Anda di halaman 1dari 7

 

Latar Belakang

Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi medis di bidang kedokteran, yang memiliki dasar
keilmuan kedokteran (Evident Base Medicine) dan telah terbukti secara klinis dengan cara
menghirup oksigen murni didalam suatu ruangan bertekanan tinggi. Dasar terapi hiperbarik
sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori Toricelli ini yang mendasari terapi
HBOT,dimana digunakan untuk menentukan tekanan udara 1 atm adalah 760 mmHg.
Kandungan komposisi unsur-unsur udara yang terkandung di alam. Terapi HBOT menggunakan
unsur media nafas Oksigen (O2) murni atau 100 persen. Terapi HBOT ini juga berdasarkan teori
fisika dasar dari hukum-hukum Dalton, Boyle, Charles dan Henry. Terapi hiperbarik sangat
membantu masyarakat dalam pemulihan penyakit diabetes,penyakit dalam, dann penyembuahan
luka.
 
Pengertian Terapi Hiperbarik

Hiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah chamber atau ruangan
bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Pasien berada di dalam chamber selama
beberapa jam untuk menghirup oksigen murni. Pasien diberikan 3x30 menit untuk menghirup
oksigen. Awalnya terapi hiperbarik ini hanya dilakukan oleh  penyelam dan digunakan oleh
angkatan laut. Saat ini terapi hiperbarik sudah dilakukan untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit lain, seperti luka bakar, kanker, diabetes, tetanus, stroke, dan lain-lain. Terapi
hiperbarik juga digunakan untuk kebugaran, kecantikan dan keperkasaan. Terapi oksigen
hiperbarik adalah terapi medis di bidang kedokteran, yang memiliki dasar keilmuan kedokteran
(Evident Base Medicine) dan telah terbukti secara klinis dengan cara menghirup oksigen murni
didalam suatu ruangan bertekanan tinggi.

 
Sejarah Hiperbarik

Sejak tahun 1662 waktu Dr. Henshaw (Inggris) menciptakan Domicilium, suatu prototype dari
Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), untuk meneliti kegunaan tekanan tinggi pada
penyembuhan kasus-kasus klinis, yang kemudian ternyata gagal karena tidak ditemukannya
dasar ilmiah yang tepat. Lalu pada tahun 1771 ketika Joseph Priestley (Inggris) menemukan
oksigen dan tahun 1780 Dr. Thomas Beddoes (Inggris) menggabungkan keduanya dengan
menyatakan / mendemonstrasikan bahwa pernafasan dengan udara yang kaya akan oksigen dapat
menyembuhkan berbagai penyakit dan minta tolong kepada James Watt (Inggris)  penemu mesin
uap untuk merancang suatu RUBT baginya. Sesudah itu RUBT mengalami pasang surut dalam
dunia kedokteran dan hingga sekarang ini sudah ada lebih dari 60 macam kasus klinis yang
pernah dilaporkan berhasil dibantu  penyembuhannya oleh RUBT. Tahun 1834 Junod (Perancis)
memasukkan pasien-pasiennya ke dalam RUBT bertekanan 4 atmosfer dan merasakan nyaman
di sana. Junod menerangkan ini sebagai akibat perbaikan aliran darah otak dan alat-alat dalam.

Tahun 1837 Pravaz (Perancis) membuat RUBT dengan kapasitas 12 orang dan ia menulis hasil-
hasil RUBT dalam Bulletin of the Academic of Medicine (Paris). Selanjutnya RUBT maju pesat
di Eropa Barat. Tahun 1860 dibuat RUBT pertama di  benua Amerika, yaitu di Otawa (Kanada).
Tahun 1870 Fontaine membuat RUBT beroda yang dapat ditarik kemana-mana dan di dalamnya
ia melakukan tindakan-tindakan pembedahan. Ia merupakan orang pertama yang melakukan
operasi di dalam RUBT. Tahun 1880 Paul Bert mengemukakan penelitiannya tentang keracunan
oksigen (the Paul Bert’s effect).
 Tahun 1918 J. Cunningham di Kansas City, AS,  berhasil menolong pasien dengan influenza
berat (waktu itu berjangkit wabah influenza di AS). Ia begitu aktif di dalam RUBT dan terus
membangun RUBT baru. RUBTnya yang kedua dapat diisi 72 orang dan yang ketiga berupa
suatu rumah sakit tingkat lima dari bola besi seluruhnya bertekanan tinggi. Sayang rumah sakit
ini gagal dijalankan. Ia menggunakan RUBT untuk terapi penyakit paru-paru menahun, sifilis
(era prapenisilin), hipertensi, arthritis, penyakit jantung, demam rematik akut dan  penyakit
kencing manis. Tahun 1930 Edgar End (Milwauke, AS) meneliti  problematik penyelaman.
 
Fungsi perawatan HBOT (hyperbarik oxygen teraphy)
 
1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah
yang berkurang.

2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah  pada
sirkulasi yang berkurang.

3. Menyebabkan pelebaran arteri rebound sehingga meningkatkan diameter  pembuluh darah,


dibanding pada permulaan terapi.

4. Merangsang fungsi adaptif pada peningkatan superoxido dismutase (SOD), merupakan salah


satu anti oksidan dalam tubuh untuk pertahanan terhadap radikal  bebas dan bertujuan
mengatasi infeksi dengan meningkatkan kerja sel darah putih sebagai anti biotik pembunuh
kuman.

 
Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik 
 
 
Kelainan atau penyakit penyelaman Terapi HBO digunakan untuk kelainan atau penyakit
penyelaman seperti dekompresi, emboli gas dan keracunan gas. 2.
 
Luka penderita kencing manis Luka pada penderita kencing manis merupakan salah satu
komplikasi yang paling ditakuti karena sulit disembuhkan. Paling sering terjadi pada kaki dan
disebabkan oleh bakteri anaerob. Pemberian terapi HBO dapat membunuh bakteri tersebut dan
mempercepat penyembuhan luka. 3.
 
Sudden Deafness adalah penyakit tiba-tiba tuli atau tidak mendengar, hal ini bisa terjadi karena
infeksi (panas terlebih dahulu), bunyi-bunyian yang keras atau  penyebab lain yang tidak
diketahui. Dengan melakukan terapi hiperbarik oksigen dapat segera sembuh atau terhindar dari
tuli permanen.
 
 
Syarat-syarat dalam menjalani HBO
 
1. Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan tidak adanya
kontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker, pneumotoraks,
sedang flu atau demam, penderita sinusitis, asma, infeksi saluran pernafasan atas yang
sedang akut dan ibu hamil trimester I.
 
2. Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi mengingat terdapat
obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen misalnya obat-obatan
jenis steroid dan kemoterapi.
 
3. Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan yang menyerupai kapal selam yang
berukuran kecil selama 2 jam sehingga penting sekali untuk memastikan pasien tidak
memiliki phobia terhadap ruangan sempit.
 
4. Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk ke dalam
ruangan hiperbarik
 

DAFTAR PUSTAKA
http://intand14kiiroi.blogspot.com/2012/07/hiperbarik.html 
http://health.kompas.com/read/2013/03/12/19195876/
Sehat.dan.Bugar.Berkat.Terapi.Oksigen.Hiperbarik. 
http://hiperbarikterapi.wordpress.com/2009/01/26/tentang-hiperbarik/ 
Penyakit dekompresi adalah kondisi ketika nitrogen atau gas lain membentuk gelembung
yang menyumbat pembuluh darah atau jaringan organ. Kondisi ini terjadi apabila tubuh
mengalami perubahan tekanan air atau tekanan udara yang terlalu cepat.

Gejala yang muncul akibat penyakit dekompresi bisa berupa pusing, kelelahan, serta nyeri pada
otot dan persendian. Pada kasus yang parah, gejala yang timbul bisa mirip dengan stroke, seperti
mati rasa, kesemutan, vertigo, nyeri dada, hingga sesak napas.

Penyebab Penyakit Dekompresi

Penyakit dekompresi merupakan dampak akibat perubahan tekanan air atau udara yang terlalu
cepat. Penyakit ini umumnya terjadi pada penyelam, astronot, pendaki, atau pekerja di dalam
pesawat terbang.

Pada dasarnya, tubuh perlu waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tekanan yang ada. Jika
perubahan tekanan terjadi terlalu cepat, nitrogen yang terkandung dalam darah akan membentuk
gelembung. Gelembung tersebut bisa menyumbat pembuluh darah atau menumpuk di dalam
jaringan organ.

Pada penyelam, penyakit dekompresi terjadi jika proses naik kembali ke permukaan tidak
dilakukan secara bertahap sesuai aturan keselamatan dalam menyelam.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit dekompresi
adalah:

 Berusia di atas 30 tahun


 Memiliki riwayat cedera pada otot atau tulang
 Menderita kelainan jantung bawaan
 Mengalami dehidrasi
 Langsung melakukan penerbangan setelah menyelam
 Menyelam di perairan dingin atau di kondisi laut yang ekstrim
 Mengalami kelelahan dan kurang tidur
 Memiliki berat badan berlebih atau menderita obesitas
 Menderita penyakit jantung atau penyakit paru-paru
 Merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol

Gejala Penyakit Dekompresi

Gejala penyakit dekompresi dapat berbeda pada tiap penderita, tergantung lokasi terjadinya
penyumbatan. Beberapa gejala umum penyakit ini adalah:

 Tubuh terasa sangat lelah


 Ruam atau gatal di kulit
 Nyeri di sendi atau otot
 Pusing
 Telinga berdenging
 Sesak napas
 Kesemutan atau mati rasa
 Sulit buang air kecil
 Linglung atau perubahan perilaku
 Hilang ingatan
 Batuk berdarah
 Pingsan

Pada penyelam, penyakit dekompresi biasanya muncul dalam waktu 15 menit atau lebih dari 12
jam setelah naik ke permukaan. Pada kasus yang parah, gejala dapat terjadi sebelum naik ke
permukaan atau sesaat setelah naik ke permukaan.

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala penyakit dekompresi dalam kurun waktu
48 jam setelah Anda menyelam atau terbang. Makin cepat penanganan diberikan, makin optimal
pula pemulihan penyakit dekompresi.

Diagnosis Penyakit Dekompresi

Dokter akan terlebih dahulu menanyakan apakah pasien memiliki faktor risiko penyakit
dekompresi dan kapan terakhir kali pasien menyelam. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan terhadap gejala, riwayat penyakit, saturasi oksigen, dan kondisi pasien secara
umum.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemindaian dengan foto Rontgen, CT
scan, atau MRI. Prosedur ini bertujuan untuk melihat apakah ada kelainan pada organ pasien
setelah menyelam.

Selain pemindaian, dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah lengkap yang meliputi:

 Sel darah
 Kadar elektrolit
 Kadar gula darah
 Fungsi ginjal
 Kadar karboksihemoglobin
 Kadar asam laktat darah
 Fungsi pembekuan darah

Pengobatan Penyakit Dekompresi

Jika Anda melihat penyelam yang mengalami gejala penyakit dekompresi, hal pertama yang
harus dilakukan adalah memanggil ambulans. Selanjutnya, lakukan langkah-langkah berikut:

 Baringkan penyelam dalam posisi miring ke kiri dan tempatkan kakinya lebih tinggi dari
kepala.
 Keringkan tubuh penyelam dan hangatkan dengan selimut jika suhu tubuhnya menurun.
 Berikan penyelam oksigen murni melalui masker.
 Posisikan pasien menjadi telentang dan lakukan CPR jika pasien pingsan, tidak bernapas,
atau nadinya tidak terasa.

Setelah diberikan penanganan pertama di atas, pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas terapi oksigen hiperbarik. Terapi ini dilakukan di ruangan khusus atau
menggunakan tabung khusus.

Terapi oksigen hiperbarik bertujuan untuk memberikan tekanan buatan pada tubuh agar
gelembung mengecil dan menghilang. Meski demikian, pertimbangan untuk melakukan terapi ini
tergantung pada keparahan gejala yang dialami pasien.

Komplikasi Penyakit Dekompresi

Penyakit dekompresi yang tidak segera ditangani berisiko menyebabkan komplikasi berikut ini:

 Gangguan tidur
 Penyumbatan pembuluh vena
 Kelumpuhan residual
 Serangan jantung
 Iskemia
Pencegahan Penyakit Dekompresi

Penyakit dekompresi merupakan kondisi yang dapat dicegah. Bagi penyelam, lakukan beberapa
upaya di bawah ini untuk mencegah munculnya penyakit dekompresi:

 Taati aturan keamanan dan perintah dari instruktur selam.


 Konsultasikan dengan instruktur mengenai batasan kedalaman dan durasi menyelam.
 Gunakan dive computer  atau alat khusus yang dapat membantu penyelam mengukur
kedalaman dan durasi penyelaman.
 Terapkan safety stop atau berhenti beberapa menit di kedalaman tertentu (umumnya 4-5
meter), sebelum kembali ke permukaan.
 Hindari terbang atau bepergian ke tempat tinggi, setidaknya 24 jam setelah menyelam
 Tunda menyelam bila baru pulih dari penyakit dekompresi, minimal sampai 2 minggu.
 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol sebelum dan sesudah menyelam.
 Hindari sauna atau mandi dengan air panas setelah menyelam.
 Pastikan cairan tubuh cukup atau tidak dehidrasi

Jika Anda memiliki kondisi yang berisiko tinggi menyebabkan penyakit dekompresi, seperti
penyakit jantung dan asma, jangan menyelam sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai