Anda di halaman 1dari 14

Dadan Rustandi 222017099

Muhammad Jody Hapsoro 222017193


Umur Ekonomis Peralatan
Maintenance

Biaya Kepemilikan & Operasi


Analisis Biaya Peralatan
Daftar
Isi

Jenis Biaya dalam Proyek


Depresiasi
Contoh Soal
Opportunity Cost
Contoh Soal
Umur Ekonomis Peralatan
Umur ekonomis adalah Depresiasi atau penyusutan
dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal
suatu aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll)
selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi
akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk
penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Dalam penentuan umur ekonomis sebaikya
mengikuti UU perpajakan supaya tidak terjadi
selisih yang mengikabatkan koreksi pada laporan
perpajakannya.
Umur Ekonomis Peralatan
Dalam perpajakan, pengelompokan umur ekonomi dibagi 4 kelompok :
Aset yang digunakan untuk operasional lembaga dengan masa pakai
Maksimum 4 tahun :
• Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, almari
dan yang sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan
• Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan
Maksimum 8 tahun :
• Container dan sejenisnya.
• Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan
sejenisnya.
Maksimum 16 tahun :
• Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya
mesin mobil, mesin kapal).
Maksimum 20 tahun :
• Mesin berat untuk konstruksi : Lokomotif uap dan tender atas rel, Kereta,
gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan
diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan
Biaya Kepemilikan & Operasi
A. Biaya Kepemilikan alat berat
terdiri dari beberapa faktor.

1. Biaya dalam jumlah besar yang dikeluarkan karena membeli


alat tersebut. Jika pemilik meminjam uang dari bank untuk
membeli alat tersebut maka akan ada biaya terhadap bunga
pinjaman.
2. Depresiasi alat, sejalan dengan bertambanya umum alat maka
ada penurunan nilai alat.
3. Pajak
4. Biaya yang dikeluarkan pemilik untuk membayar asuransi alat
5. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat
penyimpanan alat berat
Biaya Kepemilikan & Operasi
B. Biaya Pengoperasian alat berat
.

1. Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar
berbeda-beda. Rata-rata alat berat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06
gallon/HP/jam, sedangkan alat berat yang menggunakan bahan bakar solar
mengkonsumsi bahan bakar 0,04 gallon/HP/jam. Nilai yang didapat kemudian
dikalikan dengan faktor pengoperasian.
2. Pelumas

3. Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler
berbeda
Analisis Biaya Peralatan
• Umur Teknis (Service Life)
Lama waktu suatu mesin dapat dipakai secara teknis.
• Umur Ekonomis (Economic Life)
Lama waktu suatu mesin dapat dipakai dan masih
menguntungkan secara ekonomis.
Jenis-Jenis Biaya Proyek
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Semua biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan proyek konstruksi di lapangan. Biaya langsung pada proyek
konstruksi dapat diperkirakan jumlahnya dengan cara menghitung
volume pekerjaan dan biaya proyek berdasarkan harga satuan
pekerjaan.
a) Biaya Material
biaya untuk pembelian bahan dan material yang dihitung dengan
analisis harga satuan
b) Biaya Upah Buruh
biaya untuk membayar upah atas pekerja yang diperhitungkan
terhadap satuan item mata pembayaran tertentu dan biasanya
sudah memiliki standar harga satuannya.
c) Biaya Peralatan
biaya terhadap peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
Jenis-Jenis Biaya Proyek
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya terhadap peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
a) Biaya Tak Terduga (Unexpected Cost)
merupakan biaya yang disiapkan untuk kejadian-kejadian yang
mungkin terjadi ataupun mungkin tidak terjadi. Sebagai contoh
adalah jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu akan ada biaya
khusus untuk mengatasinya. Biaya tak terduga sendiri umumnya
diperkirakan antara 0,5 sampai 5% dari biaya total proyek.
b) Keuntungan / Profit
yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek.
Keuntungan ini tidak sama dengan gaji karena dalam keuntungan
terkandung usaha, keahlian, ditambah pula dengan adanya faktor
risiko.
c) Biaya Overhead
Depresiasi
Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan
aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya.
Pengalokasian biaya perolehan diperlukan agar dapat
dilakukan penandingan yang tepat antara pendapatan
dengan beban.
Depresiasi bukan merupakan proses penilaian aset.
Nilai buku aset adalah biaya perolehan dikurangi
akumulasi depresiasi. Saldo akun akumulasi depresiasi
menggambarkan jumlah depresiasi yang telah
dibebankan pada periode-periode yang lalu dan bukan
menggambarkan dana yang telah dihimpun.
Depresiasi
Faktor - Faktor Perhitungan Depresiasi

1. Biaya perolehan yaitu semua pengeluaran yang diperlukan untuk


memperoleh sebuah aset sampai aset tersebut siap untuk digunakan
untuk operasional perusahaan.
2. Masa manfaat atau umur aset adalah jangka waktu pemakaian aset
yang diharapkan oleh perusahaan atau taksiran umur yang diharapkan
berdasar kebutuhan reparasi, masa memberi manfaat. Masa manfaat
dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas misalnya jam kerja mesin.
3. Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran nilai tunai aset pada akhir
masa manfaat aset tersebut. Nilai ini biasa didasarkan pada taksiran nilai
aset sebagai barang bekas, atau bisa juga atas dasar taksiran bila aset
ditukar dengan aset lain di akhir masa manfaat.
Depresiasi
Metode - Metode Perhitungan Depresiasi
.

1. Metode Garis Lurus


Harga Perolehan − Harga Residu
Depresiasi tahunan =
Umur Ekonomis

Contoh Soal :
.

Dadan membeli sebuah Truk seharga Rp. 300.000.000 dan


diperkirakan dapat digunakan selama sepuluh tahun.
Harga residu pada akhir tahun kesepuluh diperkirakan Rp. 10.000.000.

Depresiasi tahunan menurut metode garis lurus adalah:

Rp. 300.000.000 − Rp. 10.000.000


Depresiasi tahunan = = 𝑅𝑝. 29.000.000/𝑡ℎ𝑛
10
Depresiasi
2. Metode Saldo Menurun
PT. Sentosa membeli sebuah truk dengan biaya perolehan sebesar Rp
130.000.000 dengan nilai sisa Rp 10.000.000 jadi, biaya perolehan truk
yang akan didepresiasi adalah Rp 120.000.000 yang diperoleh dari
(harga perolehan) - (nilai sisa), dengan masa manfaat truk adalah 5 tahun
dan tarif depresiasi truk per tahun adalah 20 % (100%: 5).
.
Jika menggunakan metode saldo menurun ganda, maka tariff metode
garis lurus di atas yaitu 20% akan dikali 2 sehingga tarifnya menjadi 40%
per tahun.
Rumus perhitungan depresiasi truk untuk tahun pertama adalah:

Nilai buku Tarif Beban


Pada Awal tahun X Saldo Menurun = Depresiasi Setahun

Rp 130.000.000 X 40% = Rp. 52.000.000

Anda mungkin juga menyukai