Anda di halaman 1dari 5

1 Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode penyusutan aktiva tetap yang satu ini adalah metode yang paling
banyak digunakan. Alasannya ada dua:

• Perhitungannya sangat sederhana


• Diperbolehkan oleh peraturan perpajakan.

Formula perhitungannya adalah:

• Nilai Perolehan Aset Tetap merupakan nilai yang kita keluarkan


untuk membeli atau membuat aset tetap tersebut (misalnya membeli
atau membangun gedung sendiri).
• Nilai Sisa adalah perkiraan nilai aset tetap tersebut saat sudah tidak
bersifat ekonomis lagi. Dengan kata lain, nilai sisa adalah perkiraan
nilai aset yang akan kita peroleh kalau aset ini dijual setelah habis
umur ekonomisnya.
• Umur Ekonomis Aset Tetap adalah rentang waktu di mana aset
tersebut dapat digunakan dalam kondisi ekonomis. Maksudnya,
dalam kondisi di mana performa aset tersebut prima dan beban
perawatan aset itu pun masih terbilang ekonomis.

Misalkan, sebuah mobil dapat digunakan selama 20 tahun, tergantung


perawatan. Tapi, kondisi prima dan biaya perawatan yang ekonomis pada
mobil pada umumnya hanya sampai di jangka waktu 5 tahun pertama.

Setelahnya mobil ini sudah tidak lagi memiliki “umur ekonomis”. Tapi
karena masih dapat digunakan, maka dinamakan masih memiliki “umur
teknis”.

CONTOH RUMUS
Contohnya:

• Nilai perolehan satu unit mobil dinas adalah Rp 300 juta.


• Nilai sisa mobil diestimasi Rp 100 juta
• Umur Ekonomis yang diperbolehkan berdasarkan PSAK 16 adalah 10
tahun
• Umur Ekonomis yang diperbolehkan oleh Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No. 96 Tahun 2009 adalah 8 tahun (karena
merupakan Kelompok II)

Maka, beban penyusutan aktiva tetap bangunan ini adalah:

a. Bila Umur Ekonomis ditetapkan 10 tahun

b. Bila Umur Ekonomis ditetapkan 8 tahun

Metode garis lurus cocok untuk dipilih bagi aset tetap yang memiliki
kontribusi yang konsisten sepanjang masa umur ekonomis.

Dengan kata lain, kontribusi aset tetap ini tidak tergantung pada jumlah
jam kerja atau jumlah unit yang dapat diproduksi.

Pengaruh metode garis lurus bagi Laporan Laba Rugi adalah konsistennya
jumlah beban penyusutan aset tetap di setiap periode (misalnya bulan atau
tahun).

Bila jumlah pendapatan dan beban lainnya setiap periode adalah konsisten,
maka pencatatan beban penyusutan dengan menggunakan metode ini akan
menghasilkan nilai laba yang juga konsisten.

CONTOH RUMUS
Ada 3 faktor yang memengaruhi besarnya beban depresiasi yang akan
dialokasikan pada tiap periode akuntansi, yaitu:

1. Harga perolehan (Aquisition Cost)


Harga perolehan adalah harga beli aset ditambah dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan sejak proses pembelian sampai dengan aset tersebut siap
digunakan.

2. Nilai Sisa (Salvage Value)


Nilai sisa adalah taksiran nilai uang yang akan diterima bila aset tersebut
dijual setelah masa manfaatnya berakhir.

3. Umur Ekonomis (Economical Life Time)


Umur ekonomis adalah perkiraan jangka waktu pemakaian aset.

Taksiran umur ekonomi ini bisa dinyatakan dalam periode waktu, jumlah
hari produksi dan total jam kerja.

B: Metode Penyusutan
Setelah ketiga faktor itu diketahui, maka selanjutnya adalah menghitung
nilai penyusutan.

Ada beberapa metode atau cara menghitung penyusutan, antara lain:

1. Metode Penyusutan Garis Lurus (straight line method)


2. Metode Penyusutan Saldo Menurun (declining balanced
method)
Dan dalam kesempatan ini saya akan membahas 2 (dua) metode
perhitungan nilai penyusutan, yaitu metode garis lurus (Straight Line
Method) dan Metode Saldo Menurun (Declining Balanced Method).
Yuk kita kaji satu per satu …

CONTOH RUMUS
02: Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

A: Pengertian Metode Garis Lurus


Cara menghitung penyusutan dengan metode garis lurus adalah cara
menghitung nilai penyusutan aktiva tetap di mana nilai aset tetap memiliki
kontribusi yang sama selama masa ekonomisnya.

Sehingga alokasi nilai penyusutannya pun sama dari waktu ke waktu.

B: Cara Menghitung Penyusutan Metode Garis Lurus


Bagaimana langkah-langkah cara menghitung penyusutan nya?

Cara menghitung penyusutan aktiva tetap menggunakan metode ini adalah


:

(Harga Perolehan – Nilai Sisa) : Umur Ekonomis

Dan Microsoft Excel juga menyediakan fungsi yang dapat digunakan untuk
menghitung nilai penyusutan aset tetap dengan metode garis lurus.

Fungsi Excel yang digunakan untuk menghitung penyusutan dengan


metode ini adalah SLN.
Penulisan rumusnya adalah sebagai berikut :

=SLN(cost;salvage;life)
Keterangan :

Cost : Harga Perolehan Aset


Salvage : Nilai Sisa
Life : Umur Ekonomis

CONTOH RUMUS
C: Contoh Soal Penyusutan Garis Lurus dan Jawabannya

Perhatikan contoh sola cara menghitung penyusutan aktiva tetap berikut ini
:

PT MK Network membeli mesin penggorengan teri krispi senilai Rp


100.000.000,-.
Taksiran nilai sisa aset atau nilai residu adalah sebesar Rp 10.000.000.

Umur ekonomis 10 tahun.

Berapa nilai penyusutan per bulan dan per tahunnya?

Pembahasan jawaban:

#1: Nilai penyusutan per tahun:

Dari data-data di atas, maka cara menghitung penyusutan per tahunnya


adalah :

=SLN(100000000;10000000;10)
= Rp. 9.000.000
#2: Nilai penyusutan per bulan:

Dan per bulannya adalah Rp. 9.000.000 : 12 = Rp. 750.000

CONTOH RUMUS

Anda mungkin juga menyukai