Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TERNAK KELINCI

Oleh:

NAMA : EZA ALKATRI


STAMBUK : O 121 19 190
KELAS : PTK 4

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Makalah Ternak Kelinci” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang ternak kelinci.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 07 OKTOBER 2021

Eza Alkatri
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak
2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan
percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci
mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir
seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif
tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa
disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.

Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat,


mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya
digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi
tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren
serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai
pengganti daging tersebut. Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant
merupakan alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot badan yang besar, berat
badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang mencapai 12
kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.

Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai


sifat coprophage/cecotrophy Sifatini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu tingkah
laku kelinci memakan kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari anusnya
(coprophage pellets) yang terjadi pada malam hari, sehingga disebut juga Ruminansia
semu (pseudo-ruminant).  Walaupun memiliki caecum (bagian pertama usus besar)
yang besar, kemampuan kelinci dalam mencerna serat kasar terbatas, tidak sebanyak
ruminansia. 

Dalam peternakan kelinci, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung


perhatian dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya.  Jenis, jumlah, dan mutu
pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan,
dan produksi.
B. Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang di bahas dalam makalah ini dirumuskan


sebagai berikut:

 Jenis-jenis kelinci yang ada


  Cara budidaya kelinci

C. Ruang Lingkup

Makalah ini membahas mengenai:

 Mengetahui ciri-ciri dari kelinci


 Mengetahui cara beternak

D. Manfaat Penulisan

Sebagai bahan informasi bahwa kelinci.  Sebagai pengembang ilmu


pengetahuan pada Matakuliah Aneka Ternak
BAB II

METODE PENULISAN

A. Objek Penulisan

Objek penulisan mencakup tentang pemeliharaan kelinci khususnya


kelinci.  Dalam suatu usaha peternakan ada tiga faktor utama yang sangat penting
yang dikenal dengan “Segitiga Emas”(Breeding, Feeding dan Management).  Ketiga
faktor ini satu sama lain harus selalu berhubungan dan saling menunjang, disampaing
faktor lainnya yang saling mendukung dari ketiga faktor tersebut yaitu kesehatan dan
pencegahan penyakit serta pemasaran yang tidak boleh diabaikan dengan begitu saja.

B. Dasar Pemilihan Objek

Objek yang penulis pilih adalah mengenai ternak kelinci.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan


tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku
atau dari sumber media internet yang terkait dengan ternak kelinci.

D. Metode Analisis

Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan


mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis
permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari
alternatif pemecahan masalah.
BAB III

ISI dan PEMBAHASAN

A.    Jenis – Jenis Kelinci

Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan panjang bulu, pertumbuhan dan


pemanfaatan berbeda-beda antara satu dan lainnya.  Ras-ras kelinci tersebut antara
lain sebagai berikut :

1.      Angora

Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar
yang berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama
kali di temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke Perancis tahun
1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman . Tahun 1920 meluas ke negara-
negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis
menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool. Angora
dewasa berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun betina. Pertumbuhan bulunya yang
sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, membuat kita hatus rajin mencukurnya 6-8 cm
tiap tiga bulannya.

2. Lyon

Sesungguhnya lyon adalah angora inggris yang kupingnya pendek, wajahnya


di penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa).

3. American Chinchilla

Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg),
besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di manfaatkan
untuk ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci raksasa alias Giant
Chinchilla merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan Flemish
Giant.

4. Dutch

Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias
piaraan. bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina bersifat keibuan
fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8 ekor.
Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung terus ke
leher sampai kaki depan bagian belakang dan kepala hitam,cokelat atau abu-
abu.Moncong dan dahi putih. Kaki depan seluruhnya putih.Kaki belakang hitam atau
warna lain dengan ujung kaki putih.Ada pula yang sekaligus memiliki 3 macam
warna, sering di sebut Tricolored Dutch.

4. English Spot

Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada
garis hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut bertutul-
tutul hitam seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari bulu hitam, sehingga
tampak seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu hitam berbentuk kupu-kupu.

5. Himalayan

Banyak yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana banyak di jumpai
kelinci ini. Mula-mula di bawa dari cina ke Eropa sebagai pengisi kebun binatang dan
dikenal dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari Cina’. Warna hitam pada kaki mulai
timbul pada umur 3-4 minggu, mula-mula pucat lalu menjadi hitam. Himalayan yang
disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya menyerupai Himalayan.
Kalau disilangkan dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang
menyerupai Himalayan.

6. Flemish Giant

Kelinci jenis ini termasuk ukuran yang cukup besar dari jenis-jenis kelinci
yang lain.

7. Havana

Ras ini bertumbuh pendek, kepalanya kecil dan pendek, tapi lebar. Matanya
biasanya bercahaya merah delima, telinganya berdiri tegak dengan dasar telinga
lebar.Pantat dan kaki belakangnya bulat, berisi penuh. Warna bulunya hitam,biru, dan
coklat.

8. Lop

Jenis ini termasuk yang favorit saya, memiiki ciri khas kepala lebar mata
hitam dan telinganya koploh atau menggatung jatuh kebawah.  Telinganya panjang,
lebar, tebal, menggantung dari samping kepala ke bawah tetapi tidak sampai
menggeser di tanah. Diantara macam-macam Lop, yang paling terkenal English Lop.

9. Nederland Dwarf

Ras kelinci kerdil ini berasal dari Belanda, sering juga di panggil kelinci mini,
karena jenis ini merupakan jenis kelinci terkecil didunia. Bobot dewasa nya hanya 0.9
kg.Bentuk tubuhnya pendek, kepalanya agak bulat.

10. New Zealand White

Ras ini merupakan kelinci albino, tak mempunyai bulu yang mengandung
pigmen. Bulunya putih mulus, padat, tebal dan agak kasar kalo di raba. Mata
merah,asalnya dari New Zealand, makanya dia punya nama New Zealand White.

11. Polish

Ras ini merupakan kelinci kecil, hampir mirip dengan Nederland Dwarf,
hanya sedikit lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm
panjangnya.Matanya merah delima atau biru.

12. Rex

Sebenarnya Rex termasuk kelinci baru. Ras ini mulai di kenal di Amerika
Serikat sejak tahun 1980-an, sebagai binatang kontes.Yang paling spesial dari Rex
yaitu bulunya yang halussss banget. Apalagi kalo si Rex ini hidup di lingkungan yang
bersuhu berkisar 5-15 C,makin rendah suhu lingkungan, makin indah dan bagus mutu
bulunya. Ras Rex yang paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih mulus
dan tebal. Kualitas bulunya sangat baik, lembut seperti beludru. Ras ini juga di sebut
Ermine Rex.

13. Satin

Ras satin berbulu tebal, badannya panjang, kepala lebar, leher pendek,
telinganya yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak
kuat. Kakinya lurus. Kukunya hitam gelap.

14. Tan

Ras ini termasuk kelinci kelinci kecil, berwarna cokelat kemerah-


merahan.Warnyanya jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk,
dan bawah ekor. Bagian perut sampai bagian sebelah dalam kaki depan juga berwarna
cokelat kemerah-merahan. Telapak kakinya putih.

15. Californian

Kelinci ini merupakan hasil persilangan keturunan hasil kawin silang


Himalayan dan Chinchilla dengan New Zealand White. Bulunya putih dengan
telinga, hidung, ekor, dan kaki kelabu tua atau hitam. Warna hitam di hidung bisa
mencapai separuh muka. Bobot kelinci dewasa jantan ideal 3.6 -4.5 kg, betina 4.3 –
4.7 kg. Punggung sedikit membulat, bagian samping dan bahu penuh berisi daging.
Induk dapat mengasuh anak-anaknya dengan baik, jumlah anak yang dilahirkan per
tahun bisa mencapai 48 ekor. Bobot umur 60 hari rata-rata 1.8 kg. Alias, jenis ini
kebanyakan indukan yang penyanyang.

16. Champagne d’Argent

Prancis, yaitu distrik Champagne. Diternakan untuk diambi fur-nya.Kelinci


ini, di Amerika dikenal sebagai French Silver, karena warna bulunya putih perak.Kata
Argente dari bahasa Prancis yang berarti perak.Kelinci ini merupakan penghasi
daging yang baik.Bobot dewasa rata-rata 3.6 kg. Pada saat lahir berwarna hitam,
setelah umur 3-4 bulan berubah perakatau putih susu dengan warna kulit biru tua, dan
ketika dewasa berbulu biru dengan ujung putih perak.Warna bulunya merata
diseluruh tubuh, termasuk kepala, telinga, dan kaki. Telinga tegak, ujung membulat.
Anak umur 5 minggu berbobot 1.8 – 2.7 kg.

17. Carolina

Ras ini berasal dari hasil persilangan antarspesies New Zealand White.
Bulunya putih, pertumbuhannya cepat, dan daya reproduksinya tinggi.
Penampilannya lebih besar dan lebih putih daripada New Zealand White, terutama
yang berkelamin jantan. Memiliki daya tahan tubuh yang tinggi, sehingga cukup kuat
terhadap serangan penyakit dan mampu hidup pada kondisi di bawah normal.

18. Checkered Giant


Ras ini berasal dari Jerman. Badan panjang, punggung melengkung dengan
baik. Paha dan pinggul lebar. Di ternakkan untuk di ambil dagingnya.Bobot dewasa
ideal jantan 5 kg, betina 5.4 kg. Dibedakan atas dua warna, yaitu hitam dan biru.

19. Siamese Sable

Ras ini memiliki pola warna seperti bulu kucing siam. Peternak membedakan
warnanya dalam tiga corak, yaitu cokleat muda, agak cokelat muda dan agak cokelat
di sebut Siamese Sable. Bobot dewasa, jantan maupun betina, antara 2.25 – 3.5 kg.

20. Silver

Ras asli kelinci ini adalah Silver Grey, berwarna perak abu-abu. Warna
bulunya hitam, di bagian dalam biru-hita diselingi bul u penutup perak keputih-
putihan. Warna perak inilah yang membuat kelinci Silver terlihat cantik dan menarik.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver
Brown (perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur,
coklat, dan ungu).  Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat,
kepala pendek, telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey,
SIlver Fawn, dan Silver Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox
merupakan hasil persilangan dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5
kg, betina 4,0 – 5,45 kg.

Anak-anak SIlver tidak mempunyai bulu perak sampai umur 2-3 bulan. Warna
perak mulai tumbuh dari kaki, kepala, telinga, baru ke seluruh tubuh setelah umur 5
bulan. Kelinci Silver di ternak terutama untuk di ambil bulunya.

B.     Breeding

Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci


tersebut. Untuk tujuan  jenis  bulu  maka  jenis  Angora,  American  Chinchilla  dan
Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian,
Californian,  Flemish  Giant,  Havana,  Himalayan  dan  New  Zealand  merupakan
ternak yang cocok dipelihara.

 1) Pemilihan bibit dan calon induk Bila  peternakan  bertujuan  untuk  daging,


dipilih  jenis  kelinci  yang  berbobot badan  dan  tinggi  dengan  perdagingan yang
baik,  sedangkan  untuk  tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit  yang  punya potensi
genetik  pertumbuhan  bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya
sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersihdan terawat, bulu
tidak kusam, lincah/aktif bergerak.

 2) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan  bibit menentukan  kualitas


induk yang baik  pula, oleh  karena  itu perawatan utama yang perlu perhatian
adalah pemberian pakan yang cukup,pengaturan dan  sanitasi  kandang  yang  baik
serta mencegah  kandang  dari gangguan luar.

 3) Sistem Pemuliabiakan Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan 


    mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
    yaitu:

a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat


    spesifik misalnya bulu, proporsi daging.

b. Cross    Breeding   (silang   luar),   untuk   mendapatkan    keturunan    lebih


baik/menambah sifat-sifat unggul.

c. Pure     Line     Breeding(silang    antara    bibit    murai),    untuk   mendapat
bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan
2 keunggulan bibit.

4) Reproduksi dan Perkawinan Kelinci  

betina segera  dikawinkan  ketika  mencapai dewasa  pada  umur  5 bulan


(betina  dan  jantan).  Bila  terlalu  muda  kesehatan terganggu dan mortalitas  anak
tinggi.  Bila  pejantan  pertama  kali mengawini,  sebaiknya kawinkan dengan betina
yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari  di  kandang  pejantan  dan
biarkan  hingga  terjadi  2  kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.

5) Proses Kelahiran 

`Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama


    30-32 hari.  Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan.  Lima  hari  menjelang  kelahiran  induk  dipindah  ke  kandang beranak
untuk memberi kesempatan menyiapkan  penghangat  dengan  cara merontokkan
bulunya.   Kelahiran   kelinci   yang   sering   terjadi   malam   hari dengan  kondisi
anak  lemah,  mata  tertutup  dan  tidak  berbulu.  Jumlah  anak yang dilahirkan
bervariasi sekitar 6-10 ekor.

C.    Feeding

a.      Sumber Pakan

Kelinci membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi. 


Bahan pakan untuk kelinci secara garis besar dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
hijauan (forage) dan penguat (konsentrat).

1.      Hijauan

Hijauan merupakan pakan pokok kelinci yang pemberiannya sebanyak 60-80


%, meliputi antara lain: jenis rumput-rumputan (graminae), teki (cyperaeceae), dan
kacang-kacangan (leguminoceae). Jenis hijauan yang banyak terdapat di Indonesia
dan biasa diberikan kepada kelinci antara lain: rumput lapang, rumput jampang,
gigirinting, daun turi, daun pisang, daun ubi jalar, kangkung, daun kacang tanah,
sawi, wortel, kol dan lain-lain.

Hijauan tersebut dapat diberikan dalam bentuk segar yang telah dilayukan
terlebih dahulu, maupun dalam bentuk awetan (hay).

Hijauan segar yang dilayukan dimaksudkan untuk menghilangkan getah dan


racun yang dapat mengakibatkan mencret, kembung, dan kejang-kejang.

Hijauan awetan diberikan pada saat hijauan segar sulit diperoleh karena
adanya musim kemarau panjang.

2.      Pakan Penguat (Konsentrat)

Konsentrat dibutuhkan kelinci untuk memperoleh produksi yang memadai,


terutama pada saat masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui.

Bahan pakan penguat antara lain: jagung giling, dedak padi, bungkil kelapa,
polar, molasis dan lain-lain.  Bahan-bahan tersebut mengandung protein tinggi dan
serat kasar yang rendah.

b.Zat Pakan
Kelinci membutuhkan zat pakan yang tersedia cukup dalam ransumnya untuk
kebutuhan hidup pokok, produksi dan keperluan proses metabolisme di dalam tubuh. 
Zat-zat tersebut antara lain: karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air.

1.Karbohidrat

Fungsi karbohidrat dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber energi. 


Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak.  Dalam kondisi
kurang pakan lemak-lemak tersebut mengalami pemecahan menjadi sumber energi
bagi keperluan fisiologi tubuh.

2.Protein

Fungsi protein dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber zat pembangun.
Kelinci muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan.  Kelinci bunting dan induk
menyusui membutuhkan protein dalam ransum untuk perkembangan embriyo,
pertumbuhan anak dan produksi susu.

3.Lemak

Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi dalam ransum kelinci.  Pemberian
2-3 % kadar lemak dalam ransum sudah mencukupi kebutuhan hidupnya.

4.Mineral

Mineral merupakan unsur yang paling diperlukan dalam semua fase


pertumbuhan kelinci.  Kebutuhan paling tinggi terhadap mineral didapatkan pada
induk laktasi dan anak kelinci pada awal periode pertumbuhan.

5.Vitamin

Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan normal, hidup pokok dan mengatur


metabolisme.

Vitamin A

Vitamin A dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan, alat reproduksi dan


untuk pembentukan tulang rawan.

Vitamin D
Peranan vitamin D dalam tubuh kelinci sangat erat hubungannya dengan
metabolisme mineral Ca dan P.  Defisiensi vitamin D akan memperlihatkan gejala
osteoporosis (pengeroposan tulang), sedang pemberian yang berlebih akan
mengakibatkan pengapuran jaringan ginjal dan saluran pembuluh darah.

Vitamin E

Vitamin E dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan (sel-sel) tubuh dan


dalam sintesa hormon-hormon reproduksi.

Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan kelinci dalam proses reproduksi normal, pembekuan


darah.

6.      Air

Air adalah zat makanan yang penting bagi kehidupan ternak, sedangkan fungsi air
bagi tubuh ternak dalam hidupnya antara lain:

1. Penghantar panas

2. Pelarut zat makan

3. Berperan dalam reaksi enzimatis

4. Berperan sebagai bantalan sistem syaraf

Kelinci New Zealand White membutuhkan air sekitar 250 ml/ekor/hari,


sedangkan kelinci tipe kecil (lokal) konsumsi air minumnya 50-70 ml/ekor/hari.

            c.       Kebutuhan Zat Pakan

Kelinci sedang tumbuh (4-12 minggu) membutuhkan serat kasar 14 persen,


lemak 3 persen, protein kasar 17 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 0,5 persen dan
phospor 0,3 persen.

Kelinci sedang menyusui membutuhkan serat kasar 14 persen, lemak 3


persen, protein kasar 15 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 1,1 persen dan phospor
0,8 persen.

D. Manajemen/Tatalaksana
a. Perkandangan

Habitat atau tempat hidup yang asli bagi kelinci, sebagaimana hewan liar,
kelinci hidup dan berkembangbiak di alam bebas, kelinci mempunyai kebiasaan
menggali tanah, membuat lubang atau terowongan. Bagi kelinci lubang berfungsi
sebagai tempat berlindung kelinci dari binatang buas atau predator yang siap
memangsanya, sebagai tempat untuk mempertahankan tubuh agar tetap hangat dari
pengaruh dinginnya suhu di permukaan tanah atau sekedar untuk tempat bernaung
dari hujan atau teriknya matahari atau berlindung dari terpaan angin. Lubang juga
difungsikan sebagai sarang untuk beranak dan memelihara anak-anak sebelum
dewasa.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembuatan kandang harus mengacu
pada hakekat fungsi kandang, antara lain :

 Melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca (angin, dingin, hujan, panas
matahari)

 Melindungi ternak dari predator (hewan pemangsa) atau binatang buas, antara
lain : ular, musang, kucing, anjing.

 Memudahkan dalam pengelolaan (pemberian pakan, minum, penanganan


kesehatan, sanitasi, vaksinasi, seleksi, pembersihan kotoran dan pemanenan
hasil)

Kandang adalah merupakan tempat melakukan aktivitas produksi bagi ternak dan
peternak. Oleh karena itu kondisi kandang harus mencerminkan hal-hal yang
mendukung produksi, antara lain : nyaman dan aman.

Dengan demikian, dalam pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal,


antara lain :

v  Konstruksi kandang dan perlengkapan.

v  Bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang dan perlengkapan,

v  Ukuran (panjang, lebar, tinggi) kandang.

Suhu lingkungan yang ideal untuk kelinci adalah 16-20oC. Pada suhu yang
lebih tinggi dari suhu ideal, kelinci akan kehilangan energi untuk menjaga temperatur
tubuh. Jadi rendahnya produktivitas kelinci daerah tropis, besar kemungkinan salah
satunya disebabkan oleh stres panas.

Kandang kelinci, biasanya hanya merupakan petakan atau sekat ruangan. Bisa
dibawah bangunan utama atau bangunan tersendiri. Artinya, beberapa kandang
kelinci dengan berbagai susunan berada di bawah naungan bangunan besar atau
rumah. Dapat pula kandang-kandang kelinci tersebut berada di halaman atau
pekarangan dengan menggunakan atap tersendiri.

A. Kandang kelinci berada dalam bangunan utama

B. Kandang kelinci berada di halaman atau pekarangan dengan atap


menyatu.

Konstruksi kandang :

Atap : Nyaman, melindungi ternak dari hujan dan panas matahari. Bahan : Seng,
asbes, genteng, sirap, ilalang.

Tiang : Kuat. Bahan : Kayu, bambu, beton, tembok, besi.

Dinding : Kuat dan melindungi ternak. Bahan : Kayu, bambu, tembok

Lantai : Datar, tidak lembab. Bahan : Kayu, bambu, tembok, tanah, kawat.

Ventilasi baik : Sirkulasi udara lancar.

Letak Kandang

Agar supaya kandang benar-benar nyaman dan aman bagi ternak sehingga
memberikan kesempatan ternak untuk dapat berproduksi secara optimal, kandang
kelinci sebaiknya ditempatkan di lokasi yang sesuai, yaitu :

v  Kering atau tidak lembab,

v  Aman dari binatang buas atau predator,

v  Terlindung dari pengaruh buruk cuaca (hujan, panas, dingin, angin),

v  Jauh dari lalulintas masyarakat sekitar.

v  Tidak terlalu jauh dari rumah guna memudahkan pengawasan.


b. Kesehatan

Ada tiga kegiatan pokok dalam penangan kesehatan ternak, khususnya kelinci,
yaitu : pencegahan (sanitasi, isolasi dan vaksinasi), pengobatan dan pemusnahan.

c.    Jenis Penyakit Kelinci

Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan gejala-gejala


yang cukup mencolok, yaitu: nafsu makan turun, mata sayu, suhu badan naik turun,
dan beberapa tanda khas dari penyakit yang menghinggapinya.

Beberapa penyakit yang sering menyerang kelinci, antara lain enteritis


kompleks, pasteurellosis, young doe syndrome, skabies,  dan  koksidiosis.

Enteritis kompleks.

d.      Rekording

Kegiatan pencatatan atau dikenal juga dengan istilah rekording adalah sangat
penting.

e. Panen

1. Hasil Utama

Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu

2. Hasil Tambahan

Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk

3. Penangkapan

Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang


benar agar kelinci tidak kesakitan.

f. Pascapanen

1. Stoving

Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus.


Pemberian minum tetap .
2. Pemotongan

Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.

3. Pengulitan

Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci 
digantung.

4. Pengeluaran Jeroan

Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung
dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai
pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.

5. Pemotongan Karkas

Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2
potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang.   Presentase karkas yang baik 49-
52%.Kelinci disembelih dengan cara memotong vena jugularis, arteri
carotis, oesophagus dan trachea. Kelinci yang telah disembelih dipisahkan kepala,
kaki yang dipotong bagian persendian carpus dan tarsus, dikuliti, dikeluarkan isi
rongga dada dan rongga perut kecuali hati, jantung dan ginjal untuk
memperoleh karkas.
BAB IV

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dari hasil di atas dapat disimpulkan alasan mengapa harus beternak kelinci
adalah sebagai berikut:

1. Pemeliharaan dan perawatannya mudah

2. Tidak membutuhkan lahan yang luas

3. Biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar

4. Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah

5. Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa
dapur dan hasil sampingan produk pertanian

6. Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per
kelahiran

7. Hasil sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan.

B. Saran

Untuk lebih memahami semua tentang ternak kelinci, disarankan para


pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.

Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi
yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
DAFTAR PUSTAKA

Susandari L, Lestari C.M.S. dan Wahyuni H.I., 2004. Komposisi lemak tubuh kelinci
yang mendapat pakan pellet dengan berbagai aras lisin. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 663-669.

Lestari C.M.S., 2004. Penampilan produksi kelinci lokal menggunakan pakan pellet
dengan berbagai aras kulit biji kedelai. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. 2: 670-675.

Kartadisastra, H., R., 1994. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan pertama. Kanisius.
Yogyakarta.

Sarwono, B., 1995. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan XI. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarwono, B., 2002. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan ke tujuh. AgroMedia Pustaka.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai