Menurut PSAK No. 17 pengertian depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode
akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Deplesi diartikan sebagai pengurangan biaya (cost) yang disebabkan pengelolaan sumber
daya menjadi persediaan seperti penurunan nilai pada tambang dan hutan kayu. Artinya
deplesi merupakan penyusutan alamiah sehingga tidak bisa Anda perbaharui.
1
Metode – Metode Penyusutan
Metode ini disebut juga Straight-Line Method dan merupakan metode yang paling sering
digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Metode ini fokus pada penyusutan sebagai
fungsi dari waktu dan bukan dari fungsi penggunaan.
Biaya Penyusutan = ( Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu ) : ( Masa Manfaat Aset )
Beban penyusutan = ( Rp500 juta – Rp50 juta ) : 5 = Rp 90 juta
Namun penggunaan metode ini dinilai kurang realistis karena kegunaan aktiva sama setiap
tahunnya.
Metode ini merupakan metode penyusutan dipercepat dimana menyediakan biaya penyusutan
lebih tinggi pada tahun awal dan beban rendah pada periode selanjutnya. Fokus utama pada
metode ini adalah beban penyusutan lebih banyak pada tahun awal karena aktiva mengalami
penurunan pada tahun tersebut.
2
b) Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun menggunakan biaya penyusutan (dalam persentase) berupa beberapa
kelipatan dari metode garis lurus. Misalnya, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva 10
tahun akan menjadi 20% (dua kali biaya garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%). Berikut
ilustrasinya:
Pada metode ini mengansumsikan penyusutan sebagai fungsi dari produktivitas atau
penggunaan dan bukan dari segi berlalunya waktu. Dengan gambaran diatas, penentuan umur
penyusutan mesin produsi tidak memiliki masalah tertentu karena penggunaan relatif mudah
diukur.
Misalkan mesin produksi digunakan 4.000 jam di tahun pertama, maka beban penyusutannya
dapat dihitung sebagai berikut:
Namun metode ini memiliki keterbatasan karena tidak tepat digunakan pada situasi
penyusutan berdasarkan waktu dan bukan aktivitas.
Dalam pengertian depresiasi sudah dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengetahui
penyusutan manfaat aset perusahaan. Namun pada beberapa khasus, perusahaan tidak bisa
memilih salah satu metode depresiasi diatas karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik
yang unik atau membutuhkan penerapa khusus.
Ada dua metode khusus yang bisa Anda terapkan pada kasus tersebut yaitu:
Metode kelompok dan gabungan; sering digunakan pada aktiva yang cukup homogen
dan memiliki fungsi yang hampir sama.
Metode campuran dan kombinasi; diterapkan sesuai dengan keinginan akuntan.
3
3.3 Penurunan Nilai Aktiva Tetap
Dalam PSAK 48, Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya
melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut.
PSAK 48 ini menerapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali :
Pengungkapan
4
3.4 Deplesi Sumber Daya Alam
Deplesi adalah penyusutan yang terjadi pada benda yang bersifat alami dan tidak dapat
diperbaharui.
Depresiasi Deplesi
Pengakuan terhadap pengurangan manfaat Pengakuan pengurangan kuantitatif pada
ekonomi yang terjadi pada aktiva tetap. sumber daya alam.
Digunakan untuk aktiva tetap yang bisa Digunakan untuk aktiva tetap yang tidak bisa
diganti bila sudah habis. langsung diganti dengan yang sama jika
sudah habis.
Alokasi harga perolehan ke pendapatan, Pengakuan terhadap perubahan langsung
pada periode bersangkutan untuk suatu darisumber daya alam menjadi barang yang
perusahaan yang dihitung berdasarkan hasil bisa dijual.
produksi.
Depresiasi
PT. ABC pada Januari 2012 membeli mesin dengan Harga Perolehan Rp 20.000.000, Nilai
Residu sebesar Rp 5.000.000, Umur Ekonomis selama 5 tahun. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?
Jawaban :
Perhitungan :
Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu
Umur Ekonomis
= 20.000.000 - 5.000.000
5
= Rp 3.000.000
Membuat tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :
5
Tahun Depresiasi Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku Aktiva
Ke- (D) Penyusutan (K) Penyusutan (N)=N-K
0 20.000.000
1 3.000.000 3.000.000 3.000.000 17.000.000
2 3.000.000 3.000.000 6.000.000 14.000.000
3 3.000.000 3.000.000 9.000.000 11.000.000
4 3.000.000 3.000.000 12.000.000 8.000.000
5 3.000.000 3.000.000 15.000.000 5.000.000
Membuat Jurnal
Mesin 3.000.000
Mesin 3.000.000
6
*INFO TAMBAHAN
Mesin 3.000.000
Mesin 6.000.000
Catatan :
Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun
pertama, kedua, ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-3.000.000 = 17.000.000 dan di akhir tahun ke dua adalah 17.000.000-
3.000.000=14.000.000 dst.
Deplesi
Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga Rp20.000.000,00.
Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir
sebesar Rp2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:
Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka total
deplesi pada tahun tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 120.000 = Rp. 4.800.000
Deplesi Rp 4.800.000,00
Akumulasi deplesi Rp 4.800.000,00
Apabila perusahaan telah menaksir di muka biaya deplesi dan kenyataannya perhitungan
taksiran berbeda degan kenyataannya, maka perlu diadakan revisi. Koreksi deplesi ini bisa
dilakukan dengan cara berikut ini:
Deplesi pada tahun lalu dan masa yang akan datang sudah dicatat dikoreksi. Pada saat
adanya perubahaan. Dihitung lagi deplesi perunit kemudian dilakukan koreksi.
7
Akumulasi deplesi Rp. Xxx
Laba tidak dibagi (koreksi laba tahun lalu) Rp. Xxx
Deplesi tahun lalu sudah dicatat tidak di koreksi, tetapi deplesi tahun yang akan
datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi pada tahun lalu tidak dikoreksi,
tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun yang akan datang dilakukan revisi.
Contoh biaya pembangunan bertambah sebesar Rp. l.800.000,00. Setelah di eksploitasi dalam
tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton.
Perhitungan deplesi pada tahun kedua didapat sebagai berikut:
Pada Aktiva tetap milik perusahaan yang mengolah SDA, kegunaan aktiva terbatas sampai
selesainya ekploitasi SDA. Maka Depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan taksiran hasil
sumber alam.
8
Daftar Pustaka
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-depresiasi.html
http://jurnal2ekonomi.blogspot.com/2018/04/jurnal-penyusutan-dengan-metode-garis.html
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-deplesi-beserta-metode-contoh-
soal-dan-jawaban/
http://fadhilaww.blogspot.com/2015/01/akm-1a-penyusutan-aktiva-tetap-tidak.html