Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA

PERKEMBANGAN ILMU PANAS


Dosen Pengampu:
Viyanti, Dr. S. PD., M.PFis. dan Dra. Feriansyah Sesunan, M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 6


Nia Mar’ayuni (2113022026)
Putri Anzani (2113022034)
Harun Yahya Ayash (2113022052)
Salma Sakinah (2153022060)
Gustina Adellia (2113022064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan
Ilmu Panas”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

• Ibu Viyanti, Dr. S. PD., M.PFis. dan bapak Dra. Feriansyah Sesunan, M.Pd.selaku
dosen mata kuliah Sejarah Perkembangan Fisika,

• Rekan kelompok,

• Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.

Penyusunan makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Perkembangan Fisika. Di samping itu, makalah ini diharapkan dapat dijadikan
bahan ajar, bacaan, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Penyusunan makalah ini telah diselesaikan dengan lancar dan tepat waktu, namun
penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari dosen, rekan dan seluruh pembaca makalah ini agar dapat dijadikan
pedoman dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Bandar Lampung, 14 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


2.1 Struktur dan fungsi sistem reproduksi........................................................................4
2.1.1 sistem reproduksi pria........................................................................................4
2.1.2 sistem reproduksi wanita....................................................................................4
2.2 Reproduksi..................................................................................................................5
2.3 Penyakit pada sistem reproduksi manusia.................................................................6
2.4 Upaya pencegahan penyakit pada sisitem reproduksi..............................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................ 8


3.1............................................................................................................................Kesimpulan
................................................................................................................................... 8
3.2.................................................................................................................................Saran
................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah berkembangnya ilmu panas atau termodinamika berawal sejak
manusia mulai “memikirkan” tentang panas. Orang yang pertama kali
melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan bahwa panas
adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas. Sedangkan Galileo
galilei (1593) menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur
dengan penemuannya berupa termometer air. Beberapa abad setelahnya Sir
Humphrey Davy dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas adalah
sesuatu yang mengalir.
Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan
usaha adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi.
Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika
(1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah
termodinamika melalui makalahnya: An Account of Carnot’s Theory of the
Motive Power of Heat. Dasar-dasar termodinamika statistik ditetapkan oleh
Fisikawan seperti James Clerk Maxwell, W. Nernst, Ludwig Boltzmann, Max
Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard Gibbs. Williams Gibbs. Pada tahun
1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan hukum ketiga termodinamika yaitu
itu “pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah eksperimen yang dilakukan oleh Leonard Carnot?
2. Bagaimana Teori Kalorik ditemukan?
3. Mengapa api dikatakan sebagai elemen pusat?
4. Spectrum gelombang manakah yang hasilnya sesuai dengan usulan James
Clerk Maxwell?
5. Bagaimana latar belakang penemuan Teori Kalori Lavoiser?
6. Apa yang mendasari Anaximender berpendapat jika unsur pertama yang
ada adalah api?
7. Bagaimana penerapan konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan
sehari-hari?
8. Bagaiman pengaplikasian perpindahan panas secara radiasi dalam
kehidupan sehari-hari?
9. Apa yang mendasari para ilmuan tertarik dan mempelajari ilmu panas pada
awal mula adanya ilmu tersebut?
10. Bagaimanakah penjelasan dari Ilmu Fisika mengenai udara yang keluar
dari mulut saat kita meniup lebih dingin daripada suhu tubuh kita?

4
11. Kapan awal mula perkembangan ilmu panas pada dunia fisika?
12. Apa saja yang dikembanhkan dari periode Pra Sains, Eksperimen, Fisika
klasik, dan Fisika modern?
13. Bagaimanakah perbedaan, prinsip kerja, dan penggunaan Termoskop yang
ditemukan oleh Galileo saat ini?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui eksperimen yang dilakukan oleh Leonard Carnot
2. Untuk mengetahui Teori Kalorik
3. Untuk mengetahui apa yang dikatakan sebagai elemen pusat
4. Untuk mengetahui Spectrum gelombang manakah yang hasilnya sesuai
dengan usulan James Clerk Maxwell
5. Untuk mengetahui latar belakang penemuan Teori Kalori Lavoiser
6. Untuk mengetahui yang mendasari Anaximender berpendapat jika unsur
pertama yang ada adalah api
7. Untuk mengetahui penerapan konduksi, konveksi, dan radiasi dalam
kehidupan sehari-hari
8. Untuk mengetahui pengaplikasian perpindahan panas secara radiasi dalam
kehidupan sehari-hari?
9. Untuk mengetahui apa yang mendasari para ilmuan tertarik dan
mempelajari ilmu panas pada awal mula adanya ilmu tersebut?
10. Untuk mengetahui penjelasan dari Ilmu Fisika mengenai udara yang keluar
dari mulut saat kita meniup lebih dingin daripada suhu tubuh kita?
11. Untuk mengetahui kapan awal mula perkembangan ilmu panas pada dunia
fisika?
12. Untuk mengetahui apa saja yang dikembanhkan dari periode Pra Sains,
Eksperimen, Fisika klasik, dan Fisika modern?
13. Untuk mengetahui perbedaan, prinsip kerja, dan penggunaan Termoskop
yang ditemukan oleh Galileo saat ini?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apakah eksperimen yang dilakukan oleh Leonard Carnot


Nicolas Leonard Sadi Carnot lahir di Paris Perancis pada tanggal 1
Juni 1796. Ia merupakan seorang fisikawan Perancis. Ayahnya adalah Lazare
Carnot yang merupakan ilmuwan, perwira dan politikus. Nicolas Leonard Sadi
Carnot diberi nama seorang penyair asal Persia Sa’di. Di bawah bimbingan
ayahnya, Sadi Carnot mulai menunjukkan bakat besarnya yang membuatnya
kemudian dikirim ke Lycee Chalemangne di Paris guna mempersiapkan diri
menghadapi ujian masuk Ecola Polytechnique yang berada di Paris.
Nicolas Carnot menemukan dan merumuskan hukum kedua
termodinamika dan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah
mesin yang mengubah energi panas ke dalam bentuk energi lain. Misalnya
energi kinetik (Siklus Carnot) yang disebut dengan mesin Carnot. Mesin
Carnot merupakan sebuah mesin kalor dengan cara memindahkan energi dari
daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya
mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis. Penemuan ini berawal dari
ketertarikan Nicolas Carnot dengan mesin uap, pada saat Sadi Carnot
menengok ayahnya pada tahun 1821 di Magdeburg. Adiknya Hippolyte
Carrnot, tinggal bersama sang ayah. Pertemuan ayah dengan anaknya ini,
selain melepas rindu juga banyak berdikusi mengenai mesin uap. Mesin uap
dari revolusi industri Inggris mulai mejamur. Sepulang dari reuni ini, Sadi
dengan penuh antusias berusaha mengembangkan teori terkait mesin uap.
Sesampainya di Paris, Sadi sudah fokus dengan cita-citanya yaitu memulai
mengerjakan teori tentang kalor (panas) dan membantu menjabarkan teori
termodinamika modern.
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotesis yang beroprasi dalam suatu
siklus reversibel yang disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini dirancang
oleh Nicolas Leonard Sadi Carnot, seorang insinyur militer Perancis pada
tahun 1824. Model mesin Carnot kemudian dikembangkan secara grafis oleh
Emile Clapeyron, dan diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausius dan
Clapeyron. Setiap sistem termodinamika berada pada keadaan tertentu. Sebuah
siklus termodinamika terjadi ketika suatu sistem mengalami rangkaian
keadaan-keadaan yang berbeda, dan akhirnya kembali ke keadaan semula.
Dalam melalui proses siklus ini, sistem tersebut dapat melakukan usaha
terhadap lingkungannya, sehingga disebut mesin kalor
Sebuah mesin kalor bekerja dengan memindahkan energi dari daera
yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya mengubah
sebagian energi menjadi usaha mekanis. Sistem yang bekerja sebaliknya,

6
dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor dapat
menyebabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah yang lebih
dingin ke energi panas.
Siklus Carnot merupakan proses termodinamik yang dialami oleh zat
kerja pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses isotermal dan dua
proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur
lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerao kalor, proses isotermal
kedua yang terjadi pada temperatur rendah, zat mengalami kompresi dan
melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua
proses adiabatik. Adiabatik pertama zat mengalami ekspensi, sedangkan
adiabatik kedua zat mengalami kompresi.
Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.
a. Proses 1. Ekspensi isothermal reversible, dimana material menyerap Q1
dari reservoir kalor pada temperatur T 1 dan sistem melakukan kerja.
b. Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana material berkurang
temperaturnya dari T 1 menjadi T 2 dan sistem melakukan kerja.
c. Proses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana material melepaskan
kalor Q2 ke reservoir dingin dengan temperatur T 2 dan kerja dikenakan
terhadap sistem.
d. Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, di mana material dikembalikan ke
keadaan awal, temperatur sistem berubah dari T 2 menjadi T 1 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Pada tahun 1830, Carnot membandingkan mesin uapnya dengan roda-
roda air yang ternyata memiliki perbandingan tidak eksak dan bahwa sejumlah
panas diubah menjadi energi mekanis itu hilang selama mesin uap beroperasi.
Beliaupun meninggalkan teori kalorik yang beliau simpulkan mengenai tidak
adanya panas yang hilang atau yang diubah menjadi energi mekanis, dan
akhirnya berpandangan bahwa panas tidak lain daripada gerak partikel-
partikel benda, panas dan energi mekanis adalah ekivalen.

2.2 Proses ditemukannnya Teori Kalorik


Antoine Laurent Lavoiser adalah orang yang tumbuh sejahtera. Lahir pada
26 Agustus 1743, ia harus berpisah dengan ibunya yakni Mary Portas sebab
meninggal saat ia berusia 5 tahun. Ayahnya merupakan seorang pengacara di
Parlemen Paris, Perancis.
Sejak kecil, Anton sudah tertarik terhadap sains. Tetapi, sama seperti
orang-prang lain yang ‘tersesat’, dia memilih untuk mengenyam pendidikan
hukum di usia 18 tahun. Alasan yang paling mendasar adalah ia ingin
mengejar karir yang dimiliki oleh ayahnya. Ia ingin bisa ‘setara’ dengan
ayahnya yang sukses dan menjadi pengacara terkenal.
Teori kalorik ditemukan Lavoiser karena menurutnya ada ketidak
konsistenan antara teori phologiston dengan hasil eskperimentnya. Teori

7
phologiston yang mengatakan bahwa pembakaran dibentuk oleh elemen yang
disebut flogisto dan diyakini bahwa segala sesuatu, ketika dibakar akan
melepaskan phologisto di udara. Lavoisier membantah konsep tersebut sebab
setelah mempelajari dan melakukan eksperimen menunjukkan bahwa ada
unsur lain yaitu oksigen yang memainkan peran penting dalam pembakaran
dan panas yang dihasilkan berpindah ketika dalam ketidakseimbangan atau
yang dikenal dengan “ teori kalorik “. Lavoiser menggunakan kalorimeter es
untuk mendukung kalorik yang dikembangkannya untuk mengukur perubahan
panas selama reaksi kimia.
Teori kalori adalah teori ilmiah lama bahwa panas terdiri dari cairan
penolak diri yang disebut kalori yang mengalir dari benda yang lebih panas ke
benda yang lebih dingin. Kalori juga dianggap sebagai gas tanpa bobot yang
dapat keluar masuk pori-pori dalam zat padat dan cair. “ Teori kalori “
digantikan tepatnya di pertengahan abad ke-19 yang mendukung teori
mekanik tentang panas, tetapi tetap bertahan dalam beberapa literatur ilmiah,
khususnya dalam perawatan yang lebih populer sampai akhir abad ke-19.
Pada tahun 1780, Antoine Lavoiser menggunakan panas dari pernapasan
kelinci percobaan untuk mencairkan salju di sekitas peralatannya,
menunjukkan bahwa pertukaran gas pernapasan adalah pembakarn, mirip
dengan pembakaran lilin. Lavoiser menjuluki alat ini sebagai kalorimeter,
berdasarkan akar Yunani dan Latin. Salah satu kalorimeter es pertama
digunakan pada musim dingin 1782 oleh Lavoiser dan Pierre-Simon Laplace,
yang mengandalkan panas yang dibutuhkan untuk melelehkan es menjadi air
untuk mengukur panas yang dilepaskan dari reaksi kimia.
Sebuah adiabatik kalorimeter adalah kalorimeter digunakan untuk meneliti
reaksi pelarian. Karena kalorimeter beroperasi dalam lingkungan adiabatik,
setap panas yang dihasilkan oleh sampel bahan yang diuji menyebabkan
sampel meningkat suhunya, sehingga memicu reaksi.
Tidak ada kalorimeter adiabatik yang sepenuhnya adiabtik, sebagian panas
akan hilang oleh sampel ke tempat sampel. Faktor koreksi matematis, yang
dikenal sebagai faktor phi, dapat digunakan untuk menyesuaikan hasil
kalorimetrik untuk memperhitungkan kehilangan panas ini. Faktor phi adalah
rasio massa termal sampel dan pemegang sampel dengan massa termal sampel
saja.

2.3 Api Ditunjukkan Sebagai Elemen Pusat Menurut Heraclitus


Menurut Heraclitus, manusia adalah bagian dari alam, sedangkan alam
(kosmos) sendiri merupakan api yang hidup, tidak diciptakan oleh siapa pun,
itu abadi dan (“ilahi”); manusia harus menyesuaikan diri dengan alam, dengan
“jiwa” yang hidup – logo api yang selalu hidup atau dengan kata lain ialah
dengan basis ideal-materila aktifnya atau esensinya.

8
Ini adalah api yang selalu hidup yang merupakan awal dari dunia menurut
Heraclitus. Sebuah fragmen telah diawetkan di maa ia menulis : “ kosmos ini,
sama untuk semua hal, tidak diciptakan oleh salah satu dewa dan tidak ada
orang, tetapi selalu dan akan menjadi api yang hidup abadi, menyala dalam
tindakan dan pemadaman dalam tindakan “. Dalam fragmen lain, ia menulis
tentang perubahan api yang selalu hidup ini : “ semuanya ditukar dengan api
dan api untuk segalanya, seperti emas dengan komoditas dan komoditas
dengan emas “. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam arah : bumi – air –
udara – api disebut oleh Heraclitus sebagai jalan ke atas, dan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam urutan yang berlawanan – arah ke bawah.
Api dalam interpretasi Heraclitus adalah sesuatu seperti takdir, yang
membawa semacam pembalasan, bahkan jika itu tidak membangun “ keadilan
“ kosmik. Setiap fenomena untuk Heraclitus terdiri dari prinsip-prinsip yang
berlawanan. Perlawanan inni berada dalam keadaan perjuangan : “ Perang
adalah ayah dari segalanya dan ibu dari segalanya; dia menetapkan beberapa
untuk menjadi dewa, yang lain orang; beberapa dia memperbudak, yang lain
bebas”. “ Orang harus tahu bahwa perang itu universal, dan kebenaran adalah
perjuangan, dan segala sesuatu terjadi melalui perjuangan dan karena
kebutuhan“.
Api dapat dikatakan sebagai elemen pusat sebab alam raya diasumsikan
menjadi keadaan berkelanjutan dari fluks atau kondisi permanen perubahan
sebagai hasil transformasi dari api. Heraclitus mengatakan bahwa “ semua
benda merupakan perubahan bentuk dari api “. Api merupakan pangkal dari
semua benda.

2.4 Spectrum gelombang usulan James Clerk Maxwel

James Clark Maxwell Mengusulkan Bahwa Perubahan Energi


Merupakan Vibrasi Listrik dan Gangguan Magnet dengan Arah Tegak Lurus
Gangguan. Spectrum Gelombang yang Hasilkan Sesuai dengan Usulan
Tersebut Adalah! Hasil Spektrum Gelombang Elektromagnetik dari usulan
James Clerk Maxwell.menyatakan bahwa Spectrum gelombang
elektromagnetik memiliki rentangan panjang gelombang tertentu, dari yang
sangat pendek sampai yang sangat panjang. Maka berikut adalah Spectrum
Gelombang Elektromagnetik sesuai dengan panjang gelombangnya.
Spectrum Gelombang = Panjang Gelombang
1. Gelombang Radio = 10³
2. Gelombang Mikro = 10²
3. Sinar Inframerah = 105
4. Cahaya Tampak = 5 × 107
5. Sinar Ultraviolet = 108
6. Sinar-X = 1010
7. Sinar Gamma = 1012

9
Spectrum gelombang elektromagnetik dan transisi elektron adalah
perpindahan elektron dari orbit yang satu ke orbit yang lain dengan
memancarkan gelombangelektromagnetik. Ketika berpindah dari orbit yang
luar ke orbit yang dalam, elektron akanmemancarkan energy sebesar E=hf,
dengan f adalah frekuensi gelombang yang dipancarkan.Jika elektron
berpindah dari orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar, elektron
akanmenyerap energy sebesar hf. Energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses transisielektron dari kulit yang lebih dalam ke kulit
yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisihtingkat energi dari lintasan
asal dan lintasan tujuan.Proses ini disebut sebagai proses eksitasi Proses
transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang berurutan,
mungkinsaja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K. Energi yang
dipancarkan oleh transisielektron dari lintasan M ke lintasan K lebih besar
daripada transisi darilintasan L ke lintasanK. Tingkat energi lintasan dari
setiap atom tidak sama gelombang elektromagnetik, berdasarkan besar
frekuensinya dapat dibagimenjadi: Extramely low frequency, Very low
frequency, low frequency, medium frequensi,high frequency, very high
frequency (VHF), ultrahigh frequency (UHF), superhighfrequency(SHF),
extremely high frequency (EHF), dan tremendously high frequency (THF).

Untuk frekuensi dari 10 Khz – 10 Ghz merupakan batas yang dapat


dilewati olehgelombang radio, microwave, infra red ,dan ultraviolet.
Kemajuan teknologi telahmewujudkan beberapa media rangkaian yang
melakukan proses transmisi data tanpa menggunakan wire atau lebih dikenal
“wireless trasnmission”, media tersebut adalah Spektrum Elektromagnetik
(Electromagnetic Spectrum), Pemindahan Radio (RadioTransmission),
Pemindahan Gelombang Mikro (Microwave Transmission),
PemindahanGelombang Ringan (Lightwave Transmission) dan Gelombang
Infra Merah serta Milimeter(Infraredand Milimeter Waves). Setelah melebihi
batas tersebut hanya dapat dilewati olehsinar-X dan sinar gamma.

Media Spektrum Elektromagnetik merupakan teknologi media


menggunakan teori pergerakan elektron. Gelombang elektromagnetik dapat
merambat dalam udara bebas,atmosfere bumi dan ruang hampa udara. Dengan
memasang sebuah antena yang sesuai padalitar elektrik, gelombang
elektromagnetik disebarkan dan dapat diterima pada jarak tertentu.Melalui
teknologi terkini, bit-bit data ditransmisikan melalui gelombang
elektromagnetik berdasar frekuensi yang digunakan. Semakin kecil lebar
frekuensi yang digunakan maka proses pemindahan data dapat dilakukan
dengan lebih baik.

Berikut ini adalah contoh spektrum gelombang elektromagnetik dari


transisi electron adalah Sinar gamma merupakan salah satu spektrum
gelombang elektromagnetik yangmemiliki frekuensi paling besar atau panjang
gelombang terkecil. Frekuensi yang dimilikisinar gamma berada dalam
rentang 1020 Hz sampai 1025 Hz. Sinar gamma dihasilkan dari peristiwa

10
peluruhan inti radioaktif. Inti atom unsur yang tidak stabil meluruh menjadi
intiatom unsur lain yang stabil dengan memancarkan sinar radioaktif, di
antaranya sinar alfa,sinar beta, dan sinar gamma. Di antara ketiga sinar
radioaktif ini, yang termasuk gelombangelektromagnetik adalah sinar gamma.
Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata
terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala
gelombang, gelombangelektromagnetik dapat diidentifikasi berdasarkan
frekuensi dan panjang gelombangnya.Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik sebagaimana gelombang radio atau sinar-X.Masing-masing
memiliki penggunaan yang berbeda meskipun mereka secara
fisikamenggambarkan gejala yang serupa, yaitu gejala gelombang, lebih
khusus lagi gelombangelektromagnetik. Mereka dibedakan berdasarkan
frekuensi dan panjang gelombangnya.

2.5 Latar belakang penemuan Teori Kalori Lavoise

Lavoiser Menemukan Teori Kalorik, Bagaimana Latar Belakang Pe


nemuan Teori Kalori Lavoiser Tersebut? Kalorimeter es pertama di dunia,
yang digunakan pada musim dingin 1782-83, oleh Antoine Lavoisier dan
Pierre-Simon Laplace, untuk menentukan panas yang terlibat dalam berbagai
perubahan kimia; perhitungan yang didasarkan pada penemuan sebelumnya
Joseph Black tentang panas laten. Eksperimen ini menandai fondasi
termokimia. Dalam sejarah termodinamika, penjelasan awal panas benar-benar
dikacaukan dengan penjelasan pembakaran. Setelah JJ Becher dan Georg
Ernst Stahl memperkenalkan teori pembakaran phlogiston pada abad ke-17,
phlogiston dianggap sebagai zat panas (Chang, HS (2003)).

Ada satu versi teori kalori yang diperkenalkan oleh Antoine Lavoisier.
Lavoisier mengembangkan penjelasan pembakaran dalam hal oksigen pada
1770-an. Dalam makalahnya "Réflexions sur le phlogistique" (1783),
Lavoisier berpendapat bahwa teori phlogiston tidak konsisten dengan hasil
eksperimennya, dan mengusulkan 'cairan halus' yang disebut kalori sebagai zat
panas. Menurut teori ini, kuantitas zat ini konstan di seluruh alam semesta,
[ rujukan? ] dan ia mengalir dari tubuh ke yang yang lebih dingin. Memang,
Lavoisier adalah salah satu yang pertama menggunakan kalorimeter untuk
mengukur perubahan panas selama reaksi kimia (Fox, R. (1971).). lebih
hangat
Pada 1780-an, beberapa orang percaya bahwa dingin adalah fluida, "frigoric".
Pierre Prévost berpendapat bahwa dingin hanyalah kekurangan kalori. Karena
panas adalah substansi material dalam teori kalori, dan karena itu tidak dapat
diciptakan atau dihancurkan, konservasi panas adalah asumsi sentral
(Mendosa, E. (Februari 1961)).

Sebelum mengetahui bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi, para
ilmuwan menganggap bahwa kalor adalah sejenis zat alir (disebut kalorik)
yang terkanduing dalam setiap benda dan tidak dapat dilihat oleh mata

11
manusia. Teori kalorik ini pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Laurent
Lavoisier (1743 - 1794), ahli kimia berkebangsaan Prancis. Berdasarkan teori
ini, satuan kalor mula-mula diberi nama kalori. Kandungan energi dalam
makanan sering dinyatakan dalam kalori (ditulis dengan huruf besar K) yang
berarti kilokalori (kkal). Teori Kalorik.
Teori kalorik menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi
mengandung lebih banyak kalorik daripada benda yang suhunya rendah. Dan,
ketika kedua benda disentuhkan, benda kaya kalorik akan kehilangan sebagian
kaloriknya yang diberikan kepada benda miskin kalorik sampai kedua benda
besuhu sama. (Keseimbangan termal). Teori kalorik ini dapat menjelaskan
tentang pemuaian benda ketika dipanaskan dan proses hantaran kalor dalam
sebuah alat kalorimeter dengan memuaskan. Akan tetapi, teori kalorik tak
dapat menjelaskan mengapa kedua telapak tangan terasa hangat ketika anda
menggesek-gesekkannya. Padahal suhu kedua telapak tangan adalah sama. Hal
ini dapat diartikan bahwa kalor yang dihasilkan tangan sehingga tangan terasa
hangat adalah murni kalor yang dihasilkan dari gaya gesek.

Setelah orang mengetahui bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi,
maka di pertengahan abad kesembilanbelas, ilmuwan mengembangkan suatu
teori baru untuk mengganti teori kalorik ini. Teori ini berdasarkan pada
anggapan bahwa zat disusun oleh partikel-partikel sangat kecil yang selalu
bergerak. Pada benda yang panas, partikel-partikel bergerak dengan lebih
cepat, dan karena itu memiliki energy yang lebih besar daripada partikel-
partikel dalam benda yang lebih dingin. Teori ini disebut teori kinetik.

Menurut Kanginan (2017:213), kalor merupakan bentuk energi, para


ilmuan menganggap bahwa kalor adalah sejenis zat alir (disebut kalori) yang
terkandung dalam setiap benda dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794), ahli kimia berkebangsaan prancis.
Berdasarkan teori ini, satuan kalor mula-mula diberi nama kalori (disingkat
kal). Kandungan energi dalam makanan sering dinyatakan dalam kalori
(ditulis dengan huruf besar) yang berarti kilokalori (disingkat kkal). Misalnya,
kacang tanah mengandung 10 kalori (10 kkal). Teori kalorik menyatakan
bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalorik dari pada
benda yang suhunya rendah. Contoh proses perubahan energi dan usaha
(energi mekanik) menjadi kalor. Kemungkinan, orang pertama yang
menyadari ini adalah Carnot, seorang insinyur Prancis. Akhirnya disadari
bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara), dan ketika sejumlah
energi hilang, proses ini selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi
yang sama dalam bentuk lainnya. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa total
jumlah energi dijaga tetap, yang disebut prinsip kekekalan energi.

2.6 Pendapat Anaximender jika unsur pertama yang ada adalah


api

12
Apa yang Mendasari Anaximender Berpendapat Bahwa Unsur Pertama
yang Ada Adalah Api? Anaximender Ini Melakukan Penelitian Atau
Bagaimana? Pada awalnya setelah pemisahan panas dan dingin, bola api
muncul yang mengelilingi Bumi seperti kulit pohon. Bola ini pecah untuk
membentuk sisa Semesta. Itu menyerupai sistem roda konsentris berongga,
diisi dengan api, dengan pelek yang ditusuk oleh lubang seperti yang ada pada
seruling.
Akibatnya, Matahari adalah api yang dapat dilihat seseorang melalui
lubang dengan ukuran yang sama dengan Bumi pada roda terjauh, dan gerhana
berhubungan dengan penyumbatan lubang itu. Diameter roda matahari dua
puluh tujuh kali lipat dari Bumi (atau dua puluh delapan, tergantung pada
sumbernya) dan roda bulan, yang apinya kurang intens, delapan belas (atau
sembilan belas) kali. Lubangnya bisa berubah bentuk, sehingga menjelaskan
fase bulan. Bintang- bintang dan planet - planet, yang terletak lebih dekat,
mengikuti model yang sama. Nah dari sinilah bahaa anaximander berpendapat
bahwa unsur pertama yang ada adalah api. Anaximander berfikir seperti ini
hanya sebuah perkiraan atau khayalan dia saja tidak ada bukti penelitiannya
(Chandra, binar., dkk. 2017; Afid, Burhanudin. 2013; Munawaroh, Fatimatul.
2017; Munawaroh, Fatimatul. 2017).

Sesungguhnya banyak pemikiran Anaximander yang bisa dibilang


tidak masuk akal dalam pemikiran modern. Namun bagaimanapun juga
pemikirannya patut dihargai dan justru menjadi cikal bakal pemikiran yang
lebih sempurna.
Dalam hal ini Anaximander juga menjelaskan mengenai asal mula alam
semesta. Pemikirannya bahwa segala sesuatu muncul dari apeiron atau yang
tak terbatas. Aristoteles menuliskan bahwa segalanya memiliki asal atau
bahkan ialah asalnya. Tapi ketidakterbatasan tidak memiliki asal. Untuk itu dia
memiliki batas. Dan alam semesta ini tercipta dari ketidakterbatasan.

Pemikiran Anaximander yang ditulis oleh Aristoteles mengenai yang


tak terbatas ini sebenarnya masih belum jelas apa sesungguhnya yang tak
terbatas yang dimaksud oleh Anaximander. Beberapa sumber mengatakan
bahwa ini berkaitan dengan pemikiran sebelumnya milik Thales, guru
Anaximander sendiri yang menyebutkan jika alam semesta tercipta dari air.
Disinilah Anaximander menyatakan ketidaksetujuaannya terhadap pemikiran
gurunya. Ia menganggap bahwa tidak mungkin alam semesta ini tercipta dari
satu unsur yang dominan. Terlalu sederhana jika menganggap unsur air
sebagai cikal bakal alam semesta yang luas ini. Untuk itu Anaximander
memilih apeiron sebagai awal alam semesta.

Seperti penjelasan berikut ini, melalui Achmadi (1995:34-35) yang


menyatakan bahwa pemikiran Anaximander tentang arche (asas pertama alam
semesta) tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh benda.
Seperti yang telah disebutkan diatas mengenai to apeiron. Hal ini dikarenakan
apabila ia menunjuk salah satu unsur maka tidak akan ada tempat untuk unsur

13
yang berlawanan karena ia akan bergerak sesuai dengan sifatnya. Penjelasan
ini dipertegas dengan pendapat dari Anaximander yang dituliskan dalam
artikel milik J.J O’Connor dan E.F Robertson (2008) yang memuat to apeiron
(yang tidak terbatas) sebagai prinsip dasar atas segala sesuatu. Ia bersifat ilahi,
abadi, tidak berubah-ubah, dan meliputi segala sesuatu. Maka segala unsur di
jagad raya ini berasal dari unsur yang berlawanan. Ada panas dan dingin,
kering dan basah, bahkan gelap dan terang.
Berkaitan dengan apeiron, Anaximander juga menjelaskan
pendapatnya mengenai terciptanya bintang, bulan, planet maupun matahari.
Pada awalnya apeiron berasal dari unsur yang berlawanan yang terus
bertumbukan satu sama lain yang pada akhirnya unsur panas membalut unsur
dingin. Unsur dingin menjadi cair dan juga beku. Bumi berasal dari yang beku
ini, api atau panas yang mebalut dingin berpencar dan teruai menjadi planet,
bintang maupun matahari. Dan bumi pada awalnya terselimuti lautan
kemudian ada sebagian yang mengering karena panas matahari berubah
menjadi daratan.

2.7 Penerapan konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan


sehari-hari

1. Konduksi (aliran)

Konduksi adalah perpindahan panas atau perpindahan kalor melalu zat


perantara. Namun, zat tersebut tidak ikut berpindah ataupun bergerak.
Konduksi umumnya terjadi pada zat padat terutama yang bersifat konduktor.
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa konduksi dapat diamati misalnya
memegang kembang api yang sedang dibakar, memegang penggaris besi yang
ujungnya dipanaskan dengan lilin, Knalpot motor menjadi panas saat mesin
dihidupkan, dan memasak air menggunakan panci logam diatas api kompor.
Semua yang disebut menggunakan logam dikarenakan aliran panas yang
bersumber dari api akan merambat melalui atom-atom logam.

Contoh sederhana adalah memasak air dengan menggunakan panci


logam, yang dimana logam kemudian meneruskan panas yang diterimanya ke
molekul-molekul air. Logam merupakan konduktor panas yang baik sehingga
panas dari api akan cepat dihantarkan dan menyebabkan air segera mendidih.
Rumus untuk perpindahan dari panas atau kalor secara konduksi adalah
sebagai berikut:

Keterangan:
Q : kalor (J) atau (kal)
k : konduktivitas termal (W/mK)
A : luas penampang (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
L : panjang (m)
H : kalor yang merambat persatuan waktu (J/s atau watt)

14
t : waktu (sekon)

2. Konveksi (hantaran)

Konveksi adalah proses perpindahan kalor atau perpindahan panas yang


terjadi pada suatu zat dengan disertai perpindahan partikel-partikel dari zat
tersebut. Konveksi umumnya terjadi pada fluida (zat cair dan gas). Dalam
kehidupan sehari-hari, peristiwa konveksi dapat diamati misalnya Gerakan
naik dan turun air ketika dipanaskan, terjadinya angin darat dan angin laut,
Gerakan balon udara, asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

Contoh sederhana dari penerapan konveksi adalah terjadinya angin


darat dan angin laut, dimana Air laut merupakan kalor jenis yang lebih tinggi
daripada daratan, sehingga matahari hanya memberikan efek yang sangat kecil
pada suhu lautan. Sebaliknya, daratan menjadi panas sepanjang siang dan
menjadi dingin sepanjang malam. Didekat pesisir, perbedaan suhu antara
daratan dan lautan ini menimbulkan angin laut pada siang hari dan angin darat
pada malam hari.
Rumus untuk perpindahan dari panas atau kalor secara konveksi adalah
sebagai berikut:

Keterangan:
h : koefisien konveksi termal (J/sm2oC)
A : luas permukaan fluida (m2)
ΔT : perubahan suhu (oC)
t : waktu (sekon)
Q : kalor (J/kal)

3. Radiasi (pancaran)

Radiasi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi dalam bentuk


perambatan gelombang elektromagnetik tanpa memerlukan adanya zat
perantara (medium). Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa radiasi dapat
diamati misalnya Panas matahari bisa sampai ke bumi walaupun melalui ruang
hampa di luar angkasa, tubuh terasa panas atau hangat bila didekat sumber api
misalnya api unggun, pakaian menjadi kering bila dijemur dibawah terik
matahari, panas dari lampu ketika menghangatkan telur unggas.

Contoh sederhana dari penerapan radiasi adalah Panas matahari bisa


sampai ke bumi walaupun melalui ruang hampa di luar angkasa, yang dimana
sumber utamanya adalah matahari. Radiasi kosmik yang dipancarkan matahari
adalah campuran gelombang eletromagnetik yang berkisar dari inframerah
(IR) hingga sinar ultraviolet (UV). Selain itu juga memancarkan cahaya
tampak. Sebagian besar radiasi yang dipancarkan matahari diserap oleh
atmosfer. Namun, bagian yang tidak terserap atmosfer akan mencapai bumi,
maka dari itu manusia bisa terpapar pada bagian radiasi matahari hamper

15
sepanjang waktu. Rumus untuk perpindahan dari panas atau kalor secara
Radiasi adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Q : kalor (J/kal)
t : waktu (sekon)
e : emisivitas benda (0 < e < 1)
σ : Konstanta Stefan-Bolzman (5,67 x 10-8 watt/m2K4)
A : luas penampang (m2)
T : suhu permukaan benda atau suhu mutlak (K)

Jadi perpindahan panas pada umum terdapat 3 yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi, dimana contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Konduksi, dimana konduksi terjadi ketika pertukaran energi kinetik antara
molekul (atom), dimana partikel dengan energi lebih rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi,
atau secara sederhana perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi
dengan perantara benda padat. Jadi benda-benda yang berkontak dan
saling memindahkan kalor ini adalah benda padat melalui tumbukan
partikelnya. Contohnya adalah ketika kita membakar besi, maka besi akan
panas, tapi partikel pada besi tidak ikut berpindah atau tetap pada
tempatnya.
2. Konveksi, dimana perpindahan ini terjadi ketika kalor berpindah dengan
cara gerakan partikelnya yang telah dipanaskan. Konveksi dapat terjadi
karna dua macam yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi
alami terjadi ketika gerakan perpindahan kalor disebabkan oleh perbedaan
kerapatan sehingga terjadi perpindahan partikel. Sedangkan konveksi
paksa terjadi ketika perpindahan dilakukan secara paksa misal didorong
oleh pompa atau kipas. Contoh konveksi adalah terjadinya angin darat dan
angin laut, dikarenakan partikel-partikel udara yang panas berpindah.
3. Radiasi, dimana perpindahan ini terjadi ketika kalor disampaikan tanpa
melalu perantara. Prosesnya secara kimia dapat dijabarkan dengan energi
termal yang diubah menjadi energi radiasi. Dalam hal ini energi itu adalah
gelombang elektromagnetik. Contoh radiasi adalah panas dari sinar
matahari yang bisa sampai ke bumi walaupun melalui ruang hampa di luar
angkasa.

2.8 pengaplikasian perpindahan panas secara radiasi dalam


kehidupan sehari-hari

Perpindahan panas disebut juga heat transfer merupakan salah satu dari
disiplin ilmu teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas,
menggunakan panas, mengubah panas, dan enukarkan panas diantara sistem
fisik. Dalam materi perpindahan panas yang menjelaskan tentang laju

16
perpindahan panas dan bentuk perpindahan panas terdapat 3 tipe yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.

Dimana selanjutnya yang akan dibahas lebih kompleks adalah


perpindahan panas secara radiasi serta cara pengapliaksiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Perpindahan panas secara radiasi adalah bentuk
perpindahan panas yang memindahkan panas tanpa menggunakan medium
perantara atau panas yang dipancarkan. Dalam teori perpindahan panas secara
radiasi dijelaskan bahwa panas yang berpindah dari suatu benda ke benda lain
dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik sehingga dalam proses
perpindahannya tidak memerlukan medium sama sekali. Bahkan jika kedua
benda tersebut dipisahkan oleh ruang hampa, panas akan tetap berpindah
melalui pancaran gelombang elektromagnetik.

Salah satu bentuk nyata perpindahan panas dalam kehidupan sehari-


hari adalah panas matahari yang sampai ke bumi, yang dimana meskipun jarak
antara matahari dan bumi sangat jauh serta juga ada ruang hampa yang
memisahkan, panas matahari tetap dapat sampai ke bumi melalui pancaran.
Selain itu untuk pengaplikasian perpindahan panas secara radiasi yang diambil
dari kehidupan sehari-hari yang dibuat oleh buatan manusia adalah oven
microwafe, yang digunakan untuk memanaskan makanan dimana dalam oven
tersebut radiasi tingkat tinggi yang digunakan. Makanan dalam oven
microwafe dipanaskan saat gelombang mikro diserap oleh kandungan air yang
ada dalam makanan. Penyerapan gelombang mikro menyebabkan molekul air
bergetar dan karena itu jadi menghasilkan panas.

2.9 Apa yang mendasari para ilmuan tertarik dan mempelajari


ilmu panas pada awal mula adanya ilmu tersebut

Latar belakang ketertarikan para ilmuwan mengenai ilmu panas bermula pada
fenomena-fenomena yang terjadi dalam keseharian para ilmuwan tersebut.
Beberapa fenomena yang terjadi pada pekembangan ilmu panas sebagai
berikut:
1. Siklus hujan, diperlukan panas untuk proses penguapan.
2. Pemahaman tentang ukuran lembab dan keringnya suatu lingkungan yang
mempengaruhi tatanan kehidupan, seperti untuk bercocok tanam dan
penyesuaian akan adaptasi untuk dapat bertahan hidup.
3. Pengamatan es kutub bagaimana bisa mencair, atau pakaian basah dapat
kering karena dijemur.
Dari hasil pengamatan tersebut, kemudian para ilmuwan berfikir jika ilmu
dikaji lebih dalam pasti pemanfaatan sumber panas akan jadi lebih optimal,
yang dapat mempermudah segala aktivitas manusia.

Hubungan ilmu panas dalam kehidupan sehari-hari pada zaman


dahulu, misalnya pada pemanfaatan batu yang saling digesekkan oleh manusia
purba sehingga dapat tercipta api sebagai sumber penghangat dan sumber api

17
untuk memasak hasil cocok tanam atau buruan. Atau pada masa periode
ketiga, dimana Galileo Galilei berhasil menciptakan alat termoscop dari hasil
kajiannya dalam bidang ilmu panas, alat tersebut berfungsi untuk
menunjukkan perbedaan suhu pada sesuatu yang semakin panas. Pada zaman
dahulu juga diciptakan termometer klinis sederhana pertama oleh santorio.
Dan perkembangan alat panas selanjutnya adalah terciptanya termometer
modern pertama yaitu termometer merkuri dengan skala standar oleh Daniel
Gabriel Fahrenheit.

Beberapa ilmuwan yang ada pada masa perkembangan ilmu panas


adalah Aristoteles (350 SM), orang yang pertama kali mengatakan bahwa
panas adalah bagian dari materi yang tersusun dari panas itu sendiri. Penalaran
yang dilakukan Aristoteles diteruskan selanjutnya kepada ilmuwan Galileo
Galilei (1593) yang menganggap bahwa panas dapat diukur dengan
penemuannya berupa termoscop lalu termometer air, selanjutnya beberapa
abad setelah itu ada ilmuwan Sir Humphrey Davy dan Count Rumford (1799)
menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir. Pada tahun 1778,
Thomas Alfa Edison memperkenalakan mesin uap pertama yang
mengkonvensi panas menjadi kerja mekanik. Mesin tersebut disempurnakan
oleh ilmuwan Sardi Carnot (1824). Dan pada tahun 1845, James P. Joule
menyimpulkan bahwa panas dan kerja adalah dua bentuk energi yang satu
sama lain dapat dikonversi, yang dimana kesimpulan ini didukung oleh para
ilmuwan ada Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson), Helmhozt,
dan Robert Mayer.

2.10 penjelasan dari Ilmu Fisika mengenai udara yang keluar dari
mulut saat kita meniup lebih dingin daripada suhu tubuh kita

 Hukum Termodinamika yang Pertama


Hukum Termodinamika yang pertama menjelaskan bahwa dalam satu rumus,
yaitu: ΔU = Q – W.

 Usaha yang Dilakukan oleh Gas (W)


Setelah hukum termodinamika, harus lihat apakah gas melakukan usaha
atau tidak. Usaha tersebut dapat dicari dengan persamaan W = F . Δs (gaya
x perpindahan). Sebenernya persamaan tersebut kurang tepat karena

18
persamaan itu hanya berlaku untuk F yang konstan. Jika F-nya berubah-
ubah, persamaan yang lebih generalnya adalah W = ∫ F . Δs.
Bahwa P = F/A,  dapat diubah juga rumusnya menjadi :
W = P . ΔV (versi tekanan konstan)
W = ∫ PdV (versi yang lebih general)

Ketika kita meniup dengan membuka mulut sedikit maka udara melakukan
usaha karena ketika meniup dengan mulut yang terbuka sedikit udara yang di
tiup tersebut agak tersumbat sehingga ketika udaranya keluar dari mulut
langsung mengembang atau volume gasnya membesar. Dari rumus yang diatas
kita bisa lihat kalau volume membesar (ada ΔV), maka gas melakukan usaha.

Yang kiri, volume udara tidak mengembang. Sementara yang kanan,


volume udara mengembang setelah keluar dari mulut. Kalau volume
mengembang, berarti udara/gas melakukan usaha. Proses ini kalau
kita gambarkan grafiknya seperti ini :

Ini adalah grafik P-V (tekanan terhadap volume gas). Usaha (W) itu adalah
luas di bawah kurva. Dari gambar di atas, kelihatan kalau usahanya bukan
nol karena gas mengembang dari V1 ke V2.

 Gas Menerima Kalor dari Luar


Persamaan Termodinamika ΔU = Q – W. Kemungkinan udara yang keluar
dari mulut tersebut menerima kalor dari luar namun kecil sekali

19
dikarenakan udara itu isolator kalor yang baik dan roses yang berlangsung
sangat cepat sehingga tidak terjadinya perpindahan kalor. Jadi pada sistem
ini, kalor yang diterima sistem itu tidak ada. Q = 0
 Perubahan Energi Dalam
Usaha jelas ada akan tetapi kalor nol. Persamaan ΔU = Q – W bisa
kita sederhanakan menjadi Q = 0, didapatlah persamaan ini: ΔU = – W
Perubahan energi dalamnya negatif (karena nilai W sudah pasti positif).
Artinya, udara yang keluar dari mulut itu mengalami penurunan energi
dalam.
 Energi Dalam Turun
Jika energi dalam suatu gas itu hubungannya dengan suhu dari gas
tersebut. Maka, persamaannya seperti ini :

(untuk gas monoatomik)

(untuk gas diatomik)

Berhubung nilai N (jumlah partikel) tidak berubah, dan nilai K (Konstanta


Boltzmann) konstan, berarti yang pasti berubah hanya nilai T saja. Jadi,
jika energi dalamnya turun, suhu gas tersebut pasti turun. Itu penyebab jika
meniup dengan mulut terbuka sedikit, udara yang keluar dari mulut
tersebut terasa sedikit dingin. Proses Termodinamika ini disebut sebagai
proses Adiabatik.

2.11 Awal mula perkembangan ilmu panas pada dunia fisika

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = ‘panas’ and dynamic


=‘perubahan’) adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan
proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana
banyak hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses
perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak
berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi
berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah “termodinamika”

20
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini,
konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang
diidealkan, proses “super pelan”. Proses termodinamika bergantung-waktu
dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak
berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika
setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

Pada dasarnya, termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang


panas sebagai energi yang mengalir. Oleh karena itu, sejarah berkembangnya
ilmu termodinamika berawal sejak manusia mulai “memikirkan” tentang
panas. Orang yang pertama kali melakukannya adalah Aristoteles (350 SM).
Dia mengatakan bahwa panas adalah bagian dari materi atau materi tersusun
dari panas. Penalaran yang dilakukan oleh Aristoteles diteruskan oleh Galileo
Galilei (1593) yang menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat
diukur dengan penemuannya berupa termometer air. Beberapa abad setelahnya
Sir Humphrey Davy dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas
adalah sesuatu yang mengalir. Kesimpulan ini mendukung prinsip kerja
termometer, tapi membantah pernyataan Aristoteles. Seharusnya hukum ke-
nol termodinamika dirumuskan saat itu, tapi karena termodinamika belum
berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan oleh para ilmuwan. “dua
sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam
saling setimbang satu dengan lainnya”. Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison
memperkenalkan mesin uap pertama yang mengkonvesi panas menjadi kerja
mekanik. Mesin tersebut disempurnakan oleh Sardi Carnot (1824). Saat itu,
dia berupaya menemukan hubungan antara panas yang digunakan dan kerja
mekanik yang dihasilkan. Hasil pemikirannya merupakan titik awal
perkembangan ilmu termodinamika klasik dan beliau dianggap sebagai Bapak
Termodinamika.

Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja
adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan
ini didukung pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson),
Helmhozt, dan Robert Mayer. Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan
hukum pertama termodinamika (1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin

21
telah memperkenalkan istilah termodinamika melalui makalahnya: An
Account of Carnot’s Theory of the Motive Power of Heat. Buku pertama
tentang termodinamika ditulis oleh William Rankine pada tahun 1859.
“perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi panas yang disuplai ke dalam sistem dan kerja
yang dilakukan terhadap sistem” ∆U = Q + W

Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, dan


menyimpulkan bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang
diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang dibuang
oleh mesin. Hal ini karena adalah sifat sistem yang selalu menuju
ketidakteraturan, entropi (S) meningkat. Saat itu hukum kedua termodinamika
diperkenalkan (1860). Menurut Clausius, besarnya perubahan entropi yang
dialami oleh suatu sistem, ketika sistem tersebut mendapat tambahan kalor (Q)
pada temperatur tetap dinyatakan melalui persamaan di bawah :
“total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya”

Selama tahun 1873-1976, fisikawan matematika Amerika Josiah


Willard Gibbs menerbitkan tiga makalah, salah satunya adalah On the
Equilibrium of Heterogeneous Substances. Makalah tersebut menunjukkan
bahwa proses termodinamika dapat dijelaskan secara matematis, dengan
mempelajari energi, entropi, volume, temperatur dan tekanan sistem,
sedemikian rupa untuk menentukan apakah suatu proses akan terjadi secara
spontan. Pada awal abad ke-20, ahli kimia seperti Gilbert N. Lewis, Merle
Randall, dan EA Guggenheim mulai menerapkan metode matematis Gibbs
tersebut untuk analisis proses kimia yang disebut termodinamika kimia. Pada
tahun 1885, Boltzman menyatakan bahwa energi dalam dan entropi
merupakan besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis sistem. Pernyataan
ini mengawali berkembangnya termodinamika statistik, yaitu pendekatan
mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu zat berdasarkan perilaku
kumpulan partikel-partikel yang menyusunnya. Dasar-dasar termodinamika
statistik ditetapkan oleh fisikawan seperti James Clerk Maxwell, W. Nernst,

22
Ludwig Boltzmann, Max Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard
Gibbs .Willard Gibbs. Pada tahun 1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan
hukum ketiga termodinamika.“pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum”

Pada tahun 1911, Einstein menyatakan bahwa massa merupakan


perwujudan dari energi (E=mc2). Hal ini kemudian dibenarkan oleh ilmuwan
mekanika kuantum (1900-1940) bahwa radiasi sebagai bentuk energi bisa
bersifat sebagai partikel. Pernyataan ini seakan-akan membenarkan penalaran
Aristoteles sebelumnya bahwa materi = energi. Pada tahun 1950, para
ilmuwan, seperti Carl Anderson menemukan adanya partikel antimateri yang
bisa memusnahkan materi.

2.12 Perkembangan periode Pra Sains, Eksperimen, Fisika klasik,


dan Fisika modern

1. Perkembangan periode pra-sains


 Anaximander (610-546 SM) dan Empedocles (404-424 SM)
Anaximander dan Empedocles membuat pemikiran bahwa air, tanah, dan
udara telah ada sejak semula dan unsur pertama yang ada adalah api.
 Anaximenes (558-524 SM)
menyatakan bahwa pembentukan bumi merupakan akibat dari proses
pemanasan yang disebabkan oleh api. Dalam penjelasannya, Anaximenes
menggunakan dua proses yang bertentangan yaitu proses penjernihan dan
kondensasi. Anaximenes menjelaskan bagaimana udara merupakan bagian
siklus perubahan api menjadi batu dan berubah kembali menjadi api.
Rangkaian perubahan tersebut adalah sebagai berikut: api – udara – angin
– awan – air – bumi – batu – api.
 eraclitus (535-475 SM)
Seorang filosof Yunani yang hidup sekitar 500 tahun SM di kota Ephesus
di Ionia, Asia kecil Filusuf pertama yang mendefinisikan teori tentang
panas Terkenal sebagai filosof “fluks dan api” untuk pemikiran “Semua

23
benda mengalir”. Heraclitus berpendapat bahwa tiga elemen pokok dari
alam adalah api, bumi, dan air. Api ditunjukan sebagai elemen pusat yang
mengontrol dan menggerakkan bumi dan air. Alam raya diasumsikan
menjadi keadaan berkelanjutan dari fluks atau kondisi permanen
perubahan sebagai hasil transformasi dari api Heraclitus menyimpulkan
filosofinya:“Semua benda merupakan perubahan bentuk dari api”. Api
merupakan pangkal dari semua benda.

 Anaxagoras (500-478 SM)


Pemikiran Anaxagoras adalah bahwa matahari sebagai batu panas dan
bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri tetapi mendapat
penerangan dari matahari.
 Hippocrates (460 SM)
Pada awal tahun 460 SM, Hippocrates, Bapak Pengobatan, berpostulat
bahwa: “Panas merupakan suatu besaran yang berfungsi untuk
mengobarkan, menggerakan api yang berada dalam bilik kiri jantung.”
 Aristoteles (384-332 SM)
Aristoteles berpostulat bahwa sifat-sifat dasar mateori mempunyai sifat
panas-dingin, lembab-kering.

2. Perkembangan periode Eksprimen


 Galileo (1597)
Galileo Galilei sering dipandang sebagai penemu thermometer. Akan tetapi
alat yang telah ditemukannya tidak dapat disebut thermometer, untuk
menjadi sebuah thermometer sebuah alat harus bisa mengukur temperatur
yang berbeda. Alat Galieo hanya dapat menunjukan temperatur yang
berbeda. Kemudian, alat Galileo dinamakan dengan Termoskop yang
diciptakan pada tahun 1597.
 Galileo (1597)
Termoskop merupakan pendahulu thermometer, termoskop adalah
thermometer yang tidak mempunyai skala. termoskop tidak dapat
mengukur perbedaan temperatur maupun tidak tercatat hasil untuk

24
referensi yang akan datang. Termoskop banyak digunakan oleh ilmuwan-
ilmuwan di Venesia termasuk Galileo.
 Santorio Santorio (1561 -1636)
seorang ilmuwan keturunan Italia. Beliau memberikan skala pada sebuah
termoskop udara kira-kira pada bulan Mei tahun 1612 Dengan
pencantuman skala pada thermoskop, Santorio mejadi penemu
thermometer yang kemudian digunakan secara sebagai alat ukur
temperatur. Thermometer Santorio adalah thermometer udara yang
memiliki akurasi rendah sehingga tekanan udara pada thermometer tidak
tertangkap dengan tepat.

 Kircher (1643)
menemukan thermometer yang mendeteksi temperatur melalui pemuaian
raksa. Raksa memiliki titik muai yang rendah, sehingga respon terhadap
perubahan suhu di sekitarnya sangat sensitif dan mudah mengalami
pemuaian sehingga tinggi permukaan raksa pada tabung kaca akan mudah
mengalami perubahan sejalan dengan naik turunnya suhu.

3. Perkembangan periode Fisika Klasik


 Count Rumford (1753-1814)
Pada tahun 1797, pabrik meriam Benjamin Thomson (Count Rumford),
berdemonstrasi melalui penggunaan gesekan yang memungkinkan untuk
menggantikan kerja menjadi panas. ia mendesain bentuk spesial laras
meriam dengan mengisolasi perlawanan kehilangan panas, yaitu dengan
mengubah ketajaman lubang alat sedikit tumpul dan mencelupkan bagian
depan senjata dalam tangki yang penuh dengan air. Melalui pengaturan ini,
ia menjadikan air dingin mendidih dalam dua setengah jam tanpa
menggunakan api. Ia melakukan sebuah eksperimen yaitu mendidihkan air
dengan pergeseran (friksi).
 Count Rumford (1753-1814)
Pada bulan Januari 1798 Rumford mempublikasikan papernya yang
berjudul “An inquiry concerning the source of the heat which is excited by
friction”. Paper ini adalah hasil observasinya.
 Humpry Davy (1807-1818)

25
melakukan eksperimen yang sama yaitu, menghasilkan panas dengan
friksi. Perbedaannya dengan Count Rumford, ia melakukan percobaan
dengan menggosokkan dua potong es di ruang hampa pada suhu di bawah
titik beku. Penggosokkan tersebut dilakukan di ruang yang tersekat dari
pertukaran panas dengan lingkungannya. Berarti tidak memungkinkan
adanya panas yang keluar atau masuk ke ruangan, ternyata es meleleh.
 Humpry Davy (1807-1818)
Teori Kalorik tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi pada es tersebut
Pada awal abad 18 orang kembali pada teori “Caloric.” Teori Kalorik
menyatakan panas adalah sejenis “cairan” yang dapat dipindahkan dari
satu benda ke benda lain Pemuaian benda karena dipanaskan diterangkan
bahwa karena “memakan banyak caloric maka benda itu menjadi lebih
“gemuk”. Dengan demikian pada periode ini terjadi kemunduran dimana
para ahli kembali ke Teori Kalorik.
4. Perkembangan periode Modern
 Wilhelm Wien
Pada tahun 1911 Wilhelm Wien memperoleh penghargaan dari
penemuannya mengenai hukum penentuan radiasi panas. Menurut Wien
benda hitam yang ideal adalah suatu wadah (kontainer) yang tidak dapat
ditembus cahaya dan memiliki suatu lubang bagi masuknya berkas cahaya.
Dengan suatu formulasi matematika ia menemukan bahwa ketika benda
hitam dipanaskan pada suatu suhu tertentu diantara frekuensi-frekuensi
cahaya yang dilepaskan oleh benda hitam ada satu frekuensi yang
menonjol (dominan). Sayangnya formulasi Wien hanya berlaku untuk
frekuensi tinggi.
 Ludwig Boltzmann (1844-1906)
Ludwig Boltzmann lahir di Wina Boltzmann mengembangkan teori
kinetik gas, sehingga berhasil menegakkan dasar yang kuat untuk
mekanika statistik. Salah satu hasil yang diraihnya ialah penafsiran hukum
II termodinamika yang dinyatakan dalam keteraturan dan kerambangan
hukumnya S = k log W yang mengaitkan entropi S dari satu sistem dengan
kemungkinan W diukirkan pada batu kuburannya. Pada tahun 1884, ia
menurunkan rumus R = e(tao)T^4 dari termodinamika. Rumus yang

26
menyatakan laju radiasi benda hitam ini ditemukan juga oleh Josef Stefan,
mantan gurunya, secara eksperimental 5 tahun sebelumnya
 Max Planck
Pada desember 1900, Max Planck, ahli fisika Jerman mengumumkan
hipotesisnya: bahwa radiasi energi tidaklah mengalir dalam arus yang
kontinu, tetapi terdiri dari potongan-potongan yang disebut olehnya kuanta
Sejarah Max Planck: dilahirkan di kota Kiel, Jerman pada tahun 1858. Ia
belajar di Universitas Berlin. G eral Doktoral diperolehnya di Universitas
Munich dengan predikat summa cum laude. Ia mengajar di Universitas
Munich kemudian mengajar di Universitas Kiel. Pada tahun 1889 Planck
menjadi mahaguru Universitas Berlin sampai kemudian meninggal di
tahun 1928.
 Johannes Diderik van der Waals
Seorang fisikawan Belanda (1837-1923) yang mengusulkan persamaan
keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der
Waals [P + (n 2 a/V 2 )] (V - nb) = nRT (6.12) a dan b adalah nilai yang
ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan disebut dengan tetapan
van der Waals. Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa perilaku
gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga
berhubungan dengan kemudahan gas tersebut dicairkan.

Keunggulan dari tiap 4 periode dan apa saja yang telah di


kembangkan yaitu: (1) Keunggulan dari periode pra-sains; seperti yang
dikatakan oleh heraclitus bahwa elemen pokok dari alam adalah bumi,air
dan api. yang di kembangkan dalam periode ini adalah teori panas. (2)
Keungulan dari periode experimen adalah ditemukanya thermometer oleh
galileo dan digunakan untuk menunjukan tempertatur yang berbeda. yang
telah di kembangan pada priode ini yaitu termometer sebelmnya alat
tersebut di namakan termoskop yang di gunakan pada tahun 1597 dan tidak
memiliki skala. (3) Keungulan dari periode klasik yaitu terdapat hukum
hukum termodinamika, teori dinamika panas dan spectrum gelombang
elektromgnetik. Hal tersebut merupakan yang telah di kembangkan dari
periode ini. (4) Keungulan dari periode modern adalah di temukannya

27
hukum penentuan radiasi panas oleh wilhelm wien. yang dikembangkan
dari periode ini adalah teori kinetik gas.

2.13 Perbedaan, prinsip kerja, dan penggunaan Termoskop yang


ditemukan oleh Galileo saat ini

Termometer pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan yang


bernama Galileo Galilei. Galileo Galilei sempat menempuh pendidikan di
Universitas Pisa, tetapi harus berhenti karena terkendala masalah biaya.
Meskipun harus keluar dari Universitas Pisa, ia ditawari pekerjaan sebagai
pengajar matematika pada tahun 1589. Bukan hanya mengajar matematika
saja, ia pindah ke Universitas Padua untuk memberikan pelajaran tentang
geometri, astronomi, dan mekanika. Kegiatan mengajar ini dilakukan hingga
tahun 1610. Berkat kegiatan mengajar itu, Galileo Galilei sudah mempelajari
sekaligus mendalami sains dan sudah membuat berbagai macam penemuan.
Pada masa itu, ilmuwan astronomi dan ilmuwan ilmu alam belum bisa
menemukan sebuah alat yang dapat berfungsi untuk mengukur suhu. Pada
dasarnya, para ilmuwan tersebut sudah menyadari bahwa suatu zat akan
memuai bila mengalami perubahan suhu. Akan tetapi, zat yang digunakan
untuk mengukur suhu dengan tepat dan skala yang yang tepat belum bisa
ditemukan. Namun, berkat keuletannya untuk menemukan alat pengukur suhu,
Galileo Galilei dapat menemukan sebuah alat pengukur suhu. Salah satu
penemuan dari Galileo Galilei yang cukup dikenal oleh banyak orang adalah
termoskop atau termometer udara. Ia menemukan alat mengukur ini pada
tahun 1593 dan membuat dengan cara memanfaatkan pemuaian udara.
Meskipun alat ukur yang diciptakan oleh Galileo Galilei sangat sederhana,
tetapi alat ini bisa mengukur suhu. Bentuk dari termoskop berupa bola gelas
dengan ukuran yang hampir sama dengan telur ayam. Bola besar itu,
kemudian dihubungkan dengan sebuah pipa yang ukurannya cukup panjang
yang tertutup dan sudah diberi air. Beberapa beban menggantung di dalam
cairan pipa panjang. Beban atau bola besar tersebut terdiri dari berbagai
macam warna agar mudah untuk membedakannya dan menambah keindahan.
Bola-bola besar tersebut akan bergerak ke permukaan atau tenggelam, ketika

28
adanya perubahan suhu. Dengan perubahan yang terjadi pada bola-bola besar
yang ada di dalam pipa panjang berisikan air, maka hal itu menunjukkan
bahwa ada skala suhu yang berubah.

Mengenai prinsip kerja dan cara penggunaan alat Termoskop oleh


Galileo dengan Termometer saat ini adalah sama yaitu dengan meletakkan alat
pada objek yang diukur sehingga dapat mendeteksi dan mengetahui
bagaimana suhunya. Untuk perbedaannya, alat Termoskop Galileo masih
sangat sederhana. Termoskop Galileo juga tidak memiliki skala, dan hanya
bisa digunakan untuk menunjukkan temperatur yang berbeda. Selain itu
termoskop tidak dapat mengukur suhu yang ekstrim, seringkali hanya
digunakan untuk mengukur suhu ruangan. Adapun perubahan suhu pada
Termoskop Galileo berlangsung lama, sehingga hasil pengukurannya kurang
efektif. oleh karena itu, dikembangkan Termoter seperti yang bisa kita
manfaatkan saat ini, di mana telah memiliki fungsi yang lebih optimal untuk
proses pengukuran suhu, dan valid dalam urusan hasil pengukurannya.
Termometer saat ini telah menutup segala kekurangan dari termoskop Galileo.
Misalnya pada termometer alkohol, yang dapat mengukur suhu rendah hingga
-114 derajat Celcius, dan mengukur objek dengan suhu tinggi hingga 100
derajat Celcius. Pada Termometer saat ini juga dilengkapi skala sehingga hasil
pengukurannya lebih akurat dibandingkan dengan Termoskop Galileo

Termometer alkohol adalah termometer yang menggunkan alkohol


sebagai media pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa
dengan fungsi yang sama. Tetapi tidak sama seperti air raksa dalam
termometer kaca. Isi termometer alkohol tidak beracun dan akan menguap
dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan merupakan campuran dari
nitrogen dan uap dari cairan. Dengan meningkatnya suhu maka volumenya
naik. Cairan yang digunakan dapat berupa etanol murni atau asetat isoamyl,
tergantung pada produsen dan pekerjaan yang berhubungan dengan suhu.
Karena termometer ini adalah transparan, maka cairan yang dibuat harus
terlihat dengan penambahan pewarna merah atau biru. Thermometer ini hanya
bisa mengukur suhu badan makhluk hidup (manusia dan hewan).
Thermometer ini tidak bisa mengukur yang tinggi suhunya di atas 78 °C.

29
Satu setengah dari gelas yang mengandung kaplier biasanya diberi
label yang berlatar belakang bewarna putih dan kuning untuk membaca skala.
Dalam penggunaan termometer alkohol ini diatur oleh titik didih cairan yang
digunakan. Batas dari termometer etanol ini adalah 78° C, dan bermanfaat
untuk mengukur suhu di siang hari, malam hari dan mengukur suhu tubuh.
Thermometer alkohol ini adalah yang paling banyak digunakan karena bahaya
yang ditimbulkan sangat kecil ketika terjadi kasus kerusakan pada termometer.

Alkohol dapat mengukur temperatur yang lebih rendah karena titik


bekunya pada temperatur –144°C. Jadi, termometer yang berisi alkohol baik
untuk mengukur temperatur yang rendah, tetapi tidak dapat mengukur
temperatur yang lebih tinggi. Untuk mengukur suhu di atas 375° C digunakan
termometer jenis lain, yaitu: termometer digital, termometer logam dan
termometer optik (berdasarkan spektrum cahaya). Pengukuran suhu
menggunakan termometer optik tidak menyentuh benda secara langsung,
karena pada umumnya benda terletak sangat jauh atau bendanya berpijar.

30
BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Termodinamika (dalam bahasa yunani yakni thermos yang berarti ‘panas’ dan
dynamic yang berarti ‘perubahan’) adalah ilmu tentang energi, yang secara
khusus membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil
rekayasa teknologi. Terdapat pembagian periode perkembangan ilmu panas
yang sesuai dengan periodisasi perkembangan sejarah fisika Richtmeyer yaitu,
sebagai berikut:
• Periode Pra-Sains (Dulu - 1550 M)
• Periode Eksperimen (1550 - 1800 M)
• Periode Fisika Klasik (1800 - 1890 M)
• Periode Fisika Modern (1890 - Sekarang)
Adapun empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu: (1) Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika; (2) Hukum Pertama
Termodinamika; (3) Hukum kedua Termodinamika; (4) Hukum ketiga

31
Termodinamika. Kemudian, ada beberapa tokoh yang berperan dalam
perkembangan ilmu panas yaitu Aristoteles, Galileo – Galilei, Benjamin
Thompson, Nicolas Leonardo Sadi Carnot, Walter Nerst, Humpry Davy,
Thomas Alva Edison, Rudolf Julius Emanuel Clausius dan lain-lain.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari terdapat banyak kesalahan
karena kurangnya kemampuan dan pengalaman kami dalam penulisan maupun
pembahasan materi. Oleh sebab itu kritik, saran yang membangun sangat kami
butuhkan untuk penulisan dan pembahasan materi kedepannya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedia Dunia. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Teori_kalorik . Diakses Jum’at, 15


April 2022 pukul 10:18 WIB.
Indriatma. 2016; Burhanuddin, A. 2013; Sora. 2014
Fox, R. 1971; Chang, H., S. 2003; Mendosa, E. 1961
Munawaroh, Fatimatul. 2017; Thomass, T. 2003; Diesel, Rudolf. 1894
Viyanti, dan Feriansyah Sesunan 2020. Perkembangan Sejarah Fisika Dari Masa ke Masa.
Yogyakarta : Graha Ilmu Nasution, M. 2018.

https://www.ruangguru.com/blog/perpindahan-kalor Diakses pada 12 April 2022 pukul 14.00


https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/macam-macam-perpindahan-kalor-konveksi-konduksi-
dan-radiasi- Diakses pada 12 April 2022 pukul 16.00
https://einsteinfisika.blogspot.com/2012/01/sejarah-fisika-perkembangan-ilmu-panas.html
Diakses pada 12 April pukul 16.30
https://www.fisika.co.id/2020/12/radiasi-kalor.htmlDiakses pada 14 April 2022 pukul 12.00
https://www.pelajaran.co.id/pengertian-rumus-dan-contoh-soal-perpindahan-kalor-secara-
radiasi-pancaran/Diakses pada 14 April 2022 pukul 12.30
https://sainsmania.com/10-contoh-radiasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/Diakses pada 14 April
2022 pukul 12.40
https://www.academia.edu/37479627/SEJARAH_PERKEMBANGANDiakses pada 14 April
2022 pukul 13.12

33

Anda mungkin juga menyukai