Anda di halaman 1dari 4

ANALISA EKONOMI

Modal, Investasi Dan Biaya

Dalam menjalankan sebuah usaha selalu dibutuhkan modal. Modal ini diperlukan agar usaha dapat
berjalan dan memberikan keuntungan bagi pengusaha. Modal tidak selalu berupa uang seperti
kemampuan dan pengetahuan khusus, relasi dan sebagainya. Namun demikian dalam analisa
ekonomi/investasi modal harus dinilai dengan uang agar dapat dievaluasi. Sesuai sifat dan jangka waktu
penggunaan modal, modal diklasifikasi menjadi

1. Investasi (Modal jangka panjang)


Investasi adalah pengeluaran yang harus dibayarkan untuk penggunaan jangka panjang, bahkan
sebelum yang dibangun usaha berjalan. Pengertian jangka panjang di sini sangat relatif misalkan 5
tahun, 50 tahun, bahkan ratusan tahun. Berikut ini beberapa investasi dan sifatnya :
- Lahan, lahan harus dibeli ataupun disewa untuk jangka panjang misalkan 50 tahun. Keunikan
dari investasi lahan adalah nilainya tidak pernah menyusut, bahkan meningkat dari waktu ke
waktu. Jika ahan juga dapat digunakan selamanya
- Gedung, gedung harus dibuat kokoh, indah, dan nyaman demi keamanan dan kenyamanan
bekerja dan berusaha, semakin kokoh, indah dan nyaman sebuah gedung, nilai dan biaya
pembangunnya akan semakin mahal. Namun masa demikian pakainya juga lebih panjang.
Diakhir masa pakainya, gedung mungkin masih memiliki nilai sisa, misalkan sewa lahan selama
50 tahun sudah selesai dan akan ditinggalkan, nilai gedung (jika masih kokoh) masih dapat
diperhitungkan. Jika lahan milik sendiri dan akan ditinggalkan (misalkan karena untuk perluasan
usaha harus pindah) maka gedung dapat dijual atau disewakan.
- Alat berat dan alat produksi, alat berat seperti traktor, dan alat produksi seperti instalasi feed
mill, seyogyanya dibuat/dipilih yang memiliki konstruksi baik sehingga dapat digunakan untuk
jangka panjang, misalkan 10 – 30 tahun. Ini penting karena peralatan seperti ini hampir tidak
dapat dijual kembali sebagai alat. Peralatan seperti ini mungkin hanya hanya dapat dijual
sebagai besi tua/rongsok yang nilai ekonominya sangat rendah. Konstruksi yang baik dan kokoh
juga memperkecil biaya perawatan.
- Kendaraan, kendaraan sebagai sarana operasional juga harus dikeluarkan sebelum usaha
berjalan. Meskipun kendaraan dapat digunakan untuk waktu yang lama (misalkan 10 tahun),
namun biaya perawatan kendaraan, semakin tua semakin mahal dan waktu perawatan dapat
mengganggu jalannya usaha. Selama masa garansi servis dan spare-part (1 – 3) tahun, praktis
perawatan diberikan secara gratis dari penjual kendaraan. Selama masa ini pula kendaraan
dapat beroperasi dengan lancar. Namun setelah masa garansi, biasanya spare-part mulai rusak
dan harus diganti dan berbiaya tinggi. Dengan demikian sebaiknya kendaraan tidak digunakan
untuk waktu yang terlalu panjang. Cukup 3 – 5 tahun. Setelah masa pakai tersebut, kendaraan
dapat dijual kembali, sehingga ada nilai sisa. Kendaraan juga diberikan (lelang sampai gratis)
kepada karyawan pemegang kendaraan tersebut sebagai penghargaan prestasi kerja. Dalam hal
ini tidak ada nilai sisa dari kendaraan, tetapi perusahaan memperoleh keuntungan non materi,
misalkan berupa loyalitas dan semangat kerja karyawan.
- Peralatan kecil yang mudah rusak dan masa pakai singkat tidak dapat dimasukkan sebagai
investasi. Peralatan seperti ini misalnya timbangan, mesin packing, komputer. Jika kualitas
cukup baik memang dapat dipakai beberapa tahun, namun beresiko pada kualitas produk dan
keamanan data (komputer)
2. Penyusutan sebagai biaya tetap (nilai investasi yang terpakai per periode produksi)

Dalam analisa ekonomi sebuah usaha, selanjutnya dari biaya/nilai investasi yang sudah dikeluarkan,
diturunkan menjadi biaya tetap berupa penyusutan. Nilai penyusutan dapat dihitung dengan
rumus :

NilaiAwal−NilaiAkhir
Penyusutan=
MasaPakai
Yang terpenting dipahami dari pengertian penyusutan adalah bahwa penyusutan adalah nilai
investasi jangka panjang yang terpakai selama satu periode ekonomi produksi (pada umumnya
periode ini pertahun). Artinya jika kendaraan operasional senilai Rp 500 juta seterlah digunakan
selama 3 tahun nilainya menyusut menjadi menjadi 300 juta. Maka sesungguhnya biaya terpakai
dari kendaraan dalam operasional perusahaan adalah 67 juta saja (66.666.667 rupiah) sebagai biaya
tetap (sudah dibayarkan dan tidak dapat ditarik/dirubah lagi).

Pemahaman lain terpenting dari penyusutan adalah, dari contoh di atas, setelah masa pakai 3 tahun,
dari biaya penyusutan dan nilai akhir kendaraan diperoleh dana sebesar 500 juta (3 x
67juta+300juta) sesuai nilai awal kendaraan. Sekaligus artinya kendaraan dapat diremajakan tanpa
perlu pengeluaran khusus lagi.

Yang terpenting dipahami dalam pengertian biaya tetap adalah, biaya tersebut sudah dikeluarkan
dan tidak bisan diatur kembali jikan terjadi penurunan kapasitas produksi, bahkan jika usaha
terhenti- bangkrut misalnya.

Khusus untuk pembelian lahan, karena nilai lahan tidak pernah menyusut, bahkan meningkat dari
waktu ke waktu. Maka penyusutan lahan tidak dapat diperhitungkan. Sebagai gantinya biaya tetap
dari penggunaan lahan, diperhitungkan sebagai sewa lahan. Artinya seolah perusahaan menyewa
lahan miliknya sendiri.

3. Biaya operasional, biaya produksi (modal kerja)


Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan agar operasional perusahaan dapat berjalan
dengan lancar, menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan keuntungan yang maksimal.
Termasuk dalam biaya operasional antara lain :
- Peralatan kecil yang mudah rusak seberti diuraikan sebelumnya. Demi kelancaran dan
keamanan produksi sebaiknya diremajakan/diperbaharui setiap tahun. Selain kelancaran dan
keamanan, pola jangka pendek ini juga memungkinan update teknologi secara cepat. Ini sangat
menonjol pada perlatan produksi, komunikasi dan komputer yang pertumbuhan inovasinya
cepat
- Gaji, mungkin ada perbedaan persepsi pada beberapa orang, apakah gaji (gaji tetap) termasuk
biaya tetap atau biaya operasional. Namun pada prinsipnya gaji (termasuk gaji tetap) dibayarkan
per bulan. Tidak dikeluarkan total pada saat karyawan masuk bekerja.
- Peralatan dan bahan habis pakai. Termasuk peralatan habis pakai, adalah peralatan yang
digunakan untuk jangka pendek dengan resiko kerusakan tinggi sebagai contoh alat tulis, lampu
penerangan, peralatan rumah tangga, alat makan dll. Bahan habis pakai adalah bahan yang
segere habis dalam penggunaan. Termasuk dalam hal ini antara lain kertas, berbagai sanitizer,
bahan konsumsi seperti air mineral, gula, kopi, dll

Penerimaan

Penerimaan adalah semua nilai uang yang diperoleh sebagai hasil dari jalannya usaha. Termasuk
dalam penerimaan ini adalah :
- Penerimaan dari penjualan produk utama, baik produk tunggal maupun multi produk. Sebagai
contoh untuk peternakan sapi perah, produk tunggal/utama adalah susu segar. Jika perusahaan
juga mengolah susu menjadi multi produk, misalnya, susu segar, susu pasteurisasi, yoghurt, susu
bubuk
- Produk ikutan, by produk, termasuk beberapa limbah/sisa yang dapat diuangkan. Dalam hal
peternakan sapi perah, produk ikutannya adalah pedet jantan, pedet betina (jika dijual pada usia
pedet), sapi dara ( jika pedet betina dibesarkan sampai usia dara). Sebagai produk sisa misalnya
induk afkir, pejantan afkir yang dijual sebagai sapi potong. Sementara limbah yang dapat
diuangkan misalnya kotoran ternak. Namun jika kotoran dialirkan langsung ke sungai, atau
diberikan gratis bagi petani disekitar perusahaan, maka tidak ada nilai rupiah dari limbah
tersebut.

4. Pendapatan / Keuntungan
Pendapatan atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan
selama periode produksi berlangsung. Pendapatan ini masih merupakan pendapatan kotor dari
usaha, Ada beberapa pengukuran lebih lanjut dari pendapatan yang lebih detil dari pendapatan
kotor.
- Pendapatan bersih setelah pajak, artinya dari pendapatan kotor tersebut masih harus
dibayarkan lagi sebagai pajak pendapatan usaha (pajak badan usaha)
- Jika sebagian pendapatan di-investasikan kembali dalam pengembangan usaha maka
pendapatan kotor tersebut masih harus dipotong untuk investasi misalkan 50% keuntungan
diinvestasikan kembali.
- Jika modal usaha diperoleh dari investor/pemegang saham maka, sebagian keuntungan juga
harus dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden.
- Selain diinvestasikan kembali, sebagian keuntungan juga dapat ditahan sebagai biaya cadangan
atapun deposit

Evaluasi ekonomi

Beberapa evaluasi ekonomi dapat dilakukan atas biaya dan pendapatan usaha agar diperoleh informasi
lain yang lebih luas. Beberapa evaluasi ekonomi yang sering dilakukan antara lain adalah :

1. Return – Cost Ratio (R/C rasio)


- Return-Cost Rasio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan
dalam produksi.
Jika R/C <1 artinya perusahaan merugi,
Jika R/C =1 arinya impas
Jika R/C >1 artinya perusahaan untung
Return
R/CRatio=
Cost

2. Benefit – Cost Ratio (B/C rasio)


- Perbandingan antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan
- B/C rasio ini dapat digunakan sebagai pembanding dengan misalkan bunga bank. Jika B/C rasio <
bunga bank, maka sebetulnya usaha tidak ekonomis (walau tidak rugi). Karena pendapatannya
sama saja dengan jika investasi yang dikeluarkan sama dengan modal investasi tersebut
disimpan dalam deposito. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan bidang usaha
lain/cabang usaha lain, usaha mana yang lebih menguntungkan
Benefit
- B/CRatio=
Cost
3. Break event point (BEP)
- BEPUnit
BiayaTetapProduksi
- BEPunit =
HargaJualPerUnit−BiayaVariabelPerUnit
- BEPRp
BiayaTetapProduksi
BEP Rp=
BiayaVariabelPerUnit
1−
HargaJualPerunit
4. Pay Back Periode (PBP)
- Perbandingan antara Nilai investasi dengan keuntungan yang diperoleh. PBP ini menunjukkan
waktu yang diperlukan agar modal investasi yang ditanamkan dapat dikembalikan (kembali
modal
NilaiInvestasi
PBP=
PendapatanBersih

Anda mungkin juga menyukai