Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran
apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru
dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan.
Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam
kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya
pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang
memerlukan kemampuan khusus.
Proses belajar mengajar di SD Negeri Slateng 02, khususnya siswa
kelas VI dalam pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai.
Dikarenakan beberapa hal diantaranya; Siswa tidak berani tampil dan
membaca dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh factor psikologis, merasa
asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri.
Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VI SD
Negeri Slateng 02 mencapai 75% lebih. Sebagai gambaran antara lain; mereka
membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh, siswa yang
merani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani tampil
karena terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang baik
dan suasana kelas sama sekali tidak mendukung.
Pembangkit motivasi siswa agar menyukai pembacaan puisi dapat
ditempuh dengan langkah-langkah; dengan mengajak siswa berdiskusi tentang
puisi yang akan dibacakan, siswa biasa melihat langsung dengan kata lain
dapat

menggunakan

metode

demonstrasi,dan

diharapkan

dapat

mengapresiasikan puisi melalui menulis atau menceritakan kembali dan


memparafrasekan.
Dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2001:114), ada beberapa
macam metode mengajar, antara lain; Metode Ceramah, Tanya Jawab,

Diskusi, Kerja Kelompok, Pemberian Tugas, Demonstrasi, Eksperimen.


Berkaitan dengan pembelajaran membaca puisi,metode

demonstrasi dapat

dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam
pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung
mengamati bentuk pembacaan puisi, (2) Siswa dapat secara langsung
mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3)
Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi,penampilan
ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena
menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.
Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung
meniru model tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah
yang paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak
mudah mencari model yang baik di luar guru.
Pemilihan metode demonstrasi merupakan tantangan bagi guru.Guru
akan menjadi model didepan kelas, dengan demikian guru akan berusaha
meningkatkan kualitas diri.
dengan baik akan

Penyajian pembelajaran yang dipersiapkan

mendapat respon dari siswanya.Dengan penyajian

berulang-ulang dan selalu menarik akan menimbulkan motivasi siswa


terhadap minat membaca puisi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul peningkatan kemampuan membaca puisi
dengan metode demonstrasi pada siswa kelas VI SDN Slateng 02 Ledokombo
Jember.
B. Rumusan Masalah
Bertitik

tolak

dari

latar

belakang

diatas

maka

dirumuskan

permasalahnya adalah sebagai berikut:


1. Bagaimanakah cara meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa
kelas VI SD Negeri Slateng 02

Kecamatan Ledokombo Kabupaten

Jember ?
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam
membantu siswa meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa

kelas VI SD Negeri Slateng 02

Kecamatan Ledokombo Kabupaten

Jember ?
C. Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkannya metode demonstrasi
pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan Ledokombo
Kabupaten Jember.
2. Ingin mengetahui pengaruhnya metode demonstrasi dalam meningkatkan
ketrampilan membaca puisi setelah diterapkan pembelajaran dengan
metode demonstrasi pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 Kecamatan
Ledokombo Kabupaten Jember.
D. Manfaat Perbaikan
Adapun maksud diadakannya perbaikan ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabuaten Jember.
3. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Bahasa
Indonesia

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Puisi
Puisi adalah Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan
cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan
makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang
khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman
batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi
makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya
seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan
keharuan.Haryadi (1996:113).

B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD


Guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan
jenjang kelas SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan dan Garis-garis Besar
Program Pengajaran Bahasa Indonesia.Ruang lingkup mata pelajaran bahasa
dan

sastra

Indonesia

meliputi

penguasaan

kebahasaan,

kemampuan

memahami, mengapresiasikan sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa


Indonesia.
Perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang
dan dapat disajikan secara terpadu. Dalam pembelajaran membaca puisi di SD
hal yang perlu diperhatikan adalah siswa, sasaran, metode dan evaluasi.
Setelah persiapan pembelajaran dilakukan, dilaksanakan pembelajaran
membaca puisi melalui pendekatan metode demonstrasi dengan langkah pra
membaca, saat membaca, dan pasca membaca. Pada langkah pra membaca
siswa diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan
kosakata yang dianggap sukar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan

memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada
langkah

saat

membaca

siswa

diajak

menyimak

model

yang

mendemonstrasikan pembacaan puisi,dengan tidak lupa mendiskusikan apa


yang siswa saksikan.Pada pasca membaca siswa dapat menerapkan
keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan
aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi
C. Pembelajaran Puisi Dengan Metode Demonstrasi
Dalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap hal-hal yang
bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya pembelajaran itu
bersifat konkrit. Untuk menghindari semua itu dalam pengajaran bahasa
diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada rambu-rambu
pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip pengajaran, Antara lain;
dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-yang dekat ke yang jauh, dari yang
sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui, dari
yang konkrit ke yang abstrak. Berkaitan dengan pembelajaran puisi,
penggunaan pendekatan metode demonstrasi merupakan pilihan yang tepat
dan efektif dalam Dalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap
hal-hal yang bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya
pembelajaran itu bersifat konkrit. Untuk menghindari semua itu dalam
pengajaran bahasa diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada ramburambu pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip pengajaran, Antara
lain; dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-yang dekat ke yang jauh, dari
yang sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui,
dariyang konkrit ke yang abstrak.
Berkaitan dengan pembelajaran puisi, penggunaan pendekatan metode
demonstrasi merupakan pilihan yang tepat dan efektif dalam membaca puisi
diharapkan akan banyak menguntungkan siswa untuk meningkatkan
apresiasinya.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
Penelitian dilaksanakan terhadap 28 siswa Kelas VI SDN Slateng 02
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Siswa sebagian besar berasal dari
keluarga petani dengan tingkat kemampuan yang beragam. Dari 28 siswa
terdapat 5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18
siswa berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Adapun
jadwal penelitian sebagai berikut:
1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan April 2009
2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 April sampai minggu ke-4 bulan
April 2009
3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Mei 2009
Mata pelajaran yang menjadi subyek adalah Bahasa Indonesia dengan materi
membaca puisi
B. Deskripsi Per Siklus
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus
1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan
meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat
dan antusias, senang tanpa ada factor keterpaksaan karena ada variasi
pembelajaran dibanding pembelajaran sebelumnya.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses
pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas
pembelajaran.
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.

1. Rencana
a. Pra Siklus
Pada

tahap

pra

siklus

merencanakan

pelaksanaan

untuk

memperoleh data nilai awal materi membaca puisi dengan menggunakan


metode ceramah tanpa menggunakan media.
b. Siklus 1
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metode demonstrasi,
demonstasi dilakukan oleh guru kemudian secara bergantian siswa
mendemonstrasikan membaca puisi. Media yang dipakai berupa rekaman
tape recorder tentang mambaca puisi.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, demontrasi dilaksanakan dengan bantuan
media televisi, peneliti memutarkan video pembacaan puisi, kemudian
siswa secara bergantian membacakan puisi di depan kelas.
d. Siklus 3
Pada siklus ketiga, metode demonstrasi tetap dilaksanakan dengan
mendatangkan nara sumber ( tokoh sekitar ) yang pandai membaca puisi
untuk kemudian mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas. Salah
satu siswa ditunjuk untuk membaca puisi, kemudian nara sumber
memberikan koreksi terhadap bacaan puisi siswa. Selanjutnya satu persatu
siswa membacakan puisi di depan kelas.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009,
dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan media.
Terlihat siswa kebingungan atas penjelasan guru. Hal ini disebabkan siswa
belum dapat memahami penjelasan tata cara membaca puisi.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Selasa, 14 April 2009. Peneliti
menggunakan metode demonstrasi. Demontrasi dilakukan oleh guru
dengan memberi contoh membaca puisi, sekali-kali guru memberikan
penjelasan. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan puisi di depan

kelas. Pada siklus 1 ini siswa mulai menangkap apa yang harus dilakukan
pada saat membaca puisi, terbukti dengan mulai lancer dan tepat
pembacaan puisi beberapa siswa.
c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Selasa, 21 April 2009. Peneliti tetap
menggunakan metode demonstrasi namun kali ini demontrasi diwakili
oleh sebuah video pembacaan puisi yang ditayangkan lewat sebuah
pesawat televisi. Setelah tayangan selesai guru memberikan penjelasan
tambahan.

Satu

persatu

siswa

maju

ke

depan

kelas

untuk

mendemontrasikan membaca puisi. Pada siklus ini terlihat antusias siswa


sudah mulai tinggi terutama pada saat pemutaran video.
d. Siklus 3
Siklus 3 dilaksanakan pada Selasa , 28 April 2009 dengan metode
demontrasi yang dilakukan oleh narasumber seorang ahli membaca puisi.
Setelah demontrasi selesai guru menunjuk satu atau dua orang siswa
secara bergantian untuk membaca puisi. Narasumber memberikan koreksi
dan penjelasan cara membaca puisi yang baik. Setelah itu semua siswa
diberikan kesempatan untuk membacakan puisi di depan kelas. Bentuk
penilaian yang dilaksanakan berupa performance tes.

C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen


Dalam penelitian tindakan kelas instrumen utama penelitian adalah
peneliti.Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa
peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya.
Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrumen
penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan
tindakan:

Tabel 2.1 Format Penilaian Performance Membaca Puisi


NO

NAMA SISWA

Aspek Penilaian
Vokal
Ekspresi

Intonasi

Nada

Jumlah

1
2
3

Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1


No

Nama Siswa

Nilai
Pra Siklus
Siklus 1

Peningkatan

Keterangan

1
2
3

Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus1
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2
No

Nama Siswa

Nilai
Siklus 1

Siklus 2

Peningkatan

Keterangan

1
2
3

Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus2
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3
No

Nama Siswa

Nilai
Siklus 2

Siklus 3

1
2
3

Peningkatan

Keterangan

Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil
belajar siklus 3
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana
yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan
sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab
untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu
dengan yang lain.
Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.
Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga
melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan
teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang
catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena
penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh
secara lengkap dan utuh.
D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melihat demonstrasi lebih dari dua kali

10

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah termasuk metode


pembelajaran yang berpusat pada siswa namun pelaksanaannya
memerlukan persiapan agar peneliti dapat mengusai kelas.
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih terlihat kurang
mampu menagkap informasi dari demonstrasi lewat media tersebut.
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
3. Siklus 3
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3
adalah sebagai berikut:
a. Metode demontrasi yang dilakukan dengan mendatangkan narasumber
merupakan suatu hal yang baru dan menarik bagi siswa
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
d. Proses pembelajaran terlaksana dengan menggunakan PAIKEM

11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
1. Pra Siklus
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal
yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk
mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan
mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,
kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas
maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri
dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada
kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang
materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media hanya buku pelajaran Bahasa
Indonesia digunakan sebagai sumber belajar. Guru lebih banyak
menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan
konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak
dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu,
keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan
dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang
disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas
mengerjakan soal atau evaluasi.
Berikut data hasil belajar pra siklus:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No
1
2
3
4
5
6

Nama

Nilai

Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi

60
70
50
60
50
60

12

Tuntas
Tidak tuntas
TT
T
TT
TT
TT
TT

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
persentase tuntas kelas

50
70
80
80
60
70
70
60
60
60
60
50
50
60
70
50
50
60
70
60
50
50
60,36
8
20
28,57

TT
T
T
T
TT
T
T
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT
T
TT
TT
TT
T
TT
TT
TT

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus


Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Rata-rata kelas
Jumlah siswa tuntas
Jumlah siswa tidak tuntas
Prosentase Ketuntasan Klasikal

: 60,36
: 8 siswa
: 20 siswa
: 28,57 % ( tidak tuntas )

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya
28,57 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan pada
kelebihan tersebut antara lain :

13

kegiatan pembelajaran. Kelebihan-

1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan


sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan
guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang
dijelaskan guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.
2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Selasa, 14
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1)

Hasil pengamatan terhadap guru

14

a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat


sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
b) Siswa diberikan demonstrasi membaca puisi
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadapBahasa Indonesia.
Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap demonstrasi yang
dilakukan guru.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk berlatih lebih banyak.
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Nilai
Pra
Siklus
Siklus
1
60
60
70
80
50
60
60
60
50
60
60
70
50
60
70
70
80
80
80
70
60
70
70
70
70
60
60
60
60
60
60
70
60
70
50
60
50
60
60
60
70
80
50
60
50
60
60
60
70
70
60
70
50
70
50
60

Nama
Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi
Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania

15

Meningkat

Keterangan

Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya

TT
T
TT
TT
TT
T
TT
T
T
T
T
T
TT
TT
TT
T
T
TT
TT
TT
T
TT
TT
TT
T
T
T
TT

rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

60,36
8
20
28,57

65,71
13
15
16
46,43

Keterangan:
T : Tuntas
Nilai meningkat
: 16 siswa
TT : Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat : 12 siswa
Rata-rata kelas
: 65,71
Jumlah siswa tuntas
: 13
Jumlah siswa tidak tuntas : 16
Prosentase Ketuntasan Klasikal 46,43 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
1
2
3
4

Uraian

Hasil Siklus I
65,71
13
16
46,43 %

Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa dengan nilai meningkat
Persentase ketuntasan belajar

Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3


Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran koperatif dengan metode diskusi oleh guru diperoleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,71 dan ketuntasan
belajar mencapai 46,43 % atau ada 13 siswa dari 28 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai 65 hanya sebesar 46,43 % lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran
yang dilaksanakan guru.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
a. Guru

hendaknya

lebih

mempersiapkan

meningkatkan motivasi belajar siswa

16

media

yang

dapat

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode


yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 21 April 2009.
Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun
dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan
media televisi untukmmutarkan video demontrasi membaca puisi. Dengan
metode diskusi tindakan ini berlangsung 70 menit untuk kemudian diberi
evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar mengajar sesuai
skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pengajaran pada siklus
kedua.
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa

disuruh

mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas satu persatu. Hal ini


agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan
tapi sudah merupakan hasil yang nyata.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama
Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi
Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati

Nilai
Siklus 1 Siklus 2
60
70
80
90
60
60
60
70
60
60
70
80
60
70
70
70
80
90
70
70
70
70
70
70
60
70
60
70
60
60
70
70
70
70
60
60
60
70
60
60
80
90

17

Meningkat

Keterangan

Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya

T
T
TT
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
TT
T
TT
T

22
23
24
25
26
27
28

Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

60
60
60
70
70
70
60
65,71
13
15
16
46,43

70
60
60
70
70
70
60
69,64
20
8
11
71,43

Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

T
TT
TT
T
T
T
TT

Keterangan:
T : Tuntas
Nilai meningkat
: 8 siswa
TT : Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat : 20 siswa
Rata-rata kelas
: 69,64
Jumlah siswa tuntas
: 20
Jumlah siswa tidak tuntas : 8
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 71,43 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
1
2
3
4

Uraian
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa dengan nilai meningkat
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus II
69,64
20
8
71,43 %

Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5


Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 69,64 dan ketuntasan belajar mencapai
71,43 % atau ada 20 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan
refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif

18

karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya


tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan
metode demontrasi k dengan media yang menarik.
4. Pelaksanaan Siklus III
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II ,
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan
siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias
dengan

pelajaran.

Demonstrasi

dilakukan

dengan

menghadirkan

narasumber dari lingkungan. Hal ini jarang sekali dilakukan dan hasilnya
sangat luar biasa. Demontrasi narasumber dilanjutkan penjelasan / koreksi
atas demonstrasi siswa di depan kelas
Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2009.
dengan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama
Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi
Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati

Nilai
Siklus 2 Siklus 3
70
80
90
90
60
70
70
80
60
70
80
80
70
80
70
70
90
90
70
80
70
70
70
80
70
80
70
70
60
70
70
70
70
70
60
60
70
70
60
60
90
90

19

Meningkat

Keterangan

Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
TT
T

22
23
24
25
26
27
28

Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

70
60
60
70
70
70
60
69,64
20
8
11
71,43

70
60
70
70
70
70
70
73,57
25
3
11
89,29

Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya

T
TT
T
T
T
T
T

Keterangan:
T : Tuntas
Nilai meningkat
: 11 siswa
TT : Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat : 17 siswa
Rata-rata kelas
: 73,57
Jumlah siswa tuntas
: 25
Jumlah siswa tidak tuntas : 3
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 89,29 % ( tuntas )
Tabel 4.7. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada Siklus III
No
1
2
3
4

Uraian
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa dengan nilai meningkat
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus III


73,57
25
11
89,29 %

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil


belajar sebesar 73,57 dan dari 25 siswa yang telah tuntas sebanyak 28
siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89,29 %
(termasuk kategori tuntas).

Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan
siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini.
Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat
menimba pengalaman dari narasumber, dan ternyata dari proses
demontrasi siswa ini, siswa lebih mudah menerima pemahaman
tentang cara membaca puisi yang baik.

20

Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti


mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah maksimal
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pembelajaran yang melibatkan
narasumber demonstrasi, hal ini membuat siswa semakin memahami
dan bisa langsung mendemonstrasikan kemampuan membaca puisi
secara langsung.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran koperatif sangat
menunjanng peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan model ini
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran

berlangsung. Hal ini

dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1 65,71,
siklus 2 sebesar 69,64 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar 73,57. Data lain
yang juga mendukung bahwa

metode demonstrasi dapat meningkatkan

kemampuan membaca puisi adalah jumlah siswa yang tuntas belajar secara
individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 13 siswa, siklus 2 20 siswa
dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 25 siswa dari 28 siswa di
kelas VI, jadi hanya 3 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada siklus 3
ketuntasan belajar kelas telah mencapai 89,29 % ( prosentase ketuntasan
diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar
90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi
konsep membaca puisi yang baik dapat dserap langsung oleh siswa yang

21

dibuktikan dengan kemampuan membaca puisi secara klasikal telah mencapai


ketuntasan 89,29 %.

22

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran

Bahasa

Indonesia

dengan

metode

demonstrasi

dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dan metode


demontrasi sangat membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca puisi. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan
metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas
dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas
pembelajaran di kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
demontrasi juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon
positif dari para siswa.
B. Saran Saran
1)

Saran bagi guru


Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar
Bahasa Indonesia ( membaca puisi ) sebaiknya dengan menggunakan
metode demontrasi;

2)

Saran bagi sekolah


Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam
metode pengajaran

DAFTAR PUSTAKA

23

Mulyani Sumantri, Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung :CV


Maulana.
Syah.1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru.Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Haryadi, Zamzani.1996.Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Aminuduin.1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra: Sinar Baru.

Lampiran 1

24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 1
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester

: Vi / 2

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )

Hari, Tanggal

: Selasa, 14 April 2009

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi


dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar

: 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang


tepat

Indikator

: Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
Materi Ajar
Membaca Puisi
Metode Pembelajaran
Demontrasi
Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Salam

Apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Guru mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas

Siswa memperhatikan demonstrasi guru

25

Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca


puisi

Guru memberikan bimbingan cara membaca puisi dengan ekspresi


yang baik

Siswa bergantian maju untuk membaca puisi

Kegiatan Akhir

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP

Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas

Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia

Penilaian

Bentuk Penilaian
Performance tes

Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
NO

NAMA SISWA

Aspek Penilaian
Vokal
Ekspresi

Intonasi

Nada

Jumlah

1
2
3

Keterangan:
Intonasi

( 10 25 )

Vokal

( 10 25 )

Ekspresi

( 10 25 )

Nada

( 10 25 )

40 50
50 60
60 80
80 100

: D ( kurang )
: C ( cukup
: B ( baik )
: A ( sangat baik )

Ledokombo, 14 April 2009


Guru Kelas

26

DAHONO
NIM. 813663449
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester

: VI / 2

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )

Hari, Tanggal

: Selasa, 21 April 2009

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi


dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar

: 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang


tepat

Indikator

: Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
Materi Ajar
Membaca Puisi
Metode Pembelajaran
Demontrasi
Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Salam

Apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Guru memutarkan video pembacan puisi dengan benar

27

Siswa memperhatikan video melalui televisi yang disediakan

Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca


puisi

Siswa bergantian maju untuk membaca puisi

Guru memberikan komentar terhadap tampilan siswa

Kegiatan Akhir

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP

Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas

Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia

Televisi, VCD player, VCD puisi

Penilaian

Bentuk Penilaian
Performance tes

Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
NO

NAMA SISWA

Aspek Penilaian
Vokal
Ekspresi

Intonasi

Nada

Jumlah

1
2
3

Keterangan:
Intonasi

( 10 25 )

Vokal

( 10 25 )

Ekspresi

( 10 25 )

Nada

( 10 25 )

40 50
50 60
60 80
80 100

: D ( kurang )
: C ( cukup
: B ( baik )
: A ( sangat baik )

Ledokombo, 21 April 2009


Guru Kelas

28

DAHONO
NIM. 813663449
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 3
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester

: VI / 2

Alokasi Waktu

: 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )

Hari, Tanggal

: Selasa, 28 April 2009

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi


dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar

: 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang


tepat

Indikator

: Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
Materi Ajar
Membaca Puisi
Metode Pembelajaran
Demontrasi
Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Salam

Apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

29

Guru memperkenalkan narasumber kepada siswa

Narasumber mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas

Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca


puisi

Narasumber memberikan koreksi dan komentar terhadap tampilan


siswa yang maju

Siswa bergantian maju untuk membaca puisi

Kegiatan Akhir

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP

Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas

Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia

Penilaian

Bentuk Penilaian
Performance tes

Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
NO

NAMA SISWA

Aspek Penilaian
Vokal
Ekspresi

Intonasi

Nada

Jumlah

1
2
3

Keterangan:
Intonasi

( 10 25 )

Vokal

( 10 25 )

Ekspresi

( 10 25 )

Nada

( 10 25 )

40 50
50 60
60 80
80 100

: D ( kurang )
: C ( cukup
: B ( baik )
: A ( sangat baik )

Ledokombo, 28 April 2009


Guru Kelas

30

DAHONO
NIM. 813663449
Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam


Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Jember

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama
: SUCIPTO
NIP
: 19641002 198503 1 001
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02
Alamat Sekolah
: Ledokombo Jember
Telepon
:Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP atas nama :
Nama
NIM
Program Studi
Tempat Mengajar
Alamat Sekolah
Telepon

: DAHONO
: 813663449
: S1 PGSD
: SDN Slateng 02
: Ledokombo Jember
:-

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jember , 7 April 2009


Mengetahui,
Kepala Sekolah

Teman Sejawat,

31

SISWANTO, S.Pd.
NIP.19620817 198303 1 021

SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001
Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: DAHONO

NIM

: 813 663 449

UPBJJ-UT

: JEMBER

Menyatakan bahwa:
Nama

: SUCIPTO

Tempat Mengajar

: SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas

:V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 14 April 2009


Teman Sejawat

Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

32

DAHONO
NIM. 813 663 449

SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001

Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: DAHONO

NIM

: 813 663 449

UPBJJ-UT

: JEMBER

Menyatakan bahwa:
Nama

: SUCIPTO

Tempat Mengajar

: SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas

:V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 21 April 2009


Teman Sejawat

Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

33

DAHONO
NIM. 813 663 449

SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001

Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: DAHONO

NIM

: 813 663 449

UPBJJ-UT

: JEMBER

Menyatakan bahwa:
Nama

: SUCIPTO

Tempat Mengajar

: SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas

:V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 28 April 2009


Teman Sejawat

Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

SUCIPTO

DAHONO
NIM. 813 663 449

34

NIP. 19641002 198503 1 001

35

Anda mungkin juga menyukai