2 Tatalaksana Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam broiler diawali dengan penerimaan DOC yaitu chick in.
chick in pada saat praktikum dilakukan pada hari selasa tanggal 08 Oktober 2019
yang dilakukan pada sore hari pukul 17.30. Pada saat chick in ada beberapa hal yang
dipersiapkan seperti sudah ditaburi sekam dan sudah ditutupi oleh kertas koran dan
bahwa sebelum DOC datang ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu idealnya
semua kandang beserta peralatan dalam satu lingkungan yang sudah dipersiapkan,
dan cek semua peralatan dan kelengkapan kandang dan memasang chick guard
dengan tinggi dindingnya 40–50 cm, menghidupkan pemanas 2–3 jam sebelum
kedatangan doc yaitu chick in hal yang dilakukan adalah memasukan DOC
kekandang secara hati-hati dan memeriksa kondisi DOC, setelah itu penimbangan
menambah energy anak ayam dan di beri makan berupa ransum secara adlibitum
mungkin ayam yang akan dimasukkan kdalam kandang dengan umur yang sama.
Pindahkan DOC secara hati-hati namun sesegera mungkin ke dalam kandang dan
tempatkan disekeliling chick guard. Buka tutup boks-nya dan adaptasikan selama
kurang lebih 1 jam dengan kondisi dalam kandang, sebelum DOC ditebar kedalam
chick guard. Setelah kurang lebih 1 jam diadaptasikan pada lingkungan dalam
kandang dan segera lepaskan DOC ke dalam areal brooder. Setelah 1–2 jam
anak ayam dapat makan dan minum dengan leluasa serta menyebar dengan merata
dalam area brooding. Pengaturan tempat pakan dan minum serta alat pemanas,
dilakukan bila diperlukan. Kontrol terhadap keadaan anak ayam harus dilakukan
minimum setiap 4-6 jam, terutama pada 24 jam pertama, untuk memperhatikan
selama 4 minggu dari mulai tanggal 08 Oktober samapai 14 November 2019. Pada
saat pemeliharaan yang dilakukan adalah anak ayam atau DOC (day old chick)
dipelihara selama 28 hari atau selama 4 minggu. Namun hal ini tidak sesuai dengan
literature menurut (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006) bahwa Ayam broiler adalah
ayam jantan atau betina berwarna putih yang umumnya dipanen pada umur 5
sampai 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging dan periode pemeliharaan
ayam broiler terdiri dari dua fase yaitu fase starter dan fase finisher. Fase starter
dipelihara pada umur 1 hari sampai dengan 3 atau 4 minggu, sedangkan fase finisher
dipelihara dari umur 4 atau 5 minggu sampai dengan dipanen atau dipasarkan. Hal
tersebut dipengauhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi pakan yang tidak
pemeiharaan ayam hanya sampai dengan 4 minggu atau 28 hari saja. Yang berarti
pemeliharaan yang dilakukan pada saat praktikum hanya pada periode starter saja.
starter adalah pemberian pakan untuk DOC yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan air minum diberikan secara ad libitum yaitu pakan diberikan secara
terus menerus. Pakan diberikan dengan menggunakan baby chick feeder yang
diletakan didalam kandang dengan cara digantung stinggi bahu ayam agar
memudahkan dalam mengkonsumsi pakan. Namun, untuk hari pertama ketika DOC
baru datang pemebrian pakan ditabur sebagian diatas litter. Karena ketika DOC
baru datang DOC akan memakan apa saja yang ada disekitar kandag DOC dan
ketika DOC baru datang belum mengetahui tempat pakan. Hal ini juga dilakukan
untuk tempat air minum yang menggunakan round feeder yang diletakan dengan
cara digantung setinggi bahu ayam. Hal ini dilakuan agar pakan dan minum tidak
tumpah dan tidak tercampur dengan sekam. Sekam yang tercampur dalam pakan
memastikan pakan dan air minum masih ada atau tidak dan melakukan pencucian
tempat minum dan penggantian air sebanyak 3 kali dalam sehari. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fadilah dkk (2007) yang menyatakan bahwa pemberian pakan
pada saat starter diberikan menggunakan baby chick feeder yang diberikan pakan
secara adlibitum dan pada saat finisher diberikan menggunakan feeder tube yang
digantung dan untuk minum diberikan secara adlibitum juga namun untuk fase
starter digunakan pada saat minggu pertama saja. Yang berfungsi untuk agar DOC
terfokus ke pakan dan minum. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah dkk (2007)
yang menyatakan chick guard berfungsi melindungi anak ayam dan membantu
panas dari brooder agar tetap terkonsentrasi dan memfokuskan ayam terhadap
pakan.
Vaksinasi pada saat praktikum pemeliharaan fase starter dilakukan pada
menggunakan vaksin Gumboro yang dilakukan melalui cara tetes mata. Hal ini
dilakukan dengan berbagai cara antara lain tetes mata, hidung, mulut dan air minum
Tirai dalam praktikum pemeliharaan ayam broiler pada fase starter tidak
dibuka. Hal ini tidak sesuai dengan literature menurut pendapat Rasyaf (1995) yang
menyatakan bahwa tirai pada fase starter ditutup dan setelah ayam berumur lebih
dari 1 minggu tirai ditutup pada malam hari atau pada saat suhu rendah, ketika ada
angina kencang dan hujan. Hal ini dilakukan agar suhu dalam kandang tetap
nyaman. Tirai pada siang hari atau ketika suhu tinggi dibuka untuk ventilasi udara
sehingga sirkulasi udara berjalan dengan lancar dan baik dan pertukaran udara
didalam kandang akan sangat penting untuk membuang gas-gas amonia yang
panas dan ayam mengalami kepanasan yang mengakibatkan ayam tidak banyak
makan. Faktor yang menyebabkan tirai tidak dibuka pada fase pemeliharaan karena
kondisi tirai yang tidak memungkinkan untuk dibuka karena dipasangkan dalam
dilakukan meskipun litter dalam kedaan basah. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Fadilah (2006) yang menyatakan bahwa litter yang basah bisa
penyakit dan menyebabkan bulu ayam kotor sehingga penggantian sekam atau litter
harus dilakukan. Hal ini disebabkan oleh faktor ketidak tahuan praktikan bahwa
pagi hari sampai dengan sore hari tanpa mengukur suhu kandang terlebih dahulu.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Surya dan Hasbianto (2008) bahwa sistem
Sanitasi yang dilakukan secara rutin adalah sanitasi peralatan kandang yaitu
pembersihan tempat pakan dan minum yang dilakuakn 3 kali dalam sehari tetapi
untuk sanitasi kandang tidak dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat
Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa sanitasi dilakukan secara rutin meliputi
sanitasi kadang, peralatan dan praktikan yang masuk kandang (biosecurity) yang
yang baik dan terhindar dari penyakit. Kurangnya sanitasi yang dilakukan saat
fase kedatangan DOC sampai dengan dipanen yaitu dari fase starter sampai dengan
finisher dan dilakukan juga evaluasi setiap minggunya untuk menghitung FCR,
PBB,BB. Hal ini sesuai dengan pendapat Tamalludin (2012) yang menyatakan
bahwa pencatatan laporan kegiatan harus dilakukan sejak DOC datang sampai
dengan panen. Data recording yang memuat data tanggal DOC masuk, ayam mati,
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, R., A Polana, S. Alam, dan E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fadilah, R., A Polana, S.Alam, dan E. Parwanto. 2006. Sukses Beternak Ayam.
Agromedia Pustaka, Jakarta.