Anda di halaman 1dari 41

AGENG SUFI FIDELLI

ALWAN IZZUDIN RABITSANI


AZMI FALLAH ALFARIZI
RICKY JOHANES SAPUTRA SIANIPAR
ROBBI PRAKOSO JOYONEGORO

MATAKULIAH FISIKA TERAPAN


MODUL FISIKA
MENERAPKAN KONSEP
PANAS, SUHU, DAN
KALOR

DOSEN PENGAMPUH

Ir. Tri Mulyono, MT

Program Studi D3 Teknik Konstruksi Bangunan Gedung


Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

1
SEKAPUR SIRIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas ijin-Nya sehingga penyusunan Modul
Panas. Mata Kuliah Fisika Terapan dapat kami selesaikan. Penyusunan modul ini
dimaksudkan untuk tugas kelompok mahasiswa yang terprogram untuk mata kuliah fisika
terapan di Pogram Studi D3 Teknik Konstruksi Bangunan Gedung. Mata kuliah fisika terapan
merupakan mata kuliah yang wajib diselesaikan untuk menjadi seorang Ahli Madya di
Konstruksi Bangunan Gedung. 
Modul Panas disusun dari referensi yang terkait yang dilengkapi dengan ilustrasi,
contoh dan penyelesaian soal yang berhubungan dengan pembahasan yang melibatkan semua
anggota. Atas selesainya penyusunan modul ini, tidak lupa kelompok kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu.
Semoga modul ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca dan menambah sumber
pengetahuan untuk mata kuliah Fisika Terapan dalam belajar mandiri dengan lebih efektif.
Kritikan terhadap isi dari Modul ini yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, 22 Desember 2020


Penyusun
Ageng Sufi Fidelli (1506520048)
Ricky Johannes Saputra (1506520049)
Azmi Fallah Alfarizi (1506520050)
Robbi Prakoso Joyonegoro (1506520051)
Alwan Izzudin Rabitsani (1506520055)

i
Daftar Isi

SEKAPUR SIRIH.............................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Maksud Dan Tujuan...................................................................................................3

BAB II

2.1 PEMBAHASAN.........................................................................................................4

2.1.1 Teori Panas...................................................................................................4

2.1.2 Hukum-Hukum Dasar Termodinamika........................................................8

2.2 MENGUASAI KONSEP SUHU DAN KALOR...................................................18

2.2.1 Suhu (Temperatur)......................................................................................18

2.3 MENGUASAI PENGARUH KALOR TERHADAP ZAT..................................25

2.3.1Pengaruh Kalor Terhadap Suhu dan Perubahan Wujud Zat........................25

BAB III

3.1 PENUTUP................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................36

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam dengan mengumpulkan dan
mencari hubungan di antaranya untuk memperoleh manfaat. Pemahaman Fisika
ditujukan kepada kemampuan mahasiswa untuk memahami hokum-hukum
Fisika. Penerapan Fisika dalam kehidupan sehari-hari pe nerapan Fisika dalam
teknologi, pengembangan Fisika dan pengembangan kemampuan diri dalam
bidang keahlian khusus.

Termodinamika (Bahasa Yunani: thermos = panas dan Dynamic = perubahan)


adalah energy, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.Termodinamika
berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan
termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud
atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah “termodinamika” biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses “super pelan”. Proses termodinamika
bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini


tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini
berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun
kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan. Contoh termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam
abad ke-20 dan riset sekarang ini tetang termodinamika benda hitam.

1
Pada dasarnya, termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang panas
sebagai energi yang mengalir. Oleh karena itu, sejarah berkembangnya ilmu
termodinamika berawal sejak manusia mulai “memikirkan” tentang panas.
Orang yang pertama kali melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia
mengatakan bahwa panas adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari
panas.

2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Sesuai dengan topik yang ingin dibahas, kompetensi yang hendak dicapai
adalah :

1. Standard Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep Ilmu Fisika terapan mengenai hokum
termodinamika.
2. Kompetensi dasar
1. Mahasiswa mampu memahami teori-teori dasar termodinamika serta
perbandingan jenis-jenis kalor dalam Ilmu Fisika Terapan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori dalam kehidupan sehari-hari
mengenai perpindah kalor jenis dan perbandingan suhu.
3. Mahasiswa mampu menghitung teori suhu, perpindahan kalor jenis pada
pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
4. Mahasiswa mampu menganalisis perbedaan antara celcius, farenheit dan
kelvin serta perpindahan kalor jenis.

BAB II

3
MENERAPKAN KONSEP SUHU DAN KALOR

2.1.1 TEORI PANAS

A.    Pengertian Kalor

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda.

Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia
perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki
satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas
yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius.

B.     Teori Kalor Dasar :

1.      Kalor yang diterima sama dengan  kalor yang dilepas : Azas Black ,


Penemu adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris.

2.      Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan . Penemunya adalah


Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat

3.      Kalor adalah salah satu bentuk energi , Ditemukan oleh Robert Mayer
(1814 - 1878)

4.      Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik
digagas oleh James Prescott (1818 - 1889)

C. Aplikasi Kalor Dalam kehidupan Sehari-hari:

4
1.      Termos

Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar
tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos
dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos,
yaitu dengan cara:

permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak
yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan
radiasi kembali ke dalam termos,

dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor
secara konduksi, dan

ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi
dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

2.      Setrika

Setrika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan
kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan
seterika terbuat dari bahan yang bersifat isolator.

3.      Panci Masak

Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal
ini untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari
bahan yang bersifat isolator untuk menahan panas.

D. Aplikasi Kalor Dalam Teknologi:

Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau


sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar
teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang
bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling
umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya.
5
Pompa kalor bisa disamakan dengan mesin kalor yang beroperasi dengan cara
terbalik. Satu tipe yang paling umum dari pompakalot dengan menggunakan
sifat fisik penguapan dan pengembunan suatu fuikkda yang disebut
refrigeran.Pada aplikasi sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin ruangan,
pompa kalor merujuk pada alat pendinginan kompresi-uap yang mencakup
saluran pembalik dan penukar panas sehingga arah aliran panas bisa dibalik.
Secara umum, pompa kalor mengambil panas dari udara atau dari permukaan.
Beberapa jenis pompa kalor dengan sumber panas udara tidak bekerja dengan
baik setelah temperatur jatuh di bawah -5 oC (23 oF).

Cara Kerja

Berdasarkan pada hukum kedua termodinamika, panas tidak bisa secara spontan


mengalir dari sumber bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur tinggi;
suatu kerja dibutuhkan untuk melakukan ini. Pompa kalor berbeda dalam hal
bagaimana mereka mengaplikasikan kerja tersebut untuk memindahkan panas,
namun pada dasarnya pompa kalor adalah mesin kalor yang bekerja secara
terbalik. Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke
lokasi yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja.
Kebalikannya, pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi
termal dari lokasi yang lebih dingin ke lokasi yang lebih panas.

Sejak pompa kalor menggunakan sejumlah kerja untuk memindahkan panas,


sejumlah energi yang dibuang ke lokasi yang lebih panas mengandung kalor
yang lebih tinggi dari pada sejumlah kalor yang diambil dari sumber dingin.
Satu tipe pompa kalor bekerja dengan mengeksploitasi sifat fisik penguapan
dan pengembunan fluida yang disebut refrigran. Fluida yang bekerja, pada
keadaan gasnya, diberi tekanan dan disirkulasikan menuju sistem
dengan kompresor. Pada satu sisi dari kompresor, di mana gas dalam keadaan
panas dan bertekanan tinggi, didinginkan di penukar panas yang
disebut kondenser, hingga fluida itu mengembun pada tekanan tinggi.
Refrigeran yang telah mengembun melewati alat penurun tekanan yang dapat
dilakukan dengan memperluas volume saluran (memperlebar saluran atau
memperbanyak cabang), atau juga bisa dengan penghambat berupa turbin. Lalu,

6
refrigeran yang berbentuk cair masuk ke sistem yang ingin didinginkan. Dalam
proses pendinginan itu, refrigeran mengambil panas sehingga refrigeran
kembali menguap dan sistem menjadi dingin.

Dalam sistem seperti ini, sangat penting bagi refrigeran untuk mencapai suhu
tinggi ketika diberi tekanan, karena panas sulit bertukar dari fluida dingin ke
lokasi yang lebih panas secara spontan. Dalam hal ini, refrigeran harus bersuhu
lebih tinggi dari temperatur penukar panas. Dengan kata lain, fluida harus
bertekanan rendah jika ingin mengambil kalor dari suatu sistem dan menguap,
dan fluida harus bertekanan tinggi jika ingin membuang kalor dan mengembun.
Hal ini sesuai dengan persamaan gas ideal yang menyatakan bahwa temperatur
berbanding lurus dengan tekanan. Jika hal ini tercapai, efisiensi tertinggi akan
tercapai.

2.1.2  HUKUM-HUKUM DASAR TERMODINAMIKA

Terdapat emat Hukum Dasar yang berlaku di dalam system termodinamika,


yaitu:

A.  Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya

B. Hukum Pertama Termodinamika

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem.
7
C. Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan


bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

D. Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol

E. Aplikasi Hukum Termodinamika Dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Hukum Termodinamika

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.


Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat
raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan
pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi
antara system dan lingkungan. Ada tiga jenis system berdasarkan jenis
pertukaran yang terjadi antara system dan lingkungan

1. Sistem Terisolasi : tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkuangan. Contoh seperti sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti
tabung gas terisolasi.

2. Sistem Tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak
terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari

8
sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran
kerja dengan lingkungan. 

3. Sistem Terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda
disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.

Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari


lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi
yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem. Terdapat
empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam system termodinamika, yaitu:

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
system ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainya.

2. Hukum Pertama Termodinamika

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem. Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan
mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan
perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling
umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi: Kenaikan energi
internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas
yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh
sistem terhadap lingkungannya.

Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan
kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh
Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut

9
'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan
dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

Hukum kekekalan energi: Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dihancurkan/dihilangkan. Tetapi dapat ditransfer dengan berbagai cara.

Aplikasi: Mesin-mesin pembangkit energi dan pengguna energi. Semuanya


hanya mentransfer energi, tidak menciptakan dan menghilangkan.

3. Hukum Kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan


bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,mendekat inilai
maksimumnya. Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa
mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi
adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung
satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan
entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.

Aplikasi: Kulkas harus mempunyai pembuang panas di belakangnya, yang


suhunya lebih tinggi dari udara sekitar. Karena jika tidak Panas dari isi kulkas
tidak bisa terbuang keluar. Formulasi Kelvin-Planck atau hukum
termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-
mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua
proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai
contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah
tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi
beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk
menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah,
yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi
tentang mesin kalor. Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi
mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
10
Dalam mesin mobil misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan bakar
diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita
ketahui bahwa pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu disertai
pengeluaran gas buang, yang membawa sejumlah energi panas. Dengan
demikian, hanya sebagian energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang
diubah ke energi mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit tenaga
listrik; batu bara atau bahan bakar lain dibakar dan energi panas yang dihasilkan
digunakan untuk mengubah wujud air ke uap. Uap ini diarahkan ke sudu-sudu
sebuah turbin, membuat sudu-sudu ini berputar. Akhirnya energi mekanik
putaran ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik.

4. Hukum Ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Hukum suhu 0 Kelvin (-273,15 Celcius): Teori termodinamika menyatakan


bahwa panas (dan tekanan gas) terjadi karena gerakan kinetik dalam skala
molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka suhu material tsb akan mencapai 0
derajat kelvin. Aplikasi: Kebanyakan logam bisa menjadi superkonduktor pada
suhu sangat rendah, karena tidak banyak keacakan gerakan kinetik dalam skala
molekular yang menggangu aliran elektron.

Contoh soal

Gambar di dibawah menunjukkan bahwa 1.200 J kalor mengalir secara spontan


dari reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K.
Tentukanlah jumlah entropi dari sistem tersebut. Anggap tidak ada perubahan
lain yang terjadi.

Jawab

Diketahui Q = 1.200 J, T1 = 600 K, dan T2 = 300 K.

11
Perubahan entropi reservoir panas:

ΔS1 = Q1/T1 = -1.200J/600K = -2J/K

Perubahan entropi reservoir dingin:

ΔS2 = Q2/T2 = 1.200J/300K = 4J/K

Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi setiap
reservoir:

ΔSsistem = ΔS1 + ΔS2 = –2 J/K + 4 J/K = +2 J/K

b. Mesin Pendingin

Mesin yang menyerap kalor dari suhu rendah dan mengalirkannya pada suhu
tinggi dinamakan mesin pendingin (refrigerator).Misalnya pendingin rungan
(AC) dan almari es (kulkas). Perhatikan Gambar 9.9! Kalor diserap dari suhu
rendah T2 dan kemudian diberikan pada suhu tinggi T1. Berdasarkan hukum II
termodinamika, kalor yang dilepaskan ke suhu tinggi sama dengan kerja yang
ditambah kalor yang diserap (Q1 = Q2 + W)

Gambar 9.9 Siklus mesin pendingin.

Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q 1) dengan usaha yang diperlukan (W)
dinamakan koefisien daya guna (performansi) yang diberi simbol Kp. Secara
umum, kulkas dan pendingin ruangan memiliki koefisien daya guna dalam
jangkauan 2 sampai 6. Makin tinggi nilai Kp, makin baik kerja mesin tersebut.

Kp = Q2 /W

Untuk gas ideal berlaku:

Kp = (Q2/Q1-Q2) = (T2/T1-T2)

Keterangan

Kp : koefisien daya guna

Q1 : kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)


12
Q2 : kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah (J)

W : usaha yang diperlukan (J)

T1 : suhu reservoir suhu tinggi (K)

T2 : suhu reservoir suhu rendah (K)

Contoh Soal

Mesin pendingin ruangan memiliki daya 500 watt. Jika suhu ruang -3 oC dan
suhu udara luar 27 oC, berapakah kalor maksimum yang diserap mesin
pendingin selama 10 menit? (efisiensi mesin ideal).

Penyelesaian:

Diketahui: P = 600 watt (usaha 500 J tiap 1 sekon)

T1 = 27 oC = 27+ 273 = 300 K

T2 = -3 oC = -3 + 273 = 270 K

Ditanya: Q2 = … ? (t = 10 sekon)

Jawab:

Kp = T2/(T1-T2)

Q2/W = T2/(T1-T2)

Q2 = T2/(T1-T2)W = (270)(300-270)(500)=4.500J (tiap satu sekon)

Dalam waktu 10 menit = 600s

Q2=4.500 x 600 = 2,7×106 J

F. Aplikasi Hukum Termodinamika II Dalam Teknologi

Mesin diesel

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu komprei, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi
gas yang dikompresi,dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).

13
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada 23 Februari1893. Diesel menginginkan sebuah mesin
untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu
batu bara.Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran
Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang
(lihat biodiesel).Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F.
Kettering.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran)
dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang
bakar). Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih
tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu
atau dua torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki
satu torak.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak
yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga
torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan
diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi. Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel
dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless
injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel
yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel
(sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).

Pada mesin Diesel, dibuat ”ruangan” sedemikian rupa sehigga pada ruang itu
akan terjadi peningkata suhu hingga mencapai ”titik nyala” yang sanggup
”membakar” minyak bahan bakar. Pemampatan yang biasanya digunakan
hingga mencapai kondisi ”terbakar” itu biasanya 18 hingga 25 kali dari volume
ruangan normal. Sementara suhunya bisa naik mencapai 500⁰ C . Cara kerjanya
mudah, minyak solar yang sudah dicampur udara (seperti yang keluar dari
14
semprotan obat nyamuk) disemprotkan ke dalam ruangan yang telah ”mampat”
dan bersuhu tinggi, sehingga dapat langsung membuat ”kabut solar” tadi
meledak dan mendorong ”piston” yang kemudian akan menggerakkan poros-
poros roda, singkatnya menjadi TENAGA. Kejadian ini berulang-ulang dan
tenaga yang muncul pun dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil,
generator listrik, dan sebagainya.

 Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh


Hukum Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran.
Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston
yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa
saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top
Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan
tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan
tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat.
Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston
mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan
bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi
langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam
ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana
piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).

Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang


dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear.
Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft
dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga
putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan


komponen:Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara
yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh
turbin pada turbo/supercharger.

Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah
governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu para
putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas

15
listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat
berkerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi
maka bisa mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik.
Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai
tujuan ini melalui elektronik kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit
(ECU) – yang merupakan “komputer” dalam mesin. ECM/ECU menerima
sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari
tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan
bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidrolik untuk mengatur
kecepatan mesin

2.2 MENGUASAI KONSEP SUHU DAN KALOR

16
2.2.1 SUHU ( TEMPERATUR)

Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran pokok. Satuan suhu dalam SI
adalah Kelvin ( K ).

1. Alat Ukur Suhu

Untuk mengetahui besar suhu suatu benda secara tepat , kita memerlukan alat
ukur suhu yaitu thermometer. Termometer memanfaatkan perubahan sifat fisik
benda atau zat akibat adanya perubahan suhu. Sifat ini disebut sifat
termometrik. Berbagai jenis thermometer dibuat berdasarkan sifat- sifat
termometrik zat.

Termometer zat cair dibuat dengan menggunakan pipa kapiler yang diisi
dengan raksa atau alcohol. Jika pipa kapiler terkena panas maka raksa atau
alcohol di dalam pipa akan memuai. Posisi raksa atau alcohol dalam pipa
kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda.

Caranya menggunakan thermometer adalah dengan menempelkan termometer


pada benda tersebut. Setelah termometer disentuhkan maka akan terjadi aliran
kalor dari benda ke termometer.

17
2. Perbandingan skala dari berbagai thermometer

C R F K

1 8 1 1
0 0 8 0
0 0 0

5 4 9 5

18
 TR = Tc = ( Tf – 32)
 Tc = ( Tf – 32 ) = TR
 Tf = TC + 32 = TR + 32
 Dalam sistem Internasional ( SI) satuan suhu adalah Kelvin ( K).
Hubungan derajat Celcius

TK = Tc + 273

KALOR

Kalor ( Q ) adalah energy panas yangmerambat dari benda yang suhunya tinggi
ke benda yang suhunya rendah. Satuan kalor dalam SI adalah Joule.1 kalori
( kal ) = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kalori. 1 kalori adalah jumlah panas yang

diperlukan untuk menaikkan suhu 10C pada 1 gram air.

PERPINDAHAN KALOR

Terdapat tiga mekanisme perpindahan kalor antar-medium:

 Konduksi: konduksi adalah perpindahan kalor dengan cara menempelkan


langsung antara dua medium yang berbeda temperatur. Misalnya, kita memasak
air dengan panci alumunium yang terhubung langsung tanpa ada pemisah.

 Konveksi: konveksi adalah perpindahan kalor melalui aliran massa suatu


medium perantara. Misalnya, pada radiator pendingin mesin menggunakan air
sebagai medium alir penghantar kalor.

 Radiasi: radiasi adalah perpindahan kalor melalui pancaran radiasi


elektromagnetik. Misalnya, sinar matahari yang sampai ke bumi tanpa medium
apa pun di ruang hampa udara.

19
1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi

kalor

Kalor mengenai satu bagian benda sehingga atom-


atom

di bagian tersebut bergetar kencang

 Getaran tersebut memaksa atom di sekitarnya ikut bergetar

 Atom yang di sebelah, memaksa atom di sebelahnya lagi ikut bergetar

 Akhirnya, atom di ujung yang lain benda tersebut ikut bergetar

 Terjadi perambatan getaran.

 Perambatan getaran ini yang merepresentasikan perambatan kalor dalam


zat

 Contoh konduksi

20

Kalor dari ujung batang yang satu


ke ujung yang lain merambat
melalui konduksi
Kalor dari dalam elemen
ke permukaan luar setrika
merambat melalui konduksi

Lajur kalor dalam peristiwa konduksi :

∆T
H=kA
L

Dengan :

H = arus kalor(J/s)

K = konduktivitas termal (W/m°C)

A = Luas penampang aliran (m2)

Tb = temperatur tinggi (°C)

Ta = temperatur tinggi (°C)

L = panjang penghantar (m)

2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi

 Massa jenis yang kecil akan ke atas dan massa jenis yang besar akan ke
bawah

 Molekul-molekul zat cair yang berada di bawah (bergerak lebih kencang)


21
bergerak naik

 Molekul-molekul zat cair yang berada di atas (bergerak


lebih lambat) bergerak naik

 Akibatnya, bagian atas zat cair menjadi panas

 Kita katakan kalor telah berpindah dari bagian bawah ke bagian atas

Keterangan:

H = laju kalor (watt atau J/s)

h = koefisien konveksi bahan (W m-2K-1)

A = Luas penampang yang bersentuhan dengan fluida (m2)

= beda suhu antara benda dan fluida (K atau oC)


∆T

3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi

22
Laju kalor dalam peristiwa radiasi,kemudian diberi nama
Hukum Stefan Boltzmann: W = e σ T4

Keterangan:

W = daya/laju kalor(W )

E = emisivitas benda

= konstanta Stefan (5,67 x 10-8 W m-2 K-4)

T = suhu benda (K)

Σ = tetapan Stefan = 5,672 x 10-8 Wm-2K4

23
2.3 MENGUASAI PENGARUH KALOR TERHADAP ZAT

2.3.1 PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU DAN PERUBAHAN


WUJUD ZAT

1. Kalor Jenis

Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1°C
dalam setiap 1 kg massa. Kalor jenis dinyatakan dengan persamaan:

C = ∆Qm∆T atau ∆Q = mc∆T

Dengan

c = kalor jenis (J/kg°C atau J/kg K)

m = massa zat (kg)

ΔT = perubahan suhu (°C atau K)

∆Q = jumlah kalor ( J )

24
Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu
zat tanpa memperhatikan massa zat. Kapasitas kalor dilambangkan dengan C
(perhatikan perbedaan simbol C dan c). Kapasitas kalor dinyatakan dengan
persamaan:

1. Asas black

Perpindahan kalor akan berhenti saat terjadi kesetimbangan kalor. Artinya


aliran kalor akan terhenti sampai kalor benda yang melepas kalor sama dengan
benda yang menerima kalor.

Asas Black dinyatakan sebagai berikut:

Qlepas = Qditerima

PERUBAHAN WUJUD ZAT

Dalam kehidupan sehari- hari kita mengenal tiga wujud zat, yakni padat, cair ,
dan gas. Zat- zat tersebut dapat berubah wujud jika diberikan kalor. Kalor yang
diserap zat menyebabkan:

 Suhu benda meningkat

 Suhu yang meningkat menyebabkan gerakan partikel (atom/molekul) lebih


cepat

 Gejala ini menyebabkan beberapa implikasi seperti berikut ini.


25
 Gerakan partikel yang makin cepat menyebabkan partikel cenderung
melepaskan diri dari posisi seimbangnya

 Jika gerakan makin cepat lagi (suhu makin tinggi) partikel-partikel yang
semula berada pada posisi seimbang masing-masing (zat) padat menjadi
menempati posisi yang acak (zat cair). Tetapi secara rata-rata jarak antar
partikel tidak berubah banyak. Peristiwa ini disebut peleburan.

 Jika gerakan makin cepat lagi sehingga gaya antar partikel tidak sanggup
lagi mengumpulkan partikel-partikel tersebut maka benda berubah menjadi gas

 Jika gerakan partikel makin cepat lagi sehingga elektron-elektron yang ada
di atom terlepas dan materi berubah menjadi kumpulan partikel bermuatan
positif dan negatif maka materi berubah menjadi plasma

Padat Cair Gas Plasma

Makin banyak kalor diserap

Pada gambar 1 ditunjukkan diagram perubahan wujud zat

Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair, membeku adalah
perubahan wujud dari cair menjadi padat, menguap adalah perubahan wujud

26
dari cair menjadi gas, menyublim adalah perubahan wujud dari padat langsung
langsung menjadi gas ( tanpa melalui wujud cair ), deposisi adalah kebalikan
dari menyublim yaitu perubahan langsung dari wujud gas ke wujud padat. Pada
gambar, panah ke bawah menyatakan dilepaskan kalor dan panah ke atas
menyatakan diperlukan kalor.

1. Melebur dan Membeku

Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Kalor yang
diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi zat cair dinamakan
kalor laten lebur atau kalor lebur. Kalor yang dilepaskan pada waktu zat
membeku dinamakan kalor laten beku atau kalor beku. Untuk zat yang sama,
kalor lebur = kalor beku. Kedua jenis kalor laten ini disebut kalor lebur dan
diberi simbol Lf. Jika banyak kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya m
kg untuk melebur adalah Q Joule, maka:

Lf = Q/m atau Q = mLf

Keterangan: m=massa ( kg)

Q = jumlah kalor (J)

Lf = kalor lebur ( J/kg)

2. Menguap, Mendidih, dan Mengembun

27
Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi uap. Pada waktu
menguap zat memerlukan kalor. Peristiwa yang memperlihatkan bahwa pada
waktu menguap memerlukan kalor adalah mendidih. Pada waktu mendidih,
suhu zat tetap sekalipun pemanasan terus dilakukan. Semua kalor yang
diberikan pada zat cair digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi
uap. Suhu tetap ini disebut titik didih yang besarnya sangat bergantung pada
tekanan di permukaan zat itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut titik
didih normal

Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat 1 kg zat cair menjadi uap
pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten uap atau kalor uap. Kalor uap
disebut juga kalor didih. Sedangkan kalor yang dilepaskan untuk mengubah
wujud 1 kg uap menjadi cair pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten
embun atau kalor embun. Kalor didih = kalor embun. Jika banyaknya kalor
yang diperlukan untuk mendidihkan zat yang massanya m kg adalah Q Joule,
maka:

Lv = Q/m atau Q = mLV


Keterangan: m = massa ( kg)
Q = jumlah kalor ( J)
LV = kalor uap ( J/kg)

3. Menyublim

Menyublim adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi gas atau sebaliknya
dari gas langsung menjadi padat. Contoh menyublim adalah berubahnya wujud
kapur barus menjadi gas.

28
PEMUAIAN ZAT

1. Pemuaian Panjang

Pemuaian panjang terjadi pada zat padat yang berbentuk batang atau silinder
yang lebar penampangnya lebih kecil daripada panjangnya. Pada pemuaian
panjang dikenal istilah koefisien muai panjang ( α ), yaitu perbandingan antara
pertambahan panjang terhadap panjang awal benda per satuan kenaikan suhu.

Pertambahan panjang suhu benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis dengan
persamaan:

∆l = l α ∆T atau lt = l ( 1 + α ∆T )

Keterangan: l. = panjang benda mula- mula ( m )

∆l = pertambahan panjang benda ( m )

α = koefisien muai panjang ( K-1 atau °C-1)

∆T = kenaikan suhu ( K atau °C )

Lt = panjang benda setelah kenaikkan suhu ( m )

2. Pemuaian Luas

Pemuaian luas terjadi pada zat padat yang berbentuk lempengan atau pelat tipis.

Pertambahan luas bidang suatu benda jika suhu dinaikkan dapat ditulis sebagai:

29
∆A = Aß ∆T atau At = A ( 1 + ß ∆T)

Keterangan :

A = luas bidang benda mula- mula ( m2 )

∆A = pertambahan luas ( m2 )

ß = koefisien muai luas ( K-1 atau °C-1 )

∆T = kenaikkan suhu ( K atau °C )

At = luas setelah kenaikkan suhu ( m2 )

3. Pemuaian Volume

Pemuaian volume juga disebut muai ruang. Muai volume terjadi pada zat padat,
cair, dan gas. Pertambahan volume suatu benda jika suhunya dinaikkan dapat
ditulis sebagai berikut :

∆V = Vγ ∆T atau Vt = V ( 1 + γ ∆T)

Keterangan :

V = Volume benda mula- mula ( m3)

∆V= kenaikkan volume ( m3 )

∆T= kenaikkan suhu ( K atau °C )

γ = koefisien muai ruang ( K-1 atau °C-1 )

Vt = volume setelah kenaikkan suhu ( m3 )

30
Contoh Soal

1. Berapa banyak kalor diperlukan untuk mengubah 10gr es pada 0⁰C menjadi
air 50⁰C?

penyelesaian:

Dik: me = 10 g = 10 X 10-3 kg. c = 4200 J/kg K


To = 0°C Lf = 3,3 X 105 J/kg
T = 50°
Dit : Q?
Jawab :

Kalor yang diterima es 0°C untuk melebur semua menjadi air 0°C

Q1 = meLf

= (10 x 10-3 kg)(3,3 x 105J/kg)

= 3,3 x 103 J

Kalor yang diterima air 0° C untuk menjadi air pada suhu 50° C Q2 =
mec∆T

= (10 x 10-3kg)(4200 J/kg K)(50K)

= 2,1 x 103J

Maka banyak kalor yang diperlukan,

QT = Q1 + Q2

= 3,3 x 103 J + 2,1 x 103 J

31
= 5,4 x 103 J

1. berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 50 g air pada


100°C menjadi uap pada 100°C?

Penyelesaian:

Dik: ma = 50 g = 50 x 10-3kg

Lv = 2256 x 103J/kg

T = 1000C

Dit: Q?

Jawab:

Q = mLv

= (50 x 10-3 kg)(2256 x 103 J/kg)

= 112800 J

2. Berapakah besar kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg air

dari suhu 32° C hingga 80oC?

Diketahui: m = 2 kg

∆ T =T 2−T 1=80−32=48

Penyelesaian: Q=….?

Penyelesaian:

Q=mc ∆ T =2 x 4.190 x 48=4,0224 X 105 J

Sebatang besi bermassa 1 kg dipanaskan hingga mencapai suhu 100 oC.


Batang besi ini kemudian dicelupkan ke dalam 1 liter air yang berada
dalam suhu kamar. Berapakah suhu akhir sistem ini?

Diketahui: mbesi = 1kg

32
Vair 1L, mair = air Vair 1.000kg / m3 1L  1kg

Ditanyakan: suhu akhir sistem=….?

Penyelesaian:

Kita nyatakan dulu persamaan kalor untuk besi. Besi dicelupkan ke


dalam air yang bersuhu kamar (sekitar 27 oC). Dengan, demikian, suhu
akhir besi akan turun sampai suhu akhir T, yang pasti lebih kecil
daripada 100 oC.

Qb=mb c b ∆ T

= 1x 470x (100 - T )

3. Nyatakan persamaan kalor untuk air yang dicelupkan besi panas.


Suhu akhir air akan naik sampai suhu T yang pasti lebih tinggi
daripada 27o C

Qa =m a c a ∆ T a =1 X 4.200 X (T −27)

Agar proses perpindahan panas terhenti, Qa = Qb .

470(100 - T ) = 4.200(T - 27)

47T = 420 -11.340

16.040 = 467T T = 34,34o

33
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN:

 Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan


1°C dalam setiap 1 kg massa
 Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk meningkatkan
suhu zat tanpa memperhatikan massa zat
 Perpindahan kalor akan berhenti saat terjadi kesetimbangan kalor.
Artinya aliran kalor akan terhenti sampai kalor benda yang melepas
kalor sama dengan benda yang menerima kalor.
 Asas Black dinyatakan sebagai berikut:

Qlepas = Qditerima

 Perubahan wujud zat:


a. Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair
b. Membeku adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi padat
c. Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi gas
d. Mengembun adalah perubahan wujud zat dari gas menjadi cair
e. Menyublim adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi gas
f. Deposisi adalah kebalikan dari menyublim, yaitu perubahan
wujud zat dari gas menjadi padat
 Kalor lebur = kalor beku
 Banyak kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya m kg untuk
melebur adalah Q Joule, maka:

34
Lf = Q/m atau Q = mLf

Kalor didih = kalor embun

 Banyak kalor yang diperlukan untuk mendidihkan zat yang massanya m


kg adalah Q Joule, maka:

Lv = Q/m atau Q =mLV

 Pemuaian panjang terjadi pada zat padat yang berbentuk batang atau
silinder yang lebar
 penampangnya lebih kecil daripada panjangnya.
 Pemuaian luas terjadi pada zat padat yang berbentuk lempengan atau
pelat tipis.
 Pemuaian volume juga disebut muai ruang. Muai volume terjadi pada
zat padat, cair, dan gas.

35
Daftar Pustaka

Moran. 2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga


http://www.gurumuda.com/kalor-kalor-jenis-kapasitas-kalor
http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Fisika/
http://www.gurumuda.com/kerja-suhu-kalor-sistem-lingkungan-energi-dalam
http://community.um.ac.id/showthread.php?75280-Azas-Kekekalan-Energi
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1922136-hubungan-antara-kalor-dengan energi/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1922136-hubungan-antara-kalor-dengan-energi/
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Buchori Luqman (2013). Perpindahan Panas. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik UNDIP Semarang.

Darrany Yunus, Asyari. (2015). Diktat Termodinamika II. Universitas Darma :


Jakarta.

Hamid Ahmad Abu (2013) . Kalor dan Termodinamika. Universitas Negeri Yogyakarta.

Holman J.P (1984). Perpindahan Kalor / Edisi Kelima : Erlangga, Jakarta. Koestoer, Artono
(2013). Perpindahan Panas. Salemba, Jakarta.

Parkins Reynold.c (1991). Termodinamika Teknik. Erlangga : Bandung.

Satriawan Mirza (2013). Termodinamika. Bahan ajar mahasiswa fisika. Universitas Gadjah
Mada.

Donald Pitts R dan Leighton Sissiom E. (2011). Perpindahan Kalor/Edisi Kedua : Erlangga,
Jakarta.

36
i

Anda mungkin juga menyukai