Oleh :
WIDYA NINDI PRAMESWARI
NIM. 1410107
Oleh :
WIDYA NINDI PRAMESWARI
NIM. 1410107
NIM : 1410107
plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di STIKES Hang Tuah Surabaya.
Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
NIM. 141.0107
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Lela Nurlela, S.Kp., M.Kes Ns. Sukma Ayu CK., M.Kep., Sp.Kep.J
NIP. 03021 NIP : 03043
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dari :
NIM : 1410107
Telah dipertahankan dihadapan dewan Skripsi di Stikes Hang Tuah Surabaya, dan
dinyatakan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
“SARJANA KEPERAWATAN” pada Prodi S-1 Keperawatan STIKES Hang
Tuah Surabaya
Mengetahui,
STIKES HANG TUAH SURABAYA
PJS KA PRODI S-1 KEPERAWATAN
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
MahaEsa, atas limpahan karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun skripsi
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol pada
literature serta mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,
literatur, sehingga proposal ini dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi
Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
Keperawatan.
v
Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan
4. Ibu Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing I yang penuh kesabaran
5. Ibu Ns. Sukma Ayu CK., M.Kep., Sp.Kep.J selaku pembimbing II yang
6. Seluruh dosen STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah membimbing penulis
7. Seluruh stafdan karyawan STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah banyak
literatur, sehingga skripsi ini dibuat dengan sederhana dan isinya jauh dari
sempurna. Semoga seluruh budi baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha Pemurah. Akhirnya peneliti berharap
bahwa skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin YaRobbal Alamiin.
Penulis
vi
Judul : Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol Pada
Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning
Sedati Sidoarjo
ABSTRAK
vii
Title : The Influence Of ALSIK Juice On Cholesterol Levels On Fishermen
With Hypercholesterolemia In The Village Of Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo
ABSTRACT
The research design used Quasy Experiment method of Pretest-Posttest type two
groups (intervention group and control group). The population of 150 fishermen.
The sample technique using Cluster Random Sampling as much as 30 respondents
of fishermen in the for the treatment group and the control group. Instruments
using SOP, observation sheets and questionnaire demographic sheet of
respondents. Data were analyzed by Wilcoxon and Mann - Whitney tests.
The result showed that in the treatment group, there was a decrease of cholesterol
levels for 7 days, while in the control group did not get the decrease of cholesterol
level. Wilcoxon test showed ALSIK juice had an effect on intervention group
with p = 0,002, Wilcoxon test in control group showed no change p = 0,865,
Mann-Whitney test showed difference in both treatment group and control group
p = 0,024 (p <α = 0 , 05).
viii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 7
BAB 4 METODEPENELITIAN
ix
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 42
4.4 Populasi, Sampel, dan Sampling Desain ................................................. 42
4.4.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 42
4.4.2 Sampel Penelitian ...................................................................................... 42
4.4.3 Besar Sampel ............................................................................................. 43
4.4.4 Teknik Sampling........................................................................................ 43
4.5 Identifikasi Variabel .................................................................................. 43
4.6 Definisi Operasional .................................................................................. 44
4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 45
4.7.1 Instrumen Penelitian .................................................................................. 45
4.7.2 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 45
4.7.3 Pengolaan Data ......................................................................................... 49
4.7.4 Analisis Data.............................................................................................. 50
4.8 Etika Penelitian .......................................................................................... 51
BAB 6 PENUTUP
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
maritim sendiri yaitu sebuat negara yang memiliki kawasan teritorial laut yang
luas. Negara maritim secara geografis dikelilingi oleh wilayah perairan dan laut,
banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan adalah orang atau individu yang
aktif dalam melakukan penangkapan ikan dan binatang air lainnya (Suyitno,
2012). Kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh
serta tenaga yang dimiliki oleh masing - masing individu sehingga harus ada
manusia, nelayan akan melakukan pekerjaan secara terus menerus dan akan
18.30 yang dilakukan oleh peneliti di daerah Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
pada nelayan sekitar. Pekerjaan nelayan yang berat memicu timbulnya berbagai
penyakit salah satunya yaitu munculnya nyeri sendi. Fenomena nyeri sendi yang
terjadi pada nelayan dikarenakan beberapa faktor salah satunya yaitu berawal dari
kebiasaan makan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit yang sering terjadi
pada nelayan salah satunya yaitu kolestrol. Kolestrol merupakan unsur penting
dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh,
1
2
kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton & Hall, 2008).
kolesterolnya kambuh. Selain itu sejauh ini belum ada penelitian di Desa Banjar
2002 dalam Agam, 2012) mengatakan bahwa tercatat sebanyak 4,4 juta kematian
Peningkatan total kolesterol tertinggi adalah Wilayah Eropa (54% untuk kedua
jenis kelamin), diikuti oleh Wilayah Amerika (48% untuk kedua jenis kelamin)
Disease) sebesar 16,2% pada wanita dan 14% pria (Ayuandira, 2012).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, penduduk > 15 tahun yang memiliki kadar
kolesterol total di atas nilai normal yaitu sebanyak 35,9%. Berdasarkan jenis
kelamin dan tempat tinggal didapatkan bahwa proporsi penduduk dengan kadar
kolesterol di atas normal pada perempuan (39,6%) lebih tinggi dibandingkan pada
BPS tahun 2011 dalam Elisya, dkk. 2015 menunjukkan bahwa di Indonesia
terdapat sekitar 8.090 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir.
3
Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87 juta jiwa yang bekerja di
sektor informal dan sekitar 30% diantaranya adalah nelayan. Data lainnya, 31 juta
penduduk miskin di Indonesia, sekitar 7,87 juta jiwa (25,14%) diantaranya adalah
nelayan.
wawancara pada tanggal 14 Maret 2018 pada pukul 18.30 di daerah Banjar
terdapat 5 kelompok nelayan yaitu Lautan Abadi, Samudra Jaya, AOB Maju
Sejahtera, Sari Laut dan ABATA. Dalam 5 kelompok nelayan tersebut, masing –
yang bernama “AOB Maju Sejahtera” masalah kesehatan yang sering di alami
nelayan yaitu nyeri sendi. Responden mengatakan nyeri sendi mereka kebanyakan
dikarenakan faktor penyakit asam urat dan kolestrol. Dari 30 anggota AOB Maju
dikarenakan kurangya istirahat dan beban kerja yang berat. Menurut mereka
banyaknya nelayan yang terkena asam urat dan kolestrol dikarenakan pola makan
dan beberapa hasil tangkapan ikan yang sering di konsumsi banyak mengandung
serat, IMT, RLPP, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, genetik dan merokok
(Mamat, 2010). Usia dan keturunan merupakan faktor risiko kolesterol yang tidak
peningkatkan total kolesterol pada subjek yang memiliki riwayat keluarga, risiko
makanan berprotein. Kerang juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Menurut
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan (2009 dalam
kolesterol ini termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini membuat kebanyakan orang
merasa ragu untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari kerang. Selain
memiliki kadar kolesterol yang tinggi, kerang juga mengandung kadar LDL yang
metabolisme lemak yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total dalam
pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar (NCI, 2011).
5
yang di deritanya secara mandiri. Salah satu penanganannya yang bisa dilakukan
buah alpukat dan daun sirsak. Terapi jus ALSIK ini merupakan perbaduan jus
alpukat dan rebusan air daun sirsak. Jus ALSIK ini terdiri dari 100 gram daging
buah alpukat dan 250 ml rebusan air daun sisrsak (7 lembar daun sirsak). Selain
enak dimakan dan dibuat jus, buah alpukat juga mengandung senyawa yang
bermanfaat bagi kesehatan. Buah alpukat mengandung banyak lemak yang cukup
tinggi yang mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak
yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif
dalam buah ini yang cukup tinggi, senyawa ini dapat mengurangi jumlah
kolesterol yang diserap dari makanan. Kombinasi betasitosterol dan lemak tak
jenuh tunggal membuat alpukat termasuk makanan yang baik untuk memecah
Menurut Lelly, dkk, 2016 didapat bahwa rebusan air daun sirsak berpengaruh
terhadap kadar kolesterol darah. Pada penelitian ini juga didapat bahwa rebusan
air daun sirsak mempunyai efek yang sama baik dengan simvastatin dalam
(Taylor, 2002 dalam Lelly, dkk, 2016) yang mempunyai efek menghambat enzim
HMG Co A reduktase (Gross, 2004 dalam Lelly, dkk, 2016) sehingga dapat
bekerja menurunkan kolesterol darah (Munish,2012 dalam Lelly, dkk, 2016). Oleh
karena itu, peneliti ingin meneliti tentang “Pengaruh pemberian jus alsik terhadap
6
Sidoarjo?
1.3 Tujuan
Sidoarjo.
Sidoarjo.
Sidoarjo.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
tentang pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan
Sidoarjo.
1. Bagi Peneliti
masukan serta pengalaman bagi peneliti sebagai seorang perawat yang berfungsi
2. Bagi Responden
yang di derita para nelayan agar tetap stabil dan tidak terjadi peningkatan kadar
kolesterol.
Sedati Sidoarjo.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai konsep, landasan teori dan berbagai aspek
yang terkait dengan topik penelitian, meliputi : 1) Konsep Jus ALSIK, 2) Konsep
Konsep.
1. Uraian Alpukat
berasal dari daratan tinggi Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang
tersebar di seluruh dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe : tipe West
Indian, tipe Guatemalan, dan tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau di bagian
bawah kulit dan menguning kearah biji. Warna kulit buah bervariasi, warna hijau
karena kandungan klorofil atau hitam karena pigmen antosiasin (Lopez, 2002
dalam Andi,2013).
kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada
varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning
muda dekat biji, dengan tekstur lembut. sebagai tanaman perkebunan monokultur
mengatakan bahwa Tanaman ini dapat berbuah di dataran rendah, tapi akan lebih
memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200 s.d. 1000 m di atas permukaan laut
8
9
(dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil,
tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya cokelat kotor,
banyak bercabang. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 5-20 cm, warna
hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali berbiji
satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat
seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpukat yang
masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau
Ariyani, 2014 dalam jurnal manfaat buah alpukat bagi kesehatan yaitu :
Klasifikasi Nama
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Class Dicotylendonae
Ordo Ranunculales
Family Lauraceace
Genus Persea
Spesies Persea gratissima Gaertn.
ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga
10
sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan
tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah
sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang
tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,5 ˚C). Daunnya tidak
berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah rusak
c. Ras Hindia Barat Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan
m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi
kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah
berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keeping biji
2013).
11
4. Kandungan Alpukat
dimakan dan dibuat jus, buah alpukat juga mengandung senyawa yang bermanfaat
bagi kesehatan. Buah alpukat mengandung banyak lemak yang cukup tinggi yang
mirip dengan lemak pada minyak yaitun yang sangat sehat. Lemak yang
dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam
tubuh. Berikut ini kandungan alpukat dalam 100 gram menurut Ariyani, 2014
yaitu :
Gula 0,66 g
Monounsaturated 9,80 g
Polyunsaturated 1,82 g
Thiamine (Vit. B1) 0,067 mg (5%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,130 mg(9%)
Niacin (Vit. B3) 1.738 (12%)
Magnesium 29 mg (8%)
Besi 0,55 mg (4%)
Zat Besi (Fe) 0,90 mg
Vitamin A 180,00 S.I.
Vitamin B6 0,257 mg (20%)
Vitamin C 13,00 mg
Folat (Vit. B9) 81 g (20%)
Air 84,30 mg
Kalium 485 (10%)
Seng 0,64 mg (6%)
12
5. Manfaat Alpukat
kesehatan. Tidak heran jika sejak dulu buah ini merupakan buah yang sangat
populer. bukan cuma karena rasanya, tapi juga karena khasiatnya yang dapat
mengobati sariawan dan melembabkan kulit yang kering. Daun alpukat digunakan
untuk mengobati kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri saraf, nyeri
lambung, saluran napas membengkak dan menstruasi yang tidak teratur. Bijinya
dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan kencing manis. Berikut ini
Buah alpukat mengandung lemak tak jenuh yang mudah dicerna tubuh,
dan lemak jenis ini sangat baik bagi tubuh karena dapat membantu mengurangi
kadar lemak jenuh dalam tubuh. sehingga bagi anda yang sedang menjalankan
cara diet sehat, disarankan untuk memasukkan buah alpukat sebagai salah satu
menu diet.
diminimalisir.
Kandungan beta-sitosterol dalam buah ini yang cukup tinggi, senyawa ini
betasitosterol dan lemak tak jenuh tunggal membuat alpukat merupakan makanan
di bagian bawah mata, dan diamkan selama 20 menit. lalu bilas dengan air bersih.
Buah alpukat ini mengandung tembaga dan zat besi. Zat besi dan tembaga
sangat membantu dalam hal pembentukan sel darah merah, dengan sering
memakan buah alpukat dapat mencegah kekurangan darah atau anemia. Buah
alpukat juga dapat memantau detak jantung dan menjaga fungsi saraf tubuh agar
tetap terjaga.
kesehatan mata serta melindungi mata dari beberapa jenis penyakit mata seperti
kanker prostat. Terdapat senyawa dalam buah alpukat yang mempunyai peran
buah alpukat secara teratur. Kandungan vitamin E, C, serta flavonoid dalam buah
meningkatkan kejantanan pria. Salah satu alasan mengapa buah ini dapat
Menurut Ariyani, 2014 mengatakan bahwa ada beberapa zat dalam alpukat
kulit. Campuran vitamin E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit.
15
Potasium (dikenal juga sabagai kalium) yang ada dalam alpukat dapat
Dalam alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak januh. Lemak ini
berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat
mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker atau penyakit jantung. Lemak tak
jenuh pada alpukat juga mudah dicerna tubuh sehingga dapat memberikan hasil
maksimal pada tubuh. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti
d. Asam Oleat
radikal bebas dalam tubuh akibat polusi, radikal bebas dalam tubuh akan
e. Vitamin B6
penyakit anemia.
16
h. Karotenoid
Alpukat, juga dikenal sebagai buah yang menawarkan beragam jenis karotenoid
tidak hanya seperti beta-karoten, alfa-karoten dan lutein, tetapi juga varietas yang
i. Sumber Vitamin B1
meningkatkan metabolisme lemak dan karbohidrat. Selain itu, buah ini juga dapat
disfungsi ereksi.
j. Sumber Vitamin B2
darah merah dan membantu untuk meningkatkan sirkulasi darah. Vitamin ini juga
kelamin.
k. Sumber Protein
tubuh untuk membentuk protein lengkap. Berbeda dengan protein dalam daging
17
yang sulit untuk dicerna bagi kebanyakan orang, protein alpukat sangat mudah
l. Kaya Nutrisi
Kandungan gizi yang tinggi dalam buah ini membuatnya menjadi obat
alami untuk disfungsi ereksi. Ahli gizi percaya bahwa kehadiran beta-karoten,
sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak (Sunda),
nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio
ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung).
satu negara yang mempunyai pohon sirsak yang banyak (Adjie, 2011 dalam
Yulia, 2017).
Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan
bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan daun mengkilap,
serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam satu
bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat
dalam lingkaran, dan sebagian lagi membentuk spiral atau terpencar, tersusun
18
secara hemisiklis. Mahkota bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua
lingkaran, bentuknya hamper segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-
putiham, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya. Bunga umumnya
keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon bentuknya sempurna
(hermaprodit) (Sunarjono, 2005 dalam Yulis, 2013). Salah satu inovasi bahan
minuman herbal adalah daun sirsak. Daun sirsak berbentuk lonjong, bertepi rata
halus berminyak (Wirakusumah, 2002 dalam Kurnia, dkk, 2014), permukaan daun
mengkilap, ujung runcing, daun bersifat tebal dan kaku dengan tulang daun
menyirip serta berbau langu (Muktiani, 2013 dalam Kurnia, dkk, 2014). Warna
daun sirsak pada ujung cabang hijau muda, semakin ke pangkal semakin tua.
Daun muda dan daun yang lebih tua memiliki karakteristik yang berbeda.
Klasifikasi Nama
Kingdom Plantae
Divisi Spermatogphyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Familia Annonaceae
Genus Annona
Spesien Annona Muricata
3. Kandungan Daun Sirsak
Daun sirsak merupakan bagian dari tanaman sirsak yang memiliki manfaat
lebih yaitu daun sirsak mengandung acetogenin yang biasa digunakan sebagai
senyawa toksik atau racun. Daun sirsak merupakan daun yang kaya minyak dan
protein serta toksisitas (tanin, fitat, dan sianida) dan oleh karena itu dapat
19
dimanfaatkan pada manusia dan hewan. Daun sirsak (Annona muricata L) adalah
dan alkaloid. Antioksidan yang terkandung dalam daun sirsak antara lain adalah
vitamin C. (Wulan, 2012). Tanaman sirsak adalah pohon cemara yang memiliki
daun lebar dan berbunga. Nama ilmiah dari daun sirsak adalah Annona Muricata.
kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain untuk
diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, anti mikroba, sakit pinggang, asam urat,
Selain itu ada beberapa manfaat lain daun sirsak yang sering digunakan
ATP merupakan sumber energi bagi sel kanker. Padahal sel kanker
2009).
c. Anti Diabetes Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak yaitu
Jus ALSIK merupakan percampuran dari buah alpukat dan rebusan air
daun sirsak yang di blender di jadikan menjadi jus setelah itu digunakan sebagai
a. Bahan Jus :
4) 2 sdm madu
b. Alat Pembuatan
1) Blender
2) Gelar Ukur
3) Panci
4) Gelas
5) Sendok
6) Penyaring
22
1. Cara Pembuatan
f. Siapkan blender dan 100 gram daging buah alpukat yang matang
h. Setelah itu masukan 100 gram daging buah alpukat yang matang ke
semuanya
j. Jika blender selesai setelah itu jus alsik siap untuk dihindangkan bagi
sebagai kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.
sedangkan yang dalam sel-sel darah otot, hepar, dan jaringan lain dalam bentuk
penting yaitu membantu membuat lapisan luar atau dinding dinding sel,
tubuh membuat vitamin D dan hormone. Kolesterol merupakan zat gizi atau
komponen lemak kompleks yang di butuhkan oleh tubuh sebagai salah satu
sumber energy yang memberikan kalori paling tinggi dan juga merupakan bahan
seperti minyak di dalam air, untuk dapat melayang, di butuhkan protein yang
konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton & Hall,
darah yang mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi, plak,
oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga bertanggung jawab atas
3. ≥ 240 Tinggi
Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan otot. 70 %
dalam bentuk bebas (Kee, Joyce LeFever, 2007 dalam Clarasinta, 2017). Sekitar
80% kolesterol bersumber dari sintesis kolesterol pada sel-sel tubuh terutama pada
1. Ayam
2. Mentega
3. Keju
4. Susu
5. Putih telur
6. Daging merah
Makanan diatas merupakan makanan penghasil lemak jenuh dan lemak tak
Kolesterol merupakan sejenis lemak dan tidak dapat laruk di dalam darah,
Kendaraan ini disebut dengan lipoprotein yang terdiri dari dua jenis menurut
mencerna makanan
1. HDL
yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Molekul High Density
Lipoprotein (HDL) yang relatif kecil dibanding lipoprotein lain, HDL dapat
melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut
kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag, disamping itu HDL juga
kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah
kembali ke hepar untuk ekskresi dan pemakaian ulang (Komoda, 2010 dalam
darah dapat melindungi seseorang dari penyakit kardiovaskuler dan HDL yang
rendah akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan hipertensi. HDL memiliki
peran yang sangat baik tubuh manusia. High Density Lipoprotein kolesterol
penting untuk penghancuran trigliserida dan kolesterol dan untuk transpor serta
metabolisme ester kolesterol dalam plasma (Suyatna dan Handoko, 1995 dalam
Anggraeni, 2016).
Kadar Kolesterol
Normal Agak Tinggi Tinggi
(Pertengahan)
>35 mg/dl 35 – 45 mg/dl >45 mg/dl
Sumber : Anggraeni, 2016
2. LDL
Low Density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan kolesterol jahat
merupakan jenis kolesterol yang memiliki dampak yang cukup buruk bagi tubuh
jika kadarnya terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan LDL memiliki sifat aterogenik
(mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan mengurangi
pembuluh darah. LDL berfungsi membawa kolesterol dari hati menuju jaringan
perifer dan berguna untuk pemecahan membran dan hormon steroid. LDL
mengandung 10% trigliserida serta 50% kolesterol. Kadar ini dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kadar kolesterol dan kandungan lemak jenuh dalam
Kadar Kolesterol
Optimal Mendekati Batas Tinggi Tinggi Lebih
Optimal Sedang Tinggi
<100 100 – 129 130 – 159 160 – 189 >189
mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl
Sumber : Anggraeni, 2016
Nilai normal kadar kolesterol total di dalam darah adalah < 200 mg / dL. Kadar
hipertensi, perokok, dan orang yang suka minum alkohol. Kelebihan kolesterol
1. Faktor Genetik
Gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang tidak sehat seperti
serat dari sayuran dan buah – buahan, kacang kedelai. Merokok bisa
3. Faktor Usia
Usia yang semakin meningkat juga salah satu penyebab kolesterol tinggi
yang diakibatkan menurunnya daya kinerja organ tubuh. berdasarkan usia dan
jenis kelamin, laki – laki sekitar 50 tahun memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar
4. Aktivitas Fisik
kesehatan. Aktivitas yang kurang juga dapat meningkatkan kadar LDL dan
Model konsep menurut Dorothe Orem yang dikenal dengan Model Self
dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan individu dalam
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit yang ditekankan
Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care
defisit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terbagi atas tiga
keterbatasan, dan keinginan untuk normal. Menurut Basford & Slevin (2006)
dalam pandangan Orem, perawatan diri merupakan proses pribadi yang bersifat
kesehatan, keluarga, dan gaya hidup. Perawatan diri berorientasi pada tujuan.
30
merupakan hal yang umum bagi semua individu, seperti kebutuhan untuk
Dalam teori ini, disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand,
yaitu totalitas aktivitas perawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu
perawatan diri.
Teori self care defisit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang
melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan menurut Orem, yaitu :
2. Membimbing
4. Menciptakan0lingkungan0yang0dapat0meningkatkan0perkembangan0
peronal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan datang
merawat dirinya.
dibantu
d. Mengoordinasikanan
32
mereka untuk menetapkan, merancang, dan memberi perawatan pada klien baik
individu maupun kelompok melalui berbagai aksi. Teori nursing system (sistem
dipenuhi oleh perawat, klien, atau keduanya. Sistem keperawatan ini ditentukan
atau disusun berdasarkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk
keperawatan. Dalam hal ini peran perawat tidak total tetapi sebagian.
Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care
defisit theory. Orem membagi teori umum menjadi tiga teori terkait, yaitu : self
care, self care defisit, dan nursing system. Self care ini menggambarkan dan
antara aktivitas dan istirahat, keseimbangan antara solitud dan interaksi sosial,
Apabila seseorang tidak mampu memenuhi self care maka akan masuk
dalam kategori yang disebut self care defisit. Self care defisit merupakan
perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik. Defisit keperawatan diri terjadi
ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri. Pada penderita
kadar kolesterol. Berkaitan dengan self care defisit yang dialami penderita
sehat sakit yang ditekankan pada kebutuhan individu dalam perawatan diri
mandiri. Menurut teori Self Care, perawat berperan sebagai pendukung atau
kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat
(Hidayat, 2008).
Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care
defisit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terbagi atas tiga
teori terkait, yaitu : self care, self care defisit, dan nursing system. Self care ini
hidup, kesehatan, dan kesejahteraannya. Self care juga terbagi menjadi 3 kategori
kolestrol. Faktor – faktor pemicu kolesterol antara lain asupan lemak, serat, IMT,
RLPP, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, genetik dan merokok (Mamat, 2010).
Apabila seseorang tidak mampu memenuhi self care maka akan masuk dalam
perawatan diri seseorag dan perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik.
Defisit keperawatan diri terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri
jus alsik, sedangkan pada sistem keperawatan supportif dan educative dilakukan
dengan menganjurkan untuk mengkonsumsi jus alsik. Jus alsik jus ini terbuat dari
campuran buah alpukat dan ekstrak air daun sirsak. Kandungan dalam alpukat
betasitosterol dan lemak tak jenuh tunggal membuat alpukat termasuk makanan
36
yang baik untuk memecah kolesterol. Sedangkan untuk Ekstra air daun sirsak
dari antioksida yang tinggi dan flavonoid dapat dapat bekerja menurunkan
Keperawatan total
Supportif dan edukatif Keperawatan sebagian
Stroke, Jantung Koroner,
Pemberian Jus ALSIK Mengadopsi dan mengaplikasikan
Diabetes, Hipertensi,
Jus ALSIK
Serangan Jantung
37
38
3.2 Hipotesis
teori dan kerangka konseptual maka hipotesa pada penelitian ini adalah ada
pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita
METODE PENELITIAN
menggunakan metode keilmuan, pada bab ini akan disajikan yaitu : 1) Desain
studi dan kelompok kontrol (Hendro P, Dony S, 2015). Penelitian ini yaitu untuk
responden kolesterol yang tidak diberikan perlakuan dengan pemberian jus alsik
39
40
K-P O1 X O2
K-K O3 - O4
Keterangan ;
intervensi )
intervensi)
control )
kontrol)
Populasi
Para nelayan sebanyak 150 nelayan yang berada di dalam 5
kelompok di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo
Teknik Sampling
Menggunakan Probability Sampling dengan pendekatan
Cluster Random Sampling
Sampel
30 nelayan yang menderita hiperkolesterolmia di Desa
Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo
Pengumpulan Data
Pra - Intervensi Pengukuran Kolestrol sebelum Pengukuran Kolesterol
dilakukan intervensi
Analisa Data
Menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney
Whitney
Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar
Kolesterol Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa
Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo.
42
Populasi pada penelitian ini pada seluruh anggota nelayan di Desa Banjar
kelompok Lautan Abadi, Samudra Jaya, AOB Maju Sejahtera, Sari Laut dan
4.4.2 Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung melalui rumus
( t – 1) ( r – 1 ) ≥ 15
Keterangan :
berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Populasi terdapat pada 5 AOB dengan
jumlah 150 responden nelayan penderita kolesterol yang ada di Desa Banjar
Random Sampling dan di dapatkan 2 AOB sebagai sampel penelitian dengan total
yang berasal dari 2 kelompok nelayan yaitu 15 orang dari kelompok AOB Maju
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol pada nelayan
penderita hiperkolesterolmia
Variabel Definisi
Indikator Skala Score
Penelitian Operasional Instrumen
Variabel Suatu metode Jus ALSIK SOP - -
Independent pengobatan non diberikan pembuatan
– farmakologis sekali sehari Jus ALSIK
Pemberian untuk mengatasi selama 1
Jus ALSIK hiperkolesterol minggu,
mia pada dengan bahan
nelayan dengan 100 gram buah
menggunakan alpukat, 250 ml
jus ALSIK air dan 7
lembar daun
sirsak, selain
itu 2 sdm madu
Variabel Kadar Alat Lembar Ordinal Kategori Kolestrol
Dependen Kolesterol Pengukuran Hasil menurut WHO
adalah suatu Kolesterol pengukuran < 200 = Baik
Kadar penumpukan dengan Kolestrol 200 – 239 = Cukup
Kolesterol lemak di dalam menggunakan ≥ 240 = Bahaya
darah merek Easy-
Touch
45
Variabel Dependen pada penlitian ini yaitu kadar kolesterol pada nelayan
observasi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang dilakukan sebelum dan
dimulai dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri
1. Tahap Persiapan
penelitian yang akan diajukan. Setelah itu berbagai proses perijinan diantaranya
7), perijinan penelitian dari Kelurahan Desa Banjar Kemuning (lampiran 8),
perijinan penelitian dari salah satu ketua RW atau RT Desa Banjar Kemuning,
yang akan dilakukan. Assiten penelitian ini ada 7 orang. Peneliti membentuk
sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti
2. Tahap Pelaksanaan
dilakukan oleh peneliti dan assiten peneliti ini sehari sebelum pemberian terapi jus
ALSIK. Selain itu pada tahap ini, peneliti melakukan perjanjian dengan kelompok
intervensi untuk melakukan intervensi selama 7 hari untuk pemberian terapi jus
ALSIK tersebut.
47
pada assisten penelitian untuk menyamakan persepsi tentang penelitian yang akan
dilakukan. Assiten penelitian ini ada 7 orang dengan peneliti 1 maka total ada 8
dilakukan harus sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan
oleh peneliti. Pada akhirnya peneliti menemukan responden dari 2 AOB dengan
total responden 30 orang 1 AOB sebagai kelompok Kontrol dan 1 AOB sebagai
kelompok intervensi.
Kegiatan pre-test ini dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018 pukul 10.00
hari pertama melakukan Pre – Test pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol dengan cara datang ke rumah responden (secara door to door). Setelah itu
peneliti dan assiten peneliti menyebar mencari alamat para nelayan dan untuk
memberikan information for concent dan informed concent, setelah itu meminta
b. Tahap Intervensi
dengan ketentuan 1 hari pengambilan data pre, 7 hari pelaksanaan intervensi dan 1
harinya lagi untuk pelaksaan post. Pelaksaan terapi pemberian jus ALSIK ini
dilakukan setiap hari selama 7 hari dan jadwal minum jus setiap hari sudah
Kemuning dan diberikan di hari kedua pada tanggal 15 Mei 2018 pada pukul
16.00 WIB. Pada saat pelaksanaan pemberian jus ALSIK peneliti dan assiten
peneliti tidak lupa untuk menjelaskan bahwa jus yang diminum tersebut aman,
memiliki rasa yang enak dan menjelaskan apabila terjadi efek samping. Selain itu
juga mengingatkan responden bahwa pemberian jus ALSIK ini akan dilakukan
selama 7 hari maka responden harus minum jus sebanyak 7 kali dalam 7 hari
c. Tahap Post
jus ALSIK selama 7 hari) dan juga dilakukan pengecekan kembali pada kelompok
kontrol. Peneliti dan assiten peneliti mengunjungi kembali rumah responden untuk
responden penelitian dan kepada pihak – pihak yang sudah membantu proses
1. Editing Data
Data lapangan yang ada dalam kuisioner atau dalam penelitian yang perlu
demografi yang telah diserahkan oleh responden dan hasil pengukuran kadar
kolesterol pada nelayan yang telah dilakukan peneliti. Editing langsung dilakukan
2. Coding
sebelum dan setelah dari lapangan dan terakhir pertanyaan terbuka pengkodean
sepenuhnya dilakukan setelah selesai dari lapangan (Dony, 2015). Coding juga
memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis data. Pada
penelitian ini, setelah data dikoreksi dan lengkap maka diberi kode sesuai definisi
operasional.
3. Tabulating
Data mentah (raw data) akan dilakukan pemetaan data (array data),
4. Entry Data
selanjutnya dianalisis. Peneliti melakukan entry data jika sudah yakin bahwa data
5. Penyajian Data
pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita
uji Wilcoxon sign rank test dengan bantuan program komputer SPSS dengan
tingkat kemaknaan (α) = 0,05. H1 diterima bila p < 0,05, berarti ada pengaruh
hiperkolesterolmia, dan H1 di tolak bila p > 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh
kemaknaan (α) = 0,05. H1 diterima bila p < 0,05, yang berarti H1 diterima bila p
< 0,05, berarti ada perbedaan hasil kadar kolesterol post pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol, dan H1 di tolak bila p > 0,05 yang berarti tidak ada
51
perbedaan hasil kadar kolesterol post pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
mendapat surat rekomendasi dari STIKES Hang Tuah Surabaya dan izin dari
diteliti maka peneliti menghargai hak tersebut. Hal-hal yang dijelaskan meliputi
status responden selama penelitian dengan menyatakan bahwa data yang mereka
informed consent yang berisi penjelasan mengenai pengaruh pemberian jus Alsik
kode dan alamat responden pada lembar kuesioner dan mencantumkan tanda
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
4. Keadilan (Justice)
penelitian ini dilakukan dengan cara tidak membedakan jenis kelamin, usia,
suku/bangsa dan pekerjaan sebagai rencana tindak lanjut dari penelitian ini.
Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin
terjadi pada responden. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Penelitian tidak boleh menimbulkan
penelitian ini dilakukan dengan cara menjelaskan secara detail tujuan, manfaat,
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan sesuai
lokasi penelitian, data umum (karakteristik responden), dan data khusus (variabel
penelitian). Hasil penelitian kemudian dibahas dengan mengacu pada tujuan dan
tdengan jumlah laki – laki 928 orang dan wanita 835 orang, selain itu terdapat 8
RT dan 4 RW dengan kepala keluarga sebesar 568 orang. Luas tanah Desa Banjar
1. Ketinggian Tanah : 5m
orang. Pekerja warga di desa tersebut mayoritas berprofesi sebagai pegawai yaitu
wiraswasta dengan jumlah 35 orang, swasta 25 orang, PNS 7 orang dan TNI /
POLRI berjumlah 5 orang. Selain sebagai pegawai warga desa tersebut ada yang
53
54
berprofesi sebagai petani tambak dengan jumlah 74 orang, buruh tani tambak
dengan jumlah 35 orang dan pemilik tambak sendiri dengan jumlah 74 orang.
pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA, D1-D3, S1-S3. Tingkat pendidikan TK
30 orang. Data demografi diperoleh melalui kuisioner yang di isi oleh responden /
kesehatan yang digunakan saat berobat. Responden pada penelitian ini yaitu
55
berjumlah 30 responden dan data disajikan secara lengkap dalam bentuk tabel
berikut:
Kelompok kontrol sendiri di dapatkan data usia terbanyak terjadi pada usia 40 –
orang (46,7%).
Responden
orang (6,7%).
Responden
seluruh responden bersuku jawa dengan jumlah 15 orang (100%) pada kelompok
responden kelompok intervensi terbanyak pada kadar kolesterol < 200 sebanyak 7
orang (46.7%), kadar kolesterol 200 – 239 sebanyak 7 orang (46,7%), kadar
kolesterol > 240 sebanyak 1 orang (6,7%). Responden kelompok kontrol kadar
kolesterol terbanyak 200 – 239 sebanyak 8 orang (53,3%), kadar kolesterol < 200
sebanyak 12 orang (80%), responden yang rutin melakukan chek kolesterol sekitar
melakukan check kolesterol sekitar 8 orang (53,3%), responden yang tidak rutin
Digunakan Responden
yang paling banyak tidak memakai fasilitas kesehatan 8 orang (53,3%), responden
Data khusus adalah data yang termasuk dalam variabel yang diteliti.
Variabel yang diteliti tersebut antara lain : pengaruh pemberian jus ALSIK
kelompok intervensi sebelum diberikan Jus ALSIK terjadi pada kadar kolesterol
200 – 239 yang bersifat Cukup sebanyak 8 orang (53,3%) sedangkan kadar
kolesterol > 240 yang bersifat bahaya sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar
kolesterol yang < 200 bersifat baik sebanyak 3 orang (20%). Setelah diberikan Jus
kolesterol < 200 yang bersifat baik sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang
kadar kolesterol cukup dan bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji
Tabel 5.12 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Kelompok Kontrol Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Jus ALSIK Dengan Jumlah Responden 30 Orang Di
Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo Pada Tanggal 14 – 21 Mei 2018
(Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Kriteria Kelompok Kontrol
Pre Post
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 200 7 46.7% 4 26.7%
200 - 239 3 20% 9 60%
>240 5 33.3% 2 13.3%
Total 15 100% 15 100%
Uji Wilcoxon = 0,865
Kemuning Sedati Sidoarjo pada kelompok kontrol di dapatkan saat pre-test yang
mengalami kadar kolesterol cukup sebanyak 3 orang (20%). Pada hari terakhir
kolesterol 200 – 239 yang bersifat cukup sebanyak 9 orang (60%), sedangkan
peningkatan kadar kolesterol < 200 bersifat baik sebanyak 4 orang (26,7%) dan
kadar kolesterol > 240 bersifat bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji
diterima, H1 ditolak artinya secara statistik ini menunjukkan tidak ada perubahan
yang bermakna.
63
Sedati Sidoarjo
Tabel 5.13 Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol Pada
Nelayan Penderitan Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo Pada Tanggal 14 – 21 Mei 2018 (Kontrol=15 orang,
Intervensi=15 orang)
Kadar Kolesterol Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Post Post
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 200 11 73.3% 4 26.7%
200 - 239 2 13.3% 9 60%
>240 2 13.3% 2 13.3%
< 200 11 73.3% 4 26.7%
Total 15 100% 15 100%
Mann Whitney Test p = 0,024
kadar kolesterol pada nelayan, dengan kadar kolesterol < 200 yang bersifat baik
sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan kadar kolesterol 200 – 239 (cukup) dan >
240 (bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Pada kelompok kontrol yang tidak
kolesterol < 200 (baik) sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol > 240
(bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Mann -
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol pada pengaruh pemberian jus ALSIK terhadap kadar kolesterol
Sidoarjo.
64
5.2 Pembahasan
pustaka dan hasil-hasil ysng relevan. Peneliti ini dirancang untuk memberikan
stress, jenis kelamin, usia, genetic dan pola makan (Kurniadi and Nurrahmani,
2014). Menurut jurnal penelitian (Siti, 2014) yang berjudul “Hubungan Hipertensi
Dengan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Usia 36 – 45 Tahun Di Desa Jabon”
didapatkan hasil jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kolesterol, pria mempunyai resiko kadar kolesterol lebih tinggi dari pada wanita
(Harsanawis, 2013). Menurut data statistik dari WHO tahun 2008 laki – laki di
jumlah rata – rata kolesterol tertinggi. Dalam penelitian jenis kelamin laki – laki
dari itu jurnal penelitian diatas sesuai dengan responden yang diambil peneliti
Nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam melakukan penangkapan
ikan dan binatang air lainnya (Suyitno, 2012). Kegiatan yang dilakukan oleh nelayan
harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing - masing
secara terus menerus dan akan melakukan gerakan yang terus menerus dilakukan
selama bekerja sehingga mengalami nyeri sendi (Manuaba, 1990 dalam Budiman,
2015). Nyeri sendi yang dialami nelayan dikarenakan berbagai macam salah satunya
nilai normal yaitu > 200. Kolesterol terjadi dikarenakan sekitar 80% kolesterol
bersumber dari sintesis kolesterol pada sel-sel tubuh terutama pada hati dan dari
asupan diet terutama produk hewani seperti ayam, mentega, keju, susu, putih telur,
daging merah, tetapi disini nelayan yang menderita kolesetrol dikarenakan mereka
suka mengkonsumsi ikan hasil tangkapan mereka sendiri dari beberapa ikan hasil
sedangkan kelompok kontrol usia paling banyak terjadi pada dengan usia
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Agus, dkk, 2016) di
dapatkan hasil bahwa Faktor risiko secara signifikan (p-value < 0,05) yang dapat
meningkatan kadar kolesterol dalam darah pada kelompok usia > 30 tahun di Kota
Banda Aceh berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 4,7 kali
66
dibandingkan perempuan. Berdasarkan usia yaitu diatas 45 tahun sebesar 3,8 kali
yaitu yang mempunyai riwayat kolesterol sebesar 3,6 kali dibandingkan yang
risiko yang dapat menyebabkan tingginya kolesterol pada kelompok usia >30
tahun di Kota Banda Aceh, yaitu jenis kelamin laki - laki yang mempunyai
peluang terbesar (p= 0,010) dengan besar risikonya yaitu 4,7. Menurut asumsi
peneliti jika responden yang memiliki usia diatas 50 tahun menurut WHO usia
tersebut memasuki usia pra - lansia atau lansia awal dimana usia tersebut sudah
bergerak. Kekebalan tubuh menurun, hal ini membuat lansia rentan terkena
terjadi pada SD sebanyak 7 orang dengan presentase 46,7%. Hasil data demografi
pendidikan terakhir ini didukung oleh (Irawan, 2010) yang menyatakan bahwa
mempengaruhi aktivitas fisik yang akan dilakukan. Hal ini juga didukung oleh
peneliti responden yang memiliki latar belakang pendidikan yang kurang akan
mengalami kesulitan untuk menerima informasi baru karena proses berpikir yang
telah tertanam dalam dirinya hanyalah bersifat sementara karena tidak adanya proses
nalar yang cukup dari penderita hiperkolesterolmia itu sendiri yang dikarenakan latar
kelompok kontrol di dapatkan hasil dikatakan bahwa gaji mereka dibawah UMR
perubahan pola makan yang tidak seimbang dan berdampak negatif pada kesehatan
penghasilan sedikit maka kebanyakan dari responden tersebut jika mendapatkan uang
maka mereka akan berfokus untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga atau keluarga
mereka, mereka tidak sempat untuk memikirkan sakit yang mereka derita. Maka dari
itu dari penghasilan yang minimalis kebanyakan dari responden memilih tidak untuk
mengobati penyakitnya.
68
bahwa banyak responden yang tidak pernah mengkonsumsi obat dengan jumlah
kelompok kontrol yang tidak suka pernah mengkonsumsi obat sebanyak 13 orang
simvastatin telah mempunyai sediaan generik di Indonesia, yang berarti obat lebih
murah dan sudah teruji di masyarakat lebih dari 20 tahun. Kedua, simvastatin
menurunkan 20% kadar total kolesterol dan penurunan resiko penyakit pembuluh
darah sebanyak 24% dengan dosis 40mg/hari. Mekanisme kerja Simvastatin menurut
(Harvey dan Champe, 2013) bahwa Simvastatin bekerja dengan menghambat langkah
kebanyakan dari mereka hanya mengkonsumsi obat apabila timbul rasa nyeri yang
hebat akibat kolesterol tersebut, mereka tidak rutin meminum obatnya, dan
kebanyakan dari responden susah mengatur pola makan mereka, mereka masih
diberikan jus ALSIK yang memiliki kadar kolesterol 200 – 239 yang bersifat
69
Cukup sebanyak 8 orang (53,3%) sedangkan kadar kolesterol > 240 yang bersifat
bahaya sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol yang bersifat baik
sebanyak 3 orang (20%). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Uji Wilcoxon dengan taraf signifikan 0,05 artinya jika p < 0,05, maka H0 ditolak
yang berarti pemberian jus ALSIK efektif untuk penurunan kadar kolesterol pada
nelayan penderita hiperkolesterolmia. Jika p > 0,05, maka hal ini berarti
pemberian jus ALSIK tidak efektif untuk penurunan kadar kolesterol pada
pada kelompok perlakuan diperoleh p = 0,002, dimana, nilai p < 0,05 berarti
pemberian jus ALSIK efektif terhadap penurunan kadar kolesterol pada nelayan
americana Mill atau jus alpukat, antara lain disebabkan kandungan asam
(beta caroten), vitamin E, asam amino cystein, asam folat, selenium dan serat
yang ada dalam Persea americana Mill (Wijayanti, 2014). Menurut (Anggraheny
2007, dalam Rahman, 2013) mengatakan bahwa alpukat merupakan salah satu
bahan alami yang dapat membantu menaikan kadar HDL, menurunkan kadar
kolestrol total dan juga menurunkan kadar LDL, dimana keadaan tersebut diduga
disebabkan oleh kandungan bahan aktif dalam alpukat seperti omega-9 asam
vitamin A, asam pantothenat, golongan MUFA, asam folat, selenium, asam amino
dan serat. Menurut (Ariyani, 2014) buah alpukat memiliki kandungan beta-
sitosterol dalam buah ini yang cukup tinggi, senyawa ini dapat mengurangi jumlah
70
kolesterol yang diserap dari makanan. Kombinasi betasitosterol dan lemak tak
jenuh tunggal membuat alpukat merupakan makanan yang baik untuk memecah
kolesterol. Hasil penelitian Menurut (Lelly, dkk, 2016) didapat bahwa rebusan air
daun sirsak berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Pada penelitian ini juga
didapat bahwa rebusan air daun sirsak mempunyai efek yang sama baik dengan
mengandung flavonoid (Taylor, 2002 dalam Lelly, dkk, 2016) yang mempunyai
efek menghambat enzim HMG - CoA reductase (Gross, 2004 dalam Lelly, dkk,
2016) sehingga dapat bekerja menurunkan kolesterol darah (Munish, 2012 dalam
suka mengkonsumsi obat dan tidak suka memeriksakan kesehatan kepada tenaga
medis, nelayan disana lebih suka mengobati sendiri keluhannya dengan berbagai
macam pengobatan tradisional. Nelayan disana sering minum rebusan air daun
sirsak untuk mengobati kolesterol mereka, namun menurut mereka rasanya kurang
enak sehingga mereka jarang meminumnya. Maka dari itu peneliti menciptakan
suatu inovasi baru sebuah minuman yang dapat dikonsumsi para nelayan untuk
mengobati kolesterol yang diderita para nelayan. Jadi tidak ada lagi alasan
ALSIK tersebut kadar kolesterol nelayan yang tinggi dapat terjadi penurunan.
nelayan yang tinggi. Pengukuran kadar kolesterol ini dilakukan setelah pemberian
71
jus ALSIK sebanyak 1 x selama 7 hari. Pada hasil pengukuran di hari terakhir
yang mengalami kadar kolesterol baik sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan yang
mengalami kadar kolesterol cukup sebanyak 3 orang (20%). Pada hari terakhir
kolesterol 200 – 239 yang bersifat cukup sebanyak 9 orang (60%), sedangkan
peningkatan kadar kolesterol < 200 bersifat baik sebanyak 4 orang (26,7%) dan
kadar kolesterol > 240 bersifat bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Uji statistik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon dengan taraf signifikan
0,05 artinya jika p < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti pemberian jus ALSIK
hiperkolesterolmia. Jika p > 0,05, maka hal ini berarti pemberian jus ALSIK tidak
kontrol diperoleh p = 0,865, dimana, nilai p > 0,05 berarti tidak ada perubahan
kelompok kontrol ini dikarenakan tidak diberikan pengobatan dan para nelayan
perubahan gaya hidup, pola makan, faktor lingkungan, kurangnya aktivitas fisik
dan faktor stres. Gaya hidup kurang aktivitas, terlalu banyak mengonsumsi
makanan mengandung lemak dan kolesterol serta kurangnya asupan serat dapat
oleh asupan zat gizi, yaitu dari makanan yang merupakan sumber lemak.
kolesterol total sebanyak 2 - 3mg/dl. Keadaan ini dapat berpengaruh pada proses
mengkonsumsi serat serta vitamin yang tinggi sehingga kadar kolesterol dalam
Beberapa faktor makanan, asupan lemak merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan. Lemak merupakan bahan makanan yang sangat penting, bila
kita tidak makan lemak yang cukup maka tenaga kita akan berkurang, tetapi bila
mengandung tinggi kolesterol berasal dari berbagai ikan hasil tangkapan mereka.
73
Ikan hasil tangkapan nelayan yang sering di konsumsi dan mengandung tinggi
kolesetrol berasal dari berbagai jenis seefood salah satunya yaitu lele, bandeng,
nila, mujaer, kakap merah, tongkol, kepiting, udang, cumi, kerang, rajungan.
dalam ikan lele 93 mg, ikan bandeng 102 mg, ikan nila 90 mg, ikan mujaer 52 mg,
ikan tongkol 102 mg, kepiting 71 mg, udang 179 mg, cumi, 159 mg, kerang 105
mg. Selain itu didapat jurnal penelitian menurut (Tunas, 2013) yang berjudul “
Kandungan Kolesterol Kepiting Bakau ( Scylla Serrata ) Jantan Dan Betina Pada
Lokasi Yang Berbeda ” di dapatkan hasil penelitian yaitu rata – rata kandungan
kolesterol kepiting jantan lebih tinggi dibandingkan dengan kepiting betina baik
yang berasal dari Lokasi Pemalang maupun Demak, masing – masing sebesar
66,67 mg/100g dan 61,67 mg/100g pada kepiting jantan dan 64,67 mg/100g dan
dapatkan hasil penelitian yaitu kandungan kolesterol daging ikan kakap merah
sebesar 95,5 mg/100g, sesuai dengan hasil penelitian Mathewet al. (1999)
pencetus kolesterol. Maka dari itu pemberian jus ALSIK juga disarankan bagi
nelayan kelompok kontrol agar kadar kolesterol yang mereka alami masih dalam
batas baik dan tidak terjadi peningkatan. selain pemberian jus sebagai pengobatan
para nelayan penderita hiperkolesterolmia juga harus menjaga pola makan dan
Responden pada kelompok kontrol ini sama halnya dengan penerapan teori
intervensi responden tersebut tidak dapat mengatasi self care deficit secara
mandiri.
Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care
defisit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terbagi atas tiga
teori terkait, yaitu : self care, self care defisit, dan nursing system. Self care juga
yang memicu kolestrol. Apabila seseorang tidak mampu memenuhi self care maka
akan masuk dalam kategori yang disebut self care defisit. Self care defisit
dan perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik. Defisit keperawatan diri
terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri. Pada
Pada Penelitian ini self care defisit yang digunakan yaitu kategori self care
dan educative dilakukan dengan menganjurkan untuk mengkonsumsi jus alsik. Jus
alsik jus ini terbuat dari campuran buah alpukat dan ekstrak air daun sirsak.
pada kadar kolesterol 200 – 239 yang bersifat Cukup sebanyak 8 orang (53,3%)
sedangkan kadar kolesterol > 240 yang bersifat bahaya sebanyak 4 orang (26,7%)
dan kadar kolesterol yang bersifat baik sebanyak 3 orang (20%). Setelah diberikan
Jus ALSIK kadar kolesterol pada nelayan terjadi banyak perubahan di kadar
kolesterol < 200 yang bersifat baik sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang
kadar kolesterol cukup dan bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Pada kelompok
kontrol di dapatkan saat pre-test yang mengalami kadar kolesterol baik sebanyak 7
orang (33,3%) dan yang mengalami kadar kolesterol cukup sebanyak 3 orang
(20%). Pada hari terakhir dilakukan post-test pada kelompok kontrol di dapatkan
peningkatan pada kadar kolesterol 200 – 239 yang bersifat cukup sebanyak 9
orang (60%), sedangkan peningkatan kadar kolesterol < 200 bersifat baik
76
sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol > 240 bersifat bahaya sebanyak 2
orang (13,3%).
dimana nilai p < 0,05 berarti ada perbedaan pada kelompok perlakuan dan
Klinik Iman” dengan hasil penelitian peserta studi diberikan alpukat yang dibuat
dalam bentuk sediaan jus selama 14 hari untuk kemudian dilakukan pemeriksaan
kolesterol total dan LDL kolesterol serta peningkatan kadar HDL kolesterol yang
Masyrakat Kota Bandar Lampung Tahun 2014” dengan hasil penelitian nilai p
value 0,007, berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian jus
kolesterol total serum yang signifikan pada pemberian jus Persea americana Mill.
(niacin), asam oleat, vitamin C, vitamin A (beta caroten), vitamin E, asam amino
cystein, asam folat, selenium dan serat yang ada dalam Persea americana Mill.
77
pada dosis 4ml/hari karena dapat menurunkan kadar kolesterol total serum paling
dan stroke.
urat, hipertensi dan diabetes militus. Seperti penelitian yang dilakukan (Ari &
dkk, 2013) tentang efektifitas air rebusan daun sirsak ( annona muricata ) terhadap
kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 didapatkan hasil
rebusan daun sirsak sebanyak 1 gelas ± 200 ml selama 3 hari berturut - turut.
Berdasarkan uji statistik t- test independent didapatkan nilai sebesar 0.01 dengan
nilai alpha 0.05. Berdasarkan uji tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
terdapat perubahan kadar gula dalam darah yang signifikan setelah diberikan air
rebusan daun sirsak pada kelompok eksperimen dan dapat disimpulkan bahwa air
rebusan daun sirsak efektif terhadap penurunan kadar gula dalam darah.
78
kadar kolesterol pada nelayan, dengan kadar kolesterol < 200 yang bersifat baik
sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan kadar kolesterol 200 – 239 (cukup) dan >
240 (bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Pada kelompok kontrol yang tidak
kolesterol < 200 (baik) sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol > 240
(bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Mann -
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol pada pengaruh pemberian jus ALSIK terhadap kadar kolesterol
Sidoarjo. Sehingga lal ini membuktikan bahwa jus ALSIK mampu menurunkan
kadar kolesterol dalam darah dan dapat dijadikan pengobatan alternatif pengganti
kadar kolesterol dikarenakan terdapat beberapa kandungan dari buah alpukat dan
rebusan air daun sirsak. Kandungan dari buah alpukat yaitu asam pantothenat,
caroten),vitamin E, asam amino cystein, asam folat, selenium dan serat yang ada
Sedangkan kandungan air daun sirsak sebagai penurun kolesterol karena air daun
kandungan yang ada di buah alpukat dan rebusan air daun sirsak dapat
5.3 Keterbatasan
PENUTUP
perbaikan bagi penelitian selanjutnya dan saran yang berguna bagi pihak-pihak
terkait.
6.1 Kesimpulan
Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo pada tanggal 14 Mei 2018 dapat ditarik
ALSIK mengalami perubahan kadar kolesterol rata – rata menjadi < 200
80
81
6.2 Saran
1. Bagi Responden
masyarakat umum.
82
peneliti.
Agam, Zuzy, and Ayi. 2012. Analisis Pendapatan Dan Pola Pengeluaran Rumah
Tangga Nelayan Buruh Di Wilayah Pesisir Kampak Kabupaten Bangka
Barat. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. Vol 3 No. 01 Maret 2012. Diakses
Pada Tanggal 17 Maret 2018
Anggreni, Dian. 2016. Kandungan Low Density Lipoprotein dan High Density
Lipoprotein Pada Kerang Darah Yang Tertangkap Nelayan di Sedati
Sidoarjo. Falkultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
http://repository.unair.ac.id/57143/2/PK%20BP%2055%2016%20Ang0k.p
df diakses pada tanggal 16 Maret 2018
Ari, & Dkk. (2013). Efektifitas Air Rebusan Daun Sirsak ( Annona Muricata)
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Militus. Universitas
Riau .
Ariyani, Yulia Ayu. 2014. Manfaat Buah Alpukat. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Cendekia Utama Kudus
Blood, R., Level, C. and High, I. (2016) ‘Potensi Ekstrak Air Daun Sirsak Sebagai
Penurun Kolesterol dan Pengendali Bobot Badan’, Acta Veterinaria
Indonesiana, 4(2), Pp. 82–87.
Clarasinta, Claudia. 2018. hubungan Asupan Serat Dan Indeks Masa Tubuh (Imt)
Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
83
84
Elisya, dkk. 2015. Hubungan Antara Status Gizi Dan Sikap Kerja Dengan
Keluhan Musculoskeletal Pada Nelayan Di Desa Kalinaun Kecamatan
Likupang Timur Kabupaten Minahsa Utara. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada tanggal 14 Maret
2018
Hastuti, & Dkk. (2012). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirsak (Annona
Muricata L.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Mencit
(Mus Musculus). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unib .
Kamurahan, E. M. et al. (2016) ‘Hubungan Antara Status Gizi Dan Sikap Kerja
Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Nelayan Di Desa Kalinaun
Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahsa Utara’, pp. 1–13.
Lelly, Dkk. 2016. Potensi Ekstrak Air Daun Sirsak Sebagai Penurun Kolesterol
Dan Pengendali Bobot Badan. Acta Veterinaria Indonesiana. Vol. 4, No. 2:
82-87, Juli 2016. Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2018
Posangi, I. (2012) ‘Efek ekstrak daun sirsak ( annona muricata l. ) pada kadar
kolesterol total tikus wistar’, Jurnal Biomedik, pp. 37–42.
Prabowo, T. D. B., Erliana, I. S. and Duwi, E. (2013) ‘Program Uji Kadar Daun
Sirsak Untuk Penyakit Hipertensi’, pp. 1–17.
Randang, M. J. et al. (2017) Hubungan Antara Umur,Masa Kerja Dan Lama Kerja
Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Nelayan Di Desa Talikuran
Kecamtan Remboken’, pp. 1–8.
Safitri, Sartika. 2016. hubungan Konsumsi Protein Kedelai Serta Konsumsi Serat
Makanan Dengan Kadar Kolesterol Total. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung
Soebroto, Linda. (2010) ‘Hubungan Antara Kadar Ldl Kolesterol Pada Penderita
Stroke Di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta’.
Waani, Tiho, dkk. 2016. Gambaran kadar kolesterol total darah pada pekerja
kantor. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2,
Wirakusumah. 2013. Jus Sehat Buah dan Sayur. Jakarta : Penebar Plus
Yulia, Venny. 2017. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Kadar Kolesterol Total Pada Mencit Jantan. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Penngetahuan Alam Universitas Lampung
87
Lampiran 1
CURRICULUM VITAE
Email : widyanindi18@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Lampiran 2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Surat Perijian Penelitian dan Balasan
Pengambilan Data Penelitian
Di Desa Banjar Kemuning
95
Lampiran 9
Lampiran 10
NIM : 1410107
penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Pemberian Jus ALSIK
Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif
baik secara fisik maupun psikologis responden. Apabila dampak itu terjadi, maka
untuk dilakukan terapi pemberian jus ALSIK. Terapi ini dilakukan oleh peneliti
untuk mengatasi kolesterol yang di derita oleh para nelayan. Peneliti berjanji akan
penelitian ini.
penelitian ini.
98
partisipasinya.
141.0107
99
Lampiran 11
Kepada Yth.
Bapak nelayan calon responden penelitian
Di desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo
Dalam penelitian ini partisipasi anda bersifat bebas artinya bapak ikut atau
tidak ikut tidak ada sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden silahkan
untuk menanda-tangani lembar persetujuan yang telah disediakan.
Informasi atau keterangan yang bapak akan dijamin kerahasiaannya dan
akan digunakan untuk kepentingan ini saja. Apabila penelitian ini telah selasai,
pernyataan bapak dan ibu sekalian akan saya hanguskan.
Lampiran 12
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya atas nama:
Nama : Widya Nindi Prameswari
NIM : 141.0041
Yang berjudul “Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol
pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan
Sedati Sidoarjo”.
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa :
1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan informasi
peran saya.
2. Saya mengerti bahwa penelitian catatan tentang penelitian ini dijamin
kerahasiaannya. Semua berkas yang dicantumkan identitas dan jawaban yang
akan saya berikan hanya diperlukan untuk pengolahan data.
3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan tentang
“Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan
penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Sidoarjo”.
Oleh karena itu saya secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam
penelitian ini.
