Anda di halaman 1dari 10

GAJAH

Gajah (Elephantidae), merupakan hewan darat terbesar yang masih hidup. Hewan ini
memiliki ciri utama belalainya yang panjang (bibir atas dan hidung memanjang), kaki
berbentuk kolom, dan kepala besar dengan kelenjar temporal dan telinga lebar dan rata.
Gajah berwarna keabu-abuan sampai cokelat, dan bulu tubuh mereka terlbilang jarang dan
kasar.
Ketika membahas tentang gajah terbesar di dunia, maka itu adalah gajah Afrika. Gajah yang
terbesar yang pernah tercatat adalah Gajah Afrika yang ditemukan di Angola. Berat gajah itu
totalnya sekitar 24.000 pon, dan memiliki tinggi sekitar 3,96 meter!
Gajah jantan umumnya yang memiliki tinggi dan berat badan lebih dari betina

2. Fitur menarik pada belalai gajah

Belalai gajah pada dasarnya hanyalah perpanjangan dari hidung dan bibirnya.
Tak hanya untuk bernapas, Fungsi utama belalai gajah adalah untuk membantu dalam
bernapas, menggenggam, membersihkan debu, mencium, minum, makan, komunikasi, serta
produksi suara juga.
Belalai juga digunakan untuk penginderaan dan perlindungan bagi gajah, karena ada sekitar
100.000 otot yang ada di belalai gajah. Oleh karena itu, ada fleksibilitas ekstrim yang ada di
dalamnya ditambah kekuatan yang tak tertandingi.
Belalai gajah mampu berkontraksi, mengembang, serta bergerak ke berbagai arah. Inilah
yang membuat gajah dapat memasukkan sekitar 8,5 pon air ke dalam belalainya, baik untuk
minum atau penyemprotan saat tubuhnya terasa panas.
3. Fakta menarik tentang telinga gajah

Tak hanya belalainya yang menarik, telinga gajah yang lebar ini juga selalu menarik
perhatian. Ukuran telinga gajah, hampir seperenam dari seluruh ukuran tubuhnya. Telinga
juga merupakan salah satu bagian tubuh utama gajah.
Bukan cuma untuk mendengar, fungsi utama telinga adalah mekanisme pendinginan dalam
darah yang dimilikinya. Darah yang lebih dingin kemudian bersirkulasi kembali ke dalam
tubuh, membantu menurunkan suhu tubuh gajah secara keseluruhan.
Ukuran telinga gajah sebanding dengan persebaran geografisnya. Semakin dekat ke
khatulistiwa gajah berada, semakin besar telinga, memungkinkan lebih banyak
menghilangkan panas dari tubuh.
Gajah Afrika hidup paling dekat dengan khatulistiwa, sehingga mereka memiliki telinga
terbesar, diikuti oleh gajah Asia. Mammoth berbulu yang sekarang sudah punah, tinggal di
dekat Kutub Utara, dan memiliki telinga terkecil.
Tentu saja, gajah juga menggunakan telinga mereka untuk menyalurkan gelombang suara
dari lingkungan, berkontribusi pada indera pendengaran mereka yang tajam.
4. Perilaku gajah yang lembut dan penuh kepedulian

Freepik/Byrdyak
Meski disebut sebagai hewan yang besar, namun bukan berarti gajah adalah hewan yang
menakutkan. Karena gajah adalah hewan yang sangat sensitif dan peduli, seperti halnya
manusia.
Jika bayi gajah "menangis", induk atau kawanannya akan menyentuh dan membelai bayi
tersebut dengan belalainya untuk menenangkannya.
Hal ini karena gajah adalah hewan yang sangat cerdas dengan emosi, perasaan, kasih sayang,
dan memiliki kesadaran diri yang kompleks. Ini juga yang membuat gajah adalah salah satu
dari sedikit spesies yang mengenali diri mereka sendiri di cermin!
Selain itu, gajah juga memiliki ikatan keluarga yang dalam. Kawanan dipimpin oleh kepala
keluarga yang merupakan betina. Ketika anak gajah jantan berusia sekitar 12 tahun, mereka
meninggalkan kawanan untuk hidup sendiri sementara gajah betina tinggal bersama kawanan
keluarga.
Betina akan sering tinggal bersama induk mereka sepanjang hidup, bahkan sampai menjadi
nenek buyut.
5. Habitat atau tempat tinggal gajah

Dilansir daro Vedantu, sebagian besar gajah Afrika berhabitat di Afrika Sub-Sahara. Hewan-
hewan ini sebagian besar terletak di Afrika Barat dan Tengah.
Selain itu, juga ada beberapa gajah yang ditemukan di Gurun Sahel yang terletak di Mali.
Gajah Asia sebagian besar berada di India, Nepal, serta Asia Tenggara.

6. Makanan gajah sehari-hari

Dilansir dari Britannica, gajah adalah hewan herbivora. Mereka mengonsumsi berbagai
tanaman, termasuk rumput, buah, dan akar.
Seekor gajah dewasa mengkonsumsi sekitar 100 kg makanan dan 100 liter (26 galon) air per
harinya lho!. Malah jumlah ini bisa dua kali lipat untuk gajah yang sedang lapar dan haus.
Konsumsi tersebut menjadikan gajah sebagai faktor ekologis yang penting, karena secara
sebenarnya ini mempengaruhi dan bahkan mengubah ekosistem tempat gajah hidup.

7. Populasi gajah yang terancam

Sayangnya, gajah Asia dan Afrika terdaftar sebagai spesies yang terancam punah. Mereka
terancam oleh hilangnya habitat dan perburuan liar.
Pada awal abad ke-21, kurang dari 50.000 gajah Asia yang tersisa di alam liar. Dari tahun
1979 hingga 1989 jumlah gajah Afrika di alam liar berkurang lebih dari setengahnya, dari
1.300.000 menjadi 600.000, sebagian karena permintaan komersial akan gading.
Duh semoga permasalahan ini segera diatasi ya, agar populasi gajah tidak terus menurun!
Nah itulah informasi untuk lebih dalam mengenal gajah, ciri, perilaku, habitat, dan
makanannya. Gajah adalah hewan yang besar namun memiliki hati yang lembut dan penuh
kepedulian.
Selain belajar tentang fakta gajah, Mama juga bisa mengajarkan si Kecil sebuah sikap yang
dicontoh dari gajah, yaitu bahwa kita tidak boleh sombong atas kelebihan yang dimiliki.
Namun kita justru harus bersikap lembut dan peduli dengan sesama.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari gajah ya!
TEMPAT HIDUP DAN HABITAT KUDA
HABITAT KUDA - Hanitat kuda sebenarnya adalah padang rumput dan savana dimana di
situ terdapat makanan untuk kuda yang berupa rumput rumputan dan daun daunan. Kuda Dari
Dahulu sudah di gunakan sebagai alat transfortasi dan berlanjut sebagai alat perang. Saat Ini
perkembangannnya Kuda Juga Telah di gunakan Sebagai ajang olahraga dan Perlombaan.

HABITAT TERBAIK KUDA

HABITAT KUDA

Tempat hidup kuda аdаlаh lingkungan уаng basah berawa dan hewan іtu makan daun-daun.
Kuda уаng terdapat dі Indonesia pemuliaannya dі pengaruhioleh iklim tropis serta
lingkungannya. Badannya berkisar аntаrа 1,05-1,35 m, sehingga tergolong dalam jenis poni.
Bentuk kepala umumnya besar dеngаn wajah rata, tegak, sinar mata hidup serta daun telinga
kecil

KLASIFIKASI kUDA

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Mammalia
Ordo : Perissodactyla
Famili : Equidae
Genus : Equus
Spesies : Equus caballus
DESKRIPSI KUDA

Habitat

Habitat hidupnya terestrial atau daratan. Hewan уаng dekat dеngаn manusia dan dараt
ditemukan dі peternakan.

Morfologi Kuda

Kuda (Equus caballus) mempunyai ukuran tubuh уаng proporsional karena аntаrа ekstremitas
dеngаn bagian tubuh уаng lаіn ukurannya seimbang.
Mempunyai pola warna tubuh bagian ventral berwarna coklat muda dan pada bagian dorsal
coklat tua. Glandula mammalia terletak didaerah pelvis. Kuda (Equus caballus) memiliki tipe
gigi lophodont karena termasuk herbivora.
Ciri Ciri Kuda
Kuda (Equus caballus) mempunyai tubuh уаng tinggi dan kekar. Dаrі bagian kepala kе
bеlаkаng ѕаmраі perbatasan punggung terdapat rambut poni уаng seperti jambul. Ekornya
panjang уаng terdiri dаrі rambut уаng banyak. Tubuhnya уаng kuat dimanfaatkan manusia
ѕеbаgаі salah satu alat transportasi, misalnya untuk menarik gerobak.
Jenis Makanan Kuda
Kuda (Equus caballus) termasuk hewan herbivora. Makanannya bіаѕаnуа rumput-rumputan.
Perkembangbiakan Kuda
Kuda (Equus caballus) berkembangbiak dеngаn cara beranak atau vivipar. Melahirkan satu
anak dalam sekali periode kehamilan.
Perilaku Kuda
Kuda (Equus caballus) merupakan hewan уаng larinya ѕаngаt kencang. Bіаѕаnуа digunakan
untuk pacuan kuda. Jіkа dalam kondisi berbahaya, misalnya ada hewan уаng аkаn
memangsanya kuda (Equus caballus) аkаn mengangkat kaki depannya dan menjatuhkan kaki
tеrѕеbut pada musuhnya ѕеbаgаі wujud perlindungan diri.
Monyet kra
Monyet kra (Macaca fascicularis) adalah monyet asli Asia Tenggara namun sekarang
tersebar di berbagai tempat di Asia. Nama lokalnya dalam bahasa Melayu, kra atau kera,
adalah tiruan bunyi yang dikeluarkan oleh hewan ini. Dalam literatur-literatur lama, spesies
ini acap disebut sebagai kera ekor panjang atau monyet ekor panjang (dari bahasa
Inggris, long-tailed macaque), monyet pemakan kepiting (Ingg., crab-eating monkey),
atau monyet saja.
Monyet ini sangat adaptif dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti perkembangan
peradaban manusia. Selain menjadi hewan timangan atau pertunjukan, Asep ini juga
digunakan dalam berbagai percobaan kedokteran. Di beberapa tempat, seperti halnya
di Sangeh, Bali, Monyet kra dianggap sebagai hewan yang dikeramatkan dan tidak boleh
diganggu.

Bayi kra menyusu pada induknya


Monyet bertubuh kecil sedang; dengan panjang kepala dan tubuh 400-470 mm, ekor 500–
600 mm, dan kaki belakang (tumit hingga ujung jari) 140 mm. Berat hewan betina 3-4 kg,
jantan dewasa mencapai 5–7 kg.
Warna rambut di tubuhnya cokelat abu-abu hingga tengguli; sisi bawah selalu lebih pucat.
Jambang pipi sering mencolok. Bayi-bayinya berwarna kehitaman.

Habitat dan kebiasaan


Monyet kra umum ditemukan di hutan-hutan pesisir (mangrove, hutan pantai), dan hutan-
hutan sepanjang sungai besar; di dekat perkampungan, kebun campuran, atau perkebunan;
pada beberapa tempat hingga ketinggian 1.300 m dpl. Jenis ini sering membentuk kelompok
hingga 20-30 ekor banyaknya; dengan 2-4 jantan dewasa dan selebihnya betina dan anak-
anak.
Kra memakan aneka buah-buahan dan memangsa berbagai jenis hewan kecil
seperti ketam, serangga, telur dan lain-lain. Kadang-kadang kelompok monyet ini memakan
tanaman di kebun.
Banteng, Fauna Pengembara yang Senang Berkelompok

Banteng, Fauna Pengembara yang Senang Berkelompok. Foto: Shutterstock.


Bagi masyarakat Indonesia, banteng atau tembadau adalah satwa yang sangat penting.
Selain sebagai fauna endemik, kepala dari hewan ini bahkan jadi salah satu lambang dari
ideologi negara kita.

Bukan cuma itu, tak banyak yang mengetahui jika nama ‘Banteng’ sendiri berasal dari aksara
Jawa, yaitu Banthèng. Serapan dari bahasa ini lantas jadi nama umum dari spesies tersebut di
seluruh dunia.
Selain Bos javanicus (nama ilmiah banteng Jawa), setidaknya ada empat spesies lain yang
tersebar di berbagai benua seperti Bos mutus, Bos souveli, Bos primigenius serta Bos gaurus.
Spesies Bos primigenius atau Auroch sendiri diketahui sudah punah, sedang Bos
gaurus merupakan jenis tembadau yang kerap diikutsertakan dalam tradisi adu banteng di
negara Spanyol.
Habitat, Pesebaran dan Populasi
Di habitat aslinya, banteng tergolong sebagai hewan liar yang banyak hidup di daerah
Kamboja, Pulau Jawa, Pulau Kalimatan, Thailand hingga kawasan Sabah di Malaysia.

Selain itu, satwa yang satu ini juga kerap warga manfaatkan sebagai hewan ternak, seperti di
kawasan Bali, Sulawesi, Sumbawa, Sumba, Australia, Malaysia dan Papua Nugini.

Tembadau ternak di Pulau Dewata awam kenal sebagai Sapi Bali, populasi hewan ini
terbilang sangat banyak karena mencapai 25% dari total populasi sapi yang ada di Indonesia.

Sayangnya, hal tersebut berbanding terbalik dengan keberadaannya di alam liar. Menurut
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, jumlah banteng yang ada di tanah air terus
menurun tiap tahunnya.

Pada 2013, jumlah hewan tersebut tercatat mencapai 50 ekor. Sedangkan pada 2014
angkanya berkurang menjadi 47 ekor; tahun 2015 menjadi 39 ekor; dan di tahun 2016 tersisa
22 ekor saja.
IUCN Redlist bahkan mengkategorikan spesies Bos javanicus sebagai fauna konservasi
‘Endangered’ atau terancam punah, yang perlu dilindungi serta dilestarikan.
Morfologi dan Ciri-Ciri Tembadau
Banteng merupakan hewan yang besar, tegap dan kuat. Bahu depannya lebih tinggi daripada
bagian belakang, serta memiliki ciri khas adanya sepasang tanduk di bagian kepalanya.

Pada tembadau jantan dewasa, tanduknya berwarna hitam mengilap, runcing dan melengkung
ke arah depan, sedang betina dewasa memiliki tanduk lebih kecil serta melengkung ke
belakang.

Di bagian tengah dadanya, terdapat sebuah gelambir (dewlap) yang memanjang dari pangkal
kaki hingga ke bagian leher (tidak mencapai area kerongkongan).
Menurut berbagai sumber, berat fauna yang satu ini bisa mencapai 900 kg dengan tinggi bahu
berkisar 170 cm. Namun ukuran tinggi bahu sebenarnya cukup beragam, tergantung dari usia
hewan tersebut.

Misalnya, tinggi bahu tembadau jantan usia 8-10 tahun bisa mencapai 170 cm, sedang
banteng betina (pada usia yang sama) hanya berkisar 150 cm saja.

Pada bagian pantat, hewan besar ini bisa kita kenali dengan ciri khas corak belanga yang
putih. Bagian kakinya juga tampak seperti memakai kaos kaki, begitu pula dengan bagian
bibir yang berwarna putih.

Salah satu perbedaan terbesar antara banteng jantan dan betina adalah warna bulunya.
Kelompok pejantan biasanya punya bulu berwana hitam, sedang betinanya memiliki warna
coklat kemerahan.

Sifat Banteng di Habitat Aslinya


Tak banyak yang mengetahui jika banteng memiliki sifat pengembara. Hewan ini suka
melaksanakan perjalanan jauh sambil mencari rumput, buah-buahan hingga ranting muda
sebagai bahan panganan.

Bukan cuma itu, satwa bertubuh kekar ini juga terkenal sangat senang berkumpul dan
berkelompok. Pada saat berkumpul, jumlah kawanannya bisa mencapai 10-12 ekor per
kelompoknya.

Anggota kelompok pada kawanan tembadau terbilang bervariasi, biasanya terdiri dari
pejantan dewasa, induk, anak-anaknya, serta beberapa tembadau jantan muda (2-5 ekor).

Selain sebagai pengawal kawanan, tembadau jantan muda inilah yang nantinya akan
menggantikan ketua kelompok. Oleh sebab itu, perannya terhadap kawanan terbilang cukup
penting.

Kendati demikian, pergantian ketua kelompok tak selamanya berujung damai. Dalam
prosesnya, penentuan pimpinan baru ini kerap memancing perkelahian antar anggota regu.

Bahkan, tak jarang calon ketua yang kalah lalu memisahkan diri dari kelompok sebelumnya
(terkadang betinanya mengikuti), kemudian membentuk koloni tembadau yang baru.

Uniknya, banteng yang sudah tua dan mendekati ajalnya akan memisahkan diri, serta menjadi
banteng soliter. Kelompok hewan tertua inilah yang kerap menjadi mangsa empuk bagi
predator di alam liar.

Anda mungkin juga menyukai