Anda di halaman 1dari 7

DEPRESIASI

1. Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah proses pengurangan total biaya dari aset tetap yang dibeli atau dimiliki
perusahaan untuk keperluan bisnis. Seiring berjalannya waktu, perusahaan dapat melakukan
proses ini untuk menghapus sebagian biaya yang ada. Dalam operasional perusahaan, depresiasi
adalah suatu akibat dari konsumsi biaya aktiva sehingga mengalami penurunan nilai dari suatu
aset. Depresiasi banyak digunakan dalam konteks akuntansi, salah satunya guna menghitung usia
suatu aset.

Depresiasi sendiri bisa dilakukan pada beberapa jenis aset, mulai dari bangunan,
perabotan, peralatan kantor, mesin pabrik, berbagai perlengkapan di perusahaan, dan lain
sebagainya. Satu-satunya hal yang tidak dapat didepresiasi adalah tanah, sebab secara ideal
nilainya akan terus meningkat. Semua hal yang bisa melalui proses depresiasi akan mengalami
penurunan nilai dari waktu ke waktu. Dengan melakukan perhitungan akurat, maka perusahaan
akan memiliki kendali lebih baik atas kondisi keuangan internal perusahaan.

2. Manfaat Depresiasi.

a. Mendata Perolehan Keuntungan : Biaya depresiasi merupakan suatu hal penting dalam
mengkalkulasi laba perusahaan. Oleh sebab itu, manfaat pertama depresiasi adalah
mendapatkan informasi perolehan keuntungan. Karena terdapat juga banyak pengeluaran
aktiva awal serta aktiva cadangan dimana wajib untuk dicatat dalam laporan keuangan.
b. Mengetahui Harga Awal Aset : Dalam akuntansi, aset yang kemudian dibeli tidak serta
merta hanya ditinjau manfaatnya saja. Namun, harga awal aset juga penggunaannya patut
untuk diperhitungkan dalam depresiasi. Pengukuran ini kemudian didasarkan pada hak
guna kerja serta kepemilikan aset. Gabungan hal ini juga akan menimbulkan harga awal
aset yang serta digunakan dalam suatu perhitungan beban operasional serta keuntungan.
c. Mengetahui Nilai Total Kalkulasi : Total beban per-periode kemudian mengetahui
kalkulasi total beban per-periode barang, keuangan serta nilai aset dalam berbisnis juga
kemudian menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini sendiri dapat diketahui salah satunya
dengan memanfaatkan perhitungan serta penerapan depresiasi dalam suatu akuntansi.

d. Meminimalisasi Kerugian. Pembelian aset kemudian dapat menjadi sumber kerugian


perusahaan, bila aset ini kemudian tidak mampu menghasilkan produktivitas. Adanya
aset, suatu perusahaan akan berpikir untuk memaksimalkan aset dalam menghasilkan
keuntungan serta menyiapkan alokasi dana sebagai cadangan dalam membeli suatu aset
baru, karena nilainya yang terus terdepresiasi.

e. Mengetahui Biaya Depresiasi : Biaya depresiasi adalah modal cadangan dalam membeli
suatu aset baru karena aset lama kemudian tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Dengan melakukan perhitungan serta pencatatan, perusahaan kemudian akan mampu


memperhitungkan biaya depresiasi dalam suatu jangka waktu tertentu. Hal ini kemudian akan
membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan suatu keputusan yang berkaitan
dengan asset.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Depresiasi

1. Harga Perolehan (Cost) : Biaya akuisisi adalah faktor utama dalam menentukan jumlah
dari penyusutan. Beban penyusutan atau depresiasi ialah dapat dihitung sesuai dengan
total biaya suatu aset yang kemudian perlu dikeluarkan hingga aset tetap tersebut siap
untuk kembali digunakan. Biaya-biaya yang termasuk diantaranya adalah: Harga
pembelian suatu asset, Biaya transportasi atau pengiriman, Biaya pemasangan, Bea
masuk, Biaya pemasangan.
2. Perkiraan nilai residu aset (Estimated Residual Value of Asset) atau Nilai sisa aset atau
yang biasa dikenal juga dengan nilai residu aset merupakan sebuah nilai yang kemudian
dapat direalisasikan ketika aset dijual atau tidak digunakan kembali.
Jika sebuah perusahaan kemudian menggunakan aset tersebut hingga usang serta sama
sekali tidak memberikan manfaat lagi, maka aset ataupun aktiva ini dapat dikatakan
sudah tidak lagi memiliki residu atau berbagai nilai sisa lagi.

3. Perkiraan Umur Ekonomis Aktiva (Estimate Economical Life Time of Asset) : Faktor
yang kemudian memengaruhi sebuah penyusutan ataupun depresiasi yang kedua adalah
umur ekonomis dari sebuah aset. Artinya adalah jumlah depresiasi yang lebih kecil akan
dibebankan untuk aset dengan masa manfaat yang kemudian lebih lama dan sebaliknya.
Umur ekonomis juga dapat dinyatakan dalam jumlah unit yang diproduksi ataupun
dengan jangka waktu seperti minggu, bulan hingga tahun.

Namun, jika perusahaan kemudian menggantikan aktivanya setelah periode penggunaan


yang relatif singkat serta aset yang bersangkutan masih dapat dimanfaatkan, maka nilai residu ini
tentu akan tetap masih tinggi. Ini adalah salah satu faktor yang kemudian akan memengaruhi
dalam cara menghitung penyusutan.

 Estimasi Masa Manfaat adalah faktor pemengaruh biaya depresiasi berikutnya. Selain
berdasarkan nilai residu serta harga perolehan, beberapa perusahaan kemudian umumnya
punya ekspektasi tertentu kapan suatu aset kemudian dinyatakan terdepresiasi
sepenuhnya, bisa beberapa bulan hingga 10 tahun tergantung kebijakan perusahaan.
 Pola Pemakaian aset dalam suatu jangka waktu tertentu kemudian sangat berpengaruh
pada depresiasi, khususnya pada usia aktiva. Semakin berat pemakaiannya, maka
estimasi waktu kemudian habis manfaatnya semakin cepat. Dalam hal ini, dapat
menggunakan rumus depresiasi yang menjumlahkan beban selama jangka waktu
depresiasi.

4. Metode-Metode Perhitungan Depresiasi


1. Metode Garis Lurus bisa dikatakan sebagai cara menghitung depresiasi dengan asumsi
berdasarkan kepada fungsi dari waktu, bukan dari fungsi pemakaian. Akibatnya, metode
garis lurus ini kemudian dianggap kurang akurat sebab hasil konsumsi sset antar periode
sama.
Rumus depresiasi metode garis lurus, yaitu :
Nilai Penyusutan = Harga Perolehan- Nilai Residu : Usia Ekonomis
Contoh soal : 1 Januari PT A beli aset dengan harga perolehan Rp 10.000.000 nilai residu Rp
2.000.000 dan umur 4 tahun.
Penyelesaian : Depresiasi = HP - NS : N
D = Rp 10.000.000 - Rp 2.000.000 : 4
D = Rp 8.000.000 : 4
D = Rp 2.000.000

2. Metode Biaya Penyusutan Beban Menurun (Decreasing Change Method)


Depresiasi beban menurun ini adalah suatu metode penyusutan yang dipercepat dimana
menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi di awal tahun dan akan rendah pada
periode selanjutnya. Fokus utama pada metode ini adalah beban penyusutan yang lebih
banyak pada tahun awal mengingat aktiva mengalami penurunan pada tahun tersebut.
Metode bebas menurun juga terbagi menjadi dua yaitu:
a. Metode jumlah angka tahun : Mencari bobot terlebih dahulu (dimulai dengan taksiran
umur ekonomis hingga terkecil)
Contoh : Mesin yang HP 100.000. residu 10.000 ditaksir umur ekonomisnya 3 tahun.
Penyelesaian : (Tahun : 1,2,3) (Bobot : 3,2,1=6) (Bagian pengurang : 3/6,2/6,1/6= 6/6).
(HP- Aku Dep) = (100.000)-(10.000) = 90.000
Maka: 3/6 * 90.000= 45.000 thun1
2/6 * 90.000 = 30.000 thun 2
1/6 * 90.000 = 15.000 thun 3
b. Metode Saldo Menurun :
- Hitung % Depresiasi (hasil perhitungan garis lurus *2)
- Hitung beban depresiasi per tahun, setiap tahunnya
(Thn1 = % Dep * Hp)
(Thn2 = % Dep * Harga buku tahun 1)
(Thn3 = % Dep * Harga buku tahun 1,2)
(Thn4 = % Dep * Harga buku tahun 1,2dan 3)

Contoh : Metode garis lurus hasilnya 2.000.000, maka


2.000.000 : 10.000.000 * 100 = 20%*2 = 40%
Thun1 = 40% * 10.000.000 = 4.000.000
Thun2 = 40% * (10.000.000- 4.000.000) = 2.400.000
Thun3 = 40% * (10.000.000- (4.000.000+2.400.000)) = 1.440.000
Thun4 = = 40% * (10.000.000- (4.000.000+2.400.000+1.440.000)) = 864.000

3. Metode jam jasa (service hour method) Metode perhitungan penyusutan didasarkan pada
satuan jam jasa yang tergantung pada kegiatan operasi perusahaan. Metode ini diterapkan
dengan anggapan bahwa aset akan tetap lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya,
contohnya pada kendaraan bermotor. (Hitung Dep per jam dan per tahun )
Rumus : Hp – Ns / Taksiran
Contoh : Mesin dengan Hp 600.000, Ns 40.000, taksir digunakan selama 8.000 jam
Peny: (Dep per jam) 600.000-40.000/ 8.000 = 560.000/8.000 = 70
(Dep per tahun) thun1 = 25 jam * 70 = 1.750.000
Thun2 = 23 jam*70 = 1.610.000
Thun3 = 22jam *70 = 1.540.000
Thun4 =21 jam *70 = 1.470.000
4. Metode satuan hasil produksi atau disebut Productive Output Method, Menurut metode
ini beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. (hitung dep per produksi dam per tahun).
Rumus : Hp- Ns / N
Conoth : Mesin dengan Hp 600.000, Ns 40.000, mesin ditaksir selama umur
penggunaan akan menghasilkan 56.000 unit. Dep per unit produk dihitung sbb :
Dep = Hp- Ns / N = 600.000- 40.000 / 56.000 = 560.000/56.000 = 10.000
Hitung Dep per tahun
Thun1 5000 * 10= 50.000
Thun2 6000 * 10 = 60.000
Thun3 4.500* 10 = 45.000
Thun4 3.000* 10= 30.000
5. Metode Saldo Menurun Ganda
Metode perhitungan depresiasi ini biasanya digunakan pada akuntansi untuk dunia bisnis.
Pada metode ini sendiri tak melibatkan nilai residu serta digunakan pada awal periode
bisnis. Rumusnya detailnya adalah harga perolehan dibagi umur ekonomis kemudian
dikalikan dua serta hasilnya merupakan nilai depresiasi.
Metode saldo menurun ganda = harga perolehan : umur ekonomis x 2
Misalnya, aset dengan masa manfaat lima tahun kemudian akan memiliki nilai timbal
balik 1/5 atau 20%. Gandakan tarif, ataupun 40%, diterapkan pada nilai buku aset saat ini
untuk kemudian dilakukan penyusutan. Meskipun kurs tetap konstan, nilai uang
kemudian akan menurun seiring dengan waktu karena kurs dikalikan dengan basis yang
dapat didepresiasi dan lebih kecil pada setiap periode.

6. Metode Aktivitas
Cara menghitung depresiasi ini berdasarkan pemanfaatan aset. Sehingga metode ini
mengukurnya dari hasil produktivitas aset. Rumus untuk menghitung metode ini:
Depresiasi = [(Biaya Perolehan - Nilai Residu) × Estimasi Usia Penggunaan] :
Usia Produktif
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

DEPRESIASI

DI BUAT OLEH :

1. MARLEN SAIJA
2. RUNY TAN
3. KALSUM ANGKOTASAN
4. NADILA
5. PUTRI SAFITRI

SEMESTER/ KELAS : V / E

JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI AMBON
2023

Anda mungkin juga menyukai