Resume Chapter 11 :
“Depreciation, Impairments, and Depletion”
DISUSUN OLEH:
No. Urut
No Nama Mahasiswa NPM Paraf
Daftar Hadir
KELAS 7 - 2
Pendekatan ini digunakan karena nilai aset dapat berfluktuasi diantara waktu aset
dibeli dan waktu aset dijual. Perusahaan menggunakan pendekatan alokasi biaya karena
sesuai antara biaya dan pendapatan dan fluktuasi nilai wajar (fair value) yang tidak pasti
dan sulit untuk diukur.
Kelemahan dari penggunaan metode garis lurus adalah metode ini didasarkan
pada dua asumsi yang tidak realistis, yaitu kegunaan ekonomis aktiva sama setiap
tahun, dan beban pemeliharaan dan perbaikan diasumsikan sama setiap periode.
Kelemahan lainnya adalah penggunaan metode ini menyebabkan distorsi pada
tingkat pengembalian (rate of return).
c. Metode Beban Menurun (Diminishing-charge Method)
Metode ini memberikan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal
dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Metode ini dibagi menjadi
dua, yaitu :
1) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum-of-the-years-digits Method)
Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan
pecahan yang menurun dari biaya yang disusutkan yaitu biaya awal dikurangi
dengan nilai residual aset sehingga pada akhir masa manfaat, saldo yang
tersisa sama dengan nila residual. Contoh perhitungan dengan menggunakan
metode jumlah angka tahun adalah sebagai berikut :
Data for Stanley Coal Mines
Alternate sum-of-the-years’ calculation :
Aset jangka panjang yang berwujud diturnkan nilainya ketika perusahaan tidak dapat
dipulihkan nilai tercatatnya baik melalui penggunaan atau dengan menjualnya. Untuk
menentukan apakah aset diturunkan nilainya, dalam dasar tahunan, perusahaan meninjau
kembali asset sebagai indikator dari impairment, yaitu penurunan pada kemampuan aset
untuk menghasilkan kas dengan digunakan atau dijual. Peninjauang ulang ini harus
mempertimbangkan informasi dari sumber internal (contohnya : perubahan kerugian
dalam kinerja) dan sumber eksternal (contohnya : perubahan kerugian dalam bisnis atau
lingkungan pemerintahan). Jika indikasi penurunan nilai ada, maka harus dilakukan tes
impairment. Tes ini membandingkan jumlah aset yang dipulihkan kembali (recoverable
amount) dengan nilai yang terbawa (carrying amount). Jika carrying amount lebih besar
dari jumlah yang dapat dipulihkan kembali, maka selisihnya disebut loss on impairment.
Jika recoverable amount lebih besar daripada carrying amount, maka impairment tidak
dicatat.
Recoverable amount didefinisikan sebagai nilai mana yang lebih tinggi antara nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual (fair value less costs to sell) atau nilai penggunaan
(value-in-use). Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual berarti bahwa aset dapat dijual
setelah mengurangkan biaya penghapusan. Nilai kegunaan adalah nilai sekarang dari
aliran kas yang diharapkan dari penggunaan masa depan dan akhirnya dijual pada akhir
umur manfaat. Berikut ilustrasi dari tes impairment :
Contoh : Tidak terjadi impairment
Asumsikan bahwa Perusahaan Cruz mengadakan tes impairment untuk peralatannya.
Nilai terbawa dari peralatan tersebut adalah $200.000, nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjualnya adalah $180.000 dan nilai kegunaannya adalah $205.000. Dalam kasus ini,
nilai kegunaan dari peralatan Cruz lebih besar dari nilai terbawanya. Sebagai hasilnya,
tidak terjadi impairment.
Contoh : Terjadi impairment
Asumsikan bahwa informasi sama dengan Perusahaan Cruz di atas kecuali nilai
kegunaan dari peralatan Cruz yaitu $175.000 bukan $205.000. Cruz mengukur kerugian
impairment sebagai perbedaan nilai terbawa dan nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan atau nilai kegunaan mana yang lebih tinggi. Jadi, Cruz mencatat kerugian
impairment sebesar $20.000 ($200.000-$180.000). Kemudian, Cruz akan membuat jurnal
untuk mencatat kerugian impairment :
Loss on impairment dilaporkan pada laporan laba rugi (income statement) di bagian “other
income and expenses”. Perusahaan kemudian mengkredit akun peralatan atau
akumukasi depresiasi- peralatan untuk mengurangi nilai terbawa dari peralatan untuk
impairment.
6. Ilustrasi Impairment
Kasus 1
Pada 31 Desember 2016, Hanoi mempunyai peralatan dengan harga perolehan VND
26.000.000 dan akumulasi penyusutan sebesar VND 12.000.000. Peralatan tersebut
mempunyai masa manfaat 4 tahun dengan nilai sisa VND 2.000.000. Berikut informasi
yang relevan terkait perlatan tersebut :
1) Nilai terbawa per 31 Desember 2016 adalah VND 14.000.000
2) Hanoi menggunakan metode garis lurus untuk penyusutannnya. Penyusutan Hanoi
adalah VND 6.000.000 untuk tahun 2016 dan telah dicatat
3) Hanoi memutuskan bahwa nilai recoverable pada 31 Desember 2016 adalah VND
11.000.000
4) Sisa masa manfaat setelah 31 Desember 2016 adalah 2 tahun.
Maka, Hanoi mencatat impairment pada peralatannya pada 31 Desember 2016 sebagai
berikut :
Dengan impairment tersebut , maka nilai terbawa peralatan tersebut adalah VND
11.000.000. Pada tahun 2017, perusahaan memutuskan bahwa masa manfaat tidak
berubah, tetapi nilai sisanya diperkirakan sebesar 0. Perusahaan tetap menggunakan
metode garis lurus dan mencatat jurnal berikut untuk penyusutan di tahun 2017 :
Kasus 2
Pada akhir tahun 2015, Verna menguji impairment atas mesin dengan nilai terbawa
$200.000 dan masa manfaat 5 tahun. Mesin tersebut unik sehingga informasi untuk nilai
recoverable didasarkan pada nilai wajar karena sedikitnya informasi mengenai nilai pasar.
Oleh karena itu, Verna memutuskan bahwa nilai recoverable mesin tersebut didasarkan
pada nilai penggunaan. Untuk menentukan nilai penggunaan, Verna mengembangkan
sebuah perkiraan arus kas masa depan didasarkan pada anggaran kas internal
perusahaan. Verna menggunakan tingkat diskonto 8%. Analis Verna memperkirakan
bahwa arus kas masa depan adalah $40.000 tiap tahun selama 5 tahun dan akan
mempunyai nilai sisa sebesar $10.000 pada akhir tahun ke-5. Semua arus kas
diasumsikan diterima pada akhir tahun. Berikut adalah perhitungan nilai penggunaan
mesin tersebut.
Pada 31 Desember 2015, Tan mengakui adanya penurunan nilai sebesar HK$20.000,
sehingga Tan membuat jurnal sebagai berikut :
Pada akhir tahun 2016, Tan mengakui bahwa jumlah recoverable amount dari peralatan
sebesar HK$96.000, dimana jumlahnya lebih besar dari carrying amount yaitu HK$90.000.
Dalam hal ini, Tan membalik penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui melalui jurnal
sebagai berikut :
Recovery atas penurunan nilai dilaporkan pada bagian “other income and expenses” pada
Income Statement.
8. Cash-Generating Units
Dalam beberapa kasus, seringkali sulit untuk menilai penurunan nilai suatu asset karena
satu asset dapat menghasilkan cashflow hanya bila berkolaborasi dengan aset-aset yang
lain. Jika hal seperti ini terjadi, perusahaan harus mengidentifikasi kumpulan terkecil aset-
aset yang dapat menghasilkan cash flow secara independen. Kumpulan terkecil tersebut
disebut cash-generating unit (CGU).
Inventory 250.000
Accumulated Depreciation 250.000
Biaya deplesi yang berhubungan dengan inventori yang terjual adalah bagian dari COGS.
Dividen likuidasi
Dividen likuidasi dibayarkan kepada pemegang saham apabila perusahaan tidak
membeli properti tambahan sehingga perusahaan harus mendistribusikan investasi
modalnya secara bertahap kepada para shareholder yang lebih besar dari jumlah
akumulasi laba bersih. Masalahnya adalah membedakan antara dividen yang merupakan
pengembalian modal atau bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen likuidasi harus
mendebit agio saham untuk bagian yang berhubungan dengan investasi awal dan bukan
ke laba ditahan, karena dividen tersebut adalah pengembalian sebagian dari kontribusi
awal investor.
Contoh Soal :
Budi Mining memiliki saldo retained earning £1.650.000, accumulated depletion pada
properti mineral £2.100.000 dan saham premium £5.435.493. Direksi Budi Mining
mengumumkan dividen sebesar £3 terhadap 1.000.000 saham yang beredar, yang berarti
kas dividen adalah sebesar £3.000.000. Jurnal yang dicatat adalah :
Retained Earnings 1.650.000
Share Premium – Ordinary 1.350.000
Cash 3.000.000
Presentasi Laporan Keuangan
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut berkaitan dengan pengeluaran
E&E :
1) Kebijakan akuntansi untuk pengeluaran explorasi dan evaluasi, termasuk pengakuan
aset-aset E&E.
2) Jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban, dan arus kas operasi yang timbul dari
kegiatan ekplorasi dan evaluasi sumber daya mineral
11. Revaluasi
Pengakuan Revaluasi
Ketika perusahaan memilih untuk menilai wajar aset berwujud berumur panjang,
mereka menghitung penggantian nilai wajarnya dengan menyesuaikan akun aset tersebut
dan mengakui unrealized gain pada aset yang direvaluasi, keuntungan ini biasa disebut
surplus revaluasi.
Revaluasi Tanah
Untuk menggambarkan revaluasi tanah, asumsikan bahwa Siemens membeli tanah
seharga 1.000.000 pada tahun 2015. Perusahaan melakukan revaluasi pada tanah di
periode yang sama. Pada Desember 2015, nilai wajar tanah adalah 1.200.000. Untuk
mencatat nilai tanah pada nilai wajar maka dibuat jurnal berikut :
Land 200.000
Unrealized Gain on Revaluation – Land 200.000
Tanah dilaporkan pada laporan posisi keuangan pada 1.200.000 dan unrealized gain on
revaluation – land menaikkan pendapatan komprehensif lain pada laporan pendapatan
komprehensif.
Return on Asset
Return on asset adalah tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan melalui
penggunaan asetnya. Rasio ini diperoleh dari perhitungan net income dibagi rata – rata
total aset pada satu periode. Rasio ini mengukur keuntungan secara baik karena
menggabungkan efek dari profit margin dan asset turnover.
APPENDIX 11A
Revaluasi Tanah
Contoh:
Revaluasi – 2015: Valuasi Meningkat
Grup Perusahaan Unilever (GBR dan NLD) membeli tanah pada 1 Januari 2015 dengan
harga €400.000. Unilever memutuskan untuk melaporkan tanah berdasarkan nilai wajar
pada periode tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2015, penilai memprediksi nilai wajar
tanah adalah €520.000. Unilever membuat jurnal untuk mencatat peningkatan pada nilai
wajar sebagai berikut :
31 Desember 2015
Land 120.000
Unrealized Gain on Revaluation – Land (€520.000-€400.000) 120.000
(untuk mengakui kenaikan nilai tanah)
Penyesuaian revaluasi Unilever pada 2015.
Saat ini tanah dilaporkan pada nilai wajar sebesar €520.000 dan peningkatan sebesar
€120.000 dilaporkan pada laporan pendapatan komprehensif sebagai pendapatan
komprehensif lainnya. Sebagai tambahan, saldo akhir Unrealized Gain on Revaluation-
Land dilaporkan sebagai akumulasi pendapatan komprehensif lainnya pada laporan
perubahan posisi keuangan pada bagian ekuitas.
31 Desember 2016
Unrealized Gain on Revaluation-Land 120.000
Loss on Impairment 20.000
Land (€520.000 - €380.000) 140.000
(untuk mencatat pengurangan nilai dari tanah dibawah biaya historis)
31 Desember 2017
Land 35.000
Unrealized Gain on Revaluation-Land 15.000
Recovery Impairment Loss 20.000
(revaluasi atas tanah, pemulihan impairment loss)
Pemulihan Impairment Loss sebesar €20.000 meningkatkan laba bersih (dan laba
ditahan) hanya sampai batas seberapa besar pemulihan mengembalikan Impairment
Loss yang telah dicatat sebelumnya.
Pada 2 Januari 2018, Unilever menjual tanah seharga €415.000. Unilever membuat
jurnal sebagai berikut.
2 Januari 2018
Cash 415.000
Land 415.000
(untuk mencatat penjualan tanah)
Unilever tidak mencatat keuntungan atau kerugian karena jumlah yang dibawa tanah
adalah sama dengan nilai wajar. Karena tanah sudah terjual, Unilever memiliki opsi
untuk mentransfer Akumulasi Pendapatan Komprehensif Lainnya (AOCI) pada laba
ditahan. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi unrealized gain pada tanah yang telah
dijual. Namun patut diingat transfer ini tidak meningkatkan laba bersih. Adapun jurnal
yang harus dibuat adalah sebagai berikut.
2 Januari 2018
Accumulated Other Comprehensive Income 15.000
Retained Earnings 15.000
(untuk mengeliminasi sisa saldo AOCI)
31 Desember 2015
Depreciation Expense 200.000
Accumulated Depreciation – Equipment 200.000
(untuk mencatat Depreciation Expense pada 31 Desember 2015 )
Saat ini, peralatan nokia senilai €800.000. Nokia mempekerjakan penilai independen
yang menentukan nilai wajar peralatan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
€950.000. Untuk mencatat peralatan pada nilai wajar, Nokia harus melakukan hal-hal
berikut ini.
1) Mengurangi nilai akun Akumulasi Depresiasi-Peralatan menjadi nol.
2) Mengurangi nilai akun peralatan sebesar €50.000 (jumlah ini yang kemudian dicatat
sebagai nilai wajar sebesar €950.000)
3) Mencatat Unrealized Gain on Revaluation-Equipment sebesar selisih antara nilai
wajar dan nilai peralatan yang tercatat, €150.000 (€950.000-€800.000). Adapun
jurnal yang dibuat untuk mencatat revaluasi ini adalah sebagai berikut.
31 Desember 2015
Accumulated Depreciation-Equipment 200.000
Equipment 50.000
Unrealized Gain on Revaluation-Equipment 150.000
(untuk mencatat pengurangan nilai dari tanah dibawah biaya historis)
31 Desember 2016
Depreciation Expense 237.500
Accumulated Depreciation – Equipment 237.500
(untuk mencatat Depreciation Expense pada 31 Desember 2016)
Dalam IFRS, Nokia boleh mentransfer selisih antara depresiasi berdasarkan nilai
peralatan tercatat yang telah direvaluasi dengan depresiasi berdasarkan biaya awal
semula dari AOCI ke laba ditahan, yakni sebesar €37.500 (€237.500-€200.000) yang
dijurnal sebagai berikut.
31 Desember 2016
Accumulated Other Comprehensive Income 37.500
Retained Earnings 37.500
(untuk mencatat transfer dari AOCI ke Laba ditahan)
Sebelum revaluasi pada tahun 2016, Nokia memiliki nilai peralatan sebagai berikut.
Bedasarkan penilaian, peralatan saat ini bernilai wajar €570.000. Untuk melaporkan
pada nilai wajar, Nokia harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengurangi nilai akun Akumulasi Depresiasi-Peralatan sebesar €237.500 menjadi
nol.
2) Mengurangi nilai akun peralatan sebesar €380.000 (€950.000-€570.000), jumlah ini
yang kemudian dicatat sebagai nilai wajar sebesar €570.000
3) Mengurangi Unrealized Gain on Revaluation-Equipment sebesar €112.500, untuk
meng-offset saldo pada akun Unrealized Gain (terkait revaluasi pada tahun 2015)
4) Mencatat Loss on impairment sebesar €30.000
Berdasarkan jurnal revaluasi, jumlah nilai peralatan yang tercatat saat ini adalah
€570.000. Nokia melaporkan beban depresiasi sebesar €237.500 dan impairment loss
(kerugian penurunan nilai) sebesar €30.000 pada laporan laba rugi (yang mengurangi
laba ditahan).
31 Desember 2017
Depreciation Expense 190.000
Accumulated Depreciation – Equipment 190.000
(untuk mencatat Depreciation Expense)
31 Desember 2017
Retained Earnings 10.000
Accumulated Other Comprehensive Income 10.000
(untuk mencatat transfer dari AOCI ke Laba ditahan)
Sebelum revaluasi pada tahun 2017, nilai yang tercatat untuk peralatan adalah sebagai
berikut.
Nokia menentukan nilai wajar dari peralatan melalui nilai wajar dan untuk mencatatnya
pada fair value yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Mengurangi nilai akun Akumulasi Depresiasi-Peralatan sebesar €190.000 menjadi
nol.
2) Mengurangi nilai akun peralatan sebesar €120.000 (€570.000-€450.000), jumlah ini
yang kemudian dicatat sebagai nilai wajar sebesar €450.000
3) Mencatat Unrealized Gain on Revaluation-Equipment sebesar €40.000.
4) Mencatat Pemulihan Loss on impairment sebesar €30.000.
Berdasarkan jurnal revaluasi, nilai yang tercatat pada perlatan saat ini adalah €450.000.
Nokia mencatat beban depresiasi sebesar €190.000 dan pemulihan kerugian akibat
penurunan nilai sebesar €30.000 pada laporan laba rugi. Nokia mencatat €40.000 pada
Unrealized Gain on Revaluation-Equipment, yang meningkatkan AOCI sebesar
€50.000.
Pada 2 Januari 2018, Nokia menjual peralatannya seharga €450.000 dan membuat
jurnal sebagai berikut.
2 Januari 2018
Cash 450.000
Equipment 450.000
(untuk mencatat penjualan peralatan)
Nokia tidak mencatat keuntungan atau kerugian karena nilai peralatan yang tercatat
adalah sama dengan nilai wajarnya. Nokia mentransfer sisa saldo Akumulasi
Pendapatan Komprehensif Lainnya (AOCI) pada laba ditahan karena peralatan telah
dijual. Namun patut diingat transfer ini tidak meningkatkan laba bersih meskipun
terdapat peningkatan nilai sebesar €50.000, perusahaan tidak mengakui keuntungan
tersebut pada laba bersih pada periode Nokia menguasai peralatan tersebut. Adapun
jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut.
2 Januari 2018
Accumulated Other Comprehensive Income 50.000
Retained Earnings 50.000
(untuk mengeliminasi sisa saldo AOCI)