Pembimbing:
Mayor Laut (K/W) dr Titut Harnanik, M.Kes
Penyusun :
Shanfeiki Purnomo 2017.04.2.0157
Firza Nurul Ziana 2019.04.2.0084
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan rahmatNya, kami bisa menyelesaikan referat dengan topik
“HUBUNGAN ANTARA TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP
SENSITIVITAS OBAT” dengan lancar. Referat ini disusun sebagai salah satu
tugas wajib untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian LAKESLA
Surabaya, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang
bermanfaat bagi pengetahuan penulis maupun pembaca.
Dalam penulisan dan penyusunan referat ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:
Kami menyadari bahwa referat yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan. Semoga referat ini dapat memberi manfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2
2.1 Terapi Oksigen Hiperbarik ......................................................... 2
2.1.1 Definisi Terapi Oksigen Hiperbarik .................................. 2
2.1.2 Sejarah Terapi Oksigen Hiperbarik ................................. 2
2.1.3 Hukum-hukum Fisika pada Terapi Oksigen Hiperbarik ... 3
2.1.4 Macam-macam Chamber Hiperbarik ............................... 4
2.1.5 Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik .................................. 6
2.1.6 Kontraindikasi Terapi Oksigen Hiperbarik ....................... 7
2.2 Metformin .................................................................................... 9
2.2.1 Definisi ............................................................................ 9
2.2.2 Mekanisme Kerja ............................................................. 9
2.2.3 Indikasi .......................................................................... 11
2.2.4 Kontraindikasi ................................................................ 11
2.2.5 Efek Samping ................................................................ 11
2.2.6 Hubungan Metformin dengan Terapi HBO ..................... 12
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................. 14
BAB 4 KESIMPULAN .................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
LAMPIRAN JURNAL ................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Tahun 1930an, penelitian-penelitian tentang penggunaan
oksigen hiperbarik mulai dilaksanakan dengan lebih terarah dan
mendalam. Sampai kemudian sekitar tahun 1960an Dr. Borrema
memaparkan hasil penelitiannya tentang penggunaan oksigen
hiperbarik yang larut secara fisik didalam aliran darah, sehingga
dapat memberi hidup pada keadaan tanpa Hb yang disebut life
without blood. Hasil penelitiannya tentang pengobatan gas
gangren dengan oksigen hiperbarik membuat ia dikenal sebagai
Bapak RUBT. Sejak saat itu terapi oksigen hiperbarik
berkembang pesat dan terus berlanjut sampai saat ini. (Rijadi,
2016)
3
Pengobatan oksigen hiperbarik secara umum didasarkan pada
pemikiran-pemikiran/alasan-alasan sebagai berikut (Rijadi, 2016)
a. Pemakaian tekanan akan memperkecil volum gelembung gas
dan penggunaan oksigen hiperbarik juga akan mempercepat
resolusi gelembung gas
b. Daerah-daerah atau tempat-tempat yang iskemik atau hipoksik
akan menerima oksigen secara maksimal
c. Pada daerah yang iskemik, oksigen hiperbarik
mendorong/merangsang pembentukan pembuluh darah kapiler
baru
d. Penekanan pertumbuhan kuman-kuman baik gram positif
maupun gram negatif dengan pemberian OHB
e. Oksigen hiperbarik mendorong pembentukan fibroblas dan
meningkatkan efek fagositosis (bakterisidal) dari leukosit.
4
Karena karyawan tersebut menghirup udara selama
perawatan (tidak menggunakan masker), asupan nitrogennya
harus dipantau, karena ini menimbulkan risiko masalah yang
serupa dengan yang kadang-kadang dikembangkan oleh
penyelam scuba (misalnya, penyakit dekompresi [DCS]).
(Latham, 2016)
b. Monoplace Chamber
Sebuah ruang monoplace mengkompresi satu orang pada
satu waktu, biasanya dalam posisi berbaring. Gas yang
digunakan untuk menekan chamber biasanya 100% oksigen.
Beberapa chamber memiliki masker yang tersedia untuk
menyediakan gas pernafasan alternatif (seperti udara). Tender
mengawasi pasien dari luar chamber dan peralatan tetap
berada di luar chamber. Hanya saluran intravena dan saluran
ventilasi tertentu yang dapat masuk ke dalam chamber. Kamar
duoplace yang baru bisa menampung dua orang. Cara kerja
5
chamber duoplace mirip dengan chamber monoplace.
(Latham, 2016)
6
10. Abses intrakranial
11. Infeksi akibat nekrosis jaringan lunak
12. Refractory Osteomyelitis
13. Anemia berat
14. Luka bakar
7
High fever Higher risk of seizures Provide antipyretic
Ensure company has
Malfunction or
Pacemakers or pressure-tested device
deformation of device
epidural pain pump and learn to what
under pressure
depth
Unknown effect on fetus
None, but HBOT may
(Previous studies from
Pregnancy be used in
Russia suggest HBOT
emergencies
is safe.)
Should be stable on
May have lower seizure medications; may be
Seizures
threshold treated with
benzodiazepines
Upper respiratory Resolution of
infection (URI) Barotrauma symptoms or
decongestants
No treatment for
Bleomycin Interstitial pneumonitis extended time from
use of medication
No treatment for
Cisplatin Impaired wound healing extended time from
use of medication
Blocks superoxide
dismutase, which is
Disulfiram Discontinue medication
protective against
oxygen toxicity
Discontinue and
Sulfamylon Impaired wound healing
remove medication
8
2.2 Metformin
2.2.1 Definisi
Metformin adalah golongan dimetil biguanide merupakan
OHO yang dipakai untuk menurunkan kadar glukosa darah
pada pasien diabetes mellitus tipe II, penggunaannya bertujuan
untuk menurunkan resistensi insulin dengan memperbaiki
sensitivitas insulin terhadap jaringan.
9
(2010) mendapatkan adanya efek inhibisi glukoneogenesis
hepatik pada tikus yang dijadikan defisiensi AMPK. Penelitian
lain mendapatkan adanya aktivasi AMPK dan inhibisi
glukoneogenesis pada tikus yang mengalami defisiensi OCT1.
Hal tersebut menandakan adanya efek inhibisi glukoneogenesis
oleh metformin dapat terjadi secara tergantung AMPK ataupun
tidak tergantung AMPK (Foretz et al., 2010 ; Kim et al., 2008) .
10
2.2.3 Indikasi
Metformin tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen.
Metformin biasa digunakan pada terapi diabetes pada orang
dewasa. Dosis metformin adalah 1-3 gram sehari dibagi dalam
2-3 kali pemberian (Suherman, 2009).
2.2.4 Kontraindikasi
Metformin tidak boleh diberikan pada kehamilan, pasien
penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia, penyakit
jantung kongestif dan penyakit paru dengan hipoksia kronik.
Pada pasien yang akan diberikan zat kontras intravena atau
yang akan dioperasi, pemberian obat ini harus dihentikan.
Setelah lebih dari 48 jam, obat ini dapat diberikan dengan
catatan bahwa fungsi ginjal harus tetap normal. Hal ini untuk
mencegah terjadinya pembentukan laktat yang berlebihan dan
dapat berakhir fatal akibat terjadinya asidosis laktat (Suherman,
2009).
11
2.2.6 Hubungan Metformin dengan terapi HBO
Meskipun sejarah panjang dan keberhasilan metformin
sebagai pengobatan untuk diabetes tipe 2, ada insiden
kumulatif pada studi 5 tahun di Inggris, bahwa kegagalan
monoterapi Metformin adalah 21% dari 4360 pasien dengan
diabetes tipe 2. Bahkan, untuk mengatasi masalah kegagalan
monoterapi Metformin, pasien diberikan kombinasi obat anti-
diabetes oral, seperti turunan Thiazolidinediones -
Rosiglitazone, turunan Sulphonylureas - Glibenclamide atau
analog insulin. Kemajuan komplikasi diabetes peristiwa
kardiovaskular seperti itu masih terjadi (Khan et al. 2006).
12
kondisi hiperglikemia. Terapi HBO memiliki efek yang sama
dengan olahraga sehingga mampu mengaktifkan AMPK,
sehingga glukosa dapat digunakan sebagai sumber daya ATP.
Namun, mekanisme spesifik aksi kombinasi Metfomin dan terapi
HBO masih harus ditentukan.
13
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Laktat ↑
O2 sel ↑ dalam
Hiperoksia
Metabolism aerob
Hiperglikemia
Glukosa
eNOS↑ AMPK
ATP
NO↑
Endotel
vascular
terlindungi
14
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN JURNAL
17