkan O2, maka dilakukan percobaan Ingenhouzs dengan
memberikan perlakuan yang berbeda beda pada terkait suhu, intesintas, cahaya, dan NaHCO3.

B.
1.
2.

Rumusan Masalah
Apakah faktor yang memengaruhi proses fotosintesis?
Bagaimana fotosintesis menghasilkan O2 ?

C.
1.
2.

Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi proses fotosintesis.
Untuk mengetahui fotosintesis menghasilkan O2.

D.

Manfaat Praktikum
Bagi siswa, penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengamatani proses fotosintesis secara langsung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Fotosintesis
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya
agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses
sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya
matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar.
Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama
untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan
trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi
fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H 2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang
kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).

Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam
fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi
CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah
foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke
orbit (Anwar, 1984).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu
proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi
organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan
memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana
itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang
menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya
tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun
tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna
biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan
klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang
gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi
secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan
bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP
dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan :
Kloropil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi
Sinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang
diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis
(Syamsuri, 2000).
Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
1.
Reaksi Terang
Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung digrana yang
dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam
rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona
(Saimbolon, 1989).
2.
Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk
mensintesis gula yang berlangsung distroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:
a. Karboksilasi merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul PGA.

B.

b. Reduksi

: PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).

c. Regenerasi

: pembentukan kembali RBP

Faktor penentu laju fotosintesis


Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat memengaruhi secara langsung
seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya
beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap
beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi

karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh
secara langsung bagi laju fotosintesis.
Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum meskipun kondisi
lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat
memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktorfaktor seperti translokasikarbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ
yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon
dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Jadwal Penelitian

Hari dan tanggal


: Jumat, 14 September 2012
Pukul
: 11.15 WIB
Tempat
: Laboratorium Biologi SMA N 1 Jetis Bantul.
B. Obyek
Obyek dalam penelitian ini adalah Hydrill verticillata.
C. Variabel
1.Variabel bebas yang dibuat berbeda dalam eksperimen ini yaitu suhu, cahaya, dan bahan fotosintesis.
2.Variabel terkontrol yang dibuat sama sebagai pengontrol yaitu tanaman yang digunakan (Hydrilla
verticillata).
3. Variabel terikat adalah hasil perlakuan dari variabel bebas dan variabel terikat yaitu jumlah gelembung
yang dihasilkan.
D.
1.
2.
3.
4.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
F.

3.
4.
6.

a.
b.
c.
8.
9.

1.

Rancangan Penelitian
Perlakuan I diletakkan ditempat yang terang dengan suhu 30 0.
Perlakuan II diletakkan ditempat terang dan ditambahkan dengan es batu dengan suhu 15 0.
Perlakuan III diletakkan ditempat yang terang dan ditambahkan NaHCO 3.
Perlakuan IV diletakkan di tempat yang gelap.
Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
Tabung reaksi 4 buah
1. Tumbuhan air (Hydrill verticillata)
Corong kaca 4 buah
2. Larutan NaHCO3
Termometer raksa 2 buah
3. Es Batu
Kawat penyangga 12 buah
4. Air
Gelas kimia 4 buah
Stopwacth
Prosedur Penelitian
Cara kerja untuk fotosintesis yang menggunakan cahaya matahari langsung:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2.
Memotong Hydrilla verticillata dengan panjang 7 cm sebanyak 5 buah.
Memasukkan Hydrilla verticillata secara bersamaan kedalam corong kaca,bagian ujung Hydrilla
verticillatamenghadap kebawah.
Menutup gelas kimia dengan corong kaca yang telah diberi Hydrilla verticillata.
5.
Menutup corong kaca dengan gelas kimia.
Mengisi gelas kimia dengan air sampai penuh dan jangan sampai terdapat gelembung dan mengkaitkan
corong kaca dengan kawat penyangga.
7.
Sebelum memanaskan Hydrilla verticillata dalam 2 gelas kimia yang berbeda dengan sinar matahari
langsung , menyusun perangkat percobaan :
Perlakuan I diletakkan ditempat yang terang dengan suhu 30 0.
Perlakuan II diletakkan ditempat terang dan ditambahkan dengan es batu dengan suhu 15 0.
Perlakuan III diletakkan ditempat yang terang dan ditambahkan NaHCO 3.
Memanaskan secara bersamaan anatara gelas kimia 1,II,dan III dibawah sinar matahari langsung untuk
gelas kimia I, II (suhu harus stabil dalam keadaan 30 oC untuk gelas kimia I, dan suhu 150 untuk gelas
kimia II jika suhu naik gelas kimiaditambah es agar turun kembali stabil).
Menghitung jumlah gelembung yang dihasilkan dalam 3 menit pertama, 3 menit ke dua, dan 3 menit ke
tiga.
10. Mencatat jumlah gelembung dalam tabel dan kemudian dirata-rata.
B. Cara kerja untuk fotosintesis yang tidak menggunakan cahaya matahari ( perlakuanke IV ) :
Menyiapkan alat dan bahan

2.
3.
4.
5.
6.

Memotong Hydrilla verticillata dengan panjang 7 cm sebanyak 5 buah.


Memasukkan Hydrilla verticillata secara bersamaan kedalam corong kaca.
Menutup gelas kimia dengan corong kaca yang telah diberi Hydrilla verticillata.
Menutup corong kaca dengan gelas kimia.
Mengisi gelas kimia dengan air sampai penuh dan jangan sampai terdapat gelembung dan mengkaitkan
corong kaca dengan kawat penyangga.
7.
Memasukkan gelas kimia tersebut dalam tempat yang gelap.
8.
Menghitung jumlah gelembung yang dihasilkan dalam 5 menit pertama, 5 menit ke dua, dan 5 menit ke
tiga.
9.
Mencatat jumlah gelembung dalam tabel dan kemudian dirata-rata.
Pertanyaan
:
Perlakuan mana yang mengeluarkan gelembung paling banyak ? Jelaskan !
Perlakuan mana yang tidak mengeluarkan gelembung atau hanya mengeluarkan sedikit gelembung ?
Jelaskan !
3. Apa fungsi penambahan NaHCO3?
1.
2.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.

Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan percobaan uji fotosintesis didapatkan data dan hasil sebagai
berikut :
Perlakuan
Jumlah gelembung dalam
No
Hydrilla
3 menit I
3 menit II
3 menit III
verticillata
458
597
725
Gelembung
Gelembung
Gelembung
Sinar matahari +
1
kecil dan 12 kecil dan 12
kecil dan 8
air
gelembung
gelembung
gelembung
besar
besar
besar
Sinar matahari +
2
air + es
(150C)
54
70
76
Sinar matahari +
3
Gelembung
Gelembung
Gelembung
air + NaHCO3
besar
besar
besar

Rata-rata

593,3
Gelembung
kecil dan
3,56
66,67
Gelembung
besar

1.
2.
3.

Tanpa Sinar
matahari + air

Pertanyaan :
Perlakuan mana yang gelembungnya paling banyak ?Jelaskan !
Perlakuan mana yang tidak mengeluarkan gelembung ?Jelaskan !
Apa fungsi penambahan NaHO3 ?

Jawab :
Perlakuan yang menghasilkan gelembung paling banyak pada perlakuan III yaitu perlakuan yang di
tempatkan di tempat yang terang dan ditambah dengan NaHO3. Karena menyebabkan intensitas cahaya
dan NaHO3 yang terurai menjadi NaOH dan CO2. NaHO3 menambah substrat untuk proses fotosintesis
sehingga hasil gelembung yang dihasilkan lebih banyak.
2.
Perlakuan yang tidak mengeluarkan gelembung pada perlakuan IV yaitu ditempatkan di tempat yang
tidak terdapat cahaya matahari( keadaan gelap ). Di tempat yang gelap suhunya rendah sehingga enzim
inaktif sehingga tidak terjadi reaksi.
3.
Fungsi NaHO3 adalah untuk menambah substrat dalam bahan proses fotosintesis.
1.

B.

Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi matahari yang
dapat dimanfaatkan oleh kloropil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya
matahari sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik yang
akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen.
Reaksi yang terjadi saat fotosintesis adalah :
CO2 + H2O
energi cahaya
C6H12O6 +O2 + H2O
klorofil
Dari reaksi tersebut kami dapat memperkirakan bahwa pada fotosintesis akan menghasilkan
oksigen.Hydrilla verticillatadimasukkan ke dalam gelas beaker yang terlebih dahulu telah dilengkapi
dengan corong penutup dan gelas kimia, kemudian dimasukkan air yakinkan pada saat air memenuhi
gelas beaker dan masuk kedalam gelas kimia tidak terdapat gelembung udara dari luar.
Dalam melakukan percobaan ini kami menyiapkan bahan bahan yang digunakan. Bahannya diantaranya
:Hydrilla verticillata,air,NaHCO3,dan es batu. Hydrilla verticillatadipotong potong dengan ukuran 7 cm
sebanyak 5 buah pada setiap perlakuan. Kemudian kami melakukan percobaan dengan perlakuan yang
berbeda beda pada 4 tabung reaksi. Setelah melakukan percobaan reaksi fotosintesis, dengan perlakuan
yang berbeda beda pada 6 tabung reaksi didapatkan hasil seperti data pengamatan yang ada di atas :
Perlakuan I diletakkan ditempat yang terang dengan suhu 300. Pada perlakuan ini gelas kimia yang telah
berisi corong, Hydrilla verticillata, kawat, tabung reaksi yang sudah dirangkai diisi dengan air dengan
cara menenggelamkan ke dalam sebuah ember dan tidak boleh ada udara luar yang masuk ke dalam
tabung. Kemudian diletakkan di tempat yang terang terkena matahari langsung kemudian mengamati
gelembung yang dihasilkan dari perlakuan tersebut. Pada 3 menit pertama gelembung yang dihasilkan
sebanyak 458 gelembung kecil dan 12 gelembung besar. Pada 3 menit kedua gelembung yang dihasilkan
bertambah sebanyak 597 gelembung kecil dan 12 gelembung besar. Pada 3 menit yang terakhir jumlah
gelembung yang dihasilkan bertambah sebanyak 725 gelembung kecil dan 8 gelembung besar Dari hasil
yang didapat membuktikan bahwa pada percobaan ini menghasilkan oksigen ditandai dengan munculnya
gelembung gelembung udara yang ada di dalam tabung. Semakin lama waktu yang digunakan,oksigen
yang dihasilkan semakin banyak.

Perlakuan II diletakkan ditempat terang dan ditambahkan dengan es batu dengan suhu 15 0.Pada perlakuan
ini gelas kimia yang telah berisi corong, Hydrilla verticillata, kawat, tabung reaksi yang sudah dirangkai
diisi dengan air dengan cara menenggelamkan ke dalam sebuah enmber dan tidak boleh ada udara luar
yang masuk ke dalam tabung. Diberi es batu untuk sehingga suhu menjadi 15 0. Kemudian diletakkan di
tempat yang terang terkena matahari langsung kemudian mengamati gelembung yang dihasilkan dari
perlakuan tersebut. Pada 3 menit pertama,kedua,dan ketiga tidak ada gelembung yang dihasilkan. Jika
dibandingkan dengan perakuan pertama gelembung yang dihasilkan sangat banyak dengan suhu 30 0 .
Sehingga dapat diketahui bahwa fotosintesis dipengaruhi oleh temperatur( suhu ) dan dalam suhu yang
dingin ternyata mempengaruhi kerja enzim yaitu kerja enzim kurang optimal.
Perlakuan III diletakkan ditempat yang terang dan ditambahkan NaHCO 3.Pada perlakuan ini gelas
kimia yang telah berisi corong, Hydrilla verticillata, kawat, tabung reaksi yang sudah dirangkai diisi
dengan air dengan cara menenggelamkan ke dalam sebuah enmber dan tidak boleh ada udara luar yang
masuk ke dalam tabung.kemudian ditambahkan larutan NaHCO3. Kemudian diletakkan di tempat terang
yang langsung terkena cahaya matahari langsung. Dari tabel pengamatan diatas diketahui bahwa pada 3
menit pertama gelembung yang dihasilkan sebanyak 54 gelembung besar. Pada 3 menit kedua gelembung
yang dihasilkan sebanyak 70 gelembung besar. Pada 3 menit terakhir gelembung yang dihasilkan
sebanyak 76 gelembung besar. Sehingga jika gelembung besar ini diakumulasi menjadi gelembung kecil
maka perbandingan antara perlakuan I yaitu ditempatkan ditempat yang terang dengan suhu 300 dengan
perlakuan ketiga yaitu ditempatkan di tempat yang terang dengan penambahan NaHCO 3maka gelembung
yang banyak dihasilkan yaitu pada perlakuan ketiga dengan penambahan NaHCO 3. Hal ini membuktikan
bahwa pada perlakuan ketiga ini menggunakan larutan NaHCO3menghasilkan oksigen lebih banyak.
Karena penambahan NaHCO3yang bereaksi dengan cahaya matahari akan terurai menjadi NaOH dan
CO2. Dan NaHCO3menambah substrat dalam bahan untuk proses fotosintesis sehinggaa gelembung yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan percobaan yang pertama tanpa ada tambahan substrat
hanya terkena sinar matahari langsung.
Perlakuan IV diletakkan ditempat yang gelap tanpa ada sinar matahari. Pada perlakuan ini gelas kimia
yang telah berisi corong, Hydrilla verticillata, kawat, tabung reaksi yang sudah dirangkai diisi dengan air
dengan cara menenggelamkan ke dalam sebuah enmber dan tidak boleh ada udara luar yang masuk ke
dalam tabung. Kemudian diletakkan di tempat yang terang terkena matahari langsung kemudian
mengamati gelembung yang dihasilkan dari perlakuan tersebut. Dari tabel pengamatan diatas pada 3
menit pertama,kedua,dan ketiga tidak menghasilkan gelembung udara. Hal ini membutuhkan dalam
proses fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya.

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A.Kesimpulan
Yang mempengaruhi proses fotosintesis diantaranya intensitas cahaya, suhu, dan penambahan
substratuntuk reaksi fotosintesis.
2.
Proses Fotosintesis menghasilkan O2 dibuktikan dengan adanya gelembung gelembung udara yang
terdapat pada perlakuan yang di tempatkan di tempat yang terang.
1.

B.Saran
Dalam melakukan penelitian harus cermat, usahakan saat pada perlakuan di tempat gelap harus dipastikan
tidak ada cahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Arif Priadi.2010.Biologi SMA Kelas XII.Jakarta : Yudistira.
D.A.Pratiwi.2006.BIOLOGI untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
1.

LATAR BELAKANG

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil dan bakteri
fotosintetik, dimana energy matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energy kimia
(ATP dan NADPH). Energy kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan
karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organic lainnya dari tanaman disintesa dari energy dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk
berfotosintesis.
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak pigmen klorofil.
Klorofildapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. pembagian tersebut
adalah berddasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijsu

biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga
dan dikombinasikan dengan klorofil a.
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang merupakan derivate dari likopen. Pada
korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan
menimbulkan warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam
hal demikina kloroplas telah berganti isi yang disebut kromoplas.

B.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :


1. Mengapa digunakan spektrometer atau colorimeter dalam percobaan fotosintesis?
2. Apa yang akan dipelajari dalam percobaan ini?
3. Apa yang akan dibandingkan dalam percobaan fotosintesis
C.

TUJUAN

Tujuan dilaksanakannya percobaan ini adalah :


1. Menggunakan spektrometer atau colorimeter untuk mengukur perubahan warna karena
fotosintesis.
2. Mempelajari efek cahaya pada fotosintesis.
3. Mempelajari efek perebusan sel tanaman pada fotosintesis.
4. Membandingkan tingkat fotosintesis untuk tanaman dalam kondisi cahaya yang berbeda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya
matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi

suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat
berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Salisbury, 1992).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi
cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu
pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masingmasing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses
fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses
fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi
cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel
hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam
molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup
dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan cyanobakteria. Nama
klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)).
Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses perubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil dengan
bantuan cahaya/sinar matahari menjadi zat organik karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan
pada persamaan sebagai berikut (Heddy, 1990):
6CO2 + 12H2O + energy cahaya klorofil C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Persamaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung energy kimia potensial dan oksigen. Oleh
karena itu dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya diubah menjadi energy kimia dalam senyawa organik
yang stabil (semacam karbohidrat). Proses fotosintesis merupakan bagian penting bagi kehidupan, karena:
1.

1.

Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.

2.

2.

Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.

3.

3.

Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.

4.

4.

Menyediakan oksigen bagi kehidupan (Guritno, 1995).

Dartius (1991) menyatakan bahwa kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa,
kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid
berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat
embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas
muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap
sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas.
Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalori meter adalah
kalori meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui.
Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh

bahan penyekat misalkan gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran
kalor dengan sekitar kalori meter dapat dikurangi.
Kalori meter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam kalori meter,
air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang
suhunya berbeda. Asas penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan
suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan
benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseim- bangan yaitu suhunya
sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan
kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi
panas (kalor) ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
Dengan Q = m . c . t
dengan:
Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m = massa suatu zat yang d iberi kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)
C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)
Kuvet adalah tabung yang digunakan dalam analisa dengan spektrofotometer. Untuk mengkalibrasi
pengukuran maka dibutuhkan sampel referensi yang disebut Cuvette Blank
Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan
untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium.
Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran,
mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.
Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker yang digunakan
untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat-zat lainnya yang sangat reaktif biasanya
terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.
Mikropipet dan adalah alat untuk memindahkan cairan yg bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari
1000 l. Banyak pilihan kapasitas dlm mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau mikropipet yg tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dlm
penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.
Pipet tetes (Pasteur Pippete) Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak
diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media,
penambahan reagen ada uji biokimia, dll.

Pipet ukur merupakan alat utk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai
macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara
penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang
diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus
tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara
sekitar.
Alumunium foil adalah lembaran aluminium tipis yang dapat dipakai untuk berbagai macam aplikasi
memasak ataupun lainnya.alumunium foil dapat digunakan sebagai penutup atau pembungkus kuvet yang
akan di sinari cahaya lampu.

BAB III
METODE
A.

ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah komputer,Vernier interface computer, spectrometer,
kolorimeter, dua cuvettes dengan tutup, aluminium foil, 100 watt lampu sorot, stopwatch, 600 mL gelas
beker, 250 mL gelas beker, dua tabung tes kecil, Logger Pro, 5 mL pipet, pipet tetes, dua eyedroppers atau
pipets Beral.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah 10 mL DPIP / larutan penyangga fosfat, suspensi kloroplas yang
tidak dididihkan, suspensi kloroplas yang direbus, es.
B.

CARA KERJA

Diambil dua pipets Beral plastik, dua cuvettes dengan tutup, dan satu cuvette dengan tutupnya tertutup
aluminium foil. Ditandai satu pipet Beral dengan X (tidak dimasak) dan satu dengan Y (rebus). Ditandai
tutup untuk cuvette dengan aluminium foil dengan G (gelap). Untuk dua cuvettes tersisa, satu tutup
ditandai dengan X (tidak dimasak) dan satu dengan Y (rebus).
Disiapkan cuvette kosong dan diisi 3/4 penuh dengan air suling. Kuvet diposisikan sehingga cahaya
melewati sisi yang jelas.

Untuk Pengguna Spektrometer (pengguna Colorimeter melanjutkan ke bagian Colorimeter)


Spektrometer dikalibrasi, kemudian dihubungkan dengan komputer. Pilih New dari menu File. Untuk
mengkalibrasi, spectrometer, kuvet kosong ditempatkan ke dalam slot kuvet dari Spektrometer, dan pilih
Calibrate Spektrometer dari Experiment Menu.
Akan tampil pesan pada kotak dialog Waiting 90 seconds for lamp to warm up Setelah 90 detik, pesan
akan berubah menjadi Warmup complete. Finish Calibration di klik dan kemudian klik .

Kemudian ditentukan panjang gelombang optimal untuk memeriksa solusi DPIP. Caranya yaitu kuvet
diisi dengan 1 mL larutan penyangga fosfat, 1 mL air suling, 1 mL DPIP, dan 3 tetes kloroplas yang telah
dimasak, dan ditempatkan dalam Spektrometer tersebut.
Kemudian diklik . Sebuah grafik spektrum penuh dari solusi akan ditampilkan. Perhatikan bahwa satu
daerah dari grafik berisi absorbansi puncak. Klik untuk melengkapi analisis.
Untuk memilih panjang gelombang untuk analisis, di klik Configure Spectrometer Data Collection, , pada
toolbar.
Pilih Absorbansi vs Konsentrasi (di bawah Mode Collection). Panjang gelombang serapan maksimum (
maks) akan dipilih. (Ini harus dekat dengan 605 nm.) Klik . Lepaskan cuvette dari Spectrometer dan
membuang solusi sebagai diarahkan.
Untuk Pengguna Colorimeter
Colorimeter dihubungkan ke antarmuka komputer. disiapkan komputer untuk pengumpulan data dengan
membuka file 07 Fotosintesis dari Biologi dengan folder Vernier Logger Pro.
Kemudian Colorimeter dikalibrasi dengan caramemuka tutup Colorimeter.Kemudian cuvette kosong
dipegang pada tepi atas, dan ditempatkan dalam slot cuvette dari Colorimeter. Lalu dipasang tutupnya.
Tombol <atau> pada Colorimeter ditekan untuk memilih panjang gelombang 635 nm (merah) untuk
eksperimen ini.
Untuk mengkalibrasi, ditekan tombol CAL sampai LED merah mulai berkedip, kemudian dilepaskan.
Ketika LED berhenti berkedip, kalibrasi selesai. Kemudian dilanjutkan ke Langkah 6.
Untuk Pengguna Colorimeter dan Spectrometer
Gelas beaker 600 mL diambil dan diisi dengan air dan disinari dengan lampu. Lalu diatur posisi lampu
dan gelas. Gelas ini akan bertindak sebagai perisai panas, melindungi kloroplas dari pemanasan oleh
lampu. Lampu jangan dinyalakan sampai Langkah 10.
Ditempatkan suspensi kloroplas yang tidak dimasak dan dimasak. Sebelum menghapus salah satu
suspensi kloroplas, aduk lembut untuk resuspend setiap kloroplas yang mungkin telah menetap keluar.
Digunakan pipet yang ditandai X, ambil ~ 1 mL suspensi kloroplas tak dididihkan. Digunakan pipet
ditandai Y, ambil ~ 1 mL suspensi kloroplas rebus. Tempatkan kedua pipet pada gelas beaker yang
didalamnya terisi es untuk menjaga kloroplas tetap dingin.
Kemudian ditambahkan 2,5 mL DPIP / fosfat larutan buffer untuk masing-masing cuvettes. Pada cuvette
X ditambahkan 3 tetes kloroplas yang telah dimasak. Tutup pada cuvette dipasang dan larutan di dalam
cuvet dicampur dengan lembut, cobalah untuk tidak memperkenalkan gelembung dalam larutan. Cuvette
ditempatkan di depan lampu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Kuvette ditandai sehingga selalu
dapat ditempatkan kembali di titik yang sama.
Pada Cuvette G ditambahkan 3 tetes kloroplas yang telah dimasak. Tutup dipasang pada cuvette dan
campur dengan lembut, cobalah untuk tidak memperkenalkan gelembung dalam larutan. Tempatkan

cuvette tertutup alumunium foil di depan lampu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 dan menandai
posisinya. Dipastikan bahwa kuvet tidak dapat ditembus oleh cahaya.
Pada cuvette Y ditambahkan 3 tetes kloroplas rebus. Kemudian dipasang tutup pada cuvette dan campur
lembut; cobalah untuk tidak memperkenalkan gelembung dalam larutan. Tempatkan cuvette di depan
lampu sebagai ditunjukkan pada Gambar 2. Posisi cuvette ditandai sehingga dapat ditempatkan kembali
di titik yang sama.
Kemudian diambil pembacaan absorbansi untuk masing-masing cuvette. Setiap cuvette dibalikkan dua
kali untuk resuspend yang kloroplas sebelum mengambil membaca. Jika terbentuk gelembung udara,
tekan dengan lembut pada tutup kuvet untuk menghilangkannya
Pada Cuvette X ditempatkan cuvette dalam perangkat (tutup jika menggunakan Colorimeter). Diizinkan
10 detik untuk pembacaan ditampilkan dalam meter untuk menstabilkan. Klik dan isikan nilai absorbansi
pada Tabel 1. Copot cuvette dan menempatkannya di posisi semula di depan lampu.
Pada Cuvette G alumunium foil pada kuvet dicopot dan ditempatkan dalam perangkat (tutup jika
menggunakan Colorimeter). Ditunggu 10 detik dan catat nilai absorbansi pada Tabel 2. Cuvette dicopot
dan dibalut kembali menggunakan alumunium foil. Kemudian ditempatkan kembali di depan lampu.
Pada Cuvette Y ditempatkan kuvet dalam perangkat (tutup jika menggunakan Colorimeter). Ditunggu 10
detik dan catat nilai absorbansi pada Tabel 2. Kuvette dicopot dan tempatkan di depan lampu. Kemudian
lampu dinyalakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.

HASIL

Tabel

Tabel 1

Waktu

Absorbansi

Absorbansi

Absorbansi

(min)

0,097

0,097

0,152

0,091

0,099

0,140

10

0,107

0,101

0,137

15

0,112

0,103

0,135

20

0,113

0,105

0,135

Tabel 2

Kloroplas

Laju Fotosintesis

Tidak direbus
2.

PEMBAHASAN

Gelap

Dilihat pada tabel, untuk waktu 0 menit absorbansi X adalah sebesar


0,097, G sebesar 0,97, dan Y sebesar 0,152. Ini berarti antara
absorbansi X dan G sama, sedangkan absorbansi Y lebih sebar
disbanding absorbansi X dan G.

Direbus

Untuk pemanasan dengan lampu 100 watt selama 5 menit, absorbansi X=0,091, G=0,099, Y=0,140. Ini
berarti absorbansi pada X mengalami penurunan, pada G mengalami kenaikan, dan pada Y mengalami
penurunan.
Untuk pemanasan dengan lampu 100 watt selama 10 menit, absorbansi X=0,107, G=0,101, Y=0,135. Ini
berarti absorbansi pada X mengalami kenaikan, pada G mengalami kenaikan, dan pada Y mengalami
penurunan.
Untuk pemanasan dengan lampu 100 watt selama 15 menit, absorbansi X=0,112, G=0,103, Y=0,135. Ini
berarti absorbansi pada X mengalami kenaikan, pada G mengalami kenaikan, dan pada Y tetap.
Untuk pemanasan dengan lampu 100 watt selama 20 menit, absorbansi X=0,113, G=0,105, Y=0,135. Ini
berarti absorbansi pada X mengalami kenaikan, pada G mengalami kenaikan, dan pada Y tetap.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan fotosintesis adalah :
1. Ada bukti bahwa kloroplas mampu mengurangi DPIP. Bukti tersebut dapat dilihat dari peristiwa
perebusan bayam akan merusak kloroplas, sehingga daya absorbansi pada bayam yang direbus
tersebut rendah. Sedangkan pada bayam yang tidak direbus maka kloroplasnya tidak rusak (utuh),
sehingga daya absorbansi bayam tersebut tinggi. Kemudian untuk bayam yang direbus maka
kloroplasnya akan rusak akibat perebusan. Ditambah lagi kloroplas dalam kuvet ditutup dengan
menggunakan alumunium foil saat penyinaran dengan lampu 100 watt, maka daya absorbansi
kloroplas menjadi lebih rendah dari yang direbus tanpa ditutup dengan alumunium foil. Ini
dikarenakan adanya penghalang absorbansi, yaitu alumunium foil.

2. Kloroplas mampu mengurangi DPIP ketika disimpan dalam gelap. Ini dikarenakan daya
absorbansi kloroplas (yang belum rusak karena terkena panas) tinggi, sehingga kloroplas tersebut
dapat mengurangi DPIP.
3. Kloroplas rebus tidak mampu mengurangi DPIP. Ini dikarenakan kloroplas yang telah direbus
telah rusak sehingga daya absorbansinya pun rendah.
4. Kesimpulannya yaitu kloroplas yang tidak direbus dapat mengurangi DPIP, sedangkan kloroplas
yang direbus tidak mampu mengurangi DPIP.
DAFTAR PUSTAKA
Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
I.1.Latar belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi
fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H 2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang
kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
REAKSI FOTOSINTESIS
6H2O

6O2

C6H12O6

6CO2

Fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tidak henti-hentinya, sumber
energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik hidup

dan tumbuh dengan memasukkan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya. Satu-satunya sumber
molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan ialah fotosintesis. Proses ini
berlangsung di dalam jasad berfotosintesis, termasuk jasad tumbuhan tinggi, tumbuhan pakis, lumut,
ganggang (ganggang hijau, biru, merah, dan coklat), berbagai jasad renik dll (Malcome,1990).
Pada percobaan ini terdapat dua kegiatan yaitu uji sachs untuk mengetahui apakah tanpa cahaya
daun tidak berfotosintesis, dan ingenhousz untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju
fotosintesis.
I.2.

Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan

glukosa dan proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen.


I.3.

Waktu dan tempat percobaan


Percobaan fotosintesis dilaksanakan pada hari senin, tanggal 01 oktober 2013, pada pukul 11.00-

14.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Percobaan ingenhousz di lakukan di depan
Laboratorium Biologi Dasar Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam
tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan oleh karena itu maka asimilasi zatkarbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu
suatu proses di mana zat-zat anorganik H 2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat
dengan pertolongan cahaya matahari. Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan
kemudian pengubahan energi kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam tubuh
tumbuhan merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwidjoseputro,1996).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi (Salisbury dan Ross,1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat dan cahaya yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya
cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil
yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1996).
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh
organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah
bakteri belerang (biologi.blogsome.com, 2013).

Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah
kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia
menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan
adanya amilum (Malcome, 1990).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks
dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara
bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan
suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi
organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan
memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana
itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang
menandakan adanya oksigen (Kimball, 2002).
Fotosintesis (dari bahasa Yunani - [fto-], "cahaya," dan [snthesis],
"menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat
yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain
tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa
jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta
bantuan energi cahaya matahari (wikipedia, 2013).
Untuk mengetahui bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya fotosintesis, perlu diketahui
terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang (wave nature) dan sifat partikel
(particle nature). Cahaya mencakup bagian dari energi matahari dengan panjang gelombang antara 390

nm sampai 760 nm, dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran
spektrum elektromagnetik (Lakitan, 1996).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fotosintesis adalah sebagai berikut (Wawang, 2013).

Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara. Semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara, maka laju

fotosintesis semakin meningkat.


Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung semakin
cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap
tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna. Kecambah ini dikatakan mengalami etiolasi, yaitu
tumbuh sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari seharusnya) dan batang dan daunnya tampak bewarna
pucat karena tidak mengandung klorofil. Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua
daun, kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil dan

berkurangnya fungsi kloroplas.


Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien.
Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku dalam proses
ini.

Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian juga
sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena enzimenzim yang
berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak
terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar fotosintesis berjalan secara efisien.

Dua Proses Fotosintesis


Proses fotosintesis terdiri dari reaksi terang dan reaksi gelap, untuk pembahasan leibh lanjut dapat
dilihat pada paragraph dibawah ini (Wawang, 2013).
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.
Ini reaksi kimia harus terjadi karena itu berlangsung di siang hari. Klorofil dan pigmen lainnya antara lain

beta-karoten yang diselenggarakan dalam kelompok dalam membran tilakoid dan terlibat dalam reaksi
terang. Masing-masing pigmen yang berbeda berwarna dapat menyerap warna yang sedikit berbeda dari
cahaya dan lulus energi ke molekul krofil pusat untuk melakukan fotosintesis. Bagian tengah dari struktur
kimia dari molekul klorofil adalah cincin porfirin, yang terdiri dari cincin menyatu beberapa karbon dan
nitrogen dengan ion magnesium di tengah.
Energi yang dihasilkan melalui reaksi terang disimpan dengan membentuk zat kimia yang disebut
ATP (adenosin trifosfat) yaitu suatu senyawa yang digunakan oleh sel untuk penyimpanan energi.
Senyawa kimia ini terbuat dari adenin nukleotida yang terikat pada gula ribosa dan yang terikat dengan
tiga gugus fosfat. Molekul ini sangat mirip dengan blok bangunan untuk DNA kita.
Reaksi gelap

Reaksi gelap terjadi di stroma dalam kloroplas, dan mengubah CO2 menjadi gula. Reaksi ini
tidak secara langsung perlu cahaya untuk terjadi, tapi itu tidak membutuhkan produk dari reaksi terang
(ATP dan lain kimia yang disebut NADPH). Reaksi gelap melibatkan siklus yang disebut siklus Calvin
dimana CO2 dan energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Perhatikan baik-baik bahwa produk
pertama fotosintesis adalah senyawa tiga karbon yang disebut gliseraldehida 3-fosfat. Dua di antaranya
bergabung untuk membentuk molekul glukosa.
Kebanyakan tanaman memasukkan CO2 langsung ke siklus Calvin. Dengan demikian senyawa
organik pertama yang stabil yang terbentuk adalah gliseraldehida 3-fosfat. Karena molekul yang

mengandung tiga atom karbon, tanaman ini disebut tanaman C3. Untuk semua tanaman, cuaca musim
panas meningkatkan jumlah air yang menguap dari pabrik. Tanaman mengurangi jumlah air yang
menguap dengan menjaga stomata-stomata tetap tertutup selama cuaca kering dan panas. Sayangnya, ini
berarti bahwa setelah CO2 dalam daun mereka mencapai tingkat yang rendah, mereka harus berhenti
melakukan fotosintesis. Bahkan jika ada sedikit kiri CO2, enzim yang digunakan untuk meraih dan
memasukkannya ke dalam siklus Calvin hanya tidak memiliki cukup CO2 untuk digunakan. Biasanya
rumput di pekarangan kami hanya berubah warna menjadi coklat dan pergi aktif.
Beberapa tanaman seperti crabgrass, jagung, dan tebu memiliki modifikasi khusus untuk
menghemat air. Tanaman ini menangkap CO2 dengan cara yang berbeda: mereka melakukan langkah
tambahan pertama, sebelum melakukan siklus Calvin. Tanaman ini memiliki enzim khusus yang dapat
bekerja lebih baik, bahkan pada tingkat CO2 yang sangat rendah, untuk mengambil CO2 dan
mengubahnya pertama ke oksaloasetat, yang berisi empat karbon. Dengan demikian, tanaman ini disebut
tanaman C4. CO2 ini kemudian dilepaskan dari oksaloasetat dan dimasukkan ke dalam siklus Calvin.
Inilah sebabnya mengapa crabgrass dapat tetap hijau dan terus tumbuh ketika semua sisa rumput Anda
kering dan coklat.
PigmenFotosintesis
Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung
pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik tidak mampu melakukan proses
fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz dapat diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju
fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap
spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis
pigmen yang terkandung pada jaringan daun. Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan
bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen
hijau klorofil. Pigmen berwarna hijau ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

penting dalam menyerap energi matahari

(Afni, 2013).

Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa
cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein
berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel
yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian
dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa
energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi
yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini
dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda
ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme
fotosintesis memiliki adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu
mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula yang
dihasilkan selama fotosintesis (Slriadi, 2013).
Proses fotosintesis terjadi di daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil yang dapat
menyerap sinar matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah yang dilindungi lapisan epidermis
yang mempunyai lapisan lilin. Fungsi lapisan lilin mencegah penguapan air (transpirasi) yang berlebihan.
Lapisan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis, di antara sel-selnya terdapat stomata. Di antara
epidermis bawah dan atas terdapat jaringan palisade. Sel-selnya mengandung kloroplas. Di dalam
kloroplas inilah proses fotosintesis terjadi. Dalam kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil
(Rani, 2013).
Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplast.
klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis
dihasilkan di daun tetapi juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,

tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari
lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air
yang berlebihan (Mardawati, 2013).

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas timah, penjepit, gelas piala, tabung reaksi,
corong, jam, kaki tiga dan spritus.
III.2.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah

tanaman daun mangga Mangifera

indica, Tanaman Hydrilla verticilla, air panas, air biasa, JKJ (Iodium Kalium Iodida) dan alkohol 95%.

1.

III.3.

Prosedur Kerja

a.

Percobaan Ingenhouz

Menutup sebagian dari permukaan daun yang akan diperiksa yang belum terkena sinar matahari dengan
timah dan jepit rapat, biarkan selama kurang lebih seminggu

2.

Memetik daun percobaan tadi dan mencelupkan dalam air mendidih sehingga daun tersebut layu

3.

Mencelupkan kedalam alkohol mendidih beberapa saat

4.

Mencelupkan lagi ke dalam larutan JKJ beberapa saat, selanjutnya bilas dengan air mengalir agar sisa
larutan JKJ hilang

5.

Mengamati apa yang terjadi terhadap daun percobaan tadi.

b.
1.

Percobaan Sachs

Mengisi gelas piala dengan air kemudian memasukkan Hydrilla verticillata kedalamnya

2.

Memasukkan corong terbalik kedalam gelas piala sedemikian rupa sehingga Hydrilla verticillata
semuanya berada dibawah corong

3.

Menutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi sejumlah air

4.

Menempatkan percobaan ini dibawah cahaya matahari yang berintensitas tinggi

5.

Mengamati apakah terdapat gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dasar tabung reaksi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1.

Hasil

Hasil dari percobaan ini adalah:


a.Percobaan Ingenhouz

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Daun Hydrilla verticillata


Corong
Gelas piala
Tabung reaksi
Gelembung udara
Sinar matahari
Dalam melakukan percobaan ini, kita mengikuti beberapa tahap seperti yang telah dijelaskan
dalam prosedur kerja. Untuk dapat membuktikan proses fotosintesis melepaskan oksigen, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Banyak Gelembung
No

Waktu

(di luar ruangan)

1.

0 10

++

2.

10 20

++

3.

20 30

+++

4.

30 40

++

Banyak Gelembung
No

Waktu

(di dalam ruangan)

1.

0 10

2.

10 20

Keterangan:

sedikit gelembung

++

banyak gelembung

+++

sangat banyak gelembung

b.Percobaan Sachs

1.
2.
3.

Daun mangga yang telah dibungkus aluminium foil.


Air yang sedang dipanaskan hingga mendidih.
Daun mangga dimasukkan kedalam air mendidih berfungsi untuk mematikan sel.

4.
5.
6.
7.
8.

Alkohol yang sedang dipanaskan hingga mendidih.


Daun mangga dimasukkan kedalam alkohol mendidih berfungsi melarutkan klorofil pada daun.
Lalu dicelupkan kedalam larutan JKJ.
Kemudian dibilas dengan air biasa untuk menghilangkan sisi larutan JKJ.
Hasil akhir dari daun mangga, warna pucat pada tengah daun adalah bagian yang ditutupi aluminium
foil, sedangkan daun yang bagian atas dan bawah berwarna biru kehitam-hitaman menandakan adanya
amilum sebagai hasil proses fotosintesis.
Pada percobaan ini hasilnya gagal karena daun mangga yang kami bungkus sudah tua dan saat
pembungkusan tidak rapat sehingga warna dari keseluruhan daun hampir sama.

IV.2.

Pembahasan

Dari dua percobaan di atas yang bertujuan untuk membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan
glukosa dan proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen akan kami bahas sebagai berikut.
A.

Percobaan Ingenhousz
Gelas piala yang berisi air di masukkan hydrilla ke dalamnya kemudian masukkan corong secara
terbalik sehingga semua Hydrilla verticillata tepat berada di bawah corong. Lalu corong tersebut di tutup
pangkalnya dengan tabung reaksi yang berisi air. Kemudian percobaan ini di tempatkan di bawah
matahari. Setelah itu kami mengamati apakah terdapat gelembung-gelembung pada tabung reaksi.
Pada percobaan yang telah kami lakukan, dapat di lihat bahwa pada menit 0-10 terdapat sedikit
gelembung, pada menit 10-20 terdapat banyak gelembung, pada menit 20-30 terdapat sangat banyak
gelembung begitupun pada menit 30-40 terdapat sangat banyak gelembung.

Proses fotosintesis hanya dapat berlangsung pada tumbuhan yang mengandung klorofil contohnya
pada percobaan ini yaitu tanaman Hydrilla verticillata.
B.

Percobaan Sachs
Pada percobaan ini bahan yang di gunakan adalah daun mangga Mangifera indica. Sebelum
percobaan ini di lakukan, kira-kira satu minggu sebelumnya daun mangga Mangifera indica di tutup
bagian tengahnya dengan kertas timah lalu di jepit dengan jepitan kertas agar bagian tersebut tidak
terkena sinar matahari sehingga pada bagian daun mangga tersebut tidak akan berlangsung proses
fotosintesis.
Pada saat percobaan sachs, daun mangga tersebut di petik kemudian kertas timahnya di buka.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu daun mangga di masukkan ke dalam air mendidih agar sel-selnya
mati. Kemudian setelah itu daun tersebut di masukkan dalam alkohol mendidih agar klorofil yang
dikandung daun tersebut meluruh. Setelah di masukkan dalam alkohol daun tersebut akan terlihat pucat
karena klorofilnya telah larut. Kemudian daun tersebut di masukkan dalam larutan JKJ lalu di bilas
dengan air . Perendaman pada larutan JKJ di maksudkan untuk menguji adanya amilum pada daun.
Apabila setelah di masukkan dalam JKJ bagian daun tersebut berwarna hijau berbintik hitam maka pada
daun tersebut terdapat amilum.
Dari hasil percobaan kami daun tersebut pada semua bagiannya berwarna hijau berbintik hitam
karena masih terdapat amilum. Percobaan kami ini gagal di karenakan daun mangga yang kami tutupi
kertas timah tidak rapat dan daunnya sudah tua sehingga proses fotosintesis masih berlangsung.

BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan dua percobaan di atas dapat kita simpulkan bahwa fotosintesis adalah suatu proses
pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya dan zat hijau daun (klorofil).
Pada proses fotosintesis intensitas cahaya dan konsentrasi CO 2 akan sangat berpengaruh. Hasil
dari fotosintesis adalah glukosa dan oksigen.
V. 2. Saran
Percobaan ini memerlukan pengamatan yang teliti, seperti saat memperhatikan gelembung udara
yang di hasilkan pada proses fotosintesis. Sebelum melakukan percobaan sachs sebaiknya daun mangga
yang di gunakan sebagai bahan praktikum harus benar-benar di bungkus kertas timah dengan baik dan
rapat agar percobaan tersebut memberikan hasil yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Afni. 2011. Fotosintesis. Afni22.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Oktober; pukul 19.23 WITA
Dwidjoseputro. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Kimball, John. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Malcome, 1990. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Mardawati. 2013. Proses Fotosintesis pada Tumbuhan Hijau. veraniarimardawati.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 5 Oktober; pukul 21.36 WITA
Mustahib. 2010. Fotosintesis. Biologi.blogsome.com. Diakses pada tanggal 4 Oktober; pukul 19.40 WITA
Rani. 2013. Fotosintesis Tumbuhan. Rani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 Oktober; pukul 21.31 WITA
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.

Slriadi. 2013. Fotosintesis. Slriadi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 Oktober; pukul 20.51 WITA
Wawang. 2013. Pengertian Fotosintesis. Biologisel.com. Diakses pada tanggal 4 Oktober; pukul 19.06 WITA
Wikipedia. 2013. Fotosintesis. id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 4 Oktober 19.00 WITA
I.1. Latar belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi
cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu
pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masingmasing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses
fotosintesis

juga

berbeda

(Salisbury

dan

Ross,1995).

Fotosinteisi merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun,

translokasi

karbohidrat,

dan

cahaya

(Malcome,1990).

Semua kehidupan di atas permukaan bumi ini tergantung langsung dari adanya proses asimilasi
CO2 menjadi senyawa organik dengan energi yang diperoleh dari cahaya matahari. Dalam proses ini
energi cahaya matahari ditangkap dan diubah menjadi energi kimia dengan proses fotosintesis. Pada
proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen (Anwar,1984).
Cahaya matahari
6CO2 + 6H2O

C6H12O6

Klorofil
Fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tidak henti-hentinya, sumber
energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik hidup
dan tumbuh dengan memasukkan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya. Satu-satunya sumber
molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan ialah fotosintesis. Proses ini

berlangsung di dalam jasad berfotosintesis, termasuk jasad tumbuhan tinggi, tumbuhan pakis, lumut,
ganggang (ganggang hijau, biru, merah, dan coklat), berbagai jasad renik dll (Malcome,1990).
Pada percobaan fotosintesis kali ini terdapat dua kegiatan yaitu uji sach akan mengetahui apakah
tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis, dan ingenhousz yang akan mengetahui hubungan intensitas
cahaya dengan laju fotosintesis.
I.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
1.
2.

Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa.


Membuktikan proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen.
I.3. Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan fotosintesis dilaksanakan pada hari senin, tanggal 01 oktober 2012, pada pukul 14.0017.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam
tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zatkarbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu
suatu proses di mana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat
dengan pertolongan cahaya matahari. Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan
kemudian pengubahan energi kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam tubuh
tumbuhan merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwidjoseputro,1996).

Fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2Odan CO2 menjadi senyawa yang
kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi (Salisbury dan Ross,1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya

yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa

adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1996).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan
suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi
organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan
memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana
itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang
menandakan adanya oksigen (Kimball, 2002).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah
kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia

menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan
adanya amilum (Malcome, 1990).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks
dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara
bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel. Tetapi hanya pada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik. Pada percobaan ingenhouz dapat diketahui bahwa intensitas cahaya
mempengaruhi laju fotosintsis pada tumbuhan. Hal ini daat terjadi karena perbedaan energi yang
dihasilkan oleh seitap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang
menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut
disebabkan adanya perbedaa jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun (wikipedia, 2012)
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringa pagar. Pada
kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandug pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan
salah satu pigmen fotosintesis yang berperan penting dala menyerap energi matahari (wikipedia, 2012)
Tumbuhan menangkap cahaya menggunkan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang
memberi warna hijau paa tumbuhan. Klorofl terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil
menyerap cahaya yag akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan didaun. Didalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap mililiter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadiya sebagian besar fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yan
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar mathari ataupun penguapan air yang
berlebihan (arifin, 2012)

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama reaksi terang
(karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon
dioksida).
1. Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan
molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil
menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700
nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap
oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna
hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang
tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak
energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat
reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem
yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya
dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini
akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling
memperkuat. Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari
elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel.
Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera
diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air
yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat
ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena

menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen. Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya
juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. (wikipedia, 2012)

2. Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada
tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk
membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena
tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa
cahaya) (wikipedia, 2012)

Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa
dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis
sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia,
maupun biologi sendiri.Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis
(disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu (Kimball,2002)

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah: Kertas timah, Penjepit, gelas piala, tabung
reaksi, corong, stopwatch, kaki tiga dan bensin.
III.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: Tanaman daun mangga Mangifera
indica, Tanaman Hydrilla verticilla, air panas, JKJ (Iodium Kalium Iodida), alkohol 95%.
III.3. Cara Kerja
A.
1.
2.
3.

Percobaan Sachs
Membungkus daun mangga dengan aluminium foil selama beberapa hari.
Memetik daun mangga sebagai bahan praktikum.
Memasukkan daun mangga ke dalam air yang mendidih selama beberapa

tersebut layu.
4. Memindahkan daun mangga ke dalam gelas piala yang berisi 100-150 ml

7.

saat, sehingga daun


alkohol yang

mendidih.
5. Mencelupkannya lagi kedalam JKJ selama beberapa saat.
6. Membilas dengan air mengalir agar sisa larutan JKJ hilang.
Mengamati apa yang terjadi pada daun mangga tersebut.

B.
1.
2.

Percobaan Ingenhouz
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Memasukkan potongan tanaman Hydrilla ke dalam corong, kemudian masukkan kedalam gelas piala,

Diusahakan agar tanaman Hydrilla tidak keluar dari corong.


3. Menutup bagian atas tabung corong dengan tabung reaksi, dan usahakan tidak terbentuk ruang udara.
4. Menempatkan percobaan tersebut di bawah sinar matahari.
5. mengamati apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dasar tabung reaksi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
Hasil dari percobaan ini adalah:
A.

Percobaan Sachs

B.

Percobaan Ingenhouz

Dalam melakukan percobaan ini, kita mengikuti beberapa tahap seperti yang telah dijelaskan dalam
langkah kerja. Untuk dapat membuktikan proses fotosintesis melepaskan oksigen, dapat dilihat paa tabel
berikut:
No

Waktu

Banyak Gelembung

1.
2.
3.
4.

05
5 10
10 15
15 - 20

60 +
98 ++
121 +++
136 +++

Keterangan:
+
sedikit gelombang
++
sedikit gelombang
+++
banyak gelombang

IV.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yang di lakukan, didapatkan hasil yang bertujuan untuk mengetahui
apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis dan topik Ingenhousz yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis maka dapat dilakukan pambahasan sebagai berikut.
A.

Percobaan Sachs

Percobaan uji sachs ini menggunakan daun tanaman mangga Mangifera indica yang berwarna
hijau. Satu minggu sebelum hari praktikum, daun mangga Mangifera indica yang digunakan untuk
praktikum ditutup dengan kertas timah dan dijepit dengan paper clip, hal ini dimaksudkan agar pada saat
pagi harinya bagian daun yang ditutup tidak mendapatkan penyinaran matahari sehingga tidak terjadi
proses fotosintesis. Langkah pertama yaitu masukkan daun mangga kedalam air yang mendidih selama
beberapa menit, dengan tujuan supaya daun beserta tulang-tulang daunnya lebih lunak dan mematikan
sel-sel pada daun tersebut, kemudian daun yang telah direbus tadi dimasukkan ke dalam alkohol yang
mendidih, dengan tujuan melarutkan klorofil yang ada pada daun. Sehingga daun yang telah direbus
dengan alkohol akan berubah menjadi putih. Hal ini menandakan bahwa klorofil yang terdapat pada daun
telah hilang.
Daun yang telah berwarna putih di celupkan ke dalam larutan JKJ (Iodium kalium Iodida) selama
beberapa saat. Selanjutnya bilas dengan air mengalir agar sisa larutan JKJ (Iodium Kalium Iodida) hilang.
Hal ini untuk mengetahui ada dan tidaknya amilum atau karbohidrat yang terkandung di dalam daun.
Apabila di dalam daun terkandung amilum atau karbohidrat, maka setelah ditetesi iodium akan berubah
warna menjadi hitam atau biru tua.
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs (1860) yang
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah. kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan
ke dalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun
yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum.
B.

Percobaan Ingenhouz
Isilah gelas piala dengan air kemudian masukkan Hydrilla verticillata kedalamnya, Masukkan
corong terbalik kedalam gelas piala sedemikian rupa sehingga Hydrilla verticillata semuanya berada di
bawah corong, tutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi sejumlah air,
tempatkan percobaan ini di bawah matahari, amatilah apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang
terkumpul didasar tabung reaksi.

Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bawah pada menit 0-5 didapatkan sedikit
gelembing, pada menit 5-10didapatkan banyak gelembung, pada menit 10-15 didapatkan banyak sekali
gelembung, pada menit 15-20 didapatkan banyak gelembung dan pada menit 20-25 didapatkan juga
banyak gelembung.
Fotosintesis hanya dapat berlangsung pada tumbuhan dengan daun berpigmen hijau saja atau
disebut klorofil contohnya pada tanaman Hydrilla verticillata. Fotosintesis pada tanaman ini memang
terjadi dengan lambat karena letaknya yang terendam dalam air sehingga sulit untuk mendapatkan cahaya
matahari. Menurut Dwidjoseputro (1986: 6) fotosintesis adalah proses dimana zat-zat anorganik H 2O dan
CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan sinar sehingga proses ini hanya
berlangsung jika ada cukup cahaya. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari sebagai sumber
energi, fotosintesis juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik yang akan diproses
untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Di samping itu, klorofil atau pigmen hijau pada
tumbuhan juga dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam
kloroplas berfungsi untuk menangkap cahaya matahari. Dalam kondisi normal, cahaya matahari
memenuhi semua syarat itu, sehingga secara alami, cahaya matahari merupakan sumber energi bagi
fotosintesis.

BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.

Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya

2.
3.

dan kloroplas.
Selain klorofil fotosintesis juga memerlukan CO2 dan cahaya matahari.
Semakin besar intensitas cahaya dan konsentrasi CO2 maka proses fotosintesis berlangsung semakin

4.

cepat.
Hasil dari fotosintesis adalah glukosa dan oksigen.
V. 2. Saran
Percobaan seperti ini memerlukan pengamatan yang harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi
saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Agar proses pembuktian
adanya karbohidrat pada daun yang melakukan fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.


Arifin, silvia, 2012. Fotosintesis. http;//sakitomatfis.blogspot.com/2011/06/sains-dasar-fotosintesispercobaan-htm. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2012; pukul 08.00 WITA
Dwidjoseputro.1996.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama
Kimball, John. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung

Malcome, 1990. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.


Wikipedia, 2012. Fotosintesis. http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis. Diakses pada tanggal 3 Oktober
2012; pukul 03.00 WITA
Latar belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan
dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat
tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya
sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang
tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada
ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya unntuk hidup dan pertumbuhan.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan
dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam
tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu
makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik
yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis
atau asimilasi karbon adalah proses pengoubahan zat-zat anorganik H 2O dan CO2 oleh klorofil menjadi
zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan
yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen
hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh
dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses
pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk
menyelenggarakan proses proses kehidupan.

1.4 Dasar Teori


Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya
agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses
sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya
matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat

2.2
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

Praktikum fotosintesis ini berlangsung pada hari sabtu tanggal 17 september 2011 pada pukul 07.15
WITA, bertempat di Laboratorium Fisika SMA N 3 Bontang.
Alat dan Bahan
Alat :
Beaker glass 100 ml
Corong kaca
Tabung reaksi
Lampu 100 watt
Plastisin
Bahan:
1.Tumbuhan Hydrilla Verticillata
2. Air
2.3 Prosedur kerja
Masukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat ke dalam beaker glass.
Rangkailah alat dan bahan menjadi seperti gambar di bawah ini

3. Tutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan dari sebagian besar medium
menggunakan plastisin dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisi air).
4.. Amati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang / ranting yang terjadi
selama 5 menit, 10 menit , dan 15 menit.
5. Hitung Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju
fotosintesis.
6. Hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk table . Dibuat pembahasan dan
kesimpulan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Pengamatan
No Perlakuan

Suhu

5 menit

100 c

10 menit

100 c

15 menit

100 c

3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan dibahas yaitu tentang fotosintesis, dan pengaruh intensitas cahaya terhadap
laju fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi matahari yang
dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya
matahari sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik yang
akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen.
Reaksi yang terjadi saat fotosintesis adalah :
CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + Energi panas
Dari reaksi tersebut kita dapat memperkirakan bahwa pada fotosintesis terbentuk oksigen. Percobaan ini
membuktikan hal tersebut, Hydrilla dimasukkan ke dalam gelas beaker yang terlebih dahulu telah
dilengkapi dengan corong penutup dan gelas kimia, kemudian dimasukkan air yakinkan pada saat air
memenuhi gelas beaker dan masuk kedalam gelas kimia tidak terdapat gelembung udara dari luar.Dan

setelah Gelas beaker yang berisi air ini diberi cahaya yang berasal dari lampu 100 watt yang bertujuan
untuk memperoleh hasil gelembung sehingga didapatkan hubungan antara jumlah gelembung dengan
kadar cahaya yang ada , dengan lama pengamatan bervariasi dari 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.
Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis padaHydrilla
verticilata menghasilkan oksigen. Hal ini membuktikan bahwa intensitas cahaya sangat mempengaruhi
proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses fotosintesis, sebaliknya
dengan intensitas cahaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat berlangsungnya proses
fotosintesis.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan
memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya
matahari dan klorofil.
2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis menghasilkan
oksigen.
3. Intensitas cahaya dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada proses ini.
4. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energi matahari, CO2 dan
H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
4.2

Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan Hydrilla verticillata yang akan digunakan ditutup dengan rapat ,
agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan . Dan Percobaan seperti ini
memerlukan pengamatan yang harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan
gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Agar proses pembuktian adanya karbohidrat
pada daun yang melakukan fotosintesis.

Pertanyaan :
1. Berdasarkan kegiatan di atas , tentukan
a)Variabel bebas b)Variabel terikat
c)Variabel kontrolnya
2. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak ? mengapa !
3. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut?Bagaimana cara membuktikanya ?

4. Berdasarkan banyak sedikitnya gelembung gas yang di hasilkan dari tiap-tiap perangkat eksperimen
,urutkanlah dari yang menghasilkan gelembung gas terbesar ke yang menghasilkan gelembung gas paling
sedikit ?
5. Berdasarkan kegiatan di atas tentukan faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis ?
Jawaban :
1. a) Variabel bebas
: tempat meletakkan Hydrilla
b) Variabel terikat
: banyaknya gelembung udara
c) Variabel kontrol
: volume air pada gelas beaker, jenis Hydrilla, ukuranHydrilla
2. Perlakuan yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak dalam praktikum ini adalah pada tanaman
Hydrilla di beri cahaya paling lama yaitu selama 15 menit,karena laju fotosintesis di pengaruhi oleh
jumlah intensitas cahaya jadi Makin tinggi intensitas cahaya maka makin banyak energi yang terbentuk
dan jumlah gelembung yang dihasilkan juga akan semakin banyak .
3. Gelembung gas yang dihasilkan dari percobaan ini adalah oksigen ,cara membuktikanya adalah dengan
cara melihat gelembung yang ada pada tabung reaksi kerena gelembung yang ada didalam tabung reaksi
tersebut adalah hasil dari fotosintesis yaitu berupa oksigen.
4. Dari data hasil percobaan dia atas kita dapat melihat bahwa yang menghasilkan gelembung terbanyak
adalah pada perlakuan 15 menit yaitu sebanyak 802 ,10 menit yaitu sebanyak 457 ,dan jumlah gelembung
gas paling kecil adalah pada perlakuan 5 menit yaitu sebanyak 96 gelembung.
5. 1) Air : Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan karbondioksida
terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2) Intensitas cahaya : Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energy terbentuk, sehingga mempercepat
fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi
kecepatan fotosintesis.
3) Suhu :Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Daftar Pustaka
http://4.bp.blogspot.com/_0zCoe9N0eY/S_4eep07w21/AAAAAAAAAFY/71bn7gfBEbe/s1600/3.JPG
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil dan
bakteri fotosintetik, dimana energy matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energy
kimia (ATP dan NADPH). Energy kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan
karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organic lainnya dari tanaman disintesa dari energy dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk
berfotosintesis (Wilkins, 1989).
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak pigmen
klorofil. Klorofildapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. pembagian
tersebut adalah berddasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling
banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk

sinar hijsu biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya
pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a (Tjitrosoepomo, 1998).
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang merupakan derivate dari
likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai)
dan menimbulkan warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya.
Dalam hal demikina kloroplas telah berganti isi yang disebut kromoplas (Sitompul, 1995).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:
-

Bagaimana cara melihat pengaruh warna pada aktivitas fotosintesis dengan mengukur volume oksigen
yang dihasilkan?
1. 3 Tujuan umum
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat pengaruh warna pada aktivitas fotosintesis dengan
mengukur volume oksigen yang dihasilkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat
berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Salisbury, 1992).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi
cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu
pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masingmasing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses
fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses
fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi
cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel
hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam

molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup
dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan cyanobakteria.
Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf
(daun)). Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan
dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses perubahan zat anorganik H 2O dan CO2 oleh klorofil
dengan bantuan cahaya/sinar matahari menjadi zat organik karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat
dituliskan pada persamaan sebagai berikut (Heddy, 1990):
6CO2 + 12H2O + energy cahaya

klorofil

C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Persamaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung energy kimia potensial dan oksigen.
Oleh karena itu dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya diubah menjadi energy kimia dalam senyawa
organik yang stabil (semacam karbohidrat). Proses fotosintesis merupakan bagian penting bagi
kehidupan, karena:
1.
2.
3.
4.

Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.


Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.
Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.
Menyediakan oksigen bagi kehidupan (Guritno, 1995).
Filter (1991) menyatakan bahwa warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat

di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul
makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat
di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori
mikroskopik yang di sebut stomata.
Menurut Dwijoseputro (1983) tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh
makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan
suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan
mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
Dartius (1991) menyatakan bahwa kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum
dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya
proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah
pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk.
Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya.
Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas.

Walkins (1989) menyatakan bahwa Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan
dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis
juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Heddy (1990) menyatakan bahwa fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan
ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk
menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H 2O dan CO2. Sementara itu,
hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari
lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu,
hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.

PEMBAHASAN
Pengaruh Perbedaan Panjang Gelombang Pada Fotosintesis. Dilihat dari data diatas maka dapat
dilihat perbedaan dari volume yang dihasilkan dari setiap perlakuan berbeda yang diberikan. Diamana

didapatkan data pada Tabung dengan plastik kuning volumenya 0.02 ml, tabung dengan plastik merah
volumenya 0.2 ml, tabung dengan plastik hijau volumenya 0.1 ml, dan tabung dengan plastik tak bewarna
volumenya 3 ml. Pada percobaan III, pada daun yang ditutup bewarna kuning sedangkan pada daun yang
terbuka bewarna biru kehitaman.
Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan
tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak
(380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm),
biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap
fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen
yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen
yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.
Pada proses fotosintesis jika semakin banyak CO2 yang dihasilkan maka akan semakin besar
fotosintesisnya, dimana dilihat dari percobaan yang memakai kertas transparan, dimana yang paling
banyak menyerap sinar biru dan merah adalah kertas transparan warna kuning dan control karena
tumbuhan akan memntulkan warna kuning dan menyerap warna selain kuning yaitu biru dan merah yang
sangat berguna untuk fotosintesis.
Kloroplast mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biruviolet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau.
Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan
dalam reaksi terang. Dalam praktikum ini, anda akan mempelajari peranan jenis cahaya tersebut terhadap
fotosintesis, dengan cara mengamati terbentuknya pati pada daun tanaman yang telah disinari dengan
jenis cahaya yang berbeda-beda. Daun tanaman yang dapat melakukan proses fotosintesis akan
membentuk pati yang dapat dideteksi dengan menggunakan larutan Kalium Iodida (KI). Kecepatan
Fotosintesis Pada Cahaya Yang Berbeda Pada percobaan ini dapat dilihat dari tabel bahwa O2 yang paling
banyak dihasilkan yaitu pada percobaan yang diletakkan pada tempat cahaya matahari langsung. Dapat
diperhatikan jika hasil O2 sudah banyak, maka proses fotosintesis berlangsung dengan cepat di tempat
terkena cahaya, dibandingkan di dalam ruangan bahkan di tempat gelap tidak terjadi fotosintesis.
Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton. Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang 400 s/d 700 nm. Faktor yang mempengaruhi jumlah
radiasi yang sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari, komposis atmosfer. Cahaya yang diserap daun
1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi. Faktor yang menentukan
besarnya radiasi matahari ke bumi: 1)Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi) 2)Panjang
hari 3)Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air).

Yang paling cepat proses fotosintesisnya adalah pada tempat yang terkena cahaya matahari dengan
melihat O2 yang dihasilkan yaitu 0,1 ml, sedangkan di ruangan jumlah O2 hanya tidak ada, dan di tempat
yang gelap O2 yang dikeluarkan 0,25 ml.
Intensitas cahaya tidak saja dipengaruhi oleh geografis dan musim tetapi juga kondisi cuaca seharihari, misal berawan, waktu : pagi, siang, sore dan titik di mana tanaman tumbuh. Pada tanaman hutan,
yang tumbuh di bawah (rendah) tidak cukup cahaya untuk keberlanjutan fotosintesis. Intensitas cahaya
yang sangat tinggi mungkin saja merusak aparat fotosintesis. Fenomena ini disebut sebagai hambatan
cahaya (photoinhibition) terjadi bila tanaman menyerap lebih banyak cahaya daripada kemampuannya
untuk menggunakan dalam fotosintesis.Pendugaan Titik Kompensasi CO2 Pada Tumbuhan C3 dan C4.
Pada percobaan ini dapat dilihat dari hasil pH yang didapatkan pada tanaman C3 dan C4, dimana pH
larutan NaHCO3 pada tanaman C3 lebih rendah daripada tanaman C4. Dimana pH larutan NaHCO3 pada
tanaman C3 adalah 7,46 sedangkan pH larutan NaHCO3 pada tanaman C4 adalah 7,6. Ini berarti CO2
yang digunakan pada tanaman C4 sedikit. Meskipun dengan CO2 yang sedikit tapi dapat menghasilkan
fotosintesis yang lebih besar, sehingga tidak perlu CO2 yang lebih banyak C3 memiliki titik kompensasi
cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai
cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi. Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasi
matahari yang mampu diserap tanaman : ildILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik menyebabkan
pertumbuhan tanaman 90% maksimum. ILD optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman (CGR)
maksimum. Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi
sepanjang siklus hidup tanaman.
Pada keadaan tanpa CO2 maka fotosintesis juga tidak akan berlangsung dan justru CO2 akan dibebaskan
lewat proses katabolisme. Naiknya kadar CO2 atmosfer akan meningkatkan intensitas fotosintesis dan
pada konsentrasi CO2 tertentu, terjadi keseimbangan antara CO2 yang difiksasi dan CO2 yang
dibebaskan. Titik keseimbangan ini disebut sebagai titik kompensasi fotosintesis (analog dengan The
Light Compensation Point of Photosynthesis). Pada konsentrasi yang melebihi titik kompensasi CO2,
fiksasi CO2 juga lebih besar daripada yang dibebaskan, sehingga terjadi aliran CO2 ke dalam daun.
Tanaman C3 dan C4 memiliki titik kompensasi CO dengan nilai yang berbeda, dikatakan tanaman C4
lebih efektif memfiksasi CO2 yang dibebaskan selama proses katabolisme.
Hasil dari praktikum uji kualitatif kandungan klorofil daun dengan teknik kromatografi kertas yang
diwakili oleh daun Hibiscus rosa-sinensis adalah warna hijau tua untuk klorofil a (lebih sedikit) dan
klorofil b yang berwarna hijau muda. Sedangkan untuk zat warna lain ditemukan karoten yang berwarna
kuning dan antosianin berwarna ungu.
Diskusi

Percobaan I
1. apa fungsi dari alkohol 95% atau etanol pada percobaan ini?
Sebagai pelarut klorofil yang terkandung pada daun.
2. Dalam reaksi fotosintesis yang manakah asal oksigen dihasilkan?
gas oksigen dihasilkan dari hidrolisis 2 molekul H2O(air) oleh ion mangan (Mn) menghasilkan 4 ion H+
(hidrogen) dan O2 (oksigen) (angka koefisien untuk menyamakan reaksi). Kemudian ion H+ yang
bersifat elektrolit (bermuatan) akan masuk ke dalam fotosistem pada tumbuhan dan ikut melakukan
serangkaian tahapan fotosintesis sedangkan Oksigen akan dibebaskan ke lingkungan, menjadi udara yang
sehari-hari

kita

hirup.

perlu diingat, hidrolisis air ini terjadi pada saat reaksi terang proses fotosintesis
3. Dari hasil kromatografi daun hijau ternyata ada yang menghasilkan pigmen selain warna hijau?
Mengapa?
Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih
sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap mata. Proses secara fisik
sangatlah berbeda dengan fluoresent, phosphorescence dan bentuk lain dari luminescence, yang mana
materi tersebut dapat mengeluarkan cahaya dengan sendirinya. Berkebalikan dengan teori warna cahaya,
di dalam teori pigmen sensasi putih dianggap sebagai absennya seluruh pigmen (Anonim, 2009).
Selain menghasilkan metabolit primer, tumbuhan juga menghasilkan metabolit sekunder. Metabolit
sekunder dapat berupa zat bioaktif dan pigmen. Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat
memunculkan warna. Pigmen mampu menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan memantulkannya
pada panjang gelombang tertentu. Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna tertentu pada
panjang gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda. Zat warna alami dapat
diperoleh dari tanaman atau hewan dan warna alami ini meliputi pigmen yang terdapat dalam bahan atau
terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan atau pemprosesan. Aman dan tak berefek samping jika
dikonsumsi, seperti klorofil, karotenoid, antosianin, brazilein, tanin dan lain-lain. Zat warna atau pigmen
terdapat secara alami dalam sel makhluk hidup terutama tumbuhan. Pigmen biasanya terdapat dalam
vakuola atau organel tertentu dalam sel tumbuhan (Anonim, 2009).
Jenis-jenis pigmen yang terdapat pada tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, flavonoid, fitosterol,
saponin, glukosinolat, polifenol, asam fitat, monoterpen, fitoestrogen, sulfida, inhibitor protease (Anonim,
2009).
4. Apakah ada perbedaan jumlah dan lebar pita pita yang dihasilkan kromatografi? Mengapa?

Ada, hal ini disebabkan oleh hubungan antara jumlah suatu zat terlarut dan ukuran dari pita elusi yang
dihasilkan.
Percobaan II
1. apakah kandungan klorofil dalam tiap daun sama?
Tidak... kadar klorifil yang semakin tinggi, berdasrkan pertambahan atau umur daun.Warna hjau daun
sangat berkaitan erat dengan kandungan klorofil. Pada umumnya, semakin tua daun maka hijau warna
daun akan semakin tinggi kandungan klorofilnya. Selain itu Struktur dan metabolisme daun tua telah
lebih sempuran bila dibandingkan dengan daun muda dalam fotosintesis yang tinggi serta berpengaruh
pada sintesis protein. Hal ini merupakan indikator pertama yang menunjukkan, bawasanya makin tua
umur suatu daun maka akan semakin tinggi kadar klorofil yang dikandungnya.
2. Apakah daun yang tidak berwarna hijau kandungan klorofilnya sedikit?
Tidak, hanya saja perbedaan pigmen yang terkandung pada daun berwarna selain hijau mempengaruhi
warna daun saja. Tidak mempengaruhi jumlah klorofil.
3. Apakah peranan klorofil dan pigmen pada daun dalam proses fisiologis?
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap
cahaya dan kemudian cahaya tersebut akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,
menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Fungsi pigmen bagi tumbuhan
bermacam-macam. Pigmen pada bunga berfungsi untuk menarik perhatian penyerbuknya selain dengan
aromanya. Zat hijau daun atau klorofil berfungsi menangkap energi cahaya dan mengkonversinya
menjadi energi kimia.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah ditentukan
dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam beaker
glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan cahaya pada
Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi
perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang
sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang
relatif sangat sedikit. Dalam hal ini penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah
kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O


Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaan yang
ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan NaHCO3 disini
sebagai

katalis

dalam

reaksi

fotosintesis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis


1. Ketersediaan air
Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan karbon dioksida
terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis.
Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan
fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)
Semakin

tinggi

konsentrasi

CO2

semakin

meningkatkan

laju

fotosintesis.

Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi hanyalah faktor ketersediaan
air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas karbon dengan bgian daun yang terbuka yaitu pada
daun yang tidak ditutupi karbon akan tampak warna biru kehitam-hitaman yang menandai bahwa pada
daun telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kertas karbon mempunyai sifat
memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak dpat berlangsung. Berbeda dengan daun yang
tidak mendapat perlakuan, akan tampak bercak-bercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada
amilum.
Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi dan transpirasi walaupun
tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada daun dengan jumlah
yng sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat banyak amilum sebagai tanda
melakukan proses fotosintesis.
Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang berbeda
warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat
melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum fotosintesis hanya

dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang ditandai dengan
adanya amilum pada daun.
Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan merebus daun pada air
mendidih 30 selama menit, hal ini dilakukan agar sel dalam daun mati dan sel-selmenjadikan daun lebih
permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan
klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun
pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini
membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam
jaringan daun.
Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan dipanaskan pada
air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan pigmen daun jadi luntur. Daun
yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal ini dimaksudkan agar ada tidaknya
amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun tersebut dicuci dengan larutan JKJ.
Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap
larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan
amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi
permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi
berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ
disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang mengandung
amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna
agak kebiru-tuaan disekitar pinggir pinggirnya dan di bagian bagian yang tidak ditutupi lainnya,
sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan
karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak
terdapat amilum yang ditunjukkan oleh warna biru tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak
ditutup warna biru tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian
permukaan daun terjadi proses fotosintesis.

V. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan

Berdasarkan

hasil

praktikum

yang

diperoleh

maka

dapat

disimpulkan

sebagai

berikut:

Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan
memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya
matahari dan klorofil.
1. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis dihasilkan
oksigen.
2. Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada proses
ini.
3. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energi matahari, CO2
dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
4. Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman yang
menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya fotosintesis.
5. Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan warna dan ini berarti tidak
terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat amilum.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan, daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik baiknya, agar
hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan. Lalu sebaiknya pemanas air yang
dimiliki lebih dari satu, agar praktikum dapat lebih cepat selesai.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.

Volume oksigen yang paling banyak dihasilkan pada perlakukan kertas plastik tak bewarna yaitu 3

ml sedangkan yang pling rendah pada kertas plastik kuning yaitu 0.02 ml.
2.

Pada proses fotosintesis jika semakin banyak CO2 yang dihasilkan maka akan semakin besar

fotosintesisnya.
3.

Yang memiliki titik kompensasi CO2 rendah adalah tanaman C4

dibandingkan C3, karena C4 mampu menghasilkan fotosintesis yang banyak dengan CO2 yang sedikit.
V.

Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil:


1.
Daun Hibiscus rosa-sinensis mengandung klorofil a dan b, serta pigmen lain yaitu antosianin.
2.
Perhitungan OD dengan menggunakan spektrofotometer yang diperoleh dari Hibiscus rosa-sinensis
adalah:

3.
4.
5.

Panjang gelombang

Optical density

649

0,315

665

0,51

Klorofil total total yang diperoleh adalah 9,4111


Klorofil a yang diperoleh adalah 5,1726
Klorofil b yang diperoleh adalah 4,2

DAFTAR PUSTAKA
Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
Kirimkan Ini lewat Email
LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKA IV. FOTOSINTESIS
Oleh :
EDI SUMARNO M1A1 13 136 UNIT LABORATORIUM KEHUTANAN JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2015

I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi
fotosintesis dapat diartikan suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi matahari
(cahaya). Cahaya terdiri atas beberapa spectrum, masing-masing memiliki panjang gelombang yang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap fotosintesis juga berbeda. Fotosintesis adalah suatu proses
biokimia pembetukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energy cahaya matahari. Hampir semua mahluk hidup bergantung secara langsung pada energy yang
dihasilkan dari proses fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung
seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung seperti
terganggunya beberapa fungsiorgan yang penting bagi proses fotosintesis. Fotosintesis sebenarnya peka
terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi
karbondioksida (CO
2
). Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi
laju fotosintesi.
Dalam praktikum ini juga kami akan mengamati struktur stomata pada daun
Rhoe discolor.
Bentuk morfologi daun tumbuhan
Rhoeo discolor
umumnya berbentuk menyerupai pedang. Pada daun tumbuhan
Rhoeo discolor
banyak sekali jaringan

jaringan yang terdapat di dalamnya dan memiliki fungsi yang berbeda- beda. Pigmen antisianin pada
daun
Rhoeo discolor
ini yang menyebabkan daun menjadi berwarna ungu serta dilengkapi dengan stomata. Oleh karna itu,
perlu dilakukan praktikum ini agar mahasiswa dapat melakukan perlakuan terhadap faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi laju fotosintesis, sehingga dalam membudidayakan tanaman dapat dilakukan dengan
baik.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut : 1.
Untuk membuktikan adanya amilum pada daun sebagai hasil dari fotosintesis. 2.
Untuk membuktikan fotosintesis melepaskan oksigen. 3.
Untuk membuktikan intesitas cahaya dapat berpengaruh terhadap laju fotosintesis. 4.
Untuk mengetahui bentuk stomata.
C.
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum yaitu sebagai berikut : 1.
Agar dapat membuktikan adanya amilum pada daun sebagai hasil dari fotosintesis.

Laporan Biologi Dasar Fotosintesis


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PERCOBAAN II
FOTOSINTESIS
NAMA : ANDI AFIF AFRIANSYA
NIM : L241 13 319
HARI/TANGGAL PERC : RABU, 2 OKTOBER 2013
KELOMPOK :3 (TIGA)
ASISTEN : FINNY ALVIONITA

LABORAATORIUM BIOLOGI DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2O13
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam
menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam
tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof,
yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya.
Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis.
Tumbuhan tingkat tinggi umumnya tergolong pada organisme autrotof, yaitu makhluk yang

dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku
adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari fotosintesis. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya
akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa (Kimball, 2002).
Dalam kehadiran cahaya, fotosintesis dapat terjadi pada sembarang bagian hijau tumbuhan, akan
tetapi pada tumbuhan darat yang khusus hanya daun dengan bagian permukaan yang luas dan
kloroplas yang banyak yang merupakan pusat utama proses dari fotosintesis. Karbondioksida
yang digunakan pada fotosintesis diperoleh dari atmosfer yang biasanya mengandung gas ini
sekitar 0,03 persen volume (Kimball, 2002).
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa.
b. Membuktikan proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum atau percobaan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2 oktober 2013 pada pukul
08.00-11.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Dan dipelataran Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta asimilasikan di
dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya, dan oleh karena itu maka
asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau
asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah
menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari. Pengubahan energi sinar
menjadi energi kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi kimia menjadi energi kerja
pada peristiwa pernafasan dalam tubuh tumbuhan merupakan rangkaian proses kehidupan di
dunia ini (Dwijoseputro, 1994).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan.
Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa
organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari (Kimball, 2002).

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang (Kimball, 2002).
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan hijau
dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis makanannya
sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai
produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang
berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya,
foto cahaya reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam pembuatan atau
sintesis produk (senyawa gula dan oksigen) (Kimball, 1999).
Reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam molekul air
bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa
dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses
fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang
nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia
lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain
itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara
atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh
(Kimball, 1999).
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan
tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang
merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh
tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau
daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan
buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas
fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa
kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per
milimeter persegi (Kimball, 2002).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi
terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya
matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia
penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Air melalui reaksi terang
akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan
dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide
adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui
membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan
ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul

CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya
matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut (Kimball, 2002).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks
dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat
diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan
gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki
klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada
cahaya matahari (Dwidjoseputro,1986).
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium.
Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak hentihentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung
seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong
ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa)
yang berbahan baku karbondioksida dan air (Malcome, 1990).
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung
pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun
tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di
dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat
dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass
pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat
berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan,
ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof (Dwidjoseputro, 1986).
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu
berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya
disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu (Dwidjoseputro, 1986):
klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus
bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg
melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas
menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu
lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan
air) (Dwidjoseputro, 1994).

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil (Kimball, 2002):


1. Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang diharapkan kepada sinar
kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena
kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
3. Oksigen
4. Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun
faktor-faktor lain cukup.
5. Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu conditionsinc qua non(kehausan)
Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
6. Air
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil
seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu
pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.
8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untukpembentukan klorofil
pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis (Kimball, 2002):
1. Intensitas cahaya.
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotointat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau.
Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bacteria, berwarna coklat, merah dan
ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap,
seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau
merah (Wirahadikusumah, 1985).
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B daun
tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan klorofilnya dan
setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa
amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum
(Wirahadikusumah, 1985).

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis
adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata
ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di
beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan
fotosintesis menghasilkan oksigen (Kimball, 2002).
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis
dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan
sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah
besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang
antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor
sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada
berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan
infeksi (Kimball, 2002).

BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas timah (aluminium foil), gelas piala, kaki
tiga dan pembakaran Bunsen, gegep(penjepit tabung),kawat kasa, dan stopwatch,tabung reaksi,
gelas piala, dan corong.
III.2 Bahan
Dalam percobaan ini, bahan-bahan yang digunakan yaitu daun mangga Mangifera indica L. , air
mendidih, alkohol 70%,JKJ(Jodium Kalium Iodida) dan Tanaman Hydrilla verticillata Hoele.
III.3 Cara Kerja
III.3.1 Percobaan Sachs
1. Kita sediakan satu daun mangga dan menutupi sebagian permukaan daun tersebut dengan
menggunakan kertas timah (aluminium foil). Pastikan permukaan daun tersebut tidak terkena
cahaya matahari dalam 7 hari.
2. daun mangga yang ditutupi aluminium foil dipagi hari di petik sebelum dilakukan percobaan.
3. Selanjutnya Kertas timah(aluminium foil) yang terdapat di permukaan daun di buka ,lalu
mengamati perbedaan yang terjadi pada daun yang ditutupi kertas timah dengan yang tidak
ditutupi kertas timah.
4. Selanjutnya di masukkan/mencelupkan daun mangga kedalam air yang telah dipanaskan
selama 10 menit hingga warnanya berubah menjadi warna kuning. Lalu amati apa yang terjadi
pada daun mangga tersebut.
5. celupkan daun mangga kedalam alkohol mendidih 5 menit, hal ini berfungsi untuk
melarutkan klorofil pada daun. Lalu mengamati perubahan daun mangga tersebut.
6. Mencelupkan lagi daun mangga tersebut kedalam larutan JKJ beberap saat lalu bilas dengan
air mengalir agar larutan JKJ hilang. Jika terdapat bintik hitam/biru tua, itu membuktikan bahwa
proses fotosintesis menghasilkan glukosa dalam bentuk butiran amilum.

III.3.2 Percobaan Ingenhouz


1. Gelas piala yang telah di isi air kemudian masukkan tanaman Hydrilla verticillata Hoele
kedalamnya.
2. Kita memasukkan corng terbalik kedalam gelas piala.
3. Pangkal corong tersebut di tutpi tabung reaksi terbalik dengan sejumlah air didalamnya.
4. Menempatkan percobaan ini dibawah sinar matahari atau cahaya matahari.
5. Mengamati apakah ada gelembung-gelembung udara yang yang terkumpul didasar tabung
reaksi.Jika ada berarti terbentuk oksigen (O2).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 HASIL
IV.1.1 Percobaan Sachs
a. Gambar awal daun mangga yang kertas aluminium foilnya telah dilepaskan
b. gambar proses pencelupan daun mangga kedalam air mendidih
c. gambar daun mangga yang telah di celupkan kedalam air mendidih/air panas mengalami
perubahan warna pada daun yaitu coklat kekuning-kuningan.
d. gambar proses pencelupan daun ke dalam alkohol
e. gambar daun mangga yang telah dicelupkan kedalam alkohol yang mengalami perubahan
warna
f. Proses pencelupan daun mangga kedalam larutan JKJ
g. Gambar daun mangga yang telah dicelupkan kedalam larutan JKJ.
Keterangan Gambar :
1. Bagian daun mangga yang tidak tertutup kertas aluminium foil.
2. Bagian daun mangga yang tertutup kertas aluminium foil.
3. Gelas piala
4. Air mendidih/air panas
5. Kawat kasa
6. Kaki tiga
7. Daun mangga yang telah dicelupkan kedalam air panas
8. Gegep
9. Alkohol
10. Pemanas spritus/bunsen
11. Daun mangga yang telah dicelupkan kedalam alkohol.
12. Larutan JKJ

13. Butiran amilum.


V.1.2 Percobaan Ingenhouz
Keterangan:
1. Tabung reaksi
2. Gelas Piala
3. Air
4. Corong terbalik
5. Tanaman hydrilla verticillata Hoele.
Tabel Pengamatan
NO Waktu ( menit) Jumlah Gelembung Udara
152 10 ++
3 15 ++++
4 20 +++++++
5 25 +++++++++
6 30 ++++++++++++
IV.2 PEMBAHASAN
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan.
Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa
organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari.
Pada percobaan Sachs, daun yang dimasukkan dalam air mendidih bertujuan untuk mematikan
sel,dimana daun dalam kondisi layu. Daun yang dimasukan dalam alkohol mendidih mempunyai
fungsi untuk melarutkan klorofil pada daun dan daun terlihat kaku setelah dicelupkan dalam
alkohol. Fungsi JKJ sebagai indikator amilum apakah daun mengalami fotosintesis atau
tidak.Perbedaan daun yang ditutupi kertas aluminium foil dengan daun yang tidak ditutupi kertas
yaitu pada daun yang tidak ditutupi kertas aluminium foil akan tampak bitu kehitaman yang
menandai bahwa pada daun tidak terjadi fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kertas
aluminium foil mempunyai sifat memantul cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak dapat
berlangsung, berbeda dengan daun yang tidak mendapatkan perlakuan, akan tampak bercakbercak ungu kehitam-hitaman yang adanya amilum.Dengan kata lain, secara umum fotosintesis
hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang
ditandai dengan adanya amilum pada daun.
Percobaan Ingenhouz tanaman Hydrilla verticillata Hoele dengan panjang yang telah ditentukan
dimasukkan ke dalam corong dengan posisi terbalik yang ditutup dengan tabung reaksi dan
kemudian ke dalam gelas piala yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan
memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara yang
banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat
cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan
mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
1. Setelah dilakukan beberapa tahap percobaan tampak bahwa daun yang ditutupi kertas
aluminium foil berwarna agak transparan, yang membuktikan bahwa bagian daun tersebut
mengandung amilum.
2. Dengan munculnya gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dasar tabung reaksi
membuktikan bahwa fotosintesis melepaskan O2/oksigen.
V.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan, daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik
baiknya, agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharap.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1986. Dunia Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Kimball,dkk.2002. Biologi Jilid 1edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Kimball,John. 1994. Biologi Jilid 1 edisi kelima. Erlangga Jakarta.
Malcome, 1990. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Wirahadikusumah. 1985. Fotosintesis. Gramedia. Jakarta.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua kehidupan di atas permukaan bumi ini tergantung langsung dari
adanya proses asimilasi CO2 menjadi senyawa organik dengan energi yang
diperoleh dari cahaya matahari. Dalam proses ini energi cahaya matahari
daitangkap dan diubah menjadi energi kimia dengan proses fotosintesis.

Oragnisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan


energi yang tidak henti-hentinya, sumber energi ini tersimpan dalam molekulmolekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik hidup dan tumbuh
dengan memasukkan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya.
Satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat
bergantung seluruh kehidupan ialah fotosintesis. Proses ini berlangsung di
dalam jasad berfotosintesis, termasuk jasad tumbuhan tinggi, tumbuhan pakis,
lumut, ganggang (ganggang hijau, biru, merah, dan coklat), berbagai jasad renik
dll.
Sebangsa tumbuhan bersifat autotrof yang artinya tumbuhan mampu
menangkap energi matahari untuk fotosintesis molekul-molekul organik kaya
energi dari prekusor anorganik H2O dan CO2. Yang akhirnya ketahanan hidup
seluruh kehidupan di bumi ini bergantung pada fotosintesis. Bagi organisme
heterotrof bergantung pada organisme autotrof untuk keberadaannya. Pada
percobaan fotosintesis kali ini terdapat dua kegiatan yaitu uji sach akan
mengetahui apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis, dan ingenhousz
yang akan mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.
B. Tujuan
1. Melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis.
2. Untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Arti dan proses fotosintesis
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah
kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi

bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya
berlangsung cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon
disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi
zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H 2O dan CO2 oleh klorofil
diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari.
Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan kemudian
pengubahan energi kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam
tubuh tumbuhan merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini.
(Dwidjoseputro,1994:6)
Fotosintesis merupakan aktifitas fisiologis yang khusus dilakukan oleh
organisme fotosintetik, terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis dapat
diartikan suatu proses penyusunan zat karbohidrat dengan cahaya sebagai
energinya. Hanya organisme yang mempunyai pigmen fotosintetik yang mempu
melakukan fotosintesis, karena pigmen itulah yang mampu menangkap energy
dari cahaya matahari. Zat organik yang disusun dalam fotosintesis ini adalah
karbohidrat (Cn(H2O)n) yang berasal dari molekul CO 2 dan H2O. Sebagai hasil
sampingan adalah molekul O2. Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam
persamaan sebagai berikut:

cahaya
6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
pigmen

cahaya yang dapt dipergunakan dalam fotosintesis ini mempunyai syarat


kualitas (jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Dalam
kondisi normal, cahaya matahari memenuhi semua syarat itu, sehingga secara
alami, cahaya matahari merupakan sumber energy bagi fotosintesis. Pigmen
fotosintetik, sebagai penangkap energi cahaya matahari, berupa klorofil dan atau
karotinoid.
CO2 dan H2O sebagai bahan dasar fotosintesis dapat berasal dari sisa
oksidasi dalam jaringan fotosintetik. Selain itu CO 2 dapat pula diambil dari
atmosfer melalui proses difusi melalui stomata, sedangkan H 2O diambil dari
lingkungan melalui proses absorbs di akar atau bagian penyerapan lainnya.
Selain CO2 dan H2O, banyak factor lain yang mempengaruhi fotosintesis, baik
factor internal maupun factor eksternal. Factor tersebut diantaranya adalah
klorofil, kecukupan air, umur daun, genetic, aktifator, cahaya, suhu, kelembaban,
angin, dan zat-zat toksis yang terserap dari lingkungannya.
B. Daun
Pada tumbuhan tingkat tinggi, biasanya kloroplas terbatas pada sel-sel
batang muda, buah-buah belum matang, dan daun. Daun inilah yang merupakan
pabrik fotosintesis yang sebenarnya pada tumbuhan. Irisam melintang melalui
daunyang khas menyingkapkan beberapa lapisan-lapisan jaringan yang berbedabeda. Permukaan atas daun tertutup selapis sel tunggal yang menyusun
epidermis atas. Sel-sel ini sedikit atau tidak memiliki kloroplas karena itu agak
transparan dan membiarkan sebagian besar cahaya yang mengenainya melewati
sel-sel di bawahnya. Sel-sel tersebut juga mengeluakan suatu zat yang
transparan seperti lilin yang dinamakan kutin. Bahan ini membentuk kutikula,
yang berfungsi sebagai penghalang lembab di permukaan tas daun tersebut, jadi
mengurangi hilangnya air dari daun.
Di bawah sel-sel epidermis atas tersusun satu atau lebih barisan sel yang
membentuk lapisan palisade. Sel-selnya berbentuk tabung dan tersusun

sedemikian rupa sehingga sumbu panjang tegak lurus pada bidang daunnya.
setiap sel penuh dengan kloroplas, dan sel-sel inilah yang melakukan fotosintesis
paling banyak di dalam daun. Bentuk selnya cocok benar untuk fungsi ini.
Disusun sedemikan rupa sehingga sebagian besar daripada sel-selnya terbuka
terhadap sinar matahari. Selain itu, panjangnya meningkatkan peluang bahwa
cahaya yang memasuki sel akan diserap oleh kloroplas.
Di bawah bagian palisade terdapat lapisan bunga karang. Sel-selnya tidak
beraturan bentuknya dan tersusun tidak rapat. Walau hanya berisi sedikit
kloroplas, fungsi utamanya agaknya sebagai penyimpan sementara molekulmolekul makanan yang dihasilkan sel-sel lapisan palisade. Juga membantu dalam
pertukaran gas di antara daun dan sekitarnya. Selama siang hari, sel-sel ini
mengeluarkan oksigen dan uap air ke ruang udara yang mengitarinya. Karbon
dioksida dari udara dalam ruang udara diambilnya. Ruang-ruang udara ini saling
berhubungan dan akhirnya ke bagian luar daun-daun melalui pori-pori khusus
yang dinamai stomta.
Pada kebanyakan tumbuhan, stomatanya terdapat terutama di epidermis
bawah. Ingenhousz sendiri pertama-tama memperagakan bahwa daun-daun yang
berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat dari permukaan atas. Adanya
stomata sebanyak 100000/cm2 di epidermis bawah daun oak (Quercus) sedangkan
tidak ada stomata di epidermis atas memperkuat temuan ini.
Sebagian besar sel-sel epidermis bawah menyerupai yang terdapat di
epidermis atas. Akan tetapi di sekitar setiap stomata terdapat dua sel berbentuk
sosis yang dinamai sel jaga atau sel pelindung (guard cell). Sel ini berbeda
dengan sel-sel lainnya pada epidermis bawah bukan hanya bentuknya melainkan
juga dalam jumlah besar kloroplasnya. Sel jaga mengatur tutup-bukanya stomata.
Jadi melakukan pengendalian ketat terhadap pertukaran gas di antara daun dan
atmosfer alam sekitarnya.
(Kimball,1998:179-180)

C. KLOROPLAS
Semua bagian warna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan
buah yang belum matang, memiliki kloroplas, tetapi daun merupakan tempat
utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Terdapat
kira-kira setengah juta kloroplas tiap millimeter persegi permukaan daun. Warna
daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas.
Energy cahaya yang yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sintesis
molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel
mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida
masuk ke daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang disebut
stomata (tunggal, stoma; bahasa Yunani, berarti mulut). Air yang diserap oleh
akar dialirkan ke daun melalui berkas pembuluh. Daun juga menggunakan berkas
pembuluh untuk mengirimkan gula ke akar dan bagian-bagian dari tumbuhan
yang tidak berfotosintesis.
Pada umumnya sel mesofil memiliki kira-kira 30 sampai 40 kloroplas,
masing-masing adalah organel berbentuk semangka berukuran kira-kira 2-4 m
kali 4-7 m. Suatu selubung yang terdiri dari dua membran melingkupi stroma,
fluida kental di dalam kloroplas. System halus yang berupa membran tilakoid
yang saling-terhubung memisahkan stroma dari ruangan lain, yaitu ruang tilakoid
(atau lumen). Di beberapa tempat, kantong tilakoid bertumpuk dsalam kolom
yang disebut grana. Klorofil terdapat di dalam membran tilakoid.
(Campbell,2000:183)
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada
umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang
butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada
2 macam klorofil, yaitu:
Klorofil-a : C55H72O5N4Mg (berwarna hijau-tua)

Klorofil-b : C55H70O6N4Mg (berwarna hijau-muda)


Rumus bangunnya berupa satu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan M g,
melainkan Fe. pada klorofil ada yang terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil
yang dapat terlepas menjadi fitol C20H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh
enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut
rangka-porfin, sifatnya hidrifil (suka akan air).
Klorofil itu flouresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya
dalam gelombang yang berlainan. Klorofil-a tampak hijau-tua, tetapi jika sinar
direfleksikan, tampaknya lalu merah darah. Klorofil-b berwarna hijau-muda cerah
tampak merah-coklat pada flourensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan
nila. Larutan klorofil dalam eter memberikan spectrum-absorbsi. Klorofil tidak
larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton, bensol,
kloroform.
(Dwidjoseputro,1994:15-17)
D. KAROTINOIDA
Pigmen-pigmen lain yang terdapat di dalam kloroplas ialah karotinoida.
Pada buah-buhan yang telah masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan hanya
warna kuning atau merah yang kemudian Nampak. Di dalam hal demikian, maka
kloroplas telah berganti isi dan kemudian disebut kromoplas. Karotinida terdiri
atas dua golongan, yaitu golongan karotin dan golongan karotinol. Ada kita kenal
alfa-karotin, beta-karotin, gama-karotin, dan likopin yang satu dengan yang
lainnya merupakan isomer. Beta-karotin umumnya lebih banyak terdapat zat ini
disebut juga provit-A yang di dalamnya diubah menjadi vitamin A. karotin ini
suatu persenyawaan hidrokarbon, warnanya merah rumus kimianya adalah
C40H56. Karotinol atau xantofil itu kebanyakan suatu alcohol warna umumnya
kuning. Luteol atau lutein banyak kedapatan pada daun-daunan rumus kimianya
C40H54(OH)2.

E. ANTOSIANIN
Warna merah pada bunga Canna, warna ungu pada daun Coleus, atau daun
Talas-ungu, warna ungu pada bunga Telang (Clitorea ternatea L.) itu disebabkan
oleh zat warna yang disebut antosianin. Zat warna ini terdapat di dalam air sel
vakuol, biasanya larut di dalamnya. Antosianin ini glikosida. Kalau kehilangan
gulanya, tinggalah antosianidin. Zat ini berwarna merah di lingkungan asam dan
berwarna biru di lingkungan basa, jika berada di lingkungan netral berwarna
ungu. Pembentukan antosianin memerlukan gula seperti halnya juga dengan
pembentukan klorofil. Fungsi dari karotin, karotinol, dan antosianin adalah
menangkap sinar untuk fotosintesis.
(Wirahadikusumah,1985:100-101)
F. PERKEMBANGAN PENGERTIAN FOTOSINTESIS
Lazimnya peristiwa fotosintesis dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia
sebagai berikut: 6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O. Peristiwa ini hanya
berlangsung jika ada klorofil dan ada cukup cahaya. Di antara ilmuwan-ilmuwan
yang banyak melakukan eksperimen-eksperimen untuk membuktikan kebenaran
peristiwa ini ialah Ingenhousz, Engelmann, Sachs, Hill, Blackman, Ruben,
Benson, Calvin, Emerson, Rabinoitch, dll.
a. Ingenhousz (1799)
Membuktikan bahwa pada fotosintesis dilepaskan O 2. Hal ini dibuktikan
dengan percobaannya menggunakan tanaman air Hydrilla vertiolata di bawah
corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbulah gelembunggelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini
ternyata oksigen.
b. Engelmann (1822)

Membuktikan bahwa klorofil merupakan suatu factor keharusan dalam


fotosintesis. Untuk ini ia menyinari ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya
berbentuk pita melingkar seperti spiral. Hanya kloroplas yang kena sinar
melepaskan oksigen. Ini terbukti dari banyaknya

bakteri oksigen yang

berkerumun di sekitar tempat kloroplas yang kena sinar.


c. Sachs (1860)
Membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum.
Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian menggunakan yodium;
amilum dengan yodium akan memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat
pada bagian daun yang hijau dan kena sinar. Daun yang tertutup sepanjang hari
tidak mengandung amilum. Percobaan Sachs ini terkenal juga dengan nama uji
yodium.
d. Hill (1937)
Berhasil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah dipisahkan dari sel hidup.
Kloroplas lepas sel itu jika disinari mampu menghasilkan O 2 asal saja tersediakan
penampang electron (Fe

3+

). Terlepasnya O2 itu dapat diperhatikan pula dengan

2,6-diklorofenol-indofenol, yaitu zat yang tidak berwarna jika dalam keadaan


tersusut akan tetapi menjadi berwarna jika mengalami oksidasi. Warna menjadi
biru jika dalam keadaan basa dan warna merah jika dalam keadaan asam.
Meskipun tanpa CO2, penghasilan O2 oleh kloroplas tetap berlangsung selama
masih tersedia penampang electron, dari sini dapat ditarik kesimpulan, bahwa O 2
yang terlepas itu tidak berasal dari CO 2 melainkan H2O. hal ini juga dapat
dibuktikan dengan menggunakan elemen penyusun. Reaksi redoks dengan 2,6diklorofenol-indofenol, zat ini dapat menampung H. Hill lebih lanjut mengatakan
bahwa sinar itu hanya perlu untuk memecahkan air; pemecahan ini disebut
fotolisis. Fotolisis mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dan
oksigen, peristiwanya dapat dituliskan sebagai berikut: 2H 2O 2H2 + O2. H2 yang
terlepas itu ditampung oleh koenzim NADP. Dalam hal demikian NADP dikatakan

menjadi akseptor H2, dan terbentuknya menjadi NADPH 2, O22 oleh H2 yang
dibawakan oleh NADP tersebut. Peristiwa penyusutan CO 2 tidak memerlukan
sinar (dalam gelap). tetap dalam keadaan bebas. Fotolisis inilah merupakan
pendahuluan dalam proses fotosintesis. Langkah berikut setelah fotolisis ialah
penyusunan CO
e. Blackmann (1905)
Membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke CH2O itu berlangsung tanpa sinar.
Oleh Emerson(1932) diperkirakan reduksi ini makan waktu 2.10 -2 detik. Jika
fotolisis yang disebut juga reaksi Hill atau reaksi terang itu kita gabungkan
dengan reaksi berikutnya, yaitu reaksi Blackmann (yang disebut juga reaksi gelap
atau reduksi CO2 jadilah:
1) Hill: 2H2O 2NADPH2 + O2
2) Blackmann: CO2 + 2NADPH2 + O2 2NADP + H2 + CO + O + H2 + O2
Atau : 2H2O + CO2 CH2O + H2O + O2
Kalu baris terkhir ini dikali 6, maka diperoleh:
6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O.
f. Ruben dan Kamen (1941)
Membuktikan bahwa O2 yang terlepas pada fotosintesis itu berasal dari air.
Untuk ini keduanya tersebut menggunakan air yang oksigennya radioaktif yaitu
O18, O biasa ialah O16, sehingga proses fotosintesis dapat dituliskan:
6CO2 + 12H2O18 C6H12O6 + 6O218
g. Benson dan Calvin

Mengikuti urut-urutan zat-zat antara yang terjadi pada fotosintesis dengan


menggunakan zat radioaktif C 14 (karbon yang stabil adalah C 12). Maka sehabis
penyinaran selama 2 detik, hasil fotosintesis yang terbentuk ialah asam
pospogliserat yang mengandung 3 atom C di dalamnya. Hasil fotosintesis yang
pertama yang stabil ialah 3-asam- pospogliserat. Dalam percobaan ini atom C
yang radioaktif ternyata C1 yitu C dari Karboksil-C14OOH. Asam gliserat mendapat
satu gugusan pospat dari ATP, sehingga terjadi 3 asam pospogliserat. ADP dapat
juga terjadi karena posporilasi oksidatif yaitu pada peristiwa pernafasan.
Selanjutnya asam-pospogliserat ini mengalami berbagai proses pengubahan
yang bertingkat-tingkat hingga akhirnya terjadi heksosa (gula), tentang yang
terakhir ini belum ada pengetahuan yang seragam. Tiga puluh menit kemudian
dari penyinaran, maka semua C14 kedapatan di dalam bentuk gula.
(Dwijoseputro,1994:7-11)
Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :
1. Ketersediaan air Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata
menutup, akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju
fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang
terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang
terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida (CO2) Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin
meningkatkan

BAB III
METODOLOGI

laju

fotosintesis.

1. KEGIATAN 1 (UJI SACHS)


A. Waktu dan Tempat
Waktu : hari Rabu, 17 Maret 2010
Tempat : di Laboratoriun Biologi FMIPA UNY
B. Alat dan Bahan
Beker gelas 500 ml Alkohol 96%
Beker gelas 250 ml Air atau aquades
Pinset Yod KI atau Lugol
Pemanas Tanaman bedaun lebar
Penjepit kertas (klip) Kertas timah
C. Cara Kerja
1. Pada malam sebelum hari praktikum, menutup sebagian daun yang
sehat dengan kertas timah, dan menjepitnya dengan sebuah klip.
2. Setelah tertedah cahaya selama 2-3 jam, memetik daun tersebut,
kemudian memasukkan ke dalam air yang mendidih selama beberapa
saat (5 menit). Kemudian memindahkan daun itu ke dalam beker gelas
yang berisi 100-150 ml alkohol.
3. Memanaskan alkohol berisi daun tersebut dalam air mendidih. Kemudian
menghentikan pemanasan jika daun sudah berwarna putih, lalu
ditiriskan.

4. Menetesi permukaan daun dengan lugol (Yod-KI). Mengamati warna


permukaan daun itu. Antara bagian daun yang tertutup dan terbuka, dan
mengamati bagian mana yang lebih gelap.
2. KEGIATAN 2 (INGENHOUSZ)
A. Waktu dan Tempat
Waktu : hari Selasa, 23 Maret 2010
Tempat : di Laboratoriun Biologi FMIPA UNY
B. Alat dan Bahan
Beker gelas 1 L tanaman hydrilla
Tabung reaksi air
Corong gelas substrat (NaOH)
Kawat
C. Cara Kerja
1. Merakit alat sebanyak 2 seperti yang tertera pada buku petunjuk
praktikum.
2. Menempatkan satu rakit di tempat yang terkena cahaya langsung dan
yang lainnya di dalam ruang.
3. Membiarkan selama 20 menit sambil diamati ada dan tidaknya
gelembung udara di dalam tabung reaksi itu. Mencatat banyaknya
gelembung

udara

Membandingkan

setiap

data

pada

menit
rakitan

sekali
yang

menghasilkan gelembung-gelembung udara.

selama
mana

21

lebih

menit.
banyak

4.

Setelah

menit

ke-21

ditambahkan

substrat.

Kemudian

dihitung

gelembung udara yang terbentuk.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. KEGIATAN 1 (UJI SACHS)

Hasil uji lugol


No

Gejala pada bagian daun yang

Gejala pada bagian daun yang tidak

ditutup

ditutup

Warna daun lebih terang

Warna daun gelap (hitam)

2. KEGIATAN 2 (INGENHOUSZ)
a. Data percobaan kelompok sendiri

Produksi gelembung oleh tanaman


Waktu
(menit)

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

langsung

langsung

1169

keterangan

(*) adalah waktu


penambahan

14

1547

substrat sebanyak

21

1528(*)

7(*)

28

10

3,5 ml.

b. Data percobaan kelas

Produksi gelembung oleh tanaman


Waktu
(menit)

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

langsung

langsung

242

12

keterangan

Tidak ada
penambahan

14

406

21

474

28

531

substrat

Produksi gelembung oleh tanaman


Waktu
(menit)

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

langsung

langsung

57

14

keterangan

penambahan
substrat 2 ml.

14

109

21

21

100

28

125

27

Produksi gelembung oleh tanaman


Waktu
(menit)

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

langsung

langsung

369

keterangan

penambahan
substrat 2,5 ml.

14

530

21

967

28

982

Produksi gelembung oleh tanaman


Waktu
(menit)

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

langsung

langsung

295

15

keterangan

penambahan
substrat 3 ml.

14

540

21

564

28

796

Waktu

Produksi gelembung oleh tanaman

keterangan

(menit)

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

langsung

langsung

1054

penambahan
substrat 4 ml.

14

1233

21

1300

28

1280

18

Terkena sinar

Tidak terkena sinar

Kelompo
k

14

21

28

14

21

28

menit

menit

menit

menit

menit

menit

menit

menit

242

406

474

531

12

57

109

100

125

14

21

27

369

530

967

982

295

540

564

796

15

1054

1233

1300

1280

18

Berdasarkan data hasil percobaan kelas diperoleh rata-rata data berikut ini:
Produksi gelembung oleh tanaman yang terkena sinar langsung adalah

Menit ke-7 : 403,4


Menit ke-14 : 563,6
Menit ke-21 : 681,0
Menit ke-28 : 742,8
Produksi gelembung oleh tanaman yang tidak terkena sinar langsung
adalah
Menit ke-7 : 9,8
Menit ke-14 : 7,6
Menit ke-21 : 5,0
Menit ke-28 : 10,4
B. Pembahasn
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 17 Maret
2010 di laboratorium biologi FMIPA UNY dengan topik uji sachs yang bertujuan
untuk mengetahui apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis dan pada hari
Selasa tanggal 23 Maret 2010 dengan topik ingenhousz yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis maka dapat
dilakukan pambahasan sebagai berikut:
1. KEGIATAN 1 (UJI SACHS)
Dalam percobaan uji sachs ini menggunakan daun tanaman yang berwarna
hijau. Karena tidak mengenal tanamannya, maka dalam pembahasan kali ini tidak
dapat memberikan klasifikasi dari tanaman yang digunakan pada saat percobaan.
Supaya tujuan percobaan tercapai, maka percobaan dilakukan sesuai prosedur.
Pada malam sebelum hari praktikum daun yang akan digunakan untuk praktikum

ditutup dengan kertas timah dan dijepit dengan klip, hal ini dimaksudkan agar
pada saat pagi harinya bagian daun yang ditutup tidak mendapatkan penyinaran
matahari sehingga tidak terjadi proses fotosintesis. Pada langkah perebusan
daun selama 5 menit bertujuan supaya daun beserta tulang-tulang daunnya lebih
lunak dan mematikan sel-sel pada daun tersebut, sedangkan ketika daun yang
telah direbus tadi dimasukkan ke dalam alkohol dan direbus kembali memiliki
tujuan untuk menghilangkan klorofil yang ada pada daun agar bisa bereaksi
dengan lugol. Oleh karena itu, daun yang telah direbus dengan alkohol, setelah
beberapa saat warna daun akan berubah menjadi putih. Hal ini menandakan
bahwa klorofil yang terdapat pada daun telah hilang.
Daun yang telah berwarna putih ditetesi dengan lugol (Yod-KI). Pada saat
inilah yang dinamakan uji sachs yaitu dengan penambahan lugol akan
mengetahui ada dan tidaknya amilum atau karbohidrat yang terkandung di
dalamnya. Apabila di dalamnya terkandung amilum atau karbohidrat, maka
setelah ditetesi lugol akan berwarna hitam.
Pada percobaan uji sachs ini pada bagian daun yang ditutup, setelah
ditetesi lugol menunjukkan gejala yaitu warna lebih terang. Sedangkan pada
bagian daun yang tidak ditutup menunjukkan gejala warna daun hitam (gelap).
Hal ini menandakan bahwa warna daun yang hitam (gelap) mengandung
karbohidrat. Dengan demikian daun yang tidak ditutup melakukan fotosintesis
karena menghasilkan karbohidrat.
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh
Sach (1860) yang membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam
alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru
kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya
amilum.

Pada percobaan uji sachs kali ini, setiap kelompok menggunakan daun
yang berbeda. Perbedaan daun ini meliputi perbedaan jenis daun, umur daun luas
permukaan daun, tebal daun, dll. Perbedaan daun yang digunakan menyebabkan
waktu yang digunakan pada saat perebusan dengan menggunakan alcohol pun
tidak sama, ada jenis daun yang sudah berwarna putih sebelum 5 menit tetapi
ada juga yang sampai waktu 5 menit daun belum berubah warna.
2. KEGIATAN 2 (INGENHOUSZ)
Dalam percobaan Ingenhousz ini menggunakan tanaman air yaitu Hydrilla.
Tanaman air tawar ini tenggelam didasar kolam dan memiliki panjang antara 0,2sedangkan panjang daunnya 1-4 cm.
Klsifikasi Hydrilla
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiosperns
Kelas : Monocots
Ordo : Alismatelas
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla Rich
Spesies : H. Verticillata
Nama Binomial : Hydrilla verticillata
Hydrilla merupakan tanaman monokotil yang hidupnya kebanyakan
terendam dalam air. Batangnya ramping, panjang beruas-ruas, dan dikelilingi oleh
daun. Memiliki akar serabut panjang. Daun Hydrilla itu sendiri merupakan daun

majemuk yang ukurannya kecil berwarna hijau tua, tiap ruas batang terdiri dari 45 daun, bentuk daun lanset, ujung daun lancip, dan tepi daunnya bergerigi.
Hydrilla merupakan termasuk dalam tumbuhan hijau, daunnya yang
berwarna hijau banyak mengandung klorofil. Sebagian besar tubuh dari Hydrilla
ini berwarna hijau, baik daun maupun batang. Semua bagian yang berwarna hijau
pada tumbuhan pasti mempunyai kloroplas. Warna daun yang hijau ini berasal
dari klorofil yaitu pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Meskipun
batang tumbuhan Hydrilla berwarna juga hijau, namun di daunlah yang
merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis. Energi cahaya yang
diserap oleh klorofil inilah yang dapat membantu proses terjadinya fotosintesis.
Fotosintesis hanya dapat berlangsung pada tumbuhan dengan daun
berpigmen hijau saja atau disebut klorofil contohnya pada tanaman Hydrilla
verticillata. Fotosintesis pada tanaman ini memang terjadi dengan lambat karena
letaknya yang terendam dalam air sehingga sulit untuk mendapatkan cahaya
matahari. Menurut Dwidjoseputro (1986: 6) fotosintesis atau asimilasi zat karbon
itu proses dimana zat-zat anorganik H 2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat
organik karbohidrat dengan pertolongan sinar sehingga proses ini hanya
berlangsung jika ada cukup cahaya. Fotosintesis selain memerlukan cahaya
matahari sebagai sumber energi juga memerlukan karbondioksida dan air
sebagai bahan anorganik yang akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat
dan melepaskan oksigen. Di samping itu, klorofil atau pigmen hijau pada
tumbuhan juga dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Klorofil terdapat sebagai
butir-butir hijau di dalam kloroplas berfungsi untuk menangkap cahaya matahari.
Di dalam proses fotosintesis, cahaya matahari memang paling berpengaruh
walaupun sebenarnya dari keseluruhan cahaya matahari yang terpancar hanya
sekitar 0,5-3,5% saja yang diserap daun untuk fotosintesis. Cahaya yang dapat
dipergunakan dalam fotosintesis mempunyai syarat kualitas (jenis gelombang),
kuantitas (intensitas cahaya) tertentu dan waktu (sebentar atau lama). Dalam
kondisi normal, cahaya matahari memenuhi semua syarat itu, sehingga secara
alami, cahaya matahari merupakan sumber energi bagi fotosintesis.

Pada percobaan kali ini yang menjadi variable percobaan adalah:


a. Variabel bebas : intensitas cahaya dan volume substrat (NaHCO 3)
b. Variabel terikat : laju fotosintesis (jumlah gelembung udara)
c. Variabel control : kondisi Hydrilla, waktu pengamatan dan volume air
Intensitas cahaya divariasi dengan meletakkan di ruangan (tidak terkena
cahaya matahari langsung) dan meletakkan di tempat yang terkena cahaya
matahari langsug. Volume substrat divariasi dengan volume 2 ml, 2.5 ml, 3 ml, 3.5
ml, 4 ml, dan tidak ada penambahan substrat.
a. Data percobaan kelompok sendiri
Berdasarkan data hasil percobaan diperoleh data bahwa:
Produksi gelembung oleh tanaman yang terkena sinar langsung adalah
Menit ke-7 : 1169
Menit ke-14 : 1547
Menit ke-21 : 1528
Produksi gelembung oleh tanaman yang tidak terkena sinar langsung
adalah
Menit ke-7 : 2
Menit ke-14 : 5
Menit ke-21 : 7
Menit ke-28 : 10

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis:


1. Intensitas cahaya matahari
Intensitas

cahaya

yang

optimal

sangat

baik

untuk

proses

fotosintesis, sebaliknya dengan intensitas cahaya yang terlalu rendah


atau

terlalu

tinggi

dapat

menghambat

berlangsungnya

proses

fotosintesis. Pada percobaan ini untuk melihat laju fotosintesis tersebut


digunakan gelembung udara sebagai parameternya.
a. Produksi gelembung oleh tanaman yang terkena sinar langsung
Dengan melihat data hasil percobaan di atas, menit ke-7 sampai menit ke14 terjadi penambahan jumlah gelembung, sedangkan menit ke-14 sampai menit
ke-21 terjadi penurunan jumlah gelembung. Perbedaan jumlah gelembung yang
dihasilkan oleh tumbuhan dipengeruhi oleh intensitas cahaya matahari yang
menyinarinya. Pada saat percobaan intensitas cahaya matahari tidak stabil. Pada
menit ke-7 sampai menit ke-14 matahari sangat terik menyinarinya, sedangkan
pada menit ke-14 sampai menit ke-21 penyinaran matahari agak redup. Dalam hal
ini terbukti bahwa intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap laju
fotosintesis.

Intensitas

cahaya

matahari

berbanding

lurus

dengan

laju

fotosintesis.
b. Produksi gelembung oleh tanaman yang tidak terkena sinar langsung
Dengan melihat data hasil percobaan di atas dari menit ke-7 sampai menit
ke-28 terjadi penambahan jumlah gelembung yang dihasilkan oleh Hydrilla,
meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah gelembung yang
dihasilkan oleh Hydrilla yang langsung terkena cahaya matahari langsung. Hal ini
dikarenakan oleh tempat yang berbeda yaitu diletakkan di dalam ruangan dan
diletakkan di tempat yang terang. Dengan demikian intensitas cahaya matahari
berpengaruh terhadap laju fotosintesis.

Gelembung-gelembung udara yang dihasilkan oleh hydrilla baik yang


diletakkan pada tempat yang terkena sinar maupun yang tidak terkena
sinar ini sebenarnya adalah oksigen (O 2). Oksigen ini merupakan salah satu
produk dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh hydrilla. Proses
fotosintesis tersebut dapat dituliskan dalam reaksi berikut:
cahaya matahari

6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

klorofil

Menurut literatur intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap


pembentukan klorofil pada daun tanaman, meskipun ada sebagian klorofil
tanaman Angiospermae dapat terbentuk dengan tidak memerlukan cahaya
matahari. Klorofil inilah yang membantu menyerap energi cahaya matahari yang
digunakan untuk menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas.
Secara langsung intensitas

cahaya

matahari berpengaruh terhadap laju

fotosintesis yang ditandai dengan jumlah gelembung gas yang dihasilkan.


Dengan demikian intensitas cahaya matahari menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi laju fotosintesis. Cahaya matahari menjadi energy bagi tumbuhan
untuk melakukan fotosintesis. Laju fotosintesis berbanding lurus dengan
penangkapan radiasi matahari yang dilakukan oleh daun.
Percobaan dengan cara membandingkan jumlah gelembung udara yang
dihasilkan hydrilla yang diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari
langsung dan tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung ini sesuai
dengan percobaan yang pernah dilakukan oleh Jan Ingenhousz (1799) yaitu
memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air.
Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi tabung
reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik
matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu
yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi.

2. Substrat (NaHCO3)
Dalam percobaan ini selain memvariasi intensitas cahaya matahari,
juga memvariasi volume substrat (NaHCO 3) yang ditambahkan. Pada percobaan
ingenhousz, penambahan larutan NaHCO 3 yang diletakkan dalam ruangan
menghasilkan jumlah gelembung udara yang lebih sedikit dibandingkan dengan
yang diletakkan di luar ruangan (ditempat terbuka) yang menggunakan medium
tambahan yaitu NaHCO3. Hal ini disebabkan karena intensitas cahaya dan larutan
NaHCO3 yang terurai menjadi NaOH dan CO2 , dapat dituliskan pada reaksi di
bawah ini :
NaHCO3 NaOH + CO2
CO2 dalam reaksi tersebut dapat meningkatkan laju fotosintesis
sehingga jumlah gelembung udara pada hydrilla yang diletakkan pada tempat
terbuka yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak daripada
gelembung udara yang dihasilkan oleh hydrilla yang diletakkan di dalam ruangan
yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Dengan kata lain, penambahan
substrat dapat meningkatkan laju fotosintesis. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
gelembung udara yang dihasilkan dan pengurangan volume air.
3. Suhu
Selain variabel bebas yang diperlakukan pada percobaan, namun
secara tidak langsung keadaan lingkungan di sekitarnya juga berpengaruh
terhadap laju fotosintesis seperti halnya suhu. Suhu berkorelasi dengan
penangkapan cahaya matahari. Intensitas cahaya yang tinggi, maka suhu juga
tinggi. Fotosintesis akan naik dengan meningkatnya suhu begitu sebaliknya
sampai batasan suhu tertentu.
Pada percobaan yang diletakkan di luar ruangan yang terkena cahaya
matahari langsung, maka suhu lingkungan sekitarnya lebih tinggi daripada yang
diletakkan di dalam ruangan yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Oleh

karena itu, laju fotosintesis yang terkena cahaya matahari langsung lebih cepat
daripada yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Hal ini ditandai oleh
produksi gelembung yang dihasilkan oleh Hydrilla di tempat panas lebih banyak
daripada yang berada di dalam ruangan.
b. Data percobaan kelas
Berdasarkan data kelas di atas dapat diketahui rata-rata dari percobaan ini
yaitu :
Produksi gelembung oleh tanaman yang terkena sinar langsung adalah
Menit ke-7 : 403,4
Menit ke-14 : 563,6
Menit ke-21 : 681,0
Menit ke-28 : 742,8
Produksi gelembung oleh tanaman yang tidak terkena sinar langsung
adalah
Menit ke-7 : 9,8
Menit ke-14 : 7,6
Menit ke-21 : 5,0
Menit ke-28 : 10,4
Dari data tersebut diketahui bahwa pada hydrilla yang diletakkan pada tempat
yang terkena sinar matahari langsung mengalami peningkatan jumlah gelembung
udara dari menit ke-7 hingga menit ke-28 yaitu berturut-turut 403,4 ; 563,6; 681,0;
dan 742,8. Pada hydrilla yang diletakkan pada tempat yang tidak terkena sinar

matahari langsung mengalami penurunan jumlah gelembung udara dari menit ke7 hingga menit ke-21 yaitu berturut-turut 9,8; 7,6; dan 5,0 sedangkan pada menit
ke-28 terjadi peningkatan jumlah gelembung udara yaitu sejumlah 10,4.
Peningkatan gelembung udara ini karena dipengaruhi oleh data dari kelompok 2
dan kelompok 6 yang justru mengalami penambahan jumlah gelembung udara
pada menit ke-28.
Menurut literature, penambahan substrat pada hydrilla yang tidak terkena
cahaya matahari tidak dapat meningkatkan laju fotosintesis sehingga gelembung
udara yang dihasilkan jumlahnya semakin sedikit. Karena tidak mendapatkan
cahaya matahari langsung, NaHCO3 tidak dapat terurai menjadi NaOH dan CO2.
Jadi tanpa cahaya matahari langsung, meskipun ditambah substrat NaHCO3,
hydrilla tidak mendapat tambahan CO2 yang dibutuhkan untuk meningkatkan laju
fotosintesis yang diamati lewat gelembung udara yang dihasilkan.
Jadi

dalam

percobaan

Ingenhousz

ini,

faktor-faktor

yang

menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah gelembung pada percobaan di


atas antara lain:
(1)Lama berlangsungnya fotosintesis Semakin lama waktu yang
dibutuhkan, maka semakin banyak gelembung gas oksigen yang dihasilkan
karena proses fotosintesis akan banyak menghasilkan gas oksigen seiring
dengan lamanya waktu fotosintesis tersebut.
(2) Cahaya matahari Berdasarkan percobaan di atas, gelembung gas
oksigen yang dihasilkan di tempat yang terkena sinar matahari akan
menghasilkan gas oksigen yang lebih banyak dibandingkan di tempat yang
tidak kena sinar matahari.. Hal itu disebabkan karena dalam proses
fotosintesis diperlukan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam
fotosintesis khususnya dalam fotolisis sehingga semakin mendapatkan
cahaya maka semakin banyak air yang dipecah dan semakin banyak pula
gas oksigen yang dihasilkan

(3)

Volume

Substrat

Semakin

besar

volume

substrat

yang

ditambahkan maka semakin banyak gelembung udara yang dihasilkan. Hal


ini disebabkan karena penguraian substrat NaHCO3 akan menghasilkan
CO2 yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan dan setelah melalui analisis data
maupun pembahasn, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. KEGIATAN 1 (UJI SACHS)
Tanpa cahaya daun tidak melakukan fotosintesis.
Hal ini ditandai dengan bagian daun yang ditutup tidak mengandung zat
karbohidrat. Zat karbohidrat hanya dihasilkan pada bagian daun yang terkena
cahaya matahari karena bagian daun yang terkena cahaya matahari dapat
melakukan fotosintesis.
2. KEGIATAN 2 (INGENHOUSZ)
Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap laju fotosintesis.
Hal ini ditandai dengan jumlah produksi gelembung yang dihasilkan oleh
Hydrilla yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak jika dibandingkan
dengan yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Camphell,Neil A.2000.Biologogi Edisi Kelima-Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Dwidjoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia Pustaka


Utama
Jumin, Hasan Basri.1992.Ekologi Tanaman.Jakarta:Rajawali Press
Kimball, John W.1998.Biologi Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Wirahadikusumah, Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi Karbohidrat
dan Lipid.Bandung:ITB Bandung

BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari
terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti
halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam
mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran
yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi
faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida
(Kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari
oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena
menggunakan zat zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa nonorganik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang
seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa
organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(Kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan
karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari
yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu

peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya
matahari(Kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak hentihentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan
molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat
dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya
matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan tentang fotosintesis ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis
dihasilkan oksigen (O2), lalu mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukan
oksigen pada proses fotosintesis, dan untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam
jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum fotosintesis ini berlangsung pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008 pada pukul
13.3015.30 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat.
2.2 Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam praktikum tentang fotosintesis ini adalah beaker glass, corong
kaca, tabung reaksi, cawan petri, lampu spiritus/kompor, kaki tiga dan penjepit, juga kawat dan
cutter.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25
% NaHCO3, Daun tumbuhan segar, larutan JKJ, alkohol 95 %, air, dan kertas karbon/aluminium
foil.
2.3 Prosedur kerja
Fotosintesis
1. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira 15 cm ke
dalam corong kaca
2. Dimasukkan corong kaca (a) ke dalam beaker glass yang berisi medium, dimana setiap 100 ml

air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %, dengan posisi corong menghadap ke bawah.


3. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan dari sebagian besar
medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisi air)
4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, dan E, dimana :
a. A = Medium air dan diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya)
b. B = Medium air dan diletakkan ditempat terbuka (cahaya)
c. C = Medium air + larutan NaHCO3,diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya)
d. D = Medium air + larutan NaHCO3, diletakkan ditempat terbuka luar ruangan(cahaya)
5. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang / ranting
yang terjadi selama 5, 10 , dan 15. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat
digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis. Dilakukan perhitungan sebanyak 3 kali dan
mengambil rata-ratanya.
6. Hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik. Dibuat
pembahasan dan kesimpulan.
Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis
1. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari dengan aluminium foil /
kertas karbon dan dijepit selama 2 x 24 jam(sore hari I s.d pagi hari III)
2. Direbus air dalam beaker glass sampai mendidih pada lampu spiritus/panci berisi air mendidih
diatas kompor.
3. Dipanaskan alkohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2)
4. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam air panas (5 menit) sampai layu,
kemudian dalam alkohol panas (5 menit).
5. Diulangi percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak diberi perlakuan air panas.
6. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukan kedalam larutan JKJ selama
beberapa menit.
7. Dicuci daun tersebut dengan air panas dan kemudian dibentangkan dan diamati perubahan
yang terjadi (amilum + JKJ memberikan warna biru sampai kehitam-hitaman).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan


-------------------------------------------------------------------------------------------------

3.2 Pembahasan
Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah
ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian
ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan
memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara yang
banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat
cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan
mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Dalam hal ini
penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat
dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O
Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaan
yang ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan
NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :
1. Ketersediaan air
Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan
karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat
fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi
kecepatan fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)
Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.
Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi hanyalah faktor
ketersediaan air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas karbon dengan bgian daun
yang terbuka yaitu pada daun yang tidak ditutupi karbon akan tampak warna biru kehitamhitaman yang menandai bahwa pada daun telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan
karena kertas karbon mempunyai sifat memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak
dpat berlangsung. Berbeda dengan daun yang tidak mendapat perlakuan, akan tampak bercakbercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada amilum.
Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi dan transpirasi
walaupun tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada
daun dengan jumlah yng sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat
banyak amilum sebagai tanda melakukan proses fotosintesis.
Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang

berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak
dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum
fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan
daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun.
Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan merebus daun pada air
mendidih 30 menit, hal ini dilakukan agar sel dalam daun mati danselama menjadikan sel-sel
daun lebih permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan
untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ.
Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan
lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitamhitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.
Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan
dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan
pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal
ini dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun
tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan
menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol
bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan
larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan
larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru
kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ disini
berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang
mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup
sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir pinggirnya dan di bagian bagian
yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna
sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses
fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang ditunjukkan oleh warna biru
tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru tua kehitamannya akan
merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses
fotosintesis.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat
dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan
bantuan cahaya matahari dan klorofil.

2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis


dihasilkan oksigen.
3. Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada
proses ini.
4. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energi matahari,
CO2 dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.
5. Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman
yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya fotosintesis.
6. Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan warna dan ini berarti
tidak terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat amilum.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan, daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik
baiknya, agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan. Lalu
sebaiknya pemanas air yang dimiliki lebih dari satu, agar praktikum dapat lebih cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.


Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung

I.1. Latar Belakang


Tuhan telah menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang saling bergantung.
Misalnya ketika sedang berteduh di bawah pohon pada siang hari, kita yang dapat merasakan
kesejukan dan kesegaran udara di sekitarnya. Udara di sekitarnya terasa sejuk karena banyak
oksigen murni yang berasal dari hasil fotosintesis yang terjadi pada daun tumbuhan, demikian

pula tumbuh-tumbuhan yang memerlukan CO2 (karbon dioksida) yang berasal dari udara bebas
dan pernapasan manusia untuk fotosintesis (Karmana, 2007).
Fotosintesis sebenarnya merupakan suatu proses pembentukan senyawa kimia kompleks
dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan sinar matahari. Hasil akhir dari
fotosintesis berupa karbohidrat yang akan digunakan sebagai sumber makanan dan oksigen yang
terlepas ke udara bebas sehingga orang yang berada di sekitarnya dapat menghirup udara segar.
Oksigen yang dihasilkan tumbuhan diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas (Karmana,
2007).
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang autotrof, yaitu makhluk hidup yang mampu
menghasilkan makanannya sendiri. Makanannya itu dalam bentuk senyawa kimia, yang
diperoleh melalui proses fotosintesis dalam daun (Karmana, 2007).

Fofosintetis merupakan suatu peristiwa penggabungan zat anorganik (seperti unsur C, H,


dan O) menjadi zat organik berupa senyawa glukosa (karbohidrat), dengan menggunakan energi
matahari (Karmana, 2007).
Penelitian atau pengematan mengenai reaksi fotosintesis perlu dilakukan untuk
membuktikan hasil apa yang dapat diperoleh dari reaksi yang berlangsung pada proses
fotosintesis tersebut.
I.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan mengenai fotosintesis yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa.


Membuktikan proses fotosintesis melapaskan O2 atau oksigen.

I.3. Waktu dan Tempat Percobaan

Pengamatan tentang proses fotosintesis ini dilakukan pada hari Selasa, Tanggal 02
Oktober 2012, Pukul 11.00-14.00 di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme adalah seluruh proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh organisme /
makhluk hidup. Dalam suatu reaksi kimia terjadi perubahan struktur molekul dari satu zat atau
lebih disertai dengan pelepasan atau penyerapan energi. Secara keseluruhan, metabolisme
berkaitan dengan pengelolaan / pengaturan sumber daya materi dan energi di dalam sel
(Hadisumarto, 1997).
Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana dan memerlukan energi.
Salah satu contoh anabolisme adalah sintesis protein dari asam amino. Sebaliknya, katabolisme
merupakan pemecahan zat kompleks menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan proses
pelepasan energi. Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa
kimia atau molekul kompleks (Hadisumarto, 1997).
Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk

mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi,
dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Anabolisme meliputi tiga tahapan
dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua,
pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP.
Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis (Jumin, 1992).
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang essential Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik
intrasel maupun ekstrasel. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka
organisme akan tumbuh (Kimbal, 1998).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks
yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO 2 dan H2O. Cahaya matahari
terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada

tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari. (Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan
energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam
kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam.
Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam
struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.
Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan
karbondioksida (Kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang
berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut
kemoautotrof, karena menggunakan zat zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari
senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme
autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses
pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari
(Kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan
karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari
yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu
peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya
matahari (Kimball, 1992).
Reaksi fotosintesis :
Sinar matahari

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + energi


Klorofil
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak hentihentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan
molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang (Stone, 2004).
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan
hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis
makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai makanan
menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi
fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain
itu sesuai dengan namanya, foto cahaya reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi
dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen) (Stone, 2004).

Reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam
molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul
glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari
proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam
bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon
yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa
kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak.
Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di
antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh
(Stone 2004).
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast)
yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki
oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat
hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang
dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas
fotosintesis terjadi di dalam daun. Dalam kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman
rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi (Michael 2006).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama
reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi
cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia
penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Air melalui reaksi terang

akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan
dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+(nikotinamide adenosine
dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran
kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP
adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul
CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya
matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut (Stone, 2004).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses
yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas

timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alcohol dan ditetesi dengan iodium.
Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis
dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi
cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).
Salah satu contoh daun yang dapat digunakan pada percobaan sachs adalah daun
mangga.
Klasifikasi (Gembong,1993) :
Regnum: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas: Dycotiledoneae
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera indica L.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air
Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong
terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di
terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut.

Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen.
Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen (Desrizal, 2012).
Klasifikasi (Gembong,1993):
Regnum: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas: Dycotiledoneae
Ordo: Hydrocharitales
Famili: Hydrocharitaceae
Genus: Hydrilla
Spesies: Hydrilla verticillata
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus
daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan
difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan
epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan
fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin
difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan
atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun
dari pengeringan dan infeksi (Desrizal, 2012).
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis (Desrizal,
2012) :
1. Intensitas cahaya.
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu.

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
4. Kadar air.
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis).
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah penjepit kertas, gelas piala, kaki tiga,
lampu spiritus, penjepit, kawat kasa, corong tabung reaksi dan korek api.
III.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah daun mangga (Mangifera indica),
tanaman Hydrilla verticilla Hoele, air, larutan JKJ, Alkohol, dan penjepit kertas.
III.3. Cara kerja
a. Percobaan Sachs
1. Menutup sebagian permukaan daun mangga dengan menggunakan kertas timah dan dijepit
dengan menggunakan jepit kertas sehingga dapat menghalangi sinar matahari.
2. Memetik daun mangga setelah seminggu pembungkusan.

3.

Membuka bungkusan daun, sehingga tampak sedikit perbedaan antara bagian daun yang

dibungkus kertas timah dan yang tidak dibungkus.


4. Memasukkan daun kedalam air memdidih dan merebusnya kurang lebih 10 menit untuk
mematikan sel-selnya.
5. Memasukkan daun yang telah direbus di dalam air mendidih ke dalam alcohol mendidih kurang
lebih 5 menit untuk melarutkan klorofil daun.
6. Memasukkan daun yang telah direbus dalam alcohol ke dalam gelas piala yang berisi JKJ selama
kurang kebih 3 menit.
7. Membersihkan sisa JKJ pada daun dengan menggunakan air mengalir.
8. Mengamati perbedaan warna daun yang ada antara daun yang ditutupi kertas timah dengan
bagian daun yang tetap terbuka.
b. Percobaan Ingenhouz
1. Mengisi gelas piala dengan air bersih, kemudian memasukkan tanaman Hydrilla verticillata ke
dalamnya.
2. Memasukkan corong kaca secara terbalik dan mengatur sedemikian rupa agar semua tanaman
Hydrilla verticillata berada di bawah corong.
3. Menutup pangkal corong dengan menggunakan tabung reaksi yang telah diisi air bersih secara
penuh.
4. Meletakkan alat percobaan di luar ruangan sehingga mendapatkan cahaya matahari dengan
intensitas yang tinggi.
5. Mengamati gelembung udara yang muncul ke atas dan memcatat jumlah gelembung pada tabel
percobaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
a. Percobaan Sachs
1.
b. Percobaan Ingenhouz
Tabel Percobaan :
No
Waktu (menit)

Jumlah Gelembung

0-5
5-10
10-15
15-20

25
31
38
47

.
1.
2.
3.
4.
IV.2. Pembahasan
a. Percobaan Sachs

Daun mangga yang masih berada pada pohonnya dibungkus dengan kertas timah pada
bagian tengah daun dan dibiarkan selama 1 minggu. Kertas timah digunakan untuk menghalangi
cahaya matahari untuk menembus sebagian permukaan daun, karena kertas timah memang
memiliki kemampuan untuk tidak ditembus cahaya.
Setelah satu minggu, bungkusan kertas timah pada daun mangga di buka, dan mulai
terlihat perbedaan warna, bagian yang telah tertutupi kertas

timah terlihat agak belang

kecoklatan berbeda dengan bagian daun yang tidak tertutupi yang berwarna hijau segar. Hal ini
mulai membuktikan bahwa bagian daun yang terkena cahaya mampu menghasilkan suatu zat
yang tidak dihasilkan oleh bagian daun yang tidak terkena cahaya.

Daun mangga direbus dalam gelas piala yang berisi air mendidih selama beberapa menit.
Air mendidih pada dasarnya berfungsi untuk mematikan sel-sel yang terdapat pada daun. Hal ini
dikarenakan sel tidak dapat hidup pada suhu yang tinggi.
Daun mangga yang telah direbus pada air mendidih tampak berwarna hijau coklat
kelayuan, hal ini membuktikan bahwa sel yang terdapat pada daun mulai mati dan tidak lagi
berfungsi sebagai mana mestinya.
Daun mangga direbus dalam gelas piala yang berisi alkohol mendidih selama beberapa
menit. Aklohol mendidih berfungsi sebagai larutan untuk melarutkan klorofil atau zat hijau yang
dimiliki oleh daun.
Daun mangga yang telah direbus pada alcohol mendidih tampak berwarna lebih coklat
kelayuan dan daun bersifat keras. Hal ini membuktikan bahwa zat klorofil yang terdapat pada
daun telah larut dalam alcohol mendidih.
Daun mangga dimasukkan dalam gelas piala yang berisi JKJ. Larutan JKJ berfungsi
sebagai indikator untuk menentukan apakah suatu bahan mengandung amilum atau tidak. Bahan
yang mengandung amilum warnanya akan berubah menjadi hitam biru keunguan. Daun mangga
kemudian dibersihkan dengan air mengalir untuk menghilangkan JKJ yang masih ada.
Setelah sisa JKJ di bersihkan, tampak perbedaan warna pada bagian mangga yang
diberlakukan berbada. Bagian daun yang dibungkus tampak berwana putih sedangkan bagian
daun yang tidak dibungkus berwarna gelap, biru keunguan. Hal ini membuktikan bahwa daun
yang tidak dibungkus mengandung amilum. Dan bagian daun yang dibungkus kertas timah
sehingga tidak tembus cahaya dan tidak dapat melakukan fotosintesis ternyata tidak mengandung
amilum. Jadi dapat simbulkan bahwa benar proses fotosintesis menghasilkan glukosa berupa
amilum, hal ini sejalan dengan percobaan yang pernah dilakukan Sachs.

b. Percobaan Ingenhouz
Tanaman Hydrilla verticillate dimasukkan dalam gelas piala berisi air dan diatur
sedemikian rupa agar tepat berada di bawah corong terbalik dan ditutupi tabung reaksi berisi air,
hal ini bertujuan agar gelembung udara yang dihasilkan dapat naik ke permukaan tabung reaksi
sehingga mudah diperhatikan.
Alat percobaan diletakkan pada tempat yang mendapat intensitas cahaya matahari yang
tinggi, sebagaimana diketahui bahwa cahaya metahari memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap kelancaran proses fotosintesis.
Muncul gelembung udara pada tabung reaksi. Gelembung udara tersebut merupakan
oksigen. Hal ini mebuktikan bahwa benar proses fotosintesis pada tumbuhan akan menghasilkan
gas O2 atau oksigen. Semakin lama , gelembung udara makin banyak dan volume ruang udara
pada dasar tabung reaksi semakin besar. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas cahaya
metahari yang diperoleh suatu tumbuhan, maka proses fotosentesis akan berlangsung lebih cepat.

BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Perdasarkan dasil peraktikum yang diperoleh setelah mekukan percobaan yang berkaitan
dengan prose fotosintesis yang percobaan sachs dan ingenhauz, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

Proses fotosintesis menghasilkan glukosa yang berupa amilum, hal ini dibuktikan dengan
adanya perbedaan warna pada bagian daun mangga yang tidak mengalami fotosintesis karena
ditutupi oleh kertas timah dengan bagian daun mangga lainnya yang tetap mengalami proses
potosintesis. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa fotosintesis adalah proses yang

menghasilkan glukosa.
Proses fotosintesis menghasilkan oksigen, hal ini dibuktikan dengan adanya gelembung udara
yang naik ke dasar tabung reaksi. Hal ini sejalan dengan percobaan yang pernah dilakukan oleh
Ingenhouz yang berhasil membuktikan bahwa salah satu hasil dari proses fotosintesis adalah
oksigen.
V.2. Saran
Sebaiknya percobaan dilakukan dengan alat percobaan lebih baik dari segi kuantitas,
sehingga dapat seimbang dengan jumlah mahasiswa yang melakukan percobaan. Dengan
demikian seluruh mahasiswa dapat berperan aktif sehingga paham betul dengan percobaan yang
dilakukan.
Dalam melakukan percobaan, diperlukan sifat waspada dan ketelitian yang tinggi sehingga
dapat diperoleh hasil yang memuaskan dan tidak terjadi kesalahan dalamproses percobaan.
Dalam penulisan laporan percobaan sebaiknya dilengkapi literature yang memadai,
sehingga dapat meyakinkan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.


Desrizal.
2012.
Pengertian,
Fungsi
dan
Proses
Fotosintesis.
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi-/0116%20Bio%2031e.htm diakses tanggal 04 Oktober 2012, pukul 19.34
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia pustaka Utama
Fried, dkk. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga
Karmana Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA program IPA. Bandung :
Grafindo
Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga
Kimball, dkk. 2002. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Lehninger. 2005. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nisrina. 2009. Katabolisme. http://www.scribd.com/doc/36876038/katabolisme diakses tanggal 04
Oktober 2012, pukul 19.34

Rahmawati Diah. 2001. Pelajaran Biologi SMU 3. Surakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Salisbury, dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB
fotosintesis

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI


A. Pendahuluan
Salah satu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi
pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang
dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik
yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H 2O dan
CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.
Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan
fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung
maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan
tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu
ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian
muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen.
Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengoubahan zat-zat anorganik
H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau
daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Selain melalui proses fotosintesis, tumbuhan juga dapat mendapatkan energi
melalui proses respirasi. Respirasi sel adalah penguraian senyawa kompleks
menjadi senyawa lebih sederhana dengan membebaskan energi. Mitokondria
adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Senyawa
kompleksnya dapat berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang didapatkan
dari proses respirasi digunakan untuk aktifitas metabolisme tubuh tumbuhan.
Berdasarkan ada tidaknya oksigen, ada dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob
dan anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen,
sedangkan rspirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat
dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari
proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang
penting sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang
penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam

amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk
pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di
mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka
proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi)
di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses
proses kehidupan.
Fotosintesis merupakan contoh anabolisme, yaitu proses-proses penyusunan energi
kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik. Sedangkan respirasi merupakan
contoh katabolisme, yaitu proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawasenyawa organik (Subardi, 2009).
B. Tinjauan Pustaka
1. Fotosintesis
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan
mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada
didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya
akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang
paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk
membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energy matahari oleh tumbuhan
hijau yang terjadi pada kloroplas. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu tahap
reaksi terang (fotofosforilasi) dan tahap reaksi gelap (siklus calvin). Reaksi terang
terjadi di ganum (grana), reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
Tumbuhan hijau memiliki kemampuan menggunakan CO2 dari udara yang akan
diubah menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari. Persamaan reaksi
fotosintesis adalah :
6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2
Tidak semua radiasi cahaya matahari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
fotosintesis, hanya pada radiasi cahaya tampak (380 700 nm). Cahaya tampak
terbagi atas cahaya merah (610 700), hijau kuning (510 600 nm), biru ( 410
500 nm), dan violet.

Syarat-syarat terjadinya fortosintesis

Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agari proses fotosintesis dapat
terjadi :
1. Tumbuhan berklorofil

2.
3.
4.

Cahaya matahari
Air tanah (H2O) dan CO2 dari udara
Menghasilkan amilum dan membebaskan O2.

Faktor penentu laju fotosintesis

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :


1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan
yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.
2. Respirasi
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi
yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau
senyawa berenergi tinggi lainnya (Jukri & Heru : 2004). Jadi, respirasi merupakan
proses pembongkaran molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana..
Respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara
akan membentuk karbon dioksida dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut :
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk membentuk
ATP dan penggabungan inilah yang memungkinkan penyimpanan sebagian energi
yang timbul selama respirasi, tidak hanya hilang sebagai panas. Jadi fungsi utama
respirasi adalah menghasilkan molekul-molekul ATP.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu respirasi
aerab dan respirasi anaerob. Untuk membandingkan perbedaan dari kedua jenis
respirasi tersebut, menurut Jukri dan Heru (2004) perbedaan antara respirasi aerob
dan anaerob adalah sebagai berikut:
No.

Perbedaan

Aerob

Anaerob

1.

Umumnya terjadi setiap saat

Terjadi hanya dalam keadaan


khusus

2.

Berlangsung secara terusmenerus

Terjadi hanya pada fase tertentu


saja

3.

Energi yang dihasilkan besar

Energi yang dihasilkan kecil

4.

Tidak menghasilkan senyawa


beracun

Menghasilkan senyawa beracun

5.

Memerlukan oksigen

Tidak memerlukan oksigen

6.

Hasil akhir berupa CO2 dan H2O

Hasil akhir berupa C2H5OH dan


CO2

Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel yang
berbentuk elips dan terbungkus oleh membran rangkap. Permukaan luarnya
berlubang dan permukaan dalamnya membentuk tonjolan-tonjolan atau krista yang
masuk ke dalam stroma. Jumlah krista bervariasi, makin aktif sel megadakan
respirasi maka makin banyak krista dalam mitokondria.

Tahapan reaksi kimia respirasi dibagi dua, yakni:

1. Glikolisis, merupakan rangkaian perubahan glukosa menjadi asam piruvat


2. Daur krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA) yakni perubahan asetil-CoA
menjadi CO2, H2O, dan energi.
Perubahan glukosa menjadi asam piruvat dapat pula terjadi lewat jalur lain yaitu
jalur yaitu jalur pentosa fosfat. Cadangan makanan yang berupa lemak dapat
dioksidasi dengan cara dihidrolisis menjadi asam lemak terlebih dahulu. Asam
lemak tersebut kemudian teroksidasi menjadi asam asetat dan asetil-CoA,
kemudian di dalam glioksisom diubah menjadi glioksilat, malat, dan suksinat.
Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan tinggi.
Selain karbohidrad, ada juga glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati. Glukosa dan
fruktosa merupakan bahan dasar bagi pembentukan karbohidrad yang lebih
kompleks. Sukrosa (disakarida yang terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan pati
merupakan bentuk karbohidrad campuran yang penting dalam sel tumbuhan. Selain
sukrosa yang merupakan bentuk senyawa organik utama yang ditrasportasikan di
dalam tubuh tumbuhan. Pati sering terdapat di dalam sel tumbuhan dan biasanya
berfungsi sebagai cadangan karbohidrad simpanan.

Alat Respirasi tumbuhan

Seperti dijelaskan sebelumnya, proses respirasi diawali dengan proses pertukaran


gas oksigen dan karbon dioksida melalui alat pernapasan. Alat pernapasan
tumbuhan letaknya tersebar. Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas melalui
stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada tumbuhan tertentu, pernapasan melalui
alat khusus, misalnya akar napas pada tumbuhan bakau maupun beringin. Berikut

ini akan dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan.


1. Stomata
Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel
penjaga dan terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas
pada tumbuhan, sedangkan sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan
menutupnya stomata.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan
menutup saat hari gelap. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh
kandungan air dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki
banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara
osmosis. Akibatnya, dinding sel penjaga yang berhadapan dengan celah stomata
akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi terbuka. Sebaliknya, ketika
ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga akan berpindah secara
osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga mengembang dan mendorong sel
penjaga ke arah celah sehingga stomata menutup. Lihat Gambar 1.

Gambar 1. Membuka dan menutupnya stomata diatur oleh sel penjaga


(guard cell) : stoma membuka (kiri), stoma menutup (kanan). (Sumber :
Campbell et al. 1999)
2. Lentisel
Pada tumbuhan dikotil, selain kambium intervasikuler yang membentuk xilem dan
floem sekunder ada juga kambium gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan
lapisan gabus. Lapisan gabus akan menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri
atas sel-sel mati dan membantu melindungi batang. Kambium gabus, parenkima
gabus, dan lapisan gabus akan mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit.
Akibatnya, timbul lubang-lubang di batang yang disebut lentisel. Lentisel
memungkinkan sel-sel tetap hidup di dalam batang melalui pertukaran gas dengan
udara luar. Lihat Gambar 2.
3. Rambut Akar
Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi
sebagai alat pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada poripori tanah. Lihat Gambar 4.

Gambar 3. Rambut Akar


4. Alat Pernapasan Khusus
Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat
pernapasan khusus. Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan air laut mempunyai
akar yang tumbuh ke atas permukaan tanah untuk memperoleh oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida. Akar tersebut disebut akar napas.
Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar
tersebut tumbuh dari batang dan menggantung kea rah tanah. Pada saat masih
menggantung, akar ini menyerap uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah

masuk ke tanah, akar tersebut berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Tumbuhan yang hidup di air seperti enceng gondok dan kangkung, batangnya
mempunyai rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk menyalurkan
oksigen.

Gambar 4. (a) akar pohon bakau

(b) akar pohon beringin

Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :


1. Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan
tinggi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang
tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ
pada tumbuhan yang sama.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC, namun hal ini tergantung pada
masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masingmasing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang
dalam masa pertumbuhan.
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Membuktikan bahwa pati merupakan bentuk simpanan sementara hasil
fotosintesis pada tanaman.
2. Membuktikan bahwa respirasi terjadi pada tumbuhan (makhluk hidup).
D. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Fotosintesis
a. Bahan : Etanol, aquadest, kalium Iodida (KI) dan daun.
b. Alat : Ketas karbon/kertas timah, selotip, hot plate, gelas kimia, pinset dan
kertas tisu.

2. Respirasi
a. Bahan : Kecambah kacang hijau, kecambah kedelai, phenol red dan larutan
gula.
b. Alat : Kerikil, kertas tisu, tabung reaksi, rak tabung, skrup, kertas saring dan
karet gelang.
E. Prosedur Kerja
Adapun langkah langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Fotosintesis
a. Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang terkena sinar matahari langsung.
b. Daun tanaman yang masih muda dan yang sedang ditentukan pada satu
tanaman yang sama.
c. Separuh daun bagian ujung ditutup dengan kertas karbon/kertas timah dengan
bantuan selotip. Dibiarkan selama 1 minggu.
d. Etanol dipanaskan hingga mendidih dengan menggunakan hot plate.
e. Setelah 1minggu daun dipetik dan kertas karbon/kertas timah dibuka pada saat
digunakan.
f.
Daun dimasukkan pada etanol yang telah mendidih menggunakan pinset
hingga agak layu.
g. Daun dicuci dengan aquadest.
h. Daun direndam dalam larutan Kalium Iodida (KI) selama 5 menit.
i.
Daun dibilas lagi dengan aquadest kemudian ditiriskan dengan kertas tisu.
j.
Perubahan yang terjadi diamati pada bagian daun yang semula ditutup kertas
karbon/kertas timah dengan yang tidak.
2. Respirasi
a. Tabung reaksi sebanyak 4 buah diletakkan pada rak.
b. Tabung reaksi diisi dengan 20 tetes phenol red.
c. Skrup dimasukkan sampai menyentuh dasar tabung reaksi.
d. Tabung reaksi 1 sampai 4 diberi tanda dengan kertas label.
e. Tabung reaksi 1 diisi dengan 20 kecambah hijau, tabung reaksi 2 diisi 20
kecambah kacang kedelai, tabung reaksi 3 diisi kerikil 5 butir dan tabung reaksi 4
diisi dengan kertas tissue yang dicelupkan kelarutan gula.
f.
Tabung reaksi kemudian ditutup dengan kertas saring dan diikat dengan karet
gelang.
g. Setelah ditunggu beberapa menit, dicatat tabung reaksi mana yang lebih dulu
terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagi berikut :
1. Fotosintesis
a. Setelah dibuka dari penutupnya, warna daun yang semula hijau terlihat
menjadi lebih kuning (terang). Sedangkan pada bagian daun yang tidak ditutup,
warna hijau daun tetap terjaga.
b. Setelah dicelupkan didalam alkohol dan larutan Kalium Iodida (KI), bagian daun
yang ditutupi kertas karbon, warna daunnya menjadi semakin pudar sehingga
terlihat transparan. Hal ini membuktikan bahwa pada bagian daun yang tertutup
tidak mengalami fotosintesis karena tidak terkena sinar matahari langsung.
c. Setelah dicelupkan didalam alkohol dan larutan Kalium Iodida (KI), bagian daun

yang dibiarkan terbuka, warna daunnya tetap hijau. Hal ini membuktikan bahwa
pada bagian tersebut terjadi peristiwa fotosintesis karena terkena sinar matari
langsung.
d. Kesimpulan dari percobaan ini adalah peristiwa fotosintesis hanya terjadi pada
bagian daun yang terkena sinar matahari langsung, sehingga warna daunnya
menjadi lebih hijau. Sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas karbon, tidak
terjadi fotosintesis sehingga warnanya menjadi lebih kuning (transparan).
2. Respirasi
No.

Tabung reaksi

1. Kecambah kacang hijau


2. Kecambah kedelai

Waktu (menit)

Keterangan

7 menit

Merah menjadi kuning

12 menit

Merah menjadi kuning

3. Kerikil

Tidak mengalami
perubahan

4. Kertas tissue

Tidak mengalami
perubahan

1. Tabung reaksi yang lebih cepat mengalami perubahan warna merah menjadi
kuning adalah tabung reaksi 1 yang berisi kecambah kacang hijau.
2. Pada tabung 1 dan 2 terjadi perbedaan waktu yaitu tabung 1selama 7 menit
dan tabung 2 selama 12 menit. Hal ini dikarenakan pada tabung 1 dan 2 diisi
dengan kecambah yang memiliki ukuran biji kecambah yang berbeda-beda.
3. Tabung reaksi yang mengalami perubahan warna dari merah menjadi kunging
hanya terjadi pada tabung 1 dan 2, sedangkan pada tabung 3 dan 4 tidak
terjadi perubahan warna apapun.
4. Kesimpulan dari percobaan ini adalah peristiwa respirasi yang ditandai
dengan adanya perubahan warna pada tabung reaksi hanya terjadi pada
tumbuhan (makhluk hidup) yaitu pada kecambah kacang hijau dan kecambah
kedelai. Sedangkan pada benda mati (kerikil dan kertas tiisu) tidak
mengalami respirasi karena tidak mengalami perubahan warna apapun.
G. Pembahasan
1. Fotosintesis
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa kegiatan menutup sebagian
daun dengan kertas karbon, sedangkan sebagiannya lagi dibiarkan tetap terbuka
merupakan suatu cara untuk mengetahui ada tidaknya proses fotosintesis yang
terjadi daun tersebut.
Ternyata, pada saat akan digunakan (setelah dibiarkan selam 1 minggu), bagian
daun yang ditutupi dengan kertas karbon dengan bantuan selotif tersebut
mengalami perubahan pada warna daunnya yaitu dari warna hijau menjadi sedikit

lebih kuning dan terlihat layu. Sedangkan pada bagian daun yang dibiarkan terbuka,
warna daun tetap hijau dan terlihat segar.
Kemudian, setelah daun tersebut dicelupkan pada etanol yang sebelumnya telah
dipanaskan hingga mendidih dan direndam dalam larutan Kalium Iodida (KI),
perbedaan antara bagian daun yang tertutup dan terbuka terlihat semakin
mencolok. Pada bagian daun yang ditutupi dengan kertas karbon, warna daunnya
menjadi semakin pudar dan transparan. Sedangkan, pada bagian daun yang tidak
ditutupi dengan kertas karbon (terbuka), meskipun mengalami sedikit perubahan
pada permukaan daunnya, warna tetap lebih hijau jika dibandingkan dengan bagian
daun yang tertutup.
Hal ini ternyata disebabkan oleh pengaruh proses fotosintesis yang hanya terjadi
pada bagian daun yang terkena sinar matahari langsung. Pada daun yang ditutupi
dengan kertas karbon tidak terjadi fotosintesis, sehingga warna daunnya menjadi
lebih kuning dan sedikit layu. Sedangkan, pada bagian daun terbuka, terjadi proses
fotosintesis, sehingga warna daunnya tetap hijau dan segar.
2. Respirasi
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa proses respirasi dapat
dibuktikan dengan adanya perubahan warna pada masing-masing tabung reaksi
setelah diberi phenol red, yaitu dari warna merah menjadi kuning.
Peristiwa respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup, dalam percobaan kali ini yaitu
pada kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai, yaitu pada tabung 1 yang diisi
dengan kecambah kacang hijau, perubahan warna dari merah menjadi kuning baru
terjadi setelah 7 menit dan tabung 2 yang diisi dengan kecambah kedelai,
perubahan warna dari merah menjadi kuning terjadi setelah 12 menit. Sedangkan,
pada benda mati (kerikil dan kertas tisu) tidak terjadi peristiwa respirasi karena
tidak terjadinya perubahan warna sama sekali pada tabung 3 dan 4.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka didapat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tumbuhan harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
2. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
melakukan proses sintesi karbohidrat.
3. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang kompleks dan besar.
4. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida,
dan polisakarida.
5. Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energy matahari oleh
tumbuhan hijau yang terjadi pada kloroplas.
6. Persamaan reaksi fotosintesis adalah : 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2
7. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu tahap reaksi terang (fotofosforilasi)
dan tahap reaksi gelap (siklus calvin).
8. Reaksi terang terjadi di granum (grana), sedangka reaksi gelap terjadi di dalam
stroma.
9. Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan
energi yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk
ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.

10. Persamaan reaksi respirasi adalah C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
11. Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu
respirasi aerab dan respirasi anaerob.
12. Respirasi aerob adalah respirasi yang terjadi dengan adanya oksigen,
sedangkan reaksi anaerob adalah respirasi yang terjadi tanpa adanya oksigen.
13. Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel
yang berbentuk elips dan terbungkus oleh membran rangkap.
14. Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan
tinggi.
15. Alat-alat respirasi (pernapasan) tumbuhan terdiri dari stomata, lentisel, rambut
akar dan alat pernafasan khusus yang dimiliki oleh tumbuhan tertentu.
16. Fotosintesis merupakan contoh anabolisme, yaitu proses-proses penyusunan
energi kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik.
17. Respirasi merupakan contoh katabolisme, yaitu proses penguraian dan
pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik.
18. Peristiwa fotosintesis hanya terjadi pada bagian daun yang terkena sinar
matahari langsung, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Sedangkan pada
bagian daun yang tertutup, tidak terjadi fotosintesis sehingga warnanya menjadi
lebih kuning (transparan).
19. Peristiwa respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N A.,J.B. Reece, & L.G. Mithchell. 2005. Biologi. Edisi Kelima. Terj. dari:
Biology.5th ed. oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga.
D.A. Pratiwi (2006) Biologi untuk Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Subardi, dkk. 2009. Biologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Geplaas 21st March 2013 deur sri nurlianti lolonga
1

Bekyk opmerkings

Mar
21

fotosintesis dan respirasi


Fotosintesis menghasilkan O2
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis oksigenik.
Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70%
oksigen bebas yang dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh
tumbuhan daratan.

Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:


6CO2 + 6H2O + foton C6H12O6 + 6O2
Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan
energi empat foton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, namun hasilnya
merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakod. Ini
digunakan untuk mensintesis ATP via fotofosforilasi. O2 yang dihasilkan sebagai
produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme aerob.
Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina
trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis
besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 2880 kJmol-1
Pada vertebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh sel
darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah kebiruan
menjadi merah cerah. Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin
(hewan moluska dan beberapa artropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan
lobster). Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc O2.
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2) dan hidrogen peroksida
(H2O2), adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh organisme.
Namun, bagian sistem kekebalan organisme tingkat tinggi pula menghasilkan
peroksida, superoksida, dan oksigen singlet untuk menghancurkan mikroba. Spesi
oksigen reaktif juga memainkan peran yang penting pada respon hipersensitif
tumbuhan melawan serangan patogen.
Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram oksigen
per menit. Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton oksigen yang dihirup oleh seluruh
manusia
per
tahun.
Penumpukan

oksigen

di

atmosfer

Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1) tiada O2 yang dihasilkan; 2) O2


dihasilkan, namun diserap samudera dan batuan dasar laut; 3) O2 mulai
melepaskan diri dari samuder, namun diserap oleh permukaan tanah dan
pembentukan
lapisan
ozon;
4-5)
gas
O2
mulai
berakumulasi
Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat pada atmosfer bumi sebelum munculnya
arkaea dan bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul dalam kadar
yang signifikan semasa masa Paleoproterozoikum (antara 2,5 sampai dengan 1,6
miliar tahun yang lalu). Pertama-tama, oksigen bersamaan dengan besi yang larut
dalam samudera, membentuk formasi pita besi (Banded iron formation). Oksigen

mulai melepaskan diri dari samudera 2,7 miliar tahun lalu, dan mencapai 10% kadar
sekarang sekitar 1,7 miliar tahun lalu.
Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera kemungkinan
membuat kebanyakan organisme anaerob hampir punah semasa bencana oksigen
sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu. Namun, respirasi sel yang menggunakan O2
mengijinkan organisme aerob untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada
organisme
anaerob,
sehingga
organisme
aerob
mendominasi
biosfer
bumi.Fotosintesis dan respirasi seluler O2 mengijinkan berevolusinya sel eukariota
dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti tumbuhan dan hewan.
Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O2 berfluktuasi
antara 15% sampai 30% berdasarkan volume.Pada akhir masa Karbon, kadar O2
atmosfer mencapai maksimum dengan 35% berdasarkan volume,mengijinkan
serangga dan amfibi tumbuh lebih besar daripada ukuran sekarang. Aktivitas
manusia, meliputi pembakaran 7 miliar ton bahan bakar fosil per tahun hanya
memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar oksigen di
atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar 2.000 tahun
untuk memproduksi ulang seluruh O2 yang ada di atmosfer sekarang.
Respirasi Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa proses respirasi
dapat dibuktikan dengan adanya perubahan warna pada masing-masing tabung
reaksi setelah diberi phenol red, yaitu dari warna merah menjadi kuning.
Peristiwa respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup, dalam percobaan kali ini yaitu
pada kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai, yaitu pada tabung 1 yang diisi
dengan kecambah kacang hijau, perubahan warna dari merah menjadi kuning baru
terjadi setelah 7 menit dan tabung 2 yang diisi dengan kecambah kedelai,
perubahan warna dari merah menjadi kuning terjadi setelah 12 menit. Sedangkan,
pada benda mati (kerikil dan kertas tisu) tidak terjadi peristiwa respirasi karena
tidak terjadinya perubahan warna sama sekali pada tabung 3 dan 4.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka didapat kesimpulan sebagai
berikut
:
1.
Tumbuhan harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhan
hidupnya
sendiri.
2. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
melakukan
proses
sintesi
karbohidrat.
3. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang
kompleks
dan
besar.
4. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida,
dan
polisakarida.
5.
Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energy matahari oleh
tumbuhan
hijau
yang
terjadi
pada
kloroplas.
6.
Persamaan reaksi fotosintesis adalah : 6H 2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2
7. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap yaitu tahap reaksi terang (fotofosforilasi)
dan
tahap
reaksi
gelap
(siklus
calvin).

8. Reaksi terang terjadi di granum (grana), sedangka reaksi gelap terjadi di dalam
stroma.
9.
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan
energi yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk
ATP
atau
senyawa
berenergi
tinggi
lainnya.
10. Persamaan reaksi respirasi adalah C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
11. Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu
respirasi
aerab
dan
respirasi
anaerob.
12. Respirasi aerob adalah respirasi yang terjadi dengan adanya oksigen,
sedangkan reaksi anaerob adalah respirasi yang terjadi tanpa adanya oksigen.
13. Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel
yang
berbentuk
elips
dan
terbungkus
oleh
membran
rangkap.
14. Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan
tinggi.
15. Alat-alat respirasi (pernapasan) tumbuhan terdiri dari stomata, lentisel, rambut
akar dan alat pernafasan khusus yang dimiliki oleh tumbuhan tertentu.
16. Fotosintesis merupakan contoh anabolisme, yaitu proses-proses penyusunan
energi
kimia
melalui
sintesis
senyawa-senyawa
organik.
17. Respirasi merupakan contoh katabolisme, yaitu proses penguraian dan
pembebasan
energi
dari
senyawa-senyawa
organik.
18. Peristiwa fotosintesis hanya terjadi pada bagian daun yang terkena sinar
matahari langsung, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Sedangkan pada
bagian daun yang tertutup, tidak terjadi fotosintesis sehingga warnanya menjadi
lebih
kuning
(transparan).
19. Peristiwa respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N A.,J.B. Reece, & L.G. Mithchell. 2005. Biologi. Edisi Kelima. Terj. dari:
Biology.5th
ed.
oleh
Manalu,
W.
Jakarta
:
Erlangga.
D.A.
Pratiwi
(2006)
Biologi
untuk
Kelas
XI.
Jakarta
:
Erlangga
Kimball,
J.W.
2002.
Fisiologi
Tumbuhan.
Erlangga.
Jakarta.
Subardi, dkk. 2009. Biologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai