Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DEPRESIASI, IMPAIRMENT DAN DEPLESI


Di susun untuk memenuhu tugas Akuntansi Keuangan Menengah
Dosen pengampu : Navi alah mboh ra reti

3C AKUNTANSI
Disusun Oleh :
1.Magdalena Elva
2.Dyah ayu P.
3.Arya Wira Saputra
4.Lailatun Nafiah
5.Ahmad fadli Nur H

(201512117)

FAKULTAS EKONOMI PROGDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena makalah ini
yang berjudul Depresiasi, Impairment, dan Deplesi telah kami selesaikan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan. Terimakasih kami ucpakan kepada dosen kami yang telah
membimbing untuk menyelesaikan baguan dari makalah ini dan pelajaran lain yang
berhubungan dengan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan secara sederhana mengenai penyusutan,
penurunan nilai .
Selanjutnya makalah ini juga untuk mennyelesaikan baguian dari tugas- tugas pada
mata kuliah Akuntansi Keuangan. Terima kasih khusu kami sampaikan kepada dosen kami,
Mam Cathy yang dari awal telah membimbing kami hingga akhir semester inni. Kepada
teman- teman kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kontribusi
dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami bagian dari
mata kuliah Akuntansi Keuangan. Segala kekurangan yang masih ada dalam makalah ini
hendaknya dapat disempurnakan dalam kesempatan lain.

Kudus, 19 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................3-4
BAB II
2.1 DEPRESIASI................................................................................................................5-11
2.2 IMPAIRMENTS.......................................................................................................11-15
2.3 DEPLESI...................................................................................................................16-18
2.4 REVALUASI..............................................................................................................18-20
BAB III PENUTUP........................................................................................................21-22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Krisis yang terjadi di awal tahun 2008 telah berdampak pada banyak sektor institusi
keungan maupun bukan keuangan. Bursa saham berjatuhan baik di dalam negeri maupun
diluar negeri. Walaupun beberapa perbaikan telah dilakukan tetpi pertumbuhan ekinomi
secara global menunujkan pertumbuhan yang rendah. Hal ini mengakibatkan banyak
pertanyaan yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi. Pada aset tidak lancar seperti
perumahan, perkebunan, dan peralatan berat dan banyaj lagi tipe- tipe aset tidak lancar
lainnya. Salah satu issue yang paling sulit sehubungan dengan penurunan aset tersebut
adalah penghapusan daripada aset tersebut bila diperlukan. Dalam hal ini perusahaan
harus memiliki metode penilaian aset yang tepat dan ini menjadi masalah bila penilaian
aset tersebut termasuk penyusutan salah diterapkan.
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang tepat mengenai konsep
penyusutan, mengidentifikasi faktor- faktor yang terlibat dalam proses penyusutan,
membandingkan aktifitas dan beberapa metode penyusutan, serta menjelaskan komponen
penyusutan. Masalah- masalah akuntansi yang berhubungan dengan penurunan nilai juga
dapat disimoulkan dari makalah ini. Selanjutnya diharapkan bahwa makalah ini dapat
menjelaskan prosedur- prosedur akuntansi mengenai penyusutan pada perusahaan mineral
atau perusahaan Sumber Daya Alam dan juga menjelaskan bagaimana melaporkan dan
menganalisa perusahaan- perusahaan Sumber Daya Alam, Properti, Perkebunan, dan
Peralatan.
1.3 MASALAH

Seperti diketahui bahwa banyak perusahaan yang mengalami dampak dari krisis
diatas maka perusahaan- perusahaan tersebut akan menghadapi masalah dengan
penurunan nilai dari aset- aset mereka, mereka perlu mengkondisikan aset- asetnya untuk
dihapuskan. Makalah ini nutk menguji proses depresiasi dan metode- metode yang
dipakai untuk menghapuskan biaya- biaya yang terjadi pada saat asset tidak lancar
daripada perusahaan. Secara garis besar akan disimpulkan ke dalam lima bagian,
penyusutan, penurunan nilai, penyusutan pada perusahaan.

BAB II
DEPRESIASI,PENURUNAN NILAI, DAN DEPLESI

2.1 DEPRESIASI
Depresiasi adalah pengalokasian biaya, proses akuntansi mengalokasikan biaya
daripada aset nyata(tangible asset) ke expense(diexpense) dalam sistematik dan cara rasional
untuk periode selama aset tersebut digunakan. Depresiasi digunakan karena asset nilai fair
value berubah-ubah setiap waktu,sehingga susah untuk mengukur secara objektif. Karena itu
perusahaan mengalikasikannya.
Depresiasi digunakan untuk asset jangka panjang lebih dari 1 periode.Menggunakan
deplesi

untuk

memperkirakan

pengurangan

sumber

daya

alam(mineral,

minyak

bumi,gas,emas,dll) lebih dari 1 periode jangka panjang. Untuk aset tidak nyata(intangible
asset) seperti paten atau hak cipta, disebut amortisasi.
2.1.1 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUTAN
2.1.1.1 Dasar Penyusutan Aset
Penetapan dasar untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor:
1) Harga Perolehan
2) Nilai sisa
Contoh: perusahaan mempunyai asset senilai Rp 10.000.000,00, dan menetapkan nilai
sisa Rp 100.000,00 sehingga dasar penyusutan aset tersebut sebesar Rp 9.900.000,00.
Harga Perolehan
Dikurangi: Nilai sisa
Dasar Penyusutan

Rp 10.000.000,00
Rp
100.000,00
Rp 9.900.000,00

2.1.1.2 Perkiraan Usia Manfaat


Usia manfaat aset berbeda dengan usia fisik aset tersebut. Terkadang usia manfaat
lebih pendek umurnya dibandingkan dengan usia fisiknya atau sebaliknya usia manfaatnya
lebih besar daripada usia fisiknya. Perusahaan menjual kembali assetnya dengan dua
alasan,yaitu Faktor Fisik dan Faktor Ekonomi. Kita dapat mengklasifikasikaan faktor
ekonomi atau faktor ekonomi dalam tiga kategori:

1. Hasil yang tidak mencukupi ketika sebuah aset digunakan perusahaan karena
perusahaan telah berubah,contoh kebutuhan gedung yang lebih besar untuk
kebutuhan produksi, walaupun sebenarnya gedung tua masih layak digunakan
tapi sudah tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
2. Penggantian dari sebuah aset dengan aset kain yang lebih efisien dan ekonomis,
contoh penggantian mainframe komputer dengan pc komputer atau penggantian
boeing 767 dengan boeing 787.
3. Bila tidak termasuk seperti diatas maka disebut obsolescence.
2.1.1.3 Metode Penyusutan
Metode penyusutan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Metode aktivitas( unit atau produksi)
2. Metode garis lurus
3. Metode Pengurangan Nilai:
a. Jumlah angka tahun
b. Metode saldo menurun
2.1.1.3.1 Metode Aktifitas
Metode aktifitas mengasumsikan bahwa depresiasi adalah sebuah fungsi
penggunaan atau produksi, menggantikan bagian dari waktu. Sebuah perusahaan
memutuskan usia manfaat aset dalam waktu tertentu sesuai dengan aset tersebut
menghasilkan output selama bekerja, contoh jam mesin, jam kerja, dan lain- lain.
Perhitungan metode aktifitas:

2.1.1.3.2

Harga Perolehan Nilai Sisa x Jam tahun ini yang digunakan


Total Estimasi jam
Metode Garis Lurus
= Nilai
Metode Garis Lurus lebih mementingkan fungsi

depresiasi

waktu dibandingkan fungsi penggunannya. Perusahaan banyak menggunakan


metode ini karena sederhana, juga konsep yang sesuai. Ketika penurunan yang
lambat menjadi lasan utama dari usia manfaat yang terbatas, penurunan kegunaan
mungkin tetap dari periode ke periode.

2.1.1.3.3

Harga Perolehan Nilai Sisa


Perkiraan usia manfaat
Metode Pengurangan Nilai = Nilai depresiasi
Metode Pengurangan Nilai menyediakan untuk nilai depresiasi yang lebih
tinggi di awal tahun dan lebih rendah di periode selanjutnya. Karena metode ini

mengizinkan untuk nilai yang lebih tinggi dibandingkan metode garis lurus, maka
disebut metode penyusutan dipercepat( accelerated depreciation methods). Nilai
depresiasi lebih tinggi di awal tahun karena asset lebih banyak dipakai di awal
tahun. Umumnya perusahaan menggunakan dua metode penurunan penyusutan,
yaitu: Jumlah angka tahun dan metode saldo menurun.
A. Jumlah Angka Tahun
Biaya penyusutan dihasilkan bedasarkan fraksi penurunan biaya
disusutkan.

Penyebut

yang

digunakan

dalam

jumlah

angka

tahun( 5+4+3+2+1=15). Pembilang adalah jumlah tahun kehidupan taksiran


sisa pada awal tahun. Pada akhir masa manfaat,saldo yang sisa harus sama.
B. Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun tingkatnya(rate) dua kali lebih besar
dibandingkan metode garis lurus. Tidak seperti metode yang lain, metode ini
tidak dikurang dengan nilai sisa. Tingkat (rate) adalah dikalikan dengan nilai
buku daripada asset di periode tersebut. Rumus dari metode ini sebagai
berikut:
n(n + 1)
2

2.1.1.4 Komponen Penyusutan


Perusahaan diharuskan untuk menggunakan komponen penyusutan. IFRS
mengharuskan setiap bagian dari jenis properti,yanah, dan peralatan jumlah biaya
depresiasinya harus diisah- pisahkan setiap bagiannya.
Sebagai contoh: Air Asia membeli pesawat seharga $ 100,000,000 pada 1
Januari,2011. Pesawat mempunyai masa manfaat 20 tahun dan todak mempunyai nilai
sisa. Air Asia menggunakan metode garis lurus untuk seluruh pesawat-pesawatnya.
Air Asia mengidentifikasikan sebagai berikut
komponen
Airframe

Nilai
$ 60,000,000

Masa Manfaat Komponen


20 tahun

Engine components
Komponen lainnya

$ 32,000,000
$ 8,000,000

8 tahun
5 tahun

Beban Depresia
Beban depresiasi untuk Air Asia selama 2011
Komponen

Nilai

Usia Manfaat

Penyusutan Komponen

Airframe

$ 60,000,000

20 tahun

$ 3,000,000

Engine components

$ 32,000,000

8 tahun

$ 4,000,000

Komponen lainnya

$ 8,000,000

5 tahun

$ 1,600,000

Total

$ 100,000,000

$ 8,600,000

Beban Depresiasi Air Asia dicatat sebesar $ 8,600,000 pada tahun 2010.
Beban Depresiasi
$ 8,600,000
Akumulasi Depresiasi-Airframe
$ 8,600,000

2.1.1.5 Masalah-masalah Khusus Penyusutan


1. Penyusutan dan periode terbagi-bagi
Perusahaan pada umunya jarang membeli peralatan pada awal tahun atau akhir
tahun periode.Sehingga ada pertanyaan: Bagaimana seharusnya perusahaan
menghitung nilai penyusutan dengan periode yang terbagi-bagi?
Dalam menghitung beban penyusutan untuk periode yang terbagi-bagi,
perusahaan harus menetapkan beban penyusutan selama satu tahun penuh dan
kemudian tingkat beban penyusutan diantara dua periode yang termasuk. Periode
ini seharusnya berlangsung terus selama masa usia manfaat asset.
2. Penyusutan dan penggantian properti, tanah, dan peralatan
Kesalahpahaman penyusutan pada umumnya adalah bahwa menyediakan dana
penggantian properti, tanah, dan peralatan. Penyusutan sama dengan beban
lainnya yaitu mengurangi laba bersih. Bedanya penyusutan tidak termasuk cash
outflow.
3. Revisi tingkat penyusutan

Ketika perusahaan membeli asset, perusahaan dengan hati-hati menetapkan


dasar tingkat depresiasi bedasarkan pengalaman sebelumnya dengan asset yang
sama dan informasi bersangkutan lainnya. Ketentuan penyusutan hanya
perkiraan, namun. mereka mungkin perlu untuk merevisi mereka selama masa
usia manfaat asset. Kerusakan fisik dan keusangan yang tidak terduga dapat
menurunkan usia manfaat asset. Prosedur maintanance, revisi prosedur operasi,
atau perkembangan serupa dapat memperpanjang umur usia manfaat asset
tersebut.
2.2 PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENTS)
Standar akuntansi umumnya nilai realisasi lebih rendah dari biaya- biaya, atau
persediaan tidak berlaku untuk asset dan peralatan dan akun biasanya tidak dicatat
mengurangi jumlah nilai buku.Kenapa seperti itu? Karena tidak seperti inventori, itu
sangat sulit untuk menyesuaikan dengan nilai pasar ( fair value) untuk properti, tanah, dan
perlatan banyak unsur nilai subjektifitas.
2.2.1

Mengakui Penurunan Nilai


Beberapa perusahaan mempertimbangkan mencatat beberapa asset jangka
panjangnya. Ini bisa disebut sebagai impairments. Asset jangka panjang diimpair
ketika perusahaan tidak dapat memulihkan jumlah asset yang tercatat baik
menggunakannya maupun menjualnya. Ini harus mempertimbangkann faktor
informasi eksternal dan internal. Test ini membandingkan antara jumlah yang dapat
diperoleh kembali(recoverable amount) dengan nilai buku ( carrying amount). Jika
carrying amount lebih tinggi dibandingkan dengan recovarable amount, perbedaannya
adalah kerugian penurunan nilai. Jika recovarable amount lebih tinggi dibandingkan
carrying amount maka tidak ada impairment yang dijunal/dicatat.Ilustrasi sebagai
berikut.

Ilustrasi masalah impairments:


Pada 31 Desember 2011, Hanoi mempunyai peralatan seharga VND 26,000,000 dan
akumulasi depresiasi sebesar VND 12,000,000. Peralatan mempunyai masa manfaat 4 tahun
dan nilai sisa VND 2,000,000.

1. Carrying amount peralatan pada 31 Desember 2011 sebesar VND 14,000,000


( VND26,000,000-VND 12,000,000)
2. Hanoi menggunakan metode garis lurus. Beban depresiasi Hanoi thn 2011
{(VND26,000,000- VND 2,000,000): 4} dan dicatat
3. Hanoi menetapkan recoverable amounts asset ini pada 31 Desember 2011 adalah
VND11,000,000
4. Sisa masa manfaat peralatan pada 31 Desember 2010 adalah 2 tahun
Hanoi mencatat impairment peralatan pada 31 Desember 2011, sebagai berikut
Loss in impairment
3,000,000*
Accumulated Depreciation-Equipment
3,000,000
*( 14,000,000-11,000,000)
Hanoi mencatat depresiasi menggunakan metode garis lurus:
Depreciation expense
5,500,000*
Accumulated Depreciation-Equipment
5,500,000
*(11,000,000 :2)

2.2.2

Membalik impairments
Setelah mencatat kerugian impairment, recovarable amounts menjadi dasar
asset impair. Apa yang terjadi jika review dalam satu tahun mendatang menunjukkan
bahwa

nilai

tersebut

kembali(recovarable

tidak

amounts)

lagi
dari

terganggu
aset

karena

tersebut

lebih

jumlah
tinggi

diperoleh
dari

nilai

tercatat(carrrying amount).
Ilustrasi, Tan Co. Membeli peralatan pada 1 Januari 2010 sebesar $ 300,000, masa
manfaat 3 tahun dan tidak mempunyai nilai sisa.Depresiasi sebagai berikut:

Pada 31 Desember 2010, Tan menetapkan kerugian $ 20,000 dan menjurnal:


Loss in impairment

20,000

Accumulated Depreciation-Equipment

20,000

Depresiase dan carrying amount Tan sebagai berikut setelah diimpair:

Pada, akhir tahun 2011, tan menetapkan bahwa recovarable amount adalah $ 96,000, lebih
tinggi dibandingkan carrying amount. Maka Tan membalik kerugian impairment dengan
jurnal:
Accumulated Depreciation-Equipment

6,000

Recovery of Impairment loss

6,000

Sehingga carrying amount peralatan Tan pada 31 Desember 2011 sebesar $ 96,000 ( 96,00090,000)

2.2.3

Unit Penghasil Kas


Dalam beberapa kasus, tidak mungkin untuk menilai aset tunggal untuk
penurunan karena aset menghasilkan arus kas tunggal hanya dalam kombinasi dengan
aset lainnya. Dalam hal ini, perusahaan harus terpisah dari arus kas arus kas dari aset
lainnya. Kelompok semacam ini disebut unit penghasil kas (CGU).

2.3 DEPLESI
Sumber Daya Alam sering disebut wasting asset , termasuk petroleum, mineral, dan
temberland. Sumber daya alam dapat dibagi menjadi dua kategori (1) Biologis asset seperti
temberland (2) kekeyaan mineral seperti oli, gas, dan mineral lainnya. Kita akan fokus
membahas tentang kekayaan mineral yang mempunyai dua fitur utama (1) Penghapusan
aktiva yang lengkap (2) penggantian aset hanya dengan tindakan alam.
2.3.1

Dasar Deplesi
Bagaimana cara menetapkan dasar deplesi?Perhitungan deplesi melibatkan tiga
pengeluaran, yaitu:
1. Biaya Pre- exploratory
Adalah biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan telah memperoleh hak hukum
untuk mengeksplorasi wilayah tertentu.
2. Biaya Exploratory dan evaluasi
3. Contoh jenis- jenis biaya exploratory dan evaluasi:
Perolehan hak untuk mengeksplorasi
Topographical, geological, geochemical, dan geophysical
Biaya pengeboran eksplorasi

Pemberian contoh(sample)
kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi kelayakan teknis dan kelayakan

komersial dari ekstraksi sumber daya mineral


4. Biaya Pengembangan(development)
Umumnya, fase perkembangan terjadi ketika perusahaan menentukan bahwa
memiliki tingkat yang wajar sumber daya mineral di dalam tanah sehingga
produksi

akan

menguntungkan.

Perusahaan

membagi

biaya

pengembangan(development) dalam dua bagian: (1) tangible equipment cost dan


(2) intangible development costs.
Tangible equipment cost termasuk seluruh transportasi dan peralatan berat
lainnya yang dibutuhkan untuk mengambil sumber daya alam dan siap sampai
digunakan. Intangible development costs seperti biaya pengeboran, terowongan,
lubang, dan sumur. Biaya ini tidak mempunyai karakteristik yang nyata tetapi
dibutuhkan untuk produksi sumber daya mineral.

2.3.2

Pencatatan Biaya Sumber Daya Alam (Resources)


Saat perusahaan menetapkan dasar depelesi, permasalahan selanjutnya adalah
menetapkan bagaimana mengalokasi biaya sumber daya alam ke periode akuntansi.
Normalnya, perusahaan memasukan deplesi dengan menggunalan metode unit
produksi. Dengan demikian, deplesi adalah fungsi dari jumlah unit diekstraksi selama
periode tersebut. Dalam pendekatan ini, total biaya sumber daya alam dikurangi nilai
sisa dibagi dengan jumlah unit diperkirakan akan di deposit sumber daya.
Contoh Clade Co. Menggunakan 1000 hektar lahan di Afrika Selatan untuk
menambang perak. Biaya sewa (lease) $ 50,000 dan biaya eksplorasi terkait $
100,000, intangible develpoment cost $ 850,000. Total biaya yang terkait sebelum

ekstrasi perak pertama sebesar $ 1,000,000. Clade memperkirakan akan mendapat


dari lahan tersebut 100,000 ons perak.

Jika diekstrasi 25,000 ons pada tahun pertama , lalu deplesi untuk tahun adalah
$250,000 (25,000 ons x $10) dan dicatat sebagai berikut:
Inventory

Accumulated Depletion
2.3.3

$250,000

$250,000

Likuidasi Dividend
Sebuah perusahaan seringkali hanya memiliki sebagai aset utama sebuah properti
dari yang bermaksud untuk mengambil sumber daya mineral. Jika perusahaan tidak
berharap properti membeli tambahan, secara bertahap dapat mendistribusikan kepada
pemegang saham investasi modal mereka dengan membayar dividen likuidasi.
Masalah utama akuntansi adalah membedakan antara dividen kembali modal dan
mereka yang tidak. Karena dividen adalah kembali kontribusi asli investor,
perusahaan yang menerbitkan dividen likuidasi harus debet Share Premium- Ordinary,
untuk yang bagian yang berhubungan dengan investasi asli, bukannya atau mendebit
Retained Earnings.
Ilustrasi, di akhir tahun, Callahan mempunyai Retained Earnings $ 1,650,000 ,
akumulasi deplesi mineral $ 2,100,000 dan share- premium $ 5,435,493. Callahan
mengumumkan dividen sebesar $ 3/ share pada $ 1,000,000 shares outstanding. Itu
dicatat $ 3,000,000 kas dividen sbb:

Retained Earnings
Share-Premium-Ordinary
Cash
2.3.4

1,650,000
1,350,000
3,000,000

Menyajikan Laporan Keuangan


Perusahaan seharusnya memeberitahukan hal- hal yang terkait dengan Eksplorasi dan
Evaluasi
1) Kebijakan akuntansi pengeluaran untuk kegiatan eksplorasi dan evaluasi
2) Jumlah aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya, dan arus kas operasi yang timbul
dari eksplorasi untuk dan evaluasi sumber daya mineral.

2.4 REVALUASI(MENINJAU KEMBALI)


Dari poin- poin diatas, kita telah mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan
menggunakan prinsip biaya untuk menilai aktiva berwujud berumur panjang setelah
akuisisi. Bagimanapun, perusahaan mempunyai pilihan : mereka mungkin menilai asset ini
dengan nilai pasar( fair value).

2.4.1

Pengenalan Revaluasi
Ketika perusahaan memilih aset jangka hidup mereka nyata setelah perolehan
awal, mereka mencatat perubahan nilai wajar dengan menyesuaikan akun aktiva dan
membentuk sebuah keuntungan yang belum direalisasi atas aktiva yang dinilai
kembali berwujud berumur panjang. Keuntungan tidak nyata ini dikaitkan sebagai
pengenalan revaluasi.
Contoh Revaluasi Tanah
Ilistrasi, Siemens membeli tanah sebesar $ 1,000,000 pada 5 Januari 2010.
Perusahaan memilih menggunakan akuntan revauasi untuk tanah pada periode

mendatang. Pada 31 Desember 2010, harga pasar tanah adalah $ 1,200,000. Dan
dicatat sebagai berikut:
Land

200,000
Unrealized Gain on Revaluation- Land

2.4.2

200,000

Masalah- masalah Revaluasi


Akuntansi revaluasi digunakan adalah bukan "semua atau tidak" preposisi.
Artinya, perusahaan dapat memilih untuk nilai hanya satu kelas aset, misalnya
gedung, revaluasi berlaku untuk semua aset di kelas aset-aset. Sebuah kelompok
aktiva adalah pengelompokan item yang memiliki sifat dan kegunaan dalam operasi
perusahaan.
Perusahaan menggunakan akuntansi revaluasi juga harus melakukan segala
upaya untuk menjaga nilai aset 'up to date. Aktiva yang mengalami perubahan harga
yang cepat harus dinilai kembali secara tahunan, jika tidak, penilaian kembali
dikurangi sering dapat diterima. Nilai wajar aktiva item, tanaman, dan peralatan
biasanya pasar nilai yang ditentukan oleh penilai.
Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan akuntansi revaluasi. Alasan
utama adalah biaya yang besar dan terus berhubungan dengan penilaian untuk
menentukan nilai wajar. Selain itu, keuntungan yang terkait dengan revaluasi atas
biaya historis tidak dilaporkan dalam laba bersih tetapi langsung ke ekuitas. Di sisi
lain, kerugian yang terkait dengan penilaian kembali di bawah mengurangi biaya
perolehan laba bersih. Selain itu, untuk aset tetap, penyusutan tinggi biaya yang
terkait dengan aktiva yang dinilai kembali juga mengurangi laba bersih

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyusutan baik aktiva maupun sumber daya alam adalah sebagian dari harga
perolehan yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.
Penyusutan pun mempunyai beberapa metode yaitu:
1.Metode aktivitas( unit atau produksi)
2.Metode garis lurus
3.Metode Pengurangan Nilai:
a.Jumlah angka tahun
b.Metode saldo menurun
metode tersebut digunakan oleh aktiva maupun sumber daya alam, tetapi biasanya untuk
sumber daya alam menggunakan metode aktivitas.
Sedangkan impairments adalah penurunan aktiva karena mengikuti nilai pasar,
walaupun perusahaan mempunyai hak pilih untuk memakai nilai pasar atau tetap
menggunakan carrying amount, tetapi ada sesuatu keadaan yang memaksa aktiva

perusahaan harus diimpair, biasanya perusahaan tidak mau mengimpair aktivanya bila
bukan keadaan memaksa. Tetapi berbeda dengan revaluasi, revaluasi biasanya dipilih
perusahaan karena biasanya hrga aktiva ternyata lebih besar dari carrying amountnya.
3.2 SARAN
Setiap perusahaan sudah memakai IFRS dan menggunakan metode- metode dan
pembahasan yang sudah diterangkan. Tetapi masih perlu melakukan tinjauan kembali
untuk aktiva yang masih dapat dipakai tetapi usia manfaatnya sudah habis.

Anda mungkin juga menyukai