Anda di halaman 1dari 14

Study Objectives :

1. Menjelaskan konsep depresiasi


2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang terdapat pada
proses depresiasi
3. Membandingkan metode-metode pada depresiasi
4. Menjelaskan masalah akuntansi terkait impairment
5. Menjelaskan prosedur akuntansi terhadap deplesi
sumber daya alam
6. Menjelaskan bagaimana melaporkan dan
menganalisis aktiva tetap dan sumber daya alam
pada laporan keuangan

A. PENYUSUTAN-METODE ALOKASI BIAYA

Penyusutan adalah suatu alat dalam alokasi biaya, yaitu sebagai proses dalam
mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional
selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Pendekatan
ini digunakan dengan alasan nilai aktiva dapat naik turun pada saat aktiva tersebut dibeli dan
dijual. Jika aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan atau depresiasi menunjukkan
bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila yang terlibat adalah aktiva berupa
sumber daya alam, maka istilah penurunan nilai aktiva tersebut adalah deplesi. Sedangkan ketika
aktiva tak berwujud yang terlibat, istilahnya adalah amortisasi.

160
Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan adalah :

1. Dasar penyusutan aktiva

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari faktor biaya awal dan juga
faktor nilai residu. Nilai residu adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva
tersebut dijual. Nilai residu atau nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan
nilainya atau disusutkan semala masa manfaatnya.

2. Estimasi umumr pelayanan atau jasa

Masalah umur manfaat dari sebuah aktiva juga menjadi faktor penentu dtiariknya aktiva
tersebut dari penggunaan. Secara umum, aktiva ditarik dari penggunaan berdasarkan faktor fisik
yang meliputi kerusakan dan habisnya umur fisik, dan faktor ekonomis seperti keusangan aktiva.
Faktor-faktor tersebut menetapkan batas untuk umur manfaat aktiva. Faktor-faktor tersebut
secara lebih sempit lagi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat ketidaklayakan dalam
kegiatan operasional yang seiring berjalannya waktu permintaan selalu meningkat, penggantian
aktiva dengan yang lebih efisien dan ekonomis, dan ketidaklayakan aktiva karena dinilai sudah
using dan tidak lagi memenuhi standarisasi perusahaan.

3. Metode penyusutan

Perusahaan umumnya menggunakan sejumlah metode dalam alokasi biaya penyusutan, yaitu:

a. Metode aktivitas
b. Metode garis lurus
c. Metode beban menurun (jumlah-angka-tahun, metode saldo menurun)

a. Metode Aktivitas

Metode aktivitas juga dikenal senagai pendekatan beban variabel atau unit produksi. Metode
ini mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan
bukan dari berlalunya waktu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan metode ini adalah :

(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎) 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑚


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝐽𝑎𝑚

161
Kelebihan dari metode ini adalah apabila hilangnya pelayanan merupakan hasil dari aktivitas
atau produktivitas, maka metode ini tepat dipilih untuk menandingkan biaya dengan pendapatan.
Perusahaan yang menginginkan penyusutan yang rendah selama periode produktivitasnya rendah
dan sebaliknya dapat menggunakan metode aktivitas ini.

Namun, keterbatasan dari metode ini adalah penggunaan metode ini tidak tepat apabila
digunakan pada situasi penyusutan merupakan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas. Masalah
lain dalam menggunakan metode ini adalah estimasi unit output atau unit yang diproduksi, dan
jam penggunaan yang diterima seringkali sulit ditentukan.

($105,000 / 1,000 hours = $105 per hour)


(Given) Current
Hours Rate per Annual Partial Year Accum.
Year Used Hours Expense Year Expense Deprec.
2007 200 x $105 = $ 21,000 $ 21,000 $ 21,000
2008 150 x 105 = 15,750 15,750 36,750
2009 250 x 105 = 26,250 26,250 63,000
2010 300 x 105 = 31,500 31,500 94,500
2011 100 x 105 = 10,500 10,500 105,000
1,000 $ 105,000

Journal entry:
Depreciation expense 21,000
Accumultated depreciation 21,000

b. Metode Garis Lurus

Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari
penggunaan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎)


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡

Keterbatasan dari metode garis lurus ini adalah metode ini didasarkan atas dua asumsi yang
tidak realistis, yaitu kegunaan ekonomi aktiva tersebut sama setiap tahun, dan beban reparasi dan
pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode. Dan masalah tambahan yang terjadi pada

162
penggunaan metode ini adalah berkembangnya distorsi dalam analisis tingkat pengembalian laba
maupun aktiva.

Current
Depreciable Annual Partial Year Accum.
Year Base Years Expense Year Expense Deprec.
2007 $ 105,000 / 5 = $ 21,000 x 3/12 = $ 5,250 $ 5,250
2008 105,000 / 5 = 21,000 21,000 26,250
2009 105,000 / 5 = 21,000 21,000 47,250
2010 105,000 / 5 = 21,000 21,000 68,250
2011 105,000 / 5 = 21,000 21,000 89,250
2012 105,000 / 5 = 21,000 x 9/12 = 15,750 105,000
$ 105,000
Journal entry:

Depreciation expense 5,250


Accumultated depreciation 5,250

c. Metode Beban Menurun

Metode ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan
beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini memperbolehkan
pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibandingkan dengan metode-metode
lainnya. Metode ini dibagi menjadi dua, yaitu :

- Metode jumlah-angka-tahun
Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang
menurun dari biaya yang dapat disusutkan, yaitu biaya awal dikurangi nilai sisa. Pada
akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.

163
Current
Depreciable Annual Partial Year Accum.
Year Base Years Expense Year Expense Deprec.
2007 $ 105,000 x 5/15 = $ 35,000 x 3/12 $ 8,750 $ 8,750
2008 105,000 x 4.75/15 = 33,250 33,250 42,000
2009 105,000 x 3.75/15 = 26,250 26,250 68,250
2010 105,000 x 2.75/15 = 19,250 19,250 87,500
2011 105,000 x 1.75/15 = 12,250 12,250 99,750
2012 105,000 x .75/15 = 5,250 5,250 105,000
$ 105,000
Journal entry:

Depreciation expense 8,750


Accumultated depreciation 8,750

- Metode saldo menurun


Tidak seperti metode lainnya, nilai sisa pada metode saldo menurun tidak dikurangkan
dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku
aktiva pada awal setiap periode. Karena nilai buku aktiva dikurangi seiap periode dengan
beban penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan diaplikasikan pada nilai buku
yang terus menurun yang menghasilkan beban penyusutan yang semakin rendah setiap
tahunnya proses ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai
estimasi nilai sisanya, dimana pada saat tersebut penyusutan dihentikan.

Current
Depreciable Rate Annual Partial Year Accum.
Year Base per Year Expense Year Expense Deprec.
2007 $ 117,900 x 40% = $ 47,160 x 3/12 = $ 11,790 $ 11,790
2008 106,110 x 40% = 33,602 33,602 45,392
2009 72,509 x 40% = 18,127 18,127 63,519
2010 54,381 x 40% = 9,970 9,970 73,489
2011 44,411 x 40% = 5,181 5,181 78,670
2012 39,230 x 40% = 1,962 Plug 26,330 105,000
$ 105,000
Journal entry:

Depreciation expense 11,790


Accumultated depreciation 11,790

164
d. Masalah Penyusutan Khusus

Beberapa masalah khusus yang berkaitan dengan penyusutan tetap adalah :

- Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebaian


Dalam menghitung beban penyusutan periode parsial, perusahaan harus menentukan
beban penyusutan untuk setahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan
ini pada dua periode yang terlibat. proses ini harus berlangsung selama manfaat aktiva.

- Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap


Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba bersih. Perbedaannya dalah
penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan. Penyusutan tidak
menyediaakn dana bagi penggantian aktiva. Dana untuk penggantian aktiva berasal dari
pendapatan yang dihasilkan melalui penggunaan aktiva. Tanpa adanya pendapatan, tidak
akan ada laba yang diwujudkan dan tidak akan ada arus kas masuk yang dihasilkan
selama periode berjalan.

- Revisi Tarif Penyusutan


Ketika aktiva tetap diakuisisi, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati berdasarkan
pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasin lainnya yang berkaitan. Akan
tetapi, provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan mungkin perlu untuk
merevisinya selama umur aktiva kemunduran fisik yang tidak diharapkan atau keusangan
yang tidak terduga dapat membuat masa manfaat aktiva lebih pendek daripada yang
diestimasikan semula. Tidak ada perubahan yang harus dibuat atas hasil-hasil yang
dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan. Sehingga tidak ada ayat jurnal
yang dibuat pada saat perubahan estimasi terjadi. Beban penyusutan periode selanjutnya
didasarkan pada pembagian nilai buku yang tersisa, dikurangi setiap nilai sisa dengan
estimasi umur yang tersisa.

165
B. IMPAIRMENT (PENURUNAN NILAI)

Pada umumnya standar-standar akuntansi terkait dengan nilai LCM (lower cost of market)
untuk persediaan tidak dapat diaplikasikan pada property, pabrik, dan peralatan. Bahkan ketika
property, pabrik, dan peralatan telah mengalami keusangan. Sehingga pencatatannya sering luput
dari perhatian, karena tidak seperti persediaan, sulit untuk mendapatkan nilai wajar property,
pabrik, dan peralatan yang tidak subjektif.

Penurunan nilai atau impairment terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan
dan, oleh karena itu, perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan situasi mungkin akan
mengarah pada suatu penurunan nilai, contohnya:

a. Suatu penurunan nilai yang signifikan dalam nilai pasar suatu aktiva
b. Suatu perubahan yang signifikan terjadi dalam jangka waktu aktiva tersebut
dimanfaatkan
c. Suatu perubahan terbalik yang signifikan dalam faktor-faktor hokum atau iklim usaha
yang mempengaruhi nilai aktiva
d. Suatu akumulasi biaya yang secara signifikan melebihi jumlah biaya awal yang
diperkirakan untuk mengakuisisi atau membuat aktiva
e. Suatu proyeksi atau peramalan yang menunjukkan kerugian terus-menerus yang
berhubungan dengan aktiva

Jika peristiwa atau perubahan situasi ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang tercatat
tidak dapat dipulihkan, maka pengujian atas kemampuan pemilihan akan digunakan untuk
menentukan penurunan nilai. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan lebih kecil
dari jumlah aktiva yang tercatat, maka nilai aktiva dianggap telah menurun. Sebaliknya jika
jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan sama dengan atau lebih besar dari jumlah
aktiva yang tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang terjadi. Dasar pemikiran dari
pengujian ini adalah asumsi dasar bahwa neraca harus melaporkan aktiva jangka panjang pada
jumlah yang tidak melebihi jumlah tercatat yang dpat dipulihkan.

Jika pengujian mengenai kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa peurunan nilai telah
terjadi, maka perusahaan telah mengalami kerugian. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah
dimana jumlah aktiva yang tercatat melebihi nilai wajarnya. Nilai wajar diukur atas dasar nilai

166
pasar yang berlaku jika ada pasar aktif untuk aktiva terkait. jika tidak ada pasar aktif, maka nilai
sekarang dari arus kas bersih masa depan yang diharapkan harus digunakan. Proses penentuan
kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

a. Menelaah kejadian atau perubahan situasi atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai.
b. Jika hasil penelaahan menunjukkan penurunan nilai, maka pengujian tentang kemampuan
pemulihan akan diterapkan. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan dari
aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah tercatat aktiva jangka panjang lebih kecil
dari jumlah aktiva yang tercatat, maka suatu penurunan nilai telah terjadi.
c. Dengan mengasumsikan terjadinya penurunan nilai suatu aktiva, kerugian penurunan
nilai adalah jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat lebih besar dari nilai wajar aktiva
terkait.

Setelah kerugian penurunan nilai dicatat, maka penurunan nilai aktiva tercatat yang ditahan
untuk digunakan akan menjadi dasar biaya yang baru. Akibatnya, dasar biaya baru ini tidak
berubah kecuali untuk penyusutan atau amortisasi di periode masa depan atau penurunan nilai
tambahan. Kerugian penurunan nilai tidak dapat direstorasi atas aktiva yang ditahan untuk
digunakan. Dasar pemikiran untuk tidak mencatat nilai aktiva adalah bahwa dasar biaya baru
menyebabkan aktiva yang diturunkan atas dasar yang sama dengan aktiva lainnya yang tidak
menurun.

Untuk kasus altiva yang ditahan untuk dilepaskan tidak akan disusutkan atau diamortisasi
selama periode aktiva itu dimiliki. Dasar pemikirannya adalah bahwa penyusutan tidak konsisten
dengan pendapat mengenai aktiva yang akan dilepaskan dan penggunaan mana yang terendah
antara biaya atau nilai realisasi bersih. Dengan kata lain, aktiva yang ditahan untuk dilepaskan
seperti persediaan harus dilaporkan pada mana yang terendah antara biaya atau nilai realisasi
bersih. Suatu aktiva yang ditahan untuk dilepaskan dapat dicatat pada periode mendatang, selama
pencatatan itu tidak pernah lebih besar dari nilai tercatat aktiva sebelum penurunan nilai.
Kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan aktiva yang diturunkan ini harus
dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi berlanjut.

167
C. DEPLESI

Sumber daya alam dikarakteristikkan dengan dua fitur utama, yaitu penggunaan sepenuhnya
aktiva tersebut, dan penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh alam. Sumber daya alam
di konsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik
fisiknya. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor, yaitu biaya akuisisi deposit, biaya
eksplorasi, biaya pengembangan, dan biaya restorasi.

Biaya akuisisi adalah harga yang dibayarkan perusahaan untuk memperoleh hak property
untuk mencari dan menemukan sumber daya alam yang belum pernah ditemukan sebelumnya
atau harga yang harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan. Biaya akuisisi sumber
daya alam dicatat pada akun property yang belum dikembangkan, dan dibebankan ke sumber
daya alam jika usaha eksplorasi berhasil. Apabila tidak berhasil maka biaya tersebut harus
dihapus sebagai suatu kerugian. Sementara biaya eksplorasi adalah biaya seluruh yang
diperlukan untuk menemukan suatu sumber daya alam. Biaya ini dibebankan ketika eksplorasi
tersebut terjadi. Apabila biaya ini bersifat substansial dan risiko menemukan sumber daya idak
pasti, maka kapitalisasi dapat dilakukan.

Biaya pengembangan dapat berupa biaya peralatan berwujud dan tidak berwujud. Biaya
peralatan berwujud termasuk semua transportasi dan alat berat lainnya yang diperlukan untuk
mengembangkan sumber daya serta menyiapkannya.biaya ini tidak diperhitungkan dalam dasar
deplesi, karena aktiva tersebut dapat berpindah lokasi ke lokasi lain. Sementara biaya peralatan
tidak berwujud meliputi biaya pengeboran dan lain-lain. Biaya ini tidak memiliki karakteristik
berwujud, tetapi dianggap sebagai bagian dari dasar deplesi. Sedangkan biaya restorasi adalah
biaya yang terkadang keluar untuk merestorasi kembali property seperti pada kondisi semula
setalah dilakukan pengembangan. Biaya ini adalah dasar dari deplesi. Jumlah yang dimasukkan
dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban untuk merestorasi property setelah
dilakukannya pengembangan.

Deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi yang berarti bahwa deplesi merupakan
fungsi dari jumlah unit yang ditambang selama periode berjalan. Dalam pendekatan ini, total
biaya sumber daya alam dikurangi nilai sisa dibagi dengan estimasi jumlah unit yang berada
dalam deposit sumber daya alam untuk memperoleh biaya per unit produk. Biaya per unit ini

168
kemudian dikalikan dengan jumlah unit yang ditambang untuk menghitung deplesi. Akun
persediaan didebit sebesar total deplesi tahun berjalan dan di sisi kredit akun akumulasi deplesi
untuk mengurangi nilai tercatat sumber daya alam. Jumlah yang tidak dijual tetap berada pada
persediaan dan dilaporkan pada kelompok aktiva lancar pada neraca.

Perlakuan mengenai akuntansi deplesi mengalami hambatan ketika masalah-masalah


dibawah ini timbul :

a. Mengestimasi cadangan yang dpaat dipulihkan


Masalah ini sama dengan akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik dan
peralatan. Prosedurnya adalah merevisi tingkat deplesi atas dasar prospektif dengan
membagi biaya yang tersisa dengan estimasi baru cadangan yang dapat dipulihkan.
b. Nilai penemuan
Nilai penemuan adalah istilah yang lebih luas yang berkaitan dengan keseluruhan daerah
sumber daya alam. Apabila standar akuntansi yang berlaku diubah agar nilai penemuan
dapat dicatat, maka suatu akun aktiva akan didebit dan akun apresiasi yang belum
direalisasi akan dikredit. Apresiasi yang belum direalisasi merupakan bagian dari ekuitas
pemegang saham. Perusahaan akan mentransfer ke pendapatan sebagai sumber daya alam
yang dijual.
c. Aspek pajak dari sumber daya alam
Peraturan pajak menetapkan pengurangan dari biaya atau persentase deplesi terhadap
pendapatan minyak, gas, dan bahan mineral lainnya. Pajak yang dikenakan berkisar
antara 5-22% dari pendapatan yang diterima. Akibatnya, jumlah deplesi akan melebihi
biaya yang ditetapkan untuk sumber daya alam tertentu. Nilai tercatat akan menjadi nol,
tetapi pengurangan deplesi akan tetap dilakukan jika perusahaan memiliki pendapatan
kotor.
d. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi dibayarkan kepada pemegang saham apabila perusahaan tidak membeli
property tambahan sehingga perusahaan harus mendistribusikan investasi modalnya
secara bertahap kepada para shareholder yang lebih besar dari jumlah akumulasi laba
bersih. Masalahnya adalah membedakan antara dividen yang merupakan pengembalian
modal atau bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen likuidasi harus mendebit agio

169
saham untuk bagian yang berhubungan dengan investasi awal dan bukan ke laba ditahan,
karena dividen tersebut adalah pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor.

D. PENYAJIAN DAN ANALISIS

Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan terhadap laporan
keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat:

a. Beban penyusutan untuk periode berjalan


b. Saldo kelas utama dari aktiva yang dapat disusutkan, menurut sifat dan fungsi
c. Akumulasi penyusutan, baik menurut kelas utama aktiva yang dapat disusutkan maupun
dalam jumlah total
d. Suatu uraian umum tentang metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan
berkaitan dengan kelas utama aktiva yang dapat disusutkan

1. Rasio perputaran aktiva

Rasio perputaran aktiva mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya


untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan
rata-rata total aktiva selama periode berjalan. Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah dolar
penjualan yang diproduksi oleh setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva.

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

2. Rasio marjin laba terhadap penjualan

Rasio marjin laba tehadap penjualan digunakan untuk menganalisisn penggunaan property,
pabrik, dan peralatan. Rasio ini dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih.
Dengan menghubungkan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva selama satu
periode, kita dapat memastikan seberapa menguntungkan aktiva digunakan selama periode
tertentu.

170
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 = 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

3. Tingkat pengembalian atas Aktiva

Tingkat pengembalian atas aktiva dapat secara langsung dihitung dengan membagi laba
bersih dengan rata-rata total aktiva. Tingkat pengembalian identik dengan tingkat pengembalian
yang dihitung dengan mengalikan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva.
Tingkat pengembalian atas aktiva merupakan pengukuran yang baik bagi profitabilitas karena
mengkombinasikan pengaruh marjin laba dan perputaran aktiva.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

171
1. Jelaskan pengertian dari penyusutan yang anda ketahui!

2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan!

3. Sebuah truk dibeli oleh PT. Abadi pada tanggal 1 Januari 2005, harga beli Rp.
12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran
masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi biaya depresiasi = 13.000.000 – 1.000.000 / 5 :
2.400.000

Jml Biaya Akumulasi


Tahun terdepresiasi Tariff depresiasi depresiasi Nilai buku
2005 12.000.000 20% 2.400.000 2.400.000 10.600.000
2006 12.000.000 20% 2.400.000 4.800.000 8.200.000
2007 12.000.000 20% 2.400.000 7.200.000 5.800.000
2008 12.000.000 20% 2.400.000 9.600.000 3.400.000
2009 12.000.000 20% 2.400.000 12.000.000 1.000.000

Hitunglah

a. Tarif depresiasi
b. Depresiasi per tahun
c. Nilai buku setelah 5 tahun dari suatu aktiva yang berharga Rp. 10.000.000 yang dibeli
tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10 tahun nilai sisa Rp. 2.000.000.

172
1. Penyusutan adalah suatu alat dalam alokasi biaya, yaitu sebagai proses dalam
mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan
rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva
tersebut.

2. Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan adalah :


- Dasar penyusutan aktiva
Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari faktor biaya awal dan
juga faktor nilai residu. Nilai residu adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada
saat aktiva tersebut dijual.
- Estimasi umumr pelayanan atau jasa
Aktiva ditarik dari penggunaan berdasarkan faktor fisik yang meliputi kerusakan dan
habisnya umur fisik, dan faktor ekonomis seperti keusangan aktiva. Faktor-faktor
tersebut menetapkan batas untuk umur manfaat aktiva.
- Metode penyusutan
Perusahaan umumnya menggunakan sejumlah metode dalam alokasi biaya
penyusutan, yaitu: Metode aktivitas, Metode garis lurus, dan Metode beban menurun.

3. a. tariff depresiasi : 100% / umur taksiran


= 100% / 10 : 10%
b. depresiasi : (harga perolehan – nilai sisa) x tariff depresiasi/tahun
= 10.000.000 – 2.000.000 x 0,1
= 800.000/ tahun
c. nilai buku depresiasi selama 5 tahun : 800.000 x 5 = Rp. 4.000.000
nilai buku = harga perolehan – akumulasi depresiasi
= 10.000.000 – 4.000.000 = 6.000.000

173

Anda mungkin juga menyukai