Anda di halaman 1dari 20

BUDIDAYA AYAM

KAMPUNG
KELOMPOK 7 :
Nia Susma Nur Chalipah 185040060
Ayu Ristina Putri 185040062
Muhamad Aliyudin 185040107
Ahmad Aspiya Ramdhan 185040105
Erik Maulana 185040072
1. Pengertian Ayam Kampung
• Ayam local atau Gallus domesticus merupakan hewan asli Indonesia yang sangat
popular. Istilah ayam kampung memiliki dua makna. Yaitu dari sudut wilayah dan
dari sudut klasifikasi. Makna pertama dari sudut wilayah atau geografis terletak
kuat dengan system sosiobudaya masyarakat.
• Makna kedua berdasarkan klasifikasinya ayam kampong diberi nama atau
ditempatkan sesuai arah kemampuan ayam itu
Klasifikasi Ayam Kampung
Klasifikasi ayam kampung
• Kingdom : Animalia
• Filum : Chordata
• Subfilum : Vertebrata
• Kelas : Aves
• Subkelas : Neonithes
• Superordo : Superordo
• Ordo : Galiformes
• Famili : Phasianidae
• Genus : Gallus
• Spesies : Gallus Domesticus
2. Pemilihan bibit
Dengan membeli bibit ayam kampung langsung dari pembibit
Membeli telur tetes dan meneteskannya sendiri

Membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri


baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas
Tingkah lakunya gembira, gerakan tangkas dan aktif,

Nafsu makan baik dan aktif mencari makan sepanjang hari,

Tidak takut didekati manusia,

Suaranya ramai saat didekati dan diberi pakan,


3. Ciri bibit ayam kampong yang sehat
dan baik
1. Dapat berdiri tegap
2. Sehat dan tidak cacat
3. Mata bersinar
4. Tanggal menetas tidak boleh lambat
atau cepat/ tepatv waktu ( 21 Hari)
4. Cara pemberian pakan
Konsentrat Dedak

Bahan pakan yang digunakan Limbah dari proses penggilingan padi


yang tidak menjadi butiran-butiran
Dengan bahan pakan lain beras.
Untuk meningkatkan gizi dari
Keseluruhan makanan.
Jagung Sisa dapur / warung
5. Jumlah pakan yang diberikan sesuai
dengan tingkat umur :
1. 7 gram/ hari sampai umur 1 minggu
2. 19 gram/ hari sampai umur 2 minggu
3. 34 gram/hari sampai umur 3 minggu
4. 47 gram/hari sampai umur 4 minggu
5. 58 gram/ hari sampai umur 5 minggu
6. 66 gram/ hari sampai umur 6 minggu
7. 72 gram/ hari sampai umur 7 minggu
8. 74 gram/ hari sampai umur 8 minggu
6. Pemeliharaan
• Sistem pemeiharaan pada ayam
kampong bisadilakukan dengan 3 cara
yaitu,
1. Ekstensif / tradisional ( dilarikan), tanpa
ada control pakan kesehatan.
2. Semi intesif ( disediakan kandang
dengan halaman berpagar) ada control
pakan dan kesehatan ternak akan
tetapi tidak ketat.
3. Intensif ( dikandangkan seperti ayam
ras), ada control pakan dan
Fase pemeliharaan
• Pemeliharaan ayam kampong dibagi dalam dua fase yaitu :
1. Fase starter ( umur 1-4 minggu )
pada fase starter biasanya digunakan kandang bok( dengan pemanas ) bisa bok
khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok
biasanya berkisar antara 30-32 c.
2. Fase finisher ( umur 5-8 minggu)
Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan
ayam broiler.
7. Keunggulan dan kelemahan
• Dipelihara dengan bebas atau • Di bidayakan ( dikandangkan)
(dilarikan ) • Lebih mudah dikonrol keberadannya
• Tingkat kekebalan tinggi • Dapat mempercepat populasi
• Menghemat biaya makanan • Memerlukan perhatian yang lebih
• Ayam lambat untuk berkembang dibandingkan dengan cara di lahirkan
lebih banyak
• Waktu mengasuh terlalu lama
8. Ukuran kandang
Tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada beberapa anjuran
yaitu :
Sebaiknya lebar kandang antara 4-8 cm

Panjang kandang tidak lebih dari 70 m

Daya tamping kandang tipe meter persegi sebaiknya diisi antar 45-55 ekor bibit
ayam kampong sampai umur 2 minggu. Kemudian jumlahnya dikurangi sesuai
dengan bertambahnya umur ayam.
9. Penyakit
Jenis penyakit yang menyerang ayam kampong
1. Tetelo ( ND)
penyakit : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemeteran,
kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan
sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan: vaksinasi secara teratur, sanitasi
kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka
harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
2. Gumboro ( gumbaro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar saat bulu-bulunya berdiri, sangat lesu,
lemah dan malas bergerak, diare putih disekitar anus
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang.
Pengobatan : belum ada
3. Penyakit cacing ayam ( worm disease)
Penyebab : cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif , bulu kelihatan kusam
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik,
penggantian litter kandang secara berkala dan mencegah serangga yang dapat
menjadi induk secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk
mangsa semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon x liquid, sulfamezatin dan
piperazin.
4. Berak kapur ( pollorum )
Penyebab : bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol dibawah pemanas, kepala menunduk, kotoran
melekat pada bulu-bulu disekitar anus.
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat
pada mesin penetas dan kandang.
Pengobatan : noxal,qunoxalin 4 dan coxalin
5. Berak darah ( coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang
warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol
ditepi atau sudut kandang
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula
atau bisa juga dengan pemberian coccdiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin,
10. Pengendalian Penyakit
• Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
tindakan antara lain :
 Menjaga sanitasi lingkungan kandang, pelatan
kandang, dan manusianya
 Pemberian pakan yang fresh dan sesuai
kebutuhan ternak
 Melakukan vaksinasi secara teratur

 Pemilihan lokasi peternakan didaerah yang


bebas penyakit
 Manajemen pemeliharan yang baik

 Kontrol terhadap binatang lain


•And questions ?

Anda mungkin juga menyukai