Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara tropis agraris yang sangat kaya akan
sumber daya alamnya. Kondisi demikian mendukung terbentuknya sebuah
agribisnis yang Sustainable yang menjadi basis bagi penghidupan mayoritas
masyarakat Indonesia.Peningkatan ekonomi di kalangan masyarakat Indonesia,
membawa konsekuesi perbaikan kesejahteraan dan tuntutan terhadap
peningkatan kualitas hasil pertanian yangdikonsumsi. Pangan asal ternak
merupakan salah satu bagian yang penting dari pertanianIndonesia. Dan kondisi
sekarang memberikan kesempatan yang baru bagi perkembangan produksi
kelinci.
Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil
dagingyang baik. Hewan ini merupakan herbivore non ruminansia yang
mempunyai sistemlambung sederhana (tunggal) dengan perkembangan sekum
seperti alat pencernaanruminansia, sehingga hewan ini disebut ruminansia semu
(pseudoruminant). Kelincimemiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan
sebagai penghasil daging, kulit atau bulu, hewan percobaan dan hewan untuk
dipelihara. Kelinci dapat menggunakan protein hijauan secara efisien, reproduksi
tinggi, efisiensi pakan tinggi, hanya membutuhkanmakanan dalam jumlah sedikit
dan kualitas daging cukup tinggi (Farrel dan Raharjo,1984 dalam Mansyur Faiz,
2009).
Keunggulan kelinci dari berbagai aspek menyebakan kelinci layak
untuk dikembangkan menjadi sebuah agribisnis yang berdayasaing tinggi guna
memberikan sumbangan protein dalam bentuk daging atau produk olahan seperti
abon, bakso, dendeng, nugget dan lain-lain. Daging kelinci memiliki warna putih
seperti daging ayam,serat-sertanya bagus, aromanya sedap, bergizi tinggi dan
enak (Kusnadi, Bintoro,dan A.N. Al Baarri, 2012). Kandungan Kolesterol yang
1
rendah dibandingkan dengan daging lain memberikan keunggulan tersendiri bagi
daging kelinci, sehingga pangan asal dagingkelinci dapat dikatagorikna sebagai
pangan yang sehat dan aman.Laporan akhir praktikum ini menyajikan bagaiman
sistem agribisnis peternakan kelinci, mulai dari hulu (budidaya kelinci),
processing sampai pemasaan produk olahandaging kelinci.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaiman memperkenalkan jenis – jenis kelinci yang ada di Indonesia..?
b. Bagaimana menyajikan sebuah ringkasan tentang jenis – jenis kelinci
sehingga mudah dipahami ?
c. Bagaimana cara menentukan jenis kelinci tersebut sesuai dengan yang
diinginkan produsen maupun pemelihara ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui berbagai jenis kelinci yang ada di Indonesia. 
b. Dapat menentukan kelnci yang pas untuk konsumsi pribadi maupun untuk
kelinci hias.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 New Zealand White
Kelinci New Zealand White yang berasal dari USA termasuk dalam
spesies Orictolagus Cuniculus dari genus Orictolagus. El-Raffa (2004)
menyatakan bahwa kelinci memilik potensi sebagai penghasil daging dan dapat
menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani karena memiliki
kemampuan efisiensi produksi dan reproduksi yang patut dipertimbangkan.
Pada awalnya kelinci jenis ini dikembangkan untuk diambil dagingnya
sebagai sumber protein, ini karena bobot kelinci ini yang bisa mencapai 5,44kg.
Namun yang berkembang hingga sekarang, jenis ini juga akhirnya dimasukan
sebagai hewan peliharaan.Jenis New Zealand White sendiri dikembangkan pada
tahun 1917.Mungkin jenis inilah yang paling populer di Indonesia.Ciri-ciri kelinci
jenis iniadalah mempunyai dada penuh, badannya medium namun terlihat bundar
dan gempal, kaki depan agak pendek, kepala besar dan agak bundar, telinga agak
besar dan tebal dengan ujungnya yang sedikit membulat, serta bulunya sangat
tebal namun halus.Warna yang diakuiadalah merah, putih, hitam, dan biru.Bobot
maksimal rata - rata adalah 5,44 kg ( NewZealand White, Black, Blue ). Khusus
untuk NewZealand Red dikelompokkan tersendiri dengan bobot rata-rata 3,62 kg.Lama
hidupdapat mencapai 10tahun bila dirawat dengan baik.
2.2 American chincilia
Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitustandar (bobot dewasa2.5-3
kg), besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa6-7 kg). Semua di
manfaatkan untuk ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging.Kelinci raksasa
alias Giant Chinchillamerupakan hasil persilangan antara StandardChinchilla dan
Flemish Giant.

2.3 Netherland Dwarf


Sesuai dengan namanya, awalnya kelinci ini memangdikembangkan di
Belanda yaitu pada awalth.1900-an.Merupakanpersilangan dari jenis kelinci Polish warna
putih dengan kelinci2 liaryang ada di Belanda saat itu.Tujuan dari persilangan ini
adalah untuk menghasilkan kelinci2mungil yang kaya akan warna.Kelinci
Netherland Dwarf  pertama kalidiberikan standar pertunjukan yaitu pada tahun 1940 di
Belanda. Selanjutnya padaakhir tahun 1940-an kelinci ini mulai diperkenalkan diInggrisdan
masuk ke Amerika pada akhir tahun 1960-an. Saat ini Netherland Dwarf menjadisalah
satu jeniskelinci yang paling disenangi sebagai hewan peliharaandi seluruh
dunia,termasuk Indonesia tentunya.
Ciri-ciri Kelinci Netherland Dwarf memiliki tubuh kecil yang kompak, leher
pendek dan kompak, mempunyai kepala yang lebar dgn profil melengkung,
telinganya kecil dan membulat diujungnya dengan panjang sekitar 5 cm, bulu
pendek dan lembut. Warna yang diakui untuk jenis kelinci ada banyak, yaitu
antara lainagouti, chinchilla, bajing, hitam, biru, coklat, putih, tan, fox, marten
sable, dll.
Berat tubuhyang diakui untuk jenis ini adalah antara 800 gr - 1,2 kg setelah
dewasa.Meskipun tubuhnya kecil, kelinci Netherland Dwarf tidak cocok bagi
anak kecil. Ini karenarata - ratatemperamen kelinci ini lumayan buruk. Bersifat
penakut dan mudah tegang, sehinggasering menyebabkan kelinci ini menjadi
sangat agresif bila dipegang. Jenis kelinci ini memangmemiliki sifat agresif dan
sedikit nakal. Larinya kencang dan sulit sitangkap. Sehingga si pemiliknya bisa
kewalahan jika kelinci ini sedang bermain di lapang. Kelinci ini
memilikikeahlian bisa meompat setinggi 1 meter. Umur hidup kelinci Netherland
Dwarf antara 7 – 10tahun.

2.4 Kelinci Satin


Satin adalah jenis kelinci yang berasal dari Amerika Serikat, ditemukan
pada tahun 1930-an. Dan Penemu kelinci satin adalah Walter Kwik dari Indiana
yang berasal dari pengembangan kelinci Havana tahun 1930. Selanjutnya Walter
Kwik mengirim kelincinya ke Havard University dimana pakar genetika
menetapkan adanya mutasi baru merupakan gen resesif dengan bulu yang
bersinar dan tekstur bulu pendek. Bobot satin jantan antara 3,8 – 4,3 kg,
sedangkan satin betina lebih besar rata-rata 4,2 – 5 kg. Kelinci Satin relatif jinak
dan penurut, terutuma betina. Kulit bulunya tebal, sedang bulunya sendiri agak
lebat lurus. Hal ini dimanfaatkan sebagai jaket penghangat. WarnaKelinci Satin
adalah hitam, biru,california,chinchilla, coklat, perak merah, putih bewarna
merah, siam dan otter. Warna berkilau indah, menyebabkan baris rambutnya
lebih tipis. Jarak bulu-bulunya adat berdekatan dengan bulu yang lembut
dibagian perut. Rata-rata induk melahirkan stabil antara 7 - 10 ekor. Tidak baik
mengawinkan rek dengan satin , pengalaman membuktkan keturunannya akan
rentan fisik.

2.5 Kelinci Lyon


Kelinci lion awalnya adalah kelinci Anggora Inggris yang tidak jadi,
kupingnya pendek, wajahnya di penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion
(singa) yang cenderung lucu. Karena kepalanya seperti singa, maka kondisi ini
dipertahankan dan selanjutnya dinamakan kelinci singa (lion).
Kelinci Lion memiliki telinga yang pendek dan khas pada bulunya yang
tumbuh memanjang disekitar leher dan wajah seperti seekor singa dengan tubuh
yang pendek dan bulat. Saat masih kecil (sekitar umur 2 bulan), lyon mirip
dengan angora. Bulu panjang merata di tubuhnya. Begitu dewasa akan semakin
jelas perbedaannya. Bagian kepala dan leher bulunya panjang. Warnanya
beragam antara lain putih, hitam, abu-abu, coklat kemerahan, kekuningan, dsb.
Ukuran tubuh kelinci ini masuk dalam kategori kelinci kecil sampai
sedang. Karena kelinci ini masih saudara dekat dengan angora, maka tiap 3 bulan
sekali harus rajin mencukur bulunya yang cepat tumbuh.

2.6 Kelinci Havana


Kelinci Havana ini disukai penghobi kelinci karena sifatnya yang tenang,
temperamennya yang lembut, dan bulunya yang lembut serta mengkilat.
Sebenarnya Kelinci Satin berasal dari kelinci Havana ini. Kelinci Havana
pertama kali dikembangkan di Belanda tahun 1898. Kemudian kelinci Havana
mulai menyebar di Eropa pada tahun 1908, di Amerika tahun 1916, dan sejak itu
kemudian menyebar ke benua dan negara lainnya, termasuk Indonesia.
Ciri-ciri Kelinci Havana memiliki tubuh yang kecil, pendek, namun
kompak dengan bahu berotot.Memiliki kepala kecil dengan leher hampir tak
terlihat.Awalnya memiliki warna yang solid (warna seragam seluruh tubuh) yaitu
coklat, hitam, dan biru, namun saat ini juga muncul belang-belang akibat
persilangan kelinci lainnya.Memiliki bulu yang tipis, sangat lembut, dan
mengkilap degan panjang sekitar 2,5 cm.Berat rata2 untuk kelinci jenis ini adalah
2,75 kg.
2.7 Kelinci Angora
Kelinci Angora adalah salah satu jenis kelici peliharaan tertua, berasal
dari Ankara, Turki, yang pertama kali ditemukan dan dibawa oleh pelaut Inggris,
kemudian dibawa ke Perancis tahun 1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke
Jerman. Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan
Amerika Serikat. Sampai kini Perancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora
terbesar yang menghasilkan wool.
Di Indonesia kelinci jenis Angora banyak diminati sebagai kelinci hias.
Ada banyak jenis kelinci angora, misalnya French anggora, German angora,
Giant anggora, English anggora, Satin anggora, Chinese angora, Swiss
anggora, Finnish anggora. Warna bulunya bervariasi putih, cokelat, hitam, hitam
putih, agouti, bintik-bintik putih, abu-abu, oranye, dan campuran atau
kombinasidari warna-warna tersebut. Kelinci angora memiliki ciri bulu yang
tebal dan lembut diseluruh bagian permukaan tubuhnya. Selain itu terdapat ciri
lain, yaitu adanya bulu yang tumbuh di ujung telinga dan kaki depan, bersamaan
dengan bulu panjang yang terdapat di tubuhnya. Kelinci ini memiliki tempramen
yang lembut, tetapi tidak cocok untuk orang yang tidak suka menyisir binatang
peliharaannya.
Pada umur dewasa mereka bisa mencapai berat 2,0 – 4,0 kg baik jantan
mau pun betina, dan berumur 5 – 7 tahun tergantung jenis dari angora nya.
Jumlah anak maksimal dalam satu kali melahirkan sebanyak 6 ekor.
Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2,5 cm per bulan, sehingga harus
rajin mencukurnya 6 – 8 cm setiap tiga bulannya agar bulunya tidak menggumpal
(Djoko, 2012).
2.8 Kelinci Polish
Polish berasal Belanda , tergolong kelinci paling tua karena ditemukan
pada tahun 1884. Berat badannya lebih besar dari Netherland Dwarf yakni 1,3
kg. Produktivitasnya melahirkan 4 ekor anak. Umrnya bias bertahan antara 5 -7
tahun dan bisa lebih panjang. Ciri khas kelinci ini bulunya halus dengan berbagai
warna, mata tajam, dan telinga pendek bulat meruncing (Ahmad, 2010).

2.9 Tan
Kelinci ini berasal dari Amerika Serikat. Bulu kelinci ini mengkilap,
punggung hitam atau abu-abu, sedangkan di bagian bawah perut samapi dagunya
berwarna cokelat kemerah-merahan tajam. Tan berat badannya antara 1,8 – 2,6
kg. Produktivitasnya antara 6 – 8 ekor. Beberapa orang menggunakan sebagai
hewan hias karena kelinci ini unik dan jinak. Tan dapat dimanfaatkan bulunya
karena mengkilap.
Kelinci Tan ini termasuk kelinci kecil, bulunya mengkilap berwarna cokelat
kemerah-merahan (ada juga yang hitam abu-abu). Warnanya jelas, terang,
terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk, dan bawah ekor. Bagian perut
sampai bagian sebelah dalam kaki depan juga berwarna cokelat kemerah-
merahan, dan telapak kakinya putih. Jenis kelinci ras Tan ini sangat sesuai untuk
peliharaan dan digemari.
Kelinci Tan ini ditemukan tahun 1880 di Culland Hall dekat Braillsford
(Derbyshire), masih liar dan penakut. Setelah dikembangkbiakkan lahirlah kelinci
dengan perpaduan hitam dan cokelat tua, biru, dan putih kebiruan (lilac). Kelinci
jenis ini sangat gagah dan menarik(Djoko, 2012).

2.10 Kelinci Flemish Giant.


Flemish giant di Indonesia dikenal dengan nama vlaamse reus. Kelinci
jenis ini mempunyai ciri yang menonjol dibandingkan dengan jenis-jenis kelinci
lainnya. Flemish Giant memiliki badan yang besar yang berat badannya berkisar
antar 6 sampai 10 kilogram, bahkan lebih dari 10 kilogram, berkuping lebih besar
dan memiliki variasi warna rambut yang bagus. Untuk membedakan kelinci
Flemish giant dengan kelinci lain selain dari besar tubuh, variasi warna rambut
dari kelinci bisa membedakan dengan jenis kelinci lain. Variasi warna rambut
pada Flesmish Giant yaitu steel gray(abu-abu besi), Sandy(seperti pasir),
Lightgray(abu-abu mudah), biru, Fawn(cokelat kuning muda) serta hitam dan
putih (Karmidi M, 2007:24). Flemish Giant selain mempunyai ciri-ciri di atas
kelinci ini juga mempunyai ciri yaitu dewasa kelaminnya lambat berkisaran
antara umur 10 sampai dengan 12 bulan baru dapat dikawinkan.
2.11 Rex
Pada tahun 1924 Kelinci ini diperkenalkan ke publik di Pameran
Internasional Paris. Dan pada tahun tersebut kelinci rex untuk pertama kalinya
diimpor ke Amerika. Sejak pameran tersebut tahun 1925  mulai berkembang
biak di beberapa bagian Eropa. Dalam perkembangnya kelinci ini banyak
dimanfaatkan oleh para peternak, diantaranya dibudidayakan sebagai penghasil
daging dan bulu selain sebagai hewan peliharaan (kelinci hias). Bulunya yang
terkenal akan ketebalannya maka kelinci ini banyak digunakan sebagai bahan
baku pembuatan jaket atau aksesoris pakaian. 
Kelinci rex ini ada berbagai macam/jenis bergantung dari warna bulunya,
antara lain white rex, dalmatian rex (bertotol), black rex, pappilon rex, ermine
rex, blue  rex, dsb. Beberapa peternak di Indonesia sendiri memberi nama,
misalnya triclor rex (tiga warna), dsb. Kelinci rex yang paling terkenal adalah
white rex, yang memiliki bulu putih mulus dan tebal. 
Ciri-Ciri Umum Kelinci Rex adalah :
 Memiliki bulu antara 1,3 sampai 2,2 cm yang bertekstur padat halus dan
lembut seperti beludru, sehingga nampak indah.
 Bobot tubuh dapat mencapai 5 kg jantan, sedangkan betina dapat mencapai
lebih dari 5 kg. 
 Memiliki bentuk kepala yang lebih luas dibandingkan jenis kelinci lainnya,
telinga tegak dan proporsional. 
2.12 English Spot

Kelinci English Spot adalah kelinci yang berasal dari Inggris  dan mulai
diternakkan pada pertengahan abad ke 19. Saat itu kelinci ini sangat populer di
Inggris dan banyak dicari untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan di rumah.
Kelinci ini pun pada tahun 1910 diimpor ke Amerika Utara dan telah menyebar
ke seluruh dunia.
Kelinci ini diduga dikembangbiakkan melalui persilangan flemish giant,
anggora, english lop, patagonian, dutch silver, dan himalaya yang menghasilkan
spesies yang nampak seperti kupu-kupu inggris yang ditandai oleh adanya
bintik-bintik pada bagian tubuh, dan adanya garis warna pada mata, telinga, dan
punggung dan memiliki bobot rata-rata antara 10-14 kg. Adanya bercak bintik-
bintik pada tubuh merupakan ciri khas dari kelinci english spot. 

Pada perkembangannya kelinci ini termasuk kelinci berukuran


medium yang sangat aktif. Kelinci ini makan sangat sedikit dibandingkan
dengan kebanyakan kelinci yang berukuran sama. Tipe kelinci ini sangat
senang berlari dan melompat. Terlihat dari hasil adaptasi bentuk tubuh yang
ramping dengan kaki panjang.
Ciri-Ciri Umum Kelinci English Spot adalah :
 Warna dasarnya adalah putih bersih dan berbintik-bintik. variasi lainnya
yaitu hitam, coklat, abu-abu. Memiliki garis hitam, coklat atau abu-abu
pada punggungnya. dan juga tampak pada di sekitar mata, hidung dan
telinga.
 Tubuh panjang, ramping dengan punggung melengkung. 
 Bobot baik jantan maupun betina rata-rata  2,5 sampai 4, 5 Kg.
2.13 Dutch

Kelinci Dutch merupakan kelinci yang berasal dari Belanda yang dikenal
dengan sebutan kelinci Belanda. Kelinci dutch pertama kalinya dibawa ke
Inggris pada tahun 1864 untuk dibudidayakan dan mulai menyebar dan
berkembang biak di seluruh dunia. Sejarah mencatat bahwa kelinci dutch yang
dulu dikenal dengan sebutan The Brabancon Petit  ditemukan lukisan dari abad
ke 15 yang menunjukkan bahwa kelinci ini merupakan kelinci lokal paling
tertua yang ada di Belanda. Oleh sebab itu kelinci dutch dijadikan sebagai salah
satu simbol atau tanda kekhasan dari Belanda.Dulu kelinci ini selain dijadikan
sebagai kelinci peliharaan juga dijadikan sebagai penghasil daging. Sejarah
mencatat bahwa di belgia tepatnya di Ostend kelinci ini banyak dibudidayakan
untuk diambil dagingnya dan dipasok ke pasar-pasar daging yang ada di
Ostend.
Ciri-Ciri Umum Kelinci Dutch adalah :
 Berbulu pendek dan kaya akan warna antara lain hitam putih, coklat, abu-abu
atau perpaduan warna itu. 
 Telinga berdiri tegak dan kaki belakang tampak kuat dan lebih panjang
daripada kaki depan.
 Kelinci terlihat berukuran mini atau kerdil. kelinci baik jantan maupun betina
dewasa antara 1 - 2,5 kg.
2.14 Lop

Kelinci lopmerupakan kelinci yang keturunannya berasal dari salah satu


dari kelinci, yaitu Amerika fuzzy lop, cashmere lop, mini lop (dwarf lop),
English lop, French Lop, German Lop, Holland Lop, Mini Singa Lop, dan
Plush Lop.
Ciri-ciri umum jenis kelinci lop adalah :
 Telinga yang menggantung ke bawah. 
 Memiliki badan yang kompak dan padat. 
 Panjang tubuh dapat mencapai 12 - 23 cm.
 Variasi warnanya putih dan abu-abu.
 Memiliki warna mata merah atau Coklat.
Saat ini kelinci lop telah terdapat berbagai macam jenis yang seperti sudah
saya sebutkan di atas. Hal ini terjadi karena berbagai persilangan yang
dilakukan oleh para breeder. Di sini akan dijelaskan jenis-jenis kelinci lop yang
sudah terkenal saja. 
a. English Lop
Kelinci ini bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari semua jenis ras
kelinci lop yang ada. Mengapa saya sebut demikian ? Karena di dalam salah
satu naskah kuno hierogliph mesir ditemukan gambar dari kelinci lop ini.
English lop sebenarnya merupakan kelinci lokal dari daratan afrika, yaitu
tepatnya dari Aljazair. Nama english lop sendiri diberikan oleh orang
inggris setelah mereka mengembangkan jenis ini dan mengikutsertakannya
dalam kontes. Ciri dari kelinci English Lop adalah telinganya yang sangat
panjang ( rekor dunia yang tercatat adalah 31,125 inci ) dan tipis. Berat dari
kelinci English Lop adalah 4-4,5 kg atau lebih.  
b. French Lop
Jenis ini pertama kali dikenal di Perancis sekitar tahun 1850-an.
Dipercayai merupakan hasil persilangan dari english lop dengan giant
normande. Cirinya adalah mempunyai bentuk badan yang kuat, kepala
bagian atas agak kotak dan menunduk, dan telinga yang tebal. Umur
hidupnya antara 5-7 tahun. Berat dari jenis kelinci French Lop adalah 4,5-6
kg.
c. Holland Lop
Sejarah kelinci ini berawal di Belanda pada tahun 1951 dari seorang
peternak bernama Adrian de Cock. Merupan persilangan dari english lop,
french lop, dan nederland dwarf. Pada tahun 1964 Holland Lop mendapat
pengakuan dari badan standarisasi di Belanda. Selanjutnya Holland Lop
disempurnakan lagi pada tahun  1970, yaitu untuk bobot badannya. Ciri
Holland Lop adalah mempunyai kepala yang bulat,  bermuka pesek, badan
yang lebar, dada penuh, dan telinga pendek yang menggantung. Sekilas
kelinci Holland Lop akan terlihat seperti anjing buldog dan sangat lucu
sekali. Berat standarnya adalah 1,5 kg. 
d. Mini Lop
Dikenal juga dengan nama german lop. Sejarah dari kelinci Mini Lop masih
menjadi perdebatan. Namun yang lebih dapat dipercaya mungkin adalah
kelinci Mini Lop merupakan persilangan dari french lop, holland lop, dan
chinchillia.  Dikembangkan di Jerman pada tahun 1972. Ciri kelinci Mini
Lop  adalah muka lebar dan montok, telinga lebar, badan kompak. Umur
hidupnya bisa mencapai 12 tahun. Berat standarnya adalah 2,7 kg.
e. American Fuzzy Lop
Merupakan persilangan dari holland lop dengan french anggora.
Dikembangkan di Amerika dan pertama kali diperkenalkan dalam konvensi
ARBA pada tahun 1985. Mendapat pengakuan dari ARBA sebagai ras baru
pada tahun 1988. Ciri kelinci American Fuzzy Lop  adalah muka yang
pesek dan lebar, bulu woll yang lebat di tubuhnya, dan telinga pendek yang
menggantung. Berat standarnya adalah 1,5 kg.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelinci saat ini
banyak di gemari, dan dijadikan hewan peliharaan karena bebas penyakit, serta
perawatannya mudah dan murah. Selain itu, memelihara kelinci juga dapat
menghilangkan stress sebab bentuknya yang cantik dan menggemaskan.
Adapun beberapa jenis kelinci yang diternakkan sebagai hewan
kesayangan antara lain Angora, Lop, Flemish Giant, Rex, Dutch, English Spot,
Himalayan, Satin, Netherland Dwarf, New Zealand White, Hotot, dan American
Chinchilla.
 Baik Untuk Produksi Bulu

Satin America Chincillia

Rex Angora

14
 Baik Untuk Produksi Daging

Flemish Giant Dutch

New Zealand White


Havana
 Kelinci Hias

Polish Netherland Dwarf

Lyon Tan

Lop English Spot


B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam penulisan makalah ini antara lain :
 Masyarakat agar meningkatkan pemeliharaan ternak kelinci agar dapat lebih
berkembang
 Masyarakat beternak kelinci harus menyesuaikan sesuai pasar yang di tembus.
 Pemerintah agar mulai memperhatikan sentra usaha peternakan kelinci.
DAFTAR PUSTAKA

Faiz Manshur. 2009. KELINCI(Pemeliharaan secara ilmiah, tepat, dan terpadu).


Bandung. Nuansa Cendikia
Sarwono, B. 1985. Beternak Klinci Unggul. .Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Sarwono, B. 2007. Kelinci Potong dan Hias. Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka.
Satya, G. 2007. Betrenak Kelinci. Jakarta. PT. SINERGI PUSTAKA INDONESIA.
Soemarno, Djoko. 2012. Untung Besar Budidaya dan Bisnis Kelinci. Araska :
Yogyakarta.
Susilo, Hermanus. 2008. http://littlebunnie.indonetwork.or.id/profil/little-bunnie-
rabbit-breeder.htm. LITTLE BUNNIE RABBIT BREEDER. Di akses 10
Maret 2008.
Yunus, Ahmad. 2010. Sukses Beternak Kelinci Potong Keuntungan Besar dengan
Modal Kecil. Pustaka Baru Press : Yogyakarta.
KATA PENGANTAR

Kelinci termasuk dalam kelompok ternak potong, memiliki daging yang


lembut dan berkolesterol rendah. Kelinci memiliki kemampuan reproduksi sangat
cepat, baik waktu maupun populasinya sehingga dapat digunakan sebagai alternative
penyediaan daging hewan dalam jangka pendek.
Makalah ini memuat informasi maupun petunjuk teknis tentang macam –
macam kelinci yang ada di Indonesia. Makalah ini akan bermanfaat apabila dapat
digunakan sebagai acuan para calon peternak kelinci untuk melakukan seleksi tentang
kelinci yang diinginkannya. Sehingga, tujuan dan harapan yang diingnkan peternak
kelinci dengan sumber daya dan modal secukupnya dapat terwujud.
Kelinci merupakan salah satu komoditi peternakan yang mempunyai peran
dalam pemenuhan kebutuhan akan protein hewani berupa daging, wool, bulu dan
sebagai kelinci hias. Dalam perkembangannya diharapkan agar peran tersebut dapat
terus ditingkatkan, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam
pemenuhan akan kebutuhan protein hewani.
Dengan adanya makalah jenis – jenis kelinci ini, diharapkan mahasiswa dapat
meningkatkan keterampilannya dalam memilah kelinci sesuai jenisnya untuk
kesejahteraan peternak. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………..


KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …..
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..
BAB II ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………………….
2. 1 New Zealand White. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………. .
2.2 American chincilia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………. .
2.3 Netherland Dwarf . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……….
2.4 Satin. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……. ……….
2.5 Lyon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …….. .
2.6 Havana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………. .
2.7 Angora. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . ………
2.8 Kelinci Polish. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . ……….
2.9 Tan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . ……….
2.10 Kelinci Flemish Giant.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ……….
2.11 Rex. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……….
2.12 English Spot. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………
2.13 Dutch. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……….
2.14 Lop. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …... ……….
BAB III PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………
3.1 KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .
3.2 SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai