Anda di halaman 1dari 154

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALSIK TERHADAP


KADAR KOLESTEROL PADA NELAYAN
PENDERITA HIPERKOLESTEROLMIA
DI DESA BANJAR KEMUNING
SEDATI SIDOARJO

Oleh :
WIDYA NINDI PRAMESWARI
NIM. 1410107

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALSIK TERHADAP


KADAR KOLESTEROL PADA NELAYAN
PENDERITA HIPERKOLESTEROLMIA
DI DESA BANJAR KEMUNING
SEDATI SIDOARJO

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.)


Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :
WIDYA NINDI PRAMESWARI
NIM. 1410107

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
i
HALAMAN PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Widya Nindi Prameswari

NIM : 1410107

Tanggal Lahir : 18 Juni 1996

Program Studi : S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus ALSIK

Terhadap Kadar Kolesterol Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa

Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo”, saya susun tanpa melakukan

plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di STIKES Hang Tuah Surabaya.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang di jatuhkan oleh

STIKES Hang Tuah Surabaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 04 Juli 2018

Widya Nindi Prameswari

NIM. 141.0107

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa:


Nama : Widya Nindi Prameswari
NIM : 1410107
Program Studi : S1-Keperawatan
Judul : Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar
Kolesterol Pada Nelayan Penderita
Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning
Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat


menyetujui bahwa Skripsi ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar :

SARJANA KEPERAWATAN (S. Kep)

Pembimbing I Pembimbing II

Lela Nurlela, S.Kp., M.Kes Ns. Sukma Ayu CK., M.Kep., Sp.Kep.J
NIP. 03021 NIP : 03043

Ditetapkan di : Stikes Hang Tuah Surabaya


Tanggal :15 Maret 2018

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dari :

Nama : Widya Nindi Prameswari

NIM : 1410107

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Pengaruh Pemberian Jus Alsik Terhadap Kadar Kolesterol Pada

Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning

Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Telah dipertahankan dihadapan dewan Skripsi di Stikes Hang Tuah Surabaya, dan
dinyatakan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
“SARJANA KEPERAWATAN” pada Prodi S-1 Keperawatan STIKES Hang
Tuah Surabaya

Penguji I : Iis Fatmawati., S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIP. 03067
Penguji II : Lela Nurlela, S.Kp., M.Kes
NIP. 03021
Penguji III : Ns. Sukma Ayu CK., M.Kep., Sp.Kep.J
NIP. 03043

Mengetahui,
STIKES HANG TUAH SURABAYA
PJS KA PRODI S-1 KEPERAWATAN

Hidayatus Sya’diyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 03.008

Ditetapkan di : STIKES Hang Tuah Surabaya


Tanggal : 04 Juli 2018

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang

MahaEsa, atas limpahan karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol pada

Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo”

dapat selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Hang Tuah Surabaya. Skripsi ini disusun dengan memanfaatkan berbagai

literature serta mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,

penulis menyadari tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan

literatur, sehingga proposal ini dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi

sistematika maupun isinya jauh dari sempurna.

Penulis dalam kesempatan kali ini, perkenankanlah peneliti

menyampaikan rasa terima kasih, rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Wiwiek Liestyaningrum, S.Kp.,M.Kep. selaku Ketua STIKES Hang Tuah

Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

menjadi mahasiswa S-1 Keperawatan.

2. Ibu Dhian Satya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kepala Program Pendidikan S-1

Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan

kesempatan untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan S-1

Keperawatan.

3. Ibu Hidayatus Sya’diyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Penanggung Jawab

Sementara Kepala Program Pendidikan S-1 Keperawatan STIKES Hang Tuah

v
Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan

menyelesaikan Program Pendidikan S-1 Keperawatan

4. Ibu Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing I yang penuh kesabaran

dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik danbimbingan demi

kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ns. Sukma Ayu CK., M.Kep., Sp.Kep.J selaku pembimbing II yang

penuh kesabaran dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik dan

bimbingan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah membimbing penulis

dalam menuntut ilmu dan menjadi mahasiswa S1-Keperawatan.

7. Seluruh stafdan karyawan STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah banyak

membantu kelancaran proses belajar mengajar selama masa perkuliahan

untuk menempuh studi di STIKES Hang Tuah Surabaya.

8. Semua responden para nelayan di desa banjar kemuning yang telah

membantu saya dalam proses penelitian dan pengambilan data khususnya

bapak ketua nelayan yang sudah membantu banyak.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan

literatur, sehingga skripsi ini dibuat dengan sederhana dan isinya jauh dari

sempurna. Semoga seluruh budi baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha Pemurah. Akhirnya peneliti berharap

bahwa skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin YaRobbal Alamiin.

Surabaya, 19 Maret 2018

Penulis

vi
Judul : Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol Pada
Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning
Sedati Sidoarjo

ABSTRAK

Para nelayan penderita hiperkolesterolmia, dapat diobat dengan pemberian Jus


ALSIK. Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol
Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo

Desain penelitian menggunakan metode Quasy Eksperimen tipe Pretest-Posttest


dua kelompok (kelompok intervensi dan kelompok kontrol). Jumlah populasi 150
nelayan. Teknik sampel menggunakan Cluster Random Sampling sebanyak 30
orang responden nelayan di bagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Instrument menggunakan SOP, lembar observasi dan lembar kuisioner
demografi responden. Data di analisa dengan uji Wilcoxon dan Mann – Whitney.

Hasil penelitian bahwa pada kelompok perlakuan di dapatkan penurunan kadar


kolesetrol selama 7 hari, sedangkan pada kelompok kontrol tidak di dapatkan
penurunan kadar kolesterol. Uji Wilcoxon menunjukkan pemberian jus ALSIK
berpengaruh pada kelompok intervensi dengan p = 0,002, Uji Wilcoxon pada
kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perubahan p = 0,865, Uji Mann –
Whitney menunjukkan perbedaan pada kedua kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol p = 0,024 ( p < α = 0,05).

Pemberian jus ALSIK diperlukan bagi para nelayan penderita hiperkolesterolmia,


sehingga dapat menurukan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.

Kata Kunci : Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia, Jus ALSIK, Kadar


Kolesterol Tinggi

vii
Title : The Influence Of ALSIK Juice On Cholesterol Levels On Fishermen
With Hypercholesterolemia In The Village Of Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo
ABSTRACT

The fishermen with hypercholesterolemia, can be treated with ALSIK juice.


Knowing the Influence of ALSIK Juice On Cholesterol Levels On Fishermen
With Hypercholesterolemia In The Village Of Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

The research design used Quasy Experiment method of Pretest-Posttest type two
groups (intervention group and control group). The population of 150 fishermen.
The sample technique using Cluster Random Sampling as much as 30 respondents
of fishermen in the for the treatment group and the control group. Instruments
using SOP, observation sheets and questionnaire demographic sheet of
respondents. Data were analyzed by Wilcoxon and Mann - Whitney tests.

The result showed that in the treatment group, there was a decrease of cholesterol
levels for 7 days, while in the control group did not get the decrease of cholesterol
level. Wilcoxon test showed ALSIK juice had an effect on intervention group
with p = 0,002, Wilcoxon test in control group showed no change p = 0,865,
Mann-Whitney test showed difference in both treatment group and control group
p = 0,024 (p <α = 0 , 05).

ALSIK juice is needed for the fishermen with hypercholesterolemia, so it can


lower the high cholesterol levels in the blood.

Keywords : Fishermen Patients with Hypercholesterolemia, ALSIK Juice,


Levels High cholesterol

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR . .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Jus Alsik ...................................................................................... 8
2.1.1 Konsep Alpukat ........................................................................................ 8
2.1.2 Konsep Ekstra Daun Sirsak ....................................................................... 19
2.1.3 Sop Pembuatan Jus Alsik ......................................................................... 23
2.2 Konsep Penyakit Kolesterol ....................................................................... 24
2.2.1 Definisi Kolesterol .................................................................................... 24
2.2.2 Konsep Hiperkolesterol ........................................................................... 25
2.2.3 Sumber / Penyebab Kolesterol ................................................................. 26
2.2.4 Fungsi Kolesterol dalam Tubuh ............................................................... 27
2.2.5 Macam – macam kolesterol ..................................................................... 27
2.2.6 Faktor – faktor kolesterol .......................................................................... 29
2.3 Model Konsep Keperawatan Orem .......................................................... 30
2.4 Hubungan Antar Konsep ........................................................................... 36

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 37


3.2 Hipotesis .................................................................................................... 38

BAB 4 METODEPENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 39


4.2 Kerangka Kerja Penelitian ......................................................................... 41

ix
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 42
4.4 Populasi, Sampel, dan Sampling Desain ................................................. 42
4.4.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 42
4.4.2 Sampel Penelitian ...................................................................................... 42
4.4.3 Besar Sampel ............................................................................................. 43
4.4.4 Teknik Sampling........................................................................................ 43
4.5 Identifikasi Variabel .................................................................................. 43
4.6 Definisi Operasional .................................................................................. 44
4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 45
4.7.1 Instrumen Penelitian .................................................................................. 45
4.7.2 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 45
4.7.3 Pengolaan Data ......................................................................................... 49
4.7.4 Analisis Data.............................................................................................. 50
4.8 Etika Penelitian .......................................................................................... 51

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 53


5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 53
5.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................................ 54
5.1.3 Data Umum Penelitian ............................................................................. 54
5.1.4 Data Khusus Penelitian ........................................................................... 61
5.2 Pembahasan ............................................................................................. 64

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 80


6.2 Saran ...................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83


LAMPIRAN ....................................................................................................... 87

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Taksonomi Alpukat ........................................................................ 9


Tabel 2.2 Kandungan Alpukat ....................................................................... 11
Tabel 2.3 Taksonomi Daun Sirsak ................................................................. 20
Tabel 2.4 Nilai Normal Kolesterol ................................................................ 25
Tabel 2.2.5Tabel Kadar Nilai Normal Kolesterol HDL LDL ......................... 28
Tabel 4.1 Definisi Operasional ..................................................................... 45
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................. 55
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ....................... 55
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasila Tiap Bulan ..... 56
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa ................... 57
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penyakit Sebelumnya ..... 57
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Menderita Kolesterol ...... 58
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol ............ 58
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Check Rutin Kolesterol .. 59
Tabel 5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Minum Obat Kolesterol .. 59
Tabel 5.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Fasilitas Kesehatan ......... 60
Tabel 5.11 Pembahasan Kadar Kolesterol Kelompok Intervensi Sebelum
dan Sesudah Pemberian Jus ALSIK ............................................ 61
Tabel 5.12 Pembahasan Kadar Kolesterol Pada Kelompok Kontrol ............. 62
Tabel 5.13 Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol
Pada Nelayan Penderitan Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar
Kemuning Sedati Sidoarjo ........................................................... 63

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Skema Model Teori Keperawatan Orem........................................ 30


Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 38
Gambar 4.1 Desain Penelitian ........................................................................... 41
Gambar 4.2 Kerangka Kerja .............................................................................. 42

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum Vitae ....................................................................... 87


Lampiran 2 Motto danPersembahan ............................................................... 88
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan Data Penelitian Stikes Hang Tuah ....... 89
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Stikes Hang Tuah ..................................... 90
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Bangkesbangpol Provinsi ........................ 91
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Bangkesbangpol Kabupaten Sidoarjo ...... 92
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Kecamatan Sedati ..................................... 93
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dan Surat Balasan Kelurahan ................... 94
Lampiran 9 Surat Keterangan Persetujuan Etik Penelitian ........................... 95
Lampiran 10 Penjelasan tentang Penelitian .................................................... 96
Lampiran 11 Information For Consent ........................................................... 99
Lampiran 12 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................. 101
Lampiran 13 Lembar Kuisioner Data Demografi ........................................... 102
Lampiran 14 Standar Operasional Prosedur .................................................... 104
Lampiran 15 Lembar Observasi Kelompok Kontrol ....................................... 106
Lampiran 16 Lembar Observasi Kelompok Intervensi ................................... 107
Lampiran 17 Tabulasi Data ............................................................................. 108
Lampiran 18 Hasil SPSS Pengaruh Variabel Penelitian ................................. 113
Lampiran 19 Hasil Perbedaan Variabel Penelitian .......................................... 115
Lampiran 20 Hasil SPSS Frekuensi Data Demografi ...................................... 116
Lampiran 21 Hasil SPSS Crosstab Data Demografi dengan Variabel ............ 124
Lampiran 22 Dokumentasi .............................................................................. 152

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ALSIK : Alpukat dan Daun Sirsak


ATP : Adenosine Trofosfat
BANGKESBANGPOL : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
BPS : Badan Pusat Statisti
DPL : Diagnostik Peritoneal Lavage
HDL : High Density Lipoprotein
HMG CoA : Hydroxy Methyl Glutaryl Coenzyme – A
IMT : Indeks Massa Tubuh
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
LDL : Low Density Lipoprotein
LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
RLPP : Rasio Lingkar Pinggang Pingul
UPT : Unit Pelaksanaan Teknis
VLDL : Very – Low Density Lipoprotein
WHO : World Health Organization

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan julukan negara maritim. Negara

maritim sendiri yaitu sebuat negara yang memiliki kawasan teritorial laut yang

luas. Negara maritim secara geografis dikelilingi oleh wilayah perairan dan laut,

sehingga kebanyakan negara maritim khususnya di Indonesia masyarakatnya

banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan adalah orang atau individu yang

aktif dalam melakukan penangkapan ikan dan binatang air lainnya (Suyitno,

2012). Kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh

serta tenaga yang dimiliki oleh masing - masing individu sehingga harus ada

keseimbangan antara keduanya karena akan mempengaruhi kesehatan dan kinerja

manusia, nelayan akan melakukan pekerjaan secara terus menerus dan akan

melakukan gerakan yang terus menerus dilakukan selama bekerja sehingga

mengalami nyeri sendi (Manuaba, 1990 dalam Budiman, 2015).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 14 Maret 2018 pada pukul

18.30 yang dilakukan oleh peneliti di daerah Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

pada nelayan sekitar. Pekerjaan nelayan yang berat memicu timbulnya berbagai

penyakit salah satunya yaitu munculnya nyeri sendi. Fenomena nyeri sendi yang

terjadi pada nelayan dikarenakan beberapa faktor salah satunya yaitu berawal dari

kebiasaan makan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit yang sering terjadi

pada nelayan salah satunya yaitu kolestrol. Kolestrol merupakan unsur penting

dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh,

tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis

1
2

(penyempitan dan pengerasan pembuluh darah). Selain itu kolesterol atau

hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi

kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton & Hall, 2008).

Nelayan dalam menghadapi kolesterol yang dideritanya hanya mengobati saat

kolesterolnya kambuh. Selain itu sejauh ini belum ada penelitian di Desa Banjar

Kemuning mengenai pemberian terapi non – farmakologis bagi nelayan untuk

menangani kolesterol mereka.

Prevalensi Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun

2002 dalam Agam, 2012) mengatakan bahwa tercatat sebanyak 4,4 juta kematian

akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian.

Peningkatan total kolesterol tertinggi adalah Wilayah Eropa (54% untuk kedua

jenis kelamin), diikuti oleh Wilayah Amerika (48% untuk kedua jenis kelamin)

(WHO, 2008). Angka kejadian hiperkolesterolmia di Indonesia menurut penelitian

MONICA I (Multinational Monitoring Of Trends Daterminants in Cardiovascular

Disease) sebesar 16,2% pada wanita dan 14% pria (Ayuandira, 2012).

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, penduduk > 15 tahun yang memiliki kadar

kolesterol total di atas nilai normal yaitu sebanyak 35,9%. Berdasarkan jenis

kelamin dan tempat tinggal didapatkan bahwa proporsi penduduk dengan kadar

kolesterol di atas normal pada perempuan (39,6%) lebih tinggi dibandingkan pada

laki-laki (30,0%) dan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah

perdesaan (Hanisa, 2012).

Indonesia sendiri sebagian masyarakat bekerja sebagai nelayan, dari data

BPS tahun 2011 dalam Elisya, dkk. 2015 menunjukkan bahwa di Indonesia

terdapat sekitar 8.090 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir.
3

Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87 juta jiwa yang bekerja di

sektor informal dan sekitar 30% diantaranya adalah nelayan. Data lainnya, 31 juta

penduduk miskin di Indonesia, sekitar 7,87 juta jiwa (25,14%) diantaranya adalah

nelayan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara pada tanggal 14 Maret 2018 pada pukul 18.30 di daerah Banjar

Kemuning Kecamatan Sedati dengan 5 orang nelayan dan 1 ketua komunitas

nelayan yang bernama “AOB Maju Sejahtera”. Berdasarkan hasil wawancara di

dapatkan informasi / data bahwa di daerah Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

terdapat 5 kelompok nelayan yaitu Lautan Abadi, Samudra Jaya, AOB Maju

Sejahtera, Sari Laut dan ABATA. Dalam 5 kelompok nelayan tersebut, masing –

masing kelompok nelayan terdapat 30 – 35 anggota dengan usia rata – rata 40 –

60 tahun. Berdasarkan wawancara 5 orang nelayan dan 1 ketua komunitas nelayan

yang bernama “AOB Maju Sejahtera” masalah kesehatan yang sering di alami

nelayan yaitu nyeri sendi. Responden mengatakan nyeri sendi mereka kebanyakan

dikarenakan faktor penyakit asam urat dan kolestrol. Dari 30 anggota AOB Maju

Sejahtera sekitar 20 responden atau 60% nelayan yang menderita nyeri

dikarenakan0kolestrol dan sisanya sebesar 40% dari anggotanya kebanyakan

dikarenakan kurangya istirahat dan beban kerja yang berat. Menurut mereka

banyaknya nelayan yang terkena asam urat dan kolestrol dikarenakan pola makan

yang salah, kebanyakan nelayan mengkonsumsi sendiri ikan hasil tangkapannya

dan beberapa hasil tangkapan ikan yang sering di konsumsi banyak mengandung

kolestrol tinggi salah satunya yaitu kerang.


4

Faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol, antara lain asupan lemak,

serat, IMT, RLPP, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, genetik dan merokok

(Mamat, 2010). Usia dan keturunan merupakan faktor risiko kolesterol yang tidak

dapat dikendalikan. Diagnosis familial kolesterol ini berdasarkan pada

peningkatkan total kolesterol pada subjek yang memiliki riwayat keluarga, risiko

kolesterol meningkat seiring bertambahnya usia (Sayed, dkk, 2010).

Meningkatnya kadar kolesterol di dalam darah juga disebabkan karena seringnya

mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh atau mengandung kolesterol tinggi.

Peningkatan konsumsi lemak sebanyak 100 mg/hari dapat meningkatkan

kolesterol total sebanyak 2-3mg/dL (Tjiptaningrum, 2016). Salah satu makanan

yang mengandung mengandung kolestrol tinggi yaitu kerang.

Penelitian yang dilakukan Dharma (1998 dalam Anggraeni,dkk, 2016)

menyatakan bahwa kerang dapat juga dimanfaatkan untuk menambah bahan

makanan berprotein. Kerang juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Menurut

UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan (2009 dalam

Anggraeni,dkk, 2016), kerang memiliki kadar kolesterol 160mg/dl. Kadar

kolesterol ini termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini membuat kebanyakan orang

merasa ragu untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari kerang. Selain

memiliki kadar kolesterol yang tinggi, kerang juga mengandung kadar LDL yang

disebut kolesterol jahat. Hiperkolesterolmia merupakan kondisi akibat gangguan

metabolisme lemak yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total dalam

darah. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah menyebabkan penyumbatan

pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar (NCI, 2011).
5

Para nelayan seharusnya mempunyai kesadaran untuk mengatasi kolestrol

yang di deritanya secara mandiri. Salah satu penanganannya yang bisa dilakukan

yaitu menggunakan terapi non – farmakologi atau terapi tradisional menggunakan

buah alpukat dan daun sirsak. Terapi jus ALSIK ini merupakan perbaduan jus

alpukat dan rebusan air daun sirsak. Jus ALSIK ini terdiri dari 100 gram daging

buah alpukat dan 250 ml rebusan air daun sisrsak (7 lembar daun sirsak). Selain

enak dimakan dan dibuat jus, buah alpukat juga mengandung senyawa yang

bermanfaat bagi kesehatan. Buah alpukat mengandung banyak lemak yang cukup

tinggi yang mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak

yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif

dalam tubuh. Kandungan buah alpukat sendiri terdapat kandungan beta-sitosterol

dalam buah ini yang cukup tinggi, senyawa ini dapat mengurangi jumlah

kolesterol yang diserap dari makanan. Kombinasi betasitosterol dan lemak tak

jenuh tunggal membuat alpukat termasuk makanan yang baik untuk memecah

kolesterol. Sedangkan untuk daun sirsak sendiri berdasarkan hasil penelitian

Menurut Lelly, dkk, 2016 didapat bahwa rebusan air daun sirsak berpengaruh

terhadap kadar kolesterol darah. Pada penelitian ini juga didapat bahwa rebusan

air daun sirsak mempunyai efek yang sama baik dengan simvastatin dalam

menurunkan kolesterol. Hal ini dikarenakan daun sirsak mengandung flavonoid

(Taylor, 2002 dalam Lelly, dkk, 2016) yang mempunyai efek menghambat enzim

HMG Co A reduktase (Gross, 2004 dalam Lelly, dkk, 2016) sehingga dapat

bekerja menurunkan kolesterol darah (Munish,2012 dalam Lelly, dkk, 2016). Oleh

karena itu, peneliti ingin meneliti tentang “Pengaruh pemberian jus alsik terhadap
6

kadar kolesterol pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar

Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

Sidoarjo?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik responden penelitian.

2. Mengidentifikasi kolesterol sebelum pemberian Jus ALSIK pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia Di Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

Sidoarjo.

3. Mengidentifikasi kolesterol setelah pemberian Jus ALSIK pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia Di Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

Sidoarjo.

4. Menganalisis Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning

Kecamatan Sedati Sidoarjo


7

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai media Informasi ilmiah

tentang pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

Sidoarjo.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan

masukan serta pengalaman bagi peneliti sebagai seorang perawat yang berfungsi

sebagai edukator, dan fasilitator dalam fungsi independen perawat di masyarakat.

2. Bagi Responden

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan dalam

penurunan kolesterol yang terjadi pada nelayan di banjar kemuning secara

alamiah, murah, aman, dan mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pencegahan hiperkolesterolmia

yang di derita para nelayan agar tetap stabil dan tidak terjadi peningkatan kadar

kolesterol.

4. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat memberi masukan bagi profesi dalam mengembangan

perencanaan keperawatan, dan menambah wawasan serta pengalaman profesi

keperawatan mengenai pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol

pada nelayan penderita hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan

Sedati Sidoarjo.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep, landasan teori dan berbagai aspek

yang terkait dengan topik penelitian, meliputi : 1) Konsep Jus ALSIK, 2) Konsep

Kolestrol, 3) Model Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem, 4) Hubungan Antar

Konsep.

2.1 Konsep Jus ALSIK (Alpukat dan Daun Sirsak)

2.1.1 Konsep Alpukat

1. Uraian Alpukat

Tanaman alpukat (Persea americana mill) merupakan tanaman yang

berasal dari daratan tinggi Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang

tersebar di seluruh dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe : tipe West

Indian, tipe Guatemalan, dan tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau di bagian

bawah kulit dan menguning kearah biji. Warna kulit buah bervariasi, warna hijau

karena kandungan klorofil atau hitam karena pigmen antosiasin (Lopez, 2002

dalam Andi,2013).

Menurut Ariyani, 2014 mengatakan bahwa buat alpukat 1 yang memiliki

kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada

varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning

muda dekat biji, dengan tekstur lembut. sebagai tanaman perkebunan monokultur

dan sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia,

termasuk di Indonesia. Menurut M. Wijoyo Padmiarso, 2008 dalam Ariyani, 2014

mengatakan bahwa Tanaman ini dapat berbuah di dataran rendah, tapi akan lebih

memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200 s.d. 1000 m di atas permukaan laut

8
9

(dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil,

tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya cokelat kotor,

banyak bercabang. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 5-20 cm, warna

hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali berbiji

satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat

seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpukat yang

masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau

dibuat jus. Minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik.

2. Taksonomi Tanaman Alpukat

Berikut ini merupakan gambaran taksonomi taman alpukat menurut

Ariyani, 2014 dalam jurnal manfaat buah alpukat bagi kesehatan yaitu :

Klasifikasi Nama
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Class Dicotylendonae
Ordo Ranunculales
Family Lauraceace
Genus Persea
Spesies Persea gratissima Gaertn.

3. Jenis – jenis alpukat

Menurut Andi, 2013 mengatakan bahwa Berdasarkan sifat ekologis,

tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan / ras, yaitu:

a. Ras Meksiko Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador

beriklim semi tropis dengan ketinggian antara 2.400-2.800 m dpl. Ras

ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga
10

sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan

berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya

tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah

mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini

tahan terhadap suhu dingin.

b. Ras Guatemala Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim

sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang

tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,5 ˚C). Daunnya tidak

berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat

berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah rusak

dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah

berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam

rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai

kandungan minyak yang sedang.

c. Ras Hindia Barat Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan

Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800

m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi

sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya

lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya

berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek,

kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah

berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keeping biji

kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah (Andi,

2013).
11

4. Kandungan Alpukat

Menurut Ariyani, 2014 mengungkapkan bahwa buah alpukat, selain enak

dimakan dan dibuat jus, buah alpukat juga mengandung senyawa yang bermanfaat

bagi kesehatan. Buah alpukat mengandung banyak lemak yang cukup tinggi yang

mirip dengan lemak pada minyak yaitun yang sangat sehat. Lemak yang

dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam

tubuh. Berikut ini kandungan alpukat dalam 100 gram menurut Ariyani, 2014

yaitu :

Gambar 2.2 Kandungan Alpukat


Kandungan Jumlah
Kalori 85,00 kal
Protein 0,90 g
Lemak 6,50 g
Karbohidrat 8,53 g
Kalsium (Ca) 10,00 mg
Fosfor (P) 20,00 mg
Energi 1.5 (160 kcal)

Gula 0,66 g
Monounsaturated 9,80 g
Polyunsaturated 1,82 g
Thiamine (Vit. B1) 0,067 mg (5%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,130 mg(9%)
Niacin (Vit. B3) 1.738 (12%)
Magnesium 29 mg (8%)
Besi 0,55 mg (4%)
Zat Besi (Fe) 0,90 mg
Vitamin A 180,00 S.I.
Vitamin B6 0,257 mg (20%)
Vitamin C 13,00 mg
Folat (Vit. B9) 81 g (20%)
Air 84,30 mg
Kalium 485 (10%)
Seng 0,64 mg (6%)
12

5. Manfaat Alpukat

Menurut Ariyani, 2014 buah alpukat memiliki banyak manfaat bagi

kesehatan. Tidak heran jika sejak dulu buah ini merupakan buah yang sangat

populer. bukan cuma karena rasanya, tapi juga karena khasiatnya yang dapat

mengobati sariawan dan melembabkan kulit yang kering. Daun alpukat digunakan

untuk mengobati kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri saraf, nyeri

lambung, saluran napas membengkak dan menstruasi yang tidak teratur. Bijinya

dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan kencing manis. Berikut ini

beberapa manfaat alpukat bagi kesehatan tubuh kita yaitu :

1) Membantu menurunkan berat badan

Buah alpukat mengandung lemak tak jenuh yang mudah dicerna tubuh,

dan lemak jenis ini sangat baik bagi tubuh karena dapat membantu mengurangi

kadar lemak jenuh dalam tubuh. sehingga bagi anda yang sedang menjalankan

cara diet sehat, disarankan untuk memasukkan buah alpukat sebagai salah satu

menu diet.

2) Mencegah Penyakit Stroke

Buah alpukat memiliki kandungan folat yang sangat tinggi. Kandungan

folat tersebut bermanfaat untuk mencegah serangan stroke. Dengan banyak

mengonsumsi buah alpukat, kemungkinan seseorang terserang stroke akan lebih

diminimalisir.

3) Membantu Menurunkan Kolesterol

Kandungan beta-sitosterol dalam buah ini yang cukup tinggi, senyawa ini

dapat mengurangi jumlah kolesterol yang diserap dari makanan. Kombinasi


13

betasitosterol dan lemak tak jenuh tunggal membuat alpukat merupakan makanan

yang baik untuk memecah kolesterol.

4) Untuk mata yang bengkak

Caranya Ambil alpukat, kemudian potong menjadi beberapa bagian kecil

berbentuk bulan sabit. Kemudian, sambil berbaring, tempatkan beberapa potong

di bagian bawah mata, dan diamkan selama 20 menit. lalu bilas dengan air bersih.

5) Mencegah anemia dan serangan jantung

Buah alpukat ini mengandung tembaga dan zat besi. Zat besi dan tembaga

sangat membantu dalam hal pembentukan sel darah merah, dengan sering

memakan buah alpukat dapat mencegah kekurangan darah atau anemia. Buah

alpukat juga dapat memantau detak jantung dan menjaga fungsi saraf tubuh agar

tetap terjaga.

6) Menjaga dan melindungi kesehatan mata

Kandungan vitamin A dalam alpukat berperan penting dalam menjaga

kesehatan mata serta melindungi mata dari beberapa jenis penyakit mata seperti

katarak dan macula.

7) Melindungi tubuh dari serangan kanker prostat

Alpukat dikenal baik memiliki nutrisi untuk mencegah pertumbuhan

kanker prostat. Terdapat senyawa dalam buah alpukat yang mempunyai peran

untuk menghancurkan sel kanker yang baru timbul tanpa mengakibatkan

kerusakan sel yang lain.


14

8) Menangkal Radikal Bebas

Radikal bebas yang merugikan tubuh dapat dihindari dengan konsumsi

buah alpukat secara teratur. Kandungan vitamin E, C, serta flavonoid dalam buah

alpukat baik dalam menjaga tubuh dari radikal bebas.

9) Mencegah atau mangurangi rematik

Efek kombinasi dari nutrisi yang terkandung dalam alpukat menawarkan

manfaat besar sebagai anti-inflamasi (anti-peradangan). Kombinasi unik dari buah

alpukat seperti Vitamin C dan E, karotenoid, selenium, seng, pitosterol dan

omega-3 asam lemak membantu mencegah peradangan. Hal ini menunjukkan

bahwa alpukat dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko penyakit

osteoarthritis dan rematik.

10) Kejantanan Pria

Bahasa Aztec alpukat berarti testis. Beberapa penelitian juga

mengungkapkan bahwa alpukat memiliki sifat afrodisiak yang dapat

meningkatkan kejantanan pria. Salah satu alasan mengapa buah ini dapat

meningkatkan kejantanan pria adalah karena mengandung banyak nutrisi sehat.

Alpukat mengandung banyak vitamin A, D, B, E, dan C.

6. Manfaat Zat yang terkandung Alpukat

Menurut Ariyani, 2014 mengatakan bahwa ada beberapa zat dalam alpukat

yang bermanfaat bagi tubuh kita:

a. Vitamin E dan vitamin A

Vitamin E dikenal sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan

kulit. Campuran vitamin E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit.
15

Kombinasi vitamin E dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal,

menghilangkan kerut, membuat kulit terlihat muda dan segar

b. Potasium atau Kalium

Potasium (dikenal juga sabagai kalium) yang ada dalam alpukat dapat

mengurangi depresi, mencegah pengendapan cairan dalam tubuh dan dapat

menurunkan tekanan darah.

c. Lemak tak jenuh

Dalam alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak januh. Lemak ini

berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat

mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker atau penyakit jantung. Lemak tak

jenuh pada alpukat juga mudah dicerna tubuh sehingga dapat memberikan hasil

maksimal pada tubuh. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti

bakteri dan anti jamur.

d. Asam Oleat

Asam oleat merupakan antioksidan yang sangat kuat dapat menangkap

radikal bebas dalam tubuh akibat polusi, radikal bebas dalam tubuh akan

menimbulkan berbagai macam keluhan kesehatan.

e. Vitamin B6

Vitamin ini berkhasiat untuk meredakan sindrom pra-haid atau pra-

menstruasi (PMS) yang umumnya diderita wanita setiap bulan.

f. Zat Besi dan Tembaga

Zat ini diperlukan dalam proses regenerasi darah sehingga mencegah

penyakit anemia.
16

g. Mineral Mangan dan Seng

Unsur ini bermanfaat untuk meredakan tekanan darah tinggi, memantau

detak jantung dan menjaga fungsi saraf tetap terjaga.

h. Karotenoid

Alpukat merupakan sumber terbaik dari karotenoid dan phytonutrient.

Alpukat, juga dikenal sebagai buah yang menawarkan beragam jenis karotenoid

tidak hanya seperti beta-karoten, alfa-karoten dan lutein, tetapi juga varietas yang

kurang dikenal dari jenis phytonutrient seperti neoxanthin, zeaxanthin,

chrysanthemaxanthin, neochrome, beta-cryptoxanthin dan violaxanthin.

i. Sumber Vitamin B1

Kehadiran tiamin dalam alpukat membuatnya bermanfaat dalam

meningkatkan metabolisme lemak dan karbohidrat. Selain itu, buah ini juga dapat

membantu meningkatkan fungsi pencernaan, peredaran darah, dan sistem saraf.

Tiamin juga dapat meningkatkan kesehatan seksual pria dan menyembuhkan

disfungsi ereksi.

j. Sumber Vitamin B2

Riboflavin yang hadir dalam alpukat dapat mendorong pembentukan sel

darah merah dan membantu untuk meningkatkan sirkulasi darah. Vitamin ini juga

mendukung pertumbuhan dan perkembangan organ seksual, serta membantu

menyembuhkan disfungsi ereksi dengan meningkatkan aliran darah ke alat

kelamin.

k. Sumber Protein

Alpukat menyediakan semua 18 asam amino esensial yang diperlukan bagi

tubuh untuk membentuk protein lengkap. Berbeda dengan protein dalam daging
17

yang sulit untuk dicerna bagi kebanyakan orang, protein alpukat sangat mudah

diserap oleh tubuh karena alpukat juga mengandung serat.

l. Kaya Nutrisi

Kandungan gizi yang tinggi dalam buah ini membuatnya menjadi obat

alami untuk disfungsi ereksi. Ahli gizi percaya bahwa kehadiran beta-karoten,

magnesium, vitamin E, dan kalium dalam alpukat dapat membantu meningkatkan

hasrat seksual pria dan memerangi impotensi.

2.1.2 Konsep Daun Sirsak

1. Uraian Daun Sirsak

Sirsak (Annona muricata) adalah tumbuhan yang berasal dari Karibia,

Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di berbagai daerah Indonesia dikenal

sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak (Sunda),

nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio

ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung).

Penyebutan "belanda" dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa

Belanda: zuurzak, berarti kantung asam) didatangkan oleh pemerintah kolonial

Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19. Indonesia merupakan salah

satu negara yang mempunyai pohon sirsak yang banyak (Adjie, 2011 dalam

Yulia, 2017).

Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan

bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan daun mengkilap,

serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam satu

bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat

dalam lingkaran, dan sebagian lagi membentuk spiral atau terpencar, tersusun
18

secara hemisiklis. Mahkota bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua

lingkaran, bentuknya hamper segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-

putiham, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya. Bunga umumnya

keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon bentuknya sempurna

(hermaprodit) (Sunarjono, 2005 dalam Yulis, 2013). Salah satu inovasi bahan

minuman herbal adalah daun sirsak. Daun sirsak berbentuk lonjong, bertepi rata

halus berminyak (Wirakusumah, 2002 dalam Kurnia, dkk, 2014), permukaan daun

mengkilap, ujung runcing, daun bersifat tebal dan kaku dengan tulang daun

menyirip serta berbau langu (Muktiani, 2013 dalam Kurnia, dkk, 2014). Warna

daun sirsak pada ujung cabang hijau muda, semakin ke pangkal semakin tua.

Daun muda dan daun yang lebih tua memiliki karakteristik yang berbeda.

2. Taksonomi Daun Sirsak

Menurut Sunarjono, 2005 dalam Yulis, 2017 mengatakan bahwa berikut

adalah gambaran taksonomi daun salam

Gambar 2.3 Taksonomi Daun Sirsak

Klasifikasi Nama
Kingdom Plantae
Divisi Spermatogphyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Familia Annonaceae
Genus Annona
Spesien Annona Muricata
3. Kandungan Daun Sirsak

Daun sirsak merupakan bagian dari tanaman sirsak yang memiliki manfaat

lebih yaitu daun sirsak mengandung acetogenin yang biasa digunakan sebagai

senyawa toksik atau racun. Daun sirsak merupakan daun yang kaya minyak dan

protein serta toksisitas (tanin, fitat, dan sianida) dan oleh karena itu dapat
19

dimanfaatkan pada manusia dan hewan. Daun sirsak (Annona muricata L) adalah

tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat,

dan alkaloid. Antioksidan yang terkandung dalam daun sirsak antara lain adalah

vitamin C. (Wulan, 2012). Tanaman sirsak adalah pohon cemara yang memiliki

daun lebar dan berbunga. Nama ilmiah dari daun sirsak adalah Annona Muricata.

Daun sirsak mengandung senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti

anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B,

annonasin, dan goniotalamisin. Khasiat senyawa-senyawa ini untuk pengobatan

berbagai penyakit (Nesti, 2011 dalam Ernawati, dkk, 2013).

4. Manfaat Daun Sirsak

Daun sirsak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk pengobatan

kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain untuk

pengobatan kanker, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam,

diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, anti mikroba, sakit pinggang, asam urat,

kolestrol, gatal-gatal, bisul, flu, dan lain lain (Mardiana, 2011).

Selain itu ada beberapa manfaat lain daun sirsak yang sering digunakan

untuk obat tradisional :

a. Anti kanker, hasil penelitian menemukan bahwa acetogenin

menghambat sintesis adenosine trofosfat (ATP) oleh mitokondria sel.

ATP merupakan sumber energi bagi sel kanker. Padahal sel kanker

memerlukan banyak energi karena mereka melakukan proses

pembelahan yang sangat cepat. Akibat penghambatan itu maka sel

kanker mengalami kekurangan pasokan energi sehingga akhirnya akan


20

mati. Acetogenin hanya menyerang sel kanker dan tanpa mengalami

kerusakan pada sel normal (Anonim, 2012).

b. Anti inflamasi daun sirsak memiliki anti kandungan flavonoid yang

bisa digunakan sebagai anti inflamasi.Flavonoid merupakan

antioksidan yang kuat karena aktivitasnya sebagai antioksidan dan

antiimflamasi. antioksidan ini mempunyai aktivitas menetralkan

radikal bebas sehingga mencegah kerusakan oksidatif pada sebagian

besar biomulekul dan menghasilkan proteksi terhadap kerusakan

oksidatif secara signifikan. Antioksidan dapat menstabilkan radikal

bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal

bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari 13 pembentukan

radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif (Ramadani,

2009).

c. Anti Diabetes Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak yaitu

flavonoid, memiliki sifat antihiperglikemia, yaitu menurunkan

konsentrasi glukosa darah, meningkatkan konsentrasi serum insulin,

meningkatkan perbaikan atau proliferasi sel β pancreas, serta

meningkatkan efek hormon insulin dan adrenalin (Rianti, 2013).

d. Antibakteri Kandungan fitokimia annonaceous acetogenin pada

ekstrak daun sirsak merupakan agen aktif antibakteri. Khasiat daun

sirsak mampu mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti

diare ,bisul,infeksi saluran kemih dan ISPA ( Takashi,et al., 2006).


21

2.1.3 SOP (Satuan Operasional Prosedur) Pembuatan Jus Alsik

1. Definisi Jus Alsik

Jus ALSIK merupakan percampuran dari buah alpukat dan rebusan air

daun sirsak yang di blender di jadikan menjadi jus setelah itu digunakan sebagai

minuman yang bermanfaat.

2. Manfaat Jus ALSIK

a. Untuk mengobati kolesterol

b. Untuk mengobati asam urat

c. Untuk mengobati hipertensi

3. Alat dan Bahan Jus

a. Bahan Jus :

2) 100 gram daging buah alpukat yang matang

3) 250 ml air daun sirsak (7 lembar daun sirsak + 250 ml air)

4) 2 sdm madu

5) Es batu (bisa diperlukan / diinginkan)

b. Alat Pembuatan

1) Blender

2) Gelar Ukur

3) Panci

4) Gelas

5) Sendok

6) Penyaring
22

1. Cara Pembuatan

a. Siapkan Panci untuk merebus air dan daun sirsak

b. Ukur air terlebih dahulu menggunakan gelas ukur hingga 300 ml

c. Tuang air sebanyak 300 ml air ke dalam panci dan campurkan 7

lembar daun sirsak kemudian masak hingga mendidih

d. Setelah air mendidih matikan kompor dan diamkan air kemudian

tunggu air hingga berubah warna dan air menjadi dingin

e. Setelah air dingin lakukan pengukuran air kembali menggunakan

gelas ukur, kemudian ukur air menjadi 250ml

f. Siapkan blender dan 100 gram daging buah alpukat yang matang

g. Masukan dan saring rebusan air daun sirsak ke dalam blender

h. Setelah itu masukan 100 gram daging buah alpukat yang matang ke

dalam blender yang sudah berisi air daun sirsak

i. Masukan 2 sdm madu dan selanjutnya blender sampai tercampur

semuanya

j. Jika blender selesai setelah itu jus alsik siap untuk dihindangkan bagi

nelayan penderita kolesterol.

2.2 Konsep Kolestrol

2.2.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat

sebagai kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.

Umumnya kolesterol dalam darah dan limfe terlihat sebagai kolesterilester

sedangkan yang dalam sel-sel darah otot, hepar, dan jaringan lain dalam bentuk

bebas (Irawan dan Poestika, 1997 dalam Yudhasari, 2008).


23

Soebroto, 2010 mengatakan bahwa Kolesterol mempunyai tiga fungsi

penting yaitu membantu membuat lapisan luar atau dinding dinding sel,

menghasilkan asam empedu guna membantu mengurai makanan, membantu

tubuh membuat vitamin D dan hormone. Kolesterol merupakan zat gizi atau

komponen lemak kompleks yang di butuhkan oleh tubuh sebagai salah satu

sumber energy yang memberikan kalori paling tinggi dan juga merupakan bahan

dasar pembentukan hormone steroid. Sebagai lemak, koleterol melayang-layang,

seperti minyak di dalam air, untuk dapat melayang, di butuhkan protein yang

membungkusnya yang sering di sbeut lipoprotein. Lipoprotein adalah kompleks

makromolekul yang membawa lemak plasma hidrofobik, yaitu kolesterol dan

trigliserida dalam darah. Lipoprotein akan membawa kolesterol ke seluruh sel

tubuh, setelah lemak berikatan dengan apoprotein, akan membentuk lipoprotein,

sehingga lemak dapat larut di dalam darah.

