Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENYUSUTAN, DEPLESI, DAN PENURUNAN NILAI


EKA 328/B4

Dosen Pengampu :
Ni Gusti Putu Wirawati, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:
Made Widananda Vira Suksma Paramachintya (2107531256)
I Gusti Ayu Dianita Martha Kamalini (2107531257)
Ni Ketut Trisna Ardani (2107531258)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. PENGERTIAN PENYUSUTAN ATAU DEPRESIASI
• Depresiasi adalah biaya yang timbul karena adanya penggunaan aset tetap yang dimiliki
oleh sebuah perusahaan. Biaya depresiasi menjadi biaya yang ada atau muncul karena
adanya penggunaan aset tetap yang dipakai secara terus menerus sehingga penurunan
atau penyusutan manfaat serta kualitasnya. Contoh beberapa aset tetap (fixed asset)
adalah Gedung bangunan, pabrik, alat-alat mesin produksi, alat transportasi.
• Pengertian depresiasi menurut akuntansi ialah suatu penyusutan yang memiliki pengaruh
terhadap nilai dari suatu aset perusahaan, terutama pada aset tetap perusahaan itu sendiri.
Jika penurunan nilai aset tetap semakin banyak, maka harga jual aset juga ikut menurun.
• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi
Ternyata ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan adanya depresiasi pada suatu
perusahaan ataupun pelaku bisnis diantaranya seperti:
1. Harga perolehan atau Acquisition Cost
Biaya perolehan dapat dikatakan sebagai harga dasar perhitungan terhadap besar
atau kecilnya depresiasi yang dialokasikan untuk suatu periode tertentu. Acquisition
cost merupakan faktor utama untuk menentukan banyaknya nilai penyusutan dari
aset tetap. Adapun biaya yang termasuk dalam acquisition cost contohnya seperti
harga pembelian suatu aset perusahaan, pengadaan alat transportasi, biaya
pengiriman aset dan lainnya.
2. Perkiraan umur ekonomis atau Estimate Economical Lifetime of Asset
Setelah kita mengetahui tentang faktor pertama yaitu biaya perolehan, maka ada
juga faktor lain dari depresiasi yang perlu diperhatikan misalnya saja faktor estimasi
umur ekonomis aktiva/ aset tetap. Faktor ini ternyata juga mempengaruhi sebuah
penyusutan. Faktor perkiraan umur ekonomis dapat diukur dengan adanya perkiraan
terhadap berapa lama sebuah aset dapat digunakan untuk operasional produksi
sebuah perusahaan. Kita perlu mengetahui dalam jangka waktu berapa lama suatu
aset dapat digunakan dan akan mengalami penurunan kualitas produksi.
Nilai penyusutan atau depresiasi yang lebih kecil akan mempunyai masa
ekonomis yang lebih lama, dan sebaliknya. Jika nilai penyusutan lebih besar maka
akan dikategorikan ke aset yang umur ekonomisnya singkat. Kita perlu mengetahui
pentingnya estimasi umur aset lebih awal, supaya bisa menentukan depresiasi atau
penyusutannya dari setiap aset tetap yang ada.

3. Perkiraan nilai residu atau Estimated Residual Value of Asset


Faktor ketiga dari depresiasi yaitu perkiraan nilai residu aset. Nilai residu adalah
nilai yang dapat direalisasikan saat dimana suatu aset dijual atau tidak dipergunakan
kembali. Selain itu, nilai residu juga diperoleh dari adanya nilai sisa hasil sebuah
aset yang dihasilkan dari hasil penjualan, hasil sewa ataupun diputarkan sesuai cara
pemeliharaan kebijakan bisnis. Namun, jika suatu aset tetap tidak digunakan kembali
karena tidak lagi menghasilkan manfaat atau keuntungan, maka nilai residu dari
suatu aset tersebut tidak akan tinggi.
• Pengertian Deplesi
Deplesi merupakan metode penyusutan aset disebabkan karena adanya pengurangan
biaya terhadap proses pengelolaan sumber daya alam untuk diproduksi menjadi bahan
baku.
Penyusutan aset terjadi akibat berkurangnya nilai dari sumber daya tersebut,
sehingga memengaruhi proses produksi saat diubah menjadi bahan baku. Contoh
penyusutan nilai tersebut adalah sumber daya kayu jati yang diolah dan diproduksi
menjadi kayu untuk bahan baku pembangunan, di mana kayu tersebut telah mengalami
penyusutan nilai saat diubah ke bentuk bahan baku. Intinya, fokus penyusutan pada
deplesi akan selalu berhubungan dengan sumber daya alam.

B. METODE-METODE PENYUSUTAN
Akuntansi mengenal 5 metode penyusutan, yaitu metode garis lurus, metode saldo
menurun ganda, metode jumlah angka tahun, metode satuan jam kerja, dan metode satuan
hasil produksi.
a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode ini adalah metode depresiasi aset tetap yang biaya penyusutannya tetap sama
setiap tahunnya hingga akhir usia ekonomis aset tetap tersebut. Metode ini digunakan
jika nilai ekonomis aset tetap terus sama setiap tahun. Fungsinya adalah untuk
menyusutkan aset-aset yang manfaatnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume
jasa atau produk yang diproduksi seperti peralatan kantor dan bangunan.
b. Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap ditentukan
berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.
Metode menurun ganda disebut juga metode Double Declining. Balance Methode,
menurut metode ini maka penyusutan aktiva tetap ditentukan berdasarkan persentase
tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan. Persentase
penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus. Rumus
penyusutan aktiva tetap metode menurun ganda adalah Penyusutan = {2 x (100% : umur
ekonomis)} x Harga buku aktiva tetap.
c. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)
Metode Jumlah Angka Tahun disebut juga sum of the years digit method,
berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun
jumlahnya semakin menurun. Rumus metode penyusutan aktiva tetap metode Jumlah
angka Tahun adalah sebagai berikut:
Penyusutan = Sisa Umur Penggunaan÷ Jumlah Angka Tahun × (harga perolehan nilai
residu)
d. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)
Metode satuan Jam Kerja atau disebut juga Service Hours Method, dengan metode
ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Rumusnya adalah: Beban Penyusutan per
tahun = Jam kerja yang dapat dicapai × Tarif penyusutan tiap jam Tarif penyusutan per
jam = Harga Perolehan-nilai residu ÷ jumlah total Jam Kerja penggunaan aktiva tetap.
e. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)
Metode satuan hasil produksi atau disebut Productive Output Method, Menurut metode
ini beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Beban Penyusutan per tahun = Jumlah
satuan produk yang dihasilkan × Tarif penyusutan per produk Tarif penyusutan per
satuan produk = Harga Perolehan Nilai Residu ÷ jumlah total produk yang dihasilkan.

C. MENGHITUNG PENURUNAN NILAI AKTIVA TETAP


Dikutip dari Investopedia, depresiasi atau penyusutan aset tetap adalah berapa banyak
nilai manfaat aset tetap yang telah digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan selama
periode tertentu. Depresiasi dicatat sebagai beban dan nilainya akan mengurangi nilai
perolehan aset tetap yang tercatat pada aktiva. Pencatatan depresiasi aset tetap nantinya akan
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan dan laporan keuangan untuk perpajakan. Berbeda
dari depresiasi, penurunan nilai aset adalah proyeksi arus kas di masa yang akan datang yang
diperkirakan akan lebih kecil dari nilai yang tercatat pada laporan keuangan saat ini.
Penurunan nilai aset tidak hanya terjadi pada aset tetap, melainkan juga aset tidak berwujud,
baik yang memiliki manfaat tidak terbatas maupun yang belum tersedia untuk digunakan,
persediaan, dan goodwill. Penurunan nilai aset tidak harus dilakukan setiap bulan
sebagaimana halnya depresiasi. Namun biasanya setiap akhir tahun, perusahaan akan
melakukan pengujian untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya penurunan nilai pada aset-
aset terkait.
Dalam rangka mengidentifikasi penurunan penilaian aset, maka pihak manajemen
perusahaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Apakah nilai aset telah mengalami penurunan yang signifikan selama periode tersebut?
Jika ya, apakah penurunan tersebut melebihi perkiraan penurunan masa manfaat yang
diakibatkan pemakaian aset secara normal?
b. Adakah perubahan signifikan dalam bidang teknologi, permintaan di pasar, maupun
kebijakan pemerintah yang berdampak terhadap nilai aset yang dimiliki?
c. Adakah kemungkinan bahwa penurunan nilai aset dipengaruhi oleh suku bunga pasar?
d. Apakah jumlah aset neto perusahaan melebihi kapitalisasi pasarnya?
Adapun penghitungan nilai pakai aset mencerminkan elemen-elemen berikut ini:
a. Estimasi arus kas yang diperoleh dari aset di masa depan;
b. Harapan mengenai kemungkinan munculnya variasi baru dari jumlah atau waktu arus kas
tersebut;
c. Nilai waktu uang (time value of money) yang dihitung dengan mempertimbangkan besar
suku bunga pasar;
d. Pengorbanan yang dikeluarkan untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada
suatu aset; dan
e. Faktor-faktor lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap arus kas di masa yang akan
datang.
Cara Menghitung Penurunan Nilai Aset
Berdasarkan PSAK 48, suatu aset dikatakan mengalami penurunan nilai apabila nilai sisa
buku yang tercatat melebihi nilai yang dapat dipulihkan (recoverable amount). Istilah nilai
yang dapat dipulihkan (recoverable amount) dalam PSAK 48 merujuk pada nilai manakah
yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan
aset dengan nilai pakainya. Apabila salah satu dari nilai wajar aset atau unit penghasil kas
dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya masih lebih dari nilai sisa buku yang
tercatat, maka aset tersebut tidak mengalami penurunan nilai aset. Sederhananya, rumus
penurunan nilai aset adalah sebagai berikut:
Penurunan Nilai Aset = Nilai Sisa Buku – Recoverable Amount (RA)

Adapun kerugian atas penurunan nilai aset dicatat menambah depresiasi aset sehingga nilai
suatu aset akan berubah secara permanen.
Contoh Perhitungan Penurunan Nilai Aset:
PT KLM Transport adalah perusahaan yang bergerak di bidang logistik. Pada awal tahun
2019, pihak manajemen PT. KLM Transport memutuskan untuk membeli 3 buah mobil
transporter senilai 600 juta rupiah untuk keperluan pengiriman barang.
Pada akhir tahun 2020, PT. KLM Transport melakukan evaluasi terhadap harga jual 3
buah mobil transporter senilai 500 juta rupiah. Adapun biaya penjualan diperkirakan senilai
90 juta rupiah dengan nilai pakai aktiva sebesar 450 juta rupiah. Maka pertama-tama, kamu
harus mencari nilai sisa buku dan RA terlebih dahulu.

Nilai Recoverable Amount (RA) = Rp500.000.000 – Rp90.000.000 = Rp410.000.000


Nilai Sisa Buku = Nilai Pakai Aktiva

Dengan menggunakan rumus sebelumnya, maka:


Penurunan Nilai Aset = Nilai Sisa Buku – Recoverable Amount (RA)
Penurunan Nilai Aset = Rp450.000.000 – Rp410.000.000
Penurunan Nilai Aset = Rp40.000.000
Rugi atas penurunan nilai aset tersebut nantinya akan dicatat sebagai berikut:
Rugi Penurunan Nilai Aset 40.000.000
Akumulasi Depresiasi 40.000.000

D. MENGHITUNG DEPLESI SUMBER DAYA ALAM


• Pentingnya Menghitung Deplesi sumberdaya
1. Untuk mengetahui sisa stok sumber daya setelah dimanfaatkan atau akibat
kerusakan.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
3. Sebagai bahan perencanaan pembangunan masa akan datang.
4. Mencegah dan mengurangi kelangkaan sumberdaya.
• Harga Sumber daya Alam
➢ Sumberdaya alam adalah sumberdaya yang disediakan oleh alam
➢ Sumberdaya alam memiliki nilai yang merepresentasikan dari pada jasa alam dalam
menyediakan sumberdaya
➢ Penilaian kerusakan sebuah sumberdaya alam terdiri dari:
a. Opportunity Value
b. Resource Value
➢ Opportunity value terdiri dari biaya operasioal dan keuntungan yang akan didapat
Harga barang = biaya operasional + Keuntungan normal + nilai sumberdaya
• Langkah-langkah Menghitung Deplesi
Adapun langkah-langkah perhitungan Deplesi adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jumlah produksi
2. Mengidentifikasi harga produk
3. .Mengidentifikasi biaya produk
4. Mengidentifikasi suku bunga di pasar modal (laba layak)
5. Menghitung nilai rente ekonomi per unit
6. Menghitung total deplesi
• Rente Ekonomi Per Unit
Adapun cara mengitung rente ekonomi per unit adalah sebagai berikut:
R = P – (B+L)
L = (i% x B)
Dimana :
R = Rente ekonomi per unit (unit rent)
P = Harga produk per unit
B = biaya produksi per unit
L = Laba layak
i = Suku bunga di pasar modal
Contoh perhitungan
Jika harga emas per kg sebesar Rp.100.000.000, dan biaya produksi sebesar
Rp.50.000.000/kg, dan suku bunga bank indonesia sebesar 6,5% maka nilai rente
ekonomi dari sumberdaya emas per kg yang diterima PT Emas Kemilau Jaya ?
L = 6,5% x Rp. 50.000.000/kg
L = Rp. 3.250.000/kg
R = Rp100.000.000/kg– (Rp 50.000.000/kg + Rp 3.250.000/kg)
R = Rp 46.750.000/kg
Jadi Nilai Rente ekonomi per unit adalah sebesar Rp 46.750.000/kg
• Cara Menghitung Deplesi
Adapun cara menghitung deplesi adalah sebagai berikut:
D=QxR
Dimana :
D = Total Deplesi
Q = Jumlah Produksi
R = Rente ekonomi per unit (unit rent)
Contoh Perhitungan
Jika PT. Emas Kemilau Jaya memproduksi emas sebanyak 358 kg emas selama satu
tahun maka nilai deplesinya sebesar ?
D = 358 kg x Rp 46.750.000/kg
D = Rp 16.736.500.000
Maka nilai deplesi dari emas yang diproduksi PT. EKJ

E. PENYAJIAN DAN ANALISIS AKTIVA TETAP


• Penyajian Properti, Pabrik, Peralatan, dan Sumber Daya Alam
Perusahaan seharusnya mengungkapkan dasar penilaian (biasanya biaya
historis)untuk properti, pabrik, peralatan, dan sumber daya alam bersama dengan
perjanjian, hak gadai, dan komitmen lainnya yang berhubungan dengan aktiva ini. Setiap
kewajiban yangdijamin oleh properti, pabrik, peralatan dan sumber daya alam tidak
boleh dioffset terhadapaktiva ini, tetapi harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban.
Properti, pabrik, peralatan, dan peralatan yang saat ini tidak digunakan sebagai aktiva
produksi dalam bisnis (seperti fasilitas menganggur atau tanah yang dipegang sebagai
investasi) harus dipisahkan dari aktiva yang digunakan dalam operasi.
Apabila aktiva disusutkan, maka akun penilaian yang biasanya disebut akumulasi
penyusutan dikredit. Penggunaan akun Akumulasi Penyusutan mengijinkan para
pemakailaporan keuangan untuk melihat biaya awal aktiva dan jumlah penyusutan yang
telah dibebankan sebagai beban pada tahun lalu. Apabila aktiva dideplesi, maka beberapa
perusahaan menggunakan akun Akumulasi Deplesi. namun banyak perusahaan hanya
mengkredit akun sumber daya alam se!ara langsung. Dasar pemikiran untuk pendekatan
iniadalah bahwa sumber daya alam dikonsumsi secara fisik dan oleh karena itu,
penguranganlangsung biaya sumber daya alam adalah tepat.
Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan terhadap
laporan keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat:
a. Beban penyusutan untuk periode berjalan
b. Saldo kelas utama dari aktiva yang dapat disusutkan, menurut sifat dan fungsi.
c. Akumulasi penyusutan, baik menurut kelas utama aktiva yang dapat
disusutkanmaupun dalam jumlah total.
d. Suatu uraian umum tentang metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan
berkaitan dengan kelas utama aktiva yang dapat disusutkan.

• Analisis Properti, Peralatan, dan Sumber Daya Alam


Aktiva dapat dianalisis se!ara relatif dengan aktivitas (perputaran) dan profitabilitas
a. Rasio Perputaran Aktiva
Seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan
diukur dengan rasio perputaran aktiva (asset turnover ratio). Rasio ini ditentukan
dengan membagi penjualan bersih dengan rata-rata total aktiva selama periode
berjalan. Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah dolar penjualan yang diproduksi
oleh setiap dolar yangdiinvestasikan dalam aktiva:
b. Rasio Marjin Laba Terhadap Penjualan
Pengukuran lainnya untuk menganalisis penggunaan properti, pabrik dan peralatan
adalah rasio marjin laba terhadap penjualan (rate of return on sales). Dihitung dengan
cara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih, rasio profitabilitas ini tidak
menjawab pertanyaan bagaimana profitabilitas perusahaan dalam menggunakan
aktivanya
c. Tingkat Pengembalian atas Aktiva
Tingkat pengembalian atas aktiva (rate of return on asset = ROA) dapat secara
langsung dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata total aktiva.Tingkat
pengembalian atas aktiva merupakan pengukuran yang baik bagi profitabilitas karena
mengkombinasikan pengaruh marjin laba dan perputaran
DAFTAR PUSTAKA

Wijanarko. (2020, October 15). 5 metode Penyusutan Aktiva Tetap di Dalam Akutansi.
Fakultas Ekonomi. Retrieved September 5, 2022, from
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/802-5-metode-penyusutan-
aktiva-tetap-di-dalam-akutansi
Pintu. (2022, March 11). Contoh Dan Cara Menghitung Penurunan Nilai Aset. Pintu Blog.
Retrieved September 5, 2022, from https://pintu.co.id/blog/contoh-dan-cara-
menghitung-penurunan-nilai-aset
Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield (alih bahasa Emil Salim, S.E.
2008). Akuntansi Intermediate Jilid 2 Edisi 12 .Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai