Di susun oleh :
Nama : Amik Sri Lestari
Kelas : XI Akuntansi II
No. Absen : 02
Dengan mengharap syukur kehadirat Tuhan Yang Masa Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat memenuhi tugas saya untuk makalah Kartu
Utang.
Dengan tersusunnya laporan Kartu Utang ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Siti Shofiatun, S. Si selaku Kepala Sekolah SMK Nurul Huda Ngawen
2. Ummi Marifatul L., S. Kom.I selaku wali kelas XI Ak 2
3. Semua bapak/ibu guru dan staff karyawan-karyawan SMK Nurul Huda Ngawen
Dalam menyelesaikan laporan membuat makalah kartu utang Ini saya selaku pelaku
penulis menyadari bahwa laporan ini masih sederhana dan jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya pengetauhan, kemampuan serta pengalaman saya untuk itu kritik dan saran dari
pembaca akan saya terima dengan senang hati.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Manfaat
BAB II ISI
A. Penyusutan Aktiva Tetap
B. Metode Metode Penyusutan Aset Tetap (Depreciation Method)
BAB III PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Utang dalam arti luas ialah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh yang
berkewajiban sebagai konsekwensi perikatan, seperti penyerahan barang, membuat
lukisan, melakukan perbuatan tertentu, membayar harga barang dan seterusnya.
Sedangkan utang dalam arti sempit adalah perikatan sebagai akibat perjanjian khusus
yang disebut utang piutang, (bijzondere overeenkomst, benoemde overeenkomst)
yang mewajibkan debitur untuk membayar kembali jumlah uang yang telah
dipinjamnya dari kreditur. Sedangkan utang lancar adalah kewajiban yang memiliki
umur sampai dengan satu siklus operasi perusahaan, kewajiban yang akan dibiayai
dengan aset lancar atau dengan utang lancar lainya.Suatu kewajiban akan
dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan
dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar, namun pada kenyataannya
pelunasan utang jangka pendek (utang lancar) ini tidak sesusai dengan tanggal jatuh
tempo, bahkan ada yang tidak membayar utangnya karena faktor perusahaan yang
telah pailit.
B. Manfaat
Manfaat diadakanya laporan adalah
1. Mengetahui cara membuat kartu utang
2. Menambah wawasan serta pengalaman membuat kartu utang
BAB III
ISI
Penyusutan - Setelah Aset Tetap diperoleh, maka aset tetap tersebut akan digunakan
oleh perusahaan untuk kegiatan operasional dan produksinya.Dalam fase ini, perlakuan
akuntansi terhadap aktiva tetap ada beberapa perlakuan, salah satu perlakuan
akuntansinya adalah PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.Selain itu, perlakuan yang
lainnya seperti expenditure dan revaluasi aset tetap yang akan saya bahas juga
nantinya.Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation) merupakan konsekuensi dari
penggunaan aktiva tetap dimana aktiva tetap akan mengalami penurunan fungsi.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan penyusutan adalah jumlah yang bisa
disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset tetap
menggunakan berbagai metode penyusutan yang sistematis.
Ini supaya laporan keuangan nantinya bisa dibandingkan antara periode satu dengan
periode yang lain, sebelum atau sesudahnya.
Dalam bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan aset tetap yang
dialokasikan kepada Biaya Operasional akibat penggunaan aset tetap.
Atau dengan kata lain biaya yang dibebankan kedalam harga pokok produksi sebagai
akibat dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi serta operasional perusahaan
secara umum.
Umur fisik Aset Tetap, berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset
tetap.
Suatu aset memiliki umur fisik apabila secara fisik aset tersebut masih baik kondisinya
meskipun mengalami penurunan fungsi.
Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode
pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah angka tahun dan
metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.
Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa dan metode
jumlah unit produksi.
Apapun metode dan jenis aset yang digunakan, perusahaan sebaiknya menerapkan salah satu
metode yang ada dengan konsisten, tidak mengubah-ubah metode penyusutan yang
dipakainya.
Dan jikapun melakukan perubahan metode penyusutan, hendaknya diberikan penjelasan
mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan disertai alasannya.Metode
Penyusutan Garis Lurus | Straight Line Method
Penyusutan Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak
diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia.
Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata
di sepanjang masa penggunaannya.
Sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke
periode hingga aset tetap ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan.
Perhitungan Penyusutannya:
Dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya,
diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan (spesialisasi orang madura nih,
hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000.
Perhitungan Penyusutan :
Dan untuk tahun 2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi menggunakan
12/12
31 Desember 2014
Debit | Depreciation Rp700.000
Kredit | Accumulated Depreciation Rp700.000
# Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian
Untuk mengakui adanya beban pada mesin ini, penyesuaian atas penyusutan mesin ini
sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.
Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:
Debit | Accumulated Depreciation Rp700.000
Kredit | Depreciation Expense Rp700.000
Penyusutan Metode Saldo Menurun | Declining Balance Method
Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang tingkat kehausannya
tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aset mesin produksi.
Notes :
Karena selama tahun 2014 aset hanya digunakan 7 bulan, maka dikali 7/12
Lalu saat pencatatan, jurnal nya adalah sama dengan metode garis lurus, cuma beda di
angka saja
31 Desember 2014
Debit | Depreciation Rp1.516.710
Kredit | Accumulated Depreciation Rp1.516.710
31 Desember 2015
Debit | Depreciation Rp2.296.658
Kredit | Accumulated Depreciation Rp2.296.658
Jurnal jurnal penyusutan tahun tahun berikutnya sama saja, jadi tidak perlu dijelaskan
lagi.:)
# Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian !
Jurnal penyesuaian ini untuk mengakui adanya beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas
penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.
Untuk jurnal penyesuaian tahun tahun berikutnya, cara pengerjaanya sama saja.
Notes:
Dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ini, jumlah angka penyusutan tiap
tahun akan mengalami penurunan penyusutan tiap tahunnya.
Hal ini menunjukkan bahwa aset tetap (khususnya mesin) memberikan kinerja, manfaat
terbaiknya terhadap perusahaan berada pada saat awal awal aset tetap tersebut digunakan,
semakin lama semakin menurun kinerja aset tetap tersebut karena keausan.
Itu tadi contoh perhitungan mengenai Penyusutan Metode Saldo Menurun (Declining
Balance Method).
Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method
Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai
dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun.
Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan
biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama cenderung
bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.Layaknya metode saldo
menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya semakin tinggi.
Butuh biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi bagi perusahaan yang
menurun, tidak se "joss" saat awal awal aset tetap tersebut di peroleh.
Mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal awal mesin
baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya.
Nilai penyusutan yang berkurang pada periode berikutnya akan diimbangi oleh
meningkatnya biaya maintenance dan juga perbaikan. Mesin tua kerjanya sudah tidak
optimal, cepat rusak pula
Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan
cara:
Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke
tahun terkecil.
Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.
Contoh, jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka)
pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10.
Angka pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1.
Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta
terakhir tahun keempat 1/10.
Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun
Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk meningkatkan
produksinya,]].
Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa (salvage
value) sebesar Rp 15.000.000,00,
Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun !
Perhitungan:
JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10
Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00
Pencatatan:
Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.
31 Desember 2014
Debit | Depreciation Rp48.000.000
Kredit | Akumulated Depreciation Rp48.000.000
Pada tahun 2014, aset cuma digunakan selama 5 bulan saja. perhitungan tarifnya tetap,
hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada
Tahun pertama (2014)
Penyusutan = 4/10 x 5/12 x 120.000.000 = Rp 20.000.000
Dan pada tahun berikutnya 2015.
Penyusutan :
4/10 x 7/12 x 120.000.000 = 28.000.000
3/10 x 5/12 x 120.000.000 = 15.000.000 +
Rp 43.000.000
# Dari mana angka 7/12 ? dan kenapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun
pertama (4/10)?
Karena pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja.
Maka sisanya 7 bulan digunakan pada penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua
dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12) maka sisa 5 bulan berikutnya
menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)
Notes:
Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena
pertimbangan perpajakan, di sini, aturan perpajakan membatasi metode ini, laporan pajak
tidak bisa menggunakan metode ini dalam pelaporannya.
Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja
Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja | Service Hours Method
Pada konsep dasarnya, pemikiran dasar dari Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja
didasarkan pada pemikiran bahwa, berkurangnya nilai suatu aset disebabkan oleh berapa
jam lamanya aset tersebut digunakan, atau dioperasikan oleh perusahaan selama umur
ekonomisnya.
Jadi disini, metode ini berdasar bahwa berkurangnya suatu aset tetap perusahaan
disebabkan oleh MASA PAKAI.
Analogi sederhana itu yang menjadi acuan untuk penyusutan moetode satuan jam kerja ini.
Penyusutan aset tetap metode satuan jam kerja ini pada prakteknya sering kali di abaikan,
karena alasan perpajakan.
Rumus untuk menghitung besarnya penyusutan metode satuan jam kerja adalah sebagai
berikut:
beban penyusutan
Pada bulan Januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan harga perolehan saat
pembelian sebesar Rp 10.000.000,00
Oleh ahli diperkirakan dapat berproduksi selama 10.000 jam dengan prediksi rentangan
waktu penggunaan sebagai berikut:
Besarnya akan sebanding dengan jam kerja (kapasitas) aset tetap yang sesungguhnya dapat
dicapai.
Pencatatan, Jurnalnya sama saja dengan metode metode penyusutan aset tetap yang lain.
Jurnal Penyusutan Tahun Pertama
Debit | Depreciation Rp2.850.000
Kredit | Akumulated Depreciation Rp2.850.000
Pengertian Deplesi
Pengertian deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) yang disebabkan oleh
pengelolaan sumber daya alam menjadi persediaan, seperti penurutnan nilai sumber alam
pada tambang dan hutan kayu.
Deplesi adalah penyusutan yang terjadi pada benda yang bersifat alami dan tidak dapat
diperbaharui.
Jika sumber daya alam, harga perolehannya adalah pengeluaran dimulai sejak
mendapatkan izin sampai sumber daya alam itu dapat diambil hasilnya. Jika pengeluaran
itu terlalu kecil, maka dilakukan penilaian atas sumber daya alam tersebut.
Deplesi dihitung dari tiap unit hasil sumber alam (barrel dan tonase). Simak ilustrasi
berikut ini.
Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka total
deplesi pada tahun tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 120.000 = Rp. 4.800.000
Apabila perusahaan telah menaksir di muka biaya deplesi dan kenyataannya perhitungan
taksiran berbeda degan kenyataannya, maka perlu diadakan revisi. Koreksi deplesi ini bisa
dilakukan dengan cara berikut ini:
Deplesi pada tahun lalu dan masa yang akan datang sudah dicatat dikoreksi. Pada
saat adanya perubahaan. Dihitung lagi deplesi perunit kemudian dilakukan koreksi.
Deplesi tahun lalu sudah dicatat tidak di koreksi, tetapi deplesi tahun yang akan
datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi pada tahun lalu tidak
dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun yang akan datang dilakukan
revisi.
Pada aktiva tetap milik perusahaan yang mengolah sumber daya alam, kegunaan aktiva
terbatas sampai selesainya eksploitasi sumber alam. Maka depresiasi aktiva tetap dapat
dihitung dengan taksiran hasil sumber alam.
Kelompok 1: Aset yang digunakan untuk operasional lembaga dengan masa pakai
maksimum 4 tahun. Termasuk dalam kelompok ini misalnya:
1. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung duplikator, mesin fotokopi, mesin
akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya.
2. Perlengkapan lainnya seperti amplifer, tape/cassette, video recorder, televisi dan
sejenisnya.
3. Sepeda motor, sepeda.
4. Alat komunikasi, pesawat telepon, fax, handphone, dan sejenisnya.
5. Alat perlengkapan khusus bagi industri/jasa yang bersangkutan.
Kelompok 2: Aset yang digunakan untuk operasional lembaga dengan masa pakai
maksimum 8 tahun. Termasuk dalam kelompok ini misalnya:
1. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan
sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan, alat pengatur udara
seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya.
2. Mobil, bus, truk, speed boat, dan sejenisnya.
Kelompok bangunan permanen dianggap sama saja yaitu usia pakainya 20 tahun dan
bangunan tidak permanen 10 tahun. Metode dan tarif penyusutan yang diperkenankan oleh
UU perpajakan adalah metode garis lurus dan saldo menurun.
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang masih
dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta
tersebut. Jadi jika aktiva tetapi dibeli pada bulan September 2011, maka biaya penyusutan
untuk aktiva tersebut untuk tahun buku 2011 adalah 25% dari biaya penyusutan per tahun.
Penarikan aset dari daftar inventaris lembaga dapat dilakukan karena rusak atau karena
dijual. Jika rusak maka seluruh nilai sisa buku akan dibebankan sebagai biaya penyusutan.
Bila dijual, maka nilai buku pada tahun sebelumnya merupakan biaya dan hasil penjualan
dicatat sebagai pendapatan.
Disarikan dari buku: Petunjuk Kewajiban Pajak Lembaga Nirlaba (Penyusutan Kelompok,
Metode, dan Tarif Penyusutan), Penulis: Pahala Nainggolan, Hal: 52-56.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah Aset Tetap diperoleh, maka aset tetap tersebut akan digunakan oleh
perusahaan untuk kegiatan operasional dan produksinya.Dalam fase ini, perlakuan
akuntansi terhadap aktiva tetap ada beberapa perlakuan, salah satu perlakuan
akuntansinya adalah PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.Selain itu, perlakuan yang
lainnya seperti expenditure dan revaluasi aset tetap yang akan saya bahas juga
nantinya.Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation) merupakan konsekuensi dari
penggunaan aktiva tetap dimana aktiva tetap akan mengalami penurunan fungsi.
B. SARAN
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva Tetap diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi. Begitu juga alangkah
baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.