Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PARKARYA

 Ternak Hias
 Sawta Harapan

OLEH :

1. Julius Pali Allo


2. Arya Ramadhan
3. Muh.Fakih. D
4. LD. Muh Inang
5. Abdul Muis

SMP NEGERI 20 KENDARI

TAHUN PELAJARAN 2018/ 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000
tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan.
Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya
adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci
dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran
kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut
kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.
Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari
binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya digunakan sebagai bahan
tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi tinggi serta rambutdan kulitnya dapat
digunakan sebagai bahan kerajinan.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung danantraks,
daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut. Dari berbagai
jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot
badan yang besar, berat badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang
mencapai 12 kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.
Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai
sifatcoprophage/cecotrophy Sifat ini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu tingkah laku
kelinci memakan kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari anusnya (coprophage pellets)
yang terjadi pada malam hari, sehingga disebut juga Ruminansia semu (pseudo-
ruminant). Walaupun memiliki caecum (bagian pertama usus besar) yang besar,
kemampuan kelinci dalam mencerna serat kasar terbatas, tidak sebanyak ruminansia.
Dalam peternakan kelinci, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung perhatian
dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan yang
diberikan sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan produksi.

BAB III
ISI dan PEMBAHASAN

A. Jenis – Jenis Kelinci


Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan panjang bulu, pertumbuhan dan
pemanfaatan berbeda-beda antara satu dan lainnya. Ras-ras kelinci tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Angora
Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang
berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama kali di
temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke Perancis tahun 1723. Tahun
1777 Angora menyebar ke Jerman . Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa Timur,
Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi pusat peternakan kelinci
Angora terbesar yang menghasilkan wool. Angora dewasa berbobot 2.7 kg, baik jantan
maupun betina. Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, membuat
kita hatus rajin mencukurnya 6-8 cm tiap tiga bulannya.
2. Lyon
Sesungguhnya lyon adalah angora inggris yang kupingnya pendek, wajahnya di
penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa).
3. American Chinchilla
Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg), besar
(bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di manfaatkan untuk ternak
dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci raksasa alias Giant Chinchilla merupakan hasil
persilangan antara Standard Chinchilla dan Flemish Giant.
Ras ini merupakan kelinci kecil, hampir mirip dengan Nederland Dwarf, hanya sedikit
lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm panjangnya.Matanya merah delima atau
biru.
4. Rex
Sebenarnya Rex termasuk kelinci baru. Ras ini mulai di kenal di Amerika Serikat sejak
tahun 1980-an, sebagai binatang kontes.Yang paling spesial dari Rex yaitu bulunya yang
halussss banget. Apalagi kalo si Rex ini hidup di lingkungan yang bersuhu berkisar 5-15
C,makin rendah suhu lingkungan, makin indah dan bagus mutu bulunya. Ras Rex yang paling
terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih mulus dan tebal. Kualitas bulunya sangat
baik, lembut seperti beludru. Ras ini juga di sebut Ermine Rex.
5. Satin
Ras satin berbulu tebal, badannya panjang, kepala lebar, leher pendek, telinganya
yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat. Kakinya
lurus. Kukunya hitam gelap.
6. Silver
Ras asli kelinci ini adalah Silver Grey, berwarna perak abu-abu. Warna bulunya hitam,
di bagian dalam biru-hita diselingi bul u penutup perak keputih-putihan. Warna perak inilah
yang membuat kelinci Silver terlihat cantik dan menarik.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver Brown
(perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur, coklat, dan
ungu). Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat, kepala pendek,
telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey, SIlver Fawn, dan Silver
Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox merupakan hasil persilangan
dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5 kg, betina 4,0 – 5,45 kg.
Anak-anak SIlver tidak mempunyai bulu perak sampai umur 2-3 bulan. Warna perak
mulai tumbuh dari kaki, kepala, telinga, baru ke seluruh tubuh setelah umur 5 bulan. Kelinci
Silver di ternak terutama untuk di ambil bulunya.

B. Breeding
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci
tersebut.Untuk
tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rexmerupakan ternak
yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis
Belgian,Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakantern
ak yang cocok dipelihara.
1) Pemilihan bibit dan calon induk Bila peternakan bertujuan untuk daging,
dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan
yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya
potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya
harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih
dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan bibit menentukan kualitas induk
yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
pemberian pakan yang
cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gan
gguan luar.
3) Sistem Pemuliabiakan Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat
spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebihbaik/menamba
h sifat-sifat unggul.
c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapatbangsa/jenis
baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakanperpaduan 2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi dan Perkawinan Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan
terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5) Proses Kelahiran Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

C. Feeding
a. Sumber Pakan
Kelinci membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi. Bahan
pakan untuk kelinci secara garis besar dibagi menjadi dua golongan, yaitu: hijauan (forage)
dan penguat (konsentrat).
1. Hijauan
Hijauan merupakan pakan pokok kelinci yang pemberiannya sebanyak 60-80 %, meliputi
antara lain: jenis rumput-rumputan (graminae), teki (cyperaeceae), dan kacang-kacangan
(leguminoceae). Jenis hijauan yang banyak terdapat di Indonesia dan biasa diberikan kepada
kelinci antara lain: rumput lapang, rumput jampang, gigirinting, daun turi, daun pisang, daun
ubi jalar, kangkung, daun kacang tanah, sawi, wortel, kol dan lain-lain.
Hijauan tersebut dapat diberikan dalam bentuk segar yang telah dilayukan terlebih dahulu,
maupun dalam bentuk awetan (hay).
Hijauan segar yang dilayukan dimaksudkan untuk menghilangkan getah dan racun yang
dapat mengakibatkan mencret, kembung, dan kejang-kejang.
Hijauan awetan diberikan pada saat hijauan segar sulit diperoleh karena adanya musim
kemarau panjang.
2. Pakan Penguat (Konsentrat)
Konsentrat dibutuhkan kelinci untuk memperoleh produksi yang memadai, terutama pada
saat masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui.
Bahan pakan penguat antara lain: jagung giling, dedak padi, bungkil kelapa, polar, molasis
dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut mengandung protein tinggi dan serat kasar yang
rendah.

b. Zat Pakan
Kelinci membutuhkan zat pakan yang tersedia cukup dalam ransumnya untuk
kebutuhan hidup pokok, produksi dan keperluan proses metabolisme di dalam tubuh. Zat-zat
tersebut antara lain: karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air.
1. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber energi. Kelebihan
energi akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Dalam kondisi kurang pakan
lemak-lemak tersebut mengalami pemecahan menjadi sumber energi bagi keperluan fisiologi
tubuh.
2. Protein
Fungsi protein dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber zat pembangun. Kelinci
muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan. Kelinci bunting dan induk menyusui
membutuhkan protein dalam ransum untuk perkembangan embriyo, pertumbuhan anak dan
produksi susu.
3. Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi dalam ransum kelinci. Pemberian 2-3 %
kadar lemak dalam ransum sudah mencukupi kebutuhan hidupnya.
4. Mineral
Mineral merupakan unsur yang paling diperlukan dalam semua fase pertumbuhan
kelinci. Kebutuhan paling tinggi terhadap mineral didapatkan pada induk laktasi dan anak
kelinci pada awal periode pertumbuhan.

c. Kebutuhan Zat Pakan


Kelinci sedang tumbuh (4-12 minggu) membutuhkan serat kasar 14 persen, lemak 3
persen, protein kasar 17 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 0,5 persen dan phospor 0,3
persen.
Kelinci sedang menyusui membutuhkan serat kasar 14 persen, lemak 3 persen, protein
kasar 15 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 1,1 persen dan phospor 0,8 persen.

D. Manajemen/Tatalaksana
a. Perkandangan
Habitat atau tempat hidup yang asli bagi kelinci, sebagaimana hewan liar, kelinci
hidup dan berkembangbiak di alam bebas, kelinci mempunyai kebiasaan menggali tanah,
membuat lubang atau terowongan. Bagi kelinci lubang berfungsi sebagai tempat berlindung
kelinci dari binatang buas atau predator yang siap memangsanya, sebagai tempat untuk
mempertahankan tubuh agar tetap hangat dari pengaruh dinginnya suhu di permukaan tanah
atau sekedar untuk tempat bernaung dari hujan atau teriknya matahari atau berlindung dari
terpaan angin. Lubang juga difungsikan sebagai sarang untuk beranak dan memelihara anak-
anak sebelum dewasa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembuatan kandang harus mengacu
pada hakekat fungsi kandang, antara lain :
 Melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca (angin, dingin, hujan, panas matahari)
 Melindungi ternak dari predator (hewan pemangsa) atau binatang buas, antara lain :
ular, musang, kucing, anjing.
 Memudahkan dalam pengelolaan (pemberian pakan, minum, penanganan kesehatan,
sanitasi, vaksinasi, seleksi, pembersihan kotoran dan pemanenan hasil)

Kandang adalah merupakan tempat melakukan aktivitas produksi bagi ternak dan
peternak. Oleh karena itu kondisi kandang harus mencerminkan hal-hal yang mendukung
produksi, antara lain : nyaman dan aman.

Dengan demikian, dalam pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal, antara lain
:
 Konstruksi kandang dan perlengkapan.
 Bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang dan perlengkapan,
 Ukuran (panjang, lebar, tinggi) kandang.

Suhu lingkungan yang ideal untuk kelinci adalah 16-20oC. Pada suhu yang lebih
tinggi dari suhu ideal, kelinci akan kehilangan energi untuk menjaga temperatur tubuh. Jadi
rendahnya produktivitas kelinci daerah tropis, besar kemungkinan salah satunya disebabkan
oleh stres panas.
Kandang kelinci, biasanya hanya merupakan petakan atau sekat ruangan. Bisa
dibawah bangunan utama atau bangunan tersendiri. Artinya, beberapa kandang kelinci
dengan berbagai susunan berada di bawah naungan bangunan besar atau rumah. Dapat pula
kandang-kandang kelinci tersebut berada di halaman atau pekarangan dengan menggunakan
atap tersendiri.
A. Kandang kelinci berada dalam bangunan utama
B. Kandang kelinci berada di halaman atau pekarangan dengan atap menyatu.
A
B

Konstruksi kandang :
Atap : Nyaman, melindungi ternak dari hujan dan panas matahari. Bahan : Seng, asbes,
genteng, sirap, ilalang.
Tiang : Kuat. Bahan : Kayu, bambu, beton, tembok, besi.
Dinding : Kuat dan melindungi ternak. Bahan : Kayu, bambu, tembok
Lantai : Datar, tidak lembab. Bahan : Kayu, bambu, tembok, tanah, kawat.
Ventilasi baik : Sirkulasi udara lancar.

Letak Kandang
Agar supaya kandang benar-benar nyaman dan aman bagi ternak sehingga memberikan
kesempatan ternak untuk dapat berproduksi secara optimal, kandang kelinci sebaiknya
ditempatkan di lokasi yang sesuai, yaitu :
 Kering atau tidak lembab,
 Aman dari binatang buas atau predator,
 Terlindung dari pengaruh buruk cuaca (hujan, panas, dingin, angin),
 Jauh dari lalulintas masyarakat sekitar.
 Tidak terlalu jauh dari rumah guna memudahkan pengawasan.

b. Kesehatan
Ada tiga kegiatan pokok dalam penangan kesehatan ternak, khususnya kelinci, yaitu :
pencegahan (sanitasi, isolasi dan vaksinasi), pengobatan dan pemusnahan.

c. Jenis Penyakit Kelinci


Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan gejala-gejala yang
cukup mencolok, yaitu: nafsu makan turun, mata sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa
tanda khas dari penyakit yang menghinggapinya.
Beberapa penyakit yang sering menyerang kelinci, antara lain enteritis kompleks,
pasteurellosis, young doe syndrome, skabies, dan koksidiosis.
Enteritis kompleks.

d. Rekording
Kegiatan pencatatan atau dikenal juga dengan istilah rekording adalah sangat penting.

e. Panen
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar
kelinci tidak kesakitan.

f. Pascapanen
1. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian
minum tetap .
2. Pemotongan
Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
3. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci
digantung.
4. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-
paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat
mempengaruhi kualitas karkas.
5. Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2
potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.

Kelinci disembelih dengan cara memotong vena jugularis, arteri


carotis,oesophagus dan trachea. Kelinci yang telah disembelih dipisahkan kepala, kaki yang
dipotong bagian persendian carpus dan tarsus, dikuliti, dikeluarkan isi rongga dada dan
rongga perut kecuali hati, jantung dan ginjal untuk memperoleh karkas. Untuk menyembelih
kelinci diperlukan dua orang, satu orang memegang, sedang yang lain menyembelih dengan
menggunakan pisau tajam.
Sebelum menguliti, keluarkan terlebih dahulu kantomg kencing agar tidak mencemari
karkas. Berat karkas kelinci rata-rata 55% dari berat hidupnya.

BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dari hasil di atas dapat disimpulkan alasan mengapa harus beternak kelinci adalah
sebagai berikut:
1. Pemeliharaan dan perawatannya mudah
2. Tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar
4. Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah
5. Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa
dapur dan hasil sampingan produk pertanian
6. Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per
kelahiran
7. Hasil sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan.

B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang ternak kelinci, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan
para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang
sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

Satwa harapan

Pembudidayaan lebah madu yang kini populer berasal dari kawasan Laut Tengah
(Afrika Utara, Eropa selatan dan Asia Kecil) yang selanjut menyebar ke seluruh wilayah
dunia. (Sihombing D.T.H:1997). Bangsa Mesir Kuno membuat corong dari tanah liat sebagai
sarang lebah, kemudian dari keranjang anyaman. Di Afrika lebah madu dipelihara dalam
bongkahan kayu berbentuk silinder dan sarang tersebut digantung di pohon. Bangsa Rusia
sebagai pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai daerah lahan
madu. Rusia mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke 10 hingga kini secara
besar-besaran. Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa dipindah-pindahkan,
teknik tersebut diperkenalkan oleh Peter Prokovich (1775-1850).

Madu dihasilkan dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada kebutuhan lebah. Ini
mengisyaratkan bahwa minuman berkhasiat obat ini diciptakan agar bermanfaat bagi
manusia.

Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar),
yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang
mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka.
Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru yaitu madu dan menyimpannya untuk
musim dingin mendatang.

Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak
dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita
adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yang
tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini
tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti
disebutkan dalam ayat tadi.

Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk
manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani
manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak
membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Pengaturan yang Luar biasa di sarang lebah

Kehidupan lebah di sarang dan pembuatan madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa


membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama "kehidupan masyarakat" lebah.
Lebah harus melaksanakan banyak "tugas" dan mereka mengatur semua ini dengan
pengaturan yang luar biasa.

Rancangan segi enam dari petak-petak sarang lebah memungkinkan penyimpanan


madu dalam jumlah terbanyak dengan bahan baku pembuatan sarang, yakni lilin, dalam
jumlah paling sedikit. Lebah hanyalah serangga berukuran 1-2 cm dan ia melakukan
perhitungan itu dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.

Pengaturan kelembapan dan pertukaran udara: Kelembapan sarang, yang membuat


madu memiliki tingkat keawetan yang tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada
kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan keawetan dan
gizinya. Begitu juga, suhu sarang haruslah 35 derajat celcius selama sepuluh bulan pada
tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada
kelompok khusus yang bertugas menjaga pertukaran udara.

Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur pertukaran udara di dalam sarang.
Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada kayu, mereka mengipasi sarang
dengan sayap. Dalam sarang yang baku, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar
pada sisi yang lain. Lebah pengatur pertukaran udara yang lain bekerja di dalam sarang,
mendorong udara ke semua sudut sarang.

Perangkat pertukaran udara ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan
pencemaran udara.

Penataan kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga mutu madu tidak terbatas hanya
pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat jaringan pemeliharaan
kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan
berkembangnya bakteri. Tujuan utama penataan ini adalah menghilangkan zat-zat yang
mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang.
Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau
serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bertindak
untuk mengusirnya dari sarang.
Kehidupan lebah di dalam sarang serta pembuatan madu oleh mereka sangatlah
menakjubkan. Lebah melakukan banyak "pekerjaan" dan mereka berhasil melakukannya
dengan baik melalui pengaturan (pengorganisasian) yang luar biasa.

Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan
cara pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka menghasilkan suatu
zat yang disebut "propolis" (yakni, getah lebah) untuk pembalsaman. Getah lebah ini
dihasilkan dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh
kepada getah yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Getah
lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada
retakan, getah tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan
yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan
zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.

B. Manfaat Madu
Madu dihasilkan oleh lebah. Madu pada umumnya mempunyai manfaat untuk
menjaga tubuh tetap sehat, meningkatkan daya tahan tubuh, obat luka, serta lainnya. Ada
beberapa macam jenis madu, diantaranya madu bunga ekaliptus (hutan), konon bekhasiat
untuk penyakit stroke, kolesterol, kencing manis, sakit jantung, dan lever.

Ada juga madu bunga kaliandra, yang berhasiat menambah kecerdasan fungsi

Anda mungkin juga menyukai