Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Kalkun

Kalkun atau burung kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari


ordo Galliformes genus Meleagris.
Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan.
Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-
1,8 meter.
Ketika kalkun pertama kali ditemukan di Amerika, orang Eropa salah mengenalinya sebagai burung
asal Afrika Numida meleagris yang juga dikenal sebagai "ayam turki" karena diimpor dari Eropa
Tengah melalui Turki. Dalam bahasa Inggris, kalkun tetap disebut sebagai "Turkey" hingga
sekarang. Kalkun termasuk genus Meleagris yang dalam bahasa Yunani berarti "unggas asal
Guinea".
Nama-nama dalam berbagai bahasa dunia untuk kalkun hasil domestikasi juga mencerminkan nama
negeri asal kalkun yang "eksotik" menurut orang zaman dulu. Sekaligus terlihat kebingungan orang
zaman dulu tentang negara asal kalkun. Pada waktu itu, orang percaya lokasi benua Amerika yang
baru saja ditemukan terletak di Asia Timur. Selain itu, orang zaman dulu suka menamakan binatang
dengan nama-nama tempat yang jauh dan eksotis supaya bisa dijual mahal.
Kalkun merupakan ejaan bahasa Indonesia untuk bahasa Belanda "kalkoen" yang diambil dari nama
kota Kalikut di India. Sedangkan Ayam Belanda merupakan sebutan bahasa Melayu untuk kalkun.
Dalam bahasa Denmark dan Norwegia, kalkun juga disebut sebagai kalkun, atau kalkon (bahasa
Swedia), Kalkuun (bahasa Jerman hilir), kalkkuna (bahasa Finlandia), dan kalakuna dalam bahasa
Papiamento.
Klasifikasi Kalkun

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Galliformes

Famili: Phasianidae

Subfamili: Meleagridinae
Gray, 1840

Genus: Meleagris
Linnaeus, 1758
Spesies

M. gallopavo
M. ocellata

Jenis jenis kalkun

1. Kalkun Bronze

2. Kalkun Golden Palm

3. Kalkun Pencilled Palm

4. Kalkun Narragansett

5. Kalkun White Holland / Kalkun Putih

6. Kalkun Bourbon Red

7. Kalkun Black Spanish

8. Kalkun Blue Slate

9. Kalkun Self Buff

10. Kalkun Royal Palm

Perbedaan kalkun jantan dan betina

Ciri-ciri Ayam kalkun jantan :


 Ukuran kepalanya besar, tidak ditumbuhi bulu sedikit pun tetapi hanya
dilindungi kulit tebal yang berlipat-lipat warna merah dengan bercak
putih dan kebiruaan.
 Warna pada matanya merah kehitaman, letaknya sedikit tersembunyi
oleh lapisan yang berkerut.
 Untuk warna paruhnya kuning dengan pangkal hitam, bentuknya besar
dan panjang.
 Bulu pantat dan pada paha berwarna hitam ke abuan yang sedikit
mengembang.

Ciri-ciri Ayam kalkun betina :


 Berwarna hitam dengan ujung abu-abu pada paruhnya.
 Sedikit berongga antara badan dan sayap.
 Warna abu-abu kehitaman pada lidah dan langit-langit.
 Pada ujungnya bulu ekornya menyempit.
 Memiliki pial berukuran kecil dengan warna hitam kusam.
 Matanya besar, berbentuk bundar, dan berwarna hitam.
 Warna hitam kusam pada kulit dan telapak kakinya.
 Untuk yang betina setelah kalkun berusia 4 bulan dapat bertelur 30 butir
per periode.

Pemilihan bibit

Memilih bibit yang baik akan meningkatkan peluang keberhasilan ternak


kalkun. Untuk itu, pada saat pembelian bibit, pastikan bibit kalkun berada
dalam kondisi yang sehat dan tidak memiliki cacat.

Selain itu, perhatikan juga warna tubuh kalkun karena semakin gelap warna
tubuhnya, semakin baguslah bibit kalkun tersebut. Secara singkat, pilihlah
bibit kalkun dengan postur tubuh yang besar, tegap, sehat, lincah, tidak
memiliki cacat, nafsu makan tinggi, dan memiliki warna kotoran yang
normal (tidak berwarna putih ataupun hijau).

Pemilihan lokasi ternak

Salah satu cara beternak kalkun yang baik adalah memilih lokasi ternak
yang baik untuk kalkun. Ciri-ciri lokasi ternak yang baik adalah sebagai
berikut:

 Aman dan jauh dari pemukiman warga


 Bebas dari gangguan binatang lainnya
 Bebas dari bencana alam
 Kondisi tempat tidak lembab dan suhu udara normal
 Mendapat sinar matahari

Pemilihan Kandang

Kalkun juga memerlukan kandang sebagai tempat tinggal. Kondisi kandang


yang baik adalah mendapatkan sinar matahari langsung dan tidak terlalu
sempit. Untuk kandang, pisahkan kalkun menurut umurnya, seperti berikut
ini:

 Kalkun usia 0-30 hari

Kandang harus berbentuk kotak dengan suhu yang hangat dengan lapisan
koran atau kertas bekas pada bagian bawah sebagai alasnya. Pergantian
alas secara teratur diperlukan agar kotoran kalkun tidak terlalu menumpuk.

 Kalkun usia 31 sampai 75 hari

Kalkun ‘remaja’ harus dipindahkan ke kandang yang lebih luas agar kalkun
tidak merasa terlalu sempit. Ukuran kandang pada masa ini adalah panjang
2 m, lebar sekitar 80 cm, dan tinggi 70 cm yang hanya mampu menampung
10-20 ekor kalkun, bergantung pada besarnya kalkun

 Kalkun dewasa

Kalkun dewasa biasanya memilki kandang yang luas dengan tanah yang
kering. Ukuran kandang kalkun dewasa biasanya 5 x 10 meter. Hal ini
diperlukan agar kalkun bisa bergerak secara leluasa dan bisa mencari
makanan tambahannya.

Selain itu, kalkun dewasa harus dibedakan kandangnya berdasarkan jenis


tugasnya, yaitu:

 Kalkun pejantan
Kalkun pejantan bertugas untuk mengawini kalkun betina, sehingga setiap
pejantan harus memiliki kandangnya masing-masing agar tidak terjadi
perkelahian.

 Kalkun pengeram

Kalkun pengeram membutuhkan kandang dengan desain khusus agar


memudahkan betina dalam mengerami telurnya. Kandang pengeram juga
harus memiliki suhu yang hangat dan perlu tambahan jerami sebagai
alasnya serta tempatkan kandang pada bagian yang tersembunyi agar
kalkun tidak merasa terganggu selama masa pengeraman.

Pemberian pakan

Pemberian pakan yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan dari kalkun


tersebut. Namun, pakan kalkun bisa diolah dari sisa makanan rumah
tangga, rumah makan, ataupun restoran. Selain itu, bisa juga menggunakan
dedak dan olahan enceng gondok. Nutrisi tambahan pada kalkun juga perlu
diperhatikan dengan menambahkan makanan kemasan atau konsentrat
yang bisa dibeli di toko pakan ternak.

Pembersihan kandang perlu dilakukan secara teratur jika ada pakan yang
tidak habis dimakan supaya tidak terjadi pembusukan makanan di dalam
kandang yang berakibat pada timbulnya bibit penyakit.

Perawatan

Perawatan sangat diperlukan agar kalkun tidak mengalami sakit dan


kematian. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat merawat adalah sebagai
berikut:

 Memisahkan anak kalkun dengan induknya

Pemisahan perlu dilakukan agar anak kalkun tidak mengalami stres.


Kandang anakan harus bersuhu hangat dan memiliki alas kandang berupa
jerami ataupun koran serta meletakkan kerikil pada tempat minumnya.
 Berikan vaksinasi

Vaksinasi perlu dilakukan untuk mencegah serangan penyakit serta


meningkatkan ketahanan tubuh kalkun. Vaksinasi dapat dilakukan secara
mandiri dengan membeli vaksin di toko peternakan dan memberikannya
kepada kalkun sesuai aturan.

 Berikan pakan yang bergizi

Pakan yang bergizi diperlukan, khususnya pada anak kalkun, tidak


disarankan memberi jagung ataupun dedak/bekatul.

Pengembangbiakan Kalkun

Pengembangbiakan kalkun berarti mengawinkan kalkun pejantan dengan


kalkun pengeram. Perkawinan ideal dilakukan pada saat kalkun berumur 6
bulan dan proses perkawinannya dapat terjadi secara alami maupun
dengan bantuan peternak.

 Perkawinan alami

Hal ini dapat terjadi jika ukuran kalkun betina dan kalkun jantan tidak
berbeda jauh sehingga perkawinan dapat terjadi dengan mudah.

 Perkawinan bantuan

Hal ini dilakukan jika ukuran kalkun pejantan lebih besar dibandingkan
dengan kalkun betinanya. Cara melakukan perkawinan bantuan adalah
kamu harus memegang kalkun betina dan pastikan cakar pejantan tidak
merusak bulu kalkun betina.

Olahan kalkun

1. Rendang kalkun
2. Pesmol kalkun
3. Soto kalkun
4. Kalkun Panggang
5. Rica rica kalkun
6. Bakso kalkun
Hama dan penyakit

1.      Pilek/hidung berlendir.


Penyakit ini secara medis dinamakan Infectious Bronchitis (IB). Kalkun yang terserang penyakit
ini mempunyai ciri-ciri hidungnya keluar lendir, sayapnya menggantung dan nafasnya berbau.
Lama kelamaan, kalkun akan mengalami penurunan  nafsu makan. Jika sudah parah, maka
kalkun harus disuapi agar tetap bisa bertahan hidup. Sebagai pencegahan, lokasi kandang harus
kering, tidak lembab. Usahakan juga agar disekitar kandang tidak terdapat selokan yang
mempunyai air kotor dan tergenang. Penularan penyakit ini terjadi lewat gigitan nyamuk, lalat
dan kontaminasi air minum. Jika terlihat tanda-tanda tersebut, kalkun sakit segera dipisahkan dan
diberi obat seperti tetrachlor.

2.      Cacar/bercak merah


Penyakit ini disebabkan oleh virus familia poxviridae dan genus Avipoxvirus. Kalkun yang
terserang dipenuhi bercak-bercak merah diseluruh tubuhnya. Pengobatan dan pencegahan dengan
vaksin dilakukan setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter hewan. Sebagai obat
tradisional, kita bisa membuat ramuan dari bensin yang dicampur oli (baru). Campuran ini kita
kuaskan pelan-pelan ke permukaan tubuh yang terkena bercak-bercak cacar. Beberapa peternak
mengatakan cara tradisional ini cukup ampuh.

3.      Lumpuh.
Lumpuh pada kalkun disebabkan karena pakan berlebih. Kelebihan pemberian pakan ini
mengakibatkan kalkun mengalami obesitas. Kalkun muda yang tulangnya belum kuat tidak akan
mampu menahan berat tubuhnya. Untuk itu, pemberian makanan harus terkontrol dengan baik.
Untuk pencegahan, kita bisa memberikan konsentrat AD1 (untuk kekuatan tulang) pada ransum
makanan kalkun muda.
Kelumpuhan pada kalkun muda juga bisa diakibatkan karena konsumsi daun pepaya. Kalkun
yang terserang akan mengalami lumpuh total dan jari-jarinya bengkok kedalam. Sebagai
pencegahan, kalkun usia dibawah tiga bulan sebaiknya tidak kita beri daun pepaya.
4.      Kolera.
Gejala pada kalkun yang terserang yaitu pial yang terlihat membengkak. Jika kalkun terserang
kolera, bisa diobati dengan antibiotik seperti tetrasiklin atau streptomycin.
5.      Blackhead/Histomoniasis
Kalkun yang terserang menunjukkan gejala-gejala susah makan, berat badan turun dan
kotorannya berwarna kuning. Penyebab penyakit ini adalah protozoa Histomonas meleagridis.
Kalkun yang terserang sebaiknya dikarantina agar tidak menular ke kalkun lain. Sebagai
tindakan pengobatan, gunakan Emtryl, yang mengandung dimetridazole.

6.      Avian Infuenza/Flu burung


Guna mencegah penularan virus flu burung, diperlukan biosecurity. Langkah ini adalah langkah
yang mudah dilakukan jika kita tahu caranya. Kasus-kasus penularan virus flu burung ini pada
dasarnya terjadi karena kurangnya pengetahuan peternak, kurang sosialisasi, dan ketidak
disiplinan. Sebagai langkah awal, pastikan dulu bahwa kalkun yang anda beli sudah divaksin dan
berasal dari peternakan yang bisa dipertanggungjawabkan dari sisi kesehatannya. Vaksin untuk
H5N1 ini sebenarnya disediakan gratis oleh pemerintah. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mem-
vaksin ternak anda. Langkah selanjutnya, selalu menyemprot areal kandang dan lokasi-lokasi
yang menjadi akses ke kandang. Penyemprotan dilakukan dengan desinfektan dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore. Kemudian, setiap pintu masuk lokasi kandang harus kita beri larutan
desinfektan dalam ember atau baskom. Manusia yang ingin memasuki kandang kita persilahkan
untuk mencelupkan tangan dan kaki mereka dalam larutan tersebut.
Salah satu desinfektan yang cukup ampuh memberantas virus flu burung, dan beberapa penyakit
lainnya, adalah Benzalkonium Chloride. Obat ini bisa dibeli di poultry shop dengan nama
dagang yang bermacam-macam dan harganya terjangkau.

Analisis usaha budidaya kalkun

Pembuatan Kandang bambu model bertingkat dengan ukuran 1 x 0,5 meter x 8 kotak

(per kotak berisi 10 sd 20 ekor kalkun)                                               = Rp 1,5 juta

B. Modal Awal
Pembelian bibit/anakan kalkun Rp. 25.000,- x 100 ekor          = Rp.2.500.000,-
C. Biaya produksi (dihitung sampai panen 3 bulan)  :
C.1 Biaya pakan

–         Pakan Konsentrat (Br1 atau yang lain) 5 zak x 200 ribu                   =
Rp.1.000.000,-

–         Sayur-sayuran segar(sawi, kangkung, dll) 5ribu x 90hari                = Rp.  


450.000,-

–         Bahan pakan lainnya (bekatul, nasi aking, jagung, dll)                       = Rp. 
600.000,-

C.2 Biaya Perawatan

–         Vaksin                                                                                                  = Rp.     20.000,-

–         Listrik (untuk pemanasan lampu) dll                                     = Rp.   150.000,-

–         Tenaga Kerja                                                                                     = Rp.    900.000,-

———————+

= Rp. 3.120.000,-
D. Penjualan (setelah 3 bulan)
Kalkun usia 4 bulan dijual dengan harga 100ribu per ekor dengan risiko kematian
3 persen.100 ekor – (100 ekor/3%) x Rp. 100.000,- = 97 ekor Rp. 100.000,-
= Rp. 9.700.000
     Laba D – ( B + C ) = Rp. 9.700.000,- (Rp.2.500.000,- + Rp. 3.120.000,-)
= Rp. 4.080.000,-

Anda mungkin juga menyukai