Anda di halaman 1dari 5

ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn.

152 - 156
ISSN Cetak 2302-4178

PEMANFAATAN DAN KEBERLANJUTAN GOSSE SEBAGAI


SUMBER PROTEIN UNTUK MENDUKUNG PEMELIHARAAN ITIK
INTENSIF DI KABUPATEN PANGKEP

Utilization and Sustainability Gosse as A Source of Protein to Support


Keeping Ducks Intensively in Pangkep Regency
Harifuddin
Email: harifuddinpoli@ymail.com
Jurusan Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Ahmad Wadi
Email: awadi15@yahoo.co.id
Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Andi Asdar Jaya


Email: andiasdar_bdp@yahoo.com
Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Muhammad Risal
Email: callink_013@ymail.com
Jurusan Budidaya Perikanan STIPER Yapim Maros

ABSTRAK

Usaha ternak itik intensif mengalami kendala dalam penyediaan sumber protein
secara berkelanjutan. Jika mengharapkan dari pakan buatan, maka keuntungan sangat sulit
dicapai utamanya pada skala yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kandungan nutrisi dari gosse, jumlah produksi dan daya dukung terhadap ternak itik.
Manfaat penelitian ini adalah ditemukannya formulasi pakan yang berbasis sumber protein
dari gosse yang dapat direkomendasikan untuk para peternak itik intensif. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode bujur sangkar Latin. Parameter yang diukur
adalah nilai nutrisi gosse sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak itik. Selanjutnya
menyusun formulasi pakan itik dengan target protein pakan minimal 18%. Daya dukung
gosse yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk ternak itik adalah 306 ekor
ha-1.
Key words: Itik, gosse, pakan, pemeliharaan intensif, protein.

ABSTRACT

Intensive livestock ducks constraints in the provision of sustainable source of


protein. If expecting from artificial feed, it is very difficult to achieve primarily at small
scales. This research aims to know the nutrition content of gosse, the number of production
and power support against livestock ducks. The benefits of this research was the discovery
of the feed formulation based source of protein from the gosse, that can be recommended
for the breeder ducks intensive. The sampling used Latin squares method. Parameters
Pemanfaatan dan Keberlanjutan Gosse Sebagai Sumber Protein untuk 153
Mendukung Pemeliharaan Itik Intensif Di Kabupaten Pangkep

measured is the value of the nutrients from the gosse as the raw material manufacture of
cattle feed ducks. Then putting the duck feed formulation with the target protein feed at
least 18%. Power support gosse which can be utilized as a source of protein is 306 ducks
ha-1.
Keywords: Duck, gosse, feed, maintenance intensive, protein.

PENDAHULUAN yang merupakan produksi pabrikan telah


tersedia. Tetapi permasalahan yang
Ternak itik merupakan salah satu dihadapi oleh peternak tersebut adalah
sumber gizi yang lebih tinggi harga pakan yang tinggi, menyebabkan
dibandingan dengan ternak ayam yang peternak tidak mampu membeli secara
dapat dimanfaatkan manusia dalam berkelanjutan. Solusi yang tepat untuk
mencukupi kebutuhannya. Kandungan mempertahankan produksi telur yang
kalori, protein dan lemak telur itik lebih kontinyu dengan harga pakan yang
tinggi dibandingkan dengan telur ayam. terjangkau sangat dibutuhkan. Salah satu
Kandungan kalori telur itik sebesar solusi yang dapat dilakukan untuk
18,9% sedangkan telur ayam sebesar peternak itik yang berada di sekitar
16,2%. Kandungan protein telur itik tambak adalah dengan memanfaatkan
sebesar 13,1% sedangkan telur ayam tumbuhan dari tambak, yaitu Gosse.
hanya sebesar 12,8%. Kandungan lemak Gosse adalah salah satu hama tambak
telur itik sebesar 14,3% sedangkan telur yang dapat mengganggu pertubuhan
ayam hanya sebesar 11,5% (Dinas udang atau ikan bandeng.
Peternakan, 2006).
Ternak itik yang dipelihara secara METODE
ekstensif (dilepas) mengalami
permasalahan dalam mepertahankan Penelitian ini dilaksanakan Maret
produksinya, karena pakan yang sampai Juli 2015 di Kecamatan Ma’rang
dikonsumsi sangat tergantung dengan Kabupaten Pangkep. Alasan pemilihan
pakan alami yang tersedia. Berdasarkan tempat karena daerah ini mempunyai
hasil penelitian Harifuddin (2008), ternak tambak dan peternak itik yang telah
itik yang dipelihara secara berpindah- memanfaatkan limbah tambak berupa
pindah tidak dapat mempertahankan gosse sebagai sumber protein alternatif
produksinya sepanjang tahun. Ini terjadi bagi ternak itiknya. Metode yang
karena ada masa paceklik (tidak ada digunakan dalam pengambilan data
panen padi) selama kurang-lebih dua adalah bujur sangkar Latin. Parameter
bulan, sehingga peternak pada saat yang diukur adalah nilai nutrisi dari gosse
tersebut mengalami kerugian yang besar, sebagai bahan baku pembuatan pakan
karena itik yang dipelihara tidak ternak itik, jumlah produksi dan daya
menghasilkan telur. dukung terhadap ternak itik. Penyusunan
Ternak itik yang dipelihara secara formulasi pakan itik menggunakan
intensif bertelur secara kontinyu jika metode bujur sangkar dengan target pro-
dibandingkan dengan yang dipelihara tein pakan minimal 18%.
secara ekstensif, karena pakan buatan Tahap terakhir adalah menyusun
154 Harifuddin, et al.

formulasi ransum sesuai dengan standar Hasil penelitian menunjukkan


kebutuhan nutrisi ternak itik. bahwa bahan yang berpotensi besar untuk
Penyusunan formulasi ransum didasarkan dimanfatkan sebagai sumber protein
pada hasil analisis proksimat kandungan alternatif adalah gosse kasar. Jumlah
nutrisi dari gosse dan bahan lain yang produksi dari gosse kasar tersebut dapat
tersedia. dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan potensi dan
HASIL DAN PEMBAHASAN daya dukung ketersedian gosse kasar
dengan produksi kering sebesar 4,978
1. Kandungan Nutrisi Gosse
ton/ha, mampu mendukung ternak itik
Tabel 1 menunjukkan, hama skala 306 ekor. Artinya bahwa potensi
tambak memiliki potensi nutrisi sebagai tersebut cukup besar atau paling tidak
bahan pakan ternak. Hama tersebut jika petambak memiliki tambak seluas 1
berpotensi sebagai bahan pakan yang ha. Penentuan daya dukung tersebut
dapat dijadikan pakan murah. Hal ini didasarkan pada produksi limbah tambak
sesuai dengan pernyataan Iskandar dalam keadaan kering dengan
(2012), bahwa peternakan itik daerah pertimbngan dapat dimanfaatkan
pesisir yang berdekatan dengan pantai sepanjang tahun dan kontribusi bahan
membuat para peternak dengan mudah pakan dalam formulsi pakan sesuai
memperoleh dan membeli bahan pakan dengan kebutuhan protein ternak itik
dari kaum nelayan dan petambak dengan (18%) dan kebutuhan jumlah pakan
harga murah. Selanjutnya ketersediaan perhari (220 g-1 ekor-1 hr). Hal ini sesuai
sumber pakan itik yang beragam di dengan pernyataan Harifuddin (2008)
pedesaan diperkirakan dapat mendukung bahwa pemberian pakan pada ternak itik
pengembangan ternak itik sebagai sangat ditentukan oleh tujuan
komponen usahatani terpadu (Atmadja, pemeliharaan dan ketersediaan pakan.
2003). Jika ternak hanya dipelihara untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya ternak
2. Potensi Gosse Sebagai Sumber hanya diberikan sesuai dengan
Protein
ketersediaan pakan yang ada. Sedangkan

Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Gosse.


Air Protein Lemak Abu Karbohidrat
Sampel
(%)
Gosse
8,70 15,57 3,93 36,00 35,80
Kasar

Tabel 2. Jumlah Produksi Gosse dan Daya Dukung terhadap Ternak Itik.

Jumlah Produksi (ton tahun-1) Daya Dukung


Jenis Bahan
Terhadap Ternak
Pakan
Segar Kering Itik (ekor)
Gosse Kasar 72,62 4.978 306
Sumber : Data rimer setelah diolah
Pemanfaatan dan Keberlanjutan Gosse Sebagai Sumber Protein untuk 155
Mendukung Pemeliharaan Itik Intensif Di Kabupaten Pangkep

jika ternak mulai berproduksi maka suatu keharusan.


ternak itik akan diberi pakan sesuai Reid (2000) menambahkan bahwa
dengan kebutuhan nutrisinya. USDA Rural Development bahkan
menganggap partisipasi masyarakat
3. Formulasi Pakan adalah jantung yang memompa darah
Penyusunan formulasi pakan kehidupan masyarakat. Partisipasi
didasarkan pada hasil analisis proximat masyarakat bukan hanya kebutuhan tapi
kandungan nutrisi dari bahan pakan, lebih dari itu, merupakan suatu kondisi
kebutuhan protein ternak itik (18%) dan untuk sukses. Kesuksesan pembangunan
total kebutuhan ternak per ekor per hari tercapai jika partisipasi masyarakat
(220 g). Bahan yang dipilih berdasarkan meningkat. Ife dan Tesoriero (2008)
hasil kesepakatan dengan masyarakat mendukung pernyataan tersebut dengan
peternak ada 4 jenis bahan utama yaitu: menyatakan bahwa partisipasi bukanlah
ikan mujair, keong mas, gosse kasar dan alat tetapi tujuan yang harus dicapai
dedak halus. Selain pertimbangan nilai dalam setiap pemberdayaan masyarakat.
nutrisi bahan pakan dalam menyusun Pertimbangan tersebut maka didapatkan 3
formulasi pakan dalam penelitian ini formulasi dengan mengunakan metode
mengambil pertimbangan kemudahan bujur sangkar (Tabel3).
masing-masing peternak dalam Berdasarkan formulasi yang telah
mengakses bahan yang akan diformulasi. disusun terlihat bahwa kontribusi
Partisipasi masyarakat dibutuhkan limbah/hama tambak yang selama ini
didalam penyusunan formulasi pakan itik. belum pernah dimanfaatkan untuk bahan
Ide partisipasi masyarakat dalam pakan yaitu gosse kasar memiliki potensi
pembangunan mulai dikembangkan pada yang besar baik nutrisinya maupun
dekade 1970 seiring dengan perubahan ketersediannya. Formulasi pakan gosse
paradigma pemberdayaan masyarakat kasar dapat berkontribusi sebesar
yang secara ideologi telah terjadi 10,12%. Bahan pakan lainnya sebenarnya
pergeseran dari top down menuju bottom sudah pernah dimanfaatkan oleh peternak
up (Jennings, 2000). Partisipasi tidak pada saat ketersediaannya melimpah dan
hanya dipandang sebagai pelengkap belum mampu dimanfaatkan secara
dalam pembangunan tetapi merupakan kontinyu.

Tabel 3. Formulasi Pakan yang Disusun Berdasarkan Ketersedian Bahan Pakan.


Formulasi Pakan (%)
Jenis Bahan Pakan
I II III
Ikan Mujair 91,9 83,21 46,41
Gosse kasar 8,1 11,19 10,12
Keong mas - - 23,20
Dedak halus - 5,6 20,25
156 Harifuddin, et al.

DAFTAR PUSTAKA Iskandar. 2012. Beternak Itik dengan


Pakan Lokal. Medan Bisnis.
Atmadja. 2003. Berternak Itik Hibrida
Unggul. Penebar Swadaya. Bandung. Jennings, R. 2000. Participatory
Development as New Paradigm: The
Dinas Peternakan. 2006. Statistik Transition of Development
Peternakan 2005. Dinas Peternakan Professionalism. Prepared for the
Provinsi Sulawesi Selatan. ”Community Based Reintegration
Harifuddin. 2008. Sistim Pemeliharaan and Rehabilitation in Post-Conflict
Ternak Itik Secara Berpindah-pindah Settings” Conference Washington
di Kabupaten Sidenreng Rappang DC. (online www.worldbank.org
Sulawesi Selatan. Universitas /wbi/sourcebook Diunduh tgl 10
Hasanuddin, Makassar. Maret 2009).
Ife, J. dan Tesoriero, F. 2008. Reid, J.N. 2000. Community
Community Development: Alternatif Participation: How People Power
Pengembangan Masyarakat di Era Brings Sustainable Benefits to
Globalisasi. Diterjemahkan oeh S. Communities. USDA Rural
Manullang, N. Yakin, M Nursahid Development.
dari Community-Based Alternatives
in an Angel of Globalisation.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai