Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

PERCOBAAN II
FOTOSINTESIS

Nama : Fedro Lagha


NIM : G041171507
Kelompok : III (Tiga)
Asisten : Nur Andriana R

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Semua yang ada di permukaan bumi ini tergantung langsung dari adanya

proses asimilasi CO2 menjadi senyawa organik dengan energi yang diperoleh dari

cahaya matahari. Dalam proses ini energi cahaya matahari ditangkap dan diubah

menjadi energy kimia dengan proses fotosintesis.

Fotosintesis sering di definisikan sebgai suatu proses pembentukan

karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil

dengan adanya cahaya matahari. Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan

suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun

dengan bantuan cahaya matahari. Pada percobaan fotosintesis kali ini terdapat dua

kegiatan yaitu uji Sachs yang akan mengetahui apakah tanpa cahaya daun tidak

berfotosintesis, dan Ingenhausz yang akan mengetahui hubungan intensitas cahaya

dengan laju fotosintesis.

Oleh karena itu, untuk mengetahui dan membuktikan bahwa hasil dari

proses fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan glukosa dan O2, maka

dilakukanlah percobaan ini.

I.2 Tujuan Praktikum

1. Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa

2. Membuktikan proses fotosintesis melepaskan O2 atau Oksigen


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Defenisi Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses penyusunan zat dengan meggunakan energi

matahari. Berbeda dengan manusia dan hewan, tumbuhan hijau merupakan

organisme yang mampu menyusun zat organik komplek sendiri dengan

mengambil zat-zat anorganik dari lingkungannya melalui proses fotosintesis. Jadi,

fotosintesis adalah sebuah proses pembentukan bahan organik (karbohidrat atau

gula) dari zat anorganik (air dan karbondioksida) dengan bantuan cahaya matahari

(Suparman, 2011).

II.2 Proses Fotosintesis

Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan

proses biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon

dioksida (CO2) dan air (H2O) dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam

persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi. Fotosintesis

merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon

bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.

Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan glukosa ialah sebagai berikut

(Pertamawati, 2010):

6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2


Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti

selulosa. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler. Secara umum reaksi

yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas.

Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen

untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. Organ utama

tumbuhan tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Tumbuhan

menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil yang memberi

warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut

kloroplas, dimana fotosintesis berlangsung tepatnya pada bagian stroma.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung

kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Pada dasarnya,

rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu

reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan

cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida) (Pertamawati, 2010).

II.3 Reaksi Terang dan Reaksi Gelap

1. Reaksi terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi

NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan

penangkapan foton oleh pigmen sebagai antenna (Pertamawati, 2010).

Untuk mengetahui bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya

fotosintesis, perlu diketahui terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki

sifat gelombang dan sifat partikel. cahaya mencakup bagian dari energi matahari
dengan panjang gelombang antara 390 nanometer sampai 760 nanometer dan

tergolong cahaya tanpak. Prinsip dasar penyerapan cahaya adalah bahwa setiap

molekul hanya dapat menyerap satu foton pada waktu tertentu dan foton ini

menyebabkan terjadinya eksitasi pada satu electron dalam suatu molekul (Lakitan,

2011).

Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru

(400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-

600 nanometer). Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita

sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan

menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang

gelombang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek

menyimpan lebih banyak energi (Pertamawati, 2010).

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk

dikumpulkan pada pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang

berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan

fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya

dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700

nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada

fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang

rantai transpor elektron. Energi dari elektron digunakan untuk fotofosforilasi yang

menghasilkan ATP, yaitu satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini

menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang


harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron dipenuhi oleh elektron

dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil

ionisasi air adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya

dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.

H2O 2H2 + ½O2

Pada saat yang bersamaan dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga

mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai

transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH dan ATP

(Pertamawati, 2010).

2. Reaksi gelap

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis pada reaksi

terang memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang

terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk

ribulosa dan kemudian menjadi gula seperti glukosa yang berasal mdari fiksasi

CO2. Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya

cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya)

(Pertamawati, 2010).

Beberapa faktor yang menentukan laju fotosintesis ialah intensitas cahaya,

konsentrasi karbon dioksida, suhu, kadar air, kadar fotosintat (hasil fotosintesis),

dan tahap pertumbuhan tanaman (Kimball, 2006).

II.4 Percobaan Sachs dan Ingenhauzs


Percobaan fotosintesis sejak lama telah dilakukan oleh para ahli, berikut

beberapa ahli yang melakukan percobaan fotosintesisi yaitu Joseph Priestly

(1772), Jan Ingenhousz (1779), Jean Senebier & Nicholas de Saussure (1804),

Sachs (1860), Van Niel, dan Ruben & Kamen (1941). Beberapa para ahli

melakukan percobaan dengan metode metode yang berbeda. Pada tinjauan

pustaka ini akan membahas dua percobaan fotosintesis yang dilakukan Sachs dan

Jan Ingenhauz (Suparman, 2011).

Pada tahun 1860, setelah percobaan yang dilakukan Jean Senebier dan

Nicholas de Saussure yang menemukan bahwa CO2 dan air dibutuhkan untuk

fotosintesisi. Kemudian menurut Sachs bahwa fotosintesisi menghasilkan zat gula

atau karbohidrat yang disebut amilum. Berdasar temun-temuan itu maka

pemahaman tentang fotosintesisi menjadi semakin lengkap. Fotosintesisi

kemudian dirumuskan dalam persamaan (Suparman, 2011):

nCO2 + nO2 + Energi matahari (CH2O)n + nO2

Dua ratus tahun setelah percobaan yang dilakukan oleh Joseph Priestley,

banyak peneliti tertarik untuk ikut menggali lebih lanjut dari percobaaannya. Pada

tahun 1779 Jan Ingenhausz, ahli fisiologi dari German melakukan eksperimen

dengan menggunakan tumbuhan air (Hydrilla verticillata). Dari percobaan

ditunjukkan tiga hal penting, meliputi: gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu

ternyata adalah O2, cahaya matahari dibutuhkan untuk proses tersebut, bagian

yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O2 (Suparman, 2011).


BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Gelas Piala

Gambar III.1 Gelas Piala

2. Kaki Tiga

Gambar III.2 Kaki Tiga

3. Tabung Reaksi

Gambar III.3 Gelas Ukur


4. Pembakar Spiritus

Gambar III.4 Pembakar Spiritus

5. Penjepit

Gambar III.5 Penjepit

6. Corong

Gambar III.6 Corong

7. Aluminium Foil

Gambar III.7 Aluminium Foil


8. Alkohol 95 %

Gambar III.8 Alkohol

9. Lugol

Gambar III.9 Larutan Lugol

10. Air

Gambar III.10 Air

III.1.2 Bahan

1. Mangifera Indica (Daun Mangga)


Gambar III.11 Mangifera indica

2. Daun Hydrilla Verticiallata Hoeyl

Gambar III.12 Hydrilla Verticillata Hoyle

III.3 Prosedur Kerja

III.3.1 Percobaan Sachs

1. Tutuplah sebagian dari permukaan daun Mangifera Indica yang akan

diperiksa yang belum terkena sinar matahari dengan kertas timah dan jepit

rapat (dengan paper clip), biarkan beberapa hari.

2. Sebelum malam, petiklah daun Mangifera Indica yang telah dibungkus

kemudian buka almunium foilnya dan masukkan/celupkan ke dalam air

mendidih sehingga daun tersebut layu selama beberapa menit, hal ini

berfungsi untuk mematikan sel yang ada pada daun Mangifer Indica.

3. Kemudian celupkan ke dalam larutan Alkohol mendidih beberapa saat, hal ini

berfungsi untuk melarutkan klorofil pada daun Mangifera Indica.


4. Kemudian Celupkan lagi ke dalam larutan JKJ/Lugol beberapa saat, hal ini

berfungsi untuk melihat perubhan warna yang terjadi pada daun Mangifera

Indica.

5. Setelah itu bersihkan/celupkan/bilas daun Mangifera Indica dengan

menggunakan Air agar larutan JKJ/lugolnya yang masih menempel hilang.

6. Amati apa yang terjadi terhadap Daun Mangifera Indica percobaan tadi.

Warna hitam atau biru pada daun menunjukkan adanya amillum sebagai hasil

proses fotosintesis.

III.3.2 Percobaan Ingenhausz

1. Isilah gelas piala dengan air kemudian masukkan daun Hydrilla verticillata

hoyle kedalamnya.

2. Masukkan corong secara terbalik ke dalam gelas piala berisi air dan daun

sedemikian rupa sehingga Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah

corong.

3. Tutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi

sejumlah air.

4. Lakukan point 1-4 dua kali, yang pertama ditempatkan di bawah cahaya

matahari atau cahaya lampu dan kedua ditempatkan di tempat yang kurang

cahaya.

5. Amati apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di

dasar tabung reaksi. Jika ada berarti terbentuk oksigen (O2).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Percobaan Sachs

Gambar IV.1 Keadaan daun Gambar IV.2 Keadaaan daun sesudah

sebelum percobaan percobaan

IV.1.2 Percobaan Ingenhauzs

Tabel 4.1 Hasil pengukuran percobaan Ingenhauzs

∑ Gelembung tempat ∑ Gelembung tempat


No. Interval Waktu
terang Gelap

1. 0 – 5 Menit 8 1

2. 5 – 10 Menit 14 6

3. 10 – 15 Menit 16 11

4. 15 – 20 Menit 23 17
IV.2 Pembahasan

Didalam prkatikum fotosintesis ini terdapat dua kegian percobaan yaitu

Percobaan Sachs dan Percobaan Ingenhausz.

Pada Percobaan Sachs, bertujuan untuk membuktikan proses fotosintesis

akan menghasilkan glukosa. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya

gelas piala, kaki tiga, penjepit, pembakar spiritus, aluminium foil, alcohol 95%,

JKJ/Lugol, air dan Daun Mangifera Indica (daun mangga). Satu minggu sebelum

percobaan sebagian permukaan daun Mangifera indica ditutupi dengan aluminium

foil. \Kemudian daun di petik dan dimasukkan ke dalam gelas piala berisi air yang

telah dididihkan. Hal ini bertujuan untuk mematikan sel di daun. Kemudian

dimasukkan ke dalam gelas piala berisi larutan alkohol yang mendidih beberapa

saat, hal ini berfungsi untuk melarutkan/menghilangkan klorofil yang ada pada

Mangifera indica. Stelah itu di celupkan ke dalam gelas piala berisi larutan

JKJ/Lugol. Hal ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan atau perubahan warna

yang terjadi dan mengetahui adanya kandungan amilum pada daun mangifera

indica. Kemudian daun mangifera indica di bilas atau dibersihkan menggunakan

air agar larutan JKJ/lugol yang masih menempel akan hilang. Pada saat setelah

pemberian lugol maka akan di ketahui glukosa yang dihasilkan dari proses

fotosintesis. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna daun tersebut dan danya

binti-bintik pada daun.

Pada percobaan Ingenhausz, bertujuan untuk membuktikan proses

fotosintesis yang melepaskan O2 atau oksigen dengan melihat gelembung

gelembung yang muncul. Adapun alat dan bahan adalah gelas piala, tabung reaksi,
corong gelas, daun Hydrilla verticillata Hoeyl, dan air. Pada percobaan diambil

beberapa batang daun Hydrilla verticillata hoyle kemudian dimasukkan ke dalam

gelas piala yang berisi air. Setelah itu, ditutupi dengan corong hingga menutupi

semua bagian hydrilla verticillata dan pada pangkal corong ditutupi tabung reaksi

yang berisi air secara terbalik. Sehingga nantinya gelembung akan terlihat pada

pangkal corong. Percobaan ini dilakukan dua kali yaitu, pertama di lakukan pada

tempat terang atau yang memiliki intensitas cahaya yang tinggi dan yang kedua di

tempat gelap atau yang memiliki intensitas cahaya rendah. Hal ini bertujuan untuk

membandingkan laju fotosintesis pada tanaman yang terkena cahaya dan yang

tidak terkena cahaya. Pada tempat terang, gelembung yang dihasilkan setiap

interval waktu yaitu interval waktu 0 – 5 menit menghasilkan 8 gelembung,

interval waktu 5 – 10 menit menghasilkan 6 gelembung sehingga jumlahnya 14

gelembung, interval waktu 10 – 15 menit menghasilkan 2 gelembung sehingga

jumlahnya 16 gelembung dan interval waktu 15 – 20 menit mengahsilkan 7

gelembung sehingga jumlahnya 23 gelembung. Pada tempat terang ini, interval

waktu 10 – 15 menit terjadi pertambahan gelembung yang sedikit yaitu hanya 2

gelembung. Hal ini terjadi karena pengaruh dari intensitas cahaya yang diberikan

sedikit dibandingkan dengan interval waktu yang lain. Pada tempat gelap,

gelembung yang dihasilkan setiap interval waktu yaitu interval waktu 0 – 5 menit

menghasilkan 1 gelembung, interval waktu 5 – 10 menit menghasilkan 5

gelembung sehingga jumlahnya 6 gelembung, interval waktu 10 – 15 menit

menghasilkan 5 gelembung sehingga jumlahnya 11 gelembung dan interval waktu

15 – 20 menit mengahsilkan 6 gelembung sehingga jumlahnya 17 gelembung.


Perbedaan banyak gelembung yang muncul terjadi di setiap interval waktu karena

adanya intensitas cahaya yang berbeda beda dan suhu yang berubah-ubah. Jika

dibandingkan anatara tempat terang dengan tempat gelap selama 20 menit terjadi

pertambahan gelembung yang sangat berbeda yaitu tempat terang menghasilkan

gelembung sebanyak 23 sedangkan tempat gelap menghasilkan 17 gelembung.

Hal ini membuktikan bahwa tanaman hydrilla verticillata melakukan fotosintesis

yang dapat menghasilkan oksigen atau O2. Banyaknya oksigen yang muncul

tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti intensitas cahaya dan

suhu ataupun faktor-faktor lainnya.


BAB V

PENUTUP DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Percobaan sachs, membuktikan bahwa fotosintesisi yang terjadi dibagian

daun Mangifera indica yang tertutupi menghasilkan glukosa yang terlihat dari

warna dan bintik-bintik pada daun dan mengalami fotosintesis yang

lambat/terjadi proses Reaksi Gelap didalam stroma.

2. Percobaan Ingenhauzs, membuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen

atau O2. Pada tempat terang daun Hydrilla verticillata mengelurkan banyak

gelembung dibandingkan tempat gelap. Baik itu tempat terang maupun gelap

keduanya melepaskan oksigen atau O2.

V.2 Saran

Percobaan ini memerlukan pengamatan yang teliti, terlebih lagi saat

memperhatikan atau menghitung jumlah gelombung udara yang dihasilkan dari

proses fotosintesisi. Sebaiknya wastafel/tempat cuci tangan dan alat lab disetiap

rungan di perbaiki agar proses praktikum berjalan dengan lancer sesuai yang

diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

J. W. Kimball. 2006. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

B. Lakitan. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pres

Suparman, N. Abbas, R. Ladena, 2011, “Praktikum Fotosintesis dengan

Memanfaatnkan Alat Sederhana dan Barang Bekas untuk Meningkatkan

Hasil Belajar dan Keterampilan Psikomotorik Siswa SMP Negeri 3 Obi”,

Jurnal Ilmiah, No. 3, Vol. 2, Halaman 26-28

Pertamawati, 2010, “Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Kentang (Solanum Tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secara

Invitro”, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, No. 1, Vol. 12, Halaman

32-33

Anda mungkin juga menyukai