Anda di halaman 1dari 9

Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.

Si

PRAKTIKUM 7.
PERHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN ALAT, MESIN,
DAN BANGUNAN PERTANIAN (ALSINBANGTAN)

A. Kompetensi
Pada akhir praktikum ketujuh mahasiswa dapat menghitung biaya
penyusutan alat dan bangunan pertanian dengan menggunakan Metode
Garis Lurus, Metode Angka-Angka Tahun, Metode Persentase dari Nilai
Buku, dan Metode Satuan Hasil Produksi dengan benar.

B. Dasar Teori
Pengertian Konsep atau Istilah
Aktiva adalah harta atau kekayaan, baik yang berupa uang
maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak
berwujud secara nyata, seperti hak paten.
Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang dapat dinilai
dengan uang seperti bukti uang atau bukti penyertaan modal (saham,
wesel, aksep, sertifikat, deposito, dan sebagainya) yang dimiliki sebagai
investasi atau yang dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun (seperti tagihan).
Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
keadaan siap pakai dan dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Contoh-
contoh aktiva tetap misalnya gedung yang digunakan sebagai tempat
melaksanakan kegiatan perusahaan (pabrik, kantor, dan lain lain), mesin-
mesin yang digunakan untuk berproduksi atau melaksanakan kegiatan
perusahaan tertentu dan aktiva-aktiva lain semacam itu.
Aktiva-aktiva tetap (kecuali tanah) tidak akan dipergunakan untuk
selamanya. Setiap aktiva pada suatu saat pasti tidak akan dapat
dipergunakan lagi atau harus diganti dengan yang lain. Nilai aktiva tetap
juga akan semakin menurun dari waktu ke waktu. Proses penurunan nilai
ini terjadi karena dua sebab:

1. Penurunan Fisik
Penurunan fisik terjadi sebagai akibat pemakaian aktiva atau
karena pengaruh alam. Setiap aktiva makin lama akan semakin menurun
keadaan fisiknya walaupun aktiva itu telah mendapatkan pemeliharaan
sebaik-baiknya.

2. Ketinggalan Jaman
Suatu aktiva yang telah ketinggalan jaman akan menurun nilainya.
Sebagai contoh misalnya mesin traktor yang keadaan fisiknya masih
sangat baik akan menjadi tidak laku karena telah muncul mesin-mesin
traktor dengan model baru yang dapat membajak lebih cepat atau lebih
hemat bahan bakar. Penurunan daya guna dari suatu aktiva dapat juga
terjadi karena perkembangan dari perusahaan itu sendiri dimana
Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang
51
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki selama ini menjadi tidak


memadai sehingga perlu diadakan penggantian-penggantian atas aktiva-
aktiva yang ada meskipun aktiva-aktiva itu masih baik keadaannya.
Oleh karena aktiva semakin menurun nilainya, yang disebabkan
karena adanya penurunan fisik maupun karena ketinggalan jaman atau
kedua-duanya, maka akhirnya aktiva akan tidak dapat digunakan lagi
dalam operasi perusahaan.

Alokasi Harga Perolehan Aktiva Tetap


Penyusutan dalam pengertian akuntansi tidaklah dimaksudkan
untuk mencatat proses penurunan nilai sebagai akibat penurunan fisik
ataupun karena ketinggalan jaman. Depresiasi atau penyusutan tidak lain
daripada proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap (harga beli
aktiva tetap) pada periode-periode yang mendapatkan jasa-jasa dari
aktiva tetap itu.
Dalam uraian di atas telah dikemukakan bahwa membeli suatu
aktiva tetap adalah membeli sejumlah jasa yang akan diberikan oleh
aktiva itu selama masa tertentu. Oleh karena itu jasa dari aktiva tetap
akan diperoleh dalam beberapa periode akuntansi, maka harga perolehan
aktiva tetap harus dialokasikan selama beberapa periode melalui
depresiasi.
Apabila perusahaan membeli sebuah truk, maka harga
perolehannya dicatat sebagai aktiva. Harga perolehan itu diubah menjadi
biaya selama beberapa tahun melalui proses depresiasi. Jika untuk
keperluan itu perusahaan membeli bensin, maka biaya bensin itu akan
segera dicatat sebagai biaya pada saat dibeli. Secara teoritis,
pengeluaran untuk membeli truk maupun untuk membeli bensin
merupakan pembelian aktiva, akan tetapi dalam hal pembelian bensin
cukup beralasan untuk memperlakukannya sebagai biaya karena bensin
hanya akan memberikan manfaat selama beberapa hari atau beberapa
minggu saja, sedangkan truk akan memberikan jasanya selama beberapa
tahun.

Umur Produktif Aktiva Tetap


Umur produktif dari suatu aktiva tetap adalah periode waktu di
mana si pemilik dapat menggunakan aktiva itu secara ekonomis untuk
memproduksi atau menjual aktiva lain atau jasa. Umur produktif (umur
ekonomis) tidak sama dengan umur potensil (umur teknis). Sebagai
contoh misalnya sebuah mesin secara potensil akan bisa digunakan
selama 10-12 tahun, akan tetapi jika ditinjau dari segi biaya produksi akan
lebih menguntungkan jika mesin tersebut harus segera diganti setelah
digunakan selama 5 tahun. Oleh karena itu harga perolehan mesin itu
dikurangi dengan taksiran nilai residunya harus dibebankan sebagai biaya
penyusutan (depreciation cost) selama 5 tahun.
Pada saat suatu aktiva tetap dibeli, maka harus segera ditentukan
taksiran umur produktif dari aktiva itu untuk dijadikan dasar di dalam
mengalokasikan harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Peramalan

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


52
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

atau penaksiran umur aktiva tetap seringkali sulit untuk ditentukan dengan
tepat karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap umur aktiva.
Seperti telah disinggung di atas, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap umur aktiva adalah keausan karena pemakaian, penurunan fisik
karena pengaruh alam dan di samping itu perlu diperhatikan faktor
ketinggalan jaman dan tidak memadainya aktiva karena adanya
perkembangan perusahaan.
Apabila dalam waktu-waktu yang lalu perusahaan sudah pernah
memiliki aktiva seperti yang telah dibeli sekarang, maka penaksiran umur
produktifnya bisa ditaksir dengan berpedoman pada pengalaman di masa
yang lampau. Tetapi jika perusahaan belum mempunyai pengalaman
dengan aktiva yang dibelinya maka penentuan umur produktif aktiva bisa
ditaksir dengan bantuan ahli yang benar-benar mengerti mengenai aktiva
yang bersangkutan.

Taksiran Nilai Residu


Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran harga jual aktiva tetap
setelah berakhirnya umur produktif aktiva. Dengan demikian nilai residu
merupakan bagian dari perolehan aktiva yang diperoleh kembali setelah
aktiva mencapai akhir masa produktifnya. Oleh karena nilai residu aktiva
diharapkan akan diperoleh kembali, maka nilai residu harus dkurangkan
dari harga perolehan aktiva (harga beli) sehingga tidak turut
diperhitungkan sebagai depresiasi.
Nilai residu yang sesungguhnya baru dapat diketahui jika aktiva itu
dijual setelah mencapai akhir masa produktifnya. Akan tetapi mengingat
bahwa depresiasi harus sudah mulai dilakukan sejak tahun pertama
pemilikan aktiva, maka nilai residu harus ditetapkan melalui taksiran.

Metode Perhitungan Biaya Penyusutan (Depreciation cost)


Besarnya depresiasi dapat dihitung dengan berbagai macam
metode. Ada 4 metode yang paling umum digunakan dalam mengitung
biaya penyusutan:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode ini merupakan cara yang paling sederhana dan paling
umum digunakan dalam praktik. Dalam metode ini harga perolehan
aktiva (harga beli) dialokasikan selama umur produktif aktiva dalam jumlah
yang sama besar untuk setiap tahunnya.
Perhitungan besarnya depresiasi tahunan dilakukan dengan rumus
sebagai berikut:

Depresiasi per = Harga beli aktiva (Rp) – Nilai Residu ( Rp)


tahun (Rp)
Umur Ekonomis (tahun)

Metode ini sangat cocok digunakan apabila jasa yang diberikan


aktiva sama pada tiap-tiap tahun selama umur produktif aktiva.

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


53
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

Contoh perhitungan depresiasi (penyusutan) dengan metode garis


lurus: Misalkan PT. Nebunome Agrowisata membeli sebuah Rumah
Kaca (green house) untuk keperluan menanam tomat pada musim hujan
dengan harga Rp. 50.000.000,-. Rumah Kaca tersebut ditaksir akan
berumur 20 tahun dan nilai residunya ditaksir Rp. 500.000,-Hitunglah
Biaya Penyusutannya per tahun!
Diketahui: Harga beli Rp. = 50.000.000,-
Umur ekonomis = 20 tahun
Nilai Sisa = Rp. 500.000,-
(Residu)
Jawab:
Depresiasi per tahun = Harga beli aktiva (Rp) – Nilai Residu (Rp)
(Rp)
Umur ekonomis (tahun)

= ( Rp. 50.000.000,-) – ( Rp. 500.000,-)

20 tahun

= Rp. 49.500.000

20 tahun

= Rp. 2.475.000,- / tahun.

Setiap aktiva yang dihitung penyusutannya menurut metode garis lurus,


dapat ditabulasi dalam tabel seperti berikut:

Contoh:
Tabel 1. Komponen Biaya Tetap Pembuatan Tempe Selama 1 Bulan (7
November – 3 Desember 2020)
No. Uraian Jumlah Harga Beli Total Umur Nilai Biaya Penyusutan (d)
(unit) (Unit) (Rp) (Rp) Ekonomis Sisa Per 1 bulan
Per tahun
(Tahun) (Rp) (1/12) x d
d=a-c
(a) (b) (c) b
1. Bangunan 1 4.000.000 4.000.000 10 400.000 360.000 30.000
2. Timbangan 1 200.000 200.000 10 20.000 18.000 1.500
3. Drum 1 80.000 80.000 5 16.000 12.800 1.067
4. Ember 2 10.000 20.000 2 10.000 5.000 417
5. Dandang besar 1 60.000 60.000 4 15.000 11.250 938
6. Dandang kecil 2 40.000 80.000 4 20.000 15.000 1.250
7. Baki plastik 2 20.000 40.000 4 10.000 7.500 625
8. Gayung 1 2.500 2.500 1 0 1.250 104
9. Pengaduk 1 2.500 2.500 1 100 2.400 200
10. Saringan 1 5.000 5.000 1 200 4.800 400
11. Karung 1 1.200 1.200 1 0 0 100
12. Tempat tempe 1 200.000 200.000 5 40.000 32.000 2.667
Total 39.268

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


54
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

Tabel 2. Komponen Biaya Tetap Budidaya Jamur Tiram Oktober 2020 -


Januari 2021
No Uraian Jumlah Harga Beli Total (Rp) Umur Nilai Sisa Biaya Penyusutan (Rp)
(Unit) (Rp) ekonomis ( Rp)
(tahun)
Per tahun per 4 bulan
d=a-c (4/12) x d
(a) (b) (c)
b
1 Bangunan 1 2.500.000,- 2.500.000,- 4 100.000,- 600.000,- 200.000,-
kumbung
2 Steamer 1 75.000,- 75.000,- 2 15.000,- 30.000,- 10.000,-
(drum
pengukus)
3 Sprayer 1 125.000,- 125.000,- 3 35.000,- 30.000,- 10.000,-
4 Timbangan 1 200.000,- 200.000,- 4 20.000,- 45.000,- 15.000,-
5 Kompor 1 47.000,- 47.000,- 3 11.000,- 12.000,- 4.000,-
semawar
6 Sekop 1 20.000,- 20.000,- 5 5.000,- 3.000,- 1.000,-
7 Ember 1 10.000,- 10.000,- 2 1.000,- 4.500,- 1.500,-
8 Gembor 1 15.000,- 15.000,- 2 3.000,- 6.000,- 2.000,-
9 Sendok 2 1.000,- 2.000,- 3 200,- 600,- 200,-
10 Botol 4 250,- 1.000,- 1 0,- 1.000,- 333,33
Total 244.033,33

2. Metode Angka-Angka Tahun


Dalam metode angka-angka tahun, penyusutan tahunan tidak sama
besarnya. Pada tahun pertama penyusutannya lebih besar daripada
tahun kedua, sedangkan tahun kedua lebih besar daripada tahun ketiga
dan selanjutnya makin lama makin menurun. Metode ini didasarkan pada
pandangan bahwa aktiva yang masih baru akan memberikan jasa yang
lebih besar daripada tahun-tahun berikutnya, oleh karena itu makin lama
aktiva digunakan harus dibebani depresiasi yang makin kecil.

Contoh: CV. Tengapapa Tetap Jelita membeli sebuah mesin


pengepakan keripik (packing machine) dengan harga Rp. 2.250.000,-
Mesin tersebut ditaksir akan dapat digunakan selama 10 tahun. Taksiran
nilai residu mesin adalah Rp. 50.000,-
Jawab:
Cara penentuan depresiasi tahunan adalah sebagai berikut:
Umur aktiva kita uraikan menjadi:
10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1.
Angka-angka tersebut (pada a di atas) dijumlahkan:
10 + 9 + 8 + 7 + 6 + 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 55
Menghitung depresiasi tahunan dimana depresiasi makin lama makin kecil
sebagai berikut:
Tahun ke- 1 : 10
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 400.000,-
55
Tahun ke- 2 : 9
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 360.000,-
55
Tahun ke- 3 : 8
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 320.000,-
55
Tahun ke- 4 : 7
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 280.000,-
55

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


55
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

Tahun ke- 5 : 6
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 240.000,-
55
Tahun ke- 6 : 5
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 200.000,-
55
Tahun ke- 7 : 4
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 160.000,-
55
Tahun ke- 8 : 3
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 120.000,-
55
Tahun ke- 9 : 2
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 80.000,-
55
Tahun ke- 10 : 1
x (2.250.000,-) - (Rp. 50.000,-) = Rp. 40.000,-
55

3. Metode Persentase Dari Nilai Buku


Seperti halnya metode angka-angka tahun, dalam metode
persentase dari nilai buku ini depresiasi tahunan juga tidak sama besarnya
antara depresiasi tahun yang satu dengan tahun lainnya. Jumlah beban
depresiasi makin lama makin menurun. Perbedaan metode ini dengan
metode angka-angka tahun adalah terletak pada cara perhitungannya.
Dalam metode ini depresiasi dihitung berdasarkan suatu
persentase tertentu yang dikalikan dengan nilai buku aktiva. Seperti kita
ketahui nilai buku aktiva makin lama akan menjadi semakin kecil, oleh
karena itu jika suatu persentase tetap dikalikan dengan nilai buku yang
semakin kecil maka jumlah depresiasi tahunan juga akan semakin
menurun.
Contoh: Pada 1 Januari 2017, Fa. Korizen Bersinar membeli
sebuah mesin pemarut kelapa dengan harga Rp. 3.900.000,-. Depresiasi
per tahun ditetapkan 25% dari nilai buku.
Perhitungan depresiasi tahunan dengan menggunakan metoda ini adalah
sebagai berikut:

Tahun ke-1 : 25% x Rp. 3.900.000,- = Rp.


975.000,-

Tahun ke-2 : 25% x (Rp. 3.900.000 - Rp. 975.000) = Rp.


731.250,-

Tahun ke-3 : 25% x (Rp. 3.900.000 - Rp. 975.000 = Rp.


– 548.438,-
Rp. 731.250,-)
dan seterusnya.

Atas dasar perhitungan depresiasi di atas, maka kita dapat


menyusun suatu tabel depresiasi sebagai berikut:

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


56
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

Tabel Depresiasi (Tabel Penyusutan)


Metode Persentasi Tertentu dari Nilai Buku
Tahun Depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai Buku (Rp)
(debit) (kredit)
3.900.000,-
1 975.000,- 975.000,- 2.925.000,-
2 731.250,- 1.706.250,- 2.193.750,-
3 548.438,- 2.254.688,- 1.645.312,-
4 411.328,- 2.266.016,- 1.233.984,-
5 308.496,- 2.974.512,- 925.488,-
6 231.372,- 3.205.884,- 694.116,-
7 173.529,- 3.379.413,- 520.587,-
8 130.147,- 3.509.560,- 390.440,-
9 97.610,- 3.607.170,- 292.830,-

Jika perusahaan menggunakan metode persentase dari nilai buku,


maka pencatatan depresiasi akan diakhiri bila nilai sudah mendekati sama
dengan taksiran nilai residu aktiva. Dalam contoh di atas, Fa. Korizen
Bersinar menaksir nilai residu mesin sebesar Rp. 400.000,-. Karena
setelah pencatatan pada tahun ke-8 nilai buku sudah mencapai Rp.
390.440,- maka tahun ke-9 tidak perlu dilakukan pencatatan depresiasi
lagi.

4. Metode Satuan Hasil Produksi


Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara menaksir
jumlah satuan hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva tetap
selama masa produktifnya. Prinsip daripada metode ini adalah bahwa
harga perolehan aktiva tetap harus dialokasikan pada semua hasil
produksi yang dapat dihasilkan aktiva tersebut. Jika kita telah dapat
mengadakan taksiran mengenai unit produksi yang dapat dihasilkan oleh
aktiva tetap, maka kita dapat menentukan tarif depresiasi untuk tiap unit
produksi yang dihasilkan. Beban depresiasi untuk setiap periode tertentu
dihitung dengan cara mengalikan jumlah unit produksi yang dihasilkan
pada periode itu dengan tarif per satuan hasil produksi.
Contoh: PT. Tampani Mas pada tanggal 10 Maret 2020 membeli
sebuah mesin goreng hampa udara (vacuum frying mechine) dengan
harga Rp. 42.250.000,- Mesin tersebut ditaksir akan dapat menghasilkan
500.000 kg keripik selama umur ekonomisnya. Taksiran nilai residu mesin
adalah Rp. 250.000,-.
Apabila PT. Tampani Mas menghitung depresiasi atas dasar
metode satuan hasil produksi, maka pertama-tama perlu dihitung dahulu
besarnya tarif depresiasi per satuan produksi sebagai berikut:

Tarif Depresiasi per Satuan = Harga perolehan aktiva – Taksiran nilai


Hasil residu
Taksiran jumlah unit yang diproduksi
Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang
57
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

= (Rp. 42.250.000,-) – (Rp. 250.000,-)


500.000 kg keripik

= Rp. 84,- (delapan puluh empat rupiah)

Jadi besarnya biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap kg keripik


yang dihasilkan adalah Rp. 84,-
Misalnya hasil produksi pada tahun 2020 berjumlah 45.000 unit,
maka beban depresiasi untuk tahun 2020 adalah (45.000 unit x Rp. 84,- =
Rp. 3.780.000,-). Jika pada tahun 2018 hasil produksinya berjumlah
80.000 unit, maka beban depresiasi tahun 2021 adalah (80.000 unit x Rp
84,- = Rp. 6.720.000,-)
Metode ini dapat diterapkan pada berbagai jenis aktiva tetap yaitu
mempunyai hasil yang berbeda-beda misalnya: satuan jarak, satuan
waktu, dan sebagainya.
Contoh: Sebuah mobil pengangkut tanaman hias dari kota Batu ke
kota Surabaya dibeli dengan harga Rp. 140.000.000,-. oleh CV. Nuwa
Owa Selalu Tampan. Mobil tersebut ditaksir akan dapat digunakan untuk
menempuh jarak sejauh 400.000 km. Taksiran nilai residu mobil adalah
Rp. 2.000.000,-. Apabila kita menggunakan metode satuan hasil, maka
tarif depresiasi untuk tiap km jarak yang ditempuh adalah:
(Rp. 140.000.000,-) – (Rp. 2.000.000,-) = Rp. 345,-
400.000 km
Jika pada satu tahun mobil tersebut digunakan untuk menempuh
jarak sejauh 50.000 km maka depresiasi yang dibebankan pada tahun
tersebut berjumlah:
Rp. 50.000,- x 345 = 17.250.000,-
Jika jarak Batu – Surabaya - Batu sejauh 300 km, maka
tentukanlah besarnya biaya penyusutan mobil tersebut jika diasumsikan
mobil tersebut sekali jalan dalam satu hari!
Besarnya depresiasi cost adalah: 300 km x Rp 345,- = Rp. 103.500,-
Jika demikian, maka besarnya biaya penyusutan yang harus disisihkan
oleh pemilik perusahaan tanaman hias bagi mobil tersebut adalah
sebesar Rp 103.500,- setiap hari.

C. Organisasi Kegiatan Praktikum


a) Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3 orang tiap kelompoknya.
b) Setiap kelompok berdiskusi menurut cara-cara diskusi yang baik.
c) Diskusi kelompok dilanjutkan dengan diskusi kelas (tahapan
presentasi).
d) Pada akhir diskusi kelas dosen memberikan simpulan dan komentar
terhadap proses dan hasil diskusi.

D. Bahan dan Alat


a) Kertas CD
b) Alat tulis

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


58
Micha S. Ratu Rihi, SP.,M.Si

c) Kalkulator
d) Spidol white board
e) Penghapus
f) White board

E. Prosedur
a) Dosen memberikan penjelasan singkat mengenai materi diskusi dan
cara pengerjaannya sebelum melaksanakan diskusi.
b) Dosen/teknisi membagi alat dan bahan yang dibutuhkan kepada
masing-masing kelompok.
c) Mahasiswa melaksanakan diskusi dalam kelompoknya masing-masing
dengan tertib.
d) Setelah selesai diskusi kelompok, laporan hasil diskusi dipresentasikan
dalam diskusi kelas.
e) Laporan hasil diskusi dibuat per individu dan dikumpulkan pada hari itu
juga.

F. Latihan/Tugas
1. PT. Priska Sejahtera membeli sebuah mesin penggilingan padi (rice
milling machine) seharga Rp. 14.000.000,-. Mesin itu ditaksir
mempunyai umur ekonomis 162 bulan. Taksiran nilai sisa (residu)
dari mesin tersebut adalah Rp. 500.000,-. Hitunglah biaya penyusutan
tahunan mesin tersebut dengan menggunakan metode garis lurus
(straight line method)!
2. CV. Djemadam Sholeh membeli sebuah mesin pengepakan keripik
(packing machine) dengan harga Rp. 3.750.000,-. Mesin tersebut
ditaksir akan dapat digunakan selama 13 tahun. Taksiran nilai residu
mesin adalah Rp. 50.000,-. Hitunglah besarnya nilai penyusutan
dengan menggunakan metode angka-angka tahun!
3. Pada 1 Juli 2018, PT. Dhedhu Nadho Untung Terus membeli
Sprayer 3 buah untuk keperluan menyemprot tanaman vanilinya
dengan harga setiap unit sebesar Rp. 500.000,-. Jika depresiasi tiap
tahun ditentukan 15% dari nilai buku, maka hitunglah biaya
penyusutannya!Nilai Residu Rp 50.000
4. Sebuah truk pengangkut hasil-hasil pertanian dibeli dengan harga Rp.
178.000.000,- oleh CV. Bucin Takut Rugi. Mobil tersebut ditaksir
akan dapat digunakan untuk menempuh jarak sejauh 400.000 km.
Taksiran nilai residu mobil adalah Rp. 2.000.000,-. Hitunglah
besarnya biaya penyusutan per km jarak yang ditempuh oleh mobil
tersebut dengan menggunakan metode satuan hasil!. Mobil itu biasa
mengangkut hasil pertanian dari kota Kefamenanu ke kota Kupang.
Jika jarak Kefa-Kupang ± 190 km, berapakah biaya penyusutan mobil
sekali jalan (Kefa-Kupang PP)?

G. Daftar Pustaka
Jusup, A. H. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2, Edisi Kedua.
Liberty. Yogyakarta.

Praktikum Manajemen Usahatani~Prodi TIH Politani Negeri Kupang


59

Anda mungkin juga menyukai