Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PRODUKSI DAN NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA

TERNAK KELINCI

OLEH
ARIS FATHONI
E10020041
B

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan
di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak yang
disebut vivipar. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup
di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci
diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili,
yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di
dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari
bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal
di Pulau Sumatra ada satu spesies asli kelinci sumatera (Nesolagus netscheri) yang
baru ditemukan pada tahun 1972.
Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan
pedaging. Beberapa jenis kelinci sebagai hewan pedaging juga ada yang dijadikan
hewan peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant biasanya
dijadikan hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi
telah menjadi kelinci terbesar di dunia dengan tinggi/panjang 4 feet + 4 inci (132
sentimeter) dan berat 3,5 stones (22,2 kilogram). Secara umum, kelinci terbagi
menjadi dua jenis. Pertama, kelinci liar. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk
dalam kategori kelinci liar adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci
liar (Oryctolagus cuniculus). Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari
jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika
musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu. Menurut rasnya,
kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American
Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon
sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya.
Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai
Lyon atau Angora jadi-jadian.
Di Indonesia hanya terdapat satu jenis kelinci, yakni Kelinci
Sumatra (Nesolagus netseherischlgel), merupakan satu-satunya ras kelinci yang
asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatra. Panjang
badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.
Adapun kelinci jawa (Lepus negricollis) sebenarnya termasuk ke dalam
jenis terwelu. Terwelu Jawa diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar
wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya
berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa
mencapai 4 kg.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui jenis-
jenis ternak kelinci yang ada di Indonesia, terutama di wilayah jambi untuk
mengetahui cara pemeliharaan maupun potensi pemasarannya.
BAB II
MATERI DAN METODA

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Produksi dan Nutrisi Ternak Non Ruminansia ini dilaksanakan
pada hari Sabtu, 24 September 2022 pukul 16:30 WIB. Berlokasi di Jln Sukasari
RT 39 Kebun Kopi, The Hok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota jambi di
Peternakan Kelinci Pak Ali.

2.2 Materi
Materi yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, buku, dan
smartphone atau handphone untuk media video.

2.3 Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini berupa wawancara dan
kunjungan langsung kelapangan, dalam hal ini adalah peternakan kelinci Pak Ali.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kelinci
Kelinci merupakan mamalia kecil yang memiliki bulu yang halus dan
hewan bertulang belakang. Kelinci memiliki berbagai macam jenis, ada yang
memiliki ukuran yang cukup besar dan ada pula yang memiliki ukuran yang kecil
serta ada jenis kelinci hias yang memiliki bentuk dan bulu yang sangat indah
Pada peternakan milik bapak ali ini terdapat beberapa jenis kelinci seperti,
Rex, New Zealand, Dutch, Anggora, Himalayan.
a. Rex

Kelinci rex adalah salah satu jenis kelinci asal Perancis dan sudah dikenal
mulai tahun 1919. Mulanya, kelinci ini merupakan keturunan kelinci liar
yang dibudidaya oleh seorang petani. Lalu, mula dikenal bahkan
dipelihara oleh banyak orang sampai terkenal di daerah Eropa. Hal yang
menarik dari kelinci ini adalah bulunya yang cantik dan menggemaskan
b. New Zealand
Kelinci New Zealand merupakan salah satu jenis kelinci pedaging yang
banyak disukai oleh para peternak kelinci. Hal ini karena kelinci jenis ini
memiliki postur tubuh yang besar dan dapat menghasilkan daging kelinci
lebih banyak.Selain dimanfaatkan dagingnya untuk dijadikan bahan
pangan, kelinci ini juga sering di ikutkan show dan sudah diakui oleh
ARBA (American Rabbit Breeders Association). Memiliki nama New
Zealand, bukan berarti kalau kelinci ini berasal dari negara tersebut, tetapi
kelinci ini malah berasal dari negara America.

c. Dutch
Kelinci Dutch, seperti namanya, merupakan kelinci yang berasal dari
Belanda. Kelinci jenis ini memiliki tubuh yang mungil dan lucu sehingga
oleh pecinta kelinci dijadikan sebagai kelinci hias untuk dipelihara. Ciri-
ciri kelinci Dutch yaitu memiliki warna bulu yang bervariasi yaitu abu-
abu, putih-hitam, coklat. Warna yang dimiliki merupakan kombinasi dari
warna-warna tersebut. Mata yang dimiliki kelinci ini cerah dan bersih,
warna bola matanya coklat. Kelinci jenis ini merupakan kelinci yang kerdil
karena berat hanya 1,5-2 kg saja

d. Anggora
Kelinci Anggora merupakan salah satu jenis kelinci hias yang banyak
digemari. Kelinci ini berasal dari Ankara, Turki. Jenis kelinci anggora
dibagi menjadi 4, yaitu Anggora Inggris, Anggora Perancis, Anggora
Giant, Anggora Jerman. Secara umum, kelinci ini memiliki bulu yang
lebat dan panjang. Berat kelinci ini sekitar 2-4 kg. Bulu kelinci anggora
dapat tumbuh sekitar 2 cm tiap bulan. Selain sebagai kelinci hias, bulu dari
tipe Anggora ini sering digunakan sebagai wool.

e. Himalayan
Kelinci Himalayan merupakan kelinci yang banyak diminati di Indonesia.
Kelinci ini dijuluki sebagai kelinci China atau kelinci Rusia. Kelinci ini
dimanfaatkan sebagai pedaging maupun hias karena kelucuan dan
keunikannya. Selain kelinci Himalayan yang standar, ada juga kelinci
Himalayan yang berukuran mini. Ciri-ciri kelinci ini yaitu warna bulu
yang seputih salju dan memiliki kombinasi warna polkadot hitam disekitar
hidungnya, serta tambahan warna lain di sekitar telinga dan ekor. Berat
badan rata-rata yaitu 2,5-4,5 kg. Untuk kelinci berukuran mini memiliki
berat 1 kg saja.

3.2 Sistem Perkawinan


Sistem perkawinan yang sering digunakan masyarakat yaitu secara
alami, karena sistem ini mudah diterapkan dan memberikan angka persentase
kebuntingan yang lebih tinggi dibandingkan sistem perkawinan buatan. Sistem
perkawinan dengan manajemen yang benar akan memberikan hasil yang
tinggi, sehingga sistem perkawinan buatan dapat memberikan hasil yang
setidaknya sama atau lebih baik hasilnya dari perkawinan alami. Cara
mengawinkan kelinci jantan dengan betina sangat mudah, yaitu hanya tinggal
menyatukan keduanya dalam satu kandang saja. Apabila kelinci betina menolak,
kemungkinan kelinci tersebut sedang hamil. Setelah disatukan selama 7 hari,
kamu sudah bisa memisahkan kedua kelinci tersebut dan menunggu sampai hari
ke 12 sampai ke-14. Biasanya pada masa tersebut janin sudah tumbuh dalam
uterus kelinci betina. Kelinci betina akan menjalani kehamilannya selama 31-34
hari. Namun ada juga kelinci yang sudah melahirkan pada hari ke 21. Sementara
itu, masa menyusui kelinci mencapai 8 minggu atau kurang lebih selama 58 hari.

3.3 Sumber Pakan


Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh bahwa pakan
yang diberikan pada peternakan kelinci pak Ali berupa ampas tahu dan pelet,
terkadang kelinci juga diberi pakan hijauan. Pemberian pakan pelet pada kelinci
hanya disarankan sebanyak 20% saja. Karena ada beberapa jenis pelet yang
memiliki tekstur yang tidak sesuai dengan kondisi sistem pencernaan kelinci.
Pemberian pelet yang berlebihan dapat menyebabkan kelinci mengalami diare
atau dehidrasi hingga menyebabkan kematian. Pelet untuk kelinci hias mesti
mengandung banyak vitamin dan protein untuk mendukung pertumbuhan fisik
sempurna seperti postur dan warna bulu. Makin tinggi protein semakin bagus
kualitas pelet. Pemberian pakan hijauan dilakukan setelah sayuran dilayukan
terlebih dahulu. Proses pelayuan pada rumput hijauan dilakukan untuk
mengurangi kadar air. Kadar air pada sayuran dapat menyebabkan urine kelinci
berbau menyengat, menyebabkan diare, kembung perut, gatal-gatal serta scabies,
bahkan menyebabkan kematian akibat keracunan.

3.4 Kebutuhan Nutrisi Kelinci


Pakan ternak kelinci harus mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan
kelinci sesuai fase pertumbuhannya. Ternak kelinci yang memperoleh pakan yang
kurang nilai nutrisinya akan berdampak pada produktifitas yang tidak optimal.
Untuk itu kita harus menyediakan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kandungan zat makanan yang dikonsumsi kelinci akan dipergunakan untuk hidup
pokok, produksi dan sebagian lagi sebagai cadangan energi. Besar kebutuhan
nutrisi lemak pada ransum kelinci sebesar 1-3%, dengan lebih detailnya 1% untuk
keseharian kelinci dan 3% untuk kelinci hamil dan menyusui dan dalam masa
pertumbuhan. Kandungan lemak dalam ransum kelinci juga mengakibatkan daya
palabilitasnya meningkat. Namun, lemak jika dikonsumsi berlebih dapat
mengakibatkan arteriosclerosis (penyumpatan darah arteri pada jantung kelinci).

Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Nutrisi Pada Kelinci


Zat Gizi Masa Hidup Pokok Bunting Laktasi
Pertumbuhan
Energi Total (kkal) 2500 2100 2500 2500
TDN (%) 65 55 58 70
Serat Kasar (%) 10 – 12 14 10 – 12 10 – 12
Lemak (%) 2 2 2 2
Protein Kasar (%) 16 12 15 17
Kalsium (%) 0.4 - 0.45 0.75
Fosfor (5%) 0.22 -0 0.37 0.5

Jenis bahan pakan untuk kelinci sebaiknya dipilih bahan pakan yang paling
disukai oleh ternak kelinci. Bahan pakan tersebut mudah didapat, bisa tersedia
secara kontinu, dan niai ekonomisnya relatif murah (Muslih et al., 2005).

3.5 Sistem Perkandangan


Menurut Subroto (2001), ukuran kandang sangat tergantung pada besar
kecilnya kelinci dan jumlah kelinci yang dipelihara. Pada praktikum yang telah
dilakukan, diperoleh hasil bahwa kandang yang digunakan pada peternakan pak
Ali menggunakan kandang jenis batrai dengan dinding dan lantai dari bahan
stenlis atau kawat ram. Kandang tipe baterai dibuat bertingkat atau bersusun
seperti rak. Oleh karena itu alas kandang harus memiliki sekat untuk menampung
kotoran dan air kencing kelinci. Sekat sebaiknya bisa dicopot dengan mudah
untuk membersihkan kotoran. Bahan yang digunakan untuk kandang baterai bisa
dari bilah bambu atau ram kawat. Khusus bagian lantai sebaiknya tidak
menggunakan ram kawat karena berpotensi melukai kaki kelinci. Letak kandang
pun berada tidak dekat dengan pemukiman warga karena kandang tersebut
diletakan di lantai rumah paling atas milik pak ali. Untuk kandang yang
ditempatkan di luar ruangan, atap kadang harus dibuat dari bahan yang tak tembus
air serta sebagian dindingnya sebaiknya tertutup.

3.6 Penyakit Pada Kelinci


Penyakit pada kelinci ialah salah satu aspek yang sangat merugikan untuk
peternakan kelinci. Terdapat sebagian tipe penyakit yang sangat kerap melanda
pada kelinci antara lain yaitu Scabies, penyakit ini di sebabkan oleh tungau
Sarcoptes scabie. Indikasi yang di timbulkan nafsu makan menyusut, kerap
menggaruk, pada bagian tertentu semacam kuping cuping hidung sela- sela kaki
yang terserang terdapat bentukan kerak semacam keropeng, kelinci kurus, bulu
rontok. Penyembuhan dengan membagikan suntikan anti scabies. Penyakit yang
sering melanda peternakan kelinci pak Ali yaitu mencret. Biasanya kelinci yang
sakit mencret karena kondisi cuaca yang tidak menentu, nutrisi makanan kelinci
yang kurang terpenuhi, kebersihan kandang yang kurang baik sehingga kuman
dan bakteri mudah menyerang kelinci. Masalah penyakit kembung pada kelinci
bisa disebabkan oleh kelinci terlalu banyak mengkonsumsi sayuran terutama yang
mengandung serat tinggi, kurangnya asupan nutrisi makanan yang baik,
pemberian makan pada kelinci tidak tepat misalnya saja makanan yang diberikan
kualitas rendah dan masalah pencernaan kelinci itu sendiri.

3.7 Proses Pemasaran


Memasarkan ternak kelinci maupun komoditas daging, bulu dan kotoran
nya tidaklah mudah karena daging kelinci ini belum populer. Pemasaran ternak
kelinci dapat dilakukan secara langsung ke konsumen di tempat-tempat keramaian
seperti pasar dan tempat rekreasi. Pak Ali memasarkan ternak kelinci nya kepada
pet shop dan di sosial media yang di urus oleh anak nya. Menajemen pemasaran
yang harus diperhatikan adalah pola pemasaran dan permintaan konsumen.
Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan ekonomi dalam agribisnis
peternakan. Peternak atau pengusaha yang menghasilkan produk peternakan pasti
menginginkan produknya sampai dan diterima oleh konsumen yang harus melalui
beberapa kegiatan pemasaran (Rahadi dan Hartono, 2003).
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan di Peternakan milik pak


Ali, dapat disimpulkan bahwa ternak kelinci merupakan peluang usaha yang
cukup menjanjikan walau dengan hanya memasarkan ternak kelinci tersebut ke
petshop yang ada disekitar serta dengan memberikan hijauan berupa tanaman
indigofera yang ditanam disekitar area rumah.
KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN YANG DIPEROLEH

Keterampilan dan keahlian yang saya dapat setelah melakukan survey


lapangan ini adalah mampu mengetahui berbagai jenis kelinci yang diternakan
dikota jambi, mampu mengetahui pakan-pakan yang bias dimanfaatkan menjadi
.pakan kelinci serta dapat memformulasikan bahan pakan tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Muslih, D., I.W. Pasek, Rossuartini, dan B. Brahmantiyo. 2005.


Tatalaksana pemberian pakan untuk menunjang agribisnis kelinci. Lokakarya
Nasional Potensi dan Peluan Pengembangan Usaha Kelinci. Balai Penelitian
.Ternak, Bogor. Pond, W. G., D. C

Rahardi, F., dan Hartono, R. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar


.Swadaya, Jakarta

Subroto, S. 2001. Beternak Kelinci. Aneka Ilmu, Semarang

Anda mungkin juga menyukai