Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN

ALAT BERAT
Minggu 9

Desyta Ulfiana, ST., MT.


Ir. EPF Eko Yuli Priyono M.S.
Ir. Supriyono M.T.
Dr. Ir. Hari Nugroho M.T.
Undayani Cita Sari S.T, M.T.
Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang
INVESTASI digunakan dapat berasal dari bermacam-macam sumber:
ALAT BERAT
1. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor

Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari


pembelian ini adalah biaya pemakaian per jam yang sangat
Sumber Alat kecil jika alat tersebut digunakan secara optimal. Dilihat
Berat
dari segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat
merupakan suatu faktor yang penting karena kadang-
kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu
kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya.
INVESTASI 2. Alat berat yang disewa oleh kontraktor
ALAT BERAT Perusahaan konstruksi juga dapat mengadakan alat berat
dari perusahaan penyewaan. Alat berat yang disewa
umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya

Sumber Alat
pemakaian alat berat sewa adalah yang tertinggi, akan
Berat tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan
dilakukan pada waktu yang singkat. Pada metode ini juga
perusahaan konstruksi terbebas dari biaya investasi alat
yang cukup besar.
3. Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor
INVESTASI
ALAT BERAT Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat.
Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat
berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang
lama. Sewa-beli maksudnya adalah karena jangka waktu
Sumber Alat
Berat penyewaan yang lama maka pada akhir jasa penyewaan
alat tersebut dapat dibeli oleh pihak penyewa. Biaya
pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memiliki alat
tersebut, namun terhindar dari resiko biaya kepemilikan
alat berat
INVESTASI Alat berat yang dimiliki sendiri oleh perusahaan konstruksi
ALAT BERAT akan sangat menguntungkan dalam menenangkan tender
proyek konstruksi dan menyelesaikan proyek yang ada. Akan
tetapi dalam kepemilikan alat berat perlu suatu pertimbangan
apakah perusahaan akan menggunakannya secara kontinyu
Sewa vs Beli
atau tidak.

Jika alat digunakan secara terus menerus maka kepemilikan


alat akan menjadi beban bagi perusahaan.
INVESTASI Dalam menentukan biaya yang harus dikeluarkan untuk
ALAT BERAT pengoperasian alat berat (harga satuan pekerjaan) ada dua
bagian penting yang harus diperhitungkan :

1. Biaya Tetap ( Biaya Pemilikan )


2. Biaya Variabel ( Biaya Operasi )
Biaya Alat Berat

yang sering disebut Owning & Operating Cost (O & O


Cost) Alat Berat
INVESTASI Umur ekonomis alat ditaksir dalam jam, yaitu
ALAT BERAT berapa jam peralatan dapat digunakan yang masih
menghasilkan keuntungan.
Taksiran ini didasarkan pada:
▪ Daerah/lokasi pekerjaan
▪ Jenis pekerjaan
Umur Ekonomis
Alat ▪ Model/tipe alat
▪ Kecakapan operator dan staf pemeliharaan dan
perbaikan
Karena pengaruh kondisi kerja ini sangat besar terhadap
INVESTASI usia ekonomis alat. Maka berdasarkan Caterpillar
ALAT BERAT Performance Handbook edisi 22, untuk alat-alat merk
caterpillar kondisi daerah kerja dibagi dalam tiga kondisi
yaitu :

a. Daerah Kerja Berat


Umur Ekonomis b. Daerah Kerja Sedang
Alat c. Daerah Kerja Ringan

dibawah ini dapat dilihat pada tabel berikut perkiraan usia


ekonomis beberapa alat berat berdasarkan kondisi daerah
kerja.
INVESTASI
ALAT BERAT BERAT SEDANG RINGAN

Umur Ekonomis
Alat
INVESTASI Biaya pemilikan disebut juga biaya tetap atau fixed
ALAT BERAT cost yaitu biaya yang harus dikeluarkan dalam
pemakaian peralatan yang disebabkan oleh investasi.
Dalam menghitung biaya pemilikan ada 5 (lima)
bagian utama yang harus dihitung, yaitu:

BIAYA a. Biaya Pembelian Alat (Delivered Price)


KEPEMILIKAN
b. Biaya Penyusutan ( Depreciation Cost )
c. Biaya Bunga ( Interest Rate Cost )
d. Biaya Asuransi ( Insurance Cost )
e. Biaya Pajak ( Taxes Cost )
BIAYA PEMBELIAN ALAT atau BIAYA PENYERAHAN
INVESTASI
ALAT adalah adalah biaya yang dikeluarkan
ALAT BERAT untuk memiliki alat tersebut termasuk pajak dan
bea masuk untuk alat tersebut jika
didatangkan dari luar negri.
Sumber biaya pembelian alat ini yaitu:
Biaya Pembelian 1. Uang pribadi/perusahaan
Alat 2. Pinjaman dari bank
3. Pribadi + pinjaman bank
Jika pemilik meminjam uang dari Bank, maka akan
ada biaya bunga pinjaman
BIAYA PENYUSUTAN adalah penurunan nilai alat
INVESTASI
berat yang disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
ALAT BERAT
1. Penyusutan fisik, berkurangnya kemampuan fisik
karena aus. Hal ini menyebabkan biaya
operasional dan pemeliharaan meningkat dan
menurunkan produktivitas dan keuntungan
Biaya 2. Penyusutan fungsional, alat dianggap sudah
Penyusutan kuno sehingga penentuan lebih sulit
dibandingkan penyusutan fisik. Hal ini
diakibatkan berubahnya permintaan pasar
karena teknologi yang lebih baru
3. Penyusutan akibat perubahan ekonomi
CARA MENGHITUNG DEPRESIASI ALAT:
INVESTASI
ALAT BERAT 1. METODE GARIS LURUS (STRAIGHT LINE
METHOD)
Merupakan metode termudah dan hampir semua
perhitungan depresiasi menggunakan metode ini.
𝟏
𝑹𝒌 =
Biaya 𝒏
Penyusutan k adalah tahun dimana depresiasi dihitung
Untuk menghitung depresiasi tahun digunakan
INVESTASI
rumus
ALAT BERAT
𝑷−𝑺
𝑫𝒌 =
𝒏

Biaya Dk adalah depresiasi per tahun yang tergantung


Penyusutan pada harga alat saaat pembelian (P), nilai sisa alat
(S), dan umur ekonomis alat (n). Nilai buku (book
value, Bk) alat dihitung dengan rumus

𝑩𝒌 = 𝑷 − 𝒌𝑫𝒌
CONTOH 1
INVESTASI Sebuah bulldozer model D7 dibeli dengan harga
ALAT BERAT penyerahan dilokasi proyek dengan harga Rp 380.000.000.
Jika alat ini beroperasi pada daerah kerja kondisi sedang,
dengan perkiraan usia ekonomis 5 tahun dan dapat dijual
kembali dengan harga senilai 30 % dari harga penyerahan.
Hitung nilai depresiasi per tahun dan nilai buku alat

Contoh Soal
Biaya
Penyusutan
𝑷−𝑺
INVESTASI 𝑫𝒌 =
𝒏
ALAT BERAT 𝟑𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎−𝟑𝟎%×𝟑𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝑫𝒌 =
𝟓
𝑫𝒌 = 𝑹𝒑 𝟓𝟑. 𝟐𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Nilai buku pada akhir tahun ke -k
k Bk-1 (Rp) Dk (Rp) Bk (Rp)
Contoh Soal
0 0 Rp - Rp 380.000.000
Biaya
1 Rp 380.000.000 Rp 53.200.000 Rp 326.800.000
Penyusutan
2 Rp 326.800.000 Rp 53.200.000 Rp 273.600.000
3 Rp 273.600.000 Rp 53.200.000 Rp 220.400.000
4 Rp 220.400.000 Rp 53.200.000 Rp 167.200.000
5 Rp 167.200.000 Rp 53.200.000 Rp 114.000.000
CONTOH 2
INVESTASI Sebuah bulldozer model D7 dibeli dengan harga
ALAT BERAT penyerahan dilokasi proyek dengan harga Rp
380.000.000. Berapa biaya penyusutan perjam, jika
alat ini beroperasi pada daerah kerja kondisi sedang,
dengan perkiraan usia ekonomis 18.000 jam dan
dapat dijual kembali dengan harga senilai 30 % dari
Contoh Soal harga penyerahan.
Biaya 𝑷−𝑺
Penyusutan 𝑫𝒌 =
𝒏
𝟑𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎−𝟑𝟎%×𝟑𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝑫𝒌 =
𝟏𝟖.𝟎𝟎𝟎
𝑫𝒌 = 𝑹𝒑 𝟏𝟑. 𝟕𝟐𝟐, 𝟐𝟐/𝒋𝒂𝒎
2. METODE PENJUMLAHAN TAHUN (SUM OF
INVESTASI
YEARS METHOD)
ALAT BERAT
Merupakan metode percepatan sehingga nilai
depresiasi akan lebih besar. Nilai yg harus dihitung
adalah nilai SOY dg rumus:
𝒏(𝒏 + 𝟏)
𝑺𝑶𝒀 =
Biaya 𝟐
Penyusutan Kemudian dicari tingkat depresiasi dg rumus:
𝒏−𝒌+𝟏
𝑹𝒌 =
𝑺𝑶𝒀
Untuk menghitung depresiasi tahun digunakan
INVESTASI
rumus
ALAT BERAT
𝑫𝒌 = 𝑹𝒌 × (𝑷 − 𝑺)

Nilai buku (book value, Bk) alat dihitung dengan


Biaya rumus
Penyusutan
𝒌
𝒌 𝒏− + 𝟎, 𝟓
𝟐
𝑩𝒌 = 𝑷 − (𝑷 − 𝑺) ×
𝑺𝑶𝒀
CONTOH 1
INVESTASI Sebuah bulldozer model D7 dibeli dengan harga
ALAT BERAT penyerahan dilokasi proyek dengan harga Rp 380.000.000.
Jika alat ini beroperasi pada daerah kerja kondisi sedang,
dengan perkiraan usia ekonomis 5 tahun dan dapat dijual
kembali dengan harga senilai 30 % dari harga penyerahan.
Hitung nilai depresiasi per tahun dan nilai buku alat

Contoh Soal
Biaya
Penyusutan
𝒏(𝒏+𝟏)
𝑺𝑶𝒀 =
INVESTASI 𝟐
𝟓(𝟓+𝟏)
ALAT BERAT 𝑺𝑶𝒀 =
𝟐
𝑺𝑶𝒀 = 𝟏𝟓
Nilai buku pada akhir tahun ke -k
k Dk (Rp) Bk (Rp)
Contoh Soal 0 Rp - Rp 380.000.000
Biaya
1 Rp 88.666.667 Rp 291.333.333
Penyusutan
2 Rp 70.933.333 Rp 220.400.000
3 Rp 53.200.000 Rp 167.200.000
4 Rp 35.466.667 Rp 131.733.333
5 Rp 17.733.333 Rp 114.000.000
3. METODE PENURUNAN SEIMBANG (DECLINING-
INVESTASI
BALANCE METHOD)
ALAT BERAT
Merupakan metode perhitungan depresiasi dengan
mengkali nilai buku pada akhir tahun dengan suatu
faktor. Tingkat depresiasi dg rumus:
𝒙
𝑹=
𝒏
Biaya
Penyusutan Untuk menghitung depresiasi tahun digunakan
rumus
𝑫𝒌 = 𝑹(𝟏 − 𝑹)𝒌−𝟏 × 𝑷
Nilai buku (book value, Bk) alat dihitung dengan
rumus
𝑩𝒌 = 𝟏 − 𝑹 𝒌 × 𝑷
Apabila seorang kontraktor tidak memiliki cukup modal
INVESTASI untuk membeli sebuah alat berat, biasanya mereka
ALAT BERAT berusaha untuk mendapatkan pinjaman dari berbagai pihak,
sebagai sebuah perusahaan tentunya kemungkinan besar
untuk memperoleh pinjaman dari Bank. Dan pinjaman ini
akan dikembalikan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan
perjanjian kedua belah pihak. Dan pengembalian ini ada
keharusan bagi kontraktor untuk membayar bunga
Biaya Bunga pinjaman. Dengan demikian kontraktor akan mengeluarkan
biaya tetap setiap periode waktu tertentu. Biaya inilah yang
diperhitungkan sebagai biaya bunga.

Dan demikian juga apabila kontraktor memiliki cukup modal


untuk membeli alat, dengan tidak meminjam uang dari
Bank, maka biaya bunga tetap harus diperhitungkan.
INVESTASI Faktor-faktor penting yang harus diketahui untuk
ALAT BERAT menghitung biaya bunga adalah :
> Usia Ekonomis Alat ( tahun )
> Harga Penyerahan Alat ( Rp )
> Jam Kerja Rata-rata pertahun ( jam / tahun )
Biaya Bunga > Besarnya suku bunga ( % )
Suku bunga yang dijadikan sebagai dasar
perhitungan bersumber pada sumber-sumber yang
dapat dipercaya, misalnya dari Bank, meskipun
kadang kala uang yang digunakan untuk membeli
alat tersebut milik sendiri.
Untuk menutupi kerugian-kerugian akibat kerusakan-
INVESTASI kerusakan atau kecelakaan-kecelakaan tak terduga
ALAT BERAT selama periode kepemilikan atau selama usia ekonomis,
kontraktor akan mengasuransikan alatnya.
Mengasuransikan alat berarti ada suatu keharusan
membayar segala macam premi yang berkenaan dengan
alat tersebut. Dengan adanya pembayaran tersebut,
Biaya Asuransi
kontraktor tentunya mempunyai pengeluaran tetap
selama kepemilikan alat berada di tangannya.
Pengeluaran inilah yang dimaksud sebagai biaya
Asuransi, yang besarnya tergantung dari kesepakatan
antara kedua belah pihak. Jumlah uang yang dikeluarkan
untuk biaya asuransi ini biasanya tergentung dari
persentase premi.
INVESTASI
ALAT BERAT Pajak merupakan suatu kewajiban membayar
kepada negara atas pemilikan barang atau jasa.
Memiliki alat berat berarti juga harus membayar
pajak kepada negara sejumlah tertentu sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Pajak yang
Biaya Pajak dimaksud disini bukan pajak pendapatan atau
pajak perusahaan, melainkan pajak peralatan
sama seperti pajak kendaraan bermotor lainya.
INVESTASI 1. Dengan memperhitungkan bunga, pajak,
ALAT BERAT asuransi
𝑖(1 + 𝑖)𝑛
𝐴=𝑃
(1 + 𝑖)𝑛 −1

BIAYA PEMILIKAN
Jika nilai sisa alat diperhitungkan, maka dapat
dihitung dg rumus:
𝑖(1 + 𝑖)𝑛 𝑖
𝐴=𝑃 𝑛
−𝑆
(1 + 𝑖) −1 (1 + 𝑖)𝑛 −1
INVESTASI 2. Tanpa memperhitungkan bunga, pajak,
ALAT BERAT asuransi
𝑃(𝑛 + 1)
𝐴=
2𝑛

Jika nilai sisa alat diperhitungkan, maka dapat


BIAYA PEMILIKAN dihitung dg rumus:
𝑃 𝑛 + 1 + 𝑆(𝑛 − 1)
𝐴=
2𝑛
BIAYA PEMILIKAN PER TAHUN DIHITUNG DENGAN
INVESTASI MEMBAGI NILAI A DENGAN Hpy (JAM KERJA RATA-
ALAT BERAT RATA PER TAHUN)

𝐴
𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴 𝑃𝐸𝑀𝐼𝐿𝐼𝐾𝐴𝑁 =
𝐻𝑝𝑦
BIAYA PEMILIKAN
𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴 𝑃𝐸𝑀𝐼𝐿𝐼𝐾𝐴𝑁 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿
= 𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴 𝑃𝐸𝑀𝐼𝐿𝐼𝐾𝐴𝑁
+ 𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴 𝑃𝐸𝑀𝐸𝐿𝐼𝐻𝐴𝑅𝐴𝐴𝑁 𝐷𝐴𝑁 𝑃𝐸𝑅𝐴𝑊𝐴𝑇𝐴𝑁

Dimana biaya pemeliharaan dan perawatan


besarnya antara 80% - 100% dari biaya depresiasi
INVESTASI
ALAT BERAT

Biaya Pemilikan
INVESTASI
ALAT BERAT

Biaya Pemilikan
INVESTASI Satu unit Bulldozer D6D dibeli dengan harga
ALAT BERAT penyerahan dilokasi proyek Rp 900.000.000,-.
Diperhitungkan mampu mencapai usia ekonomis
9 tahun dengan jam kerja rata-rata 2000 jam
pertahun, Setelah berakhir usia ekonomis alat ini
dapat dijual kembali dengan harga 30 % dari
Contoh Soal
harga penyerahan, Bila suku bunga 12 %, Asuransi
Biaya Pemilikan 1 % dan Pajak 1 % pertahun, Hitung biaya
pemilikan Bulldozer tersebut perjamnya.

Anda mungkin juga menyukai