Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA 3

“TRANSPIRASI”

DOSEN PEMBIMBING

KELOMPOK VI

1. IMAM RADIUS (0420012611)


2. DRIYANTO (0420012621)
3. ANJAS ARDIONO (0420012881)
4. RAMADHANTI SAGARMATHA MASYAI (0420012901)
5. RIFA FAHRI (0420012981)
6. DWIKI FIRMANSYAH (0420013061)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau


fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola
atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang
hidupnya, kebanyakan tumbuhan tidak berpindah-pindah, memproduksi makanan
sendiri, menggantungkan diri pada apa yang didapat dari lingkungannnya sampai
batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar dapat bergerak dan harus mencari
makanannya sendiri, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus
menjaga integritas mekanisnya untuk dapat hidup dan tumbuh terus (Kimball,1992).
Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah molekul
air menjadi hidrogen dan oksigen kemudian oksigen ini dibebaskan ke atmosfer
sehingga peristiwa ini disebut fotolisis air. Cahaya matahari berfungsi melepaskan
klorofil dan melepaskan H2 yang berfungsi sebagai aseptor H. Ini dinamakan reaksi
terang karena menggunakan energi cahaya matahari, namun pada proses fotosintesis
tidak terdapat pada setiap sel, tetapi pada sel yang mengandung pigmen
(Salisbury,1995).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Selain itu, fotosintesis dapat
diartikan sebagai proses sintesis karbohidrat tertentu dari karbon dan air yang
dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dibantu dengan bantuan sinar matahari dan
melepaskan oksigen (Slamet, 1997).
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-
senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan
O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut
substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak
jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit
respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
(Champbell,1983).

B. Tujuan

1. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam
fotosintesis dihasilkan oksigen (O2), mengamati pengaruh cahaya dan CO2
terhadap pembentukkan oksigen pada proses fotosintesis, mengetahui ada
tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan
cahaya matahari berbeda, dan mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan
selama respirasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fotosintesis

Reaksi fotosintesis dapat dituliskan dalam bentuk :


6CO2 + 6H2O + 48 HV → C6H12O6 + 6O2
Dalam reaksi ini dihasilkan HV sebagai foton cahaya tampak dan C 6H12O6
adalah glukosa. Persamaan reaksi dalam fotosintesis menunjukkan hubungan antara
zat-zat yang digunakan selama proses tersebut berlangsung dan dihasilkan oleh
proses tersebut. Laju fotosintesis tidak meningkat terus secara tidak terbatas dengan
meningkatnya penyinaran. Maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa tidak ada
proses berlawanan yang terlibat, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan yang lain
tidak memerlukannya. Yang terakhir ini dinamakan reaksi gelap. Pada intensitas
cahaya sedang reaksi terang membatasi atau melanjutkan seluruh proses. Dengan kata
lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu menangani semua substansi intermediet
yang dihasilkan oleh cahaya. Akan tetapi, dengan meningkatnya intensitas cahaya
pada akhirnya akan mencapai suatu titik yang pada saat itu reaksi gelap berlangsung
pada kapasitas maksimum penyinaran lebih lanjut efektif lagi dan proses tersebut
mencapai laju yang mantap (Champbell,1983).
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.
Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh
pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada
warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau
(500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau (Mader, 2001).
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon
dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang
mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain
sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan
ionisasi sulfida atau hydrogen (Syamsuri, 2002 ).
Saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. Pada reaksi gelap ATP dan
NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia.
Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat
karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (kemudian menjadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya
sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) (Syamsuri,
2002 ).
Tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan
amilum. Hick dan Blackman berhasil menemukan bahwa sinar matahari yang
diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2 Peristiwa ini
dikenal dengan istilah fotolisis. Fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar
matahari sehingga disebut reaksi terang. Pada reaksi terang, molekul air terurai
menjadi molekul oksigen dan proton. Dalam reaksi tersebut dihasilkan energi dalam
bentuk ATP dan NADP+. Kemudian H+ yang dihasilkan dalam reaksi penguraian air
tersebut ditangkap oleh NADP sehingga terbentuk NADPH.
Persamaan reaksiya adalah sebagai berikut :
12H2O + ATP + 24NADP → 6O2 + ATP + 24NADPH
Reaksi terang ini biasa terjadi pada bagian grana ( Kimball, 1992).
Blackman mengemukakan reaksi gelap yang terjadi di stroma. Dalam reaksi
gelap, ATP dan NADPH yang terbentuk digunakan untuk pembentukan sukrosa dari
karbondioksida, dengan persamaan reaksinya sebagai berikut :
6CO2 + 12H2O + energi + NADPH → (CH2O)6 + 6H2O
Jika dua reaksi di atas digabungkan, maka akan menghasilkan persamaan reaksi
fotosintesis sebagai berikut :
6CO2 + 12H2O + energi → C6H12O6 + 6H2O + 6O2
Jadi, reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia dan proton yang
dihasilkan oleh reaksi terang. Tanpa didahului oleh reaksi terang, reaksi gelap tidak
akan berlangsung (Syamsuri, 2002 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis ada yang berasal dari luar dan
dari dalam. Faktor yang berasal dari dalam yang mempengaruhi fotosintesis adalah
umur daun, struktur dan susunan daun, distribusi dan sifat stomata serta jumlah
klorofil dan akumulasi karbohidrat. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi
fotosintesis adalah suplai air, cahaya, pengaruh kadar CO2, kadar air, pengaruh
senyawa tertentu dan pengaruh kadar O2 (Tjitrosoepomo, 1981).osintesi

B. Respirasi
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-
senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan
O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut
substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak
jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit
respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
(Champbell,1983).
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2
di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan
proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan
proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering
disebut juga dengan nama fermentasi. Proses fermentasi ini umumnya dijumpai pada
sistem perakaran tumbuhan jika mengalami penggenangan (Champbell,1983).
Faktor selanjutnya yaitu tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies
tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan
untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan
(Syamsuri, 2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan meliputi


beaker glass, corong kaca, tabung reaksi, erlenmeyer, cutter, cawan petri, hot
plate, penjepit, respirometer ganong dan statif, corong gelas dan penunjuk
waktu.

Bahan yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan yaitu


hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25 % NaHCO3, daun bougenville,
daun filisium, larutan JKJ, alkohol 95%, air, kertas karbon/aluminium foil,
kecambah kacang hijau (segar), larutan KOH 10% dan aquadest, dan vaselin

B. Prosedur kerja
1. Fotosintesis
a. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat
sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.
b. Dimasukkan corong kaca (1) ke dalam beaker glas yang berisi
medium, dimana setiap 100 mL air ditambahkan 2 mL NaHCO3 0,25%,
dengan posisi corong menghadap ke bawah.
c. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang mengusahakan
corong berisi sebagian besar medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak
yang berisis air).
d. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, D, E dan F
dimana
A = medium air dan meletakkannya di tempat terang dalam ruangan
(intensitas cahaya I)
B = medium air dan meletakkannya di luar ruangan di bawah pohon
(intensitas cahaya II)
C = medium air dan meletakkannya di luar ruangan, di tempat terbuka
(intensitas cahaya III)
D = medium air + larutan NaHCO3 meletakkan di tempat terang dalam
ruangan (intensitas cahaya I).
E = medium air + larutan NaHCO3, meletakannya di luar ruangan dibawah
pohon (intensitas cahaya II)
F = medium air = larutan NaHCO3, meletakannya di luar ruangan terbuka
(intensitas cahaya III)
e. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari
potongan cabang/ranting yang terjadi selama 15’, 30’, dan 45’. Banyaknya
gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk
laju fotosintesis. Perhitungan dilakukan 3 kali dan mengambil rata-ratanya.
f. Hasil pengamatan/data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk
grafik. Dibuat pembahasan dan kesimpulan saudara.
2. Pembentukkan karbohidrat pada fotosintesis
a. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari
dengan aluminium foil/kertas karbon dan menjepitnya selama 2 X 24 jam
(sore hari I s.d pagi hari III).
b. Direbus air dalam beaker glas sampai mendidih pada lampu spritus
atau panci berisi air mendidih di atas kompor.
c. Dipanaskan alcohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2)
d. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam ke dalam air
panas (5 menit) sampai layu, kemudian kedalam alkohol (5 menit).
e. Diulang percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak
diberi perlakuan air panas.
f. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukkan ke dalam
larutan JKJ selama beberapa menit.
g. Dicuci dengan air kemudian membentangkan dan mengamati
perubahan yang terjadi (Ingat Amilum + JKJ memberikan warna biru sampai
kehitam-hitaman).
3. Pengukuran Respirasi kecambah
a. Disiapkan alat dan bahan, menimbang 10 gr kecambah kacang hijau.
b. Dimasukkan akuadest ke dalam pipa respirometer, dan memasukkan
kecambah (No. 1) ke dalam tabung respirometer dan memutar sumbatnya
sampai kedua lubang berhadapan.
c. Diatur permukaan air dalam pipa pada skala 20 dengan jalan
menaikkan dan menurunkan pipa.
d. Dioleskan sumbat dengan vaselin, kemudian memutar sehingga udara
di dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar. Membiarkan selama 30
menit.
e. Diamati perubahan permukaan air dalam pipa. Jika permukaan airnya
turun maka nilainya positif dan jika permukaan airnya naik maka nilainya
negative.
f. Diulang kembali kegiatan (1-5) dengan menggunakan KOH 10%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
 Fotosintesis
Ketika kita berada di bawah pohon yang rindang kita akan merasakan
sejuk keran pohon berfotosintesis dan menghasilkan oksigen.
 Respirasi
Respirasi menghasilkan CO2 hal ini dapat dibuktikan dengan sayuran atau
buah-buahan yang dibungkus dan diikat kemudian didiamkan selama
beberapa jam maka akan mengeluarkan air.
 Tabel 1. Pengamatan pembentukan oksigen Hydrilla verticillata pada
fotosintesis.
No Perlakuan 5 menit 10 menit 15 menit
1 A: medium air diletakkan
di tempat terang dalam 0 4 4
ruangan.
2 B: medium air diletakkan
di luar ruangan di bawah 0 12 23
pohon.
3 C: medium air diletakkan
di luar ruangan pada 5 12 197
tempat terbuka.
4 D: medium air+NaHCO3
diletakkan di tempat 0 2 2
terang dalam ruangan.
5 E: medium air+NaHCO3
diletakkan di luar ruangan 0 25 34
di bawah pohon.
6 F: medium air+NaHCO3
diletakkan di luar ruangan 0 1 248
pada tempat terbuka.
Grafik 1. Grafik hubungan antara jumlah gelembung dan waktu

Tabel 2. Pengamatan pembentukan karbohidrat pada fotosintesis


Gambar Keterangan Gambar
No Perlakuan Daun Daun Daun Daun
Bougenvil Filisium sp Bougenvil Filisium sp
1 Daun Jaringan Jaringan
sebelum daun masih daun masih
didihkan keras, keras,
berwarna berwarna
hijau hijau
2 Sesudah Layu karena Layu karena
dimasukkan jaringan jaringan
dalam air daun daun
panas melunak, melunak,
masih masih
berwarna berwarna
hijau hijau

3 Sesudah Warnanya Warnanya


dimasukkan kekuningan kekuningan
dalam
alkohol

4 Sesudah Bagian Bagian


dimasukkan yang tidak yang tidak
dalam JKJ ditutup ditutup
alumunium alumunium
foil foil
berwarna berwarna
hitam hitam
5 Daun tanpa Jaringan Jaringan
perlakuan air daun masih daun masih
panas keras, keras,
warna warna
masih hijau masih hijau

6 Sesudah Terdapat Terdapat


direndam JKJ bercak bercak
tanpa air berwarna berwarna
panas hitam, tidak hitam, tidak
terlalu terlalu
tampak tampak

Keterangan :
1. Kecambah
2. Eosin
3. Air atau KOH

Gambar 1. Rangkaian alat respirometer


Perhitungan
 Kecambah + akuades:
Volume gas yang akan digunakan = 280 mm3
= 2,8 x 10-7 m3
Waktu (T) = 0 menit

Volume gas dalam 1 jam = 2,8 x 10-7 x (m3 jam)


= 2,8 x 10-7 x (m3 jam)
= 0 m3 jam

Massa = 10 gram = 0,01 kg


Laju respirasi = volume gas dalam 1 jam x

=0x

= 0 m3 jam/kg

 Kecambah + KOH:
Volume gas yang akan digunakan = 280 mm3
= 2,8 x 10-7 m3
Waktu (T) = 15 menit

Volume gas dalam 1 jam = 2,8 x 10-7 x (m3 jam)

= 2,8 x 10-7 x

= 11,2 x 10-7 m3 jam


Massa = 10 gram = 0,01 kg

Laju respirasi = volume gas dalam 1 jam x

= 11,2 x 10-7 x

= 11,2 x 10-5 m3 jam/kg

B. Pembahasan

Laju fotosintesis dapat bertambah dan juga dapat berkurang. Pengurangan


kecepatan fotosintesis ini salah satunya disebabkan karena adanya pengaruh kadar air
dalam daun, banyaknya daun, dan cahaya matahari. Laju fotosintesis dalam
praktikum bisa dilihat dari banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu.
Reaksi fotosintesis menghasilkan oksigen, hal ini terlihat dari reaksi di atas, yang
mana CO2 dan H2O bereaksi dengan bantuan cahaya matahari diubah oleh klorofil
menjadi oksigen dan energi.

Dari percobaan fotosindesis pada daun Hydrilla verticillata, pada grafik,


medium yang diletakkan di luar ruangan akan memiliki gelembung udara yang lebih
banyak dari medium yang diletakkan di bawah pohon, dan medium yang diletakkan
di bawah pohon memiliki gelembung udara yang lebih banyak dari medium yang
berada di dalam ruangan. Hal ini jelas diakibatkan dari intensitas cahaya matahari
yang ada pada tempat tersebut. Di luar ruangan intensitas cahaya mataharinya akan
lebih banyak daripada di dalam ruangan, sehingga proses fotosintesis yang terjadi
pada Hydrilla yang ada di luar lebih tinggi dibandingkan yang di dalam. Selain itu
juga daun pada Hydrilla verticillata juga sedikit, sehingga gelembung yang
dikeluarkan hanya sedikit dan sangat kecil.
Percobaan ini juga terdapat medium yang bercampur dengan NaHCO3. Pada
medium ini proses fotosintesis yang terjadi seharusnya akan semakin cepat, karena
senyawa NaHCO3 di dalam air akan terurai menjadi NaOH dan CO2. Salah satu faktor
yang mempengaruhi fotosintesis adalah jumlah CO2, penambahan NaHCO3 akan
berfungsi sebagai katalis, karena dengan adanya penguraian unsur NaHCO 3 menjadi
NaOH dan CO2, maka konsentrasi CO2 dalam medium tersebut secara otomatis akan
bertambah, dan laju proses fotosintesis juga akan semakin cepat.
Percobaan kedua yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum
dalam daun. Adanya amilum dalam suatu daun tanaman menunjukkan bahwa
tanaman tersebut melakukan fotosintesis. Percobaan ini menggunakan sampel daun
kertas (Bougenvil) dan daun kiara payung (Filisium sp.). Pertama-tama kedua daun
ditutup dengan aluminium foil selama 2x24 jam. Setelah dibuka bagian yang tertutup
oleh kertas aluminium foil dengan bagian yang tetap terbuka terlihat batas, namun
tetap berwarna hijau tua. Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk menghalangi sinar
matahari masuk, sehingga menghalangi proses fotosintesis pada bagian daun yang
tertutup.
Setelah alumunium foil dibuka, daun kertas dan daun kiara payung diberi
perlakuan dengan merendam dalam air panas, alkohol panas, dan larutan JKJ.
Pertama, kedua daun direndam dalam air panas selama 5 menit. Setelah perendaman
daun menjadi layu. Air panas pada percobaan ini berfungsi untuk melemahkan
jaringan daun sehingga daun menjadi layu. Kemudian direndam dalam alkohol panas
selama 5 menit dan warna daun menjadi kekuningan. Fungsi alkohol ini adalah untuk
meluruhkan klorofil pada daun. Meluruhnya klorofil akan mempermudah untuk
mengamati ada tidaknya amilum pada daun. Selanjutnya kedua daun direndam dalam
larutan JKJ. Larutan JKJ berfungsi sebagai indikator ada tidaknya amilum. Apabila
terdapat amilum maka akan memberikan warna biru kehitaman pada daun. Setelah
direndam, terlihat bagian yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam
menunjukkan bahwa pada bagian daun tersebut terdapat amilum sebagai hasil
fotosintesis. Sedangkan pada bagian daun yang tertutup alumunium foil warnanya
tidak menghitam. Hal ini berarti tidak dihasilkan amilum pada bagian daun tersebut
karena proses fotosintesisnya terganggu akibat bagian daun tersebut tidak mendapat
sinar matahari.
Keadaan daun kertas dan daun kiara payung setelah diberi perlakuan seperti di
atas adalah daun menjadi layu karena jaringan daun telah melunak dan warna daun
menjadi kekuningan karena klorofilnya telah meluruh. Pada bagian yang tidak ditutup
dengan alumunium foil berwarna hitam sedangkan bagian yang ditutup tidak
berwarna hitam. Warna hitam pada daun ini menunjukkan bahwa pada bagian daun
tersebut terjadi pembentukkan amilum
Perlakuan kedua adalah daun kertas dan daun kiara payung direndam dalam
alkohol dan larutan JKJ. Setelah perendaman dalam alkohol, terlihat warna hijau daun
sedikit berkurang. Hal ini terjadi karena alkohol meluruhkan klorofil daun. Namun,
klorofil tidak meluruh sempurna disebabkan jaringan daun dengan perlakuan ini
masih keras karena sebelumnya tidak direndam dengan air panas. Kemudian
perendaman JKJ menghasilkan bintik-bintik berwarna hitam pada daun yang tidak
ditutup alumunium foil. Bintik-bintik hitam disini menunjukkan dalam proses
fotosintesis dihasilkan amilum. Warna hitam pada perlakuan ini tidak terlalu tampak
dibandingkan dengan perlakuan pertama disebabkan klorofil pada daun belum
meluruh sempurna sehingga menyulitkan untuk mengamati amilum yang terbentuk.
Keadaan daun kertas dan daun kiara payung yang diberi perlakuan kedua cukup
berbeda dengan dibandingkan dengan keadaan daun dengan perlakuan pertama. Daun
kertas dan daun kiara payung pada perlakuan ini tidak layu karena jaringan daunnya
masih keras dan warnanya masih hijau karena klorofil tidak meluruh sempurna. Pada
kedua daun ini juga terdapat warna hitam yang menunjukkan pembentukkan amilum
pada daun tetapi hanya berupa bercak kehitaman. Klorofil yang belum meluruh
sempurna menyebabkan bercak hitam tidak terlalu tampak.
Pada percobaan ketiga mengenai respirasi digunakan kecambah kacang hijau.
Penggunaan kecambah kacang hijau ini didasarkan karena kecambah kacang hijau
masih aktif dalam pertumbuhan, sehingga intensitas respirasinya walaupun belum
besar tetapi dapat mewakili pengamatan kali ini. Selain itu kecambah ukurannya
kecil, sehingga sesuai dengan medium yang digunakan. Percobaan ini menggunakan
dua perlakuan berbeda yaitu dengan menggunakan akuades dan dengan menggunakan
larutan KOH.
Perlakuan pertama dengan menggunakan akuades. Kecambah dan akuades
dimasukkan dalam tabung respirometer, kemudian sumbatnya diolesi dengan vaselin.
Fungsi dari vaselin ini adalah untuk memisahkan udara di dalam tabung respirometer
dengan udara dari luar. Pada perlakuan ini didapat waktu yang diperlukan eosin untuk
bergerak sama dengan nol karena permukaan air dalam pipa tidak berubah. Sehingga
volume gas yang dihasilkan dan laju respirasi juga tidak ada. Hal ini terjadi karena
faktor kecambah yang sudah tidak segar lagi dan kerusakan pada alat.
Perlakuan kedua dengan menggunakan larutan KOH. Lamanya waktu yang
diperlukan eosin untuk bergerak adalah 15 menit. Volume gas yang digunakan adalah
2,8x10-7 m3. Melalui perhitungan, volume gas dalam 1 jam adalah 11,2x10 -7 m3/jam.
Laju respirasi 0,01 kg kecambah diperoleh sebesar 11,2x10 -5 m3/jam kg. Pada
keadaan yang normal bila dibandingkan pada respirometer yang menggunakan
akuades dengan larutan KOH, respirometer yang menggunakan KOH proses
respirasinya lebih cepat. Hal ini lebih disebabkan karena larutan KOH adalah basa
yang dapat merangsang keluarnya CO2 sehingga KOH merupakan zat yang dapat
mempengaruhi terjadinya respirasi pada kecambah sedangkan akuades tidak dapat
bereaksi dengan O2 sehingga tidak berpengaruh terhadap proses respirasi.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Melalui percobaan menggunakan Hydrilla verticillata menunjukkan
bahwa fotosintesis menghasilkan O2.
 Proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari
yang diserap oleh tumbuhan.
 Secara teoritis, penambahan NaHCO3 bertujuan untuk mempercepat
terjadinya proses fotosintesis, karena NaHCO3 di air akan terurai menjadi
NaOH dan CO2.
 Pada percobaan daun yang ditutupi dengan aluminium foil, bagian daun
yang tidak ditutupi dengan aluminium foil berwarna lebih cerah yang
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum
B. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan lebih tersetruktur dan ada panduan
praktikum agar dalam pemahaman mahasiswa lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Champbell, James G. 1983. Micro Biology a Laboratory Manual. Addison
Wesley. New York

Kimball, J.W. 1992. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Mader, S. 2001. Biologi sevent edition. New York. Mcgraw-Hill


Companies

Salisbury, F.B & Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB. Bandung.

Slamet, 1997. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Syamsuri. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Tjitrosoepomo. 1981. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai