Anda di halaman 1dari 2

Tujuan koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasayaitu

meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding Laporan Keuangan suatu perusahaan atau
entitas dan mengatur perlakuan akuntansi atau koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi
dan peristiwa luar biasa.

Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifikan bagi suatu atau
lebih Laporan Keuangan itu tidak dapat diandalkan.Agar informasi Laporan Keuangan bebas dari
unsur kesalahan, maka PSAP Nomor 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan.PSAP Nomor
10 paragraf 11, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun
yang bersangkutan dalam periode berjalan. Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan
dilakukan koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan
memperhatikan pengaruh kesalahan itu terhadap kas.

Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelum atau periode berjalan yangt bersifat
material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas, maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan
harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan secara memadai sehingga pengguna
laporan dapat memahami kejadian itu.

Menyusun dan menyajikan laporan keuangan perlu memperhatikan Peraturan Kepala Daerah
tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas
aset, kewajiban ekuisitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan.

Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode akuntansi berbeda dengan
periode sebelumnya.PSAP Nomor 10 Paragraf 26, menyatakan suatu perubahan kebijakan akuntansi
harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh
peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintah yang berlakuatau apabila diperkirakan
bahwa perubahan itu akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. PSAP 10
Paragraf 29, menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus
diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi secara jelas berbeda dari aktivitas biasa atau
normal suatu entitas karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh
entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi asset atau
kewajiban.

PSAP 10 paragraf 35, menyatakan bahwa peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan
berikut :
Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas

Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang

Berada diluar kendali atau pengaruh entitas, dan

Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi asset atau kewajiban.

Selanjutnya pada PSAP 10 paragraf 36, dinyatakan bahwa hakikat, jumlah dan pengaruh yang
diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai