Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DEPRESIASI

Di Susun Oleh :

Jeremi Prayuda Purba (200523015)

Nurul Hudha (200523020)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN EKSTENSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “DEPRESIASI”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Ekonomi Pembangunan.
Dalam menyusun makalah ini penulis telah mengarahkan segala kemampuan yang dimiliki.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan saran serta masukan dari banyak pihak.
Maka dari itu, perkenankan penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan YME yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis selama
proses belajar

2. Kedua orang tua para penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam
penyelesaian tugas kuliah dan studi penulis.

3. Bapak Reza Kurnia Sekedang. SE, MSi selaku dosen mata kuliah Perekonomian
Indonesia yang telah memberikan pelajaran kepada penulis.

Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dalam mencapai kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki segala
kekurangan yang ada, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak
yang membutuhkan pada umumnya dalam meningkatkan pengetahuan.

Medan, 05 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……..….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………..………1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..….….1

C. Tujuan………………………………..…………………………………………..……..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Depresiasi …………………………………………...……………………..…..2

B. Faktor-Faktor Depresiasi…………. …………..…….........……………………………2

C. Metode Depresiasi / Penyusutan ……………...........…………...………………….….2

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………..………..…7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aset Tetap atau Aktiva Tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan
tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti,
bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan
kantor, komputer, dan lain-lain.

Beban –beban selama masa penggunaan aktiva tetap seperti Reparasi dan
pemeliharaan, Penggantian, Penambahan , Depresiasi aktiva tetap. Aset tetap biasanya
memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan
atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau
penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan
realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil
yang bersangkutan adalah nol. Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi
biasanya menggunakan metode penetapan nilai penyusutan yang dapat digunakan untuk
menghitung nilai penyusutan dari suatu aktiva tetap.

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa Pengertian Depresiasi


 Apa saja Metode Penyusutan
 Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Depresiasi

C. TUJUAN MAKALAH

 Dapat memahami apa yang dimaksud Deprsiasi.


 Mengetahui metode Penyusutan dalam menentukan nilai Depresiassi
 Mengetahui alasan kenapa aktiva tetap disusutkan
 Mengetahui faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEPRESIASI

Depresiasi adalah mengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke


dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut. Depresiasi juga
dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva berwujud yang
dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode
akuntansi. Menurut Psak No. 17 depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan
baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN DEPRESIASI

 Harga pokok / perolehan (HP) Adalah jumlah uang atau yang dapat disetarakan
dengan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva yang diperlukan.
 Nilai residu /sisa (NR) Adalah jumlah yang dapat diterima jika kativa tetap tersebut
dijual, ditukar atau cara lain ketika aktiva tetap tersebut sudah tidak digunakan
dikurangi biaya yang terjadi saat menjual atau menukar.
 Umur Ekonomis (UE) atau manfaat Adalah umur kegunaan (masa manfaat) dari suatu
aktiva. Nilai ini merupakan taksiran jangka waktu/periode berdasarkan cara-cara
pemeliharaan dan kebijakan yang dianut oleh perusahaan.

Masa manfaat aktiva tetap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor
fungsional. Faktor fisik adalah faktor yang mengurangi fungsi dari aktiva tetap. Sedangkan
faktor fungsional yaitu faktor yang membatasi umur dari aktiva tetap.

C. METODE PENYUSUTAN/ DEPRESIASI

 Metode berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang
menurun yang terdiri dari : metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun
atau metode saldo menurun ganda.
 Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode metode jam jasa dan
metode jumlah unit produksi.
 Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis
kelompok, metode analisis, metode system persediaan.

2
Namun kebanyakan diindonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering
digunakan dalam prakteknya berikut adalah 3 metode penyusutan yang paling sering
diaplikasikan karna mudah dan juga relevan dengan perlakuan akuntansi. Berikut diantaranya
adalah :

1. Metode Garis Lurus (Straight Line)

Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan manfaat yang merata
disepanjang penggunaannya, sehingga aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan
fungsi yang sama besar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap tidak dapat digunakan
lagi.

Metode ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh
perusahaan perusahaan di indonesia. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode
penyusutan garis lurus digunakan untuk menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak
terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkannya, semisal bangunan, peralatan
kantor dll

Rumus Garis Lurus = Harga Perolehan – Nilai Residu .


Umur Ekonomis
CONTOH : Sebuah mesin pabrik mempunyai harga beli sebesar Rp. 55.000.000,00.
Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp
5.000.000,-. Maka penyusutan per tahunnya adalah ?

Jawab : Dik : HP = Rp 55.000.000 NR = Rp. 5.000.000 UE = 5 tahun

Penyusutan = (Rp. 55.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00)


5
= Rp. 10.000.000,00

2. Metode Saldo Menurun [ Declining Balance Method ]

Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat
terbesarnya pada periode awal masa penggunaan, dan akan mengalami penurunan fungsi
yang makin besar di periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aset tetap yang
berkurang. jadi semakin lama penggunaan aset tetap maka kontribusinya akan menurun
dalam operasional perusahaan. Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap

3
dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari volume output yang dihasilkan, contohnya
mesin produksi.

Rumus Saldo Menurun = [(100%/umur ekonomis) x 2] x Nilai Perolehan atau Nilai Buku

Contoh : Sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2010 dengan harga Rp 16.000.000 dan
ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2010, 2011, dan 2012 dapat
dihitung :

Jawab : Dik : Nilai Buku = Rp. 16.000.000 UE : 5 tahun

Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%

Penyusutan tahun 2012 = 40% x Nilai Buku

= 40% x Rp 16.000.000

= Rp 6.400.000

Penyusutan tahun 2013 = 40% x Nilai buku awal tahun 2012

= 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)

= Rp 3.840.000

Penyusutan tahun 2014 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003

= 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)

= Rp 2.304.000

Note : Nilai buku pada tahun 2014 dikurangi penyusutan asset tahun sebelum-sebelumnya ,
untuk tahun setelahnya cara pengerjaannya sama , hingga 5 tahun masa pengoprasian mesin
tersebut. Dan saat pencatatan, jurnal nya adalah sama dengan metode garis lurus, cuma beda
di angka saja.

Catatan Tambahan : Dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ini, jumlah
angka penyusutan tiap tahunnya, ini menunjukkan dan memperlakukan asset tetap bahwa
asset tetap (khususnya mesin) memperlihatkan kinerja terbaiknya, dalam hal sumbangsih
manfaat asset tetap terhadap perusahaan berada pada saat awal awal asset tetap tersebut
digunakan, semakin lama semakin menurun kinerja asset tetap tersebut.

4
3. Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method

Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai
dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun. Metode jumlah
angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya
maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama cenderung bertambah
seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan
cara: Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun
terkecil. Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

Contoh : jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka)
pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang tahun ke-1
hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah
4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta terakhir tahun keempat 1/10.

Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun :

Pada tanggal 2 Januari 2016, PT Flora membeli sebuah mesin untuk meningkatkan
produksinya, Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai
residu/sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00, dan ditaksir, mesin tersebut hanya
mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun?

Jawab : Dik Hp : Rp. 135.000.000 NR: Rp. 15.000.000

Dasar Penyusutan : Harga Perolehan – Nilai Residu

JAT : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00

Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan

1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 48.000.000,00

2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 36.000.000,00

3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 24.000.000,00

4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 12.000.000,00

5
Pencatatan: Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.

31 Desember 2014

Debit | Depreciation Rp48.000.000

Kredit | Akumulated Depreciation Rp48.000.000

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2015

Debit | Depreciation Rp36.000.000

Kredit | Akumulated Depreciation Rp36.000.000

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Depresiasi : penurunan dalam nilai fisik property seiring dengan waktu dan
penggunaannya.
 Dalam konsep akuntansi depresiasi : pemotongan tahunann terhadap pendapatan
sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat
terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan
 Terdapat beberapa metode metode dalam perhitungan depresiasi sebagai berikut :
1. Metode garis Lurus
2. Metode Declining Balance (DB)
3. Metode Sum-Of-the-years-digits (SYD)
4. Metode Declining Balance dengan Peralihan ke Garis Lurus
5. Metode Unit Produksi

Tetapi dalan ke 5 metode perhitungan depresiasi yang sering digunakan adalah metode garis
lurus karna metode ini paling mudah di aplikasikan .

7
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi

https://mara04sweet.wordpress.com/2010/12/11/macam-macam-metode-penyusutan/

http://accounting-08.blogspot.com/2012/03/metode-depresiasi.html?m=1

http://art-buleleng.blogspot.co.id/2013/12/makalah-depresiasipenyusutan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai