Anda di halaman 1dari 72

DAFTAR KETERANGAN GAJI

Nama : Yulia Wijayanti

Alamat : Jl. Taman Citandui no 6 Rt 05 Rw 04 Mlatiharjo Semarang Timur

Perincian Gaji Perbulan sebagai berikut :

Gaji Pokok perbulan sebagai berikut :

Gaji pokok : 1.930.900

Tunj Anak : 77.236

Tunj. Beras : 209.280

Jumlah gaji Rp 2.217.416

Lain-lain

 Tunjangan Pengembangan : Rp 300.000


 Insentif lauk pauk : Rp 500.000
Ayam-hutan Merah
Ayam-hutan merah

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Galliformes

Famili: Phasianidae

Genus: Gallus

Spesies: G. gallus

Nama binomial

Gallus gallus
(Linnaeus, 1758)

Ayam-hutan merah atau dalam nama ilmiahnya Gallus gallus adalah sejenis burung berukuran
sedang, dengan panjang sekitar 78cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil,
dengan panjang sekitar 46cm. Ayam-hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel
yang panjang meruncing berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat,
bulu punggung hijau gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap. Dikepalanya terdapat
jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah. Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu
berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah.
Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu
yang pendek, berwarna coklat tua kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap.

Ayam-hutan merah tersebar luas di hutan tropis dan dataran rendah di benua Asia, dari Himalaya,
Republik Rakyat Cina selatan, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa. Ada lima

Kerbau
Untuk kegunaan lain dari kerbau, lihat kerbau (shio).

?Kerbau
Kerbau di Thailand

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Bovidae

Upafamili: Bovinae

Genus: Bubalus

Spesies: B. bubalis

Nama binomial

Bubalus bubalis
(Kerr, 1792)

Kerbau adalah binatang memamah biak yang masih termasuk dalam anaksuku Bovinae. Kerbau
liar (orang India menyebutnya arni) masih dapat ditemukan di daerah-daerah Pakistan, India,
Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam, Cina, Filipina, Taiwan, Indonesia, dan Thailand.

Penjinakan kerbau sangatlah umum di Asia, Amerika Selatan, Afrika Utara, dan Eropa.

Saat ini populasi kerbau liar di Asia mulai menurun dan dikhawatirkan bahwa pada masa yang
akan datang tidak akan ada lagi populasi kerbau liar yang dapat ditemukan. Kerbau dewasa dapat
memiliki berat sekitar 300 kg hingga 600 kg. Kerbau liar dapat memiliki berat yang lebih, kerbau
liar betina dapat mencapai berat hingga 800 kg dan kerbau liar jantan dapat mencapai berat
hingga 1200 kg. Berat rata-rata kerbau jantan adalah 900 kg dan tinggi rata-rata di bagian pundak
kerbau adalah 1,7 m.

Salah satu ciri yang membedakan kerbau liar dari kerbau peliharaan adalah bahwa kerbau
peliharaan memiliki perut yang bulat. Dengan adanya percampuran keturunan antara kerbau-
kerbau antara populasi yang berbeda, berat badan kerbau dapat bervariasi.
Klasifikasi kerbau masih belum pasti, beberapa autoritas mengelompokkan kerbau sebagai suatu
spesies Bubalus bubalis dengan tiga subspesies yaitu :

1. Kerbau sungai (B. bubalis bubalis) yang berasal dari Asia Selatan.
2. Kerbau rawa (B. bubalis carabanesis) atau kerbau rawa yang berasal dari Asia Tenggara.
3. Kerbau liar (B. bubalis arnee).

Kerbau rawa yang dapat ditemukan di Asia tenggara memiliki 48 kromosom. Kerbau sungai
memiliki 50 kromosom. Keturunan dari dua subspesies ini dapat ditemukan dan mereka dapat
menghasilkan keturunan, walau mereka tidak dapat berkembang biak dengan sapi yang memiliki
60 kromosom.

Susu dari kerbau banyak digunakan oleh manusia. Contohnya sebagai bahan keju Mozzarella.
Daging kerbau juga merupakan hasil ekspor utama di India. Meskipun demikian daging kerbau
kurang disukai di Asia karena kekerasannya. Kulit kerbau sering digunakan juga sebagai bahan
sepatu, wayang kulit dan helm sepeda motor.

Asia

Asia adalah tempat asal kerbau. 95% dari populasi kerbau di dunia terdapat di Asia. Banyak
negara-negara Asia yang tergantung pada spesies ini, baik untuk daging, susu atau tenaga
kerjanya.

Pada tahun 1992 populasi kerbau di Asia diperkirakan mencapai 141 juta ekor. Kadar lemak dari
susu kerbau sangatlah tinggi. Ada dua subspesies yang hidup di Asia yaitu kerbau sungai yang
dapat ditemukan di Nepal hingga di ketinggian 2.800 m, dan kerbau rawa yang hidup di dataran
rendah.

Kerbau dapat hidup dengan efisien dalam masa-masa kekurangan pakan, yang menyebabkan
hewan itu tahan hidup. Kerbau sering digunakan untuk membajak sawah, karena mereka dapat
bergerak di atas lumpur jauh lebih baik daripada sapi.
Di alam liar hanya sedikit populasi kerbau liar yang masih hidup. Kerbau liar India dapat
ditemukan di India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan dan Thailand. Kerbau ini memiliki
tanduk yang sangat besar dengan rata-rata 1 m ukurannya. Walau demikian seekor kerbau yang
ditembak pada tahun 1955 memiliki tanduk yang ukurannya dari ujung ke ujung mencapai 4,24
m. Ini juga salah satu sebab mengapa kerbau jarang diserang oleh hewan pemakan daging.

Harimau adalah salah satu hewan pemakan daging yang dapat membunuh kerbau yang beratnya
mencapai 1000 hingga 1200 kg. Dan hanya harimau yang berpengalaman akan menyerang
kerbau di bagian kaki terlebih dahulu. Jika diserang kerbau akan menghadang harimau dengan
tanduk dan hidungnya serta membentuk barisan. Kerbau juga dikenal sebagai hewan yang sering
menyerang walau tanpa diprovokasi. Ini menyebabkan kerbau masih menjadi hewan yang bisa
berbahaya bagi manusia.

Saat ini populasi kerbau liar diperkirakan mencapai 4000. Walaupun dalam jumlah ini juga
termasuk jenis campuran dan kerbau liar yang telah didomestikasi. Diperkirakan juga bahwa
hampir tidak ada lagi kerbau liar yang hidup di alam liar. Kerbau juga merupakan hewan
nasional Filipina.

Australia

Kerbau pertama kali diperkenalkan di kawasan utara Australia yang kemudian lolos dari
domestikasi. Status ini menyebabkan kerbau di Australia menjadi hewan buruan. Di pulau
Melville kerbau sering dijadikan objek buruan, di tempat ini terdapat sekitar 4000 ekor populasi
kerbau. Kerbau juga hidup di Arnhem Land.

Kerbau hidup terutama di bagian yang berair dan di musim hujan kerbau dapat menyebar dalam
kawasan besar. Kerbau di Australia dapat memiliki bentuk yang berbeda dari kerbau di
Indonesia, darimana mereka berasal.

Eropa dan Timur Tengah

Kerbau diperkenalkan di Afrika Utara dan Timur Tengah pada sekitar tahun 600 Masehi. Di
zaman pertengahan kerbau dibawa ke Eropa dan saat ini dapat ditemukan di Bulgaria dan Italia.
Seperti di Asia kerbau di sini juga hidup di lapangan terbuka yang vegetasinya jarang. Mereka
menjadi bahan pangan, serta bahan investasi bagi keluarga. Di beberapa daerah mereka juga
menjadi bagian dari festival tahunan. Jenis yang hidup di sini umumnya adalah kerbau sungai,
walau karena isolasi genetis mereka dapat memiliki bentuk yang berbeda. Susu kerbau ini juga
digunakan sebagai bahan keju Mozzarella.

Kegunaan

Kerbau adalah hewan pekerja yang tangguh, dan sampai sekarang masih dipakai sebagai hewan
penarik pedati maupun bajak di beberapa tempat di Asia.

Kerbau menghasilkan susu dan daging yang dapat dikonsumsi manusia. Di Minangkabau,
Sumatera Barat, susu kerbau juga diolah menjadi dadiah (sejenis yoghurt). Masyarakat kota
Kudus di Jawa Tengah memiliki larangan adat untuk mengonsumsi sapi dan menggantikannya
dengan kerbau.

Tanduk kerbau digunakan sebagai hiasan rumah di beberapa suku bangsa Nusantara. Selain itu,
tanduk kerbau dapat menjadi bahan baku kerajinan, seperti pipa rokok (congklang), penggaruk,
penjepit wayang kulit, serta hulu keris.

Kotoran kerbau dapat digunakan sebagai pupuk serta bahan bakar jika dikeringkan.
Lain-lain

 Bison Amerika juga sering disebut buffalo (mirip dengan sebutan water buffalo untuk
kerbau), ini sesungguhnya tidak tepat. Bison yang terdiri dari bison Amerika dan bison
Eropa masih terpaut dengan keluarga bovinae liar, dekat dengan Yak, serta
hubungannya lebih jauh dengan sapi dan banteng. Keluarga buffalo meliputi kerbau,
tamarau dan anoa di Asia serta buffalo Afrika.
 Menurut legenda di Filosofi Tiongkok, Lao Tzu meninggalkan negeri Tiongkok melalui
terusan Han Gu dengan menunggangi kerbau.
 Menurut mitologi Hindu, dewa Yama yang adalah dewa kematian juga sering
digambarkan menunggangi kerbau
Harimau Sumatera
?Harimau Sumatera

Status konservasi

Kritis (IUCN 3.1)[1]

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Carnivora

Famili: Felidae

Genus: Panthera

Spesies: P. tigris

Upaspesies: P. t. sumatrae

Nama trinomial

Panthera tigris sumatrae


Pocock, 1929
Harimau Sumatera 1926.

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya
di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup
hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia
IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional
di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang
menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil
lestari.[2]

Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap
berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau
terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

Ciri-ciri

Harimau Sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna
paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan
jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau Sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci
dari kepala ke buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300
pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm.
Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau
sekitar 91 kg. Belang harimau Sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit
harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai
dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya
menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu
berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang
buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.

Habitat

Harimau Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di
manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat
yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional, dan
sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang
250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau Sumatera mengalami
ancaman kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah,
lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian
dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan.
Karena habitat yang semakin sempit dan berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah
yang lebih dekat dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat
memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan manusia.

Makanan

Makanan harimau Sumatera tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya.
Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa liar
yang ada dibawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang
mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat
tajam, yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera merupakan
hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai mangsanya dengan sabar
sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat
ditangkap, umumnya celeng dan rusa, dan kadang-kadang unggas atau ikan. Orangutan juga
dapat jadi mangsa, mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu
jarang ditangkap harimau. Harimau Sumatera juga gemar makan durian.
Harimau Sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas
kawasan perburuan harimau Sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-
5 ekor harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan
dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).

Reproduksi

Harimau Sumatera dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari. Biasanya
harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata
anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada
yang tercatat lahir dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8
minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih
menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2
minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18
bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau Sumatera dapat hidup
selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.

Perdagangan

Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Penemuan
tentang perdagangan harimau tersebut tercermin dalam survei Profauna Indonesia yang didukung
oleh International Fund for Animal Welfare (IFAW) pada bulan Juli - Oktober 2008. Selama 4
bulan tersebut Profauna mengunjungi 21 kota/lokasi yang ada di Sumatera dan Jakarta.

Dari 21 kota yang dikunjungi Profauna, 10 kota di antaranya ditemukan adanya perdagangan
bagian tubuh harimau (48 %). Bagian tubuh harimau yang diperdagangkan meliputi kulit, kumis,
cakar, ataupun opsetan utuh.

Harga bagian tubuh harimau yang dijual itu bervariasi. Untuk yang utuh dijual seharga Rp. 5 juta
per lembar sampai dengan 25 juta per lembar. Sedangkan taring harimau ditawarkan seharga Rp.
400.000 hingga Rp. 1,1 juta.

Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni, penjual batu mulia, dan penjual
obat tradisional. Untuk perdagangan bagian tubuh harimau paling banyak terjadi di Lampung.

Masih maraknya perdagangan bagian tubuh harimau tersebut sudah dilaporkan Profauna ke
Departemen Kehutanan melalui Dirjen PHKA pada bulan April 2009, dengan harapan
pemerintah bisa mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi perdagangan satwa langka
yang dilindungi tersebut. Beberapa tindakan nyata telah diambil pemerintah untuk memerangi
perdagangan bagian tubuh harimau di Jakarta.

Penegakan hukum

Pada tanggal 7 Agustus 2009 Satuan Polhut Reaksi Cepat dan Satuan Sumdaling Polda Metro
Jaya berhasil menggulung sindikat perdagangan kulit harimau di Jakarta. Selain mengamankan 2
kulit harimau Sumatera utuh, polisi juga menyita 6 awetan burung cendrawasih, 2 kulit kucing
hutan, 12 awetan kepala rusa, 1 surili, 5 tengkorak rusa, 1 kepala beruang dan 1 kulit rusa
sambar. Sindikat perdagangan satwa langka itu diduga juga melibatkan sejumlah kebun binatang
di Jawa dan Sumatera.

Terungkapnya sindikat perdagangan harimau dan satwa langka lainnya di Jakarta tersebut
membuktikan bahwa laporan Profauna tentang perdagangan harimau adalah sebuah fakta. Fakta
tersebut seperti fenomena gunung es, hanya tampak di permukaannya saja. Fakta sebenarnya
diyakini jauh lebih besar dari yang sudah terdektesi.

Perlindungan harimau

Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia adalah perbuatan kriminal, karena melanggar
undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya. Berdasarkan pasal 21 dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 poin (d) bahwa
"setiap orang dilarang untuk memperniagakan, menyimpan atau memiliki, kulit, tubuh atau
bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian
satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau
di luar Indonesia". Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana berupa
hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum 100 juta.

Badak Jawa
?Badak jawa

Pemburu Eropa dengan badak Jawa


yang terbunuh tahun 1895

Status konservasi

Kritis (IUCN 2.3)[1]

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Perissodactyla

Famili: Rhinocerotidae

Genus: Rhinoceros

Spesies: R. sondaicus
Nama binomial

Rhinoceros sondaicus
Desmarest, 1822[2]

Persebaran badak Jawa[3]

Subspesies

Rhinoceros sondaicus annamiticus


Rhinoceros sondaicus inermis
(punah)
Rhinoceros sondaicus sondaicus

Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama
dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini
memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan
lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit
daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.

Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut
"badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara,
sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis,
dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang.
Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di
Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas
lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari
delapan pada tahun 2007.

Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang
sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per
kilogram di pasar gelap.[4] Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan
habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga
menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.[5] Tempat yang
tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko
diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu
dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi
badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan
gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.[6] Selain
itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka
populasinya semakin terdesak.[6] Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah
Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak
Jawa.[6]

Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan
dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan
bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu
kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral.
Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya
menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan
pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan
adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel
kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari
daripada spesies badak lainnya.

Daftar isi

 1 Taksonomi dan penamaan


o 1.1 Evolusi
 2 Deskripsi
 3 Penyebaran dan habitat
 4 Sifat
o 4.1 Makanan
o 4.2 Reproduksi
 5 Konservasi
o 5.1 Ujung Kulon
o 5.2 Cat Tien
o 5.3 Di penangkaran
o 5.4 Usaha persiapan habitat kedua

Taksonomi dan penamaan

Penelitian pertama badak jawa dilakukan oleh penyelidik alam dari luar daerah tersebut pada
tahun 1787, ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim pada penyelidik
alam Belanda Petrus Camper, yang meninggal tahun 1789 sebelum sempat menerbitkan
penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies istimewa. Badak Jawa lainnya ditembak di
Pulau Sumatra oleh Alfred Duvaucel yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges
Cuvier, ilmuwan Perancis yang terkenal. Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies istimewa
tahun 1822, dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh Anselme Gaëtan Desmarest sebagai
Rhinoceros sondaicus. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.[7] Desmarest
pada awalnya mengidentifikasi badak ini berasal dari Jawa, tetapi nantinya mengubahnya dan
mengatakan spesimennya berasal dari pulau Jawa.[2]

Nama genusnya Rhinoceros, yang didalamnya juga terdapat badak India, berasal dari bahasa
Yunani: rhino berarti hidung, dan ceros berarti tanduk; sondaicus berasal dari kata Sunda, daerah
yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan kecil disekitarnya. Badak Jawa
juga disebut badak bercula-satu kecil (sebagai perbedaan dengan badak bercula-satu besar, nama
lain badak India).
Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang masih ada, sementara satu subspesies
telah punah:

 Rhinoceros sondaicus sondaicus, tipe subspesies yang diketahui sebagai badak Jawa
Indonesia' yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar
40-50 di Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Satu
peneliti mengusulkan bahwa badak jawa di Sumatra masuk ke dalam subspesies yang
berbeda, R.s. floweri, tetapi hal ini tidak diterima secara luas.[8][9]
 Rhinoceros sondaicus annamiticus, diketahui sebagai Badak Jawa Vietnam atau Badak
vietnam, yang pernah hidup di sepanjang Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand dan
Malaysia. Annamiticus berasal dari deretan pegunungan Annam di Asia Tenggara, bagian
dari tempat hidup spesies ini. Kini populasinya diperkirakan lebih sedikit dari 12, hidup
di hutan daratan rendah di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Analisis genetika
memberi kesan bahwa dua subspesies yang masih ada memiliki leluhur yang sama
antara 300.000 dan 2 juta tahun yang lalu.[9][10]
 Rhinoceros sondaicus inermis, diketahui sebagai Badak jawa india, pernah hidup di
Benggala sampai Burma (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun
1900-an. Inermis berarti tanpa cula, karena karakteristik badak ini adalah cula kecil pada
badak jantan, dan tak ada cula pada betina. Spesimen spesies ini adalah betina yang
tidak memiliki cula. Situasi politik di Burma mencegah taksiran spesies ini di negara itu,
tetapi keselamatannya dianggap tak dapat dipercaya.[11][12][13]

Evolusi

Badak India berhubungan dekat dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus
badak.

Leluhur badak pertama kali terbagi dari Perissodactyl lainnya pada masa Eosen awal.
Perbandingan DNA mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari
leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu.[14] Famili yang masih ada, Rhinocerotidae,
pertama kali muncul pada Eosen akhir di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari
Asia pada awal Miosen.[15]

Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali
muncul pada rekaman fosil di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Perkiraan molekul
memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi lebih awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.[16][14]
Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak berhubungan dekat
dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka
mungkin berhubungan dekat dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah.
Analisis klad Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada
klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa badak Sumatra
lebih berhubungan dekat dengan dua spesies badak di Afrika.[17] Badak Sumatra dapat terbagi
dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.[15][4]
Deskripsi

Badak jawa lebih kecil daripada sepupunya, badak india, dan memiliki besar tubuh yang dekat
dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) dapat lebih dari 3,1–3,2 m
dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m. Badak dewasa dilaporkan memiliki berat antara 900 dan 2.300
kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah
dilakukan dan bukan prioritas.[4] Tidak terdapat perbedaan besar antara jenis kelamin, tetapi
badak Jawa betina ukuran tubuhnya dapat lebih besar. Badak di Vietnam lebih kecil daripada di
Jawa berdasarkan penelitian bukti melalui foto dan pengukuran jejak kaki mereka..[18]

Seperti sepupunya di India, badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula).
Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya lebih sedikit dari 20 cm dengan yang
terpanjang sepanjang 27 cm. Badak jawa jarang menggunakan culanya untuk bertarung, tetapi
menggunakannya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman agar dapat
dimakan, dan membuka jalan melalui vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas
dan tinggi yang membantunya mengambil makanan. Gigi serinya panjang dan tajam; ketika
badak jawa bertempur, mereka menggunakan gigi ini. Di belakang gigi seri, enam gigi geraham
panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak jawa memiliki
penciuman dan pendengaran yang baik tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka
diperkirakan hidup selama 30 sampai 45 tahun.[18]

Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak,
punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki
perisai. Pembungkus leher badak Jawa lebih kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk
bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari
melalui sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara
langsung.[19]

Penyebaran dan habitat

Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa adalah habitat bagi sisa badak Jawa yang masih hidup.

Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 100 badak Jawa masih
ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun masih
terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa
pelindung alam menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa diketahui
masih hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman
Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.[9][20]

Binatang ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling
melengkapi antara badak Sumatra dan India di tempat tersebut[13]) ke arah timur sampai
Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta
pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[21] Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah,
rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir besar atau
daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai
daerah rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang lebih tinggi (diatas 2.000 m),
yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.[11]
Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun
1000 SM, tempat hidup di utara badak ini meluas ke Tongkok, tetapi mulai bergerak ke selatan
secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di daerah itu.[22] Badak
ini mulai punah di India pada dekade awal abad ke-20.[13] Badak Jawa diburu sampai kepunahan
di semenanjung Malaysia tahun 1932.[23] Pada akhir perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya
punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim
melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada daerah tersebut gagal
menemukan bukti.[24] Populasi badak Jawa juga mungkin ada di pulau Kalimantan, walaupun
spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang masih hidup
disana.[21]

Sifat

Badak jawa adalah binatang tenang dengan pengecualian ketika mereka berkembang biak dan
apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam
kelompok kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah
sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan
parasit. Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan lebih suka menggunakan
kubangan binatang lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan menggunakan
culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk
badak diterima dari garam. Wilayahi jantan lebih besar dibandingkan betina dengan besar
wilayah jantan 12–20 km² dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan lebih
besar daripada wilayah wanita. Tidak diketahui apakah terdapat pertempuran teritorial.[25]

Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang
dibuat oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota
spesies badak lainnya memiliki kebiasaan khas membuang air besar pada tumpukan kotoran
badak besar dan lalu menggoreskan kaki belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa
ketika buang air besar di tumpukan, tidak melakukan goresan. Adaptasi sifat ini diketahui secara
ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatera, metode ini mungkin tidak berguna untuk menyebar
bau.[25]

Badak jawa memiliki lebih sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak jawa
yang diketahui. Badak Jawa dewasa tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini,
terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia
mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.[5] Ketika manusia terlalu dekat dengan badak
jawa, badak itu akan menjadi agresif dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di
rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.[25] Sifat anti-sosialnya mungkin
merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah lebih
berkelompok.[9]

Makanan

Badak jawa adalah hewan herbivora dan makan bermacam-macam spesies tanaman, terutama
tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh. Kebanyakan tumbuhan disukai oleh
spesies ini tumbuh di daerah yang terkena sinar matahari: pada pembukaan hutan, semak-semak
dan tipe vegetasi lainnya tanpa pohon besar. Badak menjatuhkan pohon muda untuk mencapai
makanannya dan mengambilnya dengan bibir atasnya yang dapat memegang. Badak Jawa adalah
pemakan yang paling dapat beradaptasi dari semua spesies badak. Badak diperkirakan makan 50
kg makanan per hari. Seperti badak Sumatra, spesies badak ini memerlukan garam untuk
makanannya. Tempat mencari mineral umum tidak ada di Ujung Kulon, tetapi badak Jawa
terlihat minum air laut untuk nutrisi sama yang dibutuhkan.[18]
Reproduksi

Sifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati secara langsung dan
tidak ada kebun binatang yang memiliki spesimennya.

Betina mencapai kematangan seksual pada usia 3-4 tahun sementara kematangan seksual jantan
pada umur 6. Kemungkinan untuk hamil diperkirakan muncul pada periode 16-19 bulan. Interval
kelahiran spesies ini 4–5 tahun dan anaknya membuat berhenti pada waktu sekitar 2 tahun.
Empat spesies badak lainnya memiliki sifat pasangan yang mirip.[25]

Konservasi

Lukisan tahun 1861 menggambarkan perburuan badak Jawa.

Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, masalah yang
juga menyerang semua spesies badak. Cula badak menjadi komoditas perdagangan di Tiongkok
selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara
historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di
Vietnam percaya bahwa kulitnya dapat digunakan sebagai penangkal racun untuk bisa ular. [26]
Karena tempat hidup badak mencakupi banyak daerah kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak
membunuh binatang ini yang dapat dijual dengan harga tinggi.[22] Ketika Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan
tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan
internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.[27] Survey pasar gelap cula badak telah
menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga
cula badak Afrika.[4]

Hilangnya habitat akibat pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa,
walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional
yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang
merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek
keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka
sangat rentan penyakit dan masalah perkembangbiakan. Ahli genetika konservasi
memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.[20]

Ujung Kulon

Semenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan gunung Krakatau tahun 1883. Badak Jawa
mengkolonisasi kembali semenanjung itu setelah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali
pada jumlah yang besar, sehingga membuat sebuah tempat berlindung. [20] Pada tahun 1931,
karena badak Jawa berada di tepi kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia-Belanda
menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan masih tetap dilindungi sampai
sekarang.[11] Pada tahun 1967 ketika sensus badak dilakukan di Ujung Kulon, hanya 25 badak
yang ada. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap ada pada populasi 50 sampai
sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus bersaing
untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman Arenga[6]
yang dapat menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung.[28] Ujung
Kulon diurus oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia.[11] Ditemukan paling sedikit empat
bayi badak Jawa pada tahun 2006.[29][30]

Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, berhasil
diabadikan oleh tim WWF

pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan
badak tersebut diketahui ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar daerah
aliran sungai Citadahan pada tanggal 30 Oktober 2007. Hal ini merupakan kabar gembira karena
membuktikan adanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.[30]

Pertumbuhan populasi badak Jawa di Ujung Kulon

Tahun Minimum Maksimum Rata-rata

1967 21 28 24.5

1968 20 29 24.5

1971 33 42 37.5

1982 53 59 56

1993 35 58 47

Sumber: Strategi Konservasi Badak Indonesia - Dirjen PHPA Dephut RI.[31]

Cat Tien

Sedikit anggota R.s. annamiticus yang tersisa hidup di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam.
Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara, setelah perang Vietnam, badak Jawa dianggap
punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah:
penggunaan Napalm, herbisida dan defolian dari Agen Oranye, pengeboman udara dan
penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri daerah dengan senjata. Setelah perang, banyak
penduduk desa miskin, yang sebelumnya menggunakan metode seperti lubang perangkap, kini
memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka menjadi pemburu badak yang efisien.
Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun 1988, seorang pemburu
menembak betina dewasa yang menunjukan bahwa spesies ini berhasil selamat dari perang. Pada
tahun 1989, ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang
selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di
sepanjang sungai Dong Nai.[32] Karena badak, daerah tempat mereka tinggal menjadi bagian
Taman Nasional Cat Tien tahun 1992.[26]Populasi mereka dikhawatirkan berkurang di Vietnam,
dengan pelindung alam memperkirakan bahwa paling sedikit 308 badak yang mungkin tanpa
jantan selamat.[29][20][5][33]
Di penangkaran

Tidak terdapat satupun badak Jawa di kebun binatang. Pada tahun 1800-an, paling sedikit empat
badak dipamerkan di Adelaide, Kolkata dan London. Paling sedikit 22 badak Jawa telah
didokumentasikan telah disimpan di penangkaran, dan mungkin bahwa jumlahnya lebih besar
karena spesies ini kadang-kadang salah ditafsirkan dengan badak India.[34] Badak Jawa tidak
pernah ditangani dengan baik di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20
tahun, sekitar setengah dari usia yang dapat dicapai badak di alam bebas. Badak Jawa terakhir
yang ada di penangkaran mati di Kebun Binatang Adelaide, Australia tahun 1907, tempat spesies
tersebut sedikit diketahui karena telah ditunjukan sebagai badak India.[18] Akibat dari program
panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakan badak Sumatra di
kebun binatang gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun binatang tak dapat
dipercaya.[4]

Usaha persiapan habitat kedua

Badak Jawa yang hidup berkumpul di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan
yang dapat diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana alam seperti tsunami, letusan gunung
Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber akibat
invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng.

Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, aman dan relatif dekat adalah Taman
Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa.
Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, baik, dan memenuhi kriteria di Ujung
Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan
populasinya.[6]
Orang utan
?Orangutan[1]

Status konservasi

Status konservasi: Terancam

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Primata

Famili: Hominidae

Upafamili: Ponginae
Elliot, 1912
Genus: Pongo
Lacépède, 1799

Tipe spesies

Simia pygmaeus
Linnaeus, 1760

Distribusi Orang utan

Spesies

Pongo pygmaeus
Pongo abelii

Orang utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan
lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropika Indonesia dan
Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera.[2] [3]

Daftar isi

 1 Deskripsi
 2 Ciri-Ciri
 3 Klasifikasi
o 3.1 Spesies dan Subspesies
 4 Lokasi dan habitat
 5 Makanan
 6 Predator
 7 Cara melindungi diri
 8 Reproduksi
 9 Cara bergerak
 10 Cara Hidup
 11 Beberapa fakta menarik
 12 Populasi
 13 Ancaman
o 13.1 Pembukaan Lahan dan Konversi Perkebunan
o 13.2 Perdagangan Ilegal
 14 Status Konservasi Orang Utan

Deskripsi

Istilah "orang utan" diambil dari kata dalam bahasa Indonesia, yaitu 'orang' yang berarti manusia
dan 'utan' yang berarti hutan. Orang utan mencakup dua spesies, yaitu orang utan sumatera
(Pongo abelii) dan orang utan kalimantan (borneo) (Pongo pygmaeus). [4] Yang unik adalah
orang utan memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada tingkat kingdom animalia, dimana
orang utan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar 96.4%.[5]
Ciri-Ciri

Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat,
kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.[6]

Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter.[7]

Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan.[3] Mereka mempunyai kepala yang besar
dengan posisi mulut yang tinggi.[6]

Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada
kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut disekitar
wajah.[8] Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengecap, dan peraba.[6]

Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg.[7]

Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari.[6] Telapak kaki
mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.[6]

Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse.[4] Golongan
kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang
mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman.[4]

Klasifikasi

Orangutan termasuk hewan vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang
belakang.[rujukan?] Orangutan juga termasuk hewan mamalia dan primata.[rujukan?]

Spesies dan Subspesies

1. Ada 2 jenis spesies orangutan, yaitu Orangutan Kalimantan / Borneo (Pongo pygmaeus) dan
Orangutan Sumatra (Pongo abelii).[9]

2. Keturunan Orangutan Sumatra dan Kalimantan berbeda sejak 1.1 sampai 2.3 juta tahun yang
lalu. [9]

3. Subspecies

 Pembelajaran genetik telah mengidentifikasi 3 subspesies Orangutan Borneo :


P.p.pygmaeus, P.p.wurmbii, P.p.morio.[9] Masing-masing subspesies berdiferensiasi
sesuai dengan daerah sebaran geografisnya dan meliputi ukuran tubuh.[9]
 Orangutan Kalimantan Tengah (P.p.wurmbii) mendiami daerah Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah.[9] Mereka merupakan subspesies Borneo yang terbesar.[9]
 Orangutan Kalimantan daerah Timur Laut (P.p.morio) mendiami daerah Sabah dan
daerah Kalimantan Timur.[9] Mereka merupakan subspesies yang terkecil.[9]
 Saat ini tidak ada subspecies orangutan Kalimantan yang berhasil dikenali. [9]
Lokasi dan habitat

Orang utan di Taman Nasional Kutai

Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan
Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia.[rujukan?] Mereka biasa tinggal di
pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan.[rujukan?] Orangutan dapat hidup pada
berbagai tipe hutan, mulai dari hutan keruing, perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran
sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke
hutan pegunungan.[rujukan?]

Di Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl),
sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada ketinggian
1.000 m dpl.[rujukan?] Orangutan Sumatra merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di
Sumatra.[rujukan?] Orangutan di Sumatra hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari
Timang Gajah,

Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan.[rujukan?]Keberadaan hewan mamalia ini


dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya dan digolongkan sebagai Critically Endangered oleh IUCN.[10]

Di Sumatra, salah satu populasi orangutan terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru,
Sumatera Utara.[rujukan?] Populasi orangutan liar di Sumatra diperkirakan sejumlah 7.300[11]. Di
DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per
kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan 7.500
ekor.[rujukan?] Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor.[rujukan?] Populasi mereka
terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis.[rujukan?] Kondisi ini menyebabkan kelangsungan
hidup mereka semakin terancam punah. [1]

Saat ini hampir semua Orangutan Sumatra hanya ditemukan di Provinsi Sumatera Utara dan
Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya.[rujukan?] Hanya 2
populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya danau, yaitu Sarulla Timur dan hutan-
hutan di Batang Toru Barat.[10] Populasi orangutan terbesar di Sumatra dijumpai di Leuser Barat
(2.508 individu) dan Leuser Timur (1.052 individu), serta Rawa Singkil (1.500
individu).[rujukan?]Populasi lain yang diperkirakan potensial untuk bertahan dalam jangka panjang
(viable) terdapat di Batang Toru,Sumatera Utara, dengan ukuran sekitar 400 individu.[rujukan?]

Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai endangered oleh IUCN terbagi dalam tiga
subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo
pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak;
Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat
Sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio.[rujukan?] Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di
Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan
Selatan dan Brunei Darussalam.[12]

Makanan

Meskipun orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan
tumbuhan.[6] 90% dari makanannya berupa buah-buahan.[4] Makanannya antara lain adalah kulit
pohon, dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga, dan sekitar 300 jenis buah-buahan[13]

Selain itu mereka juga memakan nektar,madu dan jamur.[4] Mereka juga gemar makan durian,
walaupun aromanya tajam, tetapi mereka menyukainya. [4]

Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya
meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon.[6]

Biasanya induk orangutan mengajarkan bagaimana cara mendapatkan makanan, bagaimana cara
mendapatkan minuman, dan berbagai jenis pohon pada musim yang berbeda-beda.[13] Melalui
ini, dapat terlihat bahwa orangutan ternyata memiliki peta lokasi hutan yang kompleks di otak
mereka, sehingga mereka tidak menyia-nyiakan tenaga pada saat mencari makanan.[13] Dan
anaknya juga dapat mengetahui beragam jenis pohon dan tanaman, yang mana yang bisa
dimakan dan bagaimana cara memproses makanan yang terlindungi oleh cangkang dan duri yang
tajam. [13]

Predator

Predator terbesar orangutan dewasa ini adalah manusia.[6] Selain manusia, predator orangutan
adalah macan tutul, babi, buaya, ular phyton, dan elang hitam.[6]

Cara melindungi diri

Orangutan termasuk makhluk pemalu. Mereka jarang memperlihatkan dirinya kepada orang atau
makhluk lain yang tak dikenalnya.[rujukan?]

Reproduksi

Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar
antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang
betina biasanya hanya satu. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun.
Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua hewan, karena
ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara
hingga berusia 6 tahun. [8]

Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina
hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali.[5] Umur orangutan di alam liar sekitar 45
tahun, dan sepanjang gidupnya orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan seumur
hidupnya.[5] Dimana itu berarti reproduksi orangutan sangat lambat.[5]

Cara bergerak

Orangutan dapat bergerak cepat dari pohon ke pohon dengan cara berayun pada cabang-cabang
pohon, atau yang biasa dipanggil brachiating.[6] Mereka juga dapat berjalan dengan kedua
kakinya, namun jarang sekali ditemukan. Orang utan tidak dapat berenang.[6]
Cara Hidup

Tidak seperti gorila dan simpanse, orangutan tidak hidup dalam sekawanan yang besar.[4] Mereka
merupakan hewan yang semi-soliter.[4] Orangutan jantan biasanya ditemukan sendirian dan
orangutan betina biasanya ditemani oleh beberapa anaknya.[4] Walaupun oranutan sering
memanjat dan membangun tempat tidur dipohon, mereka pada intinya merupakan hewan
terrestrial(menghabiskan hidup ditanah).[14]

Beberapa fakta menarik

 Orangutan dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk mengambil makanan,
dan menggunakan daun sebagai pelindung sinar matahari.[15]
 Orangutan jantan terbesar memiliki rentangan lengan (panjang dari satu ujung tangan
ke ujung tangan yang lain apabila kedua tangan direntangkan) mencapai 2.3 m. [8]
 Orangutan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar dalam
radius 1 km.[8] Digunakan untuk menandai/mengawasi arealnya, memanggil sang betina,
mencegah orang utan jantan lainnya yang mengganggu. Mereka mempunyai kantung
tenggorokan yang besar yang membuat mereka mampu melakukannya.[8]

Populasi

Orangutan saat ini hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan, di wilayah Asia Tenggara. [16]
Karena tempat tinggalnya merupakan hutan yang lebat, maka sulit untuk memperkirakan jumlah
populasi yang tepat.[16] Di Borneo, populasi orangutan diperkirakan sekitar 55.000 individu.[16]
Di Sumatra, jumlahnya diperkirakan sekitar 200 individu. Hal ini terjadi akibat pembukaan lahan
yang berlebihan.[16]

Ancaman

Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit
karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa
sawit, pertambangan dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya.[4] Orangutan telah
kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun.[4] Tak jarang mereka juga
dilukai dan bahkan dibunuh oleh para petani dan pemilik lahan karena dianggap sebagai hama.[4]
Jika seekor orangutan betina ditemukan dengan anaknya, maka induknya akan dibunuh dan
anaknya kemudian dijual dalam perdagangan hewan ilegal. Pusat rehabilitasi didirikan untuk
merawat oranutan yang sakit, terluka dan yang telah kehilangan induknya. [4] Mereka dirawat
dengan tujuan untuk dikembalikan ke habitat aslinya. [4]

Pembukaan Lahan dan Konversi Perkebunan

Di Sumatra, populasinya hanya berada di daerah Leuser, yang luasnya 2.6 juta hektare yang
mencakup Aceh dan Sumatera Utara.[17] Leuser telah dinyatakan sebagai salah satu dari kawasan
keanekaragaman hayati yang terpenting dan ditunjuk sebagai UNESCO Warisan Hutan Hujan
Tropis Sumatera pada tahun 2004.[17] Ekosistemnya menggabungkan Taman Nasional Gunung
Leuser, tetapi kebanyakan para Orangutan tinggal diluar batas area yang dilindungi, dimana luas
hutan berkurang sebesar 10-15% tiap tahunnya untuk dijadikan sebagai area penebangan dan
sebagai kawasan pertanian.[17]

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami berkurangnya jumlah hutan tropis
terbesar didunia.[17] Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan berkurangnya laju deforestasi.[17]
Sekitar 15 tahun yang lalu, tercatat sekitar 1.7 juta hektare luas hutan yang terus ditebang setiap
tahunnya di Indonesia, dan terus bertambah pada tahun 2000 sebanyak 2 juta hektare.[17]

Penebangan legal dan ilegal telah membawa dampak penyusutan jumlah hutan di Sumatra.[17]
Pembukaan hutan sebagai ladang sawit di Sumatra dan Kalimantan juga telah mengakibatkan
pembabatan hutan sebanyak jutaan hektare, dan semua dataran hutan yang tidak terlindungi akan
mengalami hal yang sama nantinya.[17]

Konflik mematikan yang sering terjadi di perkebunan adalah saat dimana Orangutan yang
habitatnya makin berkurang karena pembukaan hutan harus mencari makanan yang cukup untuk
bertahan hidup.[17] Spesies yang dilindungi dan terancam punah ini seringkali dipandang sebagai
ancaman bagi keuntungan perkebunan karena mereka dianggap sebagai hama dan harus
dibunuh.[17]

Orangutan biasanya dibunuh saat mereka memasuki area perkebunan dan merusak tanaman.[18]
Hal ini sering terjadi karena orangutan tidak bisa menemukan makanan yang mereka butuhkan di
hutan tempat mereka tinggal.[18]

Perdagangan Ilegal

Secara teori, orangutan telah dilindungi di Sumatra dengan peraturan perundang-undangan sejak
tahun 1931, yang melarang untuk memiliki, membunuh atau menangkap orangutan.[17] Tetapi
pada prakteknya, para pemburu masih sering memburu mereka, kebanyakan untuk perdagangan
hewan.[17] Pada hukum internasional, orangutan masuk dalam Appendix I dari daftar
CITES(Convention on International Trade in Endangered Species) yang melarang dilakukannya
perdagangan karena mengingat status konservasi dari spesies ini dialam bebas.[17] Namun, tetap
saja ada banyak permintaan terhadap bayi orangutan, baik itu permintaan lokal, nasional dan
internasional untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan.[17] Anak orangutan sangat bergantung
pada induknya untuk bertahan hidup dan juga dalam proses perkembangan, untuk mengambil
anak dari orangutan maka induknya harus dibunuh.[17] Diperkirakan, untuk setiap bayi yang
selamat dari penangkapan dan pengangkutan merepresentasikan kematian dari orangutan betina
dewasa.[17]

Menurut data dari website WWF, diperkirakan telah terjadi pengimporan orangutan bernama ke
Taiwan sebanyak 1000 ekor yang terjadi antara tahun 1985 dan 1990.[18] Untuk setiap orangutan
yang tiba di Taiwan, maka ada 3 sampai 5 hewan lain yang mati dalam prosesnya.[18]

Perdagangan orangutan dilaporakan juga terjadi di Kalimantan, dimana baik orangutan itu
hidaup atau mati juga masih tetap terjual.[18]

Status Konservasi Orang Utan

Orangutan Sumatra telah masuk dalam klasifikasi Critically Endangered dalam daftar IUCN.
Populasinya menurun drastis dimana pada tahun 1994 jumlahnya mencapai lebih dari 12.000,
namun pada tahun 2003 menjadi sekitar 7.300 ekor.[17] Data pada tahun 2008 melaporkan bahwa
diperkirakan jumlah Orangutan Sumatra di alam liar hanya tinggal sekitar 6.500 ekor.[17]

Secara historis, orangutan ditemukan di kawasan hutan lintas Sumatra, tetapi sekarang terbatas
hanya didaerah Sumatera Utara dan provinsi Aceh.[17] Habitat yang sesuai untuk Orangutan saat
ini hanya tersisa sekitar kurang dari 900.000 hektare di pulau Sumatra.[17]

Saat ini diperkirakan orangutan akan menjadi spesies kera besar pertama yang punah di alam
liar.[17] Penyebab utamanya adalah berkurangnya habitat dan perdagangan hewan.[17]

Orangutan merupakan spesies dasar bagi konservasi.[17] Orangutan memegang peranan penting
bagi regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan.[17] Hilangnya
orangutan mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan pada ekosistem hutan
hujan.[17]

Hutan primer dunia yang tersisa merupakan dasar kesejahteraan manusia, dan kunci dari planet
yang sehat adalah keanekaragaman hayati, menyelamatkan orangutan turut menolong mamalia,
burung, reptil, amfibi, serangga, tanaman, dan berbagain macam spesies lainnya yang hidup di
hutan hujan Indonesia.[17]
Kelinci sumatera
?
Kelinci Sumatra
Status konservasi

Rentan (IUCN 3.1)[1]

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Lagomorpha

Famili: Leporidae

Genus: Nesolagus

Spesies: N. netscheri

Nama binomial

Nesolagus netscheri
(Schlegel, 1880)

Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri), juga dikenal dengan nama Kelinci Sumatra telinga
pendek atau Kelinci belang Sumatra, adalah jenis kelinci liar yang hanya dapat ditemukan di
hutan tropis di pegunungan Bukit Barisan di pulau Sumatra, Indonesia. Populasi kelinci Sumatra
mengalami penurunan yang signifikan yang diakibatkan oleh perambahan hutan yang agresif di
pulau Sumatra.[2]

Berukuran sekitar 40 cm panjangnya, kelinci Sumatra memiliki garis-garis kecoklatan, dengan


ekor berwarna merah, dan bawah perutnya berwarna putih. Biasanya tinggal di hutan dengan
ketinggian 600-1400 meter dari permukaan laut. Kelinci ini merupakan hewan nokturnal, dengan
menempati bekas atau liang hewan lain. Makanannya adalah pucuk daun muda dan tanaman
yang berukuran pendek, namun kelinci hutan yang ditangkarkan memakan biji-bijian dan buah-
buahan.[2]

Pengamatan telah dilaporkan sejak tahun 1972 sebanyak 3 kali, paling baru adalah akhir Januari
2007 ketika kamera jebakan dipasang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.[3]

Spesies berkaitan

Kelinci ini sebenarnya adalah satu-satunya spesies dari genus Nesolagus sampai Kelinci Belang
Annam ditemukan di Deretan Annam di Laos dan Vietnam.

Para ahli dari Zoological Society of London , berdasarkan kriteria keunikan evolusi dan kecilnya
populasi menganggap Kelinci Sumatera salah satu dari 100 spesies mamalia berisiko besar dari
kepunahan .
Kakatua Maluku
?Kakatua Maluku

Status konservasi

Rentan

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Psittaciformes

Famili: Cacatuidae

Genus: Cacatua

Spesies: C. moluccensis

Nama binomial

Cacatua moluccensis
Gmelin, 1788

Kakatua Maluku atau dalam nama ilmiahnya Cacatua moluccensis adalah burung berukuran
sedang, dengan panjang sekitar 52cm, dari genus Cacatua. Burung ini mempunyai bulu putih
bercampur warna merah-jambu. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna merah-jambu yang
dapat ditegakkan. Bulu-bulu terbang dan ekornya berwarna jingga kekuningan. Burung betina
serupa, dan biasanya berukuran lebih besar dari burung jantan.

Endemik Indonesia, daerah sebaran kakatua Maluku adalah di Maluku Selatan. Spesies ini hanya
terdapat di hutan primer dan sekunder Pulau Seram, Ambon, Pulau Haruku dan Saparua.
Sejumlah populasi kakatua Maluku dilindungi di Taman Nasional Manusela, yang merupakan
salah satu tempat terakhir untuk menemukan burung ini di habitat liar. Pakan kakatua Maluku
terdiri dari biji-bijian, kacang dan aneka buah-buahan.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk
perdagangan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas, kakatua Maluku dievaluasikan
sebagai Rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I dan II
sejak tahun 1989.

Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)[1] yang hidup di air dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam
dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong
kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan
dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan Ikan
guppy, salah satu ikan akuarium terpopuler di dunia.

hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan
sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah
disebut iwak (jv, bjn), jukut (vkt).

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga
stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan air yang
sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya
tidak tergolong sebagai ikan.
Sampai saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi langsung. Upaya pengolahan belum banyak
dilakukan kecuali ikan asin. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti ikan kering,
dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan
sebagai pupuk tanaman dan pakan ikan.

Daftar isi

 1 Klasifikasi
 2 Ekologi ikan
 3 Kandungan Gizi

Klasifikasi

Ikan adalah kelompok parafiletik yang berarti, setiap kelas yang memuat semua ikan akan
mencakup pula tetrapoda yang bukan ikan. Atas dasar ini, pengelompokan seperti Kelas Pisces,
seperti pada masa lalu, tidak layak digunakan lagi.

Berikut adalah unit-unit yang mencakup semua vertebrata yang biasa disebut sebagai ikan:

 Subkelas Pteraspidomorphi (ikan tak berahang primitif)


o Kelas Thelodonti
o Kelas Anaspida
o (tidak berstatus) Cephalaspidomorphi (ikan tak berahang primitif)
 (tidak berstatus) Hyperoartia
 Petromyzontidae (lamprey)
o Kelas Galeaspida
o Kelas Pituriaspida
o Kelas Osteostraci
 Infrafilum Gnathostomata (vertebrata bermulut besar)
o Kelas Placodermi (ikan berperisai, punah)
o Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan: hiu, pari)
o Kelas Acanthodii (hiu berduri, punah)
 Superkelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati: mencakup hampir semua ikan penting
masa kini)
o Kelas Actinopterygii (ikan bersirip kipas)
o Kelas Sarcopterygii (ikan sirip berdaging/ikan bersirip cuping)
 Subkelas Coelacanthimorpha (coelacanth)
 Subkelas Dipnoi (ikan paru)

Ekologi ikan

Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air
payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan air hingga beberapa
ribu meter di bawah permukaan air. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak
bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan dan dipelihara untuk hiasan
dalam akuarium, kita kenal sebagai ikan hias.

Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan krustasea
kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan. Menangkap ikan
untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga pancing sering disebut sebagai
memancing. Hasil penangkapan ikan seluruh dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta
ton pertahun.

Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan penangkapan ikan
secara berlebihan. Fenomena ini merupakan ancaman bagi berbagai spesies ikan. Pada tanggal
15 Mei 2003, jurnal Nature melaporkan bahwa semua spesies ikan laut yang berukuran besar
telah ditangkap berlebihan secara sistematis hingga jumlahnya kurang dari 10% jumlah yang ada
pada tahun 1950. Penulis artikel pada jurnal tersebut menyarankan pengurangan penangkapan
ikan secara drastis dan reservasi habitat laut di seluruh dunia.

Kandungan Gizi

Kandungan Ikan kaya akan manfaat karena merupakan sumber protein bagi tubuh. Selain itu
ternyata ikan juga mengandung berbagai zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan
zat gizi yang terdapat pada ikan segar dan manfaatnya antara lain :

 Omega 3, untuk proses perkembangan otak pada janin dan penting untuk
perkembangan fungsi syaraf dan penglihatan bayi.
 Mengandung serat protein yang pendek sehingga mudah di cerna
 Kaya akan asam amino seperti taurin untuk merangsang pertumbuhan sel otak balita.
 Vitamin A dalam minyak hati ikan untuk mencegah kebutaan pada anak
 Vitamin D dalam daging dan minyak hati ikan untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang
 Vitamin B6 untuk membantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah
anemia dan kerusakan syaraf

 Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, membantu metabolisme lemak, dan
melindungi jantung juga kerusakan syaraf
 Zat besi yang mudah di serap oleh tubuh
 Yodium untuk mencegah terjadinya penyakit gondok dan hambatan pertumbuhan anak
 Selenium untuk membantu metabolisme tubuh dan sebagian anti oksidan yang
melindungi tubuh dari radikal bebas
 Seng yang membantu kerja enzim dan hormon
 Fluor yang berperan dalam meguatkan dan menyehatkan gigi anak

Kandungan ikan kaya akan manfaat akan lebih optimal jika dalam bentuk daging ikan segar
sehingga kandungan gizi dalam ikan tetap untuk mendapatkan kandungan ikan yang kaya akan
manfaat.
Binatang menyusui
?
Mamalia
Rentang fosil: Jurasik awal–Sekarang

PraЄ


Searah jarum jam dari kiri atas: Jerapah,
Rubah-terbang mahkota-emas raksasa, Singa,
Hedgehog

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukarya

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Upafilum: Vertebrata

Infrafilum: Gnathostomata

Superkelas: Tetrapoda

(Tidak termasuk) Amniota

Kelas: Mammalia
Linnaeus, 1758

Klade

 Subkelas †Allotheria*
 Klade Australosphenida
 Subkelas Theria
o Infrakelas
†Trituberculata
o Infrakelas Metatheria
o Infrakelas Eutheria

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh
adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya;
adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas". Otak mengatur sistem
peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus,
yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi
ilmiah yang dipakai.
Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang
monotremata (seperti echidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial)

Karakteristik

Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke
dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia,
seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya melahirkan bukan dianggap sebagai ciri
khusus mamalia. Demikian juga dengan sifat endotermik yang juga dimiliki oleh burung.

Monotremata tidak memilki puting susu, namun tetap memiliki kelenjar susu. Artinya,
monotremata memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kelas Mamalia. Perlu diketahui bahwa
taksonomi yang sering digunakan belakangan ini sering menekankan pada kesamaan nenek
moyang; diagnosa karakteristik sangat berguna dalam identifikasi asal-usul suatu makhluk. Jika
ada salah satu anggota Cetacea ternyata tidak memiliki karakteristik mamalia, maka ia akan tetap
dianggap sebagai mamalia karena nenek moyangnya sama dengan mamalia lainnya.

Mamalia memiiki 3 tulang pendengaran dalam setiap telinga dan 1 tulang (dentari) di setiap sisi
rahang bawah. Vertebrata lain yang memiliki telinga hanya memiliki 1 tulang pendengaran
(yaitu, stapes) dalam setiap telinga dan paling tidak 3 tulang lain di setiap sisi rahang.

Mamalia memliki integumen yang terdiri dari 3 lapisan: paling luar adalah epidermis, yang
tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya terdiri atas 30
lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering
terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas
(ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan 15-40 kali dibanding epidermis.
Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis
tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan
insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies.

Reptil
?Reptil

Rentang fosil: 320–0 Ma

Carboniferous – sekarang

Tuatara, Sphenodon punctatus

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Upafilum: Vertebrata

Kelas: Sauropsida*
Goodrich, 1916

Subkelas

 Anapsida
 Diapsida

Sinonim

 Reptilia Laurenti, 1768

Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan
memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai)
dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka
menghidupi setiap benua kecuali Antartika, dan saat ini mereka dikelompokkan sebagai:

 Ordo Crocodilia (buaya, garhial, caiman, dan alligator): 23 spesies


 Ordo Sphenodontia (tuatara Selandia Baru): 2 spesies
 Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenia ("worm-lizards")): sekitar 7.900 spesies
 Ordo Testudinata (kura-kura, penyu, dan terrapin): sekitar 300 spesies

Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar
(melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang
mirip dengan mamalia.

Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek kecil, Sphaerodactylus
ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1 ton (buaya air asin, Crocodylus porosus).
Cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari reptil adalah herpetologi.
Daftar isi

 1 Taksonomi
 2 Referensi
 3 Komunitas pecinta iguana
 4 Pranala luar

Taksonomi

Klasifikasi berdasarkan Benton, 2004, yang memakai prinsip garis evolusi dan dikombinasikan
dengan taksonomi Linneaeus

 Amniota
o Kelas Synapsida
 Ordo Pelycosauria
 Ordo Therapsida
 Kelas Mamalia
o Kelas Sauropsida
 Subkelas Anapsida
 Ordo Testudines (kura-kura dan penyu)
 Subkelas Diapsida
 Ordo Araeoscelidia
 Ordo Younginiformes
 Infrakelas Ichthyosauria
 Infrakelas Lepidosauromorpha
 Superordo Sauropterygia
 Ordo Placodontia
 Ordo Nothosauroidea
 Ordo Plesiosauria
 Superordo Lepidosauria
 Ordo Sphenodontia (tuatara)
 Ordo Squamata (kadal dan ular)
 Infrakelas Archosauromorpha
 Ordo Prolacertiformes
 Divisi Archosauria
 Subdivisi Crurotarsi
 Superordo Crocodylomorpha
 Ordo Crocodilia
 Ordo Phytosauria
 Ordo Rauisuchia
 Ordo Rynchosauria
 Subdivisi Avemetatarsalia
 Infradivisi Ornithodira
 Ordo Pterosauria
 Superordo Dinosauria
 Ordo Saurischia

 Kelas Aves

 Ordo Ornithischia
Amfibia
?Amfibi

Rentang fosil: Akhir Devonian -


Sekarang

Katak kaki sekop barat, Spea


hammondii

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Upafilum: Vertebrata

Superkelas: Tetrapoda

Kelas: Amphibia
Linnaeus, 1758

Subclasses and Orders

Ordo Temnospondyli - punah


Subkelas Lepospondyli - punah
Subkelas Lissamphibia
Ordo Anura
Ordo Caudata
Ordo Gymnophiona

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau
menyimpan telurnya di tempat yang lembap dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai
berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa
lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-
paru.

Amfibia mempunyai ciri-ciri:


 tubuh diselubungi kulit yang berlendir
 merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)

 mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
 mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang
terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
 matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat
berfungsi waktu menyelam
 pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang
mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam
 berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar
tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Untuk lebih jelas ciri-ciri amfibi lihat tebel berikut:

Penutup
kulit yang berlendir
tubuh

dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di
Alat gerak
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.

pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
Alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup
pernapasan
yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.

Habitat air dan darat

tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah


Suhu tubuh
dingin/poikiloterm)

Peredaran
tertutup
darahnya

Alat Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana
penglihatan niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam

Berkembang dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh
biak induknya (pembuahan eksternal)

Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa kodok
dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amfibia tidak berkaki yang badannya serupa cacing
besar atau belut. Satu lagi bangsa amfibia, yang tidak terdapat secara alami di Indonesia, adalah
salamander. Amfibia dari daerah bermusim empat ini bertubuh serupa kadal, namun berkulit
licin tanpa sisik.
ULAR
?Ular

Rentang fosil: Cretaceous - Kini

Ular

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Sauropsida

Ordo: Squamata

Upaordo: Serpentes
Linnaeus, 1758

Superfamili dan Suku

 Henophidia

Aniliidae
Anomochilidae

Boidae

Bolyeriidae

Cylindrophiidae

Loxocemidae

Pythonidae
Tropidophiidae

Uropeltidae

Xenopeltidae

 Typhlopoidea

Anomalepididae
Leptotyphlopidae

Typhlopidae

 Xenophidia

Acrochordidae
Atractaspididae

Colubridae

Elapidae

Hydrophiidae

Viperidae

Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan
sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada
umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan
tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi
kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan.

Daftar isi

 1 Habitat dan Makanan


 2 Kebiasaan dan Reproduksi
 3 Ular dan Manusia
 4 Macam-macam Ular

Habitat dan Makanan

Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan,
gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat
ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang
ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlandia dan
Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub.

Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah
menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-
nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup akuatik
atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut.

Ular memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan memangsa
ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung,
mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular
sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.

Kebiasaan dan Reproduksi

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang
lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk
memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih
menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.

Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya
hingga tak bisa bernapas.

Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf
pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin),
dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus
mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.

Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali
perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir
saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua,
lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui
menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.

Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak.
Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan
menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.

Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya
diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak
tanpa ular jantan (partenogenesis).

Ular dan Manusia

Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam Alkitab
(Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa
dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden. Dalam kisah Mahabharata,
Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat.
Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada anjuran untuk membunuh ‘ular hitam yang
masuk/berada di dalam rumah’.

Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang


merasa benci, jika bukan takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang
beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-
sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan ular –
apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk.

Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan
oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam
pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap
sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah Timur lainnya. Sementara itu
kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas.
Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang
diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah
pertahun.

Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan, pembunuhan
yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut
serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis
atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak
dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta, petani
setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali (reintroduksi) berjenis-jenis ular sawah
dan melarang pemburuan ular di desanya.

Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada
ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis
sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan
pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.

Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran
langkah manusia atau binatang lainnya.

Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor
panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui
perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk yang
peka sekali.

Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada
manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan
manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mambaa di
Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai
perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.

Macam-macam Ular

Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom/venomous), namun banyak pula yang tidak. Akan
tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya
tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu
orang.

Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, tidak berbisa.
Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya umumnya
lemah saja. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku
ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut),
dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan).

Beberapa jenisnya, sebagai contoh:

 suku Typhlopidae
o ular kawat (Rhamphotyphlops braminus)
 suku Cylindrophiidae
o ular kepala-dua (Cylindrophis ruffus)
 suku Pythonidae
o ular sanca kembang (Python reticulatus)
o ular peraca (P. curtus)
o ular sanca hijau. (Morelia viridis')
 suku Acrochordidae
o ular karung (Acrochordus javanicus)
 suku Xenopeltidae
o ular pelangi (Xenopeltis unicolor)
 suku Colubridae

Ular kisik alias ular lare angon, Xenochrophis vittatus


o ular siput (Pareas carinatus)
o ular-air pelangi (Enhydris enhydris)

o ular kadut belang (Homalopsis buccata)


o ular cecak (Lycodon capucinus)
o ular gadung (Ahaetulla prasina)
o ular cincin mas (Boiga dendrophila)
o ular terbang (Chrysopelea paradisi)
o ular tambang (Dendrelaphis pictus)
o ular birang (Oligodon octolineatus)
o ular tikus atau ular jali (Ptyas korros)
o ular babi (Elaphe flavolineata)
o ular serasah (Sibynophis geminatus)
o ular sapi (Zaocys carinatus)
o ular picung (Rhabdophis subminiata)
o ular kisik (Xenochrophis vittatus)
 suku Elapidae
o ular cabai (Maticora intestinalis)
o ular weling (Bungarus candidus)
o ular sendok (Naja spp.)
o ular king-cobra (Ophiophagus hannah)
 suku Viperidae
o ular bandotan puspo (Vipera russelli)
o ular tanah (Calloselasma rhodostoma)
o ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris)
Kura-kura brazil

Kura-kura Brazil memiliki ciri-ciri yaitu semburat warna merah pada kedua sisi wajahnya.

Kura-kura brazil dikenal juga sebagai kura-kura ''red-ear slider'' atau dalam bahasa latin
''trachemys scripta elegans''. Hal ini disebabkan adanya semburat warna merah tepat di belakang
matanya sehingga menyerupai telinga berwarna merah. Kura-kura brazil berasal dari bagian
selatan Amerika Serikat, memiliki warna tempurung campuran antara hijau dan kuning. Daya
tahan kura-kura brazil yang kuat membuat kura-kura mudah beradaptasi dengan lingkungan
manapun. Umur kura-kura dapat mencapai usia 20 tahun dengan panjang maksimal sekitar 30
cm. Kura-kura Brazil berkembang biak dengan cara bertelur. Jumlahnya bervariasi antara 20
hingga 45 butir tergantung kesuburan dan cuaca. Kura-kura brazil biasanya bertelur sekitar bulan
Agustus hingga September menjelang musim hujan. dan untuk menetas dibutuhkan waktu sekitar
3 minggu. Setelah menetas kura-kura brazil akan segera mencari perairan untuk tumbuh dewasa.
Kura-Kura Brazil berwarna hijau tua dengan garis-garis kuning dan memiliki bercak merah pada
setiap sisi di kepalanya. Kura-kura ini dapat mudah dibedakan oleh rahang bawahnya yang lebih
bulat dibanding jenis pseudemys yang lebih kotak. Jari-jari kaki belakangnya dihubungkan oleh
selaput seperti bebek karena mereka hewan air. untuk membedakan jenis kelamin, Jantan
memiliki cakar yang lebih panjang di kaki depannya. sedangkan kloaka pada betina lebih dekat
ke tempurungnya daripada jantan.

Daftar isi

 1 Tempat Tinggal Kura-Kura Brazil


 2 Makanan Kura-Kura Brazil
 3 Kura-Kura tidak napsu makan
 4 Penyakit
o 4.1 Jenis penyakit yang dialami kura-kura dan gejalanya:
o 4.2 Beberapa cara pengobatan penyakit:
o 4.3 Kekurangan vitamin (Hypovitaminosis) :

Tempat Tinggal Kura-Kura Brazil

Karena Kura-kura brazil adalah hewan air, maka dari itu kita perlu menaruhnya di aquarium atau
kolam yang nyaman dan dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhannya. jika kita tidak mau
menyediakan kolam di luar, maka aquarium adalah solusi terbaik untuk kura-kura brazil. selain
itu, dengan menggunakan aquarium, kita bisa lebih mudah untuk membersihkannya.

kura-kura brazil adalah hewan air dan mereka membuang kotoran mereka ke dalam air, sehingga
jika kita tidak menjaga kebersihan aquarium atau kolam maka akan menjadi sarang untuk kuman
dan bakteri, untuk itu aquarium dan kolam harus selalu dalam keadaan bersih karena kesehatan
kura-kura tergantung dari kebersihan aquarium atau kolam. jika tidak menggunakan filter,
bersihkan dua hari sekali. untuk kura-kura bayi, bersihkan setiap hari dan jangan menggunakan
produk yang abresif. Untuk ukuran aquarium bisa disesuaikan dengan ukuran dan jumlah kura-
kura yang dimiliki. semakin besar aquariumnya, akan semakin baik untuk kura-kura, karena
kura-kura mengalami pertumbuhan yang sangat cepat pada tahun-tahun pertama. Dan air yang
disarankan adalah sekitar 3/4 dari panjang kura-kura. Dari kebanyakan pemelihara kura-kura air
menganjurkan untuk menggunakan filter tabung Fluval 403. karena kura-kura brazil adalah
hewan berdarah dingin, maka kita harus menjaga suhu tetap stabil antara 20 °C sampai 28 °C
dengan menggunakan ''submersible heater'' atau pemanas air yang berbentuk tabung panjang
berisi coated wire. selain itu, kita perlu menyediakan daerah berjemur untuk kura-kura, dimana
kura-kura dapat menjadi benar-benar kering berjemur di bawah sinar matahari atau lampu khusus
reptil, karena di alam bebas, kura-kura akan menghabiskan waktunya untuk berjemur dibawah
sinar matahari. hal ini sangat penting, karena suhu yang hangat dapat meningkatkan kekebalan
tubuh kura-kura, dan kura-kura brazil membutuhkan sinar UV untuk dapat memproses
makanannya dengan baik dan menyerap nutrisi dari makanannya. untuk menambahkan dekorasi
pada kolam atau aquarium harus berhati-hati. misalnya ingin menambah bebatuan, harus
memilih tipe batu yang tidak tajam karena batu yang tajam dapat melukai cangkang kura-kura.
lalu penambahan pasir atau tanaman plastik tidak disarankan, karena ada kemungkinan kura-kura
akan memakannya dan dapat menyebabkan komplikasi usus yang serius.
Makanan Kura-Kura Brazil

Kura-kura brazil termasuk hewan omnivora atau pemakan segala, namun dalam
pemeliharaannya kita harus pandai-pandai memvariasikan jenis makanan kura-kura agar nutrisi
bagi kura-kura terpenuhi. Kura-kura bayi biasa lebih suka memakan daging-dagingan, sedangkan
kura-kura dewasa biasa lebih suka memakan tumbuh-tumbuhan. berikut ini, merupakan beberapa
variasi makanan kura-kura brazil, antara lain:

 Sayuran

Kura-kura brazil suka mengonsumsi semua jenis sayuran hijau seperti lettuce, sayuran putih
seperti sawi dan juga wortel, serta sayuran yang mengandung banyak kalsium yang sangat baik
untuk perkembangan tempurungnya.

 Pelet

Pelet merupakan makanan yang paling mudah untuk diberikan dan dapat dibeli dibanyak tempat.
namun pemberian pelet ini tidak boleh diberikan terus-menerus dan harus diselingi oleh
pemberian makanan yang lain.

 Buah

Kura-kura juga menyukai buah seperti pepaya, pisang dan tomat, namun pemberiannya tidak
boleh terlalu sering karena dapat membuat kura-kura sering buang air besar.

 Serangga dan cacing

karena kura-kura brazil hidup di habitat bebas, maka kura-kura juga menyukai beberapa jenis
serangga seperti jangkrik yang merupakan makanan yang sangat baik untuk kura-kura, dan juga
cacing. sesekali makanan ini boleh diberikan kepada kura-kura brazil.

 Ikan dan daging ayam

Kura-kura sangat menyukai daging mentah, namun daging mentah tidak baik diberikan untuk
kura-kura karena mengandung banyak lemak dan dapat menyebabkan kegemukan dan daging
mentah tidak menyediakan nutrisi yang dibutuhkan kura-kura. sebaiknya kura-kura diberikan
daging yang sudah dimasak tanpa bumbu. dan untuk pemberian ikan, hindari pemberian ikan laut
dan ikan yang sudah dibekukan, karena ikan ini mencegah menyerapnya beberapa nutrisi dan
dapat menyebabkan masalah jangka panjang.

 Tulang sotong

Tulang sotong juga bagus karena merupakan sumber kalsium untuk kura-kura. Tulang sotong
dapat dibeli di toko-toko hewan termasuk di toko burung karena tulang sotong juga dipakai
untuk burung.

Kura-kura brazil termasuk hewan yang memiliki nafsu makan sangat besar dan akan selalu
meminta makanan. pemberian makanan yang disarankan adalah dua sampai tiga kali seminggu,
atau bisa dengan alternatif lain, yaitu pemberian makanan setiap hari namun dengan porsi yang
kecil. jika kura-kura mulai gemuk, maka kita harus memperhatikan apa makanan yang diberikan
dan mulai mengurangi porsi makanannya. untuk pemberian pelet atau makanan yang dibeli di
toko-toko hewan, kita harus memperhatikan kandungan nutrisinya. makanan yang baik
mengandung protein kurang dari 35% dan mengandung kalsium serta vitamin A. selain itu kita
juga bisa memberikan suplemen vitamin yang mengandung vitamin A untuk kesehatan mata
kura-kura, dua kali seminggu.

Kura-Kura tidak napsu makan

Kura-kura kadang suka menolak makanan yang diberikan. jika dia menolak makanan yang
diberikan, jangan khawatir. coba berikan makanan lainnya. terkadang masalahnya kura-kura
mengharapkan makanan yang sedang diingininya namun tidak diberikan, dan dia akan menolak
makan sampai makanan yang diinginkannya diberikan. selama kura-kura mau makan sesuatu,
berarti tidak ada masalah dengan kesehatannya. kita patut curiga kura-kura sakit jika kura-kura
menolak semua makanan yang diberikan.

Penyakit

Kebanyakan, penyakit yang timbul dikarenakan kurang bagusnya kualitas air, kurang
pencahayaan dan gizi yang kurang baik. ciri-ciri Kura-kura sakit:

 Tidak napsu makan


 Pernafasan yang tidak normal (pilek)
 Mata bengkak (kura-kura akan terus menutup matanya)
 Perubahan warna atau bercak putih di tempurungnya

Yang harus dilakukan untuk kura-kura sakit:

 Menjaga kebersihan air


 Menaikkan suhu 23 °C sampai 30 °C
 Memperhatikan kotorannya
 Terus memberikan makanan kepada kura-kura

Jenis penyakit yang dialami kura-kura dan gejalanya:


Gejala Penyebab

Jendolan kecil (tumor abcesses) kurang vitamin E dan masalah gizi

Masalah usus, sembelit, penahanan telur, parasit


resah
usus

Kurang nafsu makan Hampir mencakup semua keadaan yang fatal

Luka pada usus yang disebabkan oleh bound,


Darah dalam kotoran
septicemia, amebiasis dan parasit usus lainnya

Bernafas dengan mulut terbuka Pilek, radang paru-paru

Berbunyi waktu bernafas Peradagangan virus pilek


Kebanyakan kaporit/chlorine dalam air, masalah
Perubahan warna pada tempurung
gizi, kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin D3, hy dan kekurangan fosfor,


Tempurung cacat kurang terkena matahari langsung atau sinar UV,
masalah gizi, aquarium terlalu kecil, Pyraymiding

Kekurangan vitamin A. Jika kura-kura juga


menderita perubahan warna atau bercak seperti
Skat (scutes) lepas berjatuhan
cahaya di tubuhnya, serangan mycose patut
dicurigai

Pelunakan tempurung Punggung mengalami rachitysm.

Bercak pada tempurung dan kulit Kekurangan vitamin A, terkena parasit mycetes

Sesuatu yang tergantung pada kloaka Turunnya penis atau usus

Masalah nutrisi seperti terlalu banyak makanan


Susah buang air besar
kering, masalah usus, penahanan telur

Masalah nutrisi, memberi buah-buahan terlalu


Diare
asam, parasit usus

Pembengkakan telinga Luka bernanah disebabkan oleh otitis, kena pilek

Mata mengeluarkan nanah atau air mata Peradangan virus pilek

Kekurangan vitamin A, makanan yang buruk –


Mata exhorbited
kebanyakan lemak, infeksi kelopak mata

Keluar dari hibernasi, pilek, atau ada sesuatu di


Kelopak mata menempel menjadi satu
matanya, kurang gizi

Pendarahaan generalized tetapi jarang,


Keracunan darah (septicemia)
kulit merah, sangat lesu

Bercak putih atau kekuningan di dalam


Pembusukan mulut(herpes)
mulut.

Lendir seperti benang keluar dari mulut


Pilek, peradangan virus pilek
dan hidung

Lumpuh (sebagian atau semuanya) Trauma umum, jatuh

Ganti kulit (shedding) yang berlebihan Kebanyak kaporit/chlorine di dalam air

Berenang mundur setelah menggosok


kepalanya pada tempurungnya atau kepala Rasa tidak menyenangkan di bagian depan
selalu berada di dalam tempurungnya
Berenang miring atau berat sebelah Radang paru-paru (pneumonia)

Kerongkongan bengkak Peradangan dalam mulut (stomatitis), herpes

Kura-kura makan terlalu cepat, reaksi alergi


Muntah
terhadap obat

Beberapa cara pengobatan penyakit:


Gejala Penyebab Pengobatan

Infeksi bakteri pada mata


Mata bengkak atau yang disebabkan oleh
berair, tertutup, sistem filterisasi yang antibiotik berbentuk salep yang dioleskan
mengeluarkan cairan kurang baik dan kotornya pada mata jika disebabkan oleh infeksi
putih, kulit terlihat air. kesalahan dalam bakteri. jaga juga kebersihan air dan
merah. Kemungkinan pengaturan suhu juga lingkungan kura-kura.
Edema. dapat menyebabkan
timbulnya penyakit ini.

jika ada di dalam kondisi serius, maka


harus dilakukan pengobatan yang cepat.
Luka yang disebabkan bersihkan mulut dengan cairan povidone-
Infeksi bakteri pada
oleh sel-sel mati disekitar iodine beberapa kali sehari untuk
mulut biasanya dapat
mulut. kemungkinan membersihkan sel-sel mati. antibiotik
ditemukannya organisma
menolak untuk diberi yang langsung berhubungan dengan luka
gram-negatif. Menular
makan dan mata juga efektif untuk melawan Gram-negatif
pada jenis hewan lainnya.
membengkak. organisma. sebaiknya pisahkan kura-kura
yang terinfeksi penyakit dengan kura-kura
lainnya agar tidak menular.

kurang bertenaga,
kemungkinan kura-kura
menyanggah kepalanya
infeksi bakteri pada
lebih tinggi atau dalam
saluran pernapasan,
posisi tidak biasa, lemah suntikan antibiotik dari dokter.
kemungkinan
kaki depan dan belakang,
pneumonia.
mengeluarkan cairan dari
hidung atau mulut diikuti
sesak napas.

lemahnya tempurung daerah yang sakit harus dibersihkan


biasanya disebabkan dengan cairan providone iodine secara
bagian atas atau bawah
organisma gram-negatif, rutin dan dioleskan antibiotik. sel-sel mati
yang kemungkinan
infeksi bakteri pada dibersihkan secara perlahan dan kura-kura
disebabkan pecahnya
tissue yang berasal dari yang sakit harus dipisahkan secepatnya
pembuluh darah. tercium
trauma atau penyakit dengan yang lain. penyakit ini dapat
bau tidak sedap dari
tertentu. disebabkan luka trauma seperti terbakar
daerah sekeliling.
atau goresan yang disebabkan batu tajam
pada aquarium, dll.

umumnya septicemia
atau keracunan pada
darah yang disebabkan
Kurang bertenaga, kaki melalui antibiotik dan terapi pendukung.
oleh luka trauma atau air
atau tempurung bawah dibutuhkan juga tes darah untuk
terkontaminasi. ada
terlihat kemerahan. memantau kemajuan pengobatan.
kemungkinan hepatosis
jika lever ikut terserang
dengan cepat.

jika kondisi parah kemungkinan tidak


dapat tertolong. pengobatannya bisa
berupa suntikan kalsium ditambah
tempurung bagian atas makanan kalsium dan perawatan dibawah
lunak dan tidak rata, sinar lampu UV-B.
kekurangan kalsium
lemahnya kaki dan tidak Catatan: Gejala tempurung
napsu makan lembek, jangan disamakan dengan
kura-kura jenis tempurung lunak
(Soft-shell) seperti jenis
Tryonix/Apalone.

jika karena berkelahi, pisahkan kura-kura.


jika karena benda tajam, jauhkan benda
tajam dari aquarium. untuk pengobatan
perkelahian atau lecet bersihkan luka perlahan dengan cairan
luka baru
akibat benda tajam povidone iodine dan jaga kebersihan luka
sampai sembuh total. perhatikan juga
gejala infeksi kedua seperti septicernia,
necrotic dermatitis.

bengkak atau merah di


samping kepala.
kurang bersihnya air pembedahan dengan pembiusan lokal
kemungkinan bisul
telinga

Kekurangan vitamin (Hypovitaminosis) :

Vitamin A

 Gejala: cacat mata, mata exhorbited, penglihatan kabur bisa menjadi buta total, bercak
putih pada tempurung, hilangnya sebagian kulit di leher, kaki dan skat.
 Mencegahnya: Beri suplement dua kali seminggu dan juga makanan yang kaya akan
vitamin A seperti water hyacintch, tomat, udang gammarus tetra.
 Pengobatan: injeksi 60-120,000 IU vitamin A per kg dan suntikan kedua dua atau tiga
minggu kemudian.

Vitamin D3
 Gejala: pertumbuhan lambat, pembentukan tempurung yang tidak bagus, radang tulang
belakang (rachytism)
 Pencegahan: Suplemen vitamin dua kali seminggu, kenai sinar matahari langsung atau
lampu berspektrum penuh selama 8-12 jam per hari.

Vitamin E

 Gejala: benjolan, Nodules, lipomes, abcesses of fatty tissues


 Pengobatan: Suntikan suplemen multivitamin, mengangakat luka/borok

Grup Vitamin B

 Gejala: Masalah dengan sistem syaraf utama, lesu


 Pencegahan: Suplemen vitamin dua kali seminggu
 Pengobatan: Suntikan suplemen multivitamin, minyak ikan (cod liver oil), organ ikan

Kekurangan zat besi

 Gejala: cacat pembentukan dan rasio pertumbuhan yang lambat


 Pengobatan: beri makanan yang kaya akan zat besi seperti hati sapi

Kekurangan fosfor dan kalsium

 Gejala: Jika dua zat ini tidak tersedia pada rasio yang sesuai, kura-kura akan menderita
seperti gejala kekurangan vitamin D3, karena vitamin D3 adalah yang bertanggung
jawab atas pengikatan kalsium dan fosfor dalam tulang
 Pencegahan: Berikan tulang sotong atau tambahkan suplement vitamin yang kaya akan
kalsium pada makanannya dua kali seminggu. Jemur dibawah sinar matahari langsung
atau lampu berspektrum penuh.
 Perawatan: suntikan suplemen multivitamin.

Penyakit mata

 Gejala: Jika kura-kura selalu menutup matanya, membengkak dan akhirnya tidak mau
makan. Kemungkinan terjadi infeksi mata. Infeksi ini disebabkan karena air yang kotor
atau kekurangan vitamin A.
 Pencegahan: Gantilah airnya lebih sering. Naikkan suhu ke 23 sampai 30 °C. Nyalakan
terus lampu jemurnya. bersihkan matanya dengan air distilasi dan larutan boric acid
atau air dengan garam atau standard sulfamethiazine. Lakukan pada pagi dan malam
hari. untuk mengolesi larutannya dapat menggunakan cotton bud. buka kelopak
matanya supaya larutannya bisa masuk ke dalam matanya. Beri kura-kura suplemen
vitamin secara rutin. Jika tidak ada kemajuan pada kondisi kura-kura dalam jangka
waktu 5 hari, bawalah segera ke dokter.

Infeksi pernapasan

 Gejala: hidung meler, mulutnya tidak benar-benar tertutup rapat atau berbunyi,
berenang miring ke satu sisinya, lesu dan tidak mau makan.
 Yang perlu dilakukan: Jika infeksi pernapasannya masih dalam tahap ringan, tutup
ruangan dengan rapat untuk menghindari kotoran udara. Jaga airnya untuk tetap
hangat, inilah faktor yang paling penting untuk kura-kura untuk dapat memerangi infeksi
ini. Jika memiliki lebih dari satu kura-kura, pisahkan yang sakit dari yang lainnya, karena
infeksi ini menular. Jika kondisinya tidak membaik dalam lima hari, bawalah segera ke
dokter.

Infeksi jamur tempurung


 Jika kura-kura seperti memiliki lapisan putih pada tempurungnya, bisa dicurigai infeksi
jamur. Jika infeksinya belum parah, dapat memandikan kura-kura dengan air garam
selama 30 menit setiap hari. perubahannya akan terlihat dalam dua hari dan akan
sembuh dalam 10 hari. Jika tidak ada perubahan dalam seminggu, bawalah ke dokter.

Tempurung lunak

 Tempurung lunak dan terlihat bercak putih. Kondisi yang serius ini yang disebabkan oleh
kekurangan kalsium dan kurangnya sinar berspektrum penuh. Meskipun kura-kura
diberi makanan yang kaya dengan kalsium seperti tulang sotong atau suplemen kalsium,
kura-kura tidak akan dapat memproses kalsiumnya dengan baik jika tidak ada sinar
berspektrum penuh. tambahkan waktu menjemur dan jika lunaknya sudah parah atau
tidak ada kemajuan, bawalah segera ke dokter.

Sembelit

 Penyebab sembelit (susah buang air besar) adalah pada makanannya. Ini sangat mudah
dilihat. ketika dikasih makan dan kura-kura tidak buang air besar, kemungkinan kura-
kura sembelit. Seringnya buang air besar tergantung pada seringnya pemberian makan
dan jenis makanan yang dimakan. Sebagai peraturan umumnya, jika terlihat kura-kura
menendang-nendang ekornya dengan kaki belakangnya dan tidak ada gerakan perutnya
beberapa saat, dapat ditebak adanya sembelit. Taruhlah kura-kura di wadah dengan air
yang lebih hangat daripada air yang ada di aquariumnya. Suhu yang lebih hangat akan
memengaruhi gerakan proses perutnya. Jika tidak terjadi apa-apa, maka tunggulah 5
jam lalu cobalah sekali lagi. Variasikan makanannya, jangan memberi makan yang selalu
sama setiap kali.
Harimau Tasmania
?
Harimau Tasmania[1]

Status konservasi

Punah (1936) (IUCN 2.3)[2]

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Infrakelas: Marsupialia

Ordo: Dasyuromorphia

Famili: Thylacinidae

Genus: Thylacinus

Spesies: T. cynocephalus

Nama binomial

Thylacinus cynocephalus
(Harris, 1808)

Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) adalah marsupial karnivora masa modern


terbesar yang pernah diketahui. Binatang ini berasal dari Australia dan pulau Papua dan
dinyatakan punah pada abad ke-20. Binatang ini disebut harimau Tasmania karena
punggungnya yang bercorak belang, namun ada juga yang menyebutnya serigala Tasmania, dan
dari mulut ke mulut disebut harimau Tassie (atau Tazzy) atau cukup harimau saja.[a] Binatang
ini adalah spesies terakhir dari genusnya, Thylacinus. Sebagaian besar spesiesnya ditemukan
dalam bentuk fosil yang berasal dari awal zaman Miosen.
Harimau Tasmania punah di daratan Australia ribuan tahun sebelum kedatangan bangsa Eropa di
Australia, namun berhasil bertahan di pulau Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik
lainnya, termasuk setan Tasmania. Selain akibat perburuan berhadiah yang berlebihan,
kepunahan hewan ini mungkin juga disebabkan oleh serangan penyakit, anjing, dan gangguan
manusia terhadap habitatnya. Meskipun secara resmi dianggap telah punah, laporan tentang
terlihatnya hewan ini masih ada.

Sebagaimana harimau dan serigala di belahan utara, harimau Tasmania merupakan pemangsa
yang ada di puncak rantai makanan. Sebagai seekor marsupial, binatang ini tidak terkait dengan
eutheria. Kemiripan postur dan adaptasinya disebabkan oleh evolusi konvergen. Keluarga
terdekat spesies ini adalah setan Tasmania.[3]

Daftar isi

 1 Evolusi
 2 Penemuan dan taksonomi
 3 Deskripsi
 4 Ekologi dan sifat
o 4.1 Makanan
 5 Kepunahan
o 5.1 Benjamin dan pencarian
o 5.2 Penglihatan yang belum dikonfirmasi
o 5.3 Hadiah
 6 Riset modern dan proyek
 7 Referensi budaya
 8 Catatan
 9 Catatan kaki
 10 Referensi
 11 Pranala luar

Evolusi

Illustrasi Thylacinus potens, hidup pada masa Miosen, yang dianggap sebagai saudara harimau
Tasmania terbesar yang diketahui.

Harimau Tasmania modern pertama muncul sekitar 4 juta tahun lalu. Spesies familia
Thylacinidae telah ada sejak awal Miosen; sejak awal tahun 1990an, sedikitnya tujuh spesies
fosil telah ditemukan di Riversleigh, bagian dari Taman Nasional Bukit Lawn di barat laut
Queensland.[4][5] Harimau Tasmania Dickson (Nimbacinus dicksoni), spesies tertua dari ketujuh
spesies fosil yang ditemukan, menunjukkan umur sekitar 23 juta tahun. Thylacinid ini lebih kecil
daripada familia terakhirnya.[6] Spesies terbesar, Thylacinus potens yang tumbuh hingga
seukuran serigala, merupakan satu-satunya spesies yang selamat hingga Miosen akhir.[7] Pada
Pleistosen akhir dan Holosen awal, harimau Tasmania modern tersebar luas (meskipun tidak
banyak) hingga Australia dan pulau Papua.[8]
Tengkorak harimau Tasmania (kiri) dan serigala abu-abu (Canis lupus), hampir identik meskipun
spesiesnya tidak berhubungan. Penelitian menunjukan bentuk tengkorak Rubah Merah, Vulpes
vulpes, bahkan lebih mirip dengan harimau Tasmania.[9]

Sebagai contoh evolusi konvergen, harimau Tasmania menunjukkan banyak persamaan dengan
anggota famili Canidae (anjing) belahan utara: gigi tajam, rahang kuat, kaki jinjit dan postur
tubuh yang relatif sama. Karena harimau Tasmania di alam yang serupa dengan alam kehidupan
anjing di belahan dunia lainnya, perkembangannya pun serupa.

Hewan ini mudah dibedakan dari anjing asli karena corak belang pada punggungnya, tapi tidak
dengan kerangkanya. Mahasiswa zoologi di Oxford diberi tugas mengidentifikasi 100 spesimen
zoologi sebagai bagian dari ujian akhir. Beredar berita [di kalangan mahasiswa], setiap kali
tengkorak 'anjing' diperlihatkan, untuk amannya bisa langsung ditebak sebagai Thylacinus,
alasannya bila tengkorak yang jelas-jelas tengkorak anjing diujikan, pastinya itu soal jebakan.
Kemudian pada suatu tahun, berkat inisiatif dosen penguji, tengkorak anjing yang asli diletakkan
untuk menjebak mahasiswa. Cara yang paling mudah untuk mengetahui perbedaannya adalah
adanya dua lubang mencolok di tulang langit-langit mulut, yang merupakan karakteristik
marsupialia umumnya.

—Richard Dawkins, The Ancestor's Tale

Penemuan dan taksonomi

Penduduk asli Australia telah mengenal harimau Tasmania sejak lama, terbukti dari adanya
lukisan dan ukiran batu berumur 1000 SM.[10] Lukisan petroglif harimau Tasmania dapat
ditemukan di daerah seni karang Dampier di Murujuga, Australia Barat. Pada saat penjelajah
pertama tiba, binatang ini sudah jarang ditemui di Tasmania. Ketika Abel Tasman dan
rombongannya tiba di Tasmania (1642), mereka menemukan jejak kaki "binatang buas yang
memiliki cakar seperti Harimau".[11] Marc-Joseph Marion du Fresne, tiba dengan Mascarin pada
tahun 1772, melaporkan melikat seekor "kucing harimau".[12] Identifikasi positif harimau
Tasmania sebagai penemuan binatang tidak dapat dibuat dari laporan ini karena Quoll Harimau
juga digambarkan dengan cara yang sama. Deskripsi harimau Tasmania secara pasti dibuat oleh
penjelajah Perancis pada 13 Mei 1792, seperti dicatat oleh penyidik alam Jacques Labillardière,
dalam jurnalnya dari ekspedisi yang dipimpin D'Entrecasteaux. Namun begitu, hal ini tidak
sampai tahun 1805 bahwa William Paterson, Letnan Gubernur Tasmania, mengirimkan sebuah
deskripsi lengkap untuk dipublikasikan dalam Sydney Gazette dan Pemasangan Iklan New South
Wales.[13]
Cetakan asli harimau Tasmania dari abad 19. Lukisan ini tidak menurut anatomi yang akurat.

Deskripsi ilmiah detail pertama dibuat oleh Wakil Petugas Survei Umum Tasmania, George
Harris pada tahun 1808, lima tahun setelah penjajahan pertama pulau.[14] Harris awalnya
menempatkan harimau Tasmania dalam genus Didelphis, yang telah dibuat oleh Carolus
Linnaeus untuk oposum Amerika, yang mendeskripsikan binatang itu sebagai Didelphis
cynocephala, "anjing berkepala oposum". Pengenalan bahwa marsupialia Australia pada
dasarnya berbeda dari mamalia yang diketahui yang mendorong menuju pengelompokan
modern, dan pada tahun 1796 Geoffroy Saint-Hilaire membuat genus Dasyurus dimana dia
menempatkan harimau Tasmania pada tahun 1810. Untuk memisahkan campuran tatanama
Yunani dan Latin, nama spesies diubah menjadi cynocephalus. Pada tahun 1824, bentuk itu
dipisahkan menuju ke dalam genusnya sendiri, Thylacinus, oleh Temminck.[15] Nama umum
diperoleh secara langsung dari nama genus, yang mulanya dari Bahasa Yunani θύλακος
(thylakos), yang berarti kantung.[16][a]

Deskripsi

Deskripsi tentang harimau Tasmania bervariasi karena bukti terbatas hanya pada spesimen joey;
fosil; kulit dan tulang tetap ada; foto dan film hitam putih binatang di penangkaran; dan laporan
di lapangan.

Harimau Tasmania menyerupai anjing besar dengan rambut pendek yang memiliki ekor kuat
yang dengan lancar terbentang dari tubuh yang mirip dengan kangguru. Banyak penetap Eropa
melakukan perbandingan langsung harimau Tasmania dengan Hyena karena kelakuan yang tidak
biasa.[3] Kulit harimau Tasmania yang berwarna kuning-coklat memiliki 13 sampai 21 garis
belang istimewa di sepanjang punggung, pantat dan ekor, sehingga binatang ini sering dijuluki
"Harimau". Garis lebih ditandai pada spesimen yang lebih muda dan memudar jika harimau
Tasmania semakin tua.[17] Salah satu garis terbentang ke bawah di luar bagian belakang paha.
Bulu tubuhnya tebal dan lembut, dengan panjang di atas 15 mm; pada usia muda, ujung ekor
harimau Tasmania memiliki hiasan. Telinga lurus yang berbentuk bulat memiliki panjang sekitar
8 cm dan terdapat bulu.[18] Warna bervariasi dari coklat kekuningan muda sampai coklat tua;
perut Thylacne berwarna cream.[19]

Harimau Tasmania dewasa memiliki panjang 100-180 cm, termasuk ekor dengan panjang 50-65
cm.[20] Ukuran terbesar spesimen adalah 290 cm dari hidung ke ekor.[19] Harimau Tasmania
dewasa berdiri sekitar 60 cm pada pundak dan memiliki massa 20-30 Kg.[20] Terdapat sedikit
dimorfisme seksual dengan wanita dewasa menjadi lebih kecil daripada laki-laki normal.[21]

Harimau Tasmania betina memiliki kantong perut dengan empat puting susu, tetapi tidak seperti
marsupial lainnya, kantong perut terbuka ke bagian belakang tubuh. Laki-laki memiliki kantong
perut skrotum, unik di antara marsupialia Australia dengan mereka dapat menarik skrotum
mereka.[17]
Harimau Tasmania dapat membuka rahangnya dengan besar yang tidak biasa: di atas 120°.
Kemampuan ini dapat terlihat dari bagian salah satu film pendek hitam putih buatan David Fleay
pada penangkaran harimau Tasmania dari 1933. Rahangnya berotot tegap dan kuat serta
memiliki 46 gigi.[18]

Jejak kaki harimau Tasmania dapat dibedakan dari binatang lainnya; tidak seperti rubah, kucing,
anjing, wombat atau setan Tasmania, harimau Tasmania memiliki telapak bagian belakang pada
kaki dan tangan yang sangat besar dan 4 telapak depan yang disusun pada garis yang hampir
lurus.[22] Kaki belakang mirip dengan kaki depan tetapi memiliki 4 jari kaki dan bukan 5. Cakar
mereka tidak dapat ditarik masuk.[17]

Jejak kaki harimau Tasmania dengan mudah dibedakan dari binatang lainnya.

Penelitian awal menghasilkan bahwa harimau Tasmania memiliki indera penciuman yang kuat
yang membuatnya dapat mendeteksi mangsa,[22] tetapi analisis struktur otaknya menemukan
bahwa bulbus olfaktorius harimau Tasmania tidak berkembang dengan baik. Binatang ini
mungkin mengandalkan penglihatan dan pendengaran sebagai pengganti ketika berburu.[17]
Beberapa pengamat mendeskripsikan bahwa harimau Tasmania memiliki bau yang kuat dan
istimewa, deskripsi lain mendeskripsikan bau bersih, bau binatang, dan ada penjelasan tidak ada
bau sama sekali. Harimau Tasmania mungkin memiliki hubungan dekat dengan setan Tasmania
karena memberikan bau ketika diganggu.[23]

Harimau Tasmania memiliki gaya berjalan yang kaku dan aneh, membuatnya tidak dapat berlari
dengan kecepatan tinggi. Harimau Tasmania juga dapat menampilkan lompatan yang mirip
dengan kangguru -- dilakukan dalam berbagai waktu oleh spesimen penangkaran.[17] Terdapat
spekulasi bahwa hal ini digunakan untuk mempercepat bentuk gerakan ketika binatang menjadi
takut. Harimau Tasmania juga dapat menyeimbangkannya pada kaki belakang dan berdiri tegak
lurus untuk periode singkat.[24]

Walaupun tidak ada rekaman suara harimau Tasmania, pengamat binatang di alam bebas dan di
penangkaran mencatat bahwa harimau Tasmania akan mengerang dan mendesis ketika diganggu,
sering diikuti oleh ancaman menguap. Selama berburu, harimau Tasmania akan mengeluarkan
semacam gonggongan seperti batuk dengan cepat yang berulang kali (dideskripsikan sebagai
"yip-yap", "cay-yip" atau "hop-hop-hop"), mungkin untuk berkomunikasi antara anggota
keluarga.[25] Harimau Tasmania juga memiliki teriakan rengekan panjang, mungkin untuk
identifikasi pada kejauhan, dan suara dengus panjang yang digunakan untuk komunikasi antara
anggota keluarga.[26]

Ekologi dan sifat

Sedikit yang diketahui tentang sifat atau habitat harimau Tasmania. Beberapa pengamatan
binatang pada penangkaran, tetapi terbatas, bukti bersifat anekdot ada tentang sifat binatang di
alam bebas. Kebanyakan pengamatan dilakukan selama siang hari sedangkan harimau Tasmania
secara alami aktif di malam hari. Pengamatan yang dilakukan di abad ke-20 tersebut dapat
menjadi tidak biasa karena binatang tersebut sudah dalam keadaan terancam yang nantinya
menyebabkan kepunahannya. Beberapa karakteristik sikap telah direka-reka dari kelakuan setan
Tasmania, spesies yang berhubungan dengan harimau Tasmania.

Harimau Tasmania dipercaya menyukai hutan dan padang rumput dekat pesisir pantai. Pola
bergaris mereka menyediakan kamuflase di hutan,[17] tetapi dapat juga merupakan cara untuk
mengindentifikasi harimau Tasmania.[27]

Harimau Tasmania mungkin menyukai hutan eukaliptus kering, daratan basah dan padang
rumput di Australia.[22] Lukisan bebatuan Australia asli menandakan bahwa harimau Tasmania
hidup di Australia dan pulau Irian. Bukti keberadaan binatang ini di Australia berasal dari
bangkai yang ditemukan di goa di dataran Nullarbor di Australia Barat tahun 1990; penanggalan
radiokarbon menemukan bangkai itu berusia 3.300 tahun.[28]

Di Tasmania, harimau Tasmania lebih menyukai hutan dan padang rumput dekat pantai yang
menjadi fokus utama pendatang Britania yang mencari rumput makanan ternak untuk peternakan
mereka.[29] Harimau Tasmania memiliki jangkauan kediaman tinggal antara 40 sampai 80
km².[19] Harimau Tasmania berada dalam jangkau kediamannya tanpa menjadi hewan teritorial;
kawanan yang kadang-kadang terlalu besar untuk disebut keluarga kadang-kadang diamati
bersama.[30]

Harimau Tasmania adalah binatang yang muncul pada malam hari dan pemburu krepuskular,
menghabiskan siang hari di goa kecil atau batang pohon berlubang di sebuah sarang ranting poho
atau pakis. Harimau Tasmania cenderung lari ke bukit dan hutan untuk berlindung selama siang
hari dan berburu pada malam hari. Pengamatan awal mencatat bahwa binatang tersebut pemalu
dan berahasia, dengan kesadaran terhadap kehadiran manusia dan biasanya menghindari
hubungan, walaupun kadang-kadang menunjukkan sikap ingin tahu.[25]

Terdapat bukti paling sedikit di antaranya berkembang biak sepanjang tahun (rekaman pilihan
menunjukkan penemuan joey di kantung perut terus menerus sepanjang tahun), walaupun puncak
musim berkembang biak terjadi pada saat musim dingin dan musim semi.[17] Mereka akan
memproduksi lebih dari 4 anak (kadang-kadang 2 atau 3), membawa yang muda ke kantong
perut selama 3 bulan dan dilindungi hingga ukuran ½ dewasa. Anak mereka awalnya buta dan
tidak berambut, tetapi mata mereka terbuka dan berbulu ketika meninggalkan kantong perut.[17]
Setelah meninggalkan kantong perut, dan sampai cukup berkembang, anak-anak akan tetap
berada di sarang mereka sementara sang induk berburu.[31] Harimau Tasmania hanya sekali
berkembang biak di penangkaran, di Kebun Binatang Melbourne tahun 1899.[32] Harapan hidup
mereka di alam bebas diperkirakan 5-7 tahun, walaupun spesimen penangkaran mampu bertahan
sampai 9 tahun.[22]

Makanan
Analisis tulang yang berisi bahwa ketika berburu, harimau Tasmania bergantung pada stamina
daripada kecepatan pada pengejaran.

Harimau Tasmania merupakan hewan karnivora. Perutnya berotot tegap dengan kemampuan
untuk menggembungkan perutnya sehingga dapat makan dalam jumlah besar, mungkin adaptasi
untuk mengganti kerugian untuk periode panjang ketika berburu tidak berhasil dan makanan
yang jarang.[17] Analisis tulang dan pengamatan harimau Tasmania di penangkaran untuk
harimau Tasmania satu-satu mengincar binatang dan mengejarnya sampai incaran tersebut lelah.
Beberapa penelitian mengakhiri bahwa binatang dapat berburu dalam grup keluarga kecil dengan
grup utama mengumpulkan sasaran pada arah umum individu menunggu penyergapan.[14]
Pemasang perangkap melaporkan harimau Tasmania sebagai predator penyergap.[17]

Mangsa harimau Tasmania termasuk kangguru, walabi, wombat, burung dan binatang kecil
seperti potoroo dan posum. Emu Tasmania pernah menjadi mangsa favorit harimau Tasmania.
Emu adalah burung besar dan tidak dapat terbang yang berbagi habitat dengan harimau
Tasmania dan diburu sampai kepunahannya sekitar tahun 1850, kemungkinan bertepatan dengan
berkurangnya jumlah harimau Tasmania.[33] Baik Dingo[34] dan rubah[35] diketahui berburu emu
di daratan utama Australia.[c] Selama abad ke-20, harimau Tasmania sering dikarakterisasikan
sebagai peminum darah utama, tetapi sedikit referensi dibuat untuk ciri ini; popularitasnya
berasal dari sebuah laporan.[36] Penetap Eropa mempercayai bahwa harimau Tasmania mengincar
domba dan unggas petani.[d] Di penangkaran, harimau Tasmania diberi makan dengan berbagai
makanan, termasuk kelinci mati, walabi, daging sapi, daging kambing, daging kuda dan kadang-
kadang unggas.[37]

Kepunahan

Harimau Tasmania punah di Australia sekitar 2.000 tahun yang lalu (kemungkinan punah lebih
awal di pulau Papua).[e] Kepunahan harimau Tasmania disebabkan oleh kompetisi dengan
penduduk asli dan spesies invasif, Dingo. Kesangsian ada antara dampak Dingo, namun, dua
spesies tersebut tidak akan ada dalam kompetisi langsung dengan satu lainnya. Dingo adalah
predator yang berburu pada siang hari, sementara diketahui bahwa harimau Tasmania berburu
pada malam hari. Harimau Tasmania memiliki tubuh yang kuat, yang akan memberinya
kelebihan pada pertemuan satu lawan satu.[38]

Lukisan batu dari Taman Nasional Kakadu dengan jelas menunjukan harimau Tasmania diburu
oleh penduduk asli,[39] dan dipercaya bahwa Dingo dan harimau Tasmania berkompetisi untuk
mangsa yang sama. Lingkungan mereka dengan jelas saling melengkapi: Sisa sub fosil harimau
Tasmania telah ditemukan pada tempat yang dekat dengan Dingo. Adopsi Dingo sebagai rekan
berburu oleh suku asli menyebabkan peningkatan tekanan jumlah populasi harimau Tasmania.[8]

Dalam foto yang banyak disebarluaskan, seekor harimau Tasmania sedang membawa ayam,
semakin mengukuhkan reputasinya sebagai pencuri unggas. Faktanya, gambar itu dipotong
untuk menyembunyikan rumah dan pagar,
dan analisis oleh satu ilmuan telah mengakhiri bahwa harimau Tasmania adalah spesimen
awetan, berpose untuk kamera.[40] Foto ini diambil pada tahun 1921 oleh Henry Burrell.
Meskipun Harimau Tasmania hampir punah di Australia daratan pada masa datangnya bangsa
Eropa, dan punah sekitar abad ke-19, spesies ini selamat di pulau Tasmania hingga tahun 1930-
an. Pada waktu penduduk Eropa pertama tiba di Tasmania, kedatangan terbesar terjadi di timur-
laut, barat-laut dan utara-tengah.[29] Pada awal kedatangan bangsa Eropa, harimau Tasmania
jarang terlihat, akan tetapi spesies tersebut mulai menyerang domba; hal ini menyebabkan
munculnya sayembara hadiah untuk mengendalikan jumlah harimau Tasmania.

Van Diemen's Land Company menawarkan hadiah untuk penangkapan harimau Tasmania dari
awal tahun 1830 dan antara 1888 sampai 1909 pemerintah Tasmania membayar £1 untuk kepala
harimau Tasmania (10 shilling untuk anak harimau Tasmania). Mereka telah menyerahkan 2.184
hadiah, akan tetapi jumlah harimau Tasmania yang terbunuh jauh lebih banyak.[22]
Kepunahannya diakibatkan oleh petani dan pemburu bayaran.[22] Namun, diketahui terdapat
faktor lain yang menyebabkan kepunahannya, seperti kompetisi dengan anjing liar (dibawa oleh
pendatang baru),[41] berkurangnya habitat, kepunahan spesies mangsa, dan penyakit pada
binatang yang juga memengaruhi banyak spesies pada saat itu.[19][42]

Apapun alasannya, harimau Tasmania menjadi sangat langka di alam bebas pada akhir tahun
1920-an. Terdapat beberapa usaha untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan. Catatan
pada komite manajemen Wilsons Promontory yang dicatat pada 1908 termasuk rekomendasi
untuk harimau Tasmania untuk diperkenalkan kembali pada beberapa lokasi yang tepat di tanah
utama Victoria. Pada tahun 1928, Tasmanian Advisory Committee for Native Fauna
merekomendasikan tempat untuk melindungi harimau Tasmania yang tersisa, dengan tempat
potensial habitat yang pas termasuk daerah Arthur-Pieman di Tasmania barat.[43]

Harimau Tasmania liar yang terakhir kali diketahui dibunuh dengan cara ditembak tahun 1930
oleh petani Wilf Batty di Mawbanna, di timur laut Tasmania. Harimau Tasmania (dipercaya laki-
laki) terlihat di kandang ayam Batty selama beberapa minggu.[44]

Harimau Tasmania terakhir yang diketahui difoto oleh Kebun Binatang Hobart tahun 1933.
Kantung skrotum tidak terlihat pada foto atau film lainnya yang diambil, sehingga
memunculkan anggapan bahwa "Benjamin" berjenis kelamin betina.

Benjamin dan pencarian

Harimau Tasmania terakhir, nantinya merujuk sebagai Benjamin[f] (walaupun jenis kelaminnya
belum dikonfirmasi) ditangkap pada tahun 1933 dan dikirim ke Kebun Binatang Hobart.
Benjamin hidup disana selama tiga tahun. Benjamin meninggal pada tanggal 7 September 1936.
Benjamin dipercaya meninggal karena akibat dari kelalaian — terkunci diluar sarang tempat
tidur, diketahui terbakar panas pada siang hari dan temperatur dingin di malam hari.[45] Film
harimau Tasmania bergerak terakhir yang diketahui sepanjang 62 detik yang merupakan
rekaman hitam putih Benjamin melangkah mundur dan maju pada pagar dan rekaman ini diambil
tahun 1933.[46][g] National Threatened Species Day diadakan tiap tahun pada tanggal 7
September di Australia untuk mengenang Benjamin. Perayaan ini dirayakan sejak tahun 1996.[47]

Walaupun terdapat gerakan konservasi untuk perlindungan harimau Tasmania sejak tahun 1901,
karena meningkatnya kesulitan mendapat spesimen untuk koleksi luar negeri, kesulitan politik
mencegah bentuk perlindungan sampai tahun 1936. Perlindungan resmi spesies oleh pemerintah
Tasmania diperkenalkan pada tanggal 10 Juli 1936, 59 hari sebelum spesimen terakhir
meninggal di penangkaran.[48]

Hasil dari pencarian yang berikut menandakan kemungkinan kuat selamatnya spesies ini di
Tasmania pada tahun 1960-an. Pencarian oleh Dr. Eric Guiler dan David Fleay di barat-laut
Tasmania menemukan jejak kaki yang mungkin milik harimau Tasmania, vokalisasi yang
terdengar yang cocok untuk deskripsi harimau Tasmania, dan bukti bersifat anekdot yang
dikumpulkan dari orang yang menyatakan melihat binatang itu. Namun, tidak ada bukti
meyakinkan yang ditemukan bahwa harimau Tasmania masih selamat di alam bebas.[3]

Harimau Tasmania mendapat status "spesies terancam" sampai tahun 1986. Standar internasional
menyatakan bahwa binatang apapun yang spesimennya tidak ditemukan selama 50 tahun dapat
dinyatakan punah. Karena tidak ada bukti keberadaan harimau Tasmania yang ditemukan sejak
kematian Benjamin tahun 1936, harimau Tasmania menemui kriteria resmi dan dinyatakan
punah oleh IUCN.[2] The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora (CITES) lebih berhati-hati dengan memberikan status "mungkin punah" pada
harimau Tasmania.[49]

Penglihatan yang belum dikonfirmasi

Walaupun harimau Tasmania secara resmi punah, banyak orang percaya binatang ini masih ada.
Beberapa orang mengklaim melihat harimau Tasmania di Tasmania, bagian lain Australia dan
bahkan di Irian Jaya, Indonesia, didekat perbatasan dengan pulau Papua. The Australian Rare
Fauna Research Association melaporkan mendapat 3.800 laporan penglihatan pada data dari
tanah utama Australia sejak kepunahan tahun 1936,[50] sementara Mystery Animal Research
Centre of Australia menerima 138 laporan penglihatan setelah tahun 1998, dan Departemen
Konservasi dan Pengelolaan Tanah menerima 65 laporan penglihatan di Australia Barat selama
periode yang sama.[25] Peneliti harimau Tasmania Buck dan Joan Emburg dari Tasmania
melaporkan 360 penampakan di Tasmania dan 269 penampakan di daratan Australia pada abad
ke-20 setelah kepunahan, figur mengikuti dari jumlah sumber.[51] Di tanah utama Australia,
penglihatan paling sering terlihat di Victoria selatan.[52]

Gambaran artis tentang dua harimau Tasmania tahun 1883.

Penglihatan rubah merah (pertama kali diperkenalkan awal tahun 1864 dan kembali
diperkenalkan sekitar tahun 2000)[53][54] di Tasmania direspon dengan sangat serius, meskipun
hanya sedikit bukti kehadiran spesies itu di pulau tersebut.[55][56][h] Sementara Fox Free
Tasmanian Taskforce menerima dana dari pemerintah, tidak ada lagi dana untuk pencarian rubah
merah. Kesulitan melokasi rubah di alam Tasmania untuk beberapa kesempatan keselamatan
harimau Tasmania dari kontak manusia.[53]

Meskipun banyak penglihatan dengan cepat hilang, beberapa mengeluarkan publisitas yang
besar. Pada tahun 1982, peneliti Hans Narding dari Tasmania Parks and Wildlife Service,
mengamati harimau Tasmania 3 menit selama malam di tempat dekat sungai Arthur di barat laut
negara bagian tersebut. Pengamatan menyebabkan pencarian luas yang didanai pemerintah.[57]
Pada bulan Januari tahun 1995, petugas melaporkan melihat harimau Tasmania di Pyengana,
timur laut Tasmania pada pagi hari. Pencarian selanjutnya tidak menemukan adanya jejak
binatang tersebut.[58] Pada tahun 1997, dilaporkan bahwa penduduk asli dan misionaris didekat
Gunung Cartenz di Irian Jaya,[i] telah melihat harimau Tasmania. Penduduk lokal rupanya tahu
tentang harimau Tasman selama beberapa tahun tetapi belum membuat laporan resmi.[59]

Pada bulan Februari tahun 2005, Klaus Emmerichs, turis Jerman mengklaim mengambil foto
harimau Tasmania yang ia lihat di dekat Taman Nasional danau St Clair-gunung Cradle, tetapi
keaslian foto itu masih belum terjamin.[60] Foto tersebut tidak dipublikasi sampai bulan April
tahun 2006, 14 bulan setelah penampakan. Foto itu, yang hanya menunjukan punggung harimau
Tasmania dikatakan oleh yang mempelajarinya untuk menjadi tidak meyakinkan sebagai bukti
bahwa harimau Tasmania masih belum punah.[61][62]

Hadiah

Pada tahun 1983, Ted Turner menawarkan hadiah $100,000 untuk bukti keberadaan
Thylacine.[63] Namun, sebuah surat dikirim sebagai jawaban atas suatu penyelidikan oleh pencari
harimau Tasmania, Murray McAllister, pada tahun 2000 yang diindikasikan bahwa hadiah itu
telah ditarik mundur.[64] Pada bulan Maret 2005, majalah berita Australia The Bulletin, sebagai
bagian dari perayaan ulang tahunnya yang ke-125, menawarkan hadiah $1.25 juta untuk harimau
Tasmania yang hidup. Ketika penawaran ditutup pada akhir Juni 2005 tidak ada satupun yang
mendapatkan bukti keberadaan binatang tersebut. Sebuah penawaran $1.75 juta ditawarkan oleh
Pengurus tamasya Tasmania, Stewart Malcolm.[61] Perangkap ilegal dibawah aturan
perlindungan harimau Tasmania, sehingga hadiah apapun yang dibuat untuknya tidak sah, karena
lisensi perangkap tidak akan dikeluarkan.[63]

Riset modern dan proyek

Spesimen Taksidermi di Museum Zoologi Walter Rothschild, Tring, Inggris.


Detail tengkorak dari kerangka lengkap di Museum Tasmania dan Galeri Seni, Hobart, Tasmania.

Rekaman seluruh spesimen, banyak yang merupakan koleksi Eropa, yang sekarang disimpan di
International Thylacine Specimen Database. Museum Australia di Sydney mulai melakukan
proyek kloning sejak tahun 1999.[65] Hasilnya digunakan untuk materi genetika dari berbagai
spesimen yang diambil dan dipelihara pada awal abad 20 untuk mengkloning individu baru dan
mengembalikan spesies dari kepunahan. Beberapa pakar mikrobiologi serius telah menganggap
remeh proyek sebagai akrobat PR dan anjuran pemimpinnya, Profesor Mike Archer, menerima
nominasi tahun 2002 untuk penghargaan Bent Spoon orang Australia yang suka meragui untuk
"pelaku bagian paling tidak masuk akal atau secara ilmiah tidak masuk akal".[66]

Pada akhir tahun 2002, para ilmuan berhasil mendapat DNA harimau Tasmania yang dapat
direplikasi.[67] Pada tanggal 15 Februari 2005, museum mengumumkan akan menghentikan
proyek setelah uji coba menunjukan DNA yang didapat dari spesimen terlalu terdegradasi untuk
digunakan.[68][69] Pada bulan Mei tahun 2005, profesor Michael Archer, ketua ilmu pengetahuan
Universitas New South Wales, mantan direktur museum Australia dan ahli biologi evolusioner
mengumumkan bahwa proyek diulang kembali oleh grup universitas dan institut penelitian yang
tertarik.[61][70]

International Thylacine Specimen Database (ITSD) selesai pada April 2005 dan merupakan
puncak proyek penelitian 4 tahun untuk katalog dan foto digital, jika mungkin, semua koleksi
pribadi dan material spesimen harimau Tasmania yang diketahui[j] selamat. Catatan diadakan di
Zoological Society of London.[2]

Pada tahun 2008, ilmuwan Andrew J. Pask, Richard R. Behringer1 dan Marilyn B. Renfree
melaporkan bahwa mereka berhasil merestorasi kemampuan gen Col2A1 yang didapat dari
jaringan harimau Tasmania berusia 100 tahun dari koleksi museum. Mereka lalu menghidupkan
kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. Penelitian ini diharap dapat mengembalikan
populasi harimau Tasmania[71]
Harimau Jawa
?
Harimau Jawa

Foto Harimau Jawa yang diambil pada tahun


1938

Status konservasi

Kritis, kemungkinan punah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Carnivora

Famili: Felidae

Genus: Panthera
Spesies: P. tigris

Upaspesies: P. t. sondaica

Nama trinomial

Panthera tigris sondaica


(Temminck, 1844)

Peta wilayah Harimau Jawa

Seekor harimau Jawa ditembak di Malingping, Lebak (tahun 1941)

Harimau Jawa adalah jenis harimau yang hidup di pulau Jawa. Harimau ini dinyatakan punah
di sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi
habitat binatang ini secara drastis. Ada kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahun 1950-
an ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini. Terakhir kali ada sinyalemen dari
harimau jawa ialah pada tahun 1972. Pada tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor
harimau hidup di pulau Jawa. Kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Pada tahun 1990-an
ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverfikasi.[1] [2]

Faktor yang dianggap menjadikan Harimau Jawa punah adalah kerusakan habitat akibat
tekanan penduduk dan perburuan intensif pada awal abad ke-20.

Di akhir tahun 1998 telah diadakan Seminar Nasional Harimau Jawa di UC UGM yang berhasil
menyepakati untuk dilakukan "peninjauan kembali" atas klaim punahnya satwa ini. Hal tersebut
karena bukti-bukti temuan terbaru berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut, yang
diindikasikan sebagai milik harimau jawa. Secara mikroskopis, struktur morfologi rambut
harimau jawa dapat dibedakan dengan rambut Macan Tutul. Oleh karena itu hingga sekarang
masih dilakukan usaha pembuktian eksistensi satwa penyandang status punah ini.
Rampokan macan (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard)

Di akhir abad ke-19, harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Pada tahun 1940-an,
harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan
harimau ini dengan membuka beberapa taman nasional. Namun, ukuran taman ini terlalu kecil
dan mangsa harimau terlalu sedikit. Pada tahun 1950-an, ketika populasi harimau Jawa hanya
tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Sepuluh tahun
kemudian angka ini kian menyusut. Pada tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal
di Taman Nasional Meru Betiri. Walaupun taman nasional ini dilindungi, banyak yang membuka
lahan pertanian disitu dan membuat harimau jawa semakin terancam dan kemudian diperkirakan
punah pada tahun 80-an.

Harimau jawa mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada Harimau Sumatera dan
Harimau Bali. Harimau jawa jantan mempunyai berat 150-200 kg dan panjangnya kira-kira 2.50
meter. Betina berbobot legih ringan, yaitu 75-115 kg dan sedikit lebih pendek dari jenis jantan.
Besar tubuh harimau jawa ini diduga karena adanya kompetisi dengan macan tutul dan ajak.
Disamping itu ada hukum: semakin menjauhi garis Khatulistiwa maka ukuran tubuh harimau
akan semakin besar, kecuali harimau bali.

Di samping harimau jawa, ada dua jenis harimau yang punah di abad ke-20, yaitu Harimau Bali
dan Harimau Kaspia. Secara biologis, harimau jawa mempunyai hubungan sangat dekat dengan
harimau bali. Beberapa ahli biologi bahkan menyatakan bahwa mereka adalah satu spesies.
Namun, banyak[siapa?] juga yang membantah pernyataan ini.[rujukan?]

Penelitian terakhir

Sensus terakhir tentang keberadaan harimau jawa dilakukan selama 1 tahun, yaitu sejak tahun
1999-2000. Survey selama 12 bulan ini berlangsung di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa
Timur, atas permintaan langsung kepala taman nasional, Indra Arinal, dan didukung oleh
direktur konservasi flora dan fauna, Ir. Koes Saparjadi, karena adanya laporan dari beberapa
orang staf taman nasional serta warga setempat yang menduga bahwa harimau jawa masih ada.

Sebanyak 12 staf taman nasional dilatih dengan dibekali 20 unit kamera, selain itu juga
mendapat bantuan dari yayasan "The Tiger Foundation" berupa 15 unit kamera infra merah
dalam rangka memfasilitasi upaya sensus.

Hasil sensus mengatakan: Tidak ada harimau jawa, hanya sedikit mangsa, banyak pemburu
liar.[3]
BIOLOGI

NAMA : M.RIDHO IRSADILAH

NO : 17

KELAS : VII D
SMP N 14 SEMARANG

~RAHASIA DIBALIK PENGUNDURAN DIRI PAUS BENEDIKTUS KE- XVI ~

Seorang peneliti Saudi mengungkapkan dalam perbandingan agama, kristenisasi dan urusan Vatikan,
Direktur Essam.
Alasan sebenarnya Paus Vatikan yang mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri, yang
mengguncang komunitas Katolik di seluruh dunia, sebagai Paus pertama kali yg mengundurkan diri sejak
6 abad yang lalu.

Melalui akun nya di twitter mengungkapkan apa yg tersingkap dari faktor faktor sebenarnya,
pengunduran diri Paus Benediktus yg ke 16 ini disiarkan pertama kalinya. Dia mengatakan, penyebab
utama penguduran diri Paus adalah setelah terjadinya kekacauan dari kalangan gereja Vatikan, terhadap
Injil Lama yg di dalamnya terdapat Nama Rasul Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassallam, yang sampai
saat ini masih berada di Vatikan.

Terdapat 3 orang dalam Vatikan itu yg menyembunyikan kesilamannya. Dan Paus selalu berusaha
mencari tahu mereka. Dan salah satu diantara mereka adalah penanggung jawab pembuatan surat
pernyataan pengampunan dosa (dalam agama Khatolik). Dan ada salah satu yang mengumumkan
keislamannya. Akibatnya dampak dari diumumkannya keislaman dia. Dia pindah ke Afrika Selatan dan
tinggal di sana. Di negaranya Ahmad Deedat. Syaikh Ahmad Deedat lah yg menjadi sebab keislamannya.

Beliau menegaskan dalam akun twitter nya bahwa sebenarnya pengunduran diri Paus Benediktus XVI
bukanlah karena sakit. Karena sebelumnya Paus Yohanes II usianya lebih tua dan penyakitnya lebih
parah, namun ia tidak mengundurkan diri dari keuskupan gereja Vatikan. Ini adalah argumentasi untuk
menghadapi media.

Dan dia juga telah menentang Vatikan yg telah mendustai kabar keislaman 35 uskup dan pendeta dari
pembesar pembesar Vatikan. Kebanyakan mereka menyembunyikan kesilamannya karena kekhawatiran
terhadap keselamatan hidupnya, sebagian kecil juga ada yg mengundurkan diri. Dan Paus memilih untuk
diam selama 6 tahun. Vatikan sampai saat ini masih belum memiliki kekuatan untuk membantah kabar
keislaman 35 uskup tadi. Maka Paus Benediktus XVI pun mengundurkan diri.

Dia juga menambahkan Paus juga berusaha untuk menutupi keislaman mereka dengan melakukan
hujatan terhadap islam dan hinaan kartun Nabi Muhammad secara terang terangan pada tahun 2006.
Namun usahanya justru menjadikan senjata untuk dirinya sendiri yang berujung pada pengunduran
dirinya.

Dia mengisyaratkan bahwa dokumen dokumen Vatikan yg menyelidiki surat pernyataan itu tidak
seorang pun mengetahuinya sampai saat ini ditangan siapa surat itu berada. Akan tetapi seorang
pengamat mengatakan bahwa Paus menghilangkannya bersamaan dengan keluar dari kantor tugasnya
segera.

Dia jg menegaskan terdapat arsip arsip pemberhentian Paus dan penangkapan nya di beberapa negara
yg dikunjunginya karena keterlibatannya dalam menutup-nutupi kekerasan dan skandal seksual.

Dan peneliti ini menutup dengan memotivasi para da’i dan ulama untuk melakukan kegiatan dakwah
dengan istiqomah untuk mendakwahi orang orang khatolik dari pengkultusan terhadap Paus dan uskup
dibawahnya menuju penyembahan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Wallahu’alam bishowab

sumber : ‫العلمانيه مكافحة‬,


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=595032037173458&set=pb.259233800753285.-
2207520000.1360977181&type=3&theater

terjemahan bebas dari:

‫الفاتيكان بابا استقالة وراء وثائق وتسريب قساوسة إسالم‬

‫والفاتيكان التنصير وشؤون األديان مقارنات في السعودي الباحث كشف‬، ‫مدير عصام‬، ‫أعلن الذي الفاتيكان بابا الستقال الحقيقية األسباب‬
‫االستقالة اعتزامه‬، ‫العالم في الكاثوليكية األوساط ّهز الذي األمر‬، ‫ منذ ذلك على يقدم بابا كأول‬6 ‫قرون‬.

‫"تويتر" على حسابه عبر مدير وقال‬: ‫إن مدير وقال ؛ مرة ألول يذاع عشر السادس بندكت الستقالة الحقيقية األسباب من يكشفه ما إن‬

"‫قساوسته فضائح بعد البابا استقالة أسباب أهم‬: ‫وسلم عليه هللا صلى الرسول اسم فيه قديم إلنجيل فاتيكانية وثيقة تسريب‬، ‫حالياً يوجد" أنه كما‬
‫)والبابا الفاتيكان تدين وثائق تسريب عن مسئول وأحدهم (؛ معرفتهم يحاول روما بابا وظل إسالمهم يكتمون ممن ثالثة الفاتيكان في‬

‫أسلموا الذين هؤالء أحد‬، ‫هناك يقيم حيث إفريقيا جنوب إلى انتقل بإسالمه المجاهرة وآثر‬، ‫سبباً كان والذي هللا رحمه ديدات أحمد الشيخ بلد‬
‫"إسالمه في‬.
‫‪،‬لالستقالة مقنعا سببا ليس المرض أن مؤكداً ؛ معهم مباشرة الهواء على إعالمية لمواجهه واستعداده ‪،‬الفاتيكان رجال تحديه مدير وأعلن‬
‫‪.‬يستقل ولم مرضا أشد الثاني بولس يوحنا سلفه كان حيث‬

‫حياته على خشية إسالمه كتم أكثرهم( رجاالته كبار من وقسيسا أسقفاً ‪ 35‬إسالم خبر لتكذيب" الفاتيكان تحدى قد كان "مدير" أن إلى يشار‬
‫ثم ‪،‬الخبر تكذيب عن االن حتى عاجزاً الفاتيكان وظل ‪،‬سنوات ‪ 6‬من ألكثر الصمت وقساوسته البابا والتزم ‪)،‬الفاتيكان من أقيل أو واستقال‬
‫‪".‬البندكت استقال‬

‫‪ ،‬م‪ 2006‬في ولالسالم للرسول المسيئة تصريحاته خالل من ضجة بافتعال هؤالء إسالم على التغطية حاول قد روما بابا " ان مدير وأضاف‬
‫أخيراً واستقال ‪ ،‬الساحر على السحر فانقلب‬
‫وقرر فقدها روما بابا أن المؤكد لكن وقعت من يد في اآلن إلى أحد يعلم ال التي الوثيقة تلك عن تفتش الفاتيكان مخابرات أن إلى مدير وأشار‬
‫‪".‬فوراً منصبه معها يفقد أن‬

‫اعتداءات على التغطية في تورطه بسبب كبريطانيا زارها لو دول عدة في البابا على والقبض إيقاف مذكرات صدور وجود ” مدير ويؤكد‬
‫وتعداد اإلسالم واكتساح االسالمية الدعوة أمام والهزائم والفضائح االنهيارات من سلسلة ” أن موضحاً غلمان على لقساوسته جنسية‬
‫‪”.‬المستقيل البابا منه اشتكى مما الكاثوليك فاق الذي المسلمين‬

‫‪".‬العباد رب عبادة إلى وقساوسته البابا عبادة من الكاثوليك إلخراج وأمانة بقوة الحدث لتوظيف والعلماء الدعاة أحث" مدير واختتم‬

‫· ‪Suka · · 12123152 · Sabtu pukul 9:42‬‬

Anda mungkin juga menyukai