Anda di halaman 1dari 7

4 Metode Depresiasi dalam Akuntansi dan Bisnis

Apa itu depresiasi? Mungkin banyak dari Anda tak mengetahui istilah depresiasi dalam
dunia akuntansi. Padahal perannya cukup vital.

Sebagai definisinya, jurnal depresiasi atau penyusutan adalah suatu biaya yang dialokasikan untuk
aset tetap selama suatu periode tertentu.

1 Pengertian Penyusutan Atau Depresiasi Adalah Sebagai Berikut

2 Karakteristik dari Penyusutan Atau Depresiasi Adalah Sebagai Berikut

3 Contoh Rumus Cara Menghitung Penyusutan Atau Depresiasi Aset Adalah Sebagai Berikut

4 Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Penyusutan Atau Depresiasi Aktiva Tetap Adalah Berikut

4.1 Biaya Perolehan (Acquisition Cost)

4.2 Perkiraan Umur Ekonomis Aktiva (Estimate Economical Life Time of Asset)

4.3 Perkiraan Nilai Residu Aset (Estimated Residual Value of Asset)

5 Cara Menhitung Biaya Penyusutan Dengan Beberapa Metode Penyusutan Atau Depresiasi dalam
Akuntansi Bisnis Adalah Sebagai Berikut

5.1 Metode Biaya Penyusutan Garis Lurus (Straight-Line Method)

5.2 Metode Biaya Penyusutan Beban Menurun (Decreasing Change Method)

5.3 Cara Menghitung Dengan Metode Biaya Penyusutan Jumlah Angka Tahun

5.4 Cara Menghitung Dengan Metode Biaya Penyusutan Saldo Menurun

5.5 Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi)

5.6 Metode Depresiasi Khusus

6 Cara Menghitung Dan Mencatat Biaya Penyusutan Atau Depresiasi Adalah Lebih Mudah Dengan
Menggunakan Aplikasi Jurnal By Mekari

Pengertian Penyusutan Atau Depresiasi Adalah Sebagai Berikut

Depresiasi atau penyusutan adalah dapat diartikan sebagai suatu hal yang dapat mengubah biaya
asli dari aset tetap (fixed assets).

Contohnya seperti, gedung pabrik, alat-alat kerja dan mesin produksi menjadi beban selama masa
manfaat yang diharapkan dari aset tetap tersebut.

Lalu selain memahami pengertiannya, disini Anda juga akan megetahui bagaimana cara menghitung
penyusutan tersebut.
Depresiasi biasanya akan mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan karena akumulasi depresiasi
untuk setiap aset dapat mengurangi nilai buku pada neraca.

Beban penyusutan ini akan mempengaruhi laba bersih, karena akan dianggap sebagai beban biaya
atau pengeluaran dalam laporan keuangan.

Hal ini dapat pula disebut sebagai penyusutan metode garis lurus.

Untuk cara menghitungnya, depresiasi garis lurus akan menggunakan rumus tertentu.

Karakteristik dari Penyusutan Atau Depresiasi Adalah Sebagai Berikut

Sebelum mempelajari cara menghitung penyusutan, Anda harus tahu kalau depresiasi memiliki 5
karakteristik yang diantaranya:

1. Depresiasi adalah sebuah penurunan dari nilai aset tetap. Penurunan ini bersifat permanen.
Setelah dikurangi, itu tidak dapat dikembalikan ke nilai aslinya.

2. Depresiasi ini adalah merupakan sebuah proses bertahap dan berkesinambungan yang
berkurangnya nilai aset, baik dengan penggunaan aset maupun karena berakhirnya waktu

3. Depresiasi bukanlah sebuah proses penilaian aset tetapi adalah proses mengalokasikan
biaya suatu aset untuk mengefektifkan masa penggunaannya

4. Depresiasi dapat mengurangi nilai buku dan bukan nilai pasar aset

5. Depresiasi ini digunakan hanya untuk aktiva tetap yang berwujud saja. Artinya depresiasi
tidak dapat digunakan untuk aset yang tidak berwujud.

Contoh Rumus Cara Menghitung Penyusutan Atau Depresiasi Aset Adalah Sebagai Berikut

Rumus cara menghitung penyusutan metode garis lurus atau penyusutan garis lurus dapat dilihat
seperti contoh yang ada di sini.

Jika sebuah kendaraan yang digunakan untuk melakukan pengiriman barang dibeli dengan biaya
Rp300 juta, perkiraan penggunaan mobil adalah 5 tahun.

Umumnya perusahaan akan mendepresiasikan aset tetap tersebut menjadi Rp48 juta per tahun
untuk jangka waktu 5 tahun.

Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Penyusutan Atau Depresiasi Aktiva Tetap Adalah Berikut

Banyak hal maupun faktor yang dapat mempengaruhi penentuan biaya depresiasi, karena itu inilah
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan biaya depresiasi:

Biaya Perolehan (Acquisition Cost)

Biaya akuisisi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah dari penyusutan.

Beban penyusutan atau depresiasi adalah dapat dihitung sesuai dengan total biaya suatu aset yang
perlu dikeluarkan hingga aset tetap tersebut siap kembali digunakan.
Sebaiknya anda memahami ini, sebelum belajar cara menghitung penyusutan.

Biaya-biaya yang termasuk adalah:

 Harga pembelian suatu aset

 Biaya transportasi atau pengiriman

 Biaya pemasangan

 Bea masuk

 Biaya pemasangan

Perkiraan Umur Ekonomis Aktiva (Estimate Economical Life Time of Asset)

Faktor yang mempengaruhi sebuah penyusutan atau depresiasi yang kedua adalah umur ekonomis
dari sebuah aset.

Artinya jumlah depresiasi yang lebih kecil akan dibebankan untuk aset dengan masa manfaat yang
lebih lama dan sebaliknya.

Umur ekonomis dapat dinyatakan dalam jumlah unit yang diproduksi atau dengan jangka waktu
seperti minggu, bulan hingga tahun.

Perkiraan Nilai Residu Aset (Estimated Residual Value of Asset)

Nilai sisa aset atau yang biasa dikenal nilai residu aset merupakan sebuah nilai yang dapat
direalisasikan ketika aset dijual atau tidak digunakan kembali.

Jika sebuah perusahaan menggunakan aset tersebut hingga usang dan sama sekali tidak
memberikan manfaat lagi, maka aset atau aktiva tersebut dapat dikatakan sudah tidak lagi memiliki
residu atau nilai sisa lagi.

Namun, jika perusahaan menggantikan aktivanya setelah periode penggunaan yang relatif singkat
dan aset yang bersangkutan masih dapat dimanfaatkan, maka nilai residu tersebut tentu akan tetap
masih tinggi.

Dalam sebuah perusahaan tentu memiliki beberapa metode jurnal depresiasi yang paling umum
digunakan dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Seorang akuntan pemula ataupun professional perlu menggunakan metode depresiasi yang rasional
dan sistematis.

Metode-metode ini juga harus Anda ketahui untuk mempelajari cara menghitung penyusutan.

Seperti yang sudah kita lakukan pada contoh di atas terkait depresiasi sebuah aset berupa
kendaraan yang digunakan untuk pengiriman mobil.

Metode Biaya Penyusutan Garis Lurus (Straight-Line Method)


Metode penyusutan atau depresiasi yang ini adalah sering dikatakan sebagai metode straight line
method ini merupakan sebuah metode yang paling sering digunakan untuk melakukan perhitungan
beban penyusutan.

Metode ini memiliki fokus pada penyusutan menggunakan waktu bukan dari fungsi penggunaannya.

Metode garis lurus ini memiliki rumus cara menghitung penyusutan yaitu:

 Rumus Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu) / (Masa Manfaat Aset)

 Rumus Beban Penyusutan = (Rp300 juta – Rp60 juta) / 5 = Rp48 juta

Penggunaan metode kadang dinilai kurang realistis karena penggunaan aktiva sama setiap tahunnya.

Metode Biaya Penyusutan Beban Menurun (Decreasing Change Method)

Metode penyusutan atau depresiasi beban menurun ini adalah suatu metode penyusutan yang
dipercepat dimana menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi di awal tahun dan akan rendah
pada periode selanjutnya.

Fokus utama pada metode ini adalah beban penyusutan yang lebih banyak pada tahun awal
mengingat aktiva mengalami penurunan pada tahun tersebut.

Metode bebas menurun juga terbagi menjadi dua yaitu:

Cara Menghitung Dengan Metode Biaya Penyusutan Jumlah Angka Tahun

Perhitungan penyusutan ini menggunakan pecahan dengan pembilang angka tahun (5+4+3+2+1=15)
dan jumlah tahunnya yang menjadi penyebut.

Pada metode ini, pembilang menurun dari tahun ke tahun dan penyebut tetap konstan  (5/15, 4/15,
3/15, 2/15 dan 1/15).

Contoh cara menghitung dengan metode penyusutan atau depresiasi jumlah angka tahun adalah
sebagai berikut:

Harga
Pecahan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir Tahun
Tahun Perolehan
Penyusutan (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

1 450.000.000 5/15 150.000.000 150.000.000 350.000.000

2 450.000.000 4/15 120.000.000 270.000.000 230.000.000

3 450.000.000 3/15 90.000.000 360.000.000 140.000.000

4 450.000.000 2/15 60.000.000 420.000.000 80.000.000


5 450.000.000 1/15 30.000.000 450.000.000 50.000.000

Cara Menghitung Dengan Metode Biaya Penyusutan Saldo Menurun

Pada metode ini biasanya digunakan untuk biaya penyusutan berupa keliatan dari metode garis
lurus.

Seperti contoh, tarif saldo dapat menurun berganda untuk aktiva 10 tahun akan menjadi 20% atau
dua kali biaya garis lurus yaitu 1/10 atau 10%.

Berikut contoh cara menghitung penyusutan dengan metode biaya saldo menurun :

Harga Perolehan Nilai Buku Awal Tahun Tari Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir
Tahun
(Rp) (Rp) f (Rp) (Rp) (Rp)

1 500.000.000 500.000.000 40% 200.000.000 200.000.000 300.000.000

2 500.000.000 300.000.000 40% 120.000.000 380.000.000 180.000.000

3 500.000.000 180.000.000 40% 72.000.000 428.000.000 108.000.000

4 500.000.000 108.000.000 40% 43.200.000 456.800.000 64.800.000

5 500.000.000 64.800.000 – 14.800.000 485.200.000 50.000.000

Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi)

Metode yang ketiga ini ada metode aktivitas dimana metode ini berasumsi bahwa penyusutan atau
depresiasi adalah fungsi dari produktivitas atau penggunaan dan bukan dari segi berlalunya waktu.

Dengan gambaran di atas, penentuan umur depresiasi dari kendaraan tersebut tidak akan memiliki
masalah tertentu mengingat penggunaannya relatif mudah diukur.

Namun, metode ini memiliki keterbatasan karena tidak tepat jika digunakan pada situasi depresiasi
dengan berdasarkan waktu dan bukan aktivitas.

Metode Depresiasi Khusus

Metode penyusutan atau depresiasi yang terakhir adalah metode depresiasi khusus.

Dimana metode ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyusutan manfaat aset sebuah perusahaan.
Pada beberapa kasus, perusahaan tidak lagi dapat memilih salah satu metode penyusutan aktiva
tetap yang sudah disebutkan di atas, karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik unik dan
membutuhkan penerapan yang khusus.

Dua metode khusus ini dapat diterapkan pada kasus-kasus tersebut yaitu:

1. Metode kelompok dan gabungan dimana metode ini sering digunakan pada aktiva yang
homogen dan memiliki fungsi yang kurang lebih sama.

2. Metode campuran dan kombinasi yang diterapkan sesuai dengan keinginan akuntan.

Contoh Perhitungan biaya peyusutan dan jurnal

 Metode Garis Lurus

PT Sukses memiliki kendaraan yang dibeli pada tanggal 05 Maret 2020, dengan nilai Rp150.000.000.
Perkiraan umur aset ternyata 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp50.000.000

Beban Penyusutan = (Rp150.000.000 – Rp50.000.000) / 5 Tahun

Beban Penyusutan = Rp20.000.000

Jurnal Penyusutan Tahunan:

Sehingga jurnal penyusutan pada akhir tahun dapat diketahui yaitu:

31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp20.000.000

31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp20.000.000

Jurnal Penyusutan Bulanan:

Untuk setiap bulan maka perhitungan biaya penyusutan Rp20.000.000 dibagi menjadi 12 bulan,
hasilnya yaitu Rp 1.666.666 melalui jurnal penyusutan yaitu:

31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 1.666.666

31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 1.666.666

 Metode Jam Jasa (Service Hour)

Masih dengan kasus yang sama, PT Sukses membeli kendaraan tanggal 05 Maret 2020 sebesar
Rp150.000.000. Dengan nilai sisanya sebesar Rp50.000.000, dan kendaraan maksimal waktunya
50.000 jam.

Biaya Depresiasi = (Rp150.000.000 – Rp50.000.000) / 50.000 jam

Biaya Depresiasi = Rp2.000 per jam

Maka jika tahun pertama kendaraan digunakan selama 15.000 jam perhitungannya yaitu :

15.000 jam × Rp2.000 = Rp30.000.000


Jurnal Penyusutan Tahunan:

Maka jurnal penyesuaian bila perusahaan memiliki periode akhir dalam hitungan tahun adalah:

31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp30.000.000

31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp30.000.000

Jurnal Penyusutan Bulanan:

Untuk setiap bulan maka perhitungan biaya penyusutan Rp30.000.000 dibagi menjadi 12 bulan,
hasilnya yaitu Rp2.500.000 melalui jurnal penyusutan yaitu:

31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp2.500.000

31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp2.500.000

 Metode Hasil Unit

Dalam metode ini PT Sukses membeli mesin produksi sebesar Rp80.000.000, dengan nilai sisa
sebesar Rp8.000.000. Namun menurut keputusan manajemen, mesin produksi ini mampu
menghasilkan produk hingga 60.000 selama umur penggunaan.

Beban Penyusutan = (Rp80.000.000 – Rp8.000.000) / 60.000 unit

Beban Penyusutan = Rp 1.200 per unit

Maka perhitungan tersebut memiliki beban penyusutan sebesar Rp1.200, dengan tahun produksi
pertama sebesar 15.000 unit. Sehingga perhitungannya yaitu:

15.000 unit × Rp 1.200 = Rp18.000.000

Jurnal Penyusutan Tahunan:

Maka jurnal penyusutan bila perusahaan memiliki periode akhir dalam hitungan tahun adalah:

31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Mesin Rp18.000.000

31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp18.000.000

Jurnal Penyusutan Bulanan:

Untuk setiap bulan maka perhitungan biaya penyusutan Rp18.000.000 dibagi menjadi 12 bulan,
hasilnya yaitu Rp1.500.000 yaitu:

31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Mesin Rp1.500.000

31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp1.500.000

Anda mungkin juga menyukai