Anda di halaman 1dari 14

P 16 Depresiasi

di edit dari berbagai sumber dari internet

gSuhardjito
Depresiasi atau penyusutan dapat diartikan sebagai suatu hal yang dapat
mengubah biaya asli dari aset tetap (fixed assets).

Contohnya seperti, gedung pabrik, alat-alat kerja dan mesin produksi menjadi
beban selama masa manfaat yang diharapkan dari aset tetap tersebut.

Depresiasi biasanya akan mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan karena


akumulasi penyusutan untuk setiap aset dapat mengurangi nilai buku pada neraca.

Beban penyusutan ini akan mempengaruhi laba bersih, karena akan dianggap
sebagai beban biaya atau pengeluaran dalam laporan keuangan.

Hal ini dapat pula disebut sebagai penyusutan metode garis lurus. Untuk
menghitungnya, penyusutan garis lurus menggunakan rumus tertentu.
Karakteristik dari Depresiasi
Depresiasi memiliki 5 karakteristik yang diantaranya:

Depresiasi adalah sebuah penurunan dari nilai aset tetap. Penurunan ini
bersifat permanen. Setelah dikurangi, itu tidak dapat dikembalikan ke
nilai aslinya.
Penyusutan atau depresiasi ini merupakan sebuah proses bertahap dan
berkesinambungan yang berkurangnya nilai aset, baik dengan
penggunaan aset maupun karena berakhirnya waktu
Penyusutan bukanlah sebuah proses penilaian aset tetapi adalah proses
mengalokasikan biaya suatu aset untuk mengefektifkan masa
penggunaannya
Depresiasi dapat mengurangi nilai buku dan bukan nilai pasar aset
Depresiasi ini digunakan hanya untuk aktiva tetap yang berwujud saja.
Artinya depresiasi tidak dapat digunakan untuk aset yang tidak berwujud.
Secara umum ada beberapa alasan dilakukannya perhitungan depresiasi
ini, yaitu:

1. Untuk menyediakan dana pengembalian modal yang telah diinvestasikan dalam


kekayaan fisik, dana ini sifatnya sebagai saving untuk menjamin kontinuitas/
keberlanjutan usaha bila mesin habis masa pakainya dan perlu diganti dengan
yang baru. Secara teoritis dana depresiasi yang telah disimpan sebelumnya dapat
dibayarkan untuk pembelian mesin baru

2. Untuk memungkinkan adanya biaya penyusutan yang dibebankan


pada biaya produksi atau jasa yang dihasilkan dari penggunaan aset

3. Sebagai dasar pengurangan pembayaran pajak-pajak pendapat/


usaha yang harus dibayarkan
Methode
Depresiasi
1. Metode Rata-Rata
a. Metode Garis Lurus (straight line method)
b. Metode Unit Aktivitas (Unit of Activity Method)

2. Metode Menurun
a. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit)
b. Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
c. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode ini, beban penyusutan sebuah aset akan memiliki nilai yang sama besar di
setiap periodenya. Sehingga, jika dibutkan grafik untuk nilai penyusutan, akan
membentuk garis lurus, karena itulah metode ini disebut dengan metode garis
lurus.

r = (C-S)/n

r = beban depresiasi per periode


C = harga perolehan
S = nilai sisa
n = jumlah periode/masa maanfaat
Metode Unit Aktivitas
Metode unit aktivitas, penyusutan dihitung berdasarkan unit aktivitas dari
aset tersebut. Sehingga, untuk menentukan besarnya beban penyusutan, kita
terlebih dahulu harus mengitung besarnya beban penyusutan perunit (r) dengan
menggunakan persamaan

r = (C-S)/n

r = beban depresiasi per periode


C = harga perolehan
S = nilai sisa
n = total estimasi unit aktivitas

Untuk menghitung beban suatu


periode dapat dihitung dengan mengalikan jumlah unit aktivitas periode tersebut
dengan nilai r.
Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit)
Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, semakin lama beban
penyusutan akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh penggunaan fraksi yang
semakin kecil dari tahun ke tahun dalam menghitung nilai penyusutan. Dalam
fraksi tersebut yang menjadi pembilang adalah sisa masa manfaat, dan jumlah
angka tahun sebagai penyebut. Perhitungan penyusutan setiap periode adalah
dengan mengalikan fraksi dengan (C – S ), berikut merupakan persamaan untuk
menetukan besarnya penyusutan pada setiap periode:

r = sisa masa manfaat x (S-C) dimana = beban depresiasi per periode


(n(n+1))/2 C = harga perolehan
S = nilai sisa
n = jumlah periode/masa maanfaat
Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
Dengan menggunakan metode saldo menurun, semakin lama beban
penyusutan akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh penggunaan nilai
buku dalam menghitung besarnya penyusutan pertahun. Besarnya
penyusutan per tahun, didapat dengan mengalikan fixed annual rate dengan
nilai buku sebuah aset.

r = fixed annual rate x nilai buku

r = beban depresiasi per periode


C = harga perolehan
S = nilai sisan = jumlah periode/masa maanfaat
nilai buku = nilai perolehan – akumulasi depresiasi
Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Perhitungan besar penyusutan menggunakan metode saldo menurun
ganda pada dasarnya sama dengan metode saldo menurun. Perbedaannya
hanya terletak pada annual rate. Pada metode saldo menurun ganda,
annual rate didapat dengan membagi 100% dengan masa manfaat

r = fixed annual rate x nilai buku

fixed annual rate = (100%/masa manfaat) x 2

r = beban depresiasi per periode


C = harga perolehan
S = nilai sisa
n = jumlah periode/masa maanfaat
nilai buku = nilai perolehan – akumulasi depresiasi
thx
daily assesment
Quiz
Click the Quiz button to edit this object

Anda mungkin juga menyukai