Kelompok 5
- Cyka Oktaviani
- Rosmalia Ningsih
- Danendra Putra Sanjaya
Apa itu penyusutan aktiva tetap?
• Menurut PSAK (2004), aktiva tetap adalah
aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu
yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3. Nilai Residu
Faktor terpenting dalam proses penyusutan aktiva tetap adalah nilai residu,
yaitu nilai aktiva setelah dikurangi nominal depresiasi tiap periode tertentu.
Nilai residu merupakan nilai akhir aset setelah mengalami pengurangan
kualitas/kerusakan, sehingga nominalnya bisa mencapai Rp0 jika memang
sudah tidak bisa dimanfaatkan.
1. PENYUSUTAN GARIS LURUS
5 metode
penyusutan aktiva Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap
di mana beban penyusutan tetap per tahunnya sama hingga
tetap
akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.
Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan
“Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan
untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang
dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor.
CONTOH
Contoh soal:
PT Pantang Mundur membeli mesin seharga Rp 5.000.000, nilai residu
atau nilai sisanya ialah seharga Rp 500.000 dan ditaksir akan dapat
digunakan selama 10.000 jam. Hitunglah nilai depresiasi degan
menggunakan metode jam kerja:
Jawab:
= (Harga Perolehan-Nilai Residu)/Taksiran Jam kerja
= (Rp 5.000.000 – Rp 500.000) / 10.000
= Rp 4.500.000 / 10.000
= Rp 450
Pada metode ini, pada akhir periode akuntansi akan dihitung berapa jam
mesin digunakan. Sebagai contoh, pada akhir akhir periode akuntansi
mesin telah digunakan sebanyak 1.000 jam, maka nilai penyusutannya
yaitu sebesar Rp 450 x 1.000 = Rp 450.000
5. PENYUSUTAN SATUAN HASIL
PRODUKSI
Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan
berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode
yang bersangkutan.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi
sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan
fluktuasi hasil produksi.
Penyusutan merupakan salah satu risiko atas penggunaan aktiva tetap,
di mana aktiva akan mengalami penyusutan, mulai dari penyusutan
fungsi hingga nilai.
Namun, dengan adanya manajemen aset (aktiva), perusahaan akan
lebih mudah melakukan pemonitoran terhadap penyusutan.
Bukan hanya itu, dengan manajemen aset, Kita juga dapat menjaga
nilai aset hingga menciptakan manajemen resiko.
5. CONTOH
Cara perhitungan yang digunakan ialah:
(Harga Perolehan – Nilai Residu) / Taksiran Hasil Produksi
Contoh soal:
PT Full Colour sejumlah uang untuk membeli sebuah mesin dengan
harga Rp 5.000.000. Nilai sisa mesin tersebut adalah Rp 500.000 dan
selama umur ekonomisnya ditaksir akan menghasilkan 10.000 unit
produk.
Jawab:
= (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Taksiran Hasil Produksi
= (Rp 5.000.000 – Rp 500.000) / 10.000
= Rp 4.500.000 / 10.000
= Rp 450
Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut
menghasilkan 500 unit produk, maka nilai penyusutan untuk tahun itu
sebesar:
Rp 450 x 500 = Rp 225.000
LATIHAN
1. PT Full Colour membeli sebuah mesin untuk kegiatan operasional perusahaan seharga Rp 5.000.000.
Taksiran nilai residu sebesar Rp. 500.000. Jika ditaksir umur manfaat mesin yaitu selama 4 tahun. Hitunglah
nilai penyusutan untuk setiap tahunnya menggunakan metode garis lurus!
THANK YOU
Game
Resource
Page
Use these icons
in your game. Enjoy!