Anda di halaman 1dari 12

RUSA

Rusa adalah satwa liar, yang dapat


dibudidayakan, dan mempunyai potensi untuk
diambil daging, kulit dan velvet (tanduk) dan
untuk keperluan wisata (perburuan). Rusa dalam
sistematikanya digolongkan dalam :
Ordo : Artiodactila (berkuku genap)
Familia : Cervidae
Spesies : 1. Axis Kuhlii (Rusa Bawean)
2. Axis-axis (Rusa totol)
3. Cerfus Unicolor (Rusa sambar)
3. Muntiacus Muntjak (kijang)
4. Cerfus temurensis (Rusa Timor)
Habitat rusa :
Habitat alami rusa adalah beberapa tipe vegetasi savana
yang dimanfaatka sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan
yang tidak terlalu rapat untuk istirahat, bernaung, kawin dan
menghindarkan dari predator.
Hutan dan padang rumput dengan ketinggian sampai 2600
DPL , paling disukai rusa timor, sedang Rusa sambar suka
pada daerah payau.

Makanan pokok rusa adalah hijauan (daun-daunan dan


rumput). Pada habitat alami sumber pakan rusa adalah
tanaman rumput dan daun di savana. Pada penagkaran
sumber hijauan berupa rumput unggul Setaria,
Brachiariadecumbens), legume (turi, lamtoro), daun
pisang. Kebutuhan hijauan rusa timor sekitar 5 kg.
Seekor rusa memerlukan energi sekitar 1900 kcal, untuk
keperluan metabolisme, berlari, berjalan (1,63 km/hari),
mencari makan, bermain, memamah biak. Dalam
penagkaran rusa selain rumput dan daun juga dapat diberi
pakan tambahan (dedak padi dan jagung)..

Penyebaran rusa timor meliputi Jawa, Sulawesi, Mluku,


Nusa Tenggara, dan Papua, sedang rusa sambar
tersebar di Sumatera dan Kalimantan.
Nilai ekonomi rusa : daging ( 3 Ringgit Malaysia/kg),
velvet 3.000 RM/kg, daging sapi hanya 10 RM/kg ;
daging rusa berserat halus, kandungan lemak dan
kholesterolnya rendah.
Rusa merupakan satwa liar yang produktif, dan masa
reproduktif rusa 1,5-12 tahun. Rusa dapat hidup sampai 20
tahun. Berat badan anak rusa (4 bulan) yang jantan 17,35 kg
dan betina 16,15 kg. Pada usia 1-2 tahun rusa sudah
bereproduksi, dengan lama bunting 7,5-8,3 bulan. Secara
alami anak rusa disapih umur 4 bulan, dan hanya
menghasilkan satu anak. Rata-rata rusa setahun dapat
beranak satu ekor.

Pada penangkaran rusa, dianjurkan ratio jantan dan betina


1:4, dan penagkaran dengan sistem ranch mempunyai laju
pertumbuhan 50% lebih cepat daripada sistem penagkaran
skala kecil dengan sistem kandang.
Shelter : adalah bangunan peneduh, untuk melindungi hujan
dan panas. Diperlukan pada ranch yang kurang vegetasinya.
Atap dapat alang-alang,asbes, zeng.

Pagar : Pagar dibuat mengelilingi ranch, dengan tinggi 2,5 m


dari tanah, dan ditanam 50-75 cm. Bagian atas
pagardibengkokan ke dalam 0,5 m.

Areal pengembangan pakan : Luas lahan yang diperlukan


untuk pakan dari rusa 11 ekor, sekitar 0,3 Ha.

Tempat pakan : Pakan rusa berupa hijauan segar dan


konsentrat, sehingga perlu disediakan bak makan
(palungan), dengan panjang 1,5-2 m, lebar 0,5 m.
Tempat pakan diletakan ditengah ranch.
Tempat minum : Rusa memerlukan air untuk minum dan
berkubang, sehingga air untuk rusa : bersih dan sering
diganti. Pada musim kawin rusa jantan suka berkubang.
Tempat minum dibuat dari kolam semen dengan ukuran 1
m x 0,5 m x 30 cm (minimal) dan dibenamkan dalam tanah.
Jalan kontrol : selebar 2 meter disepanjang pinggir ranch untuk
memeriksa dan memberi pakan.

TEKNIK PEMELIHARAAN :
Pengelompokan rusa : Rusa dikelompokan bersarkan ststus
fisiologi jantan dan betina siap kawin, jantan baru disapih,
btina baru disapih, betina bunting, betina beranak. Tujuan
pengelompokan untuk memudahkan manajemen pakan,
menjaga keamanan induk bunting, manajemen perkawinan,
memberi kesempatan makan bagi rusa yang disapih.
Penyapihan rusa : dilakukan minimal 4 bulan, agar anak rusa
mendapat kecukupan susu. Penyapihan sebelum 4 bulan ,
anak rusa perlu didot dengan susu dari luar. Setelah disapih
anak rusa jantan dan betina dipelihara secara terpisah ntuk
menghindari perkawinan lebih awal.

Kesehatan : Kematian rusa banyak terjadi pada musim hujan,


untuk anak rua (27%) dan dewasa (9%), sebagai akibat
pneumonia (radang paru) akibat becek dan lembab. Pada
rusa dewasa kematia n terbesar karena makanan dan stress
penaganan.

Penandaan (Tagging) : dilakukan sebelum anak rusa disapih.


Tujuannya untuk silsilah (pedigree), identifikasi umur,
pengaturan perkawinan. Tagging dilakukan dengan
menggantungkan identitas dileher dengan tali tambang
diameter 5 mm..
PENANGKARAN RUSA

Lokasi : dipilih lokasi tenang, aman dari predator, tersedia air


sepanjang musim, permukaan tanah tidak berbatu, terdapat
lapangan rumput. Topografi rata dan bergelombang ringan,
luas minimal 1 ha, tersedia pohon peneduh dan semak-semak.

Model kandang :
Di dalam ranch, harus terdapat tempat bernaung buatan
(shelter), dengan atap . Luas ranch 1 ha dapat digunakan
untuk 10 ekor rusa. Bila hijauan cukup tidak perlu diberi pakan
tambahan. Pada musim kemarau dapat diberi pakan tambhan
(rumput, konentrat). Dalam ranch juga disediakan yard
(kandang bunting dan melahirkan, juga adaptasi). Rusa juga
dapat dipelihara dengan dikandangkan (seperti model
kandang kambing), satu individu memerlukan 1,5 x2 m.
Rusa Bawean

Rusa asli Indonesia yang ditemukan di Pulau Bawean . Rusa


bawean mempunyai berat 50 kg, tinggi adan 60-70 cm,
panjang badan 105-115 cm, panjang ekor 20 cm, berwarna
coklat dan keputihan di lipatan kulitnya. Mempunyai gigi
taring di rahang bawahnya. Mulu sekitar mata putih terang.
Rusa bawean jantan dewasa mempunyai sepasang tanduk
bercabang tiga, sedang pada jantan muda belum bercabang.
Ranggah mulai tumbuh pada usia 8 buln, berupa tonjolan
didahi, terus memanjang dan tumbuh lengkap pada umur
20-30 bulan.
Selanjutnya ranggah akan tanggal, digantikan oleh sepasang
ranggah baru dengan satu cabang, dan seterusnya
sampaitanduk lengkap bercabang tiga pada umur 7 tahun.
Musim kawin rusa bawean bulan Juli-Nopember pada musim
kemarau, dengan lama bunting 7-8 bulan. Anak rusa lahir
pada bulan Januari-Pebruari. Pada musim kawin terjadi
perebutan betina, dengan perkelahian pejantan. Bekas
gosokan tanduk pada pohon merupakan petunjuk bagi rusa
betina akan adanya pejantan.

Kegiatan aktif rusa bawean terjadi pada malam hari. Mulai


pukul 17.00 samai pukul 21.00 beraktivitas berjalan-jalan,
aktivitasnya menurun pukul 02.00 sampai pukul 05.00
paagi. Pada siang hari menghabiskan waktu untuk istirahat.
RUSA TUTUL
Tubuhnya tertutup oleh bulu berwarna coklat kemerahan
dengan tutul-tutul putih. Bagian yang tidak bertutul : dagu,
perut dan kaki. Moncong berwarna abu-abu. Rusa jantan
mempunyai ranggah bercabang tiga, beart badan 45 kg, anjang
tubuh 91 cm. Rusa tutul hidup berklompok, didalamnya
terdapat rusajantan, betina dan anak-anaknya. Kelompok
dipimpin oleh betina yang paling tua. Jika terdapat bahaya ,
perannya akan digantikan oleh pejantan yang paling kuat
dalam kelompoknya.
Perkawinan terjadi bulan Juni-Juli, dengan lama bunting
7-7,5 bulan, dan beranak satu kali. Terdapat di India,
srilangka, Nepal. Di Indonesia : di budidaya dibeberapa
Lokasi.
RUSA SUMBAR (Cervus unicolor)

Tubuh besar dan kuat, warna bulu kecoklatan, bulu panjang


dan kasar, ekor tebal dan lebar, dengan hidung berwarna
gelap dan tebal. Moncong berwarna hirtam, hidup soliter,
aktif pada malam hari dan tidur pada siang hari. Hidup di
padang alang-alang dengan ketinggian 600 DPL. Daerah
penyebaran Sumatera dan Kalimantan. Pakannya , daun,
rumput.

Kijang : Bertubuh kecil, kijang jantan mempunyai ranggah


sedang betina tidak. Bulu tubuh pendek da mengkilat. Alis
berwarna hitam. Bulu coklat. Ekor kijang berwarna coklat dan
putih. Penyebaran di Sumatera, Jawa, bangka, Belitung, Bali,
Riau, NTT dan Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai