Aktiva tetap atau aset tetap adalah aset jangka panjang perusahaan yang dimanfaatkan dalam
kegiatan operasional. Biasanya, aset ini mendatangkan keuntungan finansial di masa depan dengan
jangka waktu lebih dari setahun.
Sederhananya, aset tetap adalah properti yang merupakan harta perusahaan untuk dijadikan sumber
ekonomi dalam kegiatan operasional. Jenis aset ini bersifat jangka panjang dan tidak dapat langsung
dicairkan menjadi uang tunai dalam kurun waktu setahun.
Sedangkan, beberapa pengertian aset tetap menurut para ahli yaitu aktiva berwujud aktiva berwujud
yang dimanfaatkan untuk operasi perusahaan dan tidak untuk diperjualbelikan pada kegiatan normal
perusahaan.
Biasanya, karakteristik dari aset tetap adalah berbentuk fisik dan tertulis di neraca sebagai aset
properti dan peralatan. Adapun properti tersebut digunakan untuk kegiatan produksi. Diantaranya
sebagai berikut.
Dapat Disusutkan
Aset tetap adalah jenis aset yang dapat mengalami penyusutan. Hal ini menggambarkan keausan dan
juga tingkat depresiasi saat penggunaan aset tersebut.
Selain itu, aset tetap adalah jenis kekayaan yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang
dan menghasilkan keuntungan besar. Pasalnya, barang tersebut tidak dijual kepada pelanggan,
melainkan disimpan dalam tujuan investasi.
Dengan berbagai karakteristik yang dimiliki, membuat aset ini dibedakan menjadi beberapa jenis.
Diantaranya sebagai berikut.
Lahan
Salah satu aset tetap adalah lahan, baik berupa sebidang tanah kosong maupun bangunan jadi.
Dalam akuntansi perusahaan, tanah dan bangunan di atas suatu lahan harus dipisahkan
pencatatannya.
Inventaris
Peralatan yang dianggap sebagai aset tetap adalah alat-alat besar yang dimanfaatkan dalam kegiatan
perusahaan. Misalnya, inventaris pabrik, inventaris kantor, inventaris laboratorium dan inventaris
gudang.
Agar revaluasi aset tetap tidak berbeda-beda pada tiap perusahaan, maka Anda harus melakukan
metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan yang berlaku. Berikut ini beberapa cara menghitung
penyusutan aset tetap.
Apabila Anda menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus, maka Anda harus
menentukan berapa perkiraan nilai residu aset pada akhir tahun pemakaian. Rumus penyusutan aset
tetap adalah sebagai berikut.
Misalnya, perusahaan X ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta dalam waktu 5 tahun
mendatang, dengan perkiraan nilai residu Rp1 juta. Jika menggunakan metode garis lurus, maka
biaya penyusutan aset tetap adalah sebesar..
Biaya Penyusutan
Dibandingkan dengan metode garis lurus, penyusutan saldo menurun ganda lebih detail dan berhati-
hati dalam menentukan perkiraan. Pasalnya, nominal biaya penyusutannya lebih besar hingga dua
kali lipat.
Dengan contoh persoalan yang sama seperti sebelumnya, jika menggunakan metode saldo menurun
ganda, maka biaya penyusutan aset tetap adalah sebesar..
= Rp622 ribu
Berdasarkan metode saldo menurun ganda, dalam waktu 5 tahun mendatang, mesin produksi pada
perusahaan A dapat dijual dengan harga Rp622 ribu saja.
Meskipun dilakukan dengan penuh hati-hati, metode saldo menurun ganda kerap tidak sesuai
ekspektasi. Maka dari itu, sebagai opsi kedua, Anda dapat menerapkan metode penyusutan saldo
menurun tunggal dengan rumus sebagai berikut.
Dengan ilustrasi contoh persoalan yang sama seperti sebelumnya, jika menggunakan metode saldo
menurun tunggal, maka biaya penyusutan aset tetap adalah sebesar..
Total nilai residu
= Rp2,3 juta
Dengan begitu, mesin produksi pada perusahaan X dapat dijual dengan harga Rp2,3 juta karena telah
melebihi perkiraan nilai residu sebesar Rp1 juta.
Selanjutnya, cara perhitungan aset tetap adalah metode penyusutan jumlah angka tahun. Adapun
metode ini dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
Biaya Penyusutan = [Umur Pemakaian x (Biaya Aset - Nilai Residu)] / Jumlah Angka Tahun
Dengan ilustrasi contoh persoalan yang sama seperti sebelumnya, jika menggunakan jumlah angka
tahun, maka perolehan biaya penyusutannya sebesar...
Jika perusahaan X ingin perkiraan nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta, maka jumlah biaya
depresiasi harus berada pada angka Rp7 juta.
Anda dapat mengetahui perkiraan nilai depresiasi berdasarkan total barang yang diproduksi. Adapun
rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
Biaya Penyusutan = (Jumlah Produksi / Total Produksi Usia Ekonomis) x (Biaya Aset - Nilai Residu)
Misalnya, perusahaan X akan menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta berkapasitas produksi 100
ribu kali, dengan perkiraan nilai residu Rp1 juta. Jika menggunakan metode satuan hasil produksi,
maka biaya penyusutannya yang diperoleh sebesar...
Jika perusahaan X ingin mendapatkan nilai residu Rp1 juta, maka total biaya depresiasi haruslah
berada di angka Rp7 juta.
Perolehan Aset Tetap
Aset tetap bisa diperoleh dengan cara, mulai dari pembelian aset, sistem barter surat berharga
hingga donasi. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Pembelian Tunai
Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang diperoleh dari hasil beli secara tunai dan dimasukkan
ke dalam pembukuan anggaran perusahaan. Adapun anggaran tersebut berupa total pengeluaran
agar aset dapat dipakai.
Salah satu cara perolehan aset tetap adalah melalui pertukaran surat berharga, nantinya akan
dimasukkan ke dalam pembukuan sesuai dengan harga pasar saham. Nilai pertukaran ini berguna
untuk menjadi dasar pencatatan pendapatan aset tetap.
Selanjutnya, cara memperoleh aset tetap adalah dengan cara donasi atau transfer tanpa adanya
timbal balik. Adapun biaya penyusutan yang didapatkan dihitung dengan cara yang sama seperti aset
tetap lainnya.
Aset tetap dalam suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya tentu berbeda sesuai dengan
kebijakan masing. Namun, umumnya yang menjadi aset tetap adalah tanah bangunan, mesin
produksi, gedung perkantoran, mobil perusahaan, furniture seperti sofa, perangkat komputer, hingga
alat dan mesin produksi.