Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aset Tetap atau Aktiva Tetap dalam akuntansi adalah aset
berwujud

yang

dimiliki

untuk

digunakan

dalam

produksi

atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain,


atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan
selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya
dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk
dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti,
bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor,
furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain.
Beban beban selama masa penggunaan aktiva tetap seperti
Reparasi dan pemeliharaan, Penggantian, Penambahan , Depresiasi
aktiva tetap. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam
perlakuan pajak. Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau
depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari
depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah,
misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur
pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil
yang bersangkutan adalah nol. Secara umum perusahaan dalam
menentukan depresiasi biasanya menggunakan metode penetapan
nilai penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai
penyusutan dari suatu aktiva tetap.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian depresiasi ?
2. Apa saja metode penyusutan ?
3. Faktor faktor yang mempengaruhi depresiasi.
C. Tujuan Makalah
1. Dapat memahami apa yang dimaksud Deprsiasi.
2. Mengetahui metode Penyusutan dalam menentukan

nilai

Depresiassi
3. Mengetahui faktor factor yang mempengaruhi biaya depresiasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Depresiasi
Depresiasi atau penyusutan modal adalah suatu komponen yang
penting dalam analisis ekonomi teknik, terutama dalam analisis yang
berkaitan dengan pajak dan pengaruh inflasi (after tax and inflation
analysis).

Secara

umum

depresiasi

dapat

didefinisikan

sebagai

berkurangnya nilai suatu aset (yang dapat berupa mesin-mesin,


bangunan gedung, dll) sesuai dengan waktu. Depresiasi secara umum
dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Depresiasi yang disebabkan antara lain mesin-mesin atau
peralatan-peralatan yang digunakan semakin tua sehingga
kemanpuannya berkurang (physical degradation).
2. Depresiasi yang disebabkan antara lain karena semakin majunya
perkembangan teknologi, sehingga diperlukan mesin-mesin atau
peralatan-peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis
daripada yang dipakai sekarang atau karena adanya perubahan
demand di masyarakat baik dari segi kualitas maupun kuantitas
sehingga diperlukan tambahan mesin-mesin dan peralatanperalatan baru (functional depreciation).
Untuk memahami konsep depresiasi bukanlah suatu hal yang
mudah,

karena

disini

memuat

pengertian

yang

harus

dipertimbangakan. Yang pertama, yaitu depresiasi nilai asset yang


sebenarnya sesuai dengan waktu dan yang kedua (yang penting
dalam ekonomi teknik) yaitu bagaimana mengalokasikan depresiasi
(accounting depreciation) nilai asset tersebut. Dalam mengalokasikan
depresiasi nilai asset ada 2 hal yang dipertimbangkan yaitu:
1. Untuk

menjamin

bahwa

asset

yang

diinvestasikan

diperoleh kembali selama umur ekonomisnya.


2. Untuk
menjamin
bahwa
asset
yang.

dapat

diinvestasikan

diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga berkaitan


dengan pajak.

Depresiasi

merupakan

komponen

penting

dalam

analisis

ekonomi teknik, karena :

Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai

dengan waktu.
Dapat
dipergunakan

untuk

mengalokasikan

depresiasi

(accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian


tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah
diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya

selesai.
Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan

pengenaan pajak dengan berkaitan dengan pajak.


B. Faktor-faktor Depresiasi
Ada beberapa Faktor factor yang mempengaruhi biaya
depresiasi diantaranya sebagai berikut :
1. Harga pokok / perolehan (HP) Adalah jumlah uang atau yang
dapat

disetarakan

dengan

uang

yang

dikeluarkan

untuk

memperoleh suatu aktiva yang diperlukan.


2. Nilai residu /sisa (NR) Adalah jumlah yang dapat diterima jika
kativa tetap tersebut dijual, ditukar atau cara lain ketika aktiva
tetap tersebut sudah tidak digunakan dikurangi biaya yang
terjadi saat menjual atau menukar.
3. Umur Ekonomis (UE) atau manfaat Adalah umur kegunaan (masa
manfaat) dari suatu aktiva. Nilai ini merupakan taksiran jangka
waktu/periode

berdasarkan

cara-cara

pemeliharaan

dan

kebijakan yang dianut oleh perusahaan.


Masa manfaat aktiva tetap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor fisik dan faktor fungsional. Faktor fisik adalah faktor yang
mengurangi fungsi dari aktiva tetap. Sedangkan faktor fungsional
yaitu faktor yang membatasi umur dari aktiva tetap.

C. Beberapa Metode Depresiasi


Dasar penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan dan nilai
buku. Jika setelah masa pakai dianggap masih memiliki nilai (nilai
sisa), maka dasar penyusutan adalah harga perolehan dikurangi nilai
sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aset tetap pada akhir masa
manfaat. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan.
Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang
didepresiasikan

dari

sebuah

aktiva

dibagi

rata

sepanjang

taksiran umur manfaat aktiva tersebut.


Depresiasi = ( Nilai Aktiva Residu ) / Taksiran Umur
Manfaat
Contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Suka Maju pada tgl 1 Februari 19x1,
harga beli Rp12.000.000, biaya perbaikan Rp1.000.000, taksiran
nilai residu Rp1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun.
Tentukan depresiasi.
Biaya depresiasi = (Rp13.000.000 Rp1.000.000) / 5 =
Rp2.400.000

Tahun

19x1
19x2
19x3
19x4
19x5

Jumlah

Biaya

Terdepresi

Depresias

asi

12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000

2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000

Maka hitunglah :
a. Tarif depresiasi
b. Depresiasi pertahun
c. Nilai buku setelah 5 tahun

Akumulas
i

Nilai

Depresias

Buku

i
2.400.000 10.600.000
4.800.000
8.200.000
7.200.000
5.800.000
9.600.000
3.400.000
12.000.000 1.000.000

Dari suatu aktiva yang berharga Rp10.000.000 yang dibeli


tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10
tahun nilai sisa Rp2.000.000.
Penyelesaian :
a. Tarif depresiasi = 100% / Umur taksiran
= 100% / 10
= 10%
b. Depresiasi =
(Harga perolehan Nilai

sisa)

Tarif

depresiasi pertahun
= (Rp10.000.000 Rp2.000.000) x 0.1
= Rp800.000 pertahun
c. Nilai buku
Depresiasi selama 5 tahun
= Rp800.000 x 5

Rp4.000.000
Nilai buku =Harga perolehan Akumulasi depresiasi
= Rp10.000.000 Rp4.000.000
= Rp6.000.000
2. Metode Unit Produksi
Dalam metode ini nilai depresiasi tergantung kepada
banyaknya produksi yang sudah dihasilkan oleh aktiva tersebut (
biasanya berupa mesin produksi ). Semakin banyak produksi
yang dihasilkan oleh mesin tersebut maka akan semakin banyak
pula depresiasinya.

Depresiasi =

Produksi yang dihasilkan


xNilai terdepres i
Taksiran kemampuan berproduks i

Contoh :
PT Kita membeli mobil bekas seharga Rp600.000 dan mengeluarkan Rp150.000
sebagai biaya reparasi, berapa depresiasinya dan nilai buku pada akhir tahun
kedua jika mobil tersebut mempunyai nilai sisa Rp150.000 dan taksiran umur
manfaat 85.000 km lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 km dan
tahun ke dua menempuh 14.000 km.
Penyelesaian :

Depresiasi perunit = (Rp750.000 Rp150.000) / 85.000 km


= Rp7 / km

Depresiasi tahun pertama = Rp7 / km x 12.000 km


= Rp84.000

Depresiasi tahun kedua

= Rp7 / km x 14.000 km
= Rp98.000

Akumulasi depresiasi

= Rp84.000 + Rp98.000
= Rp182.000

Nilai buku akhir tahun kedua = Rp750.000 Rp182.000


= Rp568.000

3. Metode Saldo Menurun Ganda


Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa / residu. Depresiasi
tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai
yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada
periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda
karena nilai aktiva menurun.
Prosentasi Depresiasi = (100% / Taksiran umur manfaat) x 2
Depresiasi periode 1 = Prosentase depresiasi x Nilai aktiva periode 1
Depresiasi Periode 2 = Prosentase depresiasi x Nilai aktiva periode 2
Dimana nilai aktiva periode 2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai
depresiasi periode 1.
Contoh :
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp.
12.000.000, biaya perbaikan Rp1.000.000 taksiran nilai residu Rp1.000.000,
taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi.
Biaya depresiasi = Rp13.000.000 x 40% = Rp5.200.000

Jumlah
Tahun

Terdepresia
si

Biaya
Tarif

Depresi
asi

Akumula
si

Nilai

Depresia

Buku

si

19x1

13.000.000

40%

19x2

7.800.000

40%

19x3

4.680.000

40%

19x4

2.808.000

40%

19x5

1.685.000

40%

5.200.00

5.200.00

7.800.00

0
3.120.00

0
3.120.00

0
4.680.00

0
1.872.00

0
1.872.00

0
2.808.00

0
1.123.00

0
1.123.00

0
1.685.00

685.000

685.000

0
1.000.00
0

Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa maka depresiasi untuk tahun
terakhir dihitung sbb :
Depresiasi = Nilai buku awal tahun terakhir nilai sisa
= Rp1.685.000 Rp1.000.000
= Rp685.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode ini depresiasi pada periode pertama jumlahnya paling besar
dan dan pada periode terakhir depresiasinya paling kecil. Jadi depresiasi setiap
periode berkurang sesuai dengan jumlah angka tahun taksiran umur manfaatnya.
Jika taksiran umur manfaat n tahun maka cara menghitungnya adalah
S = n (n+1) / 2
Depresiasi tahun 1 = ( n / S ) x Nilai Terdepresi
Depresiasi tahun 2 = (( n-1 )/ S) x Nilai Terdepresi
Depresiasi tahun 3 = (( n-2 ) / S) x Nilai Terdepresi
Seterusnya sampai habis taksiran umur manfaatnya.
Contoh :
Sebuah mesin dibeli oleh PT Texmaco, berapa depresiasinya untuk 2 tahun
pertama jika mesin punya nilai sisa 192.000 dan taksiran umur manfaat 25 tahun,
harga mesin tersebut Rp1.350.000
Penyelesaian :

S = 25 (25+1) / 2 = 325
Jumlah terdepresiasi = Rp1.350.000 192.000 = Rp1.158.000

Depresiasi tahun pertama =


=
=
Depresiasi tahun kedua =
=
=

Jumlah terdepresiasi x Angka pecahan


Rp1.158.000 x 25/325
Rp89.077
Jumlah terdepresiasi x Angka pecahan
Rp1.158.000 x 24/325
Rp85.513

Anda mungkin juga menyukai