Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KONSEP PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


DAN NEONATUS ”

Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : H. Syaiful Kholik

Disusun oleh :

Riska Dwi Indriyanti : P07120117079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

DIPLOMA DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK SEHAT

A. PENGKAJIAN
I. DENTITAS
a. Anak
Nama :
Anak yang ke :
Tanggal lahir/umur :
Jenis kelamin :
Agama :
b. Orang tua
1. Ayah
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Alamat :
2. Ibu
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Alamat :

II. GENOGRAM

menikah menikah

menikah
Keterangan :

= meninggal

= laki-laki masih hidup

= perempuan masih hidup

= pasien

= tinggal serumah

III. Alasan Dirawat


1. Keluhan Utama
Diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani yang memliki
gangguang petumbuhan dan perkembangan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan
keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit
sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak
dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut
untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk
kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah
anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk.
1. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan
perinatal).
2. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
3. Alergi.
4. Pengobatan terbaru.
5. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta
pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat
sebelumnya.
6. Pertumbuhan dan perkembangan anak
7. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya
kemungkinan masalah kesehatan pada anak, tinjauan ini akan menjadi
pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena
dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang
diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi
kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya. Meliputi :
1. Kesan Umum :
2. Warna kulit :
3. Suara waktu menangis :
4. Tonus otot :
5. Turgor kulit :
6. Edema :

Pemeriksaan Fisik Head To Toe

1. Kepala
 Lingkar kepala :
 Rambut : kebersihan, warna, tekstur
 Distribusi rambut : seperti , merata, tebal,kuat/ mudah
tercabut.
2. Mata :
 Sklera :
 Konjungtiva :
 Palpebra :
 Pupil : bentuk, reaksi cahaya
3. Hidung : septum simetris (+/-), Sekret (-/+),
Polip (+/-)
4. Telinga :
5. Mulut : kebersihan, warna, kelembaban.
 Lidah :
 Gigi :
6. Leher :
 Kelenjar Getah Bening :
 Kelenjar Tiroid :
 JVP :
7. Thoraks
 Inspeksi :
 Palpasi :
 Auskultasi :
8. Jantung
 Inspeksi : misalnya ictus kordis terlihat/ tidak
 Palpasi : misasalnya ictus cordis teraba
medial (MCS RIC V)
 Auskultasi : misalnya irama teratur, suara S1
dan S2 reguler
9. Persarafan
 Inspeksi :
10. Abdomen
 Inpeksi :
 Palpasi :
 Perkusi :
 Auskultasi :
11. Ekstremitas : kekuatan dan tonus otot , refleks.
 Atas :
 Bawah :
12. Antropometri
 BB =
 TB =
 Lingkar kepala =
 Lingkar dada =
 Lingkar lengan =
13. Gejala Kardinal
 Suhu =
 Nadi =
 Pernafasan =
 Tekanan darah =

V. RIWAYAT KELUARGA
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang
memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji
pajanan terhadap penyakit menular pada anggota .

VI. RIWAYAT BIO PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


Meliputi : bernafas, makan dan minum, eliminasi (bab/bak),
aktifitas, rekreasi, istirahat dan tidur.kebersihan diri, pengaturan suhu
tubuh, rasa nyaman, rasa aman, belajar (anak dan orang tua), prestasi,
hubungan sosial anak, serta ibadah

VII. PENGKAJIAAN NUTRISI


Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan
kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini
dapat dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pada anak dan orang
tua. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan
pemeriksaan klinis.

VIII. PENGKAJIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.
Prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan
adalah:
1. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya
memberikan warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan
peralatan yang menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.
2. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain
agar anak menjadi kooperatif
3. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan
tidak menakutkan anak.
4. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif
sehingga akan mengurangi rasa takut dari anak yang lain.
5. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan
pada anak mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya.
Apabila mungkin, beri kesempatan anak untuk membantu proses
pemeriksaan.
6. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring
di pangkuaan orang tua.
7. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat
merangsang anak yang lain agar tidak takut untuk diperiksa.
8. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya
mengetahui nasehat petugas.

Berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu


dikaji adalah :

1. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi
saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik,
preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau
berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan
benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan
mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat
diperkirakan.
2. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,
apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu
lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila
kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan
tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka
gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.
3. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu
diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran
antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk
memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar
kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru
digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak.

Pada pengkajian perkembangan anak dapat menggunakan


beberapa pengukuran seperti :
a) Berdasarkan pengukuran DDST diperoleh
perkembangan yang sudah dicapai oleh anak umur
24bulan adalah:
 Motorik kasar : misalnya melempar bola
diatas bahu dan melompat.
 Bahasa : misalnya separuh bicaranya
dimengerti, menunjuk 4 gambar, menyebut 1
gambar, dan menyebut 6 bagian tubuh.
 Motorik halus : misalnya , anak belum
mampu menumpuk kubus
 Personal social : misalnya, mencuci dan
mengeringkan tangan, sikat gigi dengan
bantuan dan memakai baju
b) Berdasarkan pengukuran KPSP diperoleh
perkembangan yang sudah dicapai oleh anak umur
24 bulan adalah:
 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah
tangga, apakah anak meniru apa yang anda
lakukan? (Ya)
 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus
di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-
5 cm. (tidak)
 Apakah anak dapat mengucapkan paling
sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain
“papa” dan “mama”? (Ya)
 Apakah anak dapat berjalan mundur 5
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? (Anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainannya)
(Ya)
 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti:
baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki
tidak ikut dinilai) (Ya)
 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri?
Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang. (Ya)
 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan
anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar
paling sedikit satu bagian badannya (rambut,
mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang
lain)? (Ya)
 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa
banyak tumpah? (Ya)
 Dapatkah anak membantu memungut
mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta? (Ya)
 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar
bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada
apapun? Mendorong tidak ikut dinilai. (Ya)

Interpretasi KPSP = Jumlah jawaban Ya adalah 9 sehingga


bisa dikatakan bahwa tumbuh kenang anak tersebut sesuai
dengan umur anak (S). Ibu dapat terus melakukan stimulasi
yang penting bagi tumbuh kembang anak.Penilaian KPSP dapat
diulang 3 bulan kemudian.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan situasi yang terjadi di lingkungan
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru
3. Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
4. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan
tumbuh kembangnya.
5. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang
tumbang anak
6. Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk
meningkatkan status imunisasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional
1 Potensial perubahan a. Ajarkan orang tua tentang a. Agar orang tua
pertumbuhan dan tugas perkembangan yang mampu melakukan
perkembangan sesuai dengan kelompok usia tugas tumbang pada
berhubungan dengan b. Tingkatkan rangsangan anak
situasi yang terjadi di dengan menggunakan b. Mainan dapat
lingkungan berbagai mainan dalam meningkatkan
tempat tidur anak. rangsangan anak
c. Berikan tindakan nyaman dalam tumbang
setelah prosedur yg c. Mengurangi rasa
menyebabkan rasa takut. ketidaknyamanan
d. KIE orang tua untuk kontrol d. Mengetahui adanya
setiap bulan. keluhan dalam
tumbang anak
2 Perilaku mencari bantuan a. Jelaskan pada orang tua a. Meningkatkan
kesehatan berhubungan tentang perawatan anak pemahaman orang tua
dengan kurang seperti makanan yang baik terhadap perawatanan
pengetahuan tentang peran sesuai umur anak, cara anak
sebagai orangtua baru. menggendong, cara b. Memberi pemahaman
memberikan ASI yang baik orang tua supaya bias
dan bagaimana memberi contoh yang
menyendawakan bayi. baik bagi anaknya
b. Jelaskan bahwa keberadaan c. Meningkatkan
kedua orang tua sangat pemahaman orang tua
penting sebagai role model terhadap tumbang
anaknya.
c. Jelaskan pada orang tua
tentang tahapan tumbuh
kembang yang harus dilewati
anak sesuai dengan umurnya

3 Risiko terhadap cedera b/d a. Awasi anak saat makan, a. Mengurangi risiko
keadaan tumbang dan mandi, bermain, eliminasi cedera pada saat anak
lingkungan. b. Lindungi kaki anak dengan beraktivitas
sandal/ sepatu b. Mengurangi risiko
c. Beri makanan yang aman cedera pada kaki anak
untuk usia anak c. Mencegah risiko
d. Periksa suhu air mandi keracunan makanan
sebelum dimandikan d. Mengurangi risiko
cedera yang
diakibatkan oleh air
mandi yang terlalu
panas
4 Potensial orang tua dalam a. Jelaskan pada orang tua a. meningkatkan
meningkatkan kesehatan tentang proses tumbang pemahaman orang tua
anak berdasarkan tumbuh yang terjadi terhadap tumbang
kembangnya. b. Bantu ibu/ orang tua untuk b. Agar orang tua
mengerti dan mengetahui mengetahui tentang
tentang tahapan tumbang tumbuh kembang
yang dilewati anak dengan anaknya
masa pertumbuhandan c. Meningkatatkan
perkembangan pemahaman tentang
c. Anjurkan ibu membaca perawatan anaknya
berbagai tips perawatan
anak
5 Gangguan rasa aman a. Bantu ibu mengetahui a. agar ibu paham
(cemas) b/d kurang tahapan yang seharusnya tentang tumbang
pengetahuan ibu tentang terjadi pada anak saat ini anaknya
tumbang anak sesuai umur b. Mengurangi
b. Bantu menurunkan tingkat kecemasan ibu
kecemasan dengan c. Agar kesehatan anak
informasi yang diberikan tetap terjaga
c. Beri dukungan pada ibu
untuk tetap menjaga
kesehatan anaknya dan
tetap memantau
pertumbuhan dan
perkembangan anak
6 Kesiapan meningkatkan a. Memberi penjelasan tentang a. Meningkatkan
status imunisasi b/d imunisasi yang seharusnya pemahaman tentang
keinginan untuk didapatkan oleh anaknya imunisasi yang harus
meningkatkan status b. Memberi penjelasan tentang didapatkan oleh anak
imunisasi imunisasi tambahan yang b. Memberikan
dapat diberikan kepada pemahaman tentang
anaknya selain imunisasi imunisasi tambahan
yang harusnya didapatkan c. Mencegah penyakit
c. Menganjurkan ibu untuk yang mungkin diderita
memberikan imunisasi anak.
tambahan untuk mencegah
penyakit yang bisa diderita
oleh anaknya
ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI dengan HYPERBILIRUBINEMIA dengan PHOTO THERAPI

I. PENGKAJIAN
1. Anamneses Orang Tua/ Keluarga
Ibu dengan rhesus (-) atau golongan darah O dan anak yang
mengalami neonatal ikterus yang dini, kemungkinan adanya
erytrolastosisfetalis ( Rh, ABO, incompatibilitas lain golongan darah
). Ada saudar yang menderita penyakit hemolitik bawaan atau ikterus,
kemungkinan suspect spherochytosis herediter kelainan enzim darah
merah. Minum air susu ibu, ikterus kemungkinan karena pengaruh
pregnanediol.

2. Riwayat Kelahiran
a. Ketuban pecah dini, kesukaran kelahiran dengan manipulasi
berlebihan merupakan predisposisi terjadinya infeksi
b. Pemberian obat anastesi, analgesic yang berlebihan akan
mengakibatkan gangguan nafas (hypoksia), acidosis yang akan
menghambat konjugasi bilirubin.
c. Bayi dengan apgar skor rendah memungkinkan terjadinya
(hypoksia), acidosis yang akan menghambat konjugasi bilirubin.
d. Kelahiran premature berhubungan juga dengan prematuritas organ
tubuh (hepar)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum tampak lemah, pucat dan ikterus dan aktivitas
menurun.
b. Kepala leher
 Bisa dijumpai ikterus pada mata (sclera) dan selaput/
mukosa pada mulut. Dapat juga diidentifikasi ikterus
dengan melakukan tekanan langsung pada daerah
menonjol untuk bayi dengan kulit bersih (kuning)
 Dapat juga dijumpai cianosis pada bayi yang hypoksia
c. Dada
 Selain akan ditemukan tanda ikterus juga dapat ditemukan
tanda peningkatan frekuensi nafas.
 Status kardiologi menunjukkan adanya tachikardia,
khususnya ikterus yang disebabkan oleh adanya infeksi.
d. Perut
 Peningkatan dan penurunan bising usus/ peristaltic perlu
dicermati. Hal ini berhubungan dengan indikasi
penatalaksanaan photo terapi. Gangguan peristaltic tidak
diindikasikan photo terapi.
 Perut membuncit, muntah, mencret merupakan akibat
gangguan metabolism bilirubin enterohepatik.
 Splenomegali dan hepatomegali dapat dihubngkan dengan
sepsis bacterial, tixoplasmosis, rubella.
e. Urogenitalia
 Urine kurang dan pekat
 Adanya faeses yang pucat/ acholis/ seperti dempul atau
kapur merupakan akibat dari gangguan/ atresia saluran
empedu.
f. Ekstremitas
Menunjukkan tonus otot yang lemah

g. Kulit
 Tanda dehidrasi ditunjukkan dengan turgor yang jelek.
Elastisitas menurun.
 Perdarahan bawah kulit ditunjukkan dengan ptechia,
echimosis.
h. Pemeriksaan Neurologis
Adanya kejang, epistotonus, lethargia dan lain-lain menunjukkan
adanya tanda-tanda kern ikterus.

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah : DL, Bilirubin > 10 mg%
b. Biakan darah, CRP menunjukkan adanya infeksi
c. Sekrening enzim G6PD menunjukkan adanya penurunan
d. Screnning Ikterus melaluimetode Kramer dll
e. Screnning Ikterus melalui metode kremer.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko terjadi injuri b/d efek photo terapi, imaturyti hati
2. Resiko kekurangan nutrisi b/d kemampuan menghisap menurun
3. Perubahan temperature tubuh b/d photo terapi
III. INTERVENSI
No. Dignosa Tujuan & Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil

1. Resiko terjadi Tujuan : 1. Lindungi mata bayi


injuri b/d efek dengan penutup mata
photo terapi,  Tidak khusus.
imaturyti hati mengalami
R / menghindari kontak
komplikasi dari
langsug mata dengan
photo terapi
sinar.
Kriteria Hasil :
2. Chek mata bayi setiap
 Tidak shif (drainase dan iritasi)
memperlihatka
R / mencegah
n iritasi mata,
keterlambatan
dehidrasi,
penanganan.
ketidakstabilan,
dan kerusakan 3. Letakkan bayi telanjang
kulit dibawah lampu dengan
 Bayi perlindungan mata dan
terlindungi dari kemaluan.
sumber cahaya R / pencahayaan
maksimum dan
merata serta organ
vital terlindungi dari
kerusakan.

4. Monitor temperature
axilla
R / pemaparan panas
dengan sinar
memungkinkan
terjadinya
ketidakstabilan suhu
badan

5. Pastikan intake cairan


adekuat
R / pemaparan panas
meningkatkan
penguapan yang
harus segera diganti
dengan intake cairan.
6. Jaga bersihan perianal
R / menekan resiko iritasi
kulit

2. resiko Tujuan : 1. Berikan nutrisi secara


kekurangan adekuat
nutrisi b/d  Tidak terjadi
R / memenuhi kebutuhan
kemampuan gangguan
nutrisi sesuai dengan
menghisap pemenuhan
prosedur.
menurun nutrisi
Kriteria Hasil : 2. Berikan minum tepat
waktu dan sesuai ukuran
 Porsi minum dan kebutuhan.
habis
R / mengganti cairan dan
 BB naik nutrisi yang hilang
 Menghisap kuat akibat terapi sinar.

3. Observasi kemampuan
menghisap.
R / pemasukan nutrisi
adekuat bila
kemampuan
menghisap baik.

4. Pasang sonde bila


kemampuan menghisap
menurun.
R / meningkatakan intake
melalui sonde karena
gagal melalui mulut.

5. Timbang BB setiap hari.


R / memantau
perkembangan
kebutuhan nutrisi

3. Perubahan Tujuan : 1. Observasi suhu tubuh


temperature R / mengetahui lebih dini
tubuh b/d photo  Menjaga agar
perubahan suhu tubuh
terapi suhu tubuh
dan penanganan lebih
tetap stabil
dalam batas cepat
normal.
2. Berikan minum sesuai
Kriteri Hasil :
kebutuhan dan tepat
 Suhu tubuh waktu.
dalam batas R / untuk mencegah
normal terjadinya dehidrasi
 Perabahan kulit 3. Observasi intake dan
hangat output cairan
 Acral hangat R / untuk mengetahui
 Tidak cianosis adanya dehidrasi
akibat terapi sinar.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta;Salemba Mesika. Hal : 8-23
Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat Bidan).
Jakarta: Salemba Medika
Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Suriadi, Yuliani. 2001 Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Arief, Weni Kristiyanti.2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta:Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai