Nim : 200523015
Matkul : Teori Ekonomi Makro (UAS)
1) Karena jika terjadi inflasi maka akan berpengaruh terhadap konsumen (masyarakat) dan
juga negara. jadi, hal ini disebabkan karena jika terjadi inflasi maka akan membuat
penurunan daya beli masyarakat. sehingga akan menyebabkan masalah ekonomi makro
(perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam memenuhi kebutuhannya (masalah agregat)
Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat
yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran.
Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu,permintaan menjadi bertambah,Sedangkan
penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik..
3) Adapun langkah pertama yakni mengalokasikan dana untuk penanganan Covid-19 sebesar
46,6 miliar dollar AS, termasuk stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha 17,2 miliar
dollar AS. "Stimulus ekonomi dimaksudkan agar pelaku usaha tetap terus melanjutkan
kegiatan usaha sehingga dapat menghindari adanya PHK terhadap para pekerjanya,"
Langkah keenam, lanjut Ida, yakni menyediakan panduan yang ditujukan bagi perusahaan
dan pekerja. Utamanya menyangkut pelindungan pekerja/buruh dan kelangsungan usaha,
serta perlindungan pekerja pada kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19.
5) Menurut saya antara upah minimum dan keringan pajak harus seimbang. Kenaikan upah
minimum provinsi (UMP)yang terlaiu drastis dan tidak diikuti peningkatan produktivitas
pekerja memukul daya saing perusahaan Indonesia, terutama UKM dan perusahaan padat
karya. Ekonom harusnya tidak pro pekerja miskin karena kebijakan UMP yang hanya
mengejar popularitas memicu gelombang PHK, sehingga bisa menciptakan pengangguran
dan menambah penduduk miskin.
Pemerintah/ekonom selama ini selalu menggaungkan tag line propertumbuhan (pro-
growth), pro-pekerjaan (pro-job), berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor), dan ramah
lingkungan (pro-environment). Tetapi, jelas-jelas UMP yang diputuskan hanya
mempertimbangkan kepentingan buruh, mengabaikan kepentingan pengusaha. Ini jelas
tidak pro-job dan pro-poor. Pemerintah/ekonom semestinya paham bahwa dalam sebuah
perusahaan ada pekerja dan pemberi kerja. Bisnis akan jalan kalau ada dua unsur ini. Jika
pemerintah hanya memerhatikan salah satu pihak, berarti tidak probisnis. Kedua-duanya
harus diuntungkan.
Jika hanya satu pihak yang untung, pemerintah harus membuat pihak yang rugi menjadi
untung juga, yaitu dengan memberi kompensasi keringanan pajak. Selain itu,pungutan liar
yang membebani dunia usaha harus dihilangkan.