PNEUMONIA
Disusun Oleh
Isabella J Borolla
(2021-84-004)
Pembimbing
dr. Rizki Ayu Rizal, Sp.A
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
Pneumoni ”. Laporan Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Anak. Penyusunan Laporan
Kasus ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bantuan, bimbingan, dan
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
dr. Rizki Ayu Rizal Sp.A, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu,
pikiran, dan tenaga untuk membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kasus ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi perbaikan penulisan Laporan Kasus ini kedepannya. Semoga
laporan Laporan Kasus dapat memberikan manfaat ilmiah bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. A. B
Umur : 2 hari
B. ANAMNESIS
pasien juga mengeluhkan demam 2 hari SMRS, dan sejak usia 2 bulan
sebelumnya.
b. Riwayat Persalinan
Pasien lahir secara SC. Pasien lahir sesuai usia kehamilan. Berat
c. Riwayat Nutrisi
d. Riwayat Imunisasi
Imunisasi lengkap.
Pasien tinggal dengan kedua orang tua pasien. Ibu pasien merupakan
1. Status Antropometri
a. BB sekarang : 3050 gram
b. TB sekarang : 49 cm
3. Tanda Vital
d. Respirasi : 48 x/m
a) Kepala
• Bentuk: Normocephal
b) Leher
c) Thorax
• Jantung
: BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3
WBC 15,3 4.0 – 10.0 x 10 /µL
6
RBC 4,34 4.3 – 5.6 x 10 /µL
3
PLT 327 150 – 350 x 10 /µL
Tampak bercak infiltrate pada lapangan atas dan tengah pada pulmo kanan
Tulang-tulang intak
E. RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 9 bulan diantar ibunya ke IGD dengan
Nafsu makan dan minum baik. BAB dan BAK baik. Riwayat kontak
136x/menit dan saturasi oksigen 98% dengan nasal kanul 0,5 lpm.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bibir tampak kering, pada paru
terdengar bunyi rhonki pada kedua lapang paru, dan perut tampak
F. DIAGNOSIS KERJA
Pneumonia
G. DIAGNOSIS BANDING
− Pneumonia
− Asma
H. TATALAKSANA
H. PROGNOSIS
− Ad Vitam : bonam
− Ad Functionam : dubia ad bonam
− Ad Sanationam : dubia ad bonam
I. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
06/06/23 Muntah (+) KU : TSS Kebutuhan cairan
HP+1 Napas Kesadaran : compos Pneumonia per hari
berbunyi(+) mentis 80ml/Kgbb/hari
Demam (-) HR: 125x/menit = 80x2,9kg =
BAB (+) BAK RR: 56x/menit 232cc/hari
(+) SpO2: 96% NC 0,5 Lpm = 12x19 cc via
T: 36,2OC OGT
IFVD D5% ½ NS
Status Generalis: 1 tpm
Kepala: Normocephal Inj. Ampicilin 14
Mata: CA(-/-), SI (-/-), mg/12 jam/iv
cekung (-/-) Inj. Gentamycin
Telinga: othore (-/-) 140 mg/24 jam/iv
Hidung: rhinore (-/-)
Mulut: sianosis (-), bibir
kering (-), lidah kotor (-)
Leher: pembesaran KGB
(-)
Tenggorokan: SDE
Thorax: retraksi (-)
Pulmo: BN: vesikuler
(+/+), wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Cor: BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+)NT
(-), hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Ekstremitas: akral
hangat, CRT <3 detik
Tanggal S O A P
07/06/23 Muntah (-) KU : TSS Kebutuhan cairan
HP+2 Napas Kesadaran : compos Pneumonia per hari
berbunyi(+) mentis 90ml/Kgbb/hari
Demam (-) HR: 128x/menit = 80x3,0kg =
BAB (+) BAK RR: 48x/menit 270cc/hari
(+) SpO2: 98% NC 0,5 Lpm = 12x22 cc via
T: 36,0OC OGT
IFVD D5% ½ NS
Status Generalis: 1 tpm
Kepala: Normocephal Inj. Ampicilin 14
Mata: CA(-/-), SI (-/-), mg/12 jam/iv
cekung (-/-) Inj. Gentamycin
Telinga: othore (-/-) 140 mg/24 jam/iv
Hidung: rhinore (-/-)
Mulut: sianosis (-), bibir
kering (-), lidah kotor (-)
Leher: pembesaran KGB
(-)
Tenggorokan: SDE
Thorax: retraksi (-)
Pulmo: BN: vesikuler
(+/+), wheezing (-/-),
rhonki (++)
Cor: BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+)NT
(-), hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Ekstremitas: akral
hangat, CRT <3 detik
Tanggal S O A P
08/06/23 Muntah (-) KU : TSS Kebutuhan cairan
HP+3 Napas Kesadaran : compos Pneumonia per hari
berbunyi(+) mentis 120ml/Kgbb/hari
Demam (-) HR: 127x/menit = 120x2,9kg =
BAB (+) BAK (+) RR: 48x/menit 348cc/hari
SpO2: 99% room air = 12x22cc
T: 36,3OC IFVD D5% ½ NS
1 tpm
Status Generalis: Inj. Ampicilin 14
Status Generalis: mg/12 jam/iv
Kepala: Normocephal Inj. Gentamycin
Mata: CA(-/-), SI (-/-), 140 mg/24 jam/iv
cekung (-/-)
Telinga: othore (-/-)
Hidung: rhinore (-/-)
Mulut: sianosis (-), bibir
kering (-), lidah kotor (-)
Leher: pembesaran KGB
(-)
Tenggorokan: SDE
Thorax: retraksi (-)
Pulmo: BN: vesikuler
(+/+), wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Cor: BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+)NT
(-), hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Ekstremitas: akral
hangat, CRT <3 detik
Tanggal S O A P
09/06/23 Batuk berlendir KU : TSS Kebutuhan cairan
HP+4 Gatal pada Kesadaran : compos Pneumonia per hari
seluruh tubuh mentis 160ml/Kgbb/hari
Makan dan HR: 140x/menit = 160x3,0kg =
minum baik RR: 40x/menit 494cc/hari
BAB dan BAK SpO2: 96% room air = 12x41cc
baik T: 36,2OC IFVD D5% ½ NS
1 tpm
Status Generalis: Inj. Ampicilin 14
Status Generalis: mg/12 jam/iv
Kepala: Normocephal Inj. Gentamycin
Mata: CA(-/-), SI (-/-), 140 mg/24 jam/iv
cekung (-/-)
Telinga: othore (-/-)
Hidung: rhinore (-/-)
Mulut: sianosis (-), bibir
kering (-), lidah kotor (-)
Leher: pembesaran KGB
(-)
Tenggorokan: SDE
Thorax: retraksi (-)
Pulmo: BN: vesikuler
(+/+), wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Cor: BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+)NT
(-), hepatomegali (-)
splenomegali (-)
Ekstremitas: akral
hangat, CRT <3 detik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PNEUMONIA
A. Definisi
I. Definisi
Penyakit pneumonia pada balita merupakan salah satu masalah
Kesehatan yang belum dapat terselesaikan di Indonesia. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) pneumonia adalah
infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru(alveoli).Pneumonia adalah
radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Pneumonia
adalah manifestasi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang paling
berat karena dapat menyebabkan kematian. Penyebab pneumonia adalah
bakteri, virus, ataupun jamur (IDAI 2017).3
Menurut WHO (2006) pneumonia adalah bentuk inflamasi pada daerah
saluran pernapasan, sedangkan menurut Buku Saku Kesehatan Anak
Indonesia (2007) pneumonia ini merupakan penyakit yang disebabkan
oleh viru, bakteri, atau jamur dan biasanya akan sulit menentukan secara
spesifik melalui gambaran klinis atau gambaran foto rontgen thorax. 4
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pneumonia adalah salah satu infeksi saluran pernafasan yang
bersifat secara akut yang secara spesifik merupakan peradangan pada
parenkim paru yang lebih sering terjadi pada bayi dan awal masa kanak-
kanak.
II. Epidemiologi
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang merupakan penyebab utama
kematian pada balita di dunia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 melaporkan bahwa kematian balita di Indonesia mencapai 15,5%.2
Pada profil Kesehatan Republik Indonesia data tahun 2017 didapatkan
angka insiden pneumonia di Indonesia sebesar 20,54 per 1000 balita..
Pada tahun 2013 ditemukan kasus pneumonia balita sebanyak 571.547
kasus. Kasus tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi
657.490 kasus. Penurunan angka kasus terjadi pada tahun 2015 dengan
besaran 554.650 kasus. Namun, pada tahun 2016 kembali mengalami
peningkatan hingga terbanyak 568.146 kasus dan menurun pada tahun
2017 sebesar 511.434 kasus.2,3
Basil yang masuk bersama secret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi
peradangan berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk
antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan
leukosit yang lain melalui psedopodosis sistoplasmik mengelilingi bakteri tersebut
kemudian terjadi proses fagositosis. Pada waktu terjadi perlwanan antara host dan
bakteri, maka akan tampak empat zona pada daerah pasitik, yaitu : (1) zona luar
(edema) : alveoli yang terisi dengan bakteri dan cairan edema; (2) zona permulaan
konsolidasi (red hepatization) : terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah
merah; (3) zona konsolidasi yang luas (grey hepatization) : daerah tempat terjadi
fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak; (4) zona resolusi E : daerah
tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan alveolar
makrofag.14,15
d. Pemeriksaan Radiologis
Konvensional
Peran foto thorax dapat dijadikan alat screening untuk deteksi
infiltrate atau untuk monitoring respon terhadap terapi. Peran lain
dari foto thorax dada untuk meningkatkan kemampuan untuk
menilai keparahan penyakit, untuk mendeteksi komplikasi
(kavitas, menentukan abses, pneumothoraks, dan efusi pleura), dan
untuk mendeteksi diagnosis tambahan. Dalam kebanyakan kasus,
hampir semua dapat teridentifikasi lewat foto thoraks.Temuan
radiografi yang umum seperti konsolidasi segmental atau lobar dan
penyakit paru intertsisial.10
Pneumonia atipikal (mycoplasma) : disebabkan oleh
Mycoplasma pneumoniae, karena peradangan asing terbatas pada
intertsisium paru dan septa interlobular.Aerasi paru meningkat
secara signifikan secara bilateral. Ada penebalan dinding bronkus
yang ditandai di sebelah kanan dan kiri di zona peri-hilar yang
meluas ke dasar paru sesuai dengan penyakit inflamasi saluran
napas bagian bawah. Terdapat kekeruhan paru-paru yang tidak
segmental pada lobus bawah secara bilateral (lobus kanan bawah
posterior segmen basal) ; segmen basal anterior lobus kiri
bawah; segmen medial lobus kanan tengah.10
Round pneumonia :
Jenis pneumonia yang biasanya hanya terlihat pada pasien anak.
