Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER HIPERBARIK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Terapi Komplementer

Dosen Pengampu:
Hammad, Ns, M. Kep

Disusun Oleh :
Muhammad Riza Rahmadi P07120117065
Muhammad Rodi Maulana P07120117066
Purnama Sari P07120117073
Rahayu Eka Ramadhanie P07120117074
Raudatul Aulia P07120117075
Retno Anitasari P07120117076
Rezky Rahmadayanti P07120117077
Riska Dwi Indriyanti P07120117079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat dan rahmat-Nyalah makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Terapi Komplementer
Hiperbarik”. Kami sebagai Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen Terapi Komplementer yang telah telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun kami juga menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan. Kami sebagai Penyusun selalu menerima saran dan kritiknya. Kami
ucapkan terima kasih.

Banjarbaru, Februari 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumursan masalah..........................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Hiperbarik.........................................................3


B. Sejarah Hiperbarik..........................................................................3
C. Fungsi Perawatan HBO (Hyperbarik Oxygen Teraphy)................5
D. Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik...............................................5
E. Syarat-syarat dalam menjalani HBO..............................................6
F. Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik...............................................7
G. Kontraindikasi penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................9
B. Saran...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi medis di bidang kedokteran, yang
memiliki dasar keilmuan kedokteran (Evident Base Medicine) dan telah
terbukti secara klinis dengan cara menghirup oksigen murni didalam suatu
ruangan bertekanan tinggi.
Oksigen adalah suatu gas yang merupakan unsur vital dalam proses
metabolisme seluruh sel tubuh. Adanya kekurangan oksigen, dapat
menyebabkan kematian jaringan dan mengancam kehidupan seseorang. Selain
dalam proses pernafasan dan metabolisme, oksigen juga memiliki peran dalam
pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan sehingga pemberian oksigen
yang tepat dapat membantu dalam proses penyembuhan luka maupun dalam
proses anti penuaan. Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) merupakan suatu
bentuk terapi dengan cara memberikan 100% oksigen kepada pasien dalam
suatu hyperbaric chamber yaitu suatu ruangan yang memiliki tekanan lebih
dari udara atmosfir normal (1 atm atau 760 mmHg). Dalam kondisi tekanan
udara yang tinggi, normal, menyebabkan jumlah oksigen yang dibawa oleh sel
darah merah meningkat hingga 400% dibandingkan saat kondisi normal.
Metode HBOT sudah ditemukan oleh Behnke (1930) untuk mengatasi
penyakit Decompresion Syndrome, yaitu penyakit yang sering dialami
penyelam atau pekerja tambang bawah tanah akibat penurunan tekanan darah
saat naik ke permukaan secara mendadak.
Di Indonesia fasilitas HBOT telah tersedia di RS PT Arun Aceh, RSAL dr.
Midyatos Tanjung Pinang, RSAL dr.Mintohardjo Jakarta , RS.Omni Jakarta,
RS Pertamina Cilacap, RSAL Halong Ambarawa, RSP Balikpapan, RSU
Makasar, RSU Manado, Lakesia TNI AL Surabaya, RSU Sanglah Denpasar,
RSAL Halong Ambon, dan RS Petromer Sorong.
Dasar terapi hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori
Toricelli ini yang mendasari terapi HBOT,dimana digunakan untuk
menentukan tekanan udara 1 atm adalah 760 mmHg. Kandungan komposisi

1
unsur-unsur udara yang terkandung di alam. Terapi HBOT menggunakan
unsur media nafas Oksigen (O2) murni atau 100 persen. Terapi HBOT ini juga
berdasarkan teori fisika dasar dari hukum-hukum Dalton, Boyle, Charles dan
Henry. Terapi hiperbarik sangat membantu masyarakat dalam pemulihan
penyakit diabetes,penyakit dalam, dann penyembuahan luka.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Terapi Oksigen Hiperbarik?
2. Bagaimana sejarah dari Hiperbarik?
3. Apa Fungsi perawatan HBOT (Hiperbalic Oxygen Therapy)?
4. Apa Manfaat dari Penggunaan Hiperbarik?
5. Apa saja syarat-syarat Penanganan HBO?
6. Apa saja Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik?
7. Apa saja Kontraindikasi Penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Terapi Oksigen Hiperbarik
2. Untuk mengetahui Sejarah dari Hiperbarik
3. Untuk mengetahui Fungsi Perawatan HBOT (Hiperbalic Oxygen
Theraphy)
4. Untuk mengetahui Manfaat dari Penggunakan Hiperbarik
5. Untuk mengetahui Syarat-Syarat Penanganan HBO
6. Untuk mengetahui Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik
7. Untuk mengetahui Kontraindikasi penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Hiperbarik

Hiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah


chamber atau ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer.
Pasien berada di dalam chamber selama beberapa jam untuk menghirup
oksigen murni. Pasien diberikan 3x30 menit untuk menghirup oksigen.
Awalnya terapi hiperbarik ini hanya dilakukan oleh penyelam dan digunakan
oleh angkatan laut. Saat ini terapi hiperbarik sudah dilakukan untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit lain, seperti luka bakar, kanker,
diabetes, tetanus, stroke, dan lain-lain. Terapi hiperbarik juga digunakan
untuk kebugaran, kecantikan dan keperkasaan.
Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi medis di bidang kedokteran,
yang memiliki dasar keilmuan kedokteran (Evident Base Medicine) dan telah
terbukti secara klinis dengan cara menghirup oksigen murni didalam suatu
ruangan bertekanan tinggi.

B. Sejarah Hiperbarik
Sejak tahun 1662 waktu Dr. Henshaw (Inggris) menciptakan
Domicilium, suatu prototype dari Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT),
untuk meneliti kegunaan tekanan tinggi pada penyembuhan kasus-kasus
klinis, yang kemudian ternyata gagal karena tidak ditemukannya dasar ilmiah
yang tepat. Lalu pada tahun 1771 ketika Joseph Priestley (Inggris)
menemukan oksigen dan tahun 1780 Dr. Thomas Beddoes (Inggris)

3
menggabungkan keduanya dengan menyatakan / mendemonstrasikan bahwa
pernafasan dengan udara yang kaya akan oksigen dapat menyembuhkan
berbagai penyakit dan minta tolong kepada James Watt (Inggris) penemu
mesin uap untuk merancang suatu RUBT baginya. Sesudah itu RUBT
mengalami pasang surut dalam dunia kedokteran dan hingga sekarang ini
sudah ada lebih dari 60 macam kasus klinis yang pernah dilaporkan berhasil
dibantu penyembuhannya oleh RUBT.

Versi dahulu Versi sekarang


Tahun 1834 Junod (Perancis) memasukkan pasien-pasiennya ke dalam
RUBT bertekanan 4 atmosfer dan merasakan nyaman di sana. Junod
menerangkan ini sebagai akibat perbaikan aliran darah otak dan alat-alat
dalam.
Tahun 1837 Pravaz (Perancis) membuat RUBT dengan kapasitas 12 orang
dan ia menulis hasil-hasil RUBT dalam Bulletin of the Academic of Medicine
(Paris). Selanjutnya RUBT maju pesat di Eropa Barat. Tahun 1860 dibuat
RUBT pertama di benua Amerika, yaitu di Otawa (Kanada).
Tahun 1870 Fontaine membuat RUBT beroda yang dapat ditarik
kemana-mana dan di dalamnya ia melakukan tindakan-tindakan pembedahan.
Ia merupakan orang pertama yang melakukan operasi di dalam RUBT.
Tahun 1880 Paul Bert mengemukakan penelitiannya tentang keracunan
oksigen (the Paul Bert’s effect). Tahun 1918 J. Cunningham di Kansas City,
AS, berhasil menolong pasien dengan influenza berat (waktu itu berjangkit
wabah influenza di AS). Ia begitu aktif di dalam RUBT dan terus
membangun RUBT baru. RUBTnya yang kedua dapat diisi 72 orang dan
yang ketiga berupa suatu rumah sakit tingkat lima dari bola besi seluruhnya
bertekanan tinggi. Sayang rumah sakit ini gagal dijalankan. Ia menggunakan

4
RUBT untuk terapi penyakit paru-paru menahun, sifilis (era prapenisilin),
hipertensi, arthritis, penyakit jantung, demam rematik akut dan penyakit
kencing manis. Tahun 1930 Edgar End (Milwauke, AS) meneliti problematik
penyelaman.

C. Fungsi Perawatan HBO (Hyperbarik Oxygen Teraphy)


1. Pada Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh,
bahkan pada aliran darah yang berkurang.
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan
aliran darah pada sirkulasi yang berkurang.
3. Menyebabkan pelebaran arteri rebound sehingga meningkatkan diameter
pembuluh darah, dibanding pada permulaan terapi.
4. Merangsang fungsi adaptif pada peningkatan superoxido dismutase
(SOD), merupakan salah satu anti oksidan dalam tubuh untuk pertahanan
terhadap radikal bebas dan bertujuan mengatasi infeksi dengan
meningkatkan kerja sel darah putih sebagai anti biotik pembunuh kuman.

D. Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik


1. Kelainan atau penyakit penyelaman
Terapi HBO digunakan untuk kelainan atau penyakit penyelaman seperti
dekompresi, emboli gas dan keracunan gas.
2. Luka penderita kencing manis
Luka pada penderita kencing manis merupakan salah satu komplikasi
yang paling ditakuti karena sulit disembuhkan. Paling sering terjadi pada
kaki dan disebabkan oleh bakteri anaerob. Pemberian terapi HBO dapat
membunuh bakteri tersebut dan mempercepat penyembuhan luka.
3. Sudden Deafness
Sudden Deafness adalah penyakit tiba-tiba tuli atau tidak mendengar, hal
ini bisa terjadi karena infeksi (panas terlebih dahulu), bunyi-bunyian
yang keras atau penyebab lain yang tidak diketahui. Dengan melakukan
terapi hiperbarik oksigen dapat segera sembuh atau terhindar dari tuli
permanen.

5
4. Manfaat Lain dari Terapi Hiperbarik Oksigen
a. Keracunan gas CO2.
b. Cangkokan kulit.
c. Osteomyelitis.
d. Ujung amputasi yang tidak sembuh.
e. Rehabilitasi paska stroke.
f. Radionokrosis.
g. Meningkatkan motilitas sperma pada kasus infertilitas.
h. Alergi.

E. Syarat-syarat dalam menjalani HBO


1. Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan
tidak adanya kontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik.
2. Setelah itu pasien terlebih dahulu akan diminta untuk berhenti
menggunakan kosmetik atau produk perawatan pribadi dengan bahan
yang mudah terbakar. Produk-produk tersebut umumnya menggunakan
bahan hidrokarbon sebagai komposisi utama, yang berisiko terbakar
akibat bereaksi dengan oksigen. Selain itu, untuk menghindari terjadinya
risiko kebakaran, petugas akan meminta pasien untuk tidak membawa
benda-benda yang dapat memicu kebakaran, seperti pemantik api atau
baterai.
3. Setelah dipastikan bahwa tidak ada benda atau bahan mudah terbakar di
ruang hiperbarik, petugas akan meninggalkan pasien di ruangan
hiperbarik dan mulai menaikkan tekanan udara ruang hiperbarik secara
perlahan hingga mencapai tekanan yang diperlukan. Selama prosedur
terapi hiperbarik, pasien akan merasakan adanya penekanan pada
gendang telinga akibat peningkatan tekanan udara di ruang hiperbarik.
Untuk meredakan rasa tertekan pada gendang telinga, pasien dapat
menguap atau menelan ludah sehingga dapat membantu menyamakan
tekanan udara di bagian dalam telinga.

6
4. Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi
mengingat terdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan
keracunan oksigen misalnya obat-obatan jenis steroid dan kemoterapi.
5. Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan yang menyerupai kapal selam
yang berukuran kecil selama 2 jam sehingga penting sekali untuk
memastikan pasien tidak memiliki phobia terhadap ruangan sempit.
6. Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut
masuk ke dalam ruangan hiperbarik.

F. Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik


Terapi oksigen hiperbarik dapat direkomendasikan pada pasien yang
mengalami kondisi atau penyakit seperti:
1. Penyakit dekompresi. Penyakit dekompresi merupakan kondisi yang
terjadi pada saat aliran darah di dalam tubuh terhambat, dikarenakan
perubahan tekanan udara. Perubahan tekanan ini dapat terjadi akibat
penerbangan, menyelam, atau hal lain yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tekanan udara secara drastis. Perubahan tekanan udara di luar
tubuh yang tiba-tiba dapat menyebabkan timbulnya gelembung udara di
dalam pembuluh darah atau emboli Terapi oksigen hiperbarik dapat
mengecilkan gelembung di dalam pembuluh darah akibat perubahan
tekanan.
2. Keracunan karbon monoksida. Keracunan karbon monoksida dapat terjadi
ketika seseorang mengirup gas karbon monoksida yang menyebabkan
penyerapan oksigen oleh darah terganggu. Terapi oksigen hiperbarik dapat
mengatasi kondisi ini dengan cara menghilangkan karbon monoksida dari
dalam darah dengan pemberian oksigen murni bertekanan tinggi.
3. Penyembuhan luka yang sulit pulih. Pada kondisi normal, luka dapat
sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi pada kondisi tertentu, luka sulit
untuk sembuh dan menutup kembali, misalnya luka kronis pada penderita
diabetes atau ulkus dekubitus. Kondisi-kondisi tersebut mengurangi suplai
oksigen ke jaringan di sekitar luka, sementara jaringan yang berperan
menutup luka seringkali membutuhkan banyak oksigen. Terapi oksigen

7
hiperbarik dapat membantu menyembuhkan luka-luka tersebut dengan
cara menyediakan oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi, sehingga
kebutuhan oksigen di jaringan luka dapat terpenuhi.
4. Pemulihan cangkok kulit. Cangkok kulit pada pasien yang tidak memiliki
gangguan peredaran darah dapat menyatu dengan baik. Akan tetapi, jika
pasien yang menerima cangkok kulit menderita gangguan peredaran darah
seperti pada diabetes, penyatuan cangkok kulit dengan kulit pasien dapat
mengalami masalah. Terapi oksigen hiperbarik dapat membantu penyatuan
cangkok kulit pada pasien penderita gangguan peredaran darah, dengan
menjaga suplai oksigen ke daerah yang mendapatkan cangkok kulit,
sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan baik.
5. Infeksi jaringan lunak yang mengalami nekrosis (kematian
jaringan). Infeksi jaringan lunak umumnya disebabkan oleh bakteri. Terapi
oksigen hiperbarik dapat membantu penyembuhan infeksi jaringan lunak
dengan mempercepat kematian bakteri, terutama bakteri anaerobik yang
hidup pada kondisi rendah oksigen, melalui pemberian suplai oksigen
berlebih ke jaringan yang mengalami infeksi. Oksigen berlebih di dalam
darah juga dapat membantu jaringan untuk beregenerasi dan mempercepat
penyembuhan luka.
Selain kondisi di atas, terapi oksigen hiperbarik juga digunakan pada keadaan
cedera remuk serta sindrom kompartemen, emboli udara, cedera organ akibat
radiasi, osteomielitis berulang, luka bakar, anemia, penyumbatan pembuluh
darah mata, dan tuli mendadak. Diskusikan dengan doker mengenai manfaat
menggunakan terapi oksigen hiperbarik untuk kondisi yang dialami, serta
risiko yang dapat timbul.

G. Kontraindikasi penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik


1. Asma
2. Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
3. Fobia akan ruangan tertutup (Klaustrofobia)
4. Kehamilan
5. Demam tinggi

8
6. Kejang
7. Infeksi saluran pernafasan

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah


chamber atau ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer.
Pasien berada di dalam chamber selama beberapa jam untuk menghirup
oksigen murni. Pasien diberikan 3x30 menit untuk menghirup oksigen.
Awalnya terapi hiperbarik ini hanya dilakukan oleh penyelam dan digunakan
oleh angkatan laut. Saat ini terapi hiperbarik sudah dilakukan untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit lain, seperti luka bakar, kanker,
diabetes, tetanus, stroke, dan lain-lain. Indikasi penggunaan dalam terapi
hiperbarik adalah penyakit dekompresi, keracunan karbon monoksida,
penyembuhan luka yg sulit pulih, pemulihan cangkok kulit, Infeksi jaringan
lunak yang mengalami nekrosis.sedangkan kontraindikasi pada pemberian
terapy hiperbarik adalah Asma, Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), Fobia
akan ruangan tertutup (Klaustrofobia) , Kehamilan , Demam tinggi, Kejang
dan Infeksi saluran pernafasan.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan
keterampilan serta mengaplikasikan secara langsung teori-teori yang di dapat
di bangku perkuliahan dan dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam
bidang pendidikan dan praktik keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Howell, et al. (2018). Hyperbaric Oxygen Therapy: Indications,


Contraindications, and Use at a Tertiary Care Center. AORN Journal, 107
(4), pp. 442-453.

Mayo Clinic (2018). Tests and Procedures. Hyperbaric Oxygen Therapy.

Latham, E. Medscape (2017). Hyperbaric Oxygen Therapy.

Nall, R. Healthline (2016). Speeding Healing : Hyperbaric Oxygen (HBO)


Therapy

Kemenkes RI, 2012. Menkes Terima Brevert Kehormatan Kesehatan Penyelaman


dan Hiperbarik. Diakses dari http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20121003/145900/menkes-terima-brevert-kehormatan-kesehatan-
penyelaman-dan-hiperbarik/ pada 13 Februari 2020

iii

Anda mungkin juga menyukai