2.2.2 Konsep Hiperkolesterolmia

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya

konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton & Hall,

2008). Kolesterol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur pembuluh

darah yang mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi, plak,

oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga bertanggung jawab atas

peningkatan stress oksidatif (Stapleton et al., 2010).


24

Gambar Tabel 2.4 Klasifikasi Kolesterol

No. Kadar Kolesterol (mg/Dl) Interpretasi

1. < 200 Optimal / Normal

2. 200 – 239 Mengkhawatirkan

3. ≥ 240 Tinggi

Sumber : ATP III (2000 dalam Safitri, 2016)

2.2.3 Sumber / Penyebab Kolesterol

Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan otot. 70 %

kolesterol di esterifikasikan (dikombinasikan dengan asam lemak) dan 30 %

dalam bentuk bebas (Kee, Joyce LeFever, 2007 dalam Clarasinta, 2017). Sekitar

80% kolesterol bersumber dari sintesis kolesterol pada sel-sel tubuh terutama pada

hati dan dari asupan diet terutama produk hewani seperti :

1. Ayam

2. Mentega

3. Keju

4. Susu

5. Putih telur

6. Daging merah

Makanan diatas merupakan makanan penghasil lemak jenuh dan lemak tak

jenuh (lemak trans) yang bisa mengganggu keseimbangan kolesterol tubuh,

mengakibatkan hati menghasilkan lebih banyak kolesterol yang diperlukan.

Kolesterol merupakan sejenis lemak dan tidak dapat laruk di dalam darah,

kolesterol membutuhkan pengangkut agar dapat melakukan perjalanan antar sel.


25

Kendaraan ini disebut dengan lipoprotein yang terdiri dari dua jenis menurut

Kingham, Karen, 2009 yaitu

1. Lipoprotein berdensitas rendah / LDL (Low Density Lipoprotein)

2. Lipoprotein berdensitas tinggi / HDL ( High Density Lipoprotein).

2.2.4 Fungsi Kolesterol Dalam Tubuh

Kolesterol memiliki fungsi dalam tubuh antara lain. (Sherwood, 2007

Silalahi, 2006 dalam Clarasinta, 2017) yaitu :

1. Zat esensial untuk membrane sel

2. Bahan pokok untuk pembentukan garam empedu yang diperlukan dalam

mencerna makanan

3. Bahan baku pembentukan hormon steroid misalnya progesteron dan

esterogen pada wanita dan testosteron pada pria serta kortikosteroid

4. Pelarut vitamin (vitamin A, D, E, K)

5. Mengembangkan jaringan otak pada anak-anak

2.2.5 Macam – macam kolestrol

1. HDL

Menurut Murray et al. (1996 dalam Anggraeni, 2016), High Density

Lipoprotein (HDL) sering disebut kolesterol “baik” karena merupakan lipoprotein

yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Molekul High Density

Lipoprotein (HDL) yang relatif kecil dibanding lipoprotein lain, HDL dapat

melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut

kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag, disamping itu HDL juga

mempunyai sifat antioksidan sehingga dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL.

Kolesterol HDL merupakan kolesterol jenis yang baik, karena mengangkut


26

kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah

penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses

aterosklerosis. High Density Lipoprotein (HDL) memiliki kemampuan

memindahkan kolesterol dari ateroma dalam arteri dan mentransportasikannya

kembali ke hepar untuk ekskresi dan pemakaian ulang (Komoda, 2010 dalam

Anggraeni, 2016). Fenomena ini yang menyebabkan peningkatan kadar HDL

darah dapat melindungi seseorang dari penyakit kardiovaskuler dan HDL yang

rendah akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan hipertensi. HDL memiliki

peran yang sangat baik tubuh manusia. High Density Lipoprotein kolesterol

penting untuk penghancuran trigliserida dan kolesterol dan untuk transpor serta

metabolisme ester kolesterol dalam plasma (Suyatna dan Handoko, 1995 dalam

Anggraeni, 2016).

Gambar Tabel 2.2.5 Kadar Kolesterol HDL

Kadar Kolesterol
Normal Agak Tinggi Tinggi
(Pertengahan)
>35 mg/dl 35 – 45 mg/dl >45 mg/dl
Sumber : Anggraeni, 2016

2. LDL

Low Density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan kolesterol jahat

merupakan jenis kolesterol yang memiliki dampak yang cukup buruk bagi tubuh

jika kadarnya terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan LDL memiliki sifat aterogenik

(mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan mengurangi

pembentukan reseptor LDL). Protein utama pembentuk LDL adalah Apo B

(apolipoprotein - B). Kandungan lemak jenuh tinggi membuat LDL mengambang

di dalam darah. LDL dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding


27

pembuluh darah. LDL berfungsi membawa kolesterol dari hati menuju jaringan

(Murray, 2009 dalam Anggraeni, 2016). Low - density lipoprotein (LDL)

mempunyai fungsi bagi tubuh yaitu sebagai pengangkut kolesterol ke jaringan

perifer dan berguna untuk pemecahan membran dan hormon steroid. LDL

mengandung 10% trigliserida serta 50% kolesterol. Kadar ini dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti kadar kolesterol dan kandungan lemak jenuh dalam

makanan yang dikonsumsi (Anggraeni, 2016)

Gambar 2.2.5 Tabel Kadar Kolesterol LDL

Kadar Kolesterol
Optimal Mendekati Batas Tinggi Tinggi Lebih
Optimal Sedang Tinggi
<100 100 – 129 130 – 159 160 – 189 >189
mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl
Sumber : Anggraeni, 2016

2.2.6 Faktor yang mempengaruhi kadar kolestrol

Kadar kolesterol merupakan salah satu indikasi bagi kesehatan tubuh.

Nilai normal kadar kolesterol total di dalam darah adalah < 200 mg / dL. Kadar

kolesterol yang melampaui batas normal disebut hiperkoleterolmia.

Hiperkolesterolmia biasanya terjadi pada penderita obesitas, diabetes militus,

hipertensi, perokok, dan orang yang suka minum alkohol. Kelebihan kolesterol

juga dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah dan meningkatkan

faktor resiko penyakit jantung. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar

kolesterol menurut (Septenia, 2016) yaitu :

1. Faktor Genetik

Faktor genetik ini mempengaruhi tinggi kadar kolesterol dalam darah

dimana tubuh memperoduksi kolesterol mencapai 80%. seseorang yang

memproduksi kolesterol dalam jumlah banyak akan mengalami hiperkolesterol.


28

2. Faktor Gaya Hidup Dan Pola Makan

Gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang tidak sehat seperti

minum alcohol berlebihan, minum kopi berlebihan, banyak mengkonsumsi

makanan yang mengandung lemak jenuh, sedikit mengkonsumsi makanan kaya

serat dari sayuran dan buah – buahan, kacang kedelai. Merokok bisa

meningkatkan kadar LDL tetapi bisa menekan kolesterol LDL.

3. Faktor Usia

Usia yang semakin meningkat juga salah satu penyebab kolesterol tinggi

yang diakibatkan menurunnya daya kinerja organ tubuh. berdasarkan usia dan

jenis kelamin, laki – laki sekitar 50 tahun memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar

dibandingkan wnaita untuk mengalami kolesterol.

4. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan dampak serius terhadap

kesehatan. Aktivitas yang kurang juga dapat meningkatkan kadar LDL dan

menurunkan kadar HDL (Shabela, 2012)

2.3 Model Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem

2.3.1 Konsep Teori

Model konsep menurut Dorothe Orem yang dikenal dengan Model Self

Care memberikan pengertian yang jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan

dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan individu dalam

memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan untuk mempertahankan kehidupan,

kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit yang ditekankan

pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri (Hidayat, 2008).


29

Gambar 2.1 Kerangka kerja konseptual keperawatan self care

Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care

defisit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terbagi atas tiga

teori terkait, yaitu :

1. Teori self care (perawatan diri)

Self care ini menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri

guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraannya. Kebutuhan

perawatan diri menurut Orem, meliputi: pemeliharaan udara, air/cairan, makanan,

proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat,

keseimbangan antara solitud dan interaksi sosial, pencegahan bahaya bagi

kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan fungsi

dan perkembangan individu dalam kelompok social sesuai dengan potensi,

keterbatasan, dan keinginan untuk normal. Menurut Basford & Slevin (2006)

dalam pandangan Orem, perawatan diri merupakan proses pribadi yang bersifat

unik, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: usia, gender, kesehatan,

pertumbuhan dan perkembangan, lingkungan sosial atau budaya, sistem layanan

kesehatan, keluarga, dan gaya hidup. Perawatan diri berorientasi pada tujuan.
30

Objektif yang dikejar Orem menyebutkan kebutuhan perawatan diri yang

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Kebutuhan perawatan diri universal : kebutuhan perawatan diri universal

merupakan hal yang umum bagi semua individu, seperti kebutuhan untuk

memastikan seseorang bahwa ia makan dan minum, mendapat istirahat

yang cukup, eliminasi, dan lain-lain.

b. Kebutuhan perawatan diri perkembangan : kebutuhan perawatan diri

perkembangan adalah yang berkaitan dengan pertumbuhan dan kemajuan

individu. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan perawatan diri

universal namun, berkaitan dengan bagaimana mereka secara spesifik

diarahkan pada perkembangan. Kebutuhan perkembangan juga melibatkan

dilewatinya fase-fase dan kejadian tertentu.

c. Kebutuhan deviasi kesehatan : kebutuhan deviasi kesehatan secara spesifik

berhubungan dengan apa yang diperlakukan individu untuk dirinya sendiri

atau mengatur orang lain untuk melakukannya jika ia tidak mampu,

cedera, atau sakit.

Dalam teori ini, disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand,

yaitu totalitas aktivitas perawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu

guna memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan menggunakan metode yang

valid. Perawatan diri sendiri memiliki beberapa prinsip, yaitu :

1. Perawatan diri dilakukan secara holistik, mencakup delapan komponen

perawatan diri.

2. Perawatan diri dilakukan sesuai dengan tahap tumbuh kembang manusia.


31

3. Perawatan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit

dengan tujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.

2.3.2 Teori self care defisit (defisiensi perawatan diri)

Teori self care defisit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang

menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu

keperawatan serta kapan keperawatan diperlukan (Asmadi, 2012).

Menurut Asmadi (2012) bantuan yang dapat diberikan perawat dapat

melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan menurut Orem, yaitu :

1. Bertindak atau melakukan suatu tindakan untuk orang lain (klien)

2. Membimbing

3. Memberi dukungan fisik maupun psikis

4. Menciptakan0lingkungan0yang0dapat0meningkatkan0perkembangan0

peronal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan datang

5. Mengajarkan menurut Orem cara kerja atau aktivitas perawat dalam

menjalankan praktik keperawatan mencakup lima area, yaitu :

a. Membina dan memelihara hubungan terapeutik antara perawat dan

klien, baik individu, keluarga, maupun kelompok sampai klien mampu

merawat dirinya.

b. Menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau dapat

dibantu

c. Memperhatikan dan merespon permintaan, keinginan, dan kebutuhan

klien untuk mendapatkan bantuan perawat

d. Mengoordinasikanan
32

e. Mengintegrasikan keperawatan bersama klien terkait dengan aktivitas

sehari-hari, kehidupan sosial, dan pendidikan.

2.3.3 Teori Nursing System

Sistem keperawatan dibentuk ketika perawat menggunakan kemampuan

mereka untuk menetapkan, merancang, dan memberi perawatan pada klien baik

individu maupun kelompok melalui berbagai aksi. Teori nursing system (sistem

keperawatan) membahas bagaimana kebutuhan perawatan diri klien dapat

dipenuhi oleh perawat, klien, atau keduanya. Sistem keperawatan ini ditentukan

atau disusun berdasarkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk

melakukan perawatan diri (Asmadi, 2012).

Keperawatan diri dilakukan dengan memperhatikan tingkat

ketergantungan atau kebutuhan serta kemampuan klien. Ada tiga klasifikasi

sistem keperawatan dalam perawatan diri, yaitu :

1. Wholly compensatory nursing system

Perawat memberi bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan

klien yang tinggi.

2. Partly compensatory nursing system

Perawat dan klien saling bekerja sama dalam melakukan tindakan

keperawatan. Dalam hal ini peran perawat tidak total tetapi sebagian.

3. Supportive-educative nursing system

Klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat (supportive dan

educative) saat klien sudah mampu melakukannya.


33

2.3.4 Aplikasi teori self care (Orem) pada penderita hiperkolesterolmia

Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care

defisit theory. Orem membagi teori umum menjadi tiga teori terkait, yaitu : self

care, self care defisit, dan nursing system. Self care ini menggambarkan dan

menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan

kesejahteraannya. Kebutuhan perawatan diri menurut Orem, meliputi:

pemeliharaan udara, air/cairan, makanan, proses eliminasi normal, keseimbangan

antara aktivitas dan istirahat, keseimbangan antara solitud dan interaksi sosial,

pencegahan bahaya bagi kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta

upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu dalam kelompok sosial

sesuai dengan potensi, keterbatasan, dan keinginan untuk normal.

Apabila seseorang tidak mampu memenuhi self care maka akan masuk

dalam kategori yang disebut self care defisit. Self care defisit merupakan

hubungan yang kurang antara kemampuan perawatan diri seseorang dan

perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik. Defisit keperawatan diri terjadi

ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri. Pada penderita

hiperkolesterolmia dikatakan mengalami self care defisit karena ketidakmampuan

penderita untuk mengontrol kadar kolestrol, sehingga memerlukan bantuan

layanan kesehatan, dan berusaha mencari bantuan alternatif untuk mengontrol

kadar kolesterol. Berkaitan dengan self care defisit yang dialami penderita

kolestrol maka perawat mengkategorikan bahwa penderita tersebut membutuhkan

sistem keperawatan sebagian dan supportif-educatif. Sistem keperawatan dibentuk

perawat dengan menggunakan kemampuan mereka dalam menetapkan,

merancang, dan memberikan asuhan keperawatan pada penderita hipertensi, serta


34

usaha lain yang dapat membantu mengontrol kadar kolesterol. Sistem

keperawatan mengemukakan tiga tipe sistem keperawatan, yaitu keperawatan

total, sebagian, dan yang membutuhkan supportif-educatif.

Penelitian ini menggunakan model konsep keperawatan dari Dorothea

Orem, karena pada individu penderita kolestrol/hiperkolesterolmia memerlukan

perawatan dan pengobatan hiperkolesterolmia secara teratur terutama dalam

mengkonsumsi obat-obatan maupun terapi herbal secara rutin untuk

mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan

sehat sakit yang ditekankan pada kebutuhan individu dalam perawatan diri

sendiri. Penderita hiperkolesterolmia dapat mencapai kesejahteraan atau kesehatan

yang optimal dalam penanganan hiperkolesterolmia seperti jus alsik secara

mandiri. Menurut teori Self Care, perawat berperan sebagai pendukung atau

pendidik bagi penderita hiperkolesterolmia di masyarakat dalam pemeliharaan dan

pengontrolan kesehatan terutama dalam pemeliharaan pengambilan makanan, dan

kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat

(Hidayat, 2008).

2.4 Hubungan Antar Konsep

Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care

defisit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terbagi atas tiga

teori terkait, yaitu : self care, self care defisit, dan nursing system. Self care ini

menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan

hidup, kesehatan, dan kesejahteraannya. Self care juga terbagi menjadi 3 kategori

yaitu kebutuhan perawatan diri universal, kebutuhan perawatan diri

perkembangan dan deviasi kesehatan yang meliputi faktor-faktor yang memicu


35

kolestrol. Faktor – faktor pemicu kolesterol antara lain asupan lemak, serat, IMT,

RLPP, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, genetik dan merokok (Mamat, 2010).

Apabila seseorang tidak mampu memenuhi self care maka akan masuk dalam

kategori yang disebut self care defisit.

Self care defisit merupakan hubungan yang kurang antara kemampuan

perawatan diri seseorag dan perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik.

Defisit keperawatan diri terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri

mereka sendiri. Pada penderita hiperkolestrolmia dikatakan mengalami self care

deficit karena ketidakmampuan penderita untuk mengontrol kadar kolesterol,

sehingga memerlukan bantuan layanan kesehatan, dan berusaha mencari bantuan

alternatif untuk mengontrol kadar kolesterol. Sistem keperawatan dibentuk

perawat dengan menggunakan kemampuan mereka dalam menetapkan,

merancang, dan memberikan asuhan keperawatan pada penderita

hiperkolesterolmia, serta usaha lain yang dapat membantu mengontrol kadar

kolesterol. Sistem keperawatan mengemukakan tiga tipe sistem keperawatan,

yaitu keperawatan total, sebagian dan supportif educatif.

Pada sistem keperawatan total dilakukan untuk penatalaksanaan

komplikasi hiperkolesterolmia, pada sistem keperawatan sebagian dilakukan

dengan menganjurkan penderita untuk mengadopsi dan mengaplikasikan minum

jus alsik, sedangkan pada sistem keperawatan supportif dan educative dilakukan

dengan menganjurkan untuk mengkonsumsi jus alsik. Jus alsik jus ini terbuat dari

campuran buah alpukat dan ekstrak air daun sirsak. Kandungan dalam alpukat

terdapat lemak jenuh, lemak tak jenuh dan beta-sitosterol. Kombinasi

betasitosterol dan lemak tak jenuh tunggal membuat alpukat termasuk makanan
36

yang baik untuk memecah kolesterol. Sedangkan untuk Ekstra air daun sirsak

terdapatkan beberapa kandungan yaitu mengandung tinggi antioksida dan

mengandung Flavonoid (menghambat enzim HMG Co-A reduktase. Kombinasi

dari antioksida yang tinggi dan flavonoid dapat dapat bekerja menurunkan

kolesterol darah (Munish,2012 dalam Yuniarti, dkk, 2016).


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual


Nelayan penderita Hiperkolesterolmia

Dorothea E. Orem (Self Care)

Universal Perkembangan Deviasi kesehatan


Pola nutrisi dan Pemahaman penderita Stres, kurang olahraga,
istirahat terhadap penyakit Kolesterol / merokok, usia, faktor makanan,
Hiperkolesterolmia

Self Care Defisit : Kolestrol / Hiperkolesterolmia

Sistem Keperawatan Nursing System

Keperawatan total
Supportif dan edukatif Keperawatan sebagian
Stroke, Jantung Koroner,
Pemberian Jus ALSIK Mengadopsi dan mengaplikasikan
Diabetes, Hipertensi,
Jus ALSIK
Serangan Jantung

Alpukat Air Rebusan Daun Sirsak

Lemak Kandungan Flavonoid (


Lemak Tak Kandungan Tinggi
Jenuh Beta-Sitosterol menghambat enzim HMG
Jenuh Antioksida Co A reduktase

Kadar Kolestrol Dalam Darah


Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti


: Berpengaruh : Hubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Pemberian Jus Alsik


Terhadap Kadar Kolesterol Pada Nelayan Penderita
Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Sidoarjo

37
38

3.2 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, berupa masalah yang didukung oleh tinjauan

teori dan kerangka konseptual maka hipotesa pada penelitian ini adalah ada

pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo.


BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara menyelesaikan masalah dengan

menggunakan metode keilmuan, pada bab ini akan disajikan yaitu : 1) Desain

penelitian, 2) Kerangka Kerja, 3) Waktu dan Tempat Penelitian, 4) Populasi,

Sampel, dan Teknik Sampling, 5) Identifikasi variabel, 6) Definisi Operasional, 7)

Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data, 8) Etika Penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperimental. Desain ini

merupakan penelitian eksperimental dimana dalam penelitian sudah ada kelompok

studi dan kelompok kontrol (Hendro P, Dony S, 2015). Penelitian ini yaitu untuk

mencari perbandingan antara responden kolesterol yang diberikan perlakuan dan

responden kolesterol yang tidak diberikan perlakuan dengan pemberian jus alsik

terhadap kadar kolesterol pada nelayan yang penderita hiperkolesterolmia di Desa

Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo menggunakan rancangan 2

kelompok dengan 1 kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Kelompok

kontrol diobservasi tanpa dilakukan intervensi, sedangkan kelompok intervensi

Sdiobservasi terlebih dahulu (pre-test) sebelum dilakukan intervensi, kemudian

diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi (post-test). Rancangan penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

39
40

Tabel 4.1 Desain Penelitian Quasy Experiment

Subjek Pra Perlakuan Post / Pasca Test

K-P O1 X O2

K-K O3 - O4

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Sumber : Nursalam, 2015

Keterangan ;

K-P : Kelompok Perlakuan ( Intervensi )

K-K : Kelompok Kontrol

O1 : Pre - Test ( observasi pemeriksaan kadar kolesterol sebelum

intervensi )

O2 : Post - Test ( observasi pemeriksaan kadar kolesterol setelah

intervensi)

O3 : Pre - Test ( observasi pemeriksaan kadar kolesterol kelompok

control )

O4 : Post - Test ( observasi pemeriksaan kadar kolesterol kelompok

kontrol)

X : Intervensi ( perlakuan pemberian jus ALSIK )


41

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Populasi
Para nelayan sebanyak 150 nelayan yang berada di dalam 5
kelompok di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

Teknik Sampling
Menggunakan Probability Sampling dengan pendekatan
Cluster Random Sampling

Sampel
30 nelayan yang menderita hiperkolesterolmia di Desa
Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

Kelompok perlakuan n = 15 Kelompok tanpa perlakuan n = 15

Pengumpulan Data
Pra - Intervensi Pengukuran Kolestrol sebelum Pengukuran Kolesterol
dilakukan intervensi

Tanpa Intervensi Pemberian


Intervensi selama 7 hari Pemberian Jus ALSIK jus dalam 14 hari

Post - Intervensi Pengukuran kembali Pengukuran Kembali


Kolestrol setelah dilakukan intervensi Kolesterol

Analisa Data
Menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney
Whitney
Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar
Kolesterol Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa
Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo.
42

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan

Sedati Sidoarjo. Waktu penelitian dan pengambilan data penelitian dimulai

tanggal 14 Mei – 22 Mei 2018 . Pemilihan tempat ini dikarenakan responden

memenuhi kriteria yang diinginkan peneliti untuk judul penelitian pengaruh

pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo.

4.4 Populasi, Sampel, dan Sampling Desain

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini pada seluruh anggota nelayan di Desa Banjar

Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo yang terdaftar dalam 5 kelompok yaitu

kelompok Lautan Abadi, Samudra Jaya, AOB Maju Sejahtera, Sari Laut dan

ABATA dengan jumlah total seluruhnya sebesar 150 orang nelayan.

4.4.2 Sampel

1. Kriteria Inklusi

a. Responden dengan riwayat penyakit kolesterol

b. Responden yang berprofesi nelayan

c. Responden yang berusia 40 – 60 tahun

d. Responden yang bersedia untuk diteliti

2. Kriteria Eksklusi

a. Responden yang tidak bersedia untuk diteliti

b. Responden yang menderita kolesterol dan mengalami komplikasi


43

4.4.3 Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung melalui rumus

perhitungan besar sampel sebagai berikut :

( t – 1) ( r – 1 ) ≥ 15

Keterangan :

t = banyak kelompok perlakuan

r = jumlah replikasi atau kelompok kontrol

Menurut (Sari, 2017) Sampel pada penelitian eksperimen memiliki jumlah

responden minimal 15 orang, sedangkan jumlah responden pada penelitian ini

berjumlah 30 orang. Kelompok Intervensi berjumlah 15 orang nelayan yang

menderita hiperkolesterolmia dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang nelayan

yang menderita hiperkolesterolmia.

4.4.4 Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu Probability sampling dengan

teknik Cluster Random Sampling karena subyek dalam populasi terbagi

berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Populasi terdapat pada 5 AOB dengan

jumlah 150 responden nelayan penderita kolesterol yang ada di Desa Banjar

Kemuning setelah itu menentukan sampel responden dengan teknik Cluster

Random Sampling dan di dapatkan 2 AOB sebagai sampel penelitian dengan total

responden 30 nelayan penderita kolesterol. Setelah itu 30 responden tersebut

yang berasal dari 2 kelompok nelayan yaitu 15 orang dari kelompok AOB Maju

sejahtera dan 15 orang lagi dari kelompok AOB Samudra Jaya.


44

4.5 Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas ( Variabel Independen )

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Jus ALSIK

2. Variabel Terikat ( Variabel Dependen )

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia

4.6 Definisi Operasional

Tabel 4.6 Definisi Operasional Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap

Kadar Kolestrol Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia di Desa Banjar

Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Variabel Definisi
Indikator Skala Score
Penelitian Operasional Instrumen
Variabel Suatu metode Jus ALSIK SOP - -
Independent pengobatan non diberikan pembuatan
– farmakologis sekali sehari Jus ALSIK
Pemberian untuk mengatasi selama 1
Jus ALSIK hiperkolesterol minggu,
mia pada dengan bahan
nelayan dengan 100 gram buah
menggunakan alpukat, 250 ml
jus ALSIK air dan 7
lembar daun
sirsak, selain
itu 2 sdm madu
Variabel Kadar Alat Lembar Ordinal Kategori Kolestrol
Dependen Kolesterol Pengukuran Hasil menurut WHO
adalah suatu Kolesterol pengukuran < 200 = Baik
Kadar penumpukan dengan Kolestrol 200 – 239 = Cukup
Kolesterol lemak di dalam menggunakan ≥ 240 = Bahaya
darah merek Easy-
Touch
45

4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Instrumen Penelitian

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen pada penelitian ini yaitu pemberian jus ALSIK

dengan menggunakan instrumen SOP pembuatan jus ALSIK yang diberikan

dalam waktu sehari 1 kali selama 1 minggu atau 7 hari.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel Dependen pada penlitian ini yaitu kadar kolesterol pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia. Pada variabel ini menggunakan instrumen lembar

observasi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang dilakukan sebelum dan

setelah intervensi melalui pengukuran kolestrol menggunakan alat pengukur

kolestrol dengan merek Easy-Touch setelah itu hasil pengukuran kolesterol

dikategorikan menurut WHO.

4.7.2 Prosedur Pengumpulan Data

Dibawah ini akan diuraikan tentang prosedur pelaksanaan penelitian yang

dimulai dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri

dari pre test, intervensi, dan post test.

1. Tahap Persiapan

Tahap ini diawali dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk

penelitian yang akan diajukan. Setelah itu berbagai proses perijinan diantaranya

perijinan penelitian dari institusi pendidikan program studi S1 Keperawatan

STIKES Hang Tuah Surabaya (lampiran 4), perijinan penelitian dari

Bangkesbangpol Provinsi Jawa Timur (lampiran 5), perijinan penelitian dari

Bangkesbangpol Kabupaten Sidoarjo (lampiran 6), perijinan penelitian dari


46

Bappeda Sidoarjo, perijinan penelitian dari Kecamatan Sedati Sidoarjo (lampiran

7), perijinan penelitian dari Kelurahan Desa Banjar Kemuning (lampiran 8),

perijinan penelitian dari salah satu ketua RW atau RT Desa Banjar Kemuning,

perijinan penelitian dari ketua nelayan di Desa Banjar Kemuning.

Sebelum melakukan seleksi responden, peneliti melakukan penjelasan

singkat pada assisten penelitian untuk menyamakan persepsi tentang penelitian

yang akan dilakukan. Assiten penelitian ini ada 7 orang. Peneliti membentuk

menjadi 4 kelompok dengan 1 kelompok beranggota 2 orang. Peneliti membagi

kembali menjadi 2 kelompok memegang kelompok kontrol dan 2 kelompok lagi

memgang kelompok intervensi. Setelah itu peneliti menentukan sampel

berdasarkan populasi 5 AOB. Pemilihan sampel penelitian yang dilakukan harus

sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti

dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sehingga ditentukan 2

AOB yang memiliki nelayan penderita kolesterol dengan jumlah penderita 15

dengan 2 kelompok menjadi 30 penderita kolesterol pada nelayan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap Pre – Test

Tahap pelaksanaan ini diawali dengan kegiatan pre-test untuk

mengumpulkan data karakteristik demografi dan hasil pemeriksaan check

kolesterol pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pelaksanaan pre-test

dilakukan oleh peneliti dan assiten peneliti ini sehari sebelum pemberian terapi jus

ALSIK. Selain itu pada tahap ini, peneliti melakukan perjanjian dengan kelompok

intervensi untuk melakukan intervensi selama 7 hari untuk pemberian terapi jus

ALSIK tersebut.
47

Sebelum melakukan seleksi responden, peneliti menggunakan assiten

peneliti untuk membantu proses penelitian. Peneliti melakukan penjelasan singkat

pada assisten penelitian untuk menyamakan persepsi tentang penelitian yang akan

dilakukan. Assiten penelitian ini ada 7 orang dengan peneliti 1 maka total ada 8

orang. Peneliti membentuk menjadi 4 kelompok dengan 1 kelompok beranggota 2

orang. Peneliti membagi kembali menjadi 2 kelompok memegang kelompok

kontrol dan 2 kelompok lagi memgang kelompok intervensi.

Setalah itu peneliti melakukan seleksi responden berdasarkan populasi

nelayan yaitu terdapat 5 AOB. Selanjutnya 5 AOB tersebut dipilih menggunakan

teknik sampel Cluster Random Sampling. Pemilihan sampel penelitian yang

dilakukan harus sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan

oleh peneliti. Pada akhirnya peneliti menemukan responden dari 2 AOB dengan

total responden 30 orang 1 AOB sebagai kelompok Kontrol dan 1 AOB sebagai

kelompok intervensi.

Kegiatan pre-test ini dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018 pukul 10.00

hari pertama melakukan Pre – Test pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol dengan cara datang ke rumah responden (secara door to door). Setelah itu

peneliti dan assiten peneliti menyebar mencari alamat para nelayan dan untuk

mempercepat proses penelitian. Kemudian peneliti atau assiten peneliti

memberikan information for concent dan informed concent, setelah itu meminta

persetujuan kepada calon responden. Peneliti dan assiten peneliti melakukan

pembagian kuesioner data demografi.


48

b. Tahap Intervensi

Pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama 9 hari

dengan ketentuan 1 hari pengambilan data pre, 7 hari pelaksanaan intervensi dan 1

harinya lagi untuk pelaksaan post. Pelaksaan terapi pemberian jus ALSIK ini

dilakukan setiap hari selama 7 hari dan jadwal minum jus setiap hari sudah

disepakati bersama dengan responden kelompok intervensi.

Pelaksanaan terapi pemberian jus ALSIK ini dilakukan di Desa Banjar

Kemuning dan diberikan di hari kedua pada tanggal 15 Mei 2018 pada pukul

16.00 WIB. Pada saat pelaksanaan pemberian jus ALSIK peneliti dan assiten

peneliti tidak lupa untuk menjelaskan bahwa jus yang diminum tersebut aman,

memiliki rasa yang enak dan menjelaskan apabila terjadi efek samping. Selain itu

juga mengingatkan responden bahwa pemberian jus ALSIK ini akan dilakukan

selama 7 hari maka responden harus minum jus sebanyak 7 kali dalam 7 hari

dengan ketentuan 1 kali minum dalam 1 hari.

c. Tahap Post

Pada tahap post-test merupakan tahap terakhir penelitian yang diakhiri

dengan pengecekan kembali kolesterol pada kelompok intervensi (setelah diberi

jus ALSIK selama 7 hari) dan juga dilakukan pengecekan kembali pada kelompok

kontrol. Peneliti dan assiten peneliti mengunjungi kembali rumah responden untuk

dilakukan pengecekan kolesterol kembali. Setelah selesai mendapatkan data hasil

pemeriksaan kolesterol peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada

responden penelitian dan kepada pihak – pihak yang sudah membantu proses

perjalanan penelitian tersebut.


49

4.7.3 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Langkah-

langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing Data

Data lapangan yang ada dalam kuisioner atau dalam penelitian yang perlu

diedit, tujuan dilakukannya editing adalah untuk melihat lengkap tidaknya

pengisian data, melihat logis tidaknya jawaban dalam penelitian, melihat

konsistensi antar pertanyaan (Dony, 2015). Editing Memeriksa daftar pertanyaan

demografi yang telah diserahkan oleh responden dan hasil pengukuran kadar

kolesterol pada nelayan yang telah dilakukan peneliti. Editing langsung dilakukan

setelah responden selesai mengisi kuesioner.

2. Coding

Coding dilakukan untuk pertanyaan tertutup bisa dilakukan pengkodean

sebelum ke lapangan, pertanyaan setengan tertutup pengkodean dilakukan

sebelum dan setelah dari lapangan dan terakhir pertanyaan terbuka pengkodean

sepenuhnya dilakukan setelah selesai dari lapangan (Dony, 2015). Coding juga

memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis data. Pada

penelitian ini, setelah data dikoreksi dan lengkap maka diberi kode sesuai definisi

operasional.

3. Tabulating

Data mentah (raw data) akan dilakukan pemetaan data (array data),

kemudian menyusun dalam bentuk table distribusi dan hasil pengkodean

dimasukkan ke dalam table dilakukan secara manual.


50

4. Entry Data

Proses memasukkan data ke dalam paket program komputer untuk

selanjutnya dianalisis. Peneliti melakukan entry data jika sudah yakin bahwa data

yang ada sudah benar, baik dari kelengkapan maupun pengkodeannya.

5. Penyajian Data

Setelah data diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel agar

memudahkan pembaca. Data tersebut disajikan dalam bentuk narasi.

4.7.4 Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan analisa bivariat karena untuk mengetahui

pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia. Penelitian ini menggunakan analisa uji statistik menggunakan

uji Wilcoxon sign rank test dengan bantuan program komputer SPSS dengan

tingkat kemaknaan (α) = 0,05. H1 diterima bila p < 0,05, berarti ada pengaruh

pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia, dan H1 di tolak bila p > 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh

pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia. Setelah melakukan uji Wilcoxon sign rank test dengan

bantuan program komputer SPSS selanjutnya peneliti melakukan menggunakan

uji beda 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol

menggunakan uji Mann-Whitney bantuan program komputer SPSS dengan tingkat

kemaknaan (α) = 0,05. H1 diterima bila p < 0,05, yang berarti H1 diterima bila p

< 0,05, berarti ada perbedaan hasil kadar kolesterol post pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol, dan H1 di tolak bila p > 0,05 yang berarti tidak ada
51

perbedaan hasil kadar kolesterol post pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian yang berkaitan dengan manusia sebagai objek penelitian, wajib

mempertimbangkan etika penelitian agar tidak menimbulkan masalah etik yang

dapat merugikan responden maupun peneliti. Penelitian ini dilakukan setelah

mendapat surat rekomendasi dari STIKES Hang Tuah Surabaya dan izin dari

Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Penelitian dimulai dengan melakukan beberapa

prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian meliputi :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Diberikan pada responden sebelum penelitian dilaksanakan dengan tujuan

agar responden mengetahui tujuan penelitian, apabila responden menolak untuk

diteliti maka peneliti menghargai hak tersebut. Hal-hal yang dijelaskan meliputi

status responden selama penelitian dengan menyatakan bahwa data yang mereka

berikan akan digunakan untuk keperluan penelitian. Peneliti juga mencantumkan

judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden mengerti

maksud dan tujuan penelitian. Responden dalam penelitian memperoleh lembar

informed consent yang berisi penjelasan mengenai pengaruh pemberian jus Alsik

terhadap nelayan penderita hiperkoletrolmia, tujuan penelitian, mekanisme

penelitian, dan pernyataan kesediaan untuk menjadi responden. Responden yang

bersedia mengikuti penelitian harus menandatangani lembar informed consent dan

responden yang tidak bersedia mengikuti penelitian diperkenankan untuk tidak

menandatangani lembar informed consent tersebut.


52

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Nama responden tidak perlu dicantumkan pada lembar kuesioner.

Penggunaan anonymity pada penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan

kode dan alamat responden pada lembar kuesioner dan mencantumkan tanda

tangan pada lembar persetujuan sebagai responden.

3. Kerahasiaan (Confidentialy)

Kerahasiaan informasi yang berkaitan dengan responden dan data hasil

penelitian tidak akan diberikan kepada orang lain.

4. Keadilan (Justice)

Penelitian dilakukan secara jujur, hati–hati, professional,

berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, kecermatan,

psikologis dan perasaan subyek penelitian. Penggunaan prinsip keadilan pada

penelitian ini dilakukan dengan cara tidak membedakan jenis kelamin, usia,

suku/bangsa dan pekerjaan sebagai rencana tindak lanjut dari penelitian ini.

5. Asas Kemanfaatan (Beneficiency)

Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin

terjadi pada responden. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh

lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Penelitian tidak boleh menimbulkan

penderitaan kepada subjek penelitian. Penggunaan asas kemanfaatan pada

penelitian ini dilakukan dengan cara menjelaskan secara detail tujuan, manfaat,

dan teknik penelitian kepada responden.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan sesuai

dengan tujuan penelitian. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 - 22 Mei

2018, dan didapatkan 30 responden. Penyajian data meliputi gambaran umum

lokasi penelitian, data umum (karakteristik responden), dan data khusus (variabel

penelitian). Hasil penelitian kemudian dibahas dengan mengacu pada tujuan dan

tinjauan pustaka pada bab 2.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Banjar Kemuning, desa tersebut terletak

di Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah penduduk 1.761 orang

tdengan jumlah laki – laki 928 orang dan wanita 835 orang, selain itu terdapat 8

RT dan 4 RW dengan kepala keluarga sebesar 568 orang. Luas tanah Desa Banjar

Kemuning sebesar 384.639 Ha dengan kondisi geografis sebagai berikut :

1. Ketinggian Tanah : 5m

2. Permukaan Air Laut : Sedang

3. Banyaknya Curah Hujan : Sedang

4. Suhu Udara Rata – rata : 28°C – 34°C

5. Jarak Desa ke Pantai :5 km

Mayoritas penduduk desa tersebut beragama islam dengan jumlah 1.761

orang. Pekerja warga di desa tersebut mayoritas berprofesi sebagai pegawai yaitu

wiraswasta dengan jumlah 35 orang, swasta 25 orang, PNS 7 orang dan TNI /

POLRI berjumlah 5 orang. Selain sebagai pegawai warga desa tersebut ada yang

53
54

berprofesi sebagai petani tambak dengan jumlah 74 orang, buruh tani tambak

dengan jumlah 35 orang dan pemilik tambak sendiri dengan jumlah 74 orang.

Batas wilayah Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo :

1. Batas Barat : Tanah Juanda

2. Batas Timur : Selat Madura

3. Batas Utara : Ds, Segoro Tambak

4. Batas Selatan : Ds, Gisik Cemandi

Warga di Desa Banjar Kemuning memiliki berbagai tempat sarana

pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA, D1-D3, S1-S3. Tingkat pendidikan TK

sejumlah 55 anak, SD / MI sejumlah 250 anak, SMP sejumlah 50 anak, SMA

sejumlah 45 anak, D1 – D3 sejumlah 10 anak, S1 – S3 sejumlah 20 anak. Gedung

pendidikan di Desa Banjar Kemuning terdapat gedung TK yang berjumlah 1 dan

gedung sekolah SD / MI yang berjumlah 2.

5.1.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo dengan jumlah keseluruhan subyek penelitian

30 orang. Data demografi diperoleh melalui kuisioner yang di isi oleh responden /

nelayan penderita hiperkolesterolmia.

5.1.3 Data Umum

Data umum dalam penelitian ini berisi karakteristik responden meliputi

usia, pendidikan terakhir, penghasilan tiap bulan, suku, riwayat penyakit

sebelumnya, pernyataan menderita kolesterol, hasil kadar kolesterol, pernyataan

pemeriksaan rutin kolesterol, pernyataan meminum obat kolesterol, dan fasilitas

kesehatan yang digunakan saat berobat. Responden pada penelitian ini yaitu
55

nelayan penderita hiperkolesterol di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo, yang

berjumlah 30 responden dan data disajikan secara lengkap dalam bentuk tabel

berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan usia pada nelayan penderita


hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo pada
tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Usia Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
40 – 50 tahun 5 33.3% 8 53.3%
51 – 60 tahun 10 66.7% 7 46.7%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data

kelompok intervensi terbanyak pada usia 51 – 60 dengan jumlah 10 orang

(66,7%), sedangkan usia 40 – 50 tahun dengan jumlah 5 orang (33,3%).

Kelompok kontrol sendiri di dapatkan data usia terbanyak terjadi pada usia 40 –

50 dengan jumlah 8 orang (53,3%), sedangkan usia 51 – 60 dengan jumlah 7

orang (46,7%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Responden

Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir pada nelayan


penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo
Pada Tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Pendidikan Terakhir Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Tidak Sekolah 3 20% 3 20%
SD 8 53.3% 7 46.7%
SMP 3 20% 4 26.7%
SMA 1 6.7% 1 6.7%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi berpendidikan SD dengan jumlah 8 orang


56

(53,3%), responden yang tidak sekolah sebanyak 3 orang (20%), responden

berpendidikan SMP sebanyak 3 orang (20%), responden yang berpendidikan

SMA sebanyak 1 orang (6,7%), sedangkan pada kelompok kontrol responden

yang pendidikan terbanyak terjadi pada SD sebanyak 7 orang (46,7%), responden

yang berpendidikan SMP sebanyak 4 orang (26,7%), responden yang tidak

sekolah sebanyak 3 orang (20%), responden yang berpendidikan SMA sebanyak 1

orang (6,7%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Tiap Bulan

Responden

Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan tiap bulan pada


nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo pada tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15
orang)
Penghasilan tiap bulan Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 500.000 5 33.3% 5 33.3%
500.000 – 1.000.000 8 53.3% 4 26.7%
1.000.000 – 2.000.000 1 6.7% 5 33.3%
> 2.000.000 1 6.7% 1 6.7%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi pendapat terbanyak mulai dari Rp 500.000 – Rp

1.000.000 sebanyak 8 orang (53,3%), < 500.000 sebanyak 5 orang (33,3%),

pendapatan Rp 1.000.000 – 2.000.000 sebanyak 1 orang (6,7%), pendapatan > Rp

2.000.000 sebanyak 1 orang (6,7%). Responden kelompok kontrol terbanyak

mulai dari Rp < 500.000 sebanyak 5 orang (33,3%), pendapatan Rp 1.000.000 –

Rp 2.000.000 sebanyak 5 orang (33,3%), pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000

sebanyak 4 orang (26,7%), pendapatan Rp > 2.000.000 sebanyak 1 orang (6,7%).


57

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Responden

Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan suku bangsa pada nelayan


penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo
pada tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Suku Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Jawa 15 100% 15 100%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

seluruh responden bersuku jawa dengan jumlah 15 orang (100%) pada kelompok

intervensi dan kontrol.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Responden

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan riwayat penyakit pada nelayan


penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo
pada tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Riwayat Penyakit Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Asma 1 6,7% 2 13.3%
Rematik 7 46.7% 10 66.7%
Lain – lain (Tidak 3 20%
7 46,7%
ada)
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi memiliki riwayat penyakit terbanyak rematik

sebanyak 7 orang (46,7%), responden tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak

7 orang (46,7%), responden yang memiliki riwayat penyakit asma sebanyak 1

orang (6,7%). Responden kelompok kontrol terbanyak terkena penyakit rematik

sebanyak 10 orang (66,7%), responden yang tidak memiliki riwayat penyakit

sebanyak 3 orang (20%), responden yang memiliki riwayat penyakit asma

sebanyak 2 orang (13,3%).


58

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Menderita Kolesterol

Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan responden yang menderita


kolesterol pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar
Kemuning Sedati Sidoarjo pada tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15
orang, Intervensi=15 orang)
Menderita Intervensi Kontrol
Kolesterol Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Ya 15 100% 15 100%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

seluruh responden menderita penyakit kolesterol sebanyak 15 orang (100%) pada

kelompok intervensi dan kontrol.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol Responden

Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan kadar kolesterol responden pada


nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo pada tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15
orang)
Kadar Kolesterol Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 200 7 46.7% 7 46.7%
200 – 239 7 46.7% 8 53.3%
> 240 1 6.7% 0 0
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi terbanyak pada kadar kolesterol < 200 sebanyak 7

orang (46.7%), kadar kolesterol 200 – 239 sebanyak 7 orang (46,7%), kadar

kolesterol > 240 sebanyak 1 orang (6,7%). Responden kelompok kontrol kadar

kolesterol terbanyak 200 – 239 sebanyak 8 orang (53,3%), kadar kolesterol < 200

sebanyak 7 orang (46,7%).


59

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Check Rutin Kolesterol

Tabel 5.8 Karakteristik responden berdasarkan responden yang melakukan check


kolesterol secara rutin pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa
Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo pada tanggal 14 – 22 Mei 2018
(Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Check Rutin Intervensi Kontrol
Kolesterol Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Ya 3 20% 7 46.7%
Tidak 12 80% 8 53.3%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi yang tidak rutin melakukan check kolesterol

sebanyak 12 orang (80%), responden yang rutin melakukan chek kolesterol sekitar

3 orang (20%). Responden kelompok kontrol responden yang tidak rutin

melakukan check kolesterol sekitar 8 orang (53,3%), responden yang tidak rutin

check kolesterol sebanyak 7 orang (46,7%).

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Responden Yang Rutin

Minum Obat Kolesterol

Tabel 5.9 Karakteristik responden berdasarkan responden yang rutin meminum


obat kolesterol saat kolesterol kambuh terjadi pada nelayan penderita
hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo Pada
Tanggal 14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Minum Obat Intervensi Kontrol
Kolesterol Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Ya 4 26.7% 2 13.3%
Tidak 11 73.3% 13 86.7%
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi yang tidak rutin mengkonsumsi obat kolesterol

sebanyak 11 orang (73,3%), responden yang mengkonsumsi obat kolesterol

sebanyak 4 orang (26,7%). Responden kelompok kontrol yang tidak rutin


60

mengkonsumsi obat kolesterol sebanyak 13 orang (86,7%), responden yang rutin

mengkonsumsi obat responden sebanyak 2 orang (13,3%).

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Fasilitas Kesehatan Yang

Digunakan Responden

Tabel 5.10 Karakteristik responden berdasarkan fasilitas kesehatan yang


digunakan responden saat berobat terjadi pada nelayan penderita
hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo pada tanggal
14 – 22 Mei 2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
No. Riwayat Penyakit Intervensi Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1. Puskesmas 3 20% 5 33.3%
2. Klinik 1 6.7% 2 13.3%
3. Rumah Sakit 1 6.7% 0 0
4. Dokter Pribadi 1 6.7% 0 0
5. Lain – lain (Tidak 8 53.3%
7 46.7%
berobat)
Total 15 100% 15 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan data bahwa

responden kelompok intervensi responden yang tidak memakai fasiltas kesehatan

sebanyak 7 orang (46,7%), responden yang memakai fasilitas kesehatan

puskesmas sebanyak 3 orang (20%), responden yang memakai fasilitas kesehatan

klinik sebanyak 1 orang (6,7%), responden yang memakai fasilitas kesehatan

rumah sakit sebanyak 1 orang (6,7%). responden yang memakai fasilitas

kesehatan dokter pribadi sebanyak 1 orang (6,7%). Responden kelompok kontrol

yang paling banyak tidak memakai fasilitas kesehatan 8 orang (53,3%), responden

yang memakai fasilitas kesehatan puskesmas sebanyak 5 orang (33,3%),

responden yang memakai fasilitas kesehatan klinik sebanyak 2 orang (13,3%).


61

5.1.4 Data Khusus Penelitian

Data khusus adalah data yang termasuk dalam variabel yang diteliti.

Variabel yang diteliti tersebut antara lain : pengaruh pemberian jus ALSIK

terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo.

1. Kadar Kolesterol Pada Kelompok Intervensi Sebelum dan Sesudah

Pemberian Jus ALSIK

Tabel 5.11 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Kelompok Intervensi Sebelum


Dan Sesudah Pemberian Jus ALSIK Dengan Jumlah Responden 30 Orang
Di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo Pada Tanggal 14 – 22 Mei
2018 (Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Kadar Kolesterol Kelompok Intervensi
Pre Post
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 200 3 20% 11 73.3%
200 - 239 8 53.3% 2 13.3%
>240 4 26.7% 2 13.3%
Total 15 100% 15 100%
Uji Wilcoxon = 0,002

Tabel 5.11 menunjukan bahwa nelayan penderita hiperkolesterol pada

kelompok intervensi sebelum diberikan Jus ALSIK terjadi pada kadar kolesterol

200 – 239 yang bersifat Cukup sebanyak 8 orang (53,3%) sedangkan kadar

kolesterol > 240 yang bersifat bahaya sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar

kolesterol yang < 200 bersifat baik sebanyak 3 orang (20%). Setelah diberikan Jus

ALSIK kadar kolesterol pada nelayan terjadi banyak perubahan di kadar

kolesterol < 200 yang bersifat baik sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang

kadar kolesterol cukup dan bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji

statistik dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa p = 0,002 ≤ α = 0,05 maka

keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Jus ALSIK


62

berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo.

2. Kadar Kolesterol Pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah

Pemberian Jus ALSIK

Tabel 5.12 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Kelompok Kontrol Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Jus ALSIK Dengan Jumlah Responden 30 Orang Di
Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo Pada Tanggal 14 – 21 Mei 2018
(Kontrol=15 orang, Intervensi=15 orang)
Kriteria Kelompok Kontrol
Pre Post
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 200 7 46.7% 4 26.7%
200 - 239 3 20% 9 60%
>240 5 33.3% 2 13.3%
Total 15 100% 15 100%
Uji Wilcoxon = 0,865

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 15 responden di Desa Banjar

Kemuning Sedati Sidoarjo pada kelompok kontrol di dapatkan saat pre-test yang

mengalami kadar kolesterol baik sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan yang

mengalami kadar kolesterol bahaya sebanyak 5 orang (33,3%) dan yang

mengalami kadar kolesterol cukup sebanyak 3 orang (20%). Pada hari terakhir

dilakukan post-test pada kelompok kontrol di dapatkan peningkatan pada kadar

kolesterol 200 – 239 yang bersifat cukup sebanyak 9 orang (60%), sedangkan

peningkatan kadar kolesterol < 200 bersifat baik sebanyak 4 orang (26,7%) dan

kadar kolesterol > 240 bersifat bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji

statistik dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa p = 0,865 ≥ α = 0,05, H0

diterima, H1 ditolak artinya secara statistik ini menunjukkan tidak ada perubahan

yang bermakna.
63

3. Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol Pada

Nelayan Penderitan Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning

Sedati Sidoarjo

Tabel 5.13 Pengaruh Pemberian Jus ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol Pada
Nelayan Penderitan Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo Pada Tanggal 14 – 21 Mei 2018 (Kontrol=15 orang,
Intervensi=15 orang)
Kadar Kolesterol Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Post Post
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
< 200 11 73.3% 4 26.7%
200 - 239 2 13.3% 9 60%
>240 2 13.3% 2 13.3%
< 200 11 73.3% 4 26.7%
Total 15 100% 15 100%
Mann Whitney Test p = 0,024

Tabel 5.13 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian Jus ALSIK pada

kelompok intervensi setelah diberikan Jus ALSIK berkontribusi terjadi penurunan

kadar kolesterol pada nelayan, dengan kadar kolesterol < 200 yang bersifat baik

sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan kadar kolesterol 200 – 239 (cukup) dan >

240 (bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan Jus ALSIK berkontribusi terjadi peningkatan kadar kolesterol. Kadar

Kolesterol 200 – 239 (cukup) sebanyak 9 orang (60%), sedangkan kadar

kolesterol < 200 (baik) sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol > 240

(bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Mann -

Whitney menunjukkan bahwa p =0,024 ≤ 0,05, maka keputusannya adalah H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol pada pengaruh pemberian jus ALSIK terhadap kadar kolesterol

pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati

Sidoarjo.
64

5.2 Pembahasan

Sub pembahasan di bahas interpretasi hasil penelitian dengan tinjauan

pustaka dan hasil-hasil ysng relevan. Peneliti ini dirancang untuk memberikan

gambaran interprestasi dan mengungkapkan pengaruh pemberian jus ALSIK

terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo.

5.2.1 Mengidentifikasi Karakteristik Responden (Nelayan) Penderita

Hiperkolesterolmia Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok

Kontrol Di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

Penyakit Hiperkolesterolmia memiliki berbagai faktor yang

mempengaruhi diantaranya yaitu obesitas, kurang olahraga, kebiasaan merokok,

stress, jenis kelamin, usia, genetic dan pola makan (Kurniadi and Nurrahmani,

2014). Menurut jurnal penelitian (Siti, 2014) yang berjudul “Hubungan Hipertensi

Dengan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Usia 36 – 45 Tahun Di Desa Jabon”

didapatkan hasil jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kolesterol, pria mempunyai resiko kadar kolesterol lebih tinggi dari pada wanita

(Harsanawis, 2013). Menurut data statistik dari WHO tahun 2008 laki – laki di

Amerika menempati ke-83 dan perempuan menempati ke-81 di dunia dalam

jumlah rata – rata kolesterol tertinggi. Dalam penelitian jenis kelamin laki – laki

hampir seluruhnya 80% mengalami kolesterol diambang batas batas, sedangkan

responden perempuan 20% mengalami kolesterol di ambang batas batas. Maka

dari itu jurnal penelitian diatas sesuai dengan responden yang diambil peneliti

yaitu responden yang berjenis kelamin laki – laki


65

Nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam melakukan penangkapan

ikan dan binatang air lainnya (Suyitno, 2012). Kegiatan yang dilakukan oleh nelayan

harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing - masing

individu sehingga harus ada keseimbangan antara keduanya karena akan

mempengaruhi kesehatan dan kinerja manusia, nelayan akan melakukan pekerjaan

secara terus menerus dan akan melakukan gerakan yang terus menerus dilakukan

selama bekerja sehingga mengalami nyeri sendi (Manuaba, 1990 dalam Budiman,

2015). Nyeri sendi yang dialami nelayan dikarenakan berbagai macam salah satunya

yaitu dikarekan suatu penyakit yang disebut hiperkolesterolmia.

Hiperkolesterolmia biasanya lebih dikenal dengan kadar kolesterol melebihi

nilai normal yaitu > 200. Kolesterol terjadi dikarenakan sekitar 80% kolesterol

bersumber dari sintesis kolesterol pada sel-sel tubuh terutama pada hati dan dari

asupan diet terutama produk hewani seperti ayam, mentega, keju, susu, putih telur,

daging merah, tetapi disini nelayan yang menderita kolesetrol dikarenakan mereka

suka mengkonsumsi ikan hasil tangkapan mereka sendiri dari beberapa ikan hasil

tangkapan mereka memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi.

Hasil analisa peneliti berdasarkan karakteristik responden di dapatkan data

bahwa responden penderita kolesterol paling tinggi pada usia 51 - 40 tahun

sebanyak 10 orang dengan presentase 66,7% terjadi pada kelompok intervensi,

sedangkan kelompok kontrol usia paling banyak terjadi pada dengan usia

responden 40 - 50 tahun sebanyak 8 orang dengan presentase 53,3%. Hasil

tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Agus, dkk, 2016) di

dapatkan hasil bahwa Faktor risiko secara signifikan (p-value < 0,05) yang dapat

meningkatan kadar kolesterol dalam darah pada kelompok usia > 30 tahun di Kota

Banda Aceh berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 4,7 kali
66

dibandingkan perempuan. Berdasarkan usia yaitu diatas 45 tahun sebesar 3,8 kali

dibandingkan di bawah 45 tahun, dan berdasarkan keturunan / riwayat keluarga

yaitu yang mempunyai riwayat kolesterol sebesar 3,6 kali dibandingkan yang

tidak mempunyai riwayat kolesterol. Selanjutnya berdasarkan keempat faktor

risiko yang dapat menyebabkan tingginya kolesterol pada kelompok usia >30

tahun di Kota Banda Aceh, yaitu jenis kelamin laki - laki yang mempunyai

peluang terbesar (p= 0,010) dengan besar risikonya yaitu 4,7. Menurut asumsi

peneliti jika responden yang memiliki usia diatas 50 tahun menurut WHO usia

tersebut memasuki usia pra - lansia atau lansia awal dimana usia tersebut sudah

mulai mengalami penurunan fungsi organ tubuh. Tubuh tersebut mengalami

penurunan aktivitas sehingga membuat kadar lemak di dalam tubuh menjadi

meningkat. Daya otot menurun sehingga membuat responden untuk sulit

bergerak. Kekebalan tubuh menurun, hal ini membuat lansia rentan terkena

berbagai macam penyakit.

Hasil analisa peneliti mengenai karakteristik pendidikan responden pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia di dapatkan hasil pendidikan terakhir paling

tinggi pada SD sebanyak 8 orang dengan presentase 53,3% pada kelompok

intervensi, sedangkan kelompok kontrol pendidikan terakhir paling banyak juga

terjadi pada SD sebanyak 7 orang dengan presentase 46,7%. Hasil data demografi

pendidikan terakhir ini didukung oleh (Irawan, 2010) yang menyatakan bahwa

peningkatan kejadian hiperkolesterolmia juga didorong oleh faktor tingkat

pendidikan. Orang dengan pendidikan tinggi biasanya akan memiliki banyak

pengetahuan tentang kesehatan, mempunyai kesadaran dalam menjaga kesehatan dan

mempengaruhi aktivitas fisik yang akan dilakukan. Hal ini juga didukung oleh

penelitian (Purwanto, 2011) bahwa sebagian besar respondennya mempunyai latar


67

belakang pendidikan dasar yaitu sebanyak 52 responden (86,7%). Menurut asumsi

peneliti responden yang memiliki latar belakang pendidikan yang kurang akan

mengalami kesulitan untuk menerima informasi baru karena proses berpikir yang

telah tertanam dalam dirinya hanyalah bersifat sementara karena tidak adanya proses

nalar yang cukup dari penderita hiperkolesterolmia itu sendiri yang dikarenakan latar

belakang pendidikan yang dimiliki.

Hasil analisa peneliti mengenai karakteristik penghasilan responden pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia di dapatkan hasil penghasilan paling banyak

yang diperoleh nelayan yaitu sekitar Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 8

orang dengan presentase 53,3% pada kelompok intervensi, sedangkan pada

kelompok kontrol penghasilan paling banyak < Rp 500.000 sebanyak 5 orang

dengan presentase 33,3% dan penghasilan Rp 1.000.000 – 2.000.000 sebanyak 5

orang dengan presentase 33,3% pada kelompok intervensi, sedangkan pada

kelompok kontrol di dapatkan hasil dikatakan bahwa gaji mereka dibawah UMR

(Upah Minimum Regional). Menurut (Suiraoka, 2012) bahwa seseorang dalam

pemenuhan sehari-hari seperti makan akan menyesuaikan dengan pendapatan yang

dimilikinya oleh karena penyesuaian pendapatan tersebut sehingga berakibat pada

perubahan pola makan yang tidak seimbang dan berdampak negatif pada kesehatan

penderita hiperkolesterolmia. Menurut asumsi peneliti jika responden memiliki

penghasilan sedikit maka kebanyakan dari responden tersebut jika mendapatkan uang

maka mereka akan berfokus untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga atau keluarga

mereka, mereka tidak sempat untuk memikirkan sakit yang mereka derita. Maka dari

itu dari penghasilan yang minimalis kebanyakan dari responden memilih tidak untuk

mengobati penyakitnya.
68

Hasil analisa peneliti mengenai karakteristik mengkonsumsi obat

kolesterol responden pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di dapatkan hasil

bahwa banyak responden yang tidak pernah mengkonsumsi obat dengan jumlah

11 orang dengan presentase 73,3% pada kelompok intervensi, sedangkan pada

kelompok kontrol yang tidak suka pernah mengkonsumsi obat sebanyak 13 orang

dengan presentase 86,7%. Berdasarkan informasi yang diperoleh responden yang

mengkonsumsi obat saat kebanyakan dari mereka mengkonsumsi obat

Simvastatin. Menurut (Genest, 2008) bahwa keunggulan Simvastatin adalah pertama

simvastatin telah mempunyai sediaan generik di Indonesia, yang berarti obat lebih

murah dan sudah teruji di masyarakat lebih dari 20 tahun. Kedua, simvastatin

menurunkan 20% kadar total kolesterol dan penurunan resiko penyakit pembuluh

darah sebanyak 24% dengan dosis 40mg/hari. Mekanisme kerja Simvastatin menurut

(Harvey dan Champe, 2013) bahwa Simvastatin bekerja dengan menghambat langkah

enzimatik pertama dalam pembuatan kolesterol yaitu penghambatan HMG - CoA

reductase, sehingga pembentukan kolesterol dihambat. Menurut Asumsi peneliti

responden yang mengkonsumsi obat tetapi masih terkena kolesterol dikarenakan

kebanyakan dari mereka hanya mengkonsumsi obat apabila timbul rasa nyeri yang

hebat akibat kolesterol tersebut, mereka tidak rutin meminum obatnya, dan

kebanyakan dari responden susah mengatur pola makan mereka, mereka masih

sering mengkonsumsi makanan pencetus kolesterol.

5.2.2 Mengidentifikasi Kadar Kolesterol Pada Kelompok Intervensi

Sebelum Dan Sesudah Pemberian Jus ALSIK di Desa Banjar

Kemuning Sedati Sidoarjo

Hasil penelitian di dapatkan bahwa kelompok intervensi sebelum

diberikan jus ALSIK yang memiliki kadar kolesterol 200 – 239 yang bersifat
69

Cukup sebanyak 8 orang (53,3%) sedangkan kadar kolesterol > 240 yang bersifat

bahaya sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol yang bersifat baik

sebanyak 3 orang (20%). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Uji Wilcoxon dengan taraf signifikan 0,05 artinya jika p < 0,05, maka H0 ditolak

yang berarti pemberian jus ALSIK efektif untuk penurunan kadar kolesterol pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia. Jika p > 0,05, maka hal ini berarti

pemberian jus ALSIK tidak efektif untuk penurunan kadar kolesterol pada

nelayan penderita hiperkolesterolmia. Setelah dilakukan uji statistik Wilcoxon

pada kelompok perlakuan diperoleh p = 0,002, dimana, nilai p < 0,05 berarti

pemberian jus ALSIK efektif terhadap penurunan kadar kolesterol pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo.

Penurunan kadar kolesterol yang signifikan pada pemberian jus Persea

americana Mill atau jus alpukat, antara lain disebabkan kandungan asam

pantothenat, betasitosterol, vitamin B3 (niacin), asam oleat, vitamin C, vitamin A

(beta caroten), vitamin E, asam amino cystein, asam folat, selenium dan serat

yang ada dalam Persea americana Mill (Wijayanti, 2014). Menurut (Anggraheny

2007, dalam Rahman, 2013) mengatakan bahwa alpukat merupakan salah satu

bahan alami yang dapat membantu menaikan kadar HDL, menurunkan kadar

kolestrol total dan juga menurunkan kadar LDL, dimana keadaan tersebut diduga

disebabkan oleh kandungan bahan aktif dalam alpukat seperti omega-9 asam

oleat, panthetin, niasin (vitamin B3), beta setosteron, vitamin C, vitamin E,

vitamin A, asam pantothenat, golongan MUFA, asam folat, selenium, asam amino

dan serat. Menurut (Ariyani, 2014) buah alpukat memiliki kandungan beta-

sitosterol dalam buah ini yang cukup tinggi, senyawa ini dapat mengurangi jumlah
70

kolesterol yang diserap dari makanan. Kombinasi betasitosterol dan lemak tak

jenuh tunggal membuat alpukat merupakan makanan yang baik untuk memecah

kolesterol. Hasil penelitian Menurut (Lelly, dkk, 2016) didapat bahwa rebusan air

daun sirsak berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Pada penelitian ini juga

didapat bahwa rebusan air daun sirsak mempunyai efek yang sama baik dengan

simvastatin dalam menurunkan kolesterol. Hal ini dikarenakan daun sirsak

mengandung flavonoid (Taylor, 2002 dalam Lelly, dkk, 2016) yang mempunyai

efek menghambat enzim HMG - CoA reductase (Gross, 2004 dalam Lelly, dkk,

2016) sehingga dapat bekerja menurunkan kolesterol darah (Munish, 2012 dalam

Lelly, dkk, 2016).

Menurut asumsi peneliti bahwa nelayan yang menderita kolesterol

memerlukan pengobatan non – farmakologis, dikarenakan nelayan disana kurang

suka mengkonsumsi obat dan tidak suka memeriksakan kesehatan kepada tenaga

medis, nelayan disana lebih suka mengobati sendiri keluhannya dengan berbagai

macam pengobatan tradisional. Nelayan disana sering minum rebusan air daun

sirsak untuk mengobati kolesterol mereka, namun menurut mereka rasanya kurang

enak sehingga mereka jarang meminumnya. Maka dari itu peneliti menciptakan

suatu inovasi baru sebuah minuman yang dapat dikonsumsi para nelayan untuk

mengobati kolesterol yang diderita para nelayan. Jadi tidak ada lagi alasan

nelayan tidak mau mengobati kolesterolnya, dikarenakan dengan meminum jus

ALSIK tersebut kadar kolesterol nelayan yang tinggi dapat terjadi penurunan.

Peneliti telah memberikan jus ALSIK nelayan penderita hiperkolesterolmia di

Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo untuk menurunkan kadar kolesterol

nelayan yang tinggi. Pengukuran kadar kolesterol ini dilakukan setelah pemberian
71

jus ALSIK sebanyak 1 x selama 7 hari. Pada hasil pengukuran di hari terakhir

kadar kolesterol nelayan menunjukan perbedaan yang signifikan sebelum

diberikan jus ALSIK dengan sesudah diberikan jus ALSIK.

5.2.3 Mengidentifikasi Kadar Kolesterol Pada Kelompok Kontrol di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

Hasil penelitian di dapatkan bahwa kelompok kontrol di dapatkan saat pre-test

yang mengalami kadar kolesterol baik sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan yang

mengalami kadar kolesterol bahaya sebanyak 5 orang (33,3%) dan yang

mengalami kadar kolesterol cukup sebanyak 3 orang (20%). Pada hari terakhir

dilakukan post-test pada kelompok kontrol di dapatkan peningkatan pada kadar

kolesterol 200 – 239 yang bersifat cukup sebanyak 9 orang (60%), sedangkan

peningkatan kadar kolesterol < 200 bersifat baik sebanyak 4 orang (26,7%) dan

kadar kolesterol > 240 bersifat bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Uji statistik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon dengan taraf signifikan

0,05 artinya jika p < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti pemberian jus ALSIK

efektif untuk penurunan kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia. Jika p > 0,05, maka hal ini berarti pemberian jus ALSIK tidak

efektif untuk penurunan kadar kolesterol pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia. Setelah dilakukan uji statistik Wilcoxon pada kelompok

kontrol diperoleh p = 0,865, dimana, nilai p > 0,05 berarti tidak ada perubahan

Kadar kolesterol tanpa pemberian jus ALSIK pada nelayan penderita

hiperkolesterolmia. Tidak ada perubahan kadar kolesterol yang terjadi pada

kelompok kontrol ini dikarenakan tidak diberikan pengobatan dan para nelayan

yang menderita hiperkolesterolmia mereka masih sering mengkonsumsi makanan


72

pencetus kolesterol, padahal peneliti sudah menyarakan kepada nelayan untuk

sementara makanan pencetus kolesterolnya di kurangi terlebih dahulu tetepi

kenyataannya mereka masih sering mengkonsumsinya.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar kolesterol yaitu adanya

perubahan gaya hidup, pola makan, faktor lingkungan, kurangnya aktivitas fisik

dan faktor stres. Gaya hidup kurang aktivitas, terlalu banyak mengonsumsi

makanan mengandung lemak dan kolesterol serta kurangnya asupan serat dapat

memicu penyakit degeneratife (Yani, 2015). Kadar kolesterol dapat dipengaruhi

oleh asupan zat gizi, yaitu dari makanan yang merupakan sumber lemak.

Peningkatan konsumsi lemak sebanyak 100 mg/hari dapat meningkatkan

kolesterol total sebanyak 2 - 3mg/dl. Keadaan ini dapat berpengaruh pada proses

biosintesis kolesterol. Sintesis kolesterol dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya penurunan aktivitas HMG - CoA reductase yang dapat menurunkan

sintesis kolesterol. Untuk menurunkan sintesis kolesterol yaitu dengan

mengkonsumsi serat serta vitamin yang tinggi sehingga kadar kolesterol dalam

darah menurun (Yani, 2015).

Berdasarkan beberapa faktor pencetus kolesterol, faktor pola makanan

yang banyak menyebabkan kadar kolesterol para nelayan terjadi kenaikan.

Beberapa faktor makanan, asupan lemak merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan. Lemak merupakan bahan makanan yang sangat penting, bila

kita tidak makan lemak yang cukup maka tenaga kita akan berkurang, tetapi bila

kita makan lemak yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh

darah. Nelayan di Desa Banjar Kemuning mengkonsumsi makanan yang

mengandung tinggi kolesterol berasal dari berbagai ikan hasil tangkapan mereka.
73

Ikan hasil tangkapan nelayan yang sering di konsumsi dan mengandung tinggi

kolesetrol berasal dari berbagai jenis seefood salah satunya yaitu lele, bandeng,

nila, mujaer, kakap merah, tongkol, kepiting, udang, cumi, kerang, rajungan.

Menurut (Saidin, 2008) didapatkan data bahwa kandungan kolesterol

dalam ikan lele 93 mg, ikan bandeng 102 mg, ikan nila 90 mg, ikan mujaer 52 mg,

ikan tongkol 102 mg, kepiting 71 mg, udang 179 mg, cumi, 159 mg, kerang 105

mg. Selain itu didapat jurnal penelitian menurut (Tunas, 2013) yang berjudul “

Kandungan Kolesterol Kepiting Bakau ( Scylla Serrata ) Jantan Dan Betina Pada

Lokasi Yang Berbeda ” di dapatkan hasil penelitian yaitu rata – rata kandungan

kolesterol kepiting jantan lebih tinggi dibandingkan dengan kepiting betina baik

yang berasal dari Lokasi Pemalang maupun Demak, masing – masing sebesar

66,67 mg/100g dan 61,67 mg/100g pada kepiting jantan dan 64,67 mg/100g dan

58,33 mg/100g pada kepiting betina. Penelitian menurut (Agus, 2013) di

dapatkan hasil penelitian yaitu kandungan kolesterol daging ikan kakap merah

sebesar 95,5 mg/100g, sesuai dengan hasil penelitian Mathewet al. (1999)

terhadap daging ikan kakap merah (L. gibbus).

Menurut asumsi peneliti bahwa dalam kelompok kontrol tersebut tidak

dilakukan pengobatan kolesterol dan para nelayan masih mengkonsumsi makanan

pencetus kolesterol. Maka dari itu pemberian jus ALSIK juga disarankan bagi

nelayan kelompok kontrol agar kadar kolesterol yang mereka alami masih dalam

batas baik dan tidak terjadi peningkatan. selain pemberian jus sebagai pengobatan

para nelayan penderita hiperkolesterolmia juga harus menjaga pola makan dan

menghindari makanan pencetus kolesterol seperti makanan yang di goreng,

menghindari penggunaan minyak yang berulang, untuk pengelolahan makanan


74

sebaiknya di kukus aja menghindari punumpukan minyak yang berlebih.

Responden pada kelompok kontrol ini sama halnya dengan penerapan teori

keperawatan Dorothea E. Orem dikarenakan responden yang tidak dilakukan

intervensi responden tersebut tidak dapat mengatasi self care deficit secara

mandiri.

Menurut Asmadi (2012) Teori Orem ini dikenal dengan sebagai self care

defisit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terbagi atas tiga

teori terkait, yaitu : self care, self care defisit, dan nursing system. Self care juga

terbagi menjadi 3 kategori yaitu kebutuhan perawatan diri universal, kebutuhan

perawatan diri perkembangan dan deviasi kesehatan yang meliputi faktor-faktor

yang memicu kolestrol. Apabila seseorang tidak mampu memenuhi self care maka

akan masuk dalam kategori yang disebut self care defisit. Self care defisit

merupakan hubungan yang kurang antara kemampuan perawatan diri seseorang

dan perawatan diri yang diperlukan secara terapeutik. Defisit keperawatan diri

terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri. Pada

penderita hiperkolesterolmia dikatakan mengalami self care defisit karena

ketidakmampuan penderita untuk mengontrol kadar kolestrol, sehingga

memerlukan bantuan layanan kesehatan, dan berusaha mencari bantuan alternatif

untuk mengontrol kadar kolesterol.

Pada Penelitian ini self care defisit yang digunakan yaitu kategori self care

defisit pada nursing system. Sistem keperawatan atau nursing system

mengemukakan tiga tipe sistem keperawatan, yaitu keperawatan total, sebagian

dan supportif educatif. Pada sistem keperawatan total dilakukan untuk

penatalaksanaan komplikasi hiperkolesterolmia, pada sistem keperawatan


75

sebagian dilakukan dengan menganjurkan penderita untuk mengadopsi dan

mengaplikasikan minum jus alsik, sedangkan pada sistem keperawatan supportif

dan educative dilakukan dengan menganjurkan untuk mengkonsumsi jus alsik. Jus

alsik jus ini terbuat dari campuran buah alpukat dan ekstrak air daun sirsak.

5.2.4 Menganalisa Pemberian Jus Alsik Terhadap Penurunan Kadar

Kolesterol Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Banjar Kemuning

Sedati Sidoarjo dengan jumlah 30 responden. 15 kelompok perlakuan dan 15

kelompok kontrol. Kelompok intervensi sebelum diberikan Jus ALSIK terjadi

pada kadar kolesterol 200 – 239 yang bersifat Cukup sebanyak 8 orang (53,3%)

sedangkan kadar kolesterol > 240 yang bersifat bahaya sebanyak 4 orang (26,7%)

dan kadar kolesterol yang bersifat baik sebanyak 3 orang (20%). Setelah diberikan

Jus ALSIK kadar kolesterol pada nelayan terjadi banyak perubahan di kadar

kolesterol < 200 yang bersifat baik sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang

kadar kolesterol cukup dan bahaya sebanyak 2 orang (13,3%). Pada kelompok

kontrol di dapatkan saat pre-test yang mengalami kadar kolesterol baik sebanyak 7

orang (46,7%), sedangkan yang mengalami kadar kolesterol bahaya sebanyak 5

orang (33,3%) dan yang mengalami kadar kolesterol cukup sebanyak 3 orang

(20%). Pada hari terakhir dilakukan post-test pada kelompok kontrol di dapatkan

peningkatan pada kadar kolesterol 200 – 239 yang bersifat cukup sebanyak 9

orang (60%), sedangkan peningkatan kadar kolesterol < 200 bersifat baik
76

sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol > 240 bersifat bahaya sebanyak 2

orang (13,3%).

Uji statistik yang digunakan pada kedua kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol ini menggunakan Uji Mann – Whitney di peroleh p = 0,024

dimana nilai p < 0,05 berarti ada perbedaan pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol pemberian jus ALSIK terhadap penurunan kadar kolesterol

penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo.

Menurut penelitian yang dilakukan (Rahman, 2013) tentang “Studi

Pendahuluan Pengaruh Alpukat Terhadap Profil Lemak Di Poli Penyakit Dalam

Klinik Iman” dengan hasil penelitian peserta studi diberikan alpukat yang dibuat

dalam bentuk sediaan jus selama 14 hari untuk kemudian dilakukan pemeriksaan

profil lemak kembali dan dibandingkan hasilnya. Terjadi penurunan kadar

kolesterol total dan LDL kolesterol serta peningkatan kadar HDL kolesterol yang

bermakna secara statistik setelah diberikan jus alpukat selama 14 hari.

Menurut penelitian yang dilakukan (Wijayanti, 2014) tentang “Pengaruh

Pemberian Jus Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Kolestrol

Masyrakat Kota Bandar Lampung Tahun 2014” dengan hasil penelitian nilai p

value 0,007, berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian jus

alpukat (persea Americana mill) terhadap penurunan kolesterol. Penurunan kadar

kolesterol total serum yang signifikan pada pemberian jus Persea americana Mill.

antara lain disebabkan kandungan asam pantothenat, betasitosterol, vitamin B3

(niacin), asam oleat, vitamin C, vitamin A (beta caroten), vitamin E, asam amino

cystein, asam folat, selenium dan serat yang ada dalam Persea americana Mill.
77

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Anggraheny, 2008) yang

menunjukkan pemberian jus Persea americana Mill. Pada kelompok perlakuan

menyebabkan penurunan kadar kolesterol total serum yang bermakna

(p=0.000)pada semua dosis dibanding kontrol. Dosis paling efektif di dapatkan

pada dosis 4ml/hari karena dapat menurunkan kadar kolesterol total serum paling

tinggi di bandingkan kelompok perlakuan lain. Daging buah alpukat mengandung

72,2% omega 9-asam oleat yang merupakan phytochmical yang memperlihatkan

kemampuan mempengaruhi ketersediaan kolestrol plasma darah sehingga

mempunyai efek pencegahan terhadap resiko arteriosklerosis, penyakit jantung

dan stroke.

Rebusan daun sirsak sering digunakan untuk pengobatan kolesterol, asam

urat, hipertensi dan diabetes militus. Seperti penelitian yang dilakukan (Ari &

dkk, 2013) tentang efektifitas air rebusan daun sirsak ( annona muricata ) terhadap

kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 didapatkan hasil

Kelompok eksperimen diberikan intervensi air rebusan daun sirsak, sedangkan

kelompok kontrol tidak diberikan intervensi seperti kelompok eksperimen.

Intervensi yang diberikan kepada kelompok ekperimen berupa minuman air

rebusan daun sirsak sebanyak 1 gelas ± 200 ml selama 3 hari berturut - turut.

Berdasarkan uji statistik t- test independent didapatkan nilai sebesar 0.01 dengan

nilai alpha 0.05. Berdasarkan uji tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

terdapat perubahan kadar gula dalam darah yang signifikan setelah diberikan air

rebusan daun sirsak pada kelompok eksperimen dan dapat disimpulkan bahwa air

rebusan daun sirsak efektif terhadap penurunan kadar gula dalam darah.
78

Berdasarkan hasil analisa data pada penelitian ini di dapatkan pada

kelompok intervensi setelah diberikan Jus ALSIK berkontribusi terjadi penurunan

kadar kolesterol pada nelayan, dengan kadar kolesterol < 200 yang bersifat baik

sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan kadar kolesterol 200 – 239 (cukup) dan >

240 (bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan Jus ALSIK berkontribusi terjadi peningkatan kadar kolesterol. Kadar

Kolesterol 200 – 239 (cukup) sebanyak 9 orang (60%), sedangkan kadar

kolesterol < 200 (baik) sebanyak 4 orang (26,7%) dan kadar kolesterol > 240

(bahaya) sebanyak 2 orang (13,3%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Mann -

Whitney menunjukkan bahwa p =0,024 ≤ 0,05, maka keputusannya adalah H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol pada pengaruh pemberian jus ALSIK terhadap kadar kolesterol

pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati

Sidoarjo. Sehingga lal ini membuktikan bahwa jus ALSIK mampu menurunkan

kadar kolesterol dalam darah dan dapat dijadikan pengobatan alternatif pengganti

obat-obatan misalnya simvastatin.

Menurut asumsi peneliti bahwa pemberian jus ALSIK dapat menurunkan

kadar kolesterol dikarenakan terdapat beberapa kandungan dari buah alpukat dan

rebusan air daun sirsak. Kandungan dari buah alpukat yaitu asam pantothenat,

betasitosterol, vitamin B3 (niacin), asam oleat, vitamin C, vitamin A (beta

caroten),vitamin E, asam amino cystein, asam folat, selenium dan serat yang ada

dalam Persea americana Mill yang dapat menurunkan kadar kolesterol.

Sedangkan kandungan air daun sirsak sebagai penurun kolesterol karena air daun

sirsak mengandung flavonoid yang mempunyai efek menghambat enzim HMG


79

coa reduktase, serupa dengan mekanisme kerja simvastatin dalam menurunkan

kadar kolesterol darah penderita hiperkolesterolmia. Maka dari beberapa

kandungan yang ada di buah alpukat dan rebusan air daun sirsak dapat

menurunkan kadar kolesterol pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo.

5.3 Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat kelemahan dan keterbatasan yang dihadapi

oleh peneliti, yaitu:

1. Instrument penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk kuesioner,

dimana kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

merupakan hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.

2. Keterbatasan dalam mencari tempat tinggal responden karena jumlah

responden setiap RW berbeda, dan seharusnya responden dikumpulkan

untuk mempermudah pengumpulan data sehingga tidak membutuhkan

waktu lama dalam pengumpulan data.

3. Peneliti mengalami kesulitan menyakinkan responden untuk minum jus

ALSIK dari peniliti.


BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini menyajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil

pembahasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti supaya dapat dijadikan

perbaikan bagi penelitian selanjutnya dan saran yang berguna bagi pihak-pihak

terkait.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo pada tanggal 14 Mei 2018 dapat ditarik

beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati

Sidoarjo pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah di berikan jus

ALSIK mengalami perubahan kadar kolesterol rata – rata menjadi < 200

dengan sifat kadar kolesterol baik.

2. Nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati

Sidoarjo pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang

signifikan kadar kolesterol nelayan berada di kadar 200 – 239 dengan

kadar kolesterol yang bersifat cukup.

3. Jus ALSIK berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol pada nelayan

penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo

pada kelompok intervensi.

80
81

6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:

1. Bagi Responden

a. Hendaknya para nelayan penderita hiperkolesterolmia lebih

menjaga pola makan mereka, dikarenakan salah satu pencetus

tingginya kadar kolesterol para nelayan yaitu terjadi pada pola

makan para nelayan itu sendiri.

b. Apabila para nelayan tidak ingin kadar kolesterol mereka

mengalami kenaikan seharusnya para nelayan memiliki kesadaran

untuk rutin memeriksakan kadar kolesterol.

c. Selain itu juga nelayan dapat memilih alternative baru untuk

mengatasi kolesterol dengan cara meminum jus ALSIK yang

pernah ditawarkan oleh peneliti.

2. Bagi Profesi Keperawatan

a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada para nelayan tentang

penyebab kolesterol dan cara pencegahan kolesterol itu sangat di

perlukan, dikarenakan masih banyak masyarakat pesisir yang tidak

memahami akan penyebab dan pencegahan kolesterol.

b. Selain itu bisa untuk petugas pelayanan kesehatan salah satunya

yaitu petugas puskesmas. Petugas puskesmas dapat melakukan

pemeriksaan gratis juga untuk para nelayan tidak hanya untuk

masyarakat umum.
82

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Sebaiknya variabel independen dimasukkan kedalam penelitian

untuk memperbanyak dan mempermudah pembahasan bagi

peneliti.

b. Apabila jus ALSIK selesai dilakukan oleh peneliti intervensi ini

sebaiknya bisa ditindak lanjuti oleh pihak puskesmas dikarenakan

bisa sebagai salah satu alternative pengobatan baru bagi nelayan

yang tidak mau mengkonsumsi obat.

c. Intervensi ini dapat dikombinasikan dengan terapi lainnya dan bisa

juga digunakan sebagai penyembuhan penyakit lain.

d. Peneliti selanjutnya mungkin bisa melakukan pemberian terapi

yang lain dan untuk penyakit yang lain sehingga dapat

diaplikasikan kepada nelayan, kalau bisa tidak untuk nelayan saja

melainkan untuk istri para nelayan mereka juga membutuhkannya.


DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. (2017) Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Edisi 8.


Indonesia: Elsevier.

Agam, Zuzy, and Ayi. 2012. Analisis Pendapatan Dan Pola Pengeluaran Rumah
Tangga Nelayan Buruh Di Wilayah Pesisir Kampak Kabupaten Bangka
Barat. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. Vol 3 No. 01 Maret 2012. Diakses
Pada Tanggal 17 Maret 2018

Anggreni, Dian. 2016. Kandungan Low Density Lipoprotein dan High Density
Lipoprotein Pada Kerang Darah Yang Tertangkap Nelayan di Sedati
Sidoarjo. Falkultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
http://repository.unair.ac.id/57143/2/PK%20BP%2055%2016%20Ang0k.p
df diakses pada tanggal 16 Maret 2018

Ari, & Dkk. (2013). Efektifitas Air Rebusan Daun Sirsak ( Annona Muricata)
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Militus. Universitas
Riau .

Asmadi. (2012). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Ariyani, Yulia Ayu. 2014. Manfaat Buah Alpukat. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Cendekia Utama Kudus

Bintanah, Muryati. 2010. hubungan Konsumsi Lemak Dengan Kejadian


Hiperkolesterolemia Pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia

Budiman, Farid. 2015. Hubungan Posisi Kerja Angkat Dengan Keluhan


Musculoskeletal Disorder Pada Nelayan Tangkap Di Muara Angke Pluit
Jakarta Utara. Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015. Diakses
pada tanggal 14 Maret 2018

Blood, R., Level, C. and High, I. (2016) ‘Potensi Ekstrak Air Daun Sirsak Sebagai
Penurun Kolesterol dan Pengendali Bobot Badan’, Acta Veterinaria
Indonesiana, 4(2), Pp. 82–87.

Budiman, F. (2015) ‘Musculoskeletal Disorder Pada Nelayan’, Pp. 23–32.

Clarasinta, Claudia. 2018. hubungan Asupan Serat Dan Indeks Masa Tubuh (Imt)
Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Chopar, Jo McGowan, dkk. 2009. 50 Tips Menurunkan Kadar Kolesterol.


YogyakartaPionir Media

83
84

Damayanti, Mia Nuning. 2016. Apel Manalagi Sebagai Penurun Kadar


Kolesterol. Program Studi Ilmu Keperawatan Falkutas Ilmu Kesehatan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Dony, dkk. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha Imu


Bibliography

Elisya, dkk. 2015. Hubungan Antara Status Gizi Dan Sikap Kerja Dengan
Keluhan Musculoskeletal Pada Nelayan Di Desa Kalinaun Kecamatan
Likupang Timur Kabupaten Minahsa Utara. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada tanggal 14 Maret
2018

Ernawati, Nasution, dkk. 2013. Hubungan Pola Konsumsi Pangan Dengan


Tingkat Kolesterol. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU

Febrianti, N. and Zulfikar, M. (2016) ‘Aktivitas Antioksidan Buah Alpukat (


Persea Americana Mill .) Dan Buah Stroberi ( Fragaria Vesca L .)’, Pp.
613–620.

Hastuti, & Dkk. (2012). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirsak (Annona
Muricata L.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Mencit
(Mus Musculus). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unib .

Kamurahan, E. M. et al. (2016) ‘Hubungan Antara Status Gizi Dan Sikap Kerja
Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Nelayan Di Desa Kalinaun
Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahsa Utara’, pp. 1–13.

Krisdianto, S, A. D. P. and H, R. I. (2015) ‘Hubungan Faktor Individu dan Faktor


Pekerjaan dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja (Studi Pada
Nelayan di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember)’.

Kurnia, S. D. W. I. (2014) ‘Kandungan glukosa dan kalsium minuman herbal


daun sirsak dengan variasi nomor daun dan jenis pemanis alami’.

Lelly, Dkk. 2016. Potensi Ekstrak Air Daun Sirsak Sebagai Penurun Kolesterol
Dan Pengendali Bobot Badan. Acta Veterinaria Indonesiana. Vol. 4, No. 2:
82-87, Juli 2016. Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2018

Manoppo, F. et al. (2016) ‘Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara


Internasional Labour Organization menyebabkan timbul rasa nyeri atau
keluhan pada otot ( Tarwaka , 2015 ). Pusat data dan informasi ( 2013 )
desain ergonomi yang baik yaitu menyediakan peralatan dan Kementrian
Keseh’, 1, pp. 1–5.

Muntafiah, Yulianti, dkk. 2017. Pengaruh Ekstrak Jahe Merah (Zingiber


Officinale) Dan Madu Terhadap Kadar Kolesterol Total. Bagian Biokimia,
Fakultas Kedokteran Unsoed, Universitas Jenderal Soedirman
85

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan :


Salemba Medika

Posangi, I. (2012) ‘Efek ekstrak daun sirsak ( annona muricata l. ) pada kadar
kolesterol total tikus wistar’, Jurnal Biomedik, pp. 37–42.

Prabowo, T. D. B., Erliana, I. S. and Duwi, E. (2013) ‘Program Uji Kadar Daun
Sirsak Untuk Penyakit Hipertensi’, pp. 1–17.

Rahman, S. (2012) ‘Studi Pendahuluan Pengaruh Alpukat Terhadap Profil Lemak


di Poli Penyakit Dalam Klinik Iman’, pp. 1–9.

Randang, M. J. et al. (2017) Hubungan Antara Umur,Masa Kerja Dan Lama Kerja
Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Nelayan Di Desa Talikuran
Kecamtan Remboken’, pp. 1–8.

Santosa, Budi, dkk. 2016. Perbedaan Waktu BendunganTerhadap kadar


Kolesterol. Analisa Kesehatan Falkutas Ilmu Keperawatan Dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Safitri, Sartika. 2016. hubungan Konsumsi Protein Kedelai Serta Konsumsi Serat
Makanan Dengan Kadar Kolesterol Total. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung

Sari, Mufidah Paraningtyas Enggar. 2017. Pengaruh Diabetes Self Management


Education Terhadap Pengendalian Diabetes Militus Pada Pasien Tipe 2 di
Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Stikes Hang Tuah Surabaya
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan, edisi 2.
Yogyakarta: Graha ilmu

Sunardi, Yohanes. 2015. Sehat Dengan Juice. Yoyakarta : Publishing

Soebroto, Linda. (2010) ‘Hubungan Antara Kadar Ldl Kolesterol Pada Penderita
Stroke Di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta’.

Tjiptaningrum, Agustyas, dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Buah Naga Merah


(Hylocereus polyrhizus) terhadap Kadar Kolesterol Total2016Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung

Waani, Tiho, dkk. 2016. Gambaran kadar kolesterol total darah pada pekerja
kantor. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2,

Wijayanti, Y. R. (2014). Pengaruh Pemberian Jus Alpukat (Persea Americana


Mill) Terhadap Penurunan Kolestrol Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus)
Galur Wistar Kota Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan Holistik , Vol 8, No
3, Juli 2014 :147-152.
86

Wirakusumah. 2013. Jus Sehat Buah dan Sayur. Jakarta : Penebar Plus

Wulandari, F. (2016) ‘Pemanfaatan Daun sirsak Sebagai Obat Anti Kanker’,


Jurnal Nasional Ecopedon, 3(1), pp. 128–131.

Yani, M. (2015). Mengendalikan Kadar Kolesterol Pada Hiperkolesterolemia.


Jurnal Olahraga Prestasi, Vol : 11 No 2, Juli 2015

Yulia, Venny. 2017. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Kadar Kolesterol Total Pada Mencit Jantan. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Penngetahuan Alam Universitas Lampung
87

Lampiran 1
CURRICULUM VITAE

Nama : Widya Nindi Prameswari

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 18 Juni 1996

Alamat : Jl. Abdul Rahman No 34 Rt 14 Rw 05 Payan

Pabean Sedati Sidoarjo

Email : widyanindi18@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Khoirul Huda Pabean – Lulus Tahun 2002

2. SDN Pabean 1 – Lulus Tahun 2008

3. SMPN 4 Waru – Lulus Tahun 2011

4. SMK Kesehatan 10 Nopember Sidoarjo – Lulus Tahun 2014


88

Lampiran 2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“KESABARAN KUNCI KESUKSESAN


MENJALANI HIDUP
BISMILLAH APAPUN YANG TERJADI
Proposal ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan memberikan kesehatan
sehingga proposal ini telah selesai dengan waktu yang tepat.
2. Terima Kasih kepada Bu Lela Nurlela dan Bu Sukma yang tiada berhenti
membimbing saya dalam penyusunan proposal ini.
3. Mama dan Ayah yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan proposal.
4. Adek yang selalu menghibur saat mengerjakan revisi proposal dan
memberi bantuan dengan tulus dalam penyelesaian proposal.
5. Mas yang selalu rela menemani hingga malam, yang selalu memberikan
semangat dukungan, yang selalu menghibur ketika saya sudah lelah
mengerjakan proposal ini
6. Sahabat - sahabatku Lina Ayu, Mieke Izzatul, Nurlita, Rifka Anggrayny,
Risma Agustina, Sekti Linda, Siti Auliya, yang saling mendoakan, saling
memberi semangat, dukungan dan motivasi dalam menyusun proposal.
7. Dua wanita penolongku Erlina Dwi Jayanti dan dan Eka Pusposari yang
selalu membantu saya di saat apapun, yang selalu tiada henti memberikan
semangat dukungan dan motivasi dalam menghadapi cobaan yang terjadi.
8. Teman-temanku satu kelompok proposal Lala, Indri, Nuril, Nurlita, Ajeng
dan Rijal yang saling bertukar pendapat dan saling memotivasi dalam
menyelesaikan proposal.
9. Teman-teman S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya angkatan 20
khususnya S1 – 4A yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
89

Lampiran 3

Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Penelitian


Dari STIKES HANG TUAH SURABAYA
90

Lampiran 4

Surat Ijin Penelitian


Stikes Hang Tuah Surabaya
91

Lampiran 5

Surat Ijin Penelitian


Bangkesbangpol Provinsi Jawa Timur
92

Lampiran 6

Surat Ijin Penelitian


Bangkesbangpol Kabupaten Sidoarjo
93

Lampiran 7

Surat Ijin Penelitian


Kecamatan Sedati Sidoarjo
94

Lampiran 8
Surat Perijian Penelitian dan Balasan
Pengambilan Data Penelitian
Di Desa Banjar Kemuning
95

Lampiran 9

Surat Keterangan Persetujuan


Etik Penelitian Stikes Hang Tuah Surabaya
96

Lampiran 10

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Widya Nindi Prameswari

Prodi : Mahasiswa S1 - Keperawatan

NIM : 1410107

Bermaksud mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Pemberian Jus

ALSIK Terhadap Kadar Kolesterol Pada Nelayan Penderita

Hiperkolesterolmia Di Desa Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo ”. Tujuan pada

penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Pemberian Jus ALSIK

Terhadap Kadar Kolesterol Pada Nelayan Penderita Hiperkolesterolmia Di Desa

Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo. Manfaat yang di dapatkan responden yaitu

responden mendapatkan media Informasi ilmiah tentang pengaruh pemberian jus

alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan penderita hiperkolesterolmia Di Desa

Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Hasil penelitian ini memberi masukan bagi profesi dalam mengembangan

perencanaan keperawatan, dan menambah wawasan serta pengalaman profesi

keperawatan mengenai pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol.

Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif

baik secara fisik maupun psikologis responden. Apabila dampak itu terjadi, maka

peneliti wajib menghentikan pelaksanaan terapi dan melakukan terapi generalisasi

sampai kondisi responden membaik. Apabila hal tersebut tidak menyelesaikan


97

masalah, maka sistem rujukan diperlukan untuk meminimalkan dampak yang

dapat merugikan bagi responden.

Proses penelitian ini dilakukan pada 2 kelompok, kelompok kontrol dan

kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol hanya dilakukan pengecekan

kolesterol. Sedangkan pada kelompok intervensi memerlukan waktu 1 minggu

untuk dilakukan terapi pemberian jus ALSIK. Terapi ini dilakukan oleh peneliti

sendiri dengan 1 minggu pertemuan untuk memberikan jus ALSIK ke masing –

masing nelayan yang menderita kolesterol. Pelaksaan terapi tersebut dilakukan

untuk mengatasi kolesterol yang di derita oleh para nelayan. Peneliti berjanji akan

menjujung tinggi hak – hak responden dengan cara :

1. Menjaga kerahasiaan identitas responden.

2. Menjaga kerahasian data yang diperoleh, baik dalam proses pengumpulan

data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian nantinya.

3. Menghagai keinginan responden untuk tidak berpartisipasi dalam

penelitian ini.

4. responden dapat mengundurkan diri atas kehendak responden sendiri pada

saat pelaksanaan terapi.

5. peneliti tidak akan memaksa kehendak responden apabila responden

menolak pelaksanaan terapi.

6. Setiap responden akan mendapatkan perlakuan yang sama dan tidak

dibeda-bedakanbaik sebelum, selama maupun sudah berpartisipasi dalam

penelitian ini.
98

Demikian penjelasan singkat ini, peneliti mengharapkan bapak untuk ikut

berparsipasi dalam penelitian ini. Terima kasih atas ketersediaannya dan

partisipasinya.

Surabaya, April 2018

Widya Nindi Prameswari

141.0107
99

Lampiran 11

INFORMATION FOR CONSENT

Kepada Yth.
Bapak nelayan calon responden penelitian
Di desa Banjar Kemuning Sedati
Sidoarjo

Saya adalah mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah


Surabaya akan mengadakan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
“Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolestrol pada nelayan penderita
hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Sidoarjo”.
Partisipasi bapak dalam penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti dan
menambah pengetahuan untuk bapak dalam mengetahui penanganan
hiperkolesterolmia dengan terapi non - farmakologis. Saya mengharapkan
tanggapan atau jawaban yang anda berikan sesuai dengan yang terjadi bapak anda
sendiri tanpa ada pengaruh atau paksaan dari orang lain.
Dalam penelitian ini jus ALSIK memiliki manfaat sebagai pencegahan
hiperkolesterolmia yang diderita bapak agar tetap stabil dan tidak terjadi
peningkatan kadar kolesterol selain untuk mengatasi kolesterol jus ALSIK ini juga
dapat untuk mengatasi asam urat dan hipertensi. Pemberian jus ALSIK (perpaduan
jus buah alpukat dan rebusan air daun sirsak) ini sebanyak 250 ml dan jus diberikan
setiap hari selama 7 hari dan dalam sehari cukup minum jus ALSIK sebanyak 1 kali.
Dalam meminum jus ALSIK ini a pabila bapak mengalami efek samping dari
minuman saya berupa kenaikan gula darah, maka saya sebagai peneliti bersedia
memeriksakan dan memonitoring kadar gula bapak selain itu peneliti memberikan
jaminan kesehatan berupa konsultasi dengan dokter untuk pemberian obat
penurun kadar gula darah. Pembuatan jus ALSIK ini menggunakan bahan – bahan
alami dan untuk pemanis menggunakan madu sehingga tidak ada kontraindikasi
untuk mengkonsumsi jus ini, semua masyarakat bisa mengkonsumsi jus ini.
100

Dalam penelitian ini partisipasi anda bersifat bebas artinya bapak ikut atau
tidak ikut tidak ada sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden silahkan
untuk menanda-tangani lembar persetujuan yang telah disediakan.
Informasi atau keterangan yang bapak akan dijamin kerahasiaannya dan
akan digunakan untuk kepentingan ini saja. Apabila penelitian ini telah selasai,
pernyataan bapak dan ibu sekalian akan saya hanguskan.

Yang menjelaskan, Yang dijelaskan,

Widya Nindi Prameswari


Nim 141.0107
101

Lampiran 12

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya atas nama:
Nama : Widya Nindi Prameswari
NIM : 141.0041
Yang berjudul “Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol
pada nelayan penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan
Sedati Sidoarjo”.
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa :
1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan informasi
peran saya.
2. Saya mengerti bahwa penelitian catatan tentang penelitian ini dijamin
kerahasiaannya. Semua berkas yang dicantumkan identitas dan jawaban yang
akan saya berikan hanya diperlukan untuk pengolahan data.
3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan tentang
“Pengaruh pemberian jus alsik terhadap kadar kolesterol pada nelayan
penderita hiperkolesterolmia di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Sidoarjo”.
Oleh karena itu saya secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam
penelitian ini.
Tanggal

Nama Responden

Tanda Tangan
102

Lampiran 13

LEMBAR KUESIONER DATA DEMOGRAFI


PENGARUH PEMBERIAN JUS ALSIK TERHADAP KADAR
KOLESTEROL PADA NELAYAN PENDERITA
HIPERKOLESTEROLMIA DI DESA BANJAR KEMUNING
KECAMATAN SEDATI SIDOARJO

No. Responden :

Tanggal Pengisian :

Petunjuk Pengisian

1. Jawablah sesuai dengan pilihan anda.


2. Berilah tanda () pada kotak yang telah tersedia.
3. Mohon tidak memberi tanda apapun pada kotak kode.
4. Jawaban tidak boleh diisi lebih dari satu.
5. Mohon diteliti ulang jangan sampai ada pertanyaan yang tidak
terjawab.

A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN Kode


1. Usia anda saat ini : ................... tahun
2. Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah SMP Perguruan Tinggi
SD SMA
3. Penghasilan tiap bulan :
< Rp 500.000 Rp 500.000 – Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 > Rp 2.000.0000
4. Dari suku / budaya manakah anda berasal ?
Jawa Madura Lain – Lain(Jelaskan)
5. Riwayat Penyakit 3 Bulan Terakhir : (Bisa lebih dari satu)
Kencing Manis Hipertensi Rematik
Gagal Ginjal Asma Lainnya…...
Penyakit Paru Penyakit Jantung
6. Apakah anda menderita Kolesterol?
Ya Tidak
103

7. Berapa nilai kadar kolesterol anda?


< 200 200 – 239 > 240
8. Apakah anda rutin check kolesterol?(Jelaskan jika Ya berapa kali dalam 1
minggu)
Ya Tidak
9. Apakah anda meminum obat kolesterol?
Ya Tidak
10. Kontrol fasilitas Kesehatan
Puskesmas Rumah Sakit Lain - Lain
Klinik Dokter Pribadi
104

Lampiran 14

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBUATAN JUS ALSIK

A. Definisi Jus ALSIK

Jus ALSIK merupakan percampuran dari buah alpukat dan rebusan air

daun sirsak yang di blender di jadikan menjadi jus setelah itu digunakan sebagai

minuman yang bermanfaat.

B. Manfaat Jus ALSIK

1. Untuk mengobati kolesterol

2. Untuk mengobati asam urat

3. Untuk mengobati hipertensi

C. Prosedur Pembuatan Jus ALSIK

1. Alat dan Bahan

Bahan Jus :

a. 100 gram daging buah alpukat yang matang

b. 250 ml air daun sirsak (7 lembar daun sirsak + 250 ml air)

c. 2 sdm madu

d. Es batu (bisa diperlukan / diinginkan)

Alat Pembuatan

a. Blender

b. Gelar Ukur

c. Panci

d. Gelas

e. Sendok
105

f. Penyaring

2. Cara Pembuatan

a. Siapkan Panci untuk merebus air dan daun sirsak

b. Ukur air terlebih dahulu menggunakan gelas ukur hingga 300 ml

c. Tuang air sebanyak 300 ml air ke dalam panci dan campurkan 7 lembar

daun sirsak kemudian masak hingga mendidih

d. Setelah air mendidih matikan kompor dan diamkan air kemudian

tunggu air hingga berubah warna dan air menjadi dingin

e. Setelah air dingin lakukan pengukuran air kembali menggunakan gelas

ukur, kemudian ukur air menjadi 250ml

f. Siapkan blender dan 100 gram daging buah alpukat yang matang

g. Masukan dan saring rebusan air daun sirsak ke dalam blender

h. Setelah itu masukan 100 gram daging buah alpukat yang matang ke

dalam blender yang sudah berisi air daun sirsak

i. Masukan 2 sdm madu dan selanjutnya blender sampai tercampur

semuanya

j. Jika blender selesai setelah itu jus alsik siap untuk dihindangkan bagi

nelayan penderita kolesterol.


106

Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI
PENGUKURAN KADAR KOLESTROL NELAYAN
KELOMPOK KONTROL

Tanggal dan Waktu Pengambilan Data Pre :


Tanggal dan Waktu Pengambilan Data Post :
Hasil Pengukuran
PRE POST
NO. Nama / Kode Responden
1. 01
241 237
2. 02
236 200
3. 03
192 225
4. 04
229 175
5. 05
166 235
6. 06
332 216
7. 07
180 237
8. 08
234 214
9. 09
252 238
10. 10
189 160
11. 11
168 275
12. 12
223 240
13. 13
219 189
14. 14
192 248
15. 15
319 226
107

Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI
PENGUKURAN KADAR KOLESTROL NELAYAN
KELOMPOK PERLAKUAN

Tanggal dan Waktu Pengambilan Data Pre :


Tanggal dan Waktu Pengambilan Data Post :
Hasil Pengukuran
PRE POST
NO. Nama / Kode Responden
1. 01
206 189
2. 02
200 170
3. 03
183 167
4. 04
235 183
5. 05
228 200
6. 06
313 268
7. 07
241 196
8. 08
261 241
9. 09
247 180
10. 10
227 171
11. 11
180 154
12. 12
206 186
13. 13
210 187
14. 14
218 198
15. 15
228 230
108

Lampiran 17

TABULASI DATA PENELITIAN

DATA DEMOGRAFI KELOMPOK INTERVENSI


PADA NELAYAN DESA BANJAR KEMUNING

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 2 2 1 1 7 1 2 2 2 4
2 1 4 2 1 8 1 1 1 1 5
3 2 2 4 1 7 1 1 1 1 1
4 1 3 2 1 8 1 1 2 2 5
5 2 2 1 1 8 1 2 2 2 1
6 2 2 2 1 8 1 3 1 2 3
7 2 1 1 1 7 1 2 2 2 1
8 2 2 3 1 8 1 2 2 2 1
9 1 3 2 1 8 1 1 2 2 5
10 1 2 1 1 7 1 1 2 2 1
11 2 1 1 1 7 1 1 2 2 1
12 2 2 2 1 5 1 2 2 1 1
13 2 2 4 1 7 1 2 2 2 2
14 2 1 4 1 8 1 2 2 2 1
15 1 3 4 1 7 1 1 2 1 1

108
109

DATA DEMOGRAFI KELOMPOK KONTROL


PADA NELAYAN DI DESA BANJAR KEMUNING

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 1 3 1 1 5 1 1 2 2 1
2 2 3 1 1 7 1 2 2 2 2
3 2 2 3 1 8 1 1 2 2 5
4 2 2 3 1 7 1 1 2 2 5
5 2 2 1 1 7 1 1 2 2 5
6 1 2 3 1 8 1 1 2 2 5
7 2 2 1 1 7 1 2 2 2 5
8 1 4 2 1 7 1 2 2 2 2
9 1 2 3 1 8 1 1 1 2 1
10 2 1 2 1 7 1 1 1 1 1
11 1 3 2 1 7 1 2 1 1 1
12 1 1 1 1 7 1 2 1 2 5
13 1 1 3 1 5 1 2 1 2 5
14 2 2 2 1 7 1 2 1 2 5
15 1 3 2 1 7 1 2 1 2 1

109
110

KETERANGAN TABULASI DATA

A. P1 ( Usia )

1. 40 – 50

2. 51 – 60

B. P2 ( Pedidikan Terakhir )

1. Tidak Sekolah 4. SMA

2. SD 5. Perguruan Tinggi ( PT )

3. SMP

C. P3 ( Pengahasilan Tiap Bulan )

1. < 500.000 3. 1.000.000 – 2.000.000

2. 500.000 – 1.000.000 4. > 2.000.000

D. P4 Suku

1. Jawa

2. Madura

3. Lain - Lain

E. P5 ( Riwayat Penyakit 3 Bulan Terakhir)

1. Kencing Manis

2. Gagal Ginjal

3. Penyakit Paru

4. Asma

5. Hipertensi

6. Penyakit Jantung

7. Rematik

8. Lain - Lain
111

F. P6 ( Menderita Kolesterol )

1. Ya

2. Tidak

G. P7 ( Kadar Kolesterol )

1. < 200

2. 200 – 239

3. > 240

H. P8 ( Check Rutin Kolesterol )

1. Ya

2. Tidak

I. P9 ( Mengkonsumsi Obat Kolesetrol )

1. Ya

2. Tidak

J. P10 ( Fasilitas Kesehatan Yang Digunakan)

1. Puskesmas

2. Klinik

3. Rumah Sakit

4. Dokter Pribadi

5. Lain – Lain
112

HASIL PEMERIKSAAN KOLESTEROL


KELOMPOK INTERVENSI
No Pre Pre Post Post
1 206 2 189 1
2 200 2 170 1
3 183 1 167 1
4 235 2 183 1
5 228 2 200 2
6 313 3 268 3
7 241 3 196 1
8 261 3 241 3
9 247 3 180 1
10 227 1 171 1
11 180 1 154 1
12 206 2 186 1
13 210 2 187 1
14 218 2 198 1
15 228 2 230 2

HASIL PEMERIKSAAN KOLESTEROL


KELOMPOK KONTROL
NO Pre Kode Post Kode
1 241 3 237 2
2 236 2 200 2
3 192 1 225 2
4 229 1 175 1
5 166 1 235 2
6 332 3 216 2
7 180 1 237 2
8 234 3 214 2
9 252 3 238 2
10 189 1 160 1
11 168 1 275 1
12 223 2 240 3
13 219 2 189 1
14 192 1 248 3
15 319 3 226 2

Keterangan :
1. < 200 = Baik
2. 200 = 239 = Cukup
3. > 240 = Jahat
113

Lampiran 18

HASIL PENGARUH KELOMPOK INTERVENSI


MENGGUNAKAN UJI WILCOXON

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post Test - Pre Test Negative Ranks 12a 7.50 90.00

Positive Ranks 1b 1.00 1.00

Ties 2c

Total 15

a. Post Test < Pre Test

b. Post Test > Pre Test

c. Post Test = Pre Test

Test Statisticsb

Post Test - Pre


Test

Z -3.115a

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


114

HASIL PENGARUH KELOMPOK KONTROL


MENGGUNAKAN UJI WILCOXON

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post Test - Pre Test Negative Ranks 9a 7.00 63.00

Positive Ranks 6b 9.50 57.00

Ties 0c

Total 15

a. Post Test < Pre Test

b. Post Test > Pre Test

c. Post Test = Pre Test

Test Statisticsb

Post Test - Pre


Test

Z -.170a

Asymp. Sig. (2-tailed) .865

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


115

Lampiran 19

HASIL PERBEDAAN
KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK INTERVENSI
MENGGUNAKAN UJI MANN – WHITNEY

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

PostChol intervensi 15 11.87 178.00

Kontrol 15 19.13 287.00

Total 30

Test Statisticsb

PostChol

Mann-Whitney U 58.000

Wilcoxon W 178.000

Z -2.261

Asymp. Sig. (2-tailed) .024

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .023a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok


116

Lampiran 20

FREKUENSI DATA UMUM


KELOMPOK INTERVENSI

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40 – 50 5 33.3 33.3 33.3

51 – 60 10 66.7 66.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 3 20.0 20.0 20.0

SD 8 53.3 53.3 73.3

SMP 3 20.0 20.0 93.3

SMA 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Penghasilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 500.000 5 33.3 33.3 33.3

500.000 - 1.000.000 8 53.3 53.3 86.7

1.000.000 - 2.000.000 1 6.7 6.7 93.3

> 2.000.000 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0


117

Suku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Jawa 15 100.0 100.0 100.0

RiwayatPenyakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Asma 1 6.7 6.7 6.7

Rematik 7 46.7 46.7 53.3

Lain - lain 7 46.7 46.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

MenderitaChol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 15 100.0 100.0 100.0

KadarChol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 200 7 46.7 46.7 46.7

200 - 239 7 46.7 46.7 93.3

> 240 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0


118

KontrolChol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 3 20.0 20.0 20.0

Tidak 12 80.0 80.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

Obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 4 26.7 26.7 26.7

Tidak 11 73.3 73.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

Faskes

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Puskesmas 3 20.0 20.0 20.0

Klinik 1 6.7 6.7 26.7

Rumah Sakit 1 6.7 6.7 33.3

Dokter Pribadi 1 6.7 6.7 40.0

Lain – lain tidak


7 46.7 46.7 100.0
berobat

Total 15 100.0 100.0


119

FREKUENSI DATA UMUM


KELOMPOK KONTROL
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40 - 50 8 53.3 53.3 53.3

51 - 60 7 46.7 46.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 3 20.0 20.0 20.0

SD 7 46.7 46.7 66.7

SMP 4 26.7 26.7 93.3

SMA 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Penghasilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 500.000 5 33.3 33.3 33.3

500.000 - 1.000.000 4 26.7 26.7 60.0

1.000.000 - 2.000.000 5 33.3 33.3 93.3

> 2.000.000 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Suku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Jawa 15 100.0 100.0 100.0


120

RiwayatPenyakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Asma 2 13.3 13.3 13.3

Rematik 10 66.7 66.7 80.0

Lain - lain 3 20.0 20.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

MenderitaChol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 15 100.0 100.0 100.0

KadarChol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 200 7 46.7 46.7 46.7

200 - 239 8 53.3 53.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

KontrolChol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 7 46.7 46.7 46.7

Tidak 8 53.3 53.3 100.0

Total 15 100.0 100.0


121

Obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 2 13.3 13.3 13.3

Tidak 13 86.7 86.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Faskes

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Puskesmas 5 33.3 33.3 33.3

Klinik 2 13.3 13.3 46.7

Lain – lain 8 53.3 53.3 100.0

Total 15 100.0 100.0


122

FREKUENSI HASIL PRE POST


KELOMPOK INTERVENSI

Prechol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 200 3 20.0 20.0 20.0

200 - 239 8 53.3 53.3 73.3

> 240 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Postchol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 200 11 73.3 73.3 73.3

200 - 239 2 13.3 13.3 86.7

> 240 2 13.3 13.3 100.0

Total 15 100.0 100.0


123

FREKUENSI HASIL PRE POST


KELOMPOK KONTROL
Prechol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 200 7 46.7 46.7 46.7

200 - 239 3 20.0 20.0 66.7

> 240 5 33.3 33.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

Postchol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 200 4 26.7 26.7 26.7

200 - 239 9 60.0 60.0 86.7

> 240 2 13.3 13.3 100.0

Total 15 100.0 100.0


124

Lampiran 21
HASIL CROSSTAB
DATA DEMOGRAFI KELOMPOK KONTROL

Usia * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

Usia 40 – Count 1 2 5 8
5% within Usia 12.5% 25.0% 62.5% 100.0%
0
% within prechol 14.3% 66.7% 100.0% 53.3%

% of Total 6.7% 13.3% 33.3% 53.3%

51 – Count 6 1 0 7
6% within Usia 85.7% 14.3% .0% 100.0%
0
% within prechol 85.7% 33.3% .0% 46.7%

% of Total 40.0% 6.7% .0% 46.7%

Total Count 7 3 5 15
% within Usia 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%
% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

Penghasilan * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

Penghasilan < 500.000 Count 2 2 1 5

% within Penghasilan 40.0% 40.0% 20.0% 100.0%

% within prechol 28.6% 66.7% 20.0% 33.3%

% of Total 13.3% 13.3% 6.7% 33.3%

500.000 - Count 3 0 1 4
1.0
% within Penghasilan 75.0% .0% 25.0% 100.0%
00.
% within prechol 42.9% .0% 20.0% 26.7%
00
0 % of Total 20.0% .0% 6.7% 26.7%

1.000.000 Count 2 1 2 5
-
% within Penghasilan 40.0% 20.0% 40.0% 100.0%
125

2.0 % within prechol 28.6% 33.3% 40.0% 33.3%


00.
% of Total
00 13.3% 6.7% 13.3% 33.3%
0

> Count 0 0 1 1
2.0
% within Penghasilan .0% .0% 100.0% 100.0%
00.
% within prechol .0% .0% 20.0% 6.7%
00
0 % of Total .0% .0% 6.7% 6.7%

Total Count 7 3 5 15

% within Penghasilan 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

Suku * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

Suku Jawa Count 7 3 5 15

% within Suku 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

Total Count 7 3 5 15

% within Suku 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

RiwayatPenyakit * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

RiwayatPenyakit Asma Count 0 1 1 2

% within
.0% 50.0% 50.0% 100.0%
RiwayatPenyakit

% within prechol .0% 33.3% 20.0% 13.3%

% of Total .0% 6.7% 6.7% 13.3%


126

Rematik Count 6 2 2 10

% within
60.0% 20.0% 20.0% 100.0%
RiwayatPenyakit

% within prechol 85.7% 66.7% 40.0% 66.7%

% of Total 40.0% 13.3% 13.3% 66.7%

Lain - lain Count 1 0 2 3

% within
33.3% .0% 66.7% 100.0%
RiwayatPenyakit

% within prechol 14.3% .0% 40.0% 20.0%

% of Total 6.7% .0% 13.3% 20.0%

Total Count 7 3 5 15

% within
46.7% 20.0% 33.3% 100.0%
RiwayatPenyakit

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

MenderitaChol * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

MenderitaChol Ya Count 7 3 5 15

% within MenderitaChol 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

Total Count 7 3 5 15

% within MenderitaChol 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%


127

KadarChol * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

KadarChol < 200 Count 4 0 3 7

% within KadarChol 57.1% .0% 42.9% 100.0%

% within prechol 57.1% .0% 60.0% 46.7%

% of Total 26.7% .0% 20.0% 46.7%

200 - 239 Count 3 3 2 8

% within KadarChol 37.5% 37.5% 25.0% 100.0%

% within prechol 42.9% 100.0% 40.0% 53.3%

% of Total 20.0% 20.0% 13.3% 53.3%

Total Count 7 3 5 15

% within KadarChol 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

KontrolChol * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

KontrolChol Ya Count 3 2 2 7

% within KontrolChol 42.9% 28.6% 28.6% 100.0%

% within prechol 42.9% 66.7% 40.0% 46.7%

% of Total 20.0% 13.3% 13.3% 46.7%

Tidak Count 4 1 3 8

% within KontrolChol 50.0% 12.5% 37.5% 100.0%

% within prechol 57.1% 33.3% 60.0% 53.3%

% of Total 26.7% 6.7% 20.0% 53.3%

Total Count 7 3 5 15

% within KontrolChol 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%


128

Obat * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

Obat Ya Count 2 0 0 2

% within Obat 100.0% .0% .0% 100.0%

% within prechol 28.6% .0% .0% 13.3%

% of Total 13.3% .0% .0% 13.3%

Tidak Count 5 3 5 13

% within Obat 38.5% 23.1% 38.5% 100.0%

% within prechol 71.4% 100.0% 100.0% 86.7%

% of Total 33.3% 20.0% 33.3% 86.7%

Total Count 7 3 5 15

% within Obat 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

Faskes * prechol Crosstabulation

Prechol

< 200 200 - 239 > 240 Total

Faskes Puskesmas Count 2 0 3 5

% within Faskes 40.0% .0% 60.0% 100.0%

% within prechol 28.6% .0% 60.0% 33.3%

% of Total 13.3% .0% 20.0% 33.3%

Klinik Count 0 1 1 2

% within Faskes .0% 50.0% 50.0% 100.0%

% within prechol .0% 33.3% 20.0% 13.3%

% of Total .0% 6.7% 6.7% 13.3%

Lain - lain Count 5 2 1 8

% within Faskes 62.5% 25.0% 12.5% 100.0%

% within prechol 71.4% 66.7% 20.0% 53.3%

% of Total 33.3% 13.3% 6.7% 53.3%

Total Count 7 3 5 15
129

% within Faskes 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%

% within prechol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 46.7% 20.0% 33.3% 100.0%


130

HASIL CROSSTAB
DATA DEMOGRAFI DENGAN KELOMPOK INTERVENSI

Usia * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

Usia 40 - 50 Count 1 3 1 5

% within Usia 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within preintervensi 33.3% 37.5% 25.0% 33.3%

% of Total 6.7% 20.0% 6.7% 33.3%

51 - 60 Count 2 5 3 10

% within Usia 20.0% 50.0% 30.0% 100.0%

% within preintervensi 66.7% 62.5% 75.0% 66.7%

% of Total 13.3% 33.3% 20.0% 66.7%

Total Count 3 8 4 15

% within Usia 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

Pendidikan * preintervensi Crosstabulation

Preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

Pendidikan Tidak Sekolah Count 1 1 1 3

% within Pendidikan 33.3% 33.3% 33.3% 100.0%

% within preintervensi 33.3% 12.5% 25.0% 20.0%

% of Total 6.7% 6.7% 6.7% 20.0%

SD Count 2 4 2 8

% within Pendidikan 25.0% 50.0% 25.0% 100.0%

% within preintervensi 66.7% 50.0% 50.0% 53.3%

% of Total 13.3% 26.7% 13.3% 53.3%

SMP Count 0 2 1 3

% within Pendidikan .0% 66.7% 33.3% 100.0%


131

% within preintervensi .0% 25.0% 25.0% 20.0%

% of Total .0% 13.3% 6.7% 20.0%

SMA Count 0 1 0 1

% within Pendidikan .0% 100.0% .0% 100.0%

% within preintervensi .0% 12.5% .0% 6.7%

% of Total .0% 6.7% .0% 6.7%

Total Count 3 8 4 15

% within Pendidikan 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

Penghasilan * preintervensi Crosstabulation

Preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

Penghasilan < 500.000 Count 2 2 1 5

% within
40.0% 40.0% 20.0% 100.0%
Penghasilan

% within
66.7% 25.0% 25.0% 33.3%
preintervensi

% of Total 13.3% 13.3% 6.7% 33.3%

500.000 - 1.000.000 Count 0 6 2 8

% within
.0% 75.0% 25.0% 100.0%
Penghasilan

% within
.0% 75.0% 50.0% 53.3%
preintervensi

% of Total .0% 40.0% 13.3% 53.3%

1.000.000 - Count 0 0 1 1
2.000.000
% within
.0% .0% 100.0% 100.0%
Penghasilan

% within
.0% .0% 25.0% 6.7%
preintervensi

% of Total .0% .0% 6.7% 6.7%

> 2.000.000 Count 1 0 0 1


132

% within
100.0% .0% .0% 100.0%
Penghasilan

% within
33.3% .0% .0% 6.7%
preintervensi

% of Total 6.7% .0% .0% 6.7%

Total Count 3 8 4 15

% within
20.0% 53.3% 26.7% 100.0%
Penghasilan

% within
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
preintervensi

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

suku * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

suku Jawa Count 3 8 4 15

% within suku 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

Total Count 3 8 4 15

% within suku 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%


133

RIwayatPenyakit * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

RIwayatPenyakit Asma Count 0 1 0 1

% within
.0% 100.0% .0% 100.0%
RIwayatPenyakit

% within preintervensi .0% 12.5% .0% 6.7%

% of Total .0% 6.7% .0% 6.7%

Rematik Count 3 3 1 7

% within
42.9% 42.9% 14.3% 100.0%
RIwayatPenyakit

% within preintervensi 100.0% 37.5% 25.0% 46.7%

% of Total 20.0% 20.0% 6.7% 46.7%

Lain - lain Count 0 4 3 7

% within
.0% 57.1% 42.9% 100.0%
RIwayatPenyakit

% within preintervensi .0% 50.0% 75.0% 46.7%

% of Total .0% 26.7% 20.0% 46.7%

Total Count 3 8 4 15

% within
20.0% 53.3% 26.7% 100.0%
RIwayatPenyakit

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

MenderitaChol * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

MenderitaChol Ya Count 3 8 4 15

% within MenderitaChol 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

Total Count 3 8 4 15

% within MenderitaChol 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%


134

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

KadarChol * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

KadarChol < 200 Count 3 3 1 7

% within KadarChol 42.9% 42.9% 14.3% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 37.5% 25.0% 46.7%

% of Total 20.0% 20.0% 6.7% 46.7%

200 - 239 Count 0 5 2 7

% within KadarChol .0% 71.4% 28.6% 100.0%

% within preintervensi .0% 62.5% 50.0% 46.7%

% of Total .0% 33.3% 13.3% 46.7%

> 240 Count 0 0 1 1

% within KadarChol .0% .0% 100.0% 100.0%

% within preintervensi .0% .0% 25.0% 6.7%

% of Total .0% .0% 6.7% 6.7%

Total Count 3 8 4 15

% within KadarChol 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

KontrolChol * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

KontrolChol Ya Count 1 1 1 3

% within KontrolChol 33.3% 33.3% 33.3% 100.0%

% within preintervensi 33.3% 12.5% 25.0% 20.0%

% of Total 6.7% 6.7% 6.7% 20.0%

Tidak Count 2 7 3 12

% within KontrolChol 16.7% 58.3% 25.0% 100.0%


135

% within preintervensi 66.7% 87.5% 75.0% 80.0%

% of Total 13.3% 46.7% 20.0% 80.0%

Total Count 3 8 4 15

% within KontrolChol 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

Obat * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

Obat Ya Count 1 3 0 4

% within Obat 25.0% 75.0% .0% 100.0%

% within preintervensi 33.3% 37.5% .0% 26.7%

% of Total 6.7% 20.0% .0% 26.7%

Tidak Count 2 5 4 11

% within Obat 18.2% 45.5% 36.4% 100.0%

% within preintervensi 66.7% 62.5% 100.0% 73.3%

% of Total 13.3% 33.3% 26.7% 73.3%

Total Count 3 8 4 15

% within Obat 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

Faskes * preintervensi Crosstabulation

preintervensi

< 200 200 - 239 > 240 Total

Faskes Puskesmas Count 1 1 1 3

% within Faskes 33.3% 33.3% 33.3% 100.0%

% within preintervensi 33.3% 12.5% 25.0% 20.0%

% of Total 6.7% 6.7% 6.7% 20.0%

Klinik Count 0 1 0 1

% within Faskes .0% 100.0% .0% 100.0%

% within preintervensi .0% 12.5% .0% 6.7%


136

% of Total .0% 6.7% .0% 6.7%

Rumah Sakit Count 0 0 1 1

% within Faskes .0% .0% 100.0% 100.0%

% within preintervensi .0% .0% 25.0% 6.7%

% of Total .0% .0% 6.7% 6.7%

Dokter Pribadi Count 0 1 0 1

% within Faskes .0% 100.0% .0% 100.0%

% within preintervensi .0% 12.5% .0% 6.7%

% of Total .0% 6.7% .0% 6.7%

Lain - lain Count 0 1 1 2

% within Faskes .0% 50.0% 50.0% 100.0%

% within preintervensi .0% 12.5% 25.0% 13.3%

% of Total .0% 6.7% 6.7% 13.3%

8 Count 2 4 1 7

% within Faskes 28.6% 57.1% 14.3% 100.0%

% within preintervensi 66.7% 50.0% 25.0% 46.7%

% of Total 13.3% 26.7% 6.7% 46.7%

Total Count 3 8 4 15

% within Faskes 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%

% within preintervensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 53.3% 26.7% 100.0%


137

Lampiran 22

Dokumentasi Kegiatan Penelitian


138
139

Anda mungkin juga menyukai