DALAM KEPERAWATAN
MAKALAH
Oleh
UNIVERSITAS JEMBER
2016
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BIOMEDIK
DALAM KEPERAWATAN
MAKALAH
Oleh
UNIVERSITAS JEMBER
2016
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Teknologi
Biomedik (Biologi, Fisika, Biokimia) dan Implikasi Dalam Keperawatan. Yang
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik dalam Keperawatan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ns. Muhamad Zulfatul Ala, M.Kep., selaku dosen pengampu mata kuliah
Biomedik dalam Keperawatan;
2. rekan-rekan yang telah membantu analisis;
3. semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis yang mungkin
tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................2
2.3 Metode.....................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Konsep EEG...........................................................................................................3
2.2 Trend Issue EEG....................................................................................................5
2.3 Perkembangan EEG..............................................................................................6
2.4 Pembahasan Berdasarkan Bukti..........................................................................7
2.5 Implikasi dalam Keperawatan.............................................................................7
BAB III. PENUTUP .......................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui trend dan issue dalam penggunaan EEG.
2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi EEG.
3. Untuk mengetahui trend dan issue serta perkembangan teknologi EEG
berdasarkan evidence based yang ada.
2.3 Metode
Electroencephalograph (EEG) adalah salah satu tes yang dilakukan untuk
mengukur aktivitas kelistrikan dari otak serta untuk mendeteksi adanya kelainan dari
otak. Tindakan ini menggunakan sensor khusus yaitu elektroda yang dipasang di kepala
dan dihubungkan melalui kabel menuju komputer. EEG akan merekam aktivitas elektrik
dari otak, yang direpresentasikan dalam bentuk garis gelombang. Pemeriksaan EEG
umum dilakukan pada pasien dengan indikasi seperti; Epilepsi, Demensia, Norkolepsi,
Abnormalitas sistem saraf, Abnormalitas pada otak atau tulang belakang, serta Kelainan
mental dll. Dalam makalah ini penulis menggunakan Metode Literature Review.
Sumber data dalam metode Literature Review ini adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh bukan dari penelitian secara langsung melainkan data yang telah disusun oleh
peneliti terdahulu yang menggunakan data primer seperti melalui internet, e-book, dan
jurnal penelitian.
Metode penggunaan EEG sendiri ialah pertama rambut kepala pasien harus
bersih, tetapi yang terpenting adalah rambut harus dalam keadaan kering. Kemudian
sejumlah elektroda akan ditempatkan ke kulit kepala (biasanya antara 8-23 buah,
tergantung kondisi yang diselidiki). Terus ada semacam gel yang mungkin akan
dioleskan untuk membantu elektroda agar tetap pada posisinya dan untuk
mengoptimalkan perekaman EEG. Kemudian pasien harus dalam keadaan berbaring dan
diam untuk menghindari gangguan listrik dari kontraksi otot lainnya. Adakalanya dokter
akan meminta pasien untuk membuka dan menutup mata dan bernapas berat. Pada test
EEG umumnya akan memakan waktu antara 30-60 menit. Setelah tes EEG selesai,
elektroda akan dilepas dan anda diperbolehkan untuk bangun. Hasil EEG perlu
dianalisis lebih lanjut oleh dokter ahli saraf atau dokter spesialis gangguan pada otak.
Pemeriksaan EEG merupakan tes yang aman dengan risiko komplikasi yang
sangat kecil karena jumlah arus listrik yang dialirkan tidak akan mencapai keseluruhan
tubuh. Namun, orang dengan epilepsi mungkin saja mengalami kejang, yang dipicu oleh
berbagai rangsangan yang digunakan dalam prosedur, seperti karena penggunaan lampu
dll. Namun para ahli tidak melihat hal ini sebagai komplikasi, karena kejang selama
EEG dapat sangat membantu dalam diagnosis epilepsi.
2
BAB II. PEMBAHASAN
Terdapat 4 jenis gelombang di otak normal yaitu gelombang alfa, gelombang beta,
gelombang theta, dan gelombang delta. Gelombang alfa adalah gelombang otak yang
ritmis dan mempunyai frekuensi antara 8-13 siklus dan biasanya dijumpai pada EEG
seorang yang terbangun dan dalam keadaan relaksasi. Gelombang alfa biasanya lebih
kuat pada bagian oksipital otak, lobus parietalis dan pada lobus frontalis. Tegangan volt
yang direcord untuk gelombang alfa adalah 50 mV. Gelombang alfa akan hilang ketika
seseorang tidur.
3
Gelombang kedua adalah gelombang beta yang mempunyai frekuensi lebih besar
dari 14-80 siklus. Biasanya berlaku pada lobus parietalis dan frontalis. Gelombang theta
mempunyai frekuensi antara 4-7 siklus dan biasanya datang dari lobus parietalis dan
temporalis pada anak-anak. Pada dewasa, gelombang theta terjadi pada orang yang
mengalami frustasi atau kecewa. Gelombang theta juga terjadi pada orang yang
mempunyai penyakit otak degenaratif. Sedangkan gelombang delta adalah gelombang
pada frekuensi yang kurang dari 3,5 siklus dan mempunyai tegangan volt 2-4 kali lebih
besar daripada gelombang lain.
4
Gambar 2.1 gambaran depan saat elektroda terpasang
K-komples (KC) adalah gelombang yang tergambar dalam EEG saat seseorang
tidur dan menunjukkan ciri-ciri adanya pergerakan mata yang lambat pada saat tidur di
tahap ke 2. KC muncul pada tahap tidur ke 2 dan ke 3 namun tidak muncul di tahap
pertama tidur. KC di tahap 2 lebih jelas terlihat karena memiliki amplitudo yang besar
dibandingkan dengan yang lain, namun pada tahap 3 menjadi kurang jelas karena
adanya amplitudo gelombang delta yang sama tinggi. KC terjadi secara spontan saat
tidur namun bisa ditimbulkan juga oleh rangsang sensorik.
Ada perbedaan komponen tidur dalam bermacam-macam etnis. Ekspresi logis dari
perbedaan etnis pada karakteristik di EEG dalam tiap tahap tidur. Perbedaan ini
mempunyai implikasi potensial pada definisi tidur normal dan komponen serta fitur
EEG yang terkait pada perbedaan budaya dan etnis yang berbeda.
5
2. Hibrid EEG-fNIRS Asyncrhronous Brain-Computer Interface untuk beberapa tugas
motorik
Temuan ini menjadi daya tarik bagi ilmuwan yang lain untuk melakukan
penelitian tentang otak dan sinyal kelistrikannya. Pada tahun 1947, berdilah sebuat
perkumpulan mengenai EEG yang bernama American EEG Society. Dulu,
Encephalogram dalam bentuk kertas, sekarang sudah ada dalam bentuk digital.
Kelistrikan yang terjadi pada otak diakibatkan oleh jutaan sel-sel saraf yang menjadi
pembentuk dari otak. Sel saraf mampu menghasilkan sinyal listrik sebagai sarana
komunikasi melalui pertukaran ion yang diregulasi oleh protein yang terdapat pada
membran sel saraf. Saat terjadinya pertukaran ion menghasilkan potensial aksi yang
berpropagasi dari satu sel ke sel yang lain dengan menghasilkan suatu sinyal listrik yang
dapat dideteksi oleh elektroda EEG. Apabila sel saraf yang mempunyai orientasi yang
6
sama melakukan pengiriman potensial aksi secara bersama, maka sinyal listrik tersebut
dapat dideteksi oleh EEG.
7
3. Tidak boleh mengonsumsi kopi, teh, coklat, dan minuman soda, sebelum tes
dilakukan karena mempunyai pengaruh stimuli perubahan gelombang EEG.
Makanan tidak dibatasi, namun demikian perubahan kadar glukosa darah dapat
juga menyebabkan perubahan pada pola gelombang otak. Klien diberitahukan
bahwa pemeriksaan EEG standar memerlukan waktu 45-60 menit atau bahkan
lebih lama jika sleep EEG yang diberikan. Pada waktu yang bersamaan klien
diyakinkan bahwa prosedur ini tidak menyebabkan syok listrik dan bahwa EEG
merupakan tes diagnostik dan bukan suatu bentuk penanganan.
3.1 Kesimpulan
Electroencephalograph (EEG) merupakan salah satu teknik yang dapat
merekam aktifitas listrik di bagian yang ada di otak dan mengubah informasi menjadi
suatu pola atau gambaran baik secara digital atau dicatat di atas kertas yang bernama
electroencephalogram serta mendeteksi adanya kelainan di dalam otak. EEG ini dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosa kejang, mengkonfirmasi jika pasien
mengalami kematian otak, mendiagnosa sindrom dan juga untuk memonitor perfusi
otak ketika endarterectomi karotid. Pemerikasaan EEG-BM pada umumnya berlangsung
selama 1 jam. Operator akan meminta pasien untuk membuka dan menutup matanya hal
ini dilakukan untuk memunculkan gelombang abnormal. EEG semakin lama semakin
berkembang dan banyak digunakan pada berbagai bidang, terutama dalam bidang
neurologi, fisiologi, dan psikologi. Ada dua jenis alat EEG: scalp EEG (dipasang di
bagian luar kepala) dan intracranial EEG (dipasang di atas selaput otak, biasanya lewat
operasi).
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Hati, Farida. N.A.N.H. . 2014. Rekam Otak EEG 40 Channel with Brain Mapping.
Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada. [artikel online]
http://rsa.ugm.ac.id/2014/05/rekam-otak-eeg-40-channel-with-brain-mapping/
[diakses tanggal 05 Oktober 2016].
Muttaqin, Arif. 2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Widodo, Ari. 2015. Apa itu EEG: Gambaran Umum, Keuntungan, dan Hasil yang
Diharapkan. https://web.docdoc.com/id/info/procedure/elektroenselografi
[diakses tanggal 05 Oktober 2016]