Penyusutan adalah suatu alat dalam alokasi biaya, yaitu sebagai proses dalam
mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional
selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Pendekatan
ini digunakan dengan alasan nilai aktiva dapat naik turun pada saat aktiva tersebut dibeli dan
dijual. Jika aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan atau depresiasi menunjukkan
bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila yang terlibat adalah aktiva berupa
sumber daya alam, maka istilah penurunan nilai aktiva tersebut adalah deplesi. Sedangkan ketika
aktiva tak berwujud yang terlibat, istilahnya adalah amortisasi.
160
Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan adalah :
Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari faktor biaya awal dan juga
faktor nilai residu. Nilai residu adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva
tersebut dijual. Nilai residu atau nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan
nilainya atau disusutkan semala masa manfaatnya.
Masalah umur manfaat dari sebuah aktiva juga menjadi faktor penentu dtiariknya aktiva
tersebut dari penggunaan. Secara umum, aktiva ditarik dari penggunaan berdasarkan faktor fisik
yang meliputi kerusakan dan habisnya umur fisik, dan faktor ekonomis seperti keusangan aktiva.
Faktor-faktor tersebut menetapkan batas untuk umur manfaat aktiva. Faktor-faktor tersebut
secara lebih sempit lagi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat ketidaklayakan dalam
kegiatan operasional yang seiring berjalannya waktu permintaan selalu meningkat, penggantian
aktiva dengan yang lebih efisien dan ekonomis, dan ketidaklayakan aktiva karena dinilai sudah
using dan tidak lagi memenuhi standarisasi perusahaan.
3. Metode penyusutan
Perusahaan umumnya menggunakan sejumlah metode dalam alokasi biaya penyusutan, yaitu:
a. Metode aktivitas
b. Metode garis lurus
c. Metode beban menurun (jumlah-angka-tahun, metode saldo menurun)
a. Metode Aktivitas
Metode aktivitas juga dikenal senagai pendekatan beban variabel atau unit produksi. Metode
ini mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan
bukan dari berlalunya waktu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan metode ini adalah :
161
Kelebihan dari metode ini adalah apabila hilangnya pelayanan merupakan hasil dari aktivitas
atau produktivitas, maka metode ini tepat dipilih untuk menandingkan biaya dengan pendapatan.
Perusahaan yang menginginkan penyusutan yang rendah selama periode produktivitasnya rendah
dan sebaliknya dapat menggunakan metode aktivitas ini.
Namun, keterbatasan dari metode ini adalah penggunaan metode ini tidak tepat apabila
digunakan pada situasi penyusutan merupakan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas. Masalah
lain dalam menggunakan metode ini adalah estimasi unit output atau unit yang diproduksi, dan
jam penggunaan yang diterima seringkali sulit ditentukan.
Journal entry:
Depreciation expense 21,000
Accumultated depreciation 21,000
Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari
penggunaan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
Keterbatasan dari metode garis lurus ini adalah metode ini didasarkan atas dua asumsi yang
tidak realistis, yaitu kegunaan ekonomi aktiva tersebut sama setiap tahun, dan beban reparasi dan
pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode. Dan masalah tambahan yang terjadi pada
162
penggunaan metode ini adalah berkembangnya distorsi dalam analisis tingkat pengembalian laba
maupun aktiva.
Current
Depreciable Annual Partial Year Accum.
Year Base Years Expense Year Expense Deprec.
2007 $ 105,000 / 5 = $ 21,000 x 3/12 = $ 5,250 $ 5,250
2008 105,000 / 5 = 21,000 21,000 26,250
2009 105,000 / 5 = 21,000 21,000 47,250
2010 105,000 / 5 = 21,000 21,000 68,250
2011 105,000 / 5 = 21,000 21,000 89,250
2012 105,000 / 5 = 21,000 x 9/12 = 15,750 105,000
$ 105,000
Journal entry:
Metode ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan
beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini memperbolehkan
pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibandingkan dengan metode-metode
lainnya. Metode ini dibagi menjadi dua, yaitu :
- Metode jumlah-angka-tahun
Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang
menurun dari biaya yang dapat disusutkan, yaitu biaya awal dikurangi nilai sisa. Pada
akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.
163
Current
Depreciable Annual Partial Year Accum.
Year Base Years Expense Year Expense Deprec.
2007 $ 105,000 x 5/15 = $ 35,000 x 3/12 $ 8,750 $ 8,750
2008 105,000 x 4.75/15 = 33,250 33,250 42,000
2009 105,000 x 3.75/15 = 26,250 26,250 68,250
2010 105,000 x 2.75/15 = 19,250 19,250 87,500
2011 105,000 x 1.75/15 = 12,250 12,250 99,750
2012 105,000 x .75/15 = 5,250 5,250 105,000
$ 105,000
Journal entry:
Current
Depreciable Rate Annual Partial Year Accum.
Year Base per Year Expense Year Expense Deprec.
2007 $ 117,900 x 40% = $ 47,160 x 3/12 = $ 11,790 $ 11,790
2008 106,110 x 40% = 33,602 33,602 45,392
2009 72,509 x 40% = 18,127 18,127 63,519
2010 54,381 x 40% = 9,970 9,970 73,489
2011 44,411 x 40% = 5,181 5,181 78,670
2012 39,230 x 40% = 1,962 Plug 26,330 105,000
$ 105,000
Journal entry:
164
d. Masalah Penyusutan Khusus
165
B. IMPAIRMENT (PENURUNAN NILAI)
Pada umumnya standar-standar akuntansi terkait dengan nilai LCM (lower cost of market)
untuk persediaan tidak dapat diaplikasikan pada property, pabrik, dan peralatan. Bahkan ketika
property, pabrik, dan peralatan telah mengalami keusangan. Sehingga pencatatannya sering luput
dari perhatian, karena tidak seperti persediaan, sulit untuk mendapatkan nilai wajar property,
pabrik, dan peralatan yang tidak subjektif.
Penurunan nilai atau impairment terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan
dan, oleh karena itu, perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan situasi mungkin akan
mengarah pada suatu penurunan nilai, contohnya:
a. Suatu penurunan nilai yang signifikan dalam nilai pasar suatu aktiva
b. Suatu perubahan yang signifikan terjadi dalam jangka waktu aktiva tersebut
dimanfaatkan
c. Suatu perubahan terbalik yang signifikan dalam faktor-faktor hokum atau iklim usaha
yang mempengaruhi nilai aktiva
d. Suatu akumulasi biaya yang secara signifikan melebihi jumlah biaya awal yang
diperkirakan untuk mengakuisisi atau membuat aktiva
e. Suatu proyeksi atau peramalan yang menunjukkan kerugian terus-menerus yang
berhubungan dengan aktiva
Jika peristiwa atau perubahan situasi ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang tercatat
tidak dapat dipulihkan, maka pengujian atas kemampuan pemilihan akan digunakan untuk
menentukan penurunan nilai. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan lebih kecil
dari jumlah aktiva yang tercatat, maka nilai aktiva dianggap telah menurun. Sebaliknya jika
jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan sama dengan atau lebih besar dari jumlah
aktiva yang tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang terjadi. Dasar pemikiran dari
pengujian ini adalah asumsi dasar bahwa neraca harus melaporkan aktiva jangka panjang pada
jumlah yang tidak melebihi jumlah tercatat yang dpat dipulihkan.
Jika pengujian mengenai kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa peurunan nilai telah
terjadi, maka perusahaan telah mengalami kerugian. Kerugian penurunan nilai adalah jumlah
dimana jumlah aktiva yang tercatat melebihi nilai wajarnya. Nilai wajar diukur atas dasar nilai
166
pasar yang berlaku jika ada pasar aktif untuk aktiva terkait. jika tidak ada pasar aktif, maka nilai
sekarang dari arus kas bersih masa depan yang diharapkan harus digunakan. Proses penentuan
kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :
a. Menelaah kejadian atau perubahan situasi atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai.
b. Jika hasil penelaahan menunjukkan penurunan nilai, maka pengujian tentang kemampuan
pemulihan akan diterapkan. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan dari
aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah tercatat aktiva jangka panjang lebih kecil
dari jumlah aktiva yang tercatat, maka suatu penurunan nilai telah terjadi.
c. Dengan mengasumsikan terjadinya penurunan nilai suatu aktiva, kerugian penurunan
nilai adalah jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat lebih besar dari nilai wajar aktiva
terkait.
Setelah kerugian penurunan nilai dicatat, maka penurunan nilai aktiva tercatat yang ditahan
untuk digunakan akan menjadi dasar biaya yang baru. Akibatnya, dasar biaya baru ini tidak
berubah kecuali untuk penyusutan atau amortisasi di periode masa depan atau penurunan nilai
tambahan. Kerugian penurunan nilai tidak dapat direstorasi atas aktiva yang ditahan untuk
digunakan. Dasar pemikiran untuk tidak mencatat nilai aktiva adalah bahwa dasar biaya baru
menyebabkan aktiva yang diturunkan atas dasar yang sama dengan aktiva lainnya yang tidak
menurun.
Untuk kasus altiva yang ditahan untuk dilepaskan tidak akan disusutkan atau diamortisasi
selama periode aktiva itu dimiliki. Dasar pemikirannya adalah bahwa penyusutan tidak konsisten
dengan pendapat mengenai aktiva yang akan dilepaskan dan penggunaan mana yang terendah
antara biaya atau nilai realisasi bersih. Dengan kata lain, aktiva yang ditahan untuk dilepaskan
seperti persediaan harus dilaporkan pada mana yang terendah antara biaya atau nilai realisasi
bersih. Suatu aktiva yang ditahan untuk dilepaskan dapat dicatat pada periode mendatang, selama
pencatatan itu tidak pernah lebih besar dari nilai tercatat aktiva sebelum penurunan nilai.
Kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan aktiva yang diturunkan ini harus
dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi berlanjut.
167
C. DEPLESI
Sumber daya alam dikarakteristikkan dengan dua fitur utama, yaitu penggunaan sepenuhnya
aktiva tersebut, dan penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh alam. Sumber daya alam
di konsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik
fisiknya. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor, yaitu biaya akuisisi deposit, biaya
eksplorasi, biaya pengembangan, dan biaya restorasi.
Biaya akuisisi adalah harga yang dibayarkan perusahaan untuk memperoleh hak property
untuk mencari dan menemukan sumber daya alam yang belum pernah ditemukan sebelumnya
atau harga yang harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan. Biaya akuisisi sumber
daya alam dicatat pada akun property yang belum dikembangkan, dan dibebankan ke sumber
daya alam jika usaha eksplorasi berhasil. Apabila tidak berhasil maka biaya tersebut harus
dihapus sebagai suatu kerugian. Sementara biaya eksplorasi adalah biaya seluruh yang
diperlukan untuk menemukan suatu sumber daya alam. Biaya ini dibebankan ketika eksplorasi
tersebut terjadi. Apabila biaya ini bersifat substansial dan risiko menemukan sumber daya idak
pasti, maka kapitalisasi dapat dilakukan.
Biaya pengembangan dapat berupa biaya peralatan berwujud dan tidak berwujud. Biaya
peralatan berwujud termasuk semua transportasi dan alat berat lainnya yang diperlukan untuk
mengembangkan sumber daya serta menyiapkannya.biaya ini tidak diperhitungkan dalam dasar
deplesi, karena aktiva tersebut dapat berpindah lokasi ke lokasi lain. Sementara biaya peralatan
tidak berwujud meliputi biaya pengeboran dan lain-lain. Biaya ini tidak memiliki karakteristik
berwujud, tetapi dianggap sebagai bagian dari dasar deplesi. Sedangkan biaya restorasi adalah
biaya yang terkadang keluar untuk merestorasi kembali property seperti pada kondisi semula
setalah dilakukan pengembangan. Biaya ini adalah dasar dari deplesi. Jumlah yang dimasukkan
dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban untuk merestorasi property setelah
dilakukannya pengembangan.
Deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi yang berarti bahwa deplesi merupakan
fungsi dari jumlah unit yang ditambang selama periode berjalan. Dalam pendekatan ini, total
biaya sumber daya alam dikurangi nilai sisa dibagi dengan estimasi jumlah unit yang berada
dalam deposit sumber daya alam untuk memperoleh biaya per unit produk. Biaya per unit ini
168
kemudian dikalikan dengan jumlah unit yang ditambang untuk menghitung deplesi. Akun
persediaan didebit sebesar total deplesi tahun berjalan dan di sisi kredit akun akumulasi deplesi
untuk mengurangi nilai tercatat sumber daya alam. Jumlah yang tidak dijual tetap berada pada
persediaan dan dilaporkan pada kelompok aktiva lancar pada neraca.
169
saham untuk bagian yang berhubungan dengan investasi awal dan bukan ke laba ditahan,
karena dividen tersebut adalah pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor.
Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan terhadap laporan
keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Rasio marjin laba tehadap penjualan digunakan untuk menganalisisn penggunaan property,
pabrik, dan peralatan. Rasio ini dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih.
Dengan menghubungkan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva selama satu
periode, kita dapat memastikan seberapa menguntungkan aktiva digunakan selama periode
tertentu.
170
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 = 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Tingkat pengembalian atas aktiva dapat secara langsung dihitung dengan membagi laba
bersih dengan rata-rata total aktiva. Tingkat pengembalian identik dengan tingkat pengembalian
yang dihitung dengan mengalikan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva.
Tingkat pengembalian atas aktiva merupakan pengukuran yang baik bagi profitabilitas karena
mengkombinasikan pengaruh marjin laba dan perputaran aktiva.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
171
1. Jelaskan pengertian dari penyusutan yang anda ketahui!
3. Sebuah truk dibeli oleh PT. Abadi pada tanggal 1 Januari 2005, harga beli Rp.
12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran
masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi biaya depresiasi = 13.000.000 – 1.000.000 / 5 :
2.400.000
Hitunglah
a. Tarif depresiasi
b. Depresiasi per tahun
c. Nilai buku setelah 5 tahun dari suatu aktiva yang berharga Rp. 10.000.000 yang dibeli
tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10 tahun nilai sisa Rp. 2.000.000.
172
1. Penyusutan adalah suatu alat dalam alokasi biaya, yaitu sebagai proses dalam
mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan
rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva
tersebut.
173