Dapat terlihat dengan jelas, kekeruhan bulat yang mewakili daerah
konsolidasi yang terinfeksi. Round pneumonia berbentuk
kebulatan dan memiliki opasitas parenkim terbatas, cenderung
memiliki margin yang tidak teratur. Paling sering terjadi pada
segmen superior lobus bawah dan pada sebagian besar kasus
(98%), dan soliter.Tampak kekeruhan berbentuk bulat berdekatan
dengan hilus kanan. Tampak air bronchogram melintasi lesi.Hal
ini merupakan tanda khas pada round pneumonia.11
Gambar VI.2 Foto Thoraks Gambaran Round Pneumonia29
Kavitas Pneumonia :
komplikasi yang dapat terjadi dengan pneumonia nekrotikans yang
parah.Merupakan komplikasi pneumonia, baik pada kasus anak
ataupun kasus dewasa.pada foto thoraks tampak kekeruhan
lengkap pada hemithoraks kiri dengan banyak lusensi kecil
diseluruh. Tidak tampak pergeseran mediastinum. Temuan khas
pneumonia kavitas akibat infeksi bacterial.11
IX. Pendekatan Pneumonia dan Kriteria Rawat Inap pada Pasien Anak
Ada beberapa kriteria indikasi anak dengan pneumonia dianjurkan
untuk dirawat inap di rumah sakit yang dikeluarkan oleh American
Academy of Pediatrics pada tahun 2020, yaitu :5,6
Hipoksia (saturasi oksigen <90%-92%)
Bayi < 3-6 bulan dengan kecurigaan infeksi bakteri (termasuk
etiologi akibat Chlamydia trachomatis yang justru terlihat
asimptomatik pada bayi)
Takipnea :
bayi <12 bulan : nafas >70 kali/menit
Anak : nafas >50 kali/menit
Distress pernafasan : apnea, grunting, sulit bernafas, dan anak
menjadi sulit makan dan minum
Menunjukkan tanda dehidrasi
Capillary Refill Time > 2 detik
Bayi dan anak dengan infeksi dengan Streptococcus grup A
Memiliki penyakit komorbid/Riwayat kongenital :
penyakit kardiovaskuler,sindrom genetik,gangguan
neurokognitif
yang mungkin akan diperburuk dengan adanya pneumonia
(sindrom metabolik)
anak/bayi dengan keadaan immunocompromised, sickle cell
disease
Komplikasi pneumonia (empyema)
Mengalami gagal terapi/tidak berespon dalam waktu 48-72 jam
Tidak mendapat pengawasan pada saat dirumah (orangtua
pekerja,tidak memiliki caregiver)
X. Tatalaksana
Tabel IX.1 Regimen Antibiotik Empirik25
Outpatient Inpatient
1. First line : 1. First line :
Anak usia sekolah :Amoxicillin Ampicillin
Remaja : Azithromycin Cephalosporin + Azithromycin
2. Second line (usia Remaja) 2. Second line :
Macrolide atau doxycycline Vancomycin
Fluoroquinolones (levofloxacin, Clindamycin
moxifloxacin) : dapat juga digunakan Linezolid
untuk usia remaja atau usia lebih yang
memiliki reaksi hipersensitivitas tipe 1
terhadap antibiotic golongan beta-laktam
XI. Komplikasi
XII. Prognosis
awal diagnosis dan dievaluasi secara berkala pasien akan sembuh tanpa
ventilator.12
oleh tenaga medis (dokter dan perawat) setiap 3 jam dalam 1 kali per hari.
Jika tidak ada komplikasi, dalam 2 hari akan tampak adanya perbaikan
klinis (bernafas tidak cepat, tidak adanya tarikan dinding dada,tidak ada
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia merupakan salah satu bentuk infeksi pernafasan yang bersifat secara
akut dan secara spesifik merupakan peradangan pada parenkim paru yang lebih sering
didalam tubuh bayi dan anak khususnya yang berusia dibawah lima tahun, ialah
antibiotik.1,2,3
penyebab kematian pada anak usia dibawah lima tahun dan bahkan memberikan 16%
dari seluruh kematian anak, serta diperkirakan jumlah kasus kematian mencapai
mukosa, sehingga nantinya akan menyebabkan manifestasi klinis baik yang ringan
menyebabkan distress pernafasan pada anak.Oleh sebab itu dibutuhkan evaluasi dini
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang bersifat menyeluruh, dan pemeriksaan
Perlu diperhatikan adanya indikasi untuk bayi atau anak dirawat dirumah sakit dan
Intensive Care Unit (ICU) apabila anak sudah masuk kedalam pneumonia berat.
Prognosis pneumonia pada anak secara umum kearah baik, apabila tenaga medis
dapat mengevaluasi dan membuat diagnosis awal sehingga anak akan mendapatkan
pengobatan lebih cepat sehingga mencegah anak untuk masuk kedalam kondisi gawat
DAFTAR PUSTAKA