Oleh :
Pembimbing :
dr. Semuel A .Wagiu, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena
Hiperbarik berasal dari kata hyper berarti tinggi, bar berarti tekanan.
Dengan kata lain terapi oksigen hiperbarik adalah terapi dengan menggunakan
tekanan yang tinggi. Pada awalnya terapi oksigen hiperbarik hanya digunakan
oksigen hiperbarik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Sejarah Hiperbarik
tahun 1930. Saat itu terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para
yang timbul akibat perubahan tekanan udara saat menyelam, sehingga fasilitas
terapi tersebut sebagian besar hanya dimiliki oleh beberapa rumah sakit TNI AL
dimanfaatkan pada tahun 1960 oleh Lakesla yang bekerjasama dengan RSAL Dr.
Ramelan, Surabaya. Hingga saat ini fasilitas tersebut merupakan yang terbesar di
Indonesia. Adapun beberapa rumah sakit lain yang memiliki fasilitas terapi
3
Dasar dari terapi oksigen hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip
tekanan udara 1 atm adalah 760 mmHg. Dalam tekanan udara tersebut komposisi
dan Oksigen (O2) 21%. Dalam pernafasan kita pun demikian. Pada terapi oksigen
Terapi oksigen hiperbarik juga berdasarkan teori fisika dasar dari hukum-hukum
dalam tubuh melalui cara pertukaran gas. Fase-fase respirasi dari pertukaran gas
terdiri dari fase ventilasi, transportasi, utilisasi dan difusi. Dengan kondisi tekanan
oksigen yang tinggi, diharapkan matriks seluler yang menopang kehidupan suatu
dalam suatu ruangan menghisap oksigen tekanan tinggi (100%) atau pada tekanan
jaringan tubuh (1 ATA). Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang pada waktu
menyelam atau di dalam ruang udara yang bertekanan tinggi (RUBT) yang
Individu yang mendapat pengobatan HBOT adalah suatu keadaan individu yang
4
berada di dalam ruangan bertekanan tinggi (>1 ATA) dan bernafas dengan
oksigen 100%. Tekanan atmosfer pada permukaan air laut sebesar 1 atm. Setiap
penurunan kedalaman 33 kaki, tekanan akan naik 1 atm. Efek fisiologis dapat
plasma. Bahkan, kian populernya khasiat dan manfaat terapi ini, pemakaiannya
telah semakin meluas sebagai terapi kebugaran tubuh serta untuk kecantikan
b) Oksigen Hiperbarik
Oksigen adalah suatu gas yang merupakan unsur vital dalam proses
orang yang tahu, selain dalam proses pernafasan dan metabolisme, oksigan juga
pernapasan oksigen murni (100%) pada tekanan udara yang dua hingga tiga kali
lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal, yaitu 1 atm (760 mmHg).
Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang pada waktu menyelam atau berada
dalam ruangan udara bertekanan tinggi (hyperbaric chamber) yaitu suatu ruang
kedap udara terbuat dari perangkat keras yang mampu diberikan tekanan lebih
5
besar dari 1 atm (ruang kompresi) beserta sumber oksigen dan sistem
Dalam kondisi normal, oksigen dibawa oleh sel darah merah keseluruh
tubuh. Tekanan udara yang tinggi, akan menyebabkan jumlah oksigen yang
dibawa oleh sel darah merah meningkat hingga 400%. Terapi ini merupakan
memodulasi nitrit okside (NO) pada sel endotel. Pada sel endotel ini HBOT juga
yang diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan
memacu kolagen sintesis pada proses remodeling, salah satu tahapan dalam
penyembuhan luka.8
menghirup oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar dari pada
kali lebih besar dari pada atmosfir biasa. Mekanisme diatas berhubungan dengan
salah satu manfaat utama HBOT yaitu untuk penyembuhan luka. Pada bagian luka
terdapat bagian tubuh yang mengalami edema dan infeksi. Di bagian edema ini
terdapat radikal bebas dalam jumlah yang besar. Daerah edema ini mengalami
6
telah disinggung sebelumnya akan mendorong terjadinya vasodilatasi pada daerah
peningkatan IFN-γ, i-NOS dan VEGF. IFN-γ menyebabkan TH-1 meningkat yang
dapat disimpulkan bahwa pada luka, HBOT berfungsi menurunkan infeksi dan
edema.8,10
penyembuhan luka, hipoksia sekitar luka. Kondisi ini akan memicu meningkatnya
Sebagai respon, akan terjadi peningkatan NO hingga 4-5 kali dengan diiringi
pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama 2 jam. Hasilnya pun cukup
dilakukan pada pasien dengan diabetes mellitus dimana memiliki luka yang sukar
7
Menyebutkan atau mengisi riwayat kesehatan pasien. Hal ini penting
apakah jantung dan paru-paru dalam kondisi baik atau sebaliknya. Jika
menghindari penularan penyakit itu pada orang lain. Intinya pemeriksaan ini
Stroke iskemik terjadi pada daerah distal dari lokasi oklusi arteri. Inti dari
daerah iskemik mengacu pada daerah yang aliran darahnya terancam sehingga
akan terjadi cedera seluler yang ireversibel dan jaringan yang iskemik tidak dapat
menit. Diseputaran daerah 'inti' terdapat area yang berkurang aliran darahnya
namun masih mendapat aliran darah dari pembuluh darah kolateral, daerah
tersebut merupakan jaringan yang berisiko terjadi infark tapi masih dapat
daerah penumbra iskemik ada selama beberapa jam atau lebih setelah onset gejala.
8
Dengan berlalunya waktu, terjadi pengurangan volume daerah penumbra iskemik
dan mulai munculnya inti infark. Diyakini bahwa hiperoksia dapat meningkatkan
pO2 jaringan penumbra iskemik sehingga mengurangi volume daerah infark dan
defisit neurologis yang ditimbulkannya. Selain itu, penerapan HBO pada stroke
untuk mencapai jaringan target, mudah dilakukan, ditoleransi dengan baik, dapat
diberikan dalam konsentrasi 100% tanpa efek samping yang signifikan, dan secara
teoritis dapat dikombinasikan dengan terapi stroke akut lainnya seperti tPA.11
dan memiliki manfaat efek hemodinamik. Terapi HBO telah banyak diteliti karena
otak. Metode lain yang digunakan untuk meningkatkan pengiriman oksigen (saat
juga telah dilakukan peneltian tentang efek terapi NBO atau pemberian oksigen
melalui sungkup. Untuk menentukan terapi oksigen manakah yang lebih baik
Namun saat ini telah diketahui bahwa waktu pemberian terapi sangat menentukan
hasil terapi, dan sampai saat ini terapi HBO mungkin yang paling ampuh.11
Mekanisme
9
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga dekade
terakhir terdapat empat jalur yang mendasari proses terjadinya cedera seluler yang
terbentuknya radikal bebas dan terjadi reaksi inflamasi. Semua peristiwa patologis
ini tidak hanya menyebabkan apoptosis nuron, tetapi juga mengakibatkan infark
otak, edema otak dan disfungsi sawar darah otak. Hasil akhirnya adalah kematian
atau cacat pada pasien. HBO dapat meningkatkan pengiriman oksigen atau
melindungi sawar darah otak dan mengurangi edema serebral. Metabolisme otak
10
meningkat dengan HBO dan kadar glutamat, glukosa dan piruvat stabil. Efek
penghambatan HBO di dalam reaksi inflamasi dan apoptosis dapat dimediasi oleh
adalah kontributor kunci untuk jalur ini. Peningkatan kadar oksigen dalam
sepuluh kali lipat lebih tinggi dari oksigen terlarut yang dicapai dengan HBO akan
molekuler dan hemodinamik tidak langsung seperti yang tampak pada gambar.6,8,11
Efek utama dari HBO adalah meningkatkan oksigenasi jaringan otak dan
metabolisme dalam jaringan penumbra. Dalam kasus stroke fokal, HBO secara
20% pasokan oksigen ke daerah iskemik perifer. Dalam kasus cedera otak
metabolisme oksigen otak, penurunan kadar laktat dan piruvat di otak, dan
11
pada manusia dengan stroke iskemik. Pada pasien dengan trauma otak, NBO
meningkatkan kadar laktat dan piruvat otak dan menurunkan tekanan intrakranial.
kegagalan pompa ion, dan perbaikan kelainan tersebut dengan terapi HBO dan
lesi iskemik.8,9,11
infiltrasi sel polimorfonuklear. Dalam kasus cedera iskemia / reperfusi, HBO telah
menginduksi hipoksia seperti alpha-1, p53, caspase-9 dan caspase-3. Hasil serupa
juga ditemukan dalam kasus stroke fokal, cedera otak hipoksia-iskemik pada
neonatal dan trauma otak. Efek anti inflamasi dan anti apoptosis dari HBO dapat
neurologis.8,11
12
HBO menurunkan viskositas darah, mengurangi agregasi platelet dan
Namun, perlu dipahami bahwa pO2 lokal meningkat dengan terapi HBO
otak non-iskemik sekitarnya, HBO mendorong darah ke daerah otak yang iskemik
antiinflamasi dari HBO diyakini untuk mencegah kematian sel, menjaga integritas
Efek terapi HBO yang dijelaskan di atas berlaku pada stroke akut, ada
beberapa bukti bahwa HBO memiliki efek pra iskemik dan membantu pemulihan
plastisitas otak. Terapi HBO berulang selama 3-5 hari sebelum sumsum tulang
belakang dan iskemia otak ditemukan dapat mengurangi hilangnya neuron dan
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai penggunaan HBO dalam kasus
manusia masih terbatas. Sampai saat ini, lebih dari 2000 kasus stroke yang
13
dirawat dengan HBO telah didokumentasikan dalam literatur. Hampir semua
revaskularisasi serebral. Efektivitas dan keamanan terapi HBO tidak dapat dinilai
dari laporan ini karena bias publikasi dan heterogenitas dari pasien stroke yang
diteliti, variabel waktu, dosis terapi HBO yang digunakan, dan cara pengukuran
Sampai saat ini, tiga uji klinis terapi HBO pada stroke iskemik yang
stroke iskemik yang kemudian diberikan udara bertekanan atau oksigen pada 1,5
ATA selama 60 menit setiap 8 jam sebanyak 15 kali. Percobaan ini terganggu
peningkatan nilai pemeriksaan neurologis dan volume infark yang lebih kecil di
bulan ke-4 pada sampel yang diberi udara hiperbarik. Namun penelitian ini tidak
dengan stroke arteri serebral media yang diterapi dengan HBO atau udara
hiperbarik dalam 24 jam setelah onset gejala. Perawatan diberikan setiap hari
selama 40 Menit dengan tekanan 1,5 ATA selama 10 hari. Keberhasilan terapi
dinilai pada bulan ke-6 dan tahun pertama. Skor yang digunakan untuk menilai
keberhasilan terapi adalah Skor Rankin, Skor Trouillas dan skor orgogozo. Semua
sampel menerima pengobatan stroke yang standar termasuk heparin dan terapi
14
yang rehabilitasi. Tujuh sampel dibatalkan karena terjadi komplikasi. Dari 27
sampel yang tersisa, dengan menggunakan skor orgogozo pada tahun pertama
menunjukkan hasil yang baik pada kelompok yang menerima terapi HBO. Namun
perbandingan sebelum dan sesudah terapi pada bulan ke-6 dan tahun 1 tidak
laki-laki) yang mengalami stroke iskemik kurang dari 24 jam dan skor NIHSS
dibawah 23 untuk diterapi dengan HBO atau terapi palsu. Kelompok terapi HBO
menerima 100% oksigen pada tekanan 2,5 ATA, dan kelompok terapi palsu
menerima 100% Oksigen pada tekanan 1,14 ATA selama 60 Menit. Tidak ada
perbedaan skor NIHSS pada kedua kelompok. Dalam 3 bulan, Skor hasil temuan
neurologis (NIHSS, Rankin, indeks Barthel dan skor Glasgow) mendapat hasil
yang lebih baik pada kelompok yang menerima terapi palsu dibandingkan dengan
kelompok yang menerima terapi oksigen hiperbarik pada semua skala kecuali
indeks Barthel. Sehingga disimpulkan bahwa terapi HBO tidak bermanfaat pada
penggunaan HBO pada stroke tidak bisa disimpulkan berdasarkan data yang ada.
Kurangnya efek mungkin disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit dan
keterlambatan dalam memulai terapi HBO. Dalam uji klinis yang dilakukan
Anderson dkk HBO diberikan hingga 2 minggu setelah onset stroke. CT scan
15
studi Rusyniak dkk. Keberhasilan yang signifikan tidak didapatkan dalam
percobaan apapun. Penggunaan tekanan ruang yang terlalu tinggi (2,5 ATA)
dalam studi Rusyniak dkk pernah diprotes. Selain itu, dalam uji coba ini,
kelompok yang menerima terapi palsu benar-benar menerima 100% oksigen dan
bukan udara ruangan. Karena NBO juga memiliki manfaat, sehingga validitas
reperfusi jaringan tidak dinilai dalam uji coba apapun. Penelitian berikutnya harus
lebih kuat dan terapi harus diberikan segera setelah onset, harus menggunakan
neuroimaging untuk memilih sampel yang sesuai dan menilai keamanan (edema
dan perdarahan) dan efektivitas terapi, terapi HBO sesuai dosis, tekanan dan
pengukuran yang sensitif. Efektivitas terapi HBO pada pasien dengan reperfusi
jaringan harus dipertimbangkan, dan terapi HBO harus diteliti sebagai terapi
BAB III
KESIMPULAN
16
Hiperoksia bertindak melalui beberapa mekanisme langsung dan tidak
jaringan otak iskemik akut dan memperpanjang waktu untuk perawatan stroke
stroke iskemik pada manusia belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sampai
saat ini terapi oksigen hiperbarik pada pasien stroke iskemik gagal dalam tiga kali
uji klinis. Kegagalan uji coba ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti
keterlambatan waktu terapi, ukuran sampel yang tidak memadai dan penggunaan
tekanan ruang hiperbarik (tekanan atmosfer) yang berlebihan. Jika terapi oksigen
hiperbarik diberikan dalam beberapa jam pertama setelah onset stroke atau pada
pasien dengan bukti pencitraan yang jelas, terapi oksigen berfungsi sebagai
neuroprotektif.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Setyopranoto I. Stroke: gejala dan penatalaksanaan. Yogyakarta: Cermin
5. IDI. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer. Jakarta;
2014
6. Atri A, Milligan TA, Maas MB, Safdieh JE. Ischemic stroke: patophysiology
2006; p.361
8. Sahni T, Singh P, John MJ. Hyperbaric oxygen therapy : current trends and
Indonesia. Jakarta;2016
10. McDonagh MS, Carson S, Ash JS, Russman BS, Stavri PZ, Krages KP et al.
18
12. Mu J, Krafft PR, Zhang JH. Hyperbaric oxygen therapy promotos
13. Rusyniak DE, Kirk MA, May JD, Kao LW, Brizendine EJ, Julie LW et al.
oxygen in acute ischemic stroke trial pilot study. Dallas: American Heart
Association; 2003
14. Jain KK. Hyperbaric oxygen in acute ischemic sroke. Dallas: American Heart
Association; 2003.
therapy for acute ischaemic stroke (Cochrane Review). In: The Cochrane
19