Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan
Ilmu Panas”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
• Ibu Viyanti, Dr. S. PD., M.PFis. dan bapak Dra. Feriansyah Sesunan, M.Pd.selaku
dosen mata kuliah Sejarah Perkembangan Fisika,
• Rekan kelompok,
• Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penyusunan makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Perkembangan Fisika. Di samping itu, makalah ini diharapkan dapat dijadikan
bahan ajar, bacaan, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Penyusunan makalah ini telah diselesaikan dengan lancar dan tepat waktu, namun
penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari dosen, rekan dan seluruh pembaca makalah ini agar dapat dijadikan
pedoman dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah berkembangnya ilmu panas atau termodinamika berawal sejak
manusia mulai “memikirkan” tentang panas. Orang yang pertama kali
melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan bahwa panas
adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas. Sedangkan Galileo
galilei (1593) menganggap bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur
dengan penemuannya berupa termometer air. Beberapa abad setelahnya Sir
Humphrey Davy dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas adalah
sesuatu yang mengalir.
Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan
usaha adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi.
Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika
(1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah
termodinamika melalui makalahnya: An Account of Carnot’s Theory of the
Motive Power of Heat. Dasar-dasar termodinamika statistik ditetapkan oleh
Fisikawan seperti James Clerk Maxwell, W. Nernst, Ludwig Boltzmann, Max
Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard Gibbs. Williams Gibbs. Pada tahun
1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan hukum ketiga termodinamika yaitu
itu “pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum”.
4
11. Kapan awal mula perkembangan ilmu panas pada dunia fisika?
12. Apa saja yang dikembanhkan dari periode Pra Sains, Eksperimen, Fisika
klasik, dan Fisika modern?
13. Bagaimanakah perbedaan, prinsip kerja, dan penggunaan Termoskop yang
ditemukan oleh Galileo saat ini?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor dapat
menyebabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah yang lebih
dingin ke energi panas.
Siklus Carnot merupakan proses termodinamik yang dialami oleh zat
kerja pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses isotermal dan dua
proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur
lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerao kalor, proses isotermal
kedua yang terjadi pada temperatur rendah, zat mengalami kompresi dan
melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua
proses adiabatik. Adiabatik pertama zat mengalami ekspensi, sedangkan
adiabatik kedua zat mengalami kompresi.
Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.
a. Proses 1. Ekspensi isothermal reversible, dimana material menyerap Q1
dari reservoir kalor pada temperatur T 1 dan sistem melakukan kerja.
b. Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana material berkurang
temperaturnya dari T 1 menjadi T 2 dan sistem melakukan kerja.
c. Proses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana material melepaskan
kalor Q2 ke reservoir dingin dengan temperatur T 2 dan kerja dikenakan
terhadap sistem.
d. Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, di mana material dikembalikan ke
keadaan awal, temperatur sistem berubah dari T 2 menjadi T 1 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Pada tahun 1830, Carnot membandingkan mesin uapnya dengan roda-
roda air yang ternyata memiliki perbandingan tidak eksak dan bahwa sejumlah
panas diubah menjadi energi mekanis itu hilang selama mesin uap beroperasi.
Beliaupun meninggalkan teori kalorik yang beliau simpulkan mengenai tidak
adanya panas yang hilang atau yang diubah menjadi energi mekanis, dan
akhirnya berpandangan bahwa panas tidak lain daripada gerak partikel-
partikel benda, panas dan energi mekanis adalah ekivalen.
7
phologiston yang mengatakan bahwa pembakaran dibentuk oleh elemen yang
disebut flogisto dan diyakini bahwa segala sesuatu, ketika dibakar akan
melepaskan phologisto di udara. Lavoisier membantah konsep tersebut sebab
setelah mempelajari dan melakukan eksperimen menunjukkan bahwa ada
unsur lain yaitu oksigen yang memainkan peran penting dalam pembakaran
dan panas yang dihasilkan berpindah ketika dalam ketidakseimbangan atau
yang dikenal dengan “ teori kalorik “. Lavoiser menggunakan kalorimeter es
untuk mendukung kalorik yang dikembangkannya untuk mengukur perubahan
panas selama reaksi kimia.
Teori kalori adalah teori ilmiah lama bahwa panas terdiri dari cairan
penolak diri yang disebut kalori yang mengalir dari benda yang lebih panas ke
benda yang lebih dingin. Kalori juga dianggap sebagai gas tanpa bobot yang
dapat keluar masuk pori-pori dalam zat padat dan cair. “ Teori kalori “
digantikan tepatnya di pertengahan abad ke-19 yang mendukung teori
mekanik tentang panas, tetapi tetap bertahan dalam beberapa literatur ilmiah,
khususnya dalam perawatan yang lebih populer sampai akhir abad ke-19.
Pada tahun 1780, Antoine Lavoiser menggunakan panas dari pernapasan
kelinci percobaan untuk mencairkan salju di sekitas peralatannya,
menunjukkan bahwa pertukaran gas pernapasan adalah pembakarn, mirip
dengan pembakaran lilin. Lavoiser menjuluki alat ini sebagai kalorimeter,
berdasarkan akar Yunani dan Latin. Salah satu kalorimeter es pertama
digunakan pada musim dingin 1782 oleh Lavoiser dan Pierre-Simon Laplace,
yang mengandalkan panas yang dibutuhkan untuk melelehkan es menjadi air
untuk mengukur panas yang dilepaskan dari reaksi kimia.
Sebuah adiabatik kalorimeter adalah kalorimeter digunakan untuk meneliti
reaksi pelarian. Karena kalorimeter beroperasi dalam lingkungan adiabatik,
setap panas yang dihasilkan oleh sampel bahan yang diuji menyebabkan
sampel meningkat suhunya, sehingga memicu reaksi.
Tidak ada kalorimeter adiabatik yang sepenuhnya adiabtik, sebagian panas
akan hilang oleh sampel ke tempat sampel. Faktor koreksi matematis, yang
dikenal sebagai faktor phi, dapat digunakan untuk menyesuaikan hasil
kalorimetrik untuk memperhitungkan kehilangan panas ini. Faktor phi adalah
rasio massa termal sampel dan pemegang sampel dengan massa termal sampel
saja.
8
Ini adalah api yang selalu hidup yang merupakan awal dari dunia menurut
Heraclitus. Sebuah fragmen telah diawetkan di maa ia menulis : “ kosmos ini,
sama untuk semua hal, tidak diciptakan oleh salah satu dewa dan tidak ada
orang, tetapi selalu dan akan menjadi api yang hidup abadi, menyala dalam
tindakan dan pemadaman dalam tindakan “. Dalam fragmen lain, ia menulis
tentang perubahan api yang selalu hidup ini : “ semuanya ditukar dengan api
dan api untuk segalanya, seperti emas dengan komoditas dan komoditas
dengan emas “. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam arah : bumi – air –
udara – api disebut oleh Heraclitus sebagai jalan ke atas, dan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam urutan yang berlawanan – arah ke bawah.
Api dalam interpretasi Heraclitus adalah sesuatu seperti takdir, yang
membawa semacam pembalasan, bahkan jika itu tidak membangun “ keadilan
“ kosmik. Setiap fenomena untuk Heraclitus terdiri dari prinsip-prinsip yang
berlawanan. Perlawanan inni berada dalam keadaan perjuangan : “ Perang
adalah ayah dari segalanya dan ibu dari segalanya; dia menetapkan beberapa
untuk menjadi dewa, yang lain orang; beberapa dia memperbudak, yang lain
bebas”. “ Orang harus tahu bahwa perang itu universal, dan kebenaran adalah
perjuangan, dan segala sesuatu terjadi melalui perjuangan dan karena
kebutuhan“.
Api dapat dikatakan sebagai elemen pusat sebab alam raya diasumsikan
menjadi keadaan berkelanjutan dari fluks atau kondisi permanen perubahan
sebagai hasil transformasi dari api. Heraclitus mengatakan bahwa “ semua
benda merupakan perubahan bentuk dari api “. Api merupakan pangkal dari
semua benda.
9
Spectrum gelombang elektromagnetik dan transisi elektron adalah
perpindahan elektron dari orbit yang satu ke orbit yang lain dengan
memancarkan gelombangelektromagnetik. Ketika berpindah dari orbit yang
luar ke orbit yang dalam, elektron akanmemancarkan energy sebesar E=hf,
dengan f adalah frekuensi gelombang yang dipancarkan.Jika elektron
berpindah dari orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar, elektron
akanmenyerap energy sebesar hf. Energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses transisielektron dari kulit yang lebih dalam ke kulit
yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisihtingkat energi dari lintasan
asal dan lintasan tujuan.Proses ini disebut sebagai proses eksitasi Proses
transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang berurutan,
mungkinsaja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K. Energi yang
dipancarkan oleh transisielektron dari lintasan M ke lintasan K lebih besar
daripada transisi darilintasan L ke lintasanK. Tingkat energi lintasan dari
setiap atom tidak sama gelombang elektromagnetik, berdasarkan besar
frekuensinya dapat dibagimenjadi: Extramely low frequency, Very low
frequency, low frequency, medium frequensi,high frequency, very high
frequency (VHF), ultrahigh frequency (UHF), superhighfrequency(SHF),
extremely high frequency (EHF), dan tremendously high frequency (THF).
10
peluruhan inti radioaktif. Inti atom unsur yang tidak stabil meluruh menjadi
intiatom unsur lain yang stabil dengan memancarkan sinar radioaktif, di
antaranya sinar alfa,sinar beta, dan sinar gamma. Di antara ketiga sinar
radioaktif ini, yang termasuk gelombangelektromagnetik adalah sinar gamma.
Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata
terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala
gelombang, gelombangelektromagnetik dapat diidentifikasi berdasarkan
frekuensi dan panjang gelombangnya.Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik sebagaimana gelombang radio atau sinar-X.Masing-masing
memiliki penggunaan yang berbeda meskipun mereka secara
fisikamenggambarkan gejala yang serupa, yaitu gejala gelombang, lebih
khusus lagi gelombangelektromagnetik. Mereka dibedakan berdasarkan
frekuensi dan panjang gelombangnya.
Ada satu versi teori kalori yang diperkenalkan oleh Antoine Lavoisier.
Lavoisier mengembangkan penjelasan pembakaran dalam hal oksigen pada
1770-an. Dalam makalahnya "Réflexions sur le phlogistique" (1783),
Lavoisier berpendapat bahwa teori phlogiston tidak konsisten dengan hasil
eksperimennya, dan mengusulkan 'cairan halus' yang disebut kalori sebagai zat
panas. Menurut teori ini, kuantitas zat ini konstan di seluruh alam semesta,
[ rujukan? ] dan ia mengalir dari tubuh ke yang yang lebih dingin. Memang,
Lavoisier adalah salah satu yang pertama menggunakan kalorimeter untuk
mengukur perubahan panas selama reaksi kimia (Fox, R. (1971).). lebih
hangat
Pada 1780-an, beberapa orang percaya bahwa dingin adalah fluida, "frigoric".
Pierre Prévost berpendapat bahwa dingin hanyalah kekurangan kalori. Karena
panas adalah substansi material dalam teori kalori, dan karena itu tidak dapat
diciptakan atau dihancurkan, konservasi panas adalah asumsi sentral
(Mendosa, E. (Februari 1961)).
Sebelum mengetahui bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi, para
ilmuwan menganggap bahwa kalor adalah sejenis zat alir (disebut kalorik)
yang terkanduing dalam setiap benda dan tidak dapat dilihat oleh mata
11
manusia. Teori kalorik ini pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Laurent
Lavoisier (1743 - 1794), ahli kimia berkebangsaan Prancis. Berdasarkan teori
ini, satuan kalor mula-mula diberi nama kalori. Kandungan energi dalam
makanan sering dinyatakan dalam kalori (ditulis dengan huruf besar K) yang
berarti kilokalori (kkal). Teori Kalorik.
Teori kalorik menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi
mengandung lebih banyak kalorik daripada benda yang suhunya rendah. Dan,
ketika kedua benda disentuhkan, benda kaya kalorik akan kehilangan sebagian
kaloriknya yang diberikan kepada benda miskin kalorik sampai kedua benda
besuhu sama. (Keseimbangan termal). Teori kalorik ini dapat menjelaskan
tentang pemuaian benda ketika dipanaskan dan proses hantaran kalor dalam
sebuah alat kalorimeter dengan memuaskan. Akan tetapi, teori kalorik tak
dapat menjelaskan mengapa kedua telapak tangan terasa hangat ketika anda
menggesek-gesekkannya. Padahal suhu kedua telapak tangan adalah sama. Hal
ini dapat diartikan bahwa kalor yang dihasilkan tangan sehingga tangan terasa
hangat adalah murni kalor yang dihasilkan dari gaya gesek.
Setelah orang mengetahui bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi,
maka di pertengahan abad kesembilanbelas, ilmuwan mengembangkan suatu
teori baru untuk mengganti teori kalorik ini. Teori ini berdasarkan pada
anggapan bahwa zat disusun oleh partikel-partikel sangat kecil yang selalu
bergerak. Pada benda yang panas, partikel-partikel bergerak dengan lebih
cepat, dan karena itu memiliki energy yang lebih besar daripada partikel-
partikel dalam benda yang lebih dingin. Teori ini disebut teori kinetik.
12
Apa yang Mendasari Anaximender Berpendapat Bahwa Unsur Pertama
yang Ada Adalah Api? Anaximender Ini Melakukan Penelitian Atau
Bagaimana? Pada awalnya setelah pemisahan panas dan dingin, bola api
muncul yang mengelilingi Bumi seperti kulit pohon. Bola ini pecah untuk
membentuk sisa Semesta. Itu menyerupai sistem roda konsentris berongga,
diisi dengan api, dengan pelek yang ditusuk oleh lubang seperti yang ada pada
seruling.
Akibatnya, Matahari adalah api yang dapat dilihat seseorang melalui
lubang dengan ukuran yang sama dengan Bumi pada roda terjauh, dan gerhana
berhubungan dengan penyumbatan lubang itu. Diameter roda matahari dua
puluh tujuh kali lipat dari Bumi (atau dua puluh delapan, tergantung pada
sumbernya) dan roda bulan, yang apinya kurang intens, delapan belas (atau
sembilan belas) kali. Lubangnya bisa berubah bentuk, sehingga menjelaskan
fase bulan. Bintang- bintang dan planet - planet, yang terletak lebih dekat,
mengikuti model yang sama. Nah dari sinilah bahaa anaximander berpendapat
bahwa unsur pertama yang ada adalah api. Anaximander berfikir seperti ini
hanya sebuah perkiraan atau khayalan dia saja tidak ada bukti penelitiannya
(Chandra, binar., dkk. 2017; Afid, Burhanudin. 2013; Munawaroh, Fatimatul.
2017; Munawaroh, Fatimatul. 2017).
13
yang berlawanan karena ia akan bergerak sesuai dengan sifatnya. Penjelasan
ini dipertegas dengan pendapat dari Anaximander yang dituliskan dalam
artikel milik J.J O’Connor dan E.F Robertson (2008) yang memuat to apeiron
(yang tidak terbatas) sebagai prinsip dasar atas segala sesuatu. Ia bersifat ilahi,
abadi, tidak berubah-ubah, dan meliputi segala sesuatu. Maka segala unsur di
jagad raya ini berasal dari unsur yang berlawanan. Ada panas dan dingin,
kering dan basah, bahkan gelap dan terang.
Berkaitan dengan apeiron, Anaximander juga menjelaskan
pendapatnya mengenai terciptanya bintang, bulan, planet maupun matahari.
Pada awalnya apeiron berasal dari unsur yang berlawanan yang terus
bertumbukan satu sama lain yang pada akhirnya unsur panas membalut unsur
dingin. Unsur dingin menjadi cair dan juga beku. Bumi berasal dari yang beku
ini, api atau panas yang mebalut dingin berpencar dan teruai menjadi planet,
bintang maupun matahari. Dan bumi pada awalnya terselimuti lautan
kemudian ada sebagian yang mengering karena panas matahari berubah
menjadi daratan.
1. Konduksi (aliran)
Keterangan:
Q : kalor (J) atau (kal)
k : konduktivitas termal (W/mK)
A : luas penampang (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
L : panjang (m)
H : kalor yang merambat persatuan waktu (J/s atau watt)
14
t : waktu (sekon)
2. Konveksi (hantaran)
Keterangan:
h : koefisien konveksi termal (J/sm2oC)
A : luas permukaan fluida (m2)
ΔT : perubahan suhu (oC)
t : waktu (sekon)
Q : kalor (J/kal)
3. Radiasi (pancaran)
15
sepanjang waktu. Rumus untuk perpindahan dari panas atau kalor secara
Radiasi adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Q : kalor (J/kal)
t : waktu (sekon)
e : emisivitas benda (0 < e < 1)
σ : Konstanta Stefan-Bolzman (5,67 x 10-8 watt/m2K4)
A : luas penampang (m2)
T : suhu permukaan benda atau suhu mutlak (K)
Jadi perpindahan panas pada umum terdapat 3 yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi, dimana contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Konduksi, dimana konduksi terjadi ketika pertukaran energi kinetik antara
molekul (atom), dimana partikel dengan energi lebih rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi,
atau secara sederhana perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi
dengan perantara benda padat. Jadi benda-benda yang berkontak dan
saling memindahkan kalor ini adalah benda padat melalui tumbukan
partikelnya. Contohnya adalah ketika kita membakar besi, maka besi akan
panas, tapi partikel pada besi tidak ikut berpindah atau tetap pada
tempatnya.
2. Konveksi, dimana perpindahan ini terjadi ketika kalor berpindah dengan
cara gerakan partikelnya yang telah dipanaskan. Konveksi dapat terjadi
karna dua macam yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi
alami terjadi ketika gerakan perpindahan kalor disebabkan oleh perbedaan
kerapatan sehingga terjadi perpindahan partikel. Sedangkan konveksi
paksa terjadi ketika perpindahan dilakukan secara paksa misal didorong
oleh pompa atau kipas. Contoh konveksi adalah terjadinya angin darat dan
angin laut, dikarenakan partikel-partikel udara yang panas berpindah.
3. Radiasi, dimana perpindahan ini terjadi ketika kalor disampaikan tanpa
melalu perantara. Prosesnya secara kimia dapat dijabarkan dengan energi
termal yang diubah menjadi energi radiasi. Dalam hal ini energi itu adalah
gelombang elektromagnetik. Contoh radiasi adalah panas dari sinar
matahari yang bisa sampai ke bumi walaupun melalui ruang hampa di luar
angkasa.
Perpindahan panas disebut juga heat transfer merupakan salah satu dari
disiplin ilmu teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas,
menggunakan panas, mengubah panas, dan enukarkan panas diantara sistem
fisik. Dalam materi perpindahan panas yang menjelaskan tentang laju
16
perpindahan panas dan bentuk perpindahan panas terdapat 3 tipe yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Latar belakang ketertarikan para ilmuwan mengenai ilmu panas bermula pada
fenomena-fenomena yang terjadi dalam keseharian para ilmuwan tersebut.
Beberapa fenomena yang terjadi pada pekembangan ilmu panas sebagai
berikut:
1. Siklus hujan, diperlukan panas untuk proses penguapan.
2. Pemahaman tentang ukuran lembab dan keringnya suatu lingkungan yang
mempengaruhi tatanan kehidupan, seperti untuk bercocok tanam dan
penyesuaian akan adaptasi untuk dapat bertahan hidup.
3. Pengamatan es kutub bagaimana bisa mencair, atau pakaian basah dapat
kering karena dijemur.
Dari hasil pengamatan tersebut, kemudian para ilmuwan berfikir jika ilmu
dikaji lebih dalam pasti pemanfaatan sumber panas akan jadi lebih optimal,
yang dapat mempermudah segala aktivitas manusia.
17
untuk memasak hasil cocok tanam atau buruan. Atau pada masa periode
ketiga, dimana Galileo Galilei berhasil menciptakan alat termoscop dari hasil
kajiannya dalam bidang ilmu panas, alat tersebut berfungsi untuk
menunjukkan perbedaan suhu pada sesuatu yang semakin panas. Pada zaman
dahulu juga diciptakan termometer klinis sederhana pertama oleh santorio.
Dan perkembangan alat panas selanjutnya adalah terciptanya termometer
modern pertama yaitu termometer merkuri dengan skala standar oleh Daniel
Gabriel Fahrenheit.
2.10 penjelasan dari Ilmu Fisika mengenai udara yang keluar dari
mulut saat kita meniup lebih dingin daripada suhu tubuh kita
18
persamaan itu hanya berlaku untuk F yang konstan. Jika F-nya berubah-
ubah, persamaan yang lebih generalnya adalah W = ∫ F . Δs.
Bahwa P = F/A, dapat diubah juga rumusnya menjadi :
W = P . ΔV (versi tekanan konstan)
W = ∫ PdV (versi yang lebih general)
Ketika kita meniup dengan membuka mulut sedikit maka udara melakukan
usaha karena ketika meniup dengan mulut yang terbuka sedikit udara yang di
tiup tersebut agak tersumbat sehingga ketika udaranya keluar dari mulut
langsung mengembang atau volume gasnya membesar. Dari rumus yang diatas
kita bisa lihat kalau volume membesar (ada ΔV), maka gas melakukan usaha.
Ini adalah grafik P-V (tekanan terhadap volume gas). Usaha (W) itu adalah
luas di bawah kurva. Dari gambar di atas, kelihatan kalau usahanya bukan
nol karena gas mengembang dari V1 ke V2.
19
dikarenakan udara itu isolator kalor yang baik dan roses yang berlangsung
sangat cepat sehingga tidak terjadinya perpindahan kalor. Jadi pada sistem
ini, kalor yang diterima sistem itu tidak ada. Q = 0
Perubahan Energi Dalam
Usaha jelas ada akan tetapi kalor nol. Persamaan ΔU = Q – W bisa
kita sederhanakan menjadi Q = 0, didapatlah persamaan ini: ΔU = – W
Perubahan energi dalamnya negatif (karena nilai W sudah pasti positif).
Artinya, udara yang keluar dari mulut itu mengalami penurunan energi
dalam.
Energi Dalam Turun
Jika energi dalam suatu gas itu hubungannya dengan suhu dari gas
tersebut. Maka, persamaannya seperti ini :
20
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini,
konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang
diidealkan, proses “super pelan”. Proses termodinamika bergantung-waktu
dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak
berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika
setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja
adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan
ini didukung pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson),
Helmhozt, dan Robert Mayer. Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan
hukum pertama termodinamika (1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin
21
telah memperkenalkan istilah termodinamika melalui makalahnya: An
Account of Carnot’s Theory of the Motive Power of Heat. Buku pertama
tentang termodinamika ditulis oleh William Rankine pada tahun 1859.
“perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi panas yang disuplai ke dalam sistem dan kerja
yang dilakukan terhadap sistem” ∆U = Q + W
22
Ludwig Boltzmann, Max Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard
Gibbs .Willard Gibbs. Pada tahun 1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan
hukum ketiga termodinamika.“pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum”
23
benda mengalir”. Heraclitus berpendapat bahwa tiga elemen pokok dari
alam adalah api, bumi, dan air. Api ditunjukan sebagai elemen pusat yang
mengontrol dan menggerakkan bumi dan air. Alam raya diasumsikan
menjadi keadaan berkelanjutan dari fluks atau kondisi permanen
perubahan sebagai hasil transformasi dari api Heraclitus menyimpulkan
filosofinya:“Semua benda merupakan perubahan bentuk dari api”. Api
merupakan pangkal dari semua benda.
24
referensi yang akan datang. Termoskop banyak digunakan oleh ilmuwan-
ilmuwan di Venesia termasuk Galileo.
Santorio Santorio (1561 -1636)
seorang ilmuwan keturunan Italia. Beliau memberikan skala pada sebuah
termoskop udara kira-kira pada bulan Mei tahun 1612 Dengan
pencantuman skala pada thermoskop, Santorio mejadi penemu
thermometer yang kemudian digunakan secara sebagai alat ukur
temperatur. Thermometer Santorio adalah thermometer udara yang
memiliki akurasi rendah sehingga tekanan udara pada thermometer tidak
tertangkap dengan tepat.
Kircher (1643)
menemukan thermometer yang mendeteksi temperatur melalui pemuaian
raksa. Raksa memiliki titik muai yang rendah, sehingga respon terhadap
perubahan suhu di sekitarnya sangat sensitif dan mudah mengalami
pemuaian sehingga tinggi permukaan raksa pada tabung kaca akan mudah
mengalami perubahan sejalan dengan naik turunnya suhu.
25
melakukan eksperimen yang sama yaitu, menghasilkan panas dengan
friksi. Perbedaannya dengan Count Rumford, ia melakukan percobaan
dengan menggosokkan dua potong es di ruang hampa pada suhu di bawah
titik beku. Penggosokkan tersebut dilakukan di ruang yang tersekat dari
pertukaran panas dengan lingkungannya. Berarti tidak memungkinkan
adanya panas yang keluar atau masuk ke ruangan, ternyata es meleleh.
Humpry Davy (1807-1818)
Teori Kalorik tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi pada es tersebut
Pada awal abad 18 orang kembali pada teori “Caloric.” Teori Kalorik
menyatakan panas adalah sejenis “cairan” yang dapat dipindahkan dari
satu benda ke benda lain Pemuaian benda karena dipanaskan diterangkan
bahwa karena “memakan banyak caloric maka benda itu menjadi lebih
“gemuk”. Dengan demikian pada periode ini terjadi kemunduran dimana
para ahli kembali ke Teori Kalorik.
4. Perkembangan periode Modern
Wilhelm Wien
Pada tahun 1911 Wilhelm Wien memperoleh penghargaan dari
penemuannya mengenai hukum penentuan radiasi panas. Menurut Wien
benda hitam yang ideal adalah suatu wadah (kontainer) yang tidak dapat
ditembus cahaya dan memiliki suatu lubang bagi masuknya berkas cahaya.
Dengan suatu formulasi matematika ia menemukan bahwa ketika benda
hitam dipanaskan pada suatu suhu tertentu diantara frekuensi-frekuensi
cahaya yang dilepaskan oleh benda hitam ada satu frekuensi yang
menonjol (dominan). Sayangnya formulasi Wien hanya berlaku untuk
frekuensi tinggi.
Ludwig Boltzmann (1844-1906)
Ludwig Boltzmann lahir di Wina Boltzmann mengembangkan teori
kinetik gas, sehingga berhasil menegakkan dasar yang kuat untuk
mekanika statistik. Salah satu hasil yang diraihnya ialah penafsiran hukum
II termodinamika yang dinyatakan dalam keteraturan dan kerambangan
hukumnya S = k log W yang mengaitkan entropi S dari satu sistem dengan
kemungkinan W diukirkan pada batu kuburannya. Pada tahun 1884, ia
menurunkan rumus R = e(tao)T^4 dari termodinamika. Rumus yang
26
menyatakan laju radiasi benda hitam ini ditemukan juga oleh Josef Stefan,
mantan gurunya, secara eksperimental 5 tahun sebelumnya
Max Planck
Pada desember 1900, Max Planck, ahli fisika Jerman mengumumkan
hipotesisnya: bahwa radiasi energi tidaklah mengalir dalam arus yang
kontinu, tetapi terdiri dari potongan-potongan yang disebut olehnya kuanta
Sejarah Max Planck: dilahirkan di kota Kiel, Jerman pada tahun 1858. Ia
belajar di Universitas Berlin. G eral Doktoral diperolehnya di Universitas
Munich dengan predikat summa cum laude. Ia mengajar di Universitas
Munich kemudian mengajar di Universitas Kiel. Pada tahun 1889 Planck
menjadi mahaguru Universitas Berlin sampai kemudian meninggal di
tahun 1928.
Johannes Diderik van der Waals
Seorang fisikawan Belanda (1837-1923) yang mengusulkan persamaan
keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der
Waals [P + (n 2 a/V 2 )] (V - nb) = nRT (6.12) a dan b adalah nilai yang
ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan disebut dengan tetapan
van der Waals. Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa perilaku
gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga
berhubungan dengan kemudahan gas tersebut dicairkan.
27
hukum penentuan radiasi panas oleh wilhelm wien. yang dikembangkan
dari periode ini adalah teori kinetik gas.
28
adanya perubahan suhu. Dengan perubahan yang terjadi pada bola-bola besar
yang ada di dalam pipa panjang berisikan air, maka hal itu menunjukkan
bahwa ada skala suhu yang berubah.
29
Satu setengah dari gelas yang mengandung kaplier biasanya diberi
label yang berlatar belakang bewarna putih dan kuning untuk membaca skala.
Dalam penggunaan termometer alkohol ini diatur oleh titik didih cairan yang
digunakan. Batas dari termometer etanol ini adalah 78° C, dan bermanfaat
untuk mengukur suhu di siang hari, malam hari dan mengukur suhu tubuh.
Thermometer alkohol ini adalah yang paling banyak digunakan karena bahaya
yang ditimbulkan sangat kecil ketika terjadi kasus kerusakan pada termometer.
30
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Termodinamika (dalam bahasa yunani yakni thermos yang berarti ‘panas’ dan
dynamic yang berarti ‘perubahan’) adalah ilmu tentang energi, yang secara
khusus membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil
rekayasa teknologi. Terdapat pembagian periode perkembangan ilmu panas
yang sesuai dengan periodisasi perkembangan sejarah fisika Richtmeyer yaitu,
sebagai berikut:
• Periode Pra-Sains (Dulu - 1550 M)
• Periode Eksperimen (1550 - 1800 M)
• Periode Fisika Klasik (1800 - 1890 M)
• Periode Fisika Modern (1890 - Sekarang)
Adapun empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu: (1) Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika; (2) Hukum Pertama
Termodinamika; (3) Hukum kedua Termodinamika; (4) Hukum ketiga
31
Termodinamika. Kemudian, ada beberapa tokoh yang berperan dalam
perkembangan ilmu panas yaitu Aristoteles, Galileo – Galilei, Benjamin
Thompson, Nicolas Leonardo Sadi Carnot, Walter Nerst, Humpry Davy,
Thomas Alva Edison, Rudolf Julius Emanuel Clausius dan lain-lain.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari terdapat banyak kesalahan
karena kurangnya kemampuan dan pengalaman kami dalam penulisan maupun
pembahasan materi. Oleh sebab itu kritik, saran yang membangun sangat kami
butuhkan untuk penulisan dan pembahasan materi kedepannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
33