PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unta
2.1.1 Klasifikasi Unta
tubuh akan tetap terjaga meskipun suhu tubuh unta berfluktuasi antara 34 C
hingga 41,5 C, maupun suhu lingkungan yang naik, karena unta tidak
berkeringat. Adaptasi unta terhadap lingkungannya sangat baik, sehingga
hewan ini dapat bertahan hidup meskipun kehilangan leboh dari 30% air
tubuhnya (Naumann, 1999).
Seekor unta mempunyai mulut yang lebar dengan 34 buah gigi dengan
rumus gigi sebagai berikut :
1 1 3 3
3 1 2 3
tiga bagian lambung saja. Bagian pertama memiliki struktur seperti rumen
yang terbagi menjadi bagian kanan dan kiri. Lambung bagian pertama ini
tersusun dari otot yang kuat dan kelenjar mukus. Pada bagian ini pakan
dicampur dengan air dan mukus yg dihasilkan oleh kelenjar mukus. Lambung
bagian kedua juga sering disebut honeycomb. Bagian ini mirip dengan
struktur retikulum pada hewan ruminansia. Lambung bagian kedua juga
tersusun atas kelenjar yang menghasilkan mukus. Lambung bagian ketiga
disebut sebagai lambung kelenjar. Lambung kelenjar ini mirip dengan
abomasum pada ruminansia dan lambung monogastrik hewan lainnya
(gambar 3A). Usus halus unta memiliki panjang kurang lebih 40 meter.
Bentuk sekum dan kolon hampir sama dengan sapi yaitu membentuk
gulungan spiral atau sering disebut ansa spiralis coli (gambar 3B). Panjang
sekum dan kolon ini kira-kira 19.5 meter (Mukasa-Mugerwa 1981).
Betina mulai masuk masa kawin yaitu pada umur 3 tahun, sedangkan jantan
pada usia 5 atau 6 tahun. Peristiwa kopulasi terjadi selama 7-35 menit. Usia
kehamilan unta betina yaitu 15 bulan dan masa asuh anak 1-2 tahun. Musim kawin
unta yaitu pada musim dingin dan puncaknya pada musim hujan.
2.7. Sistem Gerak
Terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk
sistem gerak. Sistem gerak inilah yang memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak,
jalan, dan berlari serta melakukan berbagai aktivitas lainnya.
2.8. Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut "hormon".
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh. Pada hewan vertebrata mayoritas jenis hormonnya mirip
dengan manusia.
2.9. Sistem Koordinasi
Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi pada hewan
meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf
merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh
tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi
tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara
reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya
yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang
atau tanggapan.
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan
yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan
keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral
2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur
transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari
beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti
prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
10
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12