Disusun Oleh :
BANJARBARU
2020
Kung (khususnya Ji Kung Meditasi) sebagai alternatif saarana /upaya untuk
hidup sehat yang diharapkan bisa mengefektifkan semua organ dalam tubuh kita
secara optimal dengan olah napas dan konsentrasi, sehingga hasil metabolisme tubuh
dan energi penggerak untuk melakukan aktivitas menjadi lebih besar dan berguna
untuk menangkal penyakit.
Secara garis besar ilmu pernapasan Ji Kung Meditasi adalah suatu ilmu yang
mengutamakan napas, relaksasi dan konsentrasi, yang secara khusus mengubah/
membalik sistem pernapasan biasa /dada menjadi sistem pernapasan perut. Ini
dilakukan dengan halus dan lembut penuh
perasaan, untuk mengolah sumber-sumber energi dari alam (C'hi) yang diserap
bersamaan waktu kita bernapas agar terbentuk suatu pusat pemasok energi tubuh (Tan
Dhian) yang kuat. Nantinya berguna untuk mengolah makanan dan minuman dalam
metabolisme tubuh dan menghasilkan energi penggerak dan energi-energi lain yang
lebih besar untuk aktivitas, serta sebagai penangkal dan penyembuh sekiranya ada
organ dalam tubuh kita yang sakit. Bahkan apabila Tan Dhian kita sudah cukup kuat
diharapkan bisa untuk menyembuhkan penyakit orang lain dan tidak jarang bisa
membangkitkan indra keenam kita.
Ilmu pernapasan Ji Kung Meditasi sebagai bagian dari Ilmu Ji Kung (Ilmu pernapasan
Meditasi) yang akan kita bahas ini, terbagi atas beberapa metode / cara sesuai
kebutuhan, kebiasaan dan keadaan kita, yaitu:
* Metode berdiri.
* Metode berjalan.
* Metode tidur telentang dan tidur miring (biasanya dilakukan oleh orang yang sakit
serius).
Beberapa metode di atas mempunyai tujuan yang sama, yakni dalam keadaan tubuh
tenang dan relaks, kita memanfaatkan Chi yang diserap bersamaan dengan irama
pernapasan yang dalam dan lembut penuh perasaan untuk kemudian mengalirkan C'hi
melalui beberapa titik-titik organ dalam tubuh kita. Menurut pengalaman kami,
biasanya akan dibarengi dengan gerakan halus dan lembut secara otomatis untuk
membantu kelancaran sirkulasi C'hi. Ada target yang diharapkan tercapai, yaitu
terciptanya sirkulasi C'hi dalam suatu sirkulasi kecil dan sirkulasi besar.
3. Kendurkan pakaian, agar pernapasan dapat lebih leluasa dan kendurkan seluruh
otot-otot.
5. Latihan di tempat yang sirkulasi udaranya baik. Posisi menghadap utara atau
selatan.
6. Tempat duduk harus kuat dan setinggi kedua telapak kaki dapat menempel pada
lantai.
8. Bagi wanita pada waktu datang bulan, pikiran dipusatkan padaZan-Cung. Jika
keluarnya darah haid kelewat banyak, untuk sementara latihan dihentikan.
9. Tepatkan waktu dan tempat latihan pada setiap hari. Waktu latihan yang ideal
adalah di kala subuh jam 03.00 s.d. jam 05.00.
10. Sebelum latihan, terlebih dahulu buang air kecil / besar, agar tidak mengganggu
jalannya latihan.
11. Waktu untuk tidur dan beristirahat harus cukup; makanlah makanan yang bergizi.
12. Jika dalam latihan tampak halusinasi yang buruk, jangan timbul rasa takut, hadapi
dengan hati yang tenang.
13. Bernapas dengan halus, lembut, rata dan perlahan-lahan, dari napas biasa menjadi
napas panjang.
14. Dalam latihan, jangan sampai ada suara keras yang mengejutkan.
2. Bagi wanita yang hamil lebih dari empat bulan, dilarang melakukan latihan.
3. Jangan melakukan latihan pada waktu perut sangat lapar atau kenyang, atau sehabis
emosi/ marah.
4. Bagi pengidap penyakit akut atau sedang demam, dilarang melakukan latihan.
5. Jangan melakukan latihan sewaktu badan sangat lelah atau pikiran sedang
kacau-balau.
6. Pada waktu hujan deras dan berguntur, jangan melakukan latihan. Kalau sedang
dalam latihan,
1). Melalui relaksasi dan ketenangan dari latihan, memungkinkan otak besar
beristirahat cukup,
sehingga dapat meningkatkan fungsinya, sebab otak sebagai komando tertinggi yang
mengantar segala kejadian di dalam tubuh secara sempurna.
Tujuan dari biofeedback adalah untuk memberikan kendali lebih besar kepada
seseorang atas kondisi tubuh yang tak terkendali agar dapat meningkatkan kualitas
kehidupan dan kesehatan mereka, serta menangani dan mengobati penyakit
tertentu.
Biofeedback berasal dari kata “bio”, yang berarti tubuh, dan “feedback” atau
respon, yang bisa didapatkan ketika tubuh terhubung ke sebuah alat yang
mengawasi tanda-tanda vital seseorang. Dengan alat ini, terapis dan pasien dapat
langsung membaca respon tubuh secara akurat. Alat-alat ini dapat membaca suhu
(suhu tubuh), neurofeedback (aktivitas gelombang otak), dan elektromiografi
(ketegangan otot).
Kesadaran penuh
Pernapasan normal
Visualisasi
Relaksasi otot
Wanita dan pria yang berani menjalani biofeedback dengan alat yang akan
dipasang pada tubuh
Terapi ini juga dapat berguna bagi pasien yang mengalami nyeri, baik nyeri yang
berulang, kronis, atau akut. Hal ini juga berlaku bagi pasien yang telah didiagnosis
menderita fibromialgia atau sindrom kelelahan kronis.
Cara Kerja
Hal pertama harus dilakukan pasien yang ingin mencoba biofeedback untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan kesehatan, atau menangani penyakit tertentu
adalah mencari terapis yang tepat.
Sampai saat ini, belum ada standar proses sertifikasi bagi terapis biofeedback, oleh
karena itu semua orang dapat melakukan terapi ini. Namun, Applied
Psychophysiology and Biofeedback Society sangat menyarankan pasien untuk
mencari seseorang yang telah mendapatkan sertifikat dari Biofeedback Certification
International Alliance (BCIA). Organisasi ini juga dapat membantu pasien mencari
terapis yang ada di daerah tempat tinggal mereka.
Namun biasanya, terapi akan diawali dengan pemasangan alat biofeedback, yang
memiliki banyak bentuk dan fungsi, pada tubuh pasien. Elektroda akan dipasang pada
kulit, yang kemudian akan mendapatkan respon dari tubuh yang akan dibaca oleh alat
biofeedback.
Tergantung pada respon dari tubuh, pertama terapis akan membantu pasien
mengendalikan tanda vital, seperti detak jantung.
Terapi ini dilakukan tiap sesi dan tidak ada batasan jumlah sesi, karena hal tersebut
bergantung pada penyakit yang ditangani atau diobati, respon pasien terhadap terapi,
reaksi alami tubuh terhadap terapi, dan lain-lain. Biasanya, untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan, pasien akan membutuhkan setidaknya delapan sesi dan setiap sesi
berlangsung selama sekitar satu jam.
Terapi biofeedback merupakan terapi yang aman. Terapi ini dapat dijalani oleh anak,
remaja, dan wanita hamil.
Ketiga, hanya ada sangat sedikit bacaan atau buku mengenai terapi ini, sehingga ada
kemungkinan orang tertentu akan meragukan terapi ini. Selain itu, karena pekerjaan
sebagai terapis biofeedback belum memiliki aturan yang sejelas pekerjaan lainnya,
ada kemungkinan pasien akan memilih terapis yang belum
Belum lama ini, ada perusahaan tertentu yang menjual alat biofeedback yang bisa
digunakan di rumah. Walaupun ada beberapa di antaranya yang dapat bekerja, alat
yang lainnya hanyalah produk dari pemasaran yang berlebihan.
Neurofeedback dapat diibaratkan dengan sesi pelatihan untuk otak. Melatih otak agar
berfungsi dan beroperasi pada level maksimal mirip dengan melatih tubuh dengan
beban. Neurofeedback melatih jalur saraf sehingga membuat berbagai wilayah otak
dapat berfungsi lebih baik.
Neurofeedback melatih fungsi otak secara langsung sehingga otak belajar untuk dapat
menjalankan fungsinya dengan lebih baik dan efisien. Kita mengamati aktivitas otak
dari waktu ke waktu dan menunjukkannya kembali ke klien dengan menggunakan
peralatah khusus. Dan kita memberikan reward kepada otak karena mengubah
aktivitasnya menjadi pola yang lebih sesuai seperti yang kita inginkan. Ini adalah
proses belajar yang bersifat bertahap dan berkelanjutan. Neurofeedback juga disebut
sebagai EEG Biofeedback karena berdasar pada aktivitas listrik otak,
electroencephalogram atau EEG.
Neurofeedback mengatasi masalah yang berhubungan dengan disregulasi otak. Hal ini
meliputi antara lain kecemasan, depresi, ADD, ADHD, penyimpangan perilaku,
berbagai masalah yang berhubungan dengan tidur, sakit kepala dan migrain, PMS
(premenstrual syndrome) dan gangguan emosi, dan masih banyak lagi.
Neurofeedback juga bermanfaat untuk simtom yang bersifat organik seperti kejang,
spektrum autisme, dan cerebral palsy.
Kita memasang elektrode ke kulit kepala untuk mengukur aktivitas gelombang otak di
titik-titik tertentu dengan menggunakan EEG (electroencephalograph) yang didesain
khusus untuk keperluan ini. Sinyal yang ditangkap oleh elektrode selanjutnya diproses
dengan komputer yang terhubung dengan software khusus yang memainkan musik,
video, atau game. Klien duduk mendengar musik atau menonton video atau
memainkan game ini. Saat aktivitas otak tidak stabil atau tidak menghasilkan pola
atau frekuensi seperti yang kita inginkan maka musik, video, atau game akan
mengalami interupsi sehingga tidak bisa dinikmati.
Melalui interupsi yang terjadi pada musik, video, atau game otak klien belajar untuk
menghasilkan frekuensi atau pola stabil seperti yang diinginkan sehingga interupsi
berkurang dan berhenti total.
Melalui pelatihan ini, akhirnya, aktivitas gelombang otak “terbentuk” menjadi seperti
yang diinginkan, menjadi lebih teratur. Frekuensi yang menjadi target kita, dan lokasi
spesifik di kepala, di mana kita mengukur gelombang otak, ditentukan oleh masalah
yang ingin kita atasi dan bergantung pada pada kondisi masing-masing klien.
Jika masalah terjadi karena adanya kerusakan pada otak, atau bersifat organik, maka
Neurofeedback hanya dapat membantu agar otak dapat berfungsi lebih baik, dan
bukan menyembuhkan kerusakan otak. Jika masalah timbul karena disregulasi maka
ini bukan penyakit. Yang dibutuhkan untuk mengatasi kondisi disregulasi adalah
self-regulation.
Kami, saat ini, lebih fokus dan concern dengan masalah berikut:
ADD/ADHD
Kejang
Penyimpangan perilaku dan Bipolar
Autisme
Cerebral palsy
Kerusakan otak akibat kecelakaan
Birth trauma
Kami juga dapat membantu mengatasi masalah:
Jika masalah yang diatasi adalah akibat dari disregulasi otak maka jawabannya adalah
ya. Neurofeedack melatih otak untuk belajar dan jika hal ini membuatnya menjadi
“teratur” maka otak akan menggunakan kecakapan baru ini dan dengan akan
memperkuat kecakapan baru ini.
Namun tidak demikiannya dengan kondisi yang timbul karena usia tua seperti
Parkinson atau pikun, atau seperti pada spektrum autisme. Pada kasus-kasus ini
dibutuhkan pelatihan yang berkelanjutan, pada waktu tertentu. Klien yang punya
kecenderungan alergi biasanya sulit mempertahankan perubahan postitif yang telah
dicapai. Demikian pula dengan pencernaan yang buruk dan juga nutrisi yang buruk.
Anak yang tinggal di lingkungan yang buruk (baik secara fisik maupun psikis) akan
lebihsulit mempertahankan perubahan positif yang telah dicapai.
Selama lebih dari dua puluh tahun melakukan riset dan terapi neurofeedback / EEG
Biofeedback para pakar telah berhasil menciptakan protokol terapi dengan tingkat
keberhasilan terapi yang sangat tinggi. Jika hasilnya tidak seperti yang diharapkan,
atau hasil terapi tidak bertahan lama, maka biasanya ada masalah lain yang harus
diselesaikan terlebih dahulu. Dalam kondisi normal, neurofeedback dapat digunakan
kepada siapa saja. Jadi, hampir setiap orang bisa memperoleh manfaat. Otak kita
dirancang untuk belajar dan memperoleh keterampilan baru. Di sisi lain, ada banyak
keluarga yang pengharapannya menjadi rendah karena kegagalan dan kekecewaan
yang mereka alami dalam upaya membantu anak mereka mendapatkan hasil terbaik
dengan modalitas terapi yang mereka temukan.
Dari statistik klinis kita dapatkan data bahwa lebih dari 95% klien mendapatkan hasil
melebihi harapan mereka.
Apa yang terjadi bila klien neurofeedback juga sedang minum obat?
Dengan hasil positif yang dicapai melalui neurofeedback, obat-obatan yang diminum
untuk meningkatkan fungsi otak besar kemungkinan tidak lagi dibutuhkan, atau bisa
juga tetap diminum namun dosisnya jauh lebih rendah, karena otak mampu
melakukan regulasi dirinya dengan lebih baik. Penting bagi klien untuk memberitahu
dokternya mengenai pelatihan neurofeedback yang ia jalani.
Neurofeedback adalah melatih otak agar bekerja lebih optimal. Dengan demikian bila
otak semakin sering dilatih akan semakin baik. Jarak antara sesi bisa 1 hari, 2 hari,
atau 3 hari. Bergantung ketersediaan waktu klien. Tidak dianjurkan untuk melakukan
lebih dari 1 sesi di hari yang sama karena otak membutuhkan waktu untuk konsolidasi
dan berkembang setelah menjalani sesi neurofeedback.