R
DENGAN PENYAKIT TB PARU DAN EFUSI PLEURA
DI RUANG AL-HAKIM (PARU & PERNAFASAN)
RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
Dosen Pembimbing :
Akhmad Rizani, S.Kp., M.Kes.
Di Susun Oleh :
NIM : P07120117079
BANJARBARU
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.R
DI RUANG AL-HAKIM (PARU & PERNAFASAN) RSUD RATU ZALECHA
MARTAPURA
A. PENGKAJIAN
A. BIODATA
Nama : Tn. R
Usia : 16 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Ruang di rawat : Kelas II alhakim (paru)
No.RM : 40 - XX - XX
Status perkawinan : Belum menikah
Tanggal MRS : 22 Juni 2019
Tanggal pengkajian : 24 Juni 2019
Diagnosa medis : TB Paru on treatment + Efusi Pleura
Alamat : Martapura lama pekauman
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Saat masuk rumah sakit pasien mengeluh sesak nafas, batuk dan
nyeri dada bagian sebelah kiri.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadan Umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Vital sign : TD = 110/75 mmHg
N = 107 x/menit
R = 28 x/menit
S = 36,9ºC
SPO2 = 98 %
c. GCS : 15 (composmentis)
respon buka mata : 4 (spontan)
saat perawat mengucapkan salam pasien membuka mata
spontan dan mata pasin melihat ke arah perawat yang
berbicara kepadanya.
respon verbal : 5 (orientasi baik)
saat pasien di tanya nama, keluhan, dan pertanyaan lain terkait
pengkajian pasien dapat menjawab dengan baik dan jelas
respon motorik : 6 ( sesuai perintah)
saat perawat meminta pasien utuk mengangkat tangan dan kaki
pasien dapat melakukan sesuai perintah
2. Kepala
Setelah di lakukan inspeksi di dapat hasil, kepala kurang bersih ada
ketombe,bau apek, dan rambut berminyak. Keadaan kulit kepala baik
tidak terdapat lesi.
Setelah di lakukan palpasi pada bagian kepala di ketahui bentuk
kepala simetris dan tidak ada nyeri di bagian kepala.
3. Mata
Setelah di lakukan inspeksi di dapat hasil : mata tampak bersih,
tidak ada peradangan, seklera warna putih , pupil isokhor, gerakan bola
mata dapat menggerakan ke 8 arah mata angin, konjungtiva tidak
anemis, reflex kornea bagus. Pasien juga mengatakan jika sehari-hari
tidak memakai alat bantu kaca mata.
4. Hidung
Setelah di lakukan inspeksi di dapat hasil : kondisi hidung
bersih,tidak ada polip,tidak ada peradangan, pasien juga mengatakan
tidak pernah terjadi pendarahan,serta pasien juga dapat membedakan
bau seperti bau busuk dan bau harum.
Setelah di lakukan palpasi di ketahui struktur hidung simetris tidak
ada benjolan.
5. Telinga
Setelah di lakukan inspeksi di dapat hasil : kebersihan teling
bagus,pasien mengatakan tidak pernah keluar cairan dari dalam
telinga,fungsi pendengaran bagus.
Setelah di lakukan palpasi di ketahui struktur telinga simetris tidak
ada benjolan dan tidak ada nyeri.
6. Mulut
Setelah di lakukan inspeksi di dapat hasil : gigi bersih,gigi ada
ompong sebagian, bibir agak kering, lidah kurang bersih, tidak ada
problem menelan, bicara jelas,fungsi pengecap bagus bisa
membedakan asam,manis,asin,pahit. Pasien mengatakan fungsi
mengunyah tidak terganggu.
7. Leher
Setelah di lakukan palpasi di dapat hasil : tidak ada pembesaran
vena jugularis, arteri karotis teraba tidak ada pembesaran tiroid,tidak
ada nyeri leher tidak ada pebesaran limfe
8. Dada
Setelah dilakukan inspeksi di dapat hasil : pengembangan torak
sebelah kiri kurang maksimal , bentuk asimetris, bernapas
menggunakan otot bantu pernapasan , vokal fremitus menurun, pekak
pada perkusi suara nafas. Hasil auskultasi terdengar suara napas
tambahan ( wheezing )
Pasien mengatakan batuk berdahak , pasien mengatakan nyeri dada di
bagian sebelah kiri, nyeri terasa ditusuk-tusuk pada dada , skala nyeri 5
(0-10)
P : Nyeri akibat batuk
Q : Nyeri dada terasa ditusuk-tusuk
R : Di bagian dada sebelah kiri
S : Skala nyeri 5 (0-10)
T : Nyeri muncul ketika batuk
9. Jantung
Setelah di lakukan palpasi dan perkusi di dapat hasil : tidak ada
pembesaran jantung
Setelah di lakukan auskultasi terdengar bunyi jantung s1 dan s2
10. Abdomen
Setelah di lakukan inspeksi di dapat hasil : warna kulit sawo matang
per- mukaan kulit abdomen baik tidak ada lesi.
Setelah di lakukan palpasi pasien mengatakan tidak ada nyeri pada
abdomen.
11. Genetalia
Tidak terpasang alat bantu seperti kateter atau pempers. Pasien
mengatakan tidak ada keluhan pada bagian genetalia.
13. Kulit
Setelah dilakukan inspeksi di dapat hasil : kebersihan kulit cukup
struktur kulit lembab, turgor kembali < 3 detik, warna kulit sawo
matang, tidak ada lesi.
3. Eliminasi
Di rumah : pasien mengatakan frekuensi BAB 1 kali sehari dan BAK 4-
5 kali sehari.
Di RS : pasien mengatakan selama masuk rumah sakit belum ada
BAB Sama sekali dan belum BAK 3-4 kali sehari.
5. Aktifitas
Di rumah : pasien hanya bersekolah dan bermain dengan teman-
temannya, tidak melakukan pekerjaan yang berat.
memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
Di RS : selama berada di RS pasien lebih banyak beristirahat di
ranjang.
6. Psikososial
a. Masalah yang mempengaruhi
Tidak ada faktor sosial atau stress psikologi yang memepengaruhi
penyakit pasien, pasien hanya merasa cemas dan gelisah ketika batuk
dan ingin tidur
e. Interaksi
Interaksi sosial dengan keluarga dan tenaga kesehatan baik.
7. Kebutuhan spiritual
a. Agama yang di anut Islam
b. Kegiatan agama yang di lakukan di RS hanya berdoa dan sholat di
tempat tidur
c. Dampak penyakit terhadap kegiatan spiritual membuat pasien
terganggu dalam beribadah
E. DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM 02 JULI 2019
Kimia Klinik
DAFTAR OBAT
Nama Obat Dosis Waktu pemberian
Antrain 1 ampul 2x1
Ceftazidine 1 ampul 3x1
RL 14tpm
Codein 1 tablet 3 x 20 mg
Panto 1 ampul 2x1
Ketorolac 1 ampul 3x1
ANALISA DATA
DO :
- batuk (+)
- pasien gelisah dan cemas
- Mata lelah
- TTV : TD = 95/55
N = 107 x/menit
R = 28 x/menit
Senin DS :
24 Juni 2019 - pasien mengatakan nyeri dada Agens pencedera Nyeri kronis
sebelah kiri ketika batuk penyakit (biologis)
P : Nyeri akibat batuk infeksi
Q : Nyeri seperti di tusuk
R : Di bagian dada sebelah kiri
S : Skala nyeri 5 (0-10)
T : Nyeri muncul ketika batuk
DO :
-Pasien menunjukan ekspresi wajah
Nyeri
-skala nyeri 5 (0-10)
DS :
Senin - Pasien mengatakan sesak Posisi tubuh yang Ketidak
24 Juni 2019 nafas, nafas terasa pendek menghambat ekspansi efektifan pola
dan cepat paru nafas
- Pasien mengatakan nafas
terasa lebih berat ketika
berbaring terlentang
DO :
- Terdengar suara napas
tambahan ( wheezing )
- Pasien bernapas
menggunakan otot bantu
pernapasan
- Pasien gelisah dan cemas
- Pasien sesak nafas ketika
berbaring
- Pasien lelah
- Pasien bernafas dengan
cuping hidung
R = 28 x/m
N = 107 x/m
Spo2 = 98 %
O2 = K/P
Prioritas masalah :
1. Ketidak nyamanan fisik berhubungan dengan gejala terkait penyakit
2. Nyeri kronis berhubungan dengan agens pencedera biologis ( infeksi )
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh menghambat
ekspansi paru