Tanggal
Nama Responden
Tanda Tangan
102
Lampiran 13
No. Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian
Lampiran 14
Jus ALSIK merupakan percampuran dari buah alpukat dan rebusan air
daun sirsak yang di blender di jadikan menjadi jus setelah itu digunakan sebagai
Bahan Jus :
c. 2 sdm madu
Alat Pembuatan
a. Blender
b. Gelar Ukur
c. Panci
d. Gelas
e. Sendok
105
f. Penyaring
2. Cara Pembuatan
c. Tuang air sebanyak 300 ml air ke dalam panci dan campurkan 7 lembar
f. Siapkan blender dan 100 gram daging buah alpukat yang matang
h. Setelah itu masukan 100 gram daging buah alpukat yang matang ke
semuanya
j. Jika blender selesai setelah itu jus alsik siap untuk dihindangkan bagi
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI
PENGUKURAN KADAR KOLESTROL NELAYAN
KELOMPOK KONTROL
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI
PENGUKURAN KADAR KOLESTROL NELAYAN
KELOMPOK PERLAKUAN
Lampiran 17
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 2 2 1 1 7 1 2 2 2 4
2 1 4 2 1 8 1 1 1 1 5
3 2 2 4 1 7 1 1 1 1 1
4 1 3 2 1 8 1 1 2 2 5
5 2 2 1 1 8 1 2 2 2 1
6 2 2 2 1 8 1 3 1 2 3
7 2 1 1 1 7 1 2 2 2 1
8 2 2 3 1 8 1 2 2 2 1
9 1 3 2 1 8 1 1 2 2 5
10 1 2 1 1 7 1 1 2 2 1
11 2 1 1 1 7 1 1 2 2 1
12 2 2 2 1 5 1 2 2 1 1
13 2 2 4 1 7 1 2 2 2 2
14 2 1 4 1 8 1 2 2 2 1
15 1 3 4 1 7 1 1 2 1 1
108
109
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 1 3 1 1 5 1 1 2 2 1
2 2 3 1 1 7 1 2 2 2 2
3 2 2 3 1 8 1 1 2 2 5
4 2 2 3 1 7 1 1 2 2 5
5 2 2 1 1 7 1 1 2 2 5
6 1 2 3 1 8 1 1 2 2 5
7 2 2 1 1 7 1 2 2 2 5
8 1 4 2 1 7 1 2 2 2 2
9 1 2 3 1 8 1 1 1 2 1
10 2 1 2 1 7 1 1 1 1 1
11 1 3 2 1 7 1 2 1 1 1
12 1 1 1 1 7 1 2 1 2 5
13 1 1 3 1 5 1 2 1 2 5
14 2 2 2 1 7 1 2 1 2 5
15 1 3 2 1 7 1 2 1 2 1
109
110
A. P1 ( Usia )
1. 40 – 50
2. 51 – 60
B. P2 ( Pedidikan Terakhir )
2. SD 5. Perguruan Tinggi ( PT )
3. SMP
D. P4 Suku
1. Jawa
2. Madura
3. Lain - Lain
1. Kencing Manis
2. Gagal Ginjal
3. Penyakit Paru
4. Asma
5. Hipertensi
6. Penyakit Jantung
7. Rematik
8. Lain - Lain
111
F. P6 ( Menderita Kolesterol )
1. Ya
2. Tidak
G. P7 ( Kadar Kolesterol )
1. < 200
2. 200 – 239
3. > 240
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Puskesmas
2. Klinik
3. Rumah Sakit
4. Dokter Pribadi
5. Lain – Lain
112
Keterangan :
1. < 200 = Baik
2. 200 = 239 = Cukup
3. > 240 = Jahat
113
Lampiran 18
Ranks
Ties 2c
Total 15
Test Statisticsb
Z -3.115a
Ranks
Ties 0c
Total 15
Test Statisticsb
Z -.170a
Lampiran 19
HASIL PERBEDAAN
KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK INTERVENSI
MENGGUNAKAN UJI MANN – WHITNEY
Ranks
Total 30
Test Statisticsb
PostChol
Mann-Whitney U 58.000
Wilcoxon W 178.000
Z -2.261
Lampiran 20
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
RiwayatPenyakit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MenderitaChol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KadarChol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KontrolChol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Obat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Faskes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
RiwayatPenyakit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MenderitaChol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KadarChol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KontrolChol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Obat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Faskes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Prechol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Postchol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Postchol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 21
HASIL CROSSTAB
DATA DEMOGRAFI KELOMPOK KONTROL
Prechol
Usia 40 – Count 1 2 5 8
5% within Usia 12.5% 25.0% 62.5% 100.0%
0
% within prechol 14.3% 66.7% 100.0% 53.3%
51 – Count 6 1 0 7
6% within Usia 85.7% 14.3% .0% 100.0%
0
% within prechol 85.7% 33.3% .0% 46.7%
Total Count 7 3 5 15
% within Usia 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%
% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%
Prechol
500.000 - Count 3 0 1 4
1.0
% within Penghasilan 75.0% .0% 25.0% 100.0%
00.
% within prechol 42.9% .0% 20.0% 26.7%
00
0 % of Total 20.0% .0% 6.7% 26.7%
1.000.000 Count 2 1 2 5
-
% within Penghasilan 40.0% 20.0% 40.0% 100.0%
125
> Count 0 0 1 1
2.0
% within Penghasilan .0% .0% 100.0% 100.0%
00.
% within prechol .0% .0% 20.0% 6.7%
00
0 % of Total .0% .0% 6.7% 6.7%
Total Count 7 3 5 15
Prechol
Total Count 7 3 5 15
Prechol
% within
.0% 50.0% 50.0% 100.0%
RiwayatPenyakit
Rematik Count 6 2 2 10
% within
60.0% 20.0% 20.0% 100.0%
RiwayatPenyakit
% within
33.3% .0% 66.7% 100.0%
RiwayatPenyakit
Total Count 7 3 5 15
% within
46.7% 20.0% 33.3% 100.0%
RiwayatPenyakit
Prechol
MenderitaChol Ya Count 7 3 5 15
Total Count 7 3 5 15
Prechol
Total Count 7 3 5 15
Prechol
KontrolChol Ya Count 3 2 2 7
Tidak Count 4 1 3 8
Total Count 7 3 5 15
Prechol
Obat Ya Count 2 0 0 2
Tidak Count 5 3 5 13
Total Count 7 3 5 15
Prechol
Klinik Count 0 1 1 2
Total Count 7 3 5 15
129
HASIL CROSSTAB
DATA DEMOGRAFI DENGAN KELOMPOK INTERVENSI
preintervensi
Usia 40 - 50 Count 1 3 1 5
51 - 60 Count 2 5 3 10
Total Count 3 8 4 15
Preintervensi
SD Count 2 4 2 8
SMP Count 0 2 1 3
SMA Count 0 1 0 1
Total Count 3 8 4 15
Preintervensi
% within
40.0% 40.0% 20.0% 100.0%
Penghasilan
% within
66.7% 25.0% 25.0% 33.3%
preintervensi
% within
.0% 75.0% 25.0% 100.0%
Penghasilan
% within
.0% 75.0% 50.0% 53.3%
preintervensi
1.000.000 - Count 0 0 1 1
2.000.000
% within
.0% .0% 100.0% 100.0%
Penghasilan
% within
.0% .0% 25.0% 6.7%
preintervensi
% within
100.0% .0% .0% 100.0%
Penghasilan
% within
33.3% .0% .0% 6.7%
preintervensi
Total Count 3 8 4 15
% within
20.0% 53.3% 26.7% 100.0%
Penghasilan
% within
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
preintervensi
preintervensi
Total Count 3 8 4 15
preintervensi
% within
.0% 100.0% .0% 100.0%
RIwayatPenyakit
Rematik Count 3 3 1 7
% within
42.9% 42.9% 14.3% 100.0%
RIwayatPenyakit
% within
.0% 57.1% 42.9% 100.0%
RIwayatPenyakit
Total Count 3 8 4 15
% within
20.0% 53.3% 26.7% 100.0%
RIwayatPenyakit
preintervensi
MenderitaChol Ya Count 3 8 4 15
Total Count 3 8 4 15
preintervensi
Total Count 3 8 4 15
preintervensi
KontrolChol Ya Count 1 1 1 3
Tidak Count 2 7 3 12
Total Count 3 8 4 15
preintervensi
Obat Ya Count 1 3 0 4
Tidak Count 2 5 4 11
Total Count 3 8 4 15
preintervensi
Klinik Count 0 1 0 1
8 Count 2 4 1 7
Total Count 3 8 4 15
Lampiran 22