Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jeremi Prayuda Purba

Nim : 200523015
Matkul : Teori Ekonomi Makro (UAS)

1) Karena jika terjadi inflasi maka akan berpengaruh terhadap konsumen (masyarakat) dan
juga negara. jadi, hal ini disebabkan karena jika terjadi inflasi maka akan membuat
penurunan daya beli masyarakat. sehingga akan menyebabkan masalah ekonomi makro
(perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam memenuhi kebutuhannya (masalah agregat)
Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat
yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran.
Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu,permintaan menjadi bertambah,Sedangkan
penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik..

2) 1. Strategi Pengembangan Lingkungan Usaha yang kondusif


Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing UMKM dengan
menciptakan peluang usaha seluas-luasnya, menghilangkan biaya ekonomi tinggi, serta
menjamin adanya mekanisme pasar yang sehat.
2. Strategi Peningkatan Akses UMKM Ke Sumberdaya Produktif
Rendahnya produktivitas UMKM salah satunya akibat keterbatasan aksesnya kepada
sumberdaya produktif. Untuk itu, pemerintah dan dunia usaha perlu mengembangkan
sistem insentif agar UMKM dapat mengakses sumberdaya produktif untuk
mengembangkan usaha dan daya saingnya.
3. Strategi Pengembangan Kewirausahan Dan Daya Saing UMKM Kewirausahaan
merupakan faktor produksi terpenting untuk meningkatkan daya saing UMKM dan
daya saing ekonomi nasional.
4. Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro Usaha mikro merupakan kelompok pelaku usaha
terbesar (96%) di Indonesia dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di
sektor informal dan sebagian besar termasuk dalam kelompok keluarga miskin.
5. Strategi Peningkatan Sinergi Dan Partisipasi Masyarakat Sinergi dan peran serta
masyarakat dalam pembangunan ekonomi merupakan perwujudan dari demokrasi
ekonomi. Strategi peningkatan sinergi dan partisipasi masyarakat dilakukan dengan
pendekatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan UMKM;

3) Adapun langkah pertama yakni mengalokasikan dana untuk penanganan Covid-19 sebesar
46,6 miliar dollar AS, termasuk stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha 17,2 miliar
dollar AS. "Stimulus ekonomi dimaksudkan agar pelaku usaha tetap terus melanjutkan
kegiatan usaha sehingga dapat menghindari adanya PHK terhadap para pekerjanya,"

Kebijakan kedua, menyediakan program berupa insentif pajak penghasilan, relaksasi


pembayaran pinjaman/kredit, dan dalam waktu dekat akan dikeluarkan kebijakan relaksasi
iuran jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meringankan sekitar 56 juta pekerja sektor
formal.
"Ketiga, menyediakan jaring pengaman sosial bagi pekerja sektor informal. Pemerintah
memberikan bantuan sosial kepada 70,5 juta pekerja sektor informal yang termasuk dalam
kategori miskin dan rentan," ujarnya.

Keempat, memprioritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program Kartu Prakerja


bagi pekerja yang terkena PHK. Pemerintah telah memberikan insentif pelatihan dengan
target tahun ini sebanyak 3,5-5,6 juta penerima manfaat. Hingga saat ini, telah terealisasi
lebih dari 680.000 penerima manfaat didominasi oleh korban PHK

Kebijakan kelima, memperbanyak program perluasan kesempatan kerja seperti padat


karya tunai, padat karya produktif, terapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Tenaga Kerja
Mandiri (TKM), dan kewirausahaan, yang dimaksudkan untuk penyerapan tenaga kerja.

Langkah keenam, lanjut Ida, yakni menyediakan panduan yang ditujukan bagi perusahaan
dan pekerja. Utamanya menyangkut pelindungan pekerja/buruh dan kelangsungan usaha,
serta perlindungan pekerja pada kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19.

4) Di antaranya program diversifikasi produk ekspor melalui kebijakan hilirisasi, penggiatan


penjajakan kerja sama dan perundingan perdagangan bilateral maupun multilateral.
uga memberikan fasilitas pembinaan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi pelaku
ekspor.  Juga,  mendorong kerja sama terkait fasilitas kemudahan ekspor dengan berbagai
instansi, seperti pembiayaan ekspor dan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
(KITE), untuk mendorong kinerja ekspor produk non-migas Indonesia sekaligus
memenangkan persaingan di pasar global, komposisi ekspor Indonesia diarahkan kepada
produk-produk berdaya saing tinggi.
Perbaikan telah dilakukan oleh pemerintah untuk membenahi daya saing seperti
penciptaan iklim usaha yang kondusif, melengkapi sarana dan prasarana serta perbaikan
jalur perizinan merupakan hal pendukung dalam perbaikan daya saing tersebut.
Adapun kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri, apabila pemerintah
memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong untuk meningkatkan
ekspor.
Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan prosedur ekspor,
penghapusan berbagai  biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor,
dan penyediaan sarana ekspor. Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai  negara
dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila  jumlah barang yang diminta di pasar
dunia lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga  cenderung
naik.
Tiga kunci utama yang perlu dilakukan oleh pemerintah khususnya dalam upaya
peningkatan kinerja ekspor, yaitu menjaga ketersediaan bahan baku dan barang modal
serta stabilitas harga barang modal pada harga internasional yang kompetitif, perluasan
pasar ekspor, serta peningkatan ekspor jasa.

5) Menurut saya antara upah minimum dan keringan pajak harus seimbang. Kenaikan upah
minimum provinsi (UMP)yang terlaiu drastis dan tidak diikuti peningkatan produktivitas
pekerja memukul daya saing perusahaan Indonesia, terutama UKM dan perusahaan padat
karya. Ekonom harusnya tidak pro pekerja miskin karena kebijakan UMP yang hanya
mengejar popularitas memicu gelombang PHK, sehingga bisa menciptakan pengangguran
dan menambah penduduk miskin.
Pemerintah/ekonom selama ini selalu menggaungkan tag line propertumbuhan (pro-
growth), pro-pekerjaan (pro-job), berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor), dan ramah
lingkungan (pro-environment). Tetapi, jelas-jelas UMP yang diputuskan hanya
mempertimbangkan kepentingan buruh, mengabaikan kepentingan pengusaha. Ini jelas
tidak pro-job dan pro-poor. Pemerintah/ekonom semestinya paham bahwa dalam sebuah
perusahaan ada pekerja dan pemberi kerja. Bisnis akan jalan kalau ada dua unsur ini. Jika
pemerintah hanya memerhatikan salah satu pihak, berarti tidak probisnis. Kedua-duanya
harus diuntungkan.
Jika hanya satu pihak yang untung, pemerintah harus membuat pihak yang rugi menjadi
untung juga, yaitu dengan memberi kompensasi keringanan pajak. Selain itu,pungutan liar
yang membebani dunia usaha harus dihilangkan.

Anda mungkin juga menyukai