Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000
tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan.
Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya
adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci
dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran
kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut
kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.
Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari
binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya digunakan sebagai
bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi tinggi serta rambut dan
kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan.
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung
dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut.
Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan alternatif, karena kelinci ini
memiliki bobot badan yang besar, berat badannya mampu mencapai sampai 10 kilogram
bahkan ada yang mencapai 12 kilogram. sehingga daging yang dihasilkan juga cukup
banyak.
Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai sifat coprophage/
cecotrophy Sifat ini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu tingkah laku kelinci memakan
kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari anusnya (coprophage pellets) yang terjadi
pada malam hari, sehingga disebut juga Ruminansia semu (pseudo-ruminant).  Walaupun
memiliki caecum (bagian pertama usus besar) yang besar, kemampuan kelinci dalam
mencerna serat kasar terbatas, tidak sebanyak ruminansia.
Dalam peternakan kelinci, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung
perhatian dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan
yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan produksi.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa saja jenis-jenis kelinci yang ada ?
2. Bagaimana cara budidaya kelinci ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui ciri-ciri dari kelinci
2. Mengetahui cara beternak kelinci

1
BAB II
METODE PENULISAN

A. Objek Penulisan
Objek penulisan mencakup tentang pemeliharaan kelinci khususnya kelinci. Dalam
suatu usaha peternakan ada tiga faktor utama yang sangat penting yang dikenal dengan
"Segitiga Emas" (Breeding, Feeding dan Management). Ketiga faktor ini satu sama lain
harus selalu berhubungan dan saling menunjang, disampaing faktor lainnya yang saling
mendukung dari ketiga faktor tersebut yaitu kesehatan dan pencegahan penyakit serta
pemasaran yang tidak boleh diabaikan dengan begitu saja.

B. Dasar Pemilihan Objek


Objek yang penulis pilih adalah mengenai ternak kelinci.

C. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan
dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku atau dari
sumber media internet yang terkait dengan ternak kelinci.

D. Metode Analisis
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis
permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif
pemecahan masalah.

2
BAB III
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Kelinci
Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan panjang bulu, pertumbuhan dan
pemanfaatan berbeda-beda antara satu dan lainnya. Ras-ras kelinci tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Angora
Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang
berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama kali di
temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke Perancis tahun 1723.
Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa
Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi pusat
peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool. Angora dewasa berbobot
2.7 kg, baik jantan maupun betina. Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5
cm per bulan, membuat kita hatus rajin mencukurnya 6-8 cm tiap tiga bulannya.
2. Lyon
Sesungguhnya lyon adalah angora inggris yang kupingnya pendek, wajahnya di
penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa).
3. American Chinchilla
Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg),
besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di manfaatkan
untuk ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci raksasa alias Giant
Chinchilla merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan Flemish Giant.
4. Dutch
Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias
piaraan. bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina bersifat keibuan
fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8 ekor. Warna
bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung terus ke leher
sampai kaki depan bagian belakang dan kepala hitam,cokelat atau abu-abu.Moncong
dan dahi putih. Kaki depan seluruhnya putih.Kaki belakang hitam atau warna lain
dengan ujung kaki putih.Ada pula yang sekaligus memiliki 3 macam warna, sering di
sebut Tricolored Dutch.
5. English Spot
Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada garis
hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut bertutul-tutul
hitam seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari bulu hitam, sehingga tampak
seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu hitam berbentuk kupu-kupu.
6. Himalayan
Banyak yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana banyak di jumpai
kelinci ini. Mula-mula di bawa dari cina ke Eropa sebagai pengisi kebun binatang dan
dikenal dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari Cina’. Warna hitam pada kaki mulai
timbul pada umur 3-4 minggu, mula-mula pucat lalu menjadi hitam. Himalayan yang

3
disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya menyerupai Himalayan. Kalau
disilangkan dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang menyerupai
Himalayan.
7. Flemish Giant
Kelinci jenis ini termasuk ukuran yang cukup besar dari jenis-jenis kelinci yang
lain.
8. Havana
Ras ini bertumbuh pendek, kepalanya kecil dan pendek, tapi lebar. Matanya
biasanya bercahaya merah delima, telinganya berdiri tegak dengan dasar telinga
lebar.Pantat dan kaki belakangnya bulat, berisi penuh. Warna bulunya hitam,biru, dan
coklat.
9. Lop
Jenis ini termasuk yang favorit saya, memiiki ciri khas kepala lebar mata hitam
dan telinganya koploh atau menggatung jatuh kebawah. Telinganya panjang, lebar,
tebal, menggantung dari samping kepala ke bawah tetapi tidak sampai menggeser di
tanah. Diantara macam-macam Lop, yang paling terkenal English Lop.
10. Nederland Dwarf
Ras kelinci kerdil ini berasal dari Belanda, sering juga di panggil kelinci mini,
karena jenis ini merupakan jenis kelinci terkecil didunia. Bobot dewasa nya hanya 0.9
kg.Bentuk tubuhnya pendek, kepalanya agak bulat.
11. New Zealand White
Ras ini merupakan kelinci albino, tak mempunyai bulu yang mengandung
pigmen. Bulunya putih mulus, padat, tebal dan agak kasar kalo di raba. Mata
merah,asalnya dari New Zealand, makanya dia punya nama New Zealand White.
12. Polish
Ras ini merupakan kelinci kecil, hampir mirip dengan Nederland Dwarf, hanya
sedikit lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm panjangnya.Matanya merah
delima atau biru.
13. Rex
Sebenarnya Rex termasuk kelinci baru. Ras ini mulai di kenal di Amerika
Serikat sejak tahun 1980-an, sebagai binatang kontes.Yang paling spesial dari Rex
yaitu bulunya yang halussss banget. Apalagi kalo si Rex ini hidup di lingkungan yang
bersuhu berkisar 5-15 C,makin rendah suhu lingkungan, makin indah dan bagus mutu
bulunya. Ras Rex yang paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih mulus
dan tebal. Kualitas bulunya sangat baik, lembut seperti beludru. Ras ini juga di sebut
Ermine Rex.
14. Satin
Ras satin berbulu tebal, badannya panjang, kepala lebar, leher pendek,
telinganya yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak
kuat. Kakinya lurus. Kukunya hitam gelap.
15. Tan
Ras ini termasuk kelinci kelinci kecil, berwarna cokelat kemerah-
merahan.Warnyanya jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk,

4
dan bawah ekor. Bagian perut sampai bagian sebelah dalam kaki depan juga berwarna
cokelat kemerah-merahan. Telapak kakinya putih.
16. Californian
Kelinci ini merupakan hasil persilangan keturunan hasil kawin silang
Himalayan dan Chinchilla dengan New Zealand White. Bulunya putih dengan telinga,
hidung, ekor, dan kaki kelabu tua atau hitam. Warna hitam di hidung bisa mencapai
separuh muka. Bobot kelinci dewasa jantan ideal 3.6 -4.5 kg, betina 4.3 – 4.7 kg.
Punggung sedikit membulat, bagian samping dan bahu penuh berisi daging. Induk
dapat mengasuh anak-anaknya dengan baik, jumlah anak yang dilahirkan per tahun
bisa mencapai 48 ekor. Bobot umur 60 hari rata-rata 1.8 kg. Alias, jenis ini kebanyakan
indukan yang penyanyang.
17. Champagne d’Argent
Prancis, yaitu distrik Champagne. Diternakan untuk diambi fur-nya.Kelinci ini,
di Amerika dikenal sebagai French Silver, karena warna bulunya putih perak.Kata
Argente dari bahasa Prancis yang berarti perak.Kelinci ini merupakan penghasi daging
yang baik.Bobot dewasa rata-rata 3.6 kg. Pada saat lahir berwarna hitam, setelah umur
3-4 bulan berubah perakatau putih susu dengan warna kulit biru tua, dan ketika dewasa
berbulu biru dengan ujung putih perak.Warna bulunya merata diseluruh tubuh,
termasuk kepala, telinga, dan kaki. Telinga tegak, ujung membulat. Anak umur 5
minggu berbobot 1.8 – 2.7 kg.
18. Carolina
Ras ini berasal dari hasil persilangan antarspesies New Zealand White. Bulunya
putih, pertumbuhannya cepat, dan daya reproduksinya tinggi. Penampilannya lebih
besar dan lebih putih daripada New Zealand White, terutama yang berkelamin jantan.
Memiliki daya tahan tubuh yang tinggi, sehingga cukup kuat terhadap serangan
penyakit dan mampu hidup pada kondisi di bawah normal.
19. Checkered Giant
Ras ini berasal dari Jerman. Badan panjang, punggung melengkung dengan
baik. Paha dan pinggul lebar. Di ternakkan untuk di ambil dagingnya.Bobot dewasa
ideal jantan 5 kg, betina 5.4 kg. Dibedakan atas dua warna, yaitu hitam dan biru.
20. Siamese Sable
Ras ini memiliki pola warna seperti bulu kucing siam. Peternak membedakan
warnanya dalam tiga corak, yaitu cokleat muda, agak cokelat muda dan agak cokelat di
sebut Siamese Sable. Bobot dewasa, jantan maupun betina, antara 2.25 – 3.5 kg.
21. Silver
Ras asli kelinci ini adalah Silver Grey, berwarna perak abu-abu. Warna bulunya
hitam, di bagian dalam biru-hita diselingi bul u penutup perak keputih-putihan. Warna
perak inilah yang membuat kelinci Silver terlihat cantik dan menarik.
Selain silver Grey, ada pula Silver Fawn (perak coklat mudah kekuningan), Siver
Brown (perak coklat), dan Silver Fox (warna utama hitam dengan kombinasi biur,
coklat, dan ungu).  Kelinci Silver memiliki proporsi tubuh yang baik, otot-otot kuat,
kepala pendek, telinga pendek, kaki pendek dan kuat. Bobot kelinci Silver Grey, SIlver
Fawn, dan Silver Brown dewasa, jantan maupun betina 2,7 – 3,2 g. Silver Fox

5
merupakan hasil persilangan dengan Chinchilla, bobot kelinci dewasa jantan 3.6 – 5
kg, betina 4,0 – 5,45 kg.
Anak-anak Silver tidak mempunyai bulu perak sampai umur 2-3 bulan. Warna
perak mulai tumbuh dari kaki, kepala, telinga, baru ke seluruh tubuh setelah umur 5
bulan. Kelinci Silver di ternak terutama untuk di ambil bulunya.

B. Breeding
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut.
Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan
ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish
Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk. Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih
jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan
untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan
bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak
mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif
bergerak.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk. Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang
baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian
pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah
kandang dari gangguan luar.
3. Sistem Pemuliabiakan. Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik
misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah
sifat-sifat unggul.
c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru
yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan
bibit.
4. Reproduksi dan Perkawinan Kelinci. Betina segera dikawinkan ketika mencapai
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu
dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan
dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang
pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5. Proses Kelahiran. Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk
memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya.
Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata
tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

6
C. Feeding
1. Sumber Pakan
Kelinci membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi.
Bahan pakan untuk kelinci secara garis besar dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
hijauan (forage) dan penguat (konsentrat).
a. Hijauan
Hijauan merupakan pakan pokok kelinci yang pemberiannya sebanyak 60-
80 %, meliputi antara lain: jenis rumput-rumputan (graminae), teki (cyperaeceae),
dan kacang-kacangan (leguminoceae). Jenis hijauan yang banyak terdapat di
Indonesia dan biasa diberikan kepada kelinci antara lain: rumput lapang, rumput
jampang, gigirinting, daun turi, daun pisang, daun ubi jalar, kangkung, daun kacang
tanah, sawi, wortel, kol dan lain-lain.
Hijauan tersebut dapat diberikan dalam bentuk segar yang telah dilayukan
terlebih dahulu, maupun dalam bentuk awetan (hay).
Hijauan segar yang dilayukan dimaksudkan untuk menghilangkan getah
dan racun yang dapat mengakibatkan mencret, kembung, dan kejang-kejang.
Hijauan awetan diberikan pada saat hijauan segar sulit diperoleh karena
adanya musim kemarau panjang.
b. Pakan Penguat (Konsentrat)
Konsentrat dibutuhkan kelinci untuk memperoleh produksi yang memadai,
terutama pada saat masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui. Bahan pakan
penguat antara lain: jagung giling, dedak padi, bungkil kelapa, polar, molasis dan
lain-lain. Bahan-bahan tersebut mengandung protein tinggi dan serat kasar yang
rendah.

2. Zat Pakan
Kelinci membutuhkan zat pakan yang tersedia cukup dalam ransumnya untuk
kebutuhan hidup pokok, produksi dan keperluan proses metabolisme di dalam tubuh.
Zat-zat tersebut antara lain: karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air.
a. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber energi.
Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Dalam kondisi
kurang pakan lemak-lemak tersebut mengalami pemecahan menjadi sumber energi
bagi keperluan fisiologi tubuh.
b. Protein
Fungsi protein dalam ransum kelinci adalah sebagai sumber zat
pembangun. Kelinci muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan. Kelinci
bunting dan induk menyusui membutuhkan protein dalam ransum untuk
perkembangan embriyo, pertumbuhan anak dan produksi susu.
c. Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi dalam ransum kelinci.
Pemberian 2-3 % kadar lemak dalam ransum sudah mencukupi kebutuhan
hidupnya.

7
d. Mineral
Mineral merupakan unsur yang paling diperlukan dalam semua fase
pertumbuhan kelinci. Kebutuhan paling tinggi terhadap mineral didapatkan pada
induk laktasi dan anak kelinci pada awal periode pertumbuhan.
e. Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan normal, hidup pokok dan mengatur
metabolisme.
1) Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan, alat reproduksi dan
untuk pembentukan tulang rawan.
2) Vitamin D
Peranan vitamin D dalam tubuh kelinci sangat erat hubungannya dengan
metabolisme mineral Ca dan P.  Defisiensi vitamin D akan memperlihatkan
gejala osteoporosis (pengeroposan tulang), sedang pemberian yang berlebih
akan mengakibatkan pengapuran jaringan ginjal dan saluran pembuluh darah.
3) Vitamin E
Vitamin E dibutuhkan kelinci untuk memelihara jaringan (sel-sel) tubuh dan
dalam sintesa hormon-hormon reproduksi.
4) Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan kelinci dalam proses reproduksi normal, pembekuan
darah.
f. Air
Air adalah zat makanan yang penting bagi kehidupan ternak, sedangkan
fungsi air bagi tubuh ternak dalam hidupnya antara lain:
1) Penghantar panas
2) Pelarut zat makan
3) Berperan dalam reaksi enzimatis
4) Berperan sebagai bantalan sistem syaraf
Kelinci New Zealand White membutuhkan air sekitar 250 ml/ekor/hari,
sedangkan kelinci tipe kecil (lokal) konsumsi air minumnya 50-70 ml/ekor/hari.

3. Kebutuhan Zat Pakan


Kelinci sedang tumbuh (4-12 minggu) membutuhkan serat kasar 14 persen,
lemak 3 persen, protein kasar 17 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 0,5 persen dan
phospor 0,3 persen. Kelinci sedang menyusui membutuhkan serat kasar 14 persen,
lemak 3 persen, protein kasar 15 persen, energi 2500 kcal/kg, kalsium 1,1 persen dan
phospor 0,8 persen.

D. Manajemen/Tatalaksana
1. Perkandangan
Habitat atau tempat hidup yang asli bagi kelinci, sebagaimana hewan liar,
kelinci hidup dan berkembangbiak di alam bebas, kelinci mempunyai kebiasaan
menggali tanah, membuat lubang atau terowongan. Bagi kelinci lubang berfungsi

8
sebagai tempat berlindung kelinci dari binatang buas atau predator yang siap
memangsanya, sebagai tempat untuk mempertahankan tubuh agar tetap hangat dari
pengaruh dinginnya suhu di permukaan tanah atau sekedar untuk tempat bernaung dari
hujan atau teriknya matahari atau berlindung dari terpaan angin. Lubang juga
difungsikan sebagai sarang untuk beranak dan memelihara anak-anak sebelum dewasa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembuatan kandang harus
mengacu pada hakekat fungsi kandang, antara lain :
 Melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca (angin, dingin, hujan, panas
matahari)
 Melindungi ternak dari predator (hewan pemangsa) atau binatang buas, antara lain :
ular, musang, kucing, anjing.
 Memudahkan dalam pengelolaan (pemberian pakan, minum, penanganan
kesehatan, sanitasi, vaksinasi, seleksi, pembersihan kotoran dan pemanenan hasil)
Kandang adalah merupakan tempat melakukan aktivitas produksi bagi ternak
dan peternak. Oleh karena itu kondisi kandang harus mencerminkan hal-hal yang
mendukung produksi, antara lain : nyaman dan aman. Dengan demikian, dalam
pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal, antara lain :
 Konstruksi kandang dan perlengkapan.
 Bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang dan perlengkapan,
 Ukuran (panjang, lebar, tinggi) kandang.
Suhu lingkungan yang ideal untuk kelinci adalah 16-20C. Pada suhu yang lebih
tinggi dari suhu ideal, kelinci akan kehilangan energi untuk menjaga temperatur tubuh.
Jadi rendahnya produktivitas kelinci daerah tropis, besar kemungkinan salah satunya
disebabkan oleh stres panas.
Kandang kelinci, biasanya hanya merupakan petakan atau sekat ruangan. Bisa
dibawah bangunan utama atau bangunan tersendiri. Artinya, beberapa kandang kelinci
dengan berbagai susunan berada di bawah naungan bangunan besar atau rumah. Dapat
pula kandang-kandang kelinci tersebut berada di halaman atau pekarangan dengan
menggunakan atap tersendiri.
a. Kandang Baterai
Kandang baterai adalah jenis kandang yang setiap satu ruangan berderet
hanya diisi oleh satu ekor kelinci dengan konstruksi flatdech battery (berjajar), tier
battery (bertingkat), dan pyramidal battery (susun piramid). Kandang ini umumnya
digunakan untuk mengawinkan kelinci. Bagi betina, kandang ini digunakan untuk
melahirkan dan mengasuh anak. Sementara bagi anak kelinci lepas sapih, kandang
ini sering digunakan untuk tempat pembesaran secara kelompok.
Keuntungan pemakaian kandang baterai antara lain sanitasi mudah
dilakukan, mencegah perkelahian dan kanibal, program pengembangbiakan dan
pemuliaan dapat diatur lebih mudah, kematiananak kelinci lebih rendah karena
tidak ada gangguan dari kelinci lain, serta biaya dan pemanfa atannya lebih
ekonomis.
b. Kandang Postal

9
Kandang postal adalah kandang yang setiap ruangannya diisi olehbeberapa
ekor kelinci. Umumnya, kandang ini digunakan untuk anak  kelinci yang baru
disapih atau kelinci dara yang seragam dalam umur dan ukuran. Untuk digabung
dalam satu kandang, sebaiknya kelinci memiliki jenis kelamin dan ras yang sama.
Kandang postal yang digunakan untuk pembiakan sebaiknya diisi oleh satu
induk pejantan dan 4—6 ekor induk betina. Ukuran kandang yang ideal 400 cm x
200 cm x 55 cm.
c. Kandang Ren (ranch)
Kandang ren adalah kandang yang ruangannya terbagi-bagi menjadi tempat
tidur dan tempat bermain. Kandang ini biasanya terdapat di halaman rumah atau
merupakan bagian dari taman. Jenis kandang inicocok untuk pemeliharaan kelinci
dengan tujuan hobi atau ternak hias. Kandang tidur berupa sa ngkar berbentuk
rumah-rumahan. Fungsinya untuk tempat tidur atau istirahat pada malam hari.
Tempat bermain berupa lapangan cukup luas yang dikelilingi pagar. Fungsinya
sebagai tempat bermain atau berkeliaran pada siang hari.
Konstruksi Kandang :
Atap : Nyaman, melindungi ternak dari hujan dan panas matahari.
Bahan : Seng, asbes, genteng, sirap, ilalang.
Tiang : Kuat. Bahan : Kayu, bambu, beton, tembok, besi.
Dinding : Kuat dan melindungi ternak. Bahan : Kayu, bambu, tembok
Lantai : Datar, tidak lembab. Bahan : Kayu, bambu, tembok, tanah, kawat.
Ventilasi baik : Sirkulasi udara lancar.

Letak Kandang
Agar supaya kandang benar-benar nyaman dan aman bagi ternak sehingga
memberikan kesempatan ternak untuk dapat berproduksi secara optimal, kandang
kelinci sebaiknya ditempatkan di lokasi yang sesuai, yaitu :
 Kering atau tidak lembab,
 Aman dari binatang buas atau predator,
 Terlindung dari pengaruh buruk cuaca (hujan, panas, dingin, angin),
 Jauh dari lalulintas masyarakat sekitar.
 Tidak terlalu jauh dari rumah guna memudahkan pengawasan.
2. Kesehatan
Ada tiga kegiatan pokok dalam penangan kesehatan ternak, khususnya kelinci,
yaitu : pencegahan (sanitasi, isolasi dan vaksinasi), pengobatan dan pemusnahan.
3. Jenis Penyakit Kelinci
Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan gejala-gejala
yang cukup mencolok, yaitu: nafsu makan turun, mata sayu, suhu badan naik turun,
dan beberapa tanda khas dari penyakit yang menghinggapinya. Beberapa penyakit
yang sering menyerang kelinci, antara lain enteritis kompleks, pasteurellosis, young
doe syndrome, skabies, dan koksidiosis.
4. Rekording
Kegiatan pencatatan atau dikenal juga dengan istilah rekording adalah sangat
penting.

10
5. Panen
a. Hasil Utama. Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
b. Hasil Tambahan. Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
c. Penangkapan. Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci
hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.
6. Pascapanen
a. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus.
Pemberian minum tetap .
b. Pemotongan
Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
c. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci
digantung.
d. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan
paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai
pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
e. Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2
potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang.   Presentase karkas yang baik
49-52%. Kelinci disembelih dengan cara memotong vena jugularis, arteri carotis,
oesophagus dan trachea. Kelinci yang telah disembelih dipisahkan kepala, kaki
yang dipotong bagian persendian carpus dan tarsus, dikuliti, dikeluarkan isi rongga
dada dan rongga perut kecuali hati, jantung dan ginjal untuk memperoleh karkas.
Untuk menyembelih kelinci diperlukan dua orang, satu orang memegang, sedang
yang lain menyembelih dengan menggunakan pisau tajam. Sebelum menguliti,
keluarkan terlebih dahulu kantomg kencing agar tidak mencemari karkas.  Berat
karkas kelinci rata-rata 55% dari berat hidupnya.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan alasan mengapa harus beternak kelinci
adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan dan perawatannya mudah
2. Tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar
4. Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah
5. Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa
dapur dan hasil sampingan produk pertanian
6. Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per kelahiran
7. Hasil sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan.

B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang ternak kelinci, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari.
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang
sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Susandari L, Lestari C.M.S. dan Wahyuni H.I., 2004. Komposisi lemak tubuh kelinci yang
mendapat pakan pellet dengan berbagai aras lisin. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 663-669.

Lestari C.M.S., 2004. Penampilan produksi kelinci lokal menggunakan pakan pellet dengan
berbagai aras kulit biji kedelai. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner. 2: 670-675.

Kartadisastra, H., R., 1994. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan pertama. Kanisius. Yogyakarta.

Sarwono, B., 1995. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan XI. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarwono, B., 2002. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan ke tujuh. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai