Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ILHAM SAPUTRA

KELAS : XII AKL


MAPEL : AKUNTANSI KEUANGAN

ESSAY
1. Sebutkan dan Jelaskan Faktor – faktor yang mempengaruhi Depresiasi !
2. Sebutkan dan Jelaskan metode Penyusutan aktiva tetap !,
3. Hitunglah Penyusutan Aktiva tetap berikut dengan menggunakan Metode Garis Lurus !
a. Perusahaan A membeli gedung pada tanggal 1 Januari 2019 dengan biaya perolehan
sebesar Rp 500.000.000 dan memiliki nilai
residu Rp 20.000.000. Umur ekonomis dari gedung tersebut diperkirakan selama 20
tahun.
b. Perusahaan B membeli sebuah mesin pada tanggal 15 Januari 2019 dengan harga Rp
40.000.000 dengan nilai residu Rp 4.000.000.
Mesin tersebut diperkirakan dapat digunakan selama 4 tahun
JAWABAN
1.
a. Biaya Perolehan (Acquisition Cost)
Biaya akuisisi atau total biaya aset adalah faktor utama untuk menentukan
jumlah penyusutan. Beban penyusutan ini dihitung berdasarkan total biaya suatu
aset yang harus dikeluarkan hingga aset tetap tersebut siap digunakan. Biaya ini
termasuk:
 Harga pembelian suatu aset
 Biaya transportasi atau pengiriman
 Biaya pemasangan
 Bea masuk
 Biaya pemasangan
b. Perkiraan Umur Ekonomis Aktiva (Estimate Economical Life Time of Asset)
Faktor selanjutnya yang harus dipertimbangkan saat menghitung biaya
penyusutan atau depresiasi adalah umur ekonomis suatu aset. Jumlah penyusutan
yang lebih kecil dibebankan untuk aset dengan masa manfaat yang lebih lama dan
sebaliknya. Umur ekonomis ini dapat dinyatakan dalam jumlah unit yang diproduksi
atau jangka waktu seperti minggu, bulan atau tahun.
c. Perkiraan Nilai Residu Aset (Estimated Residual Value Of Asset)
Nilai sisa Aset atau Nilai Residu Aset adalah nilai yang dapat direalisasikan ketika
aset dijual atau tidak dipakai lagi pada akhir perkiraan masa manfaatnya. Apabila
perusahaan menggunakan aset tersebut hingga usang dan sama sekali tidak
memberikan manfaatnya lagi, maka aset atau aktiva tersebut dapat dikatakan sudah
tidak memiliki nilai residu atau nilai sisa lagi. Namun apabila perusahaan
menggantikan aktivanya setelah periode penggunaan yang relatif singkat dan aset
yang bersangkutan masih dapat dimanfaatkan lagi, maka nilai residu atau nilai sisa
aset tersebut akan relatif masih tinggi.
2.

a. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana
beban penyusutan tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva
tetap tersebut. Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan
“Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan
aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume
produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor.

b. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)

Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap yang


ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun
yang bersangkutan. Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif
penyusutan metode garis lurus.

c. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)

Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan aktiva tetap


tiap tahun jumlahnya semakin menurun.

d. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan tetap ditetapkan berdasarkan jumlah


satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

e. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan


jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Beban
depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi sehingga depresiasi tiap
periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.

3.

a. Beban Depresiasi setiap tahunnya pada tahun 2019 s/d 2039 = (Rp 500.000.000 – Rp
20.000.000) / 20 = Rp 24.000.000

b. Beban Depresiasi pada tahun 2019 =


Beban Depresiasi Garis Lurus

Pada tahun 2019 besarnya beban depresiasi dimulai dari pertengahan januari. Cara
menghitungnya yaitu beban depresiasi satu tahun dikalikan dengan jumlah hari sejak
perolehan aset dibagi dengan 365 (jumlah hari dalam satu tahun).

Beban Depresiasi pada tahun 2020 s/d 2022 = (Rp 40.000.000 – Rp 4.000.000)/4 = Rp
9.000.000

Beban Depresiasi pada tahun 2023 =

Metode penyusutan garis lurus

= Rp 369.863 atau bisa juga dihitung dengan mengurangkan harga aset dengan
seluruh beban depresiasi di